Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BAHASA ASING UNTUK

PENGEMBANGAN BAHASA INGGRIS


Ichsan Fakhri Fadlurahman
Program Studi Hubungan Internasional, Universitas
Jendral Achmad Yani
Ichsanfakhri@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi untuk melihat respon masyarakat terhadap penggunaan bahada
asing sebagai pengembangan bahasa inggris . Penelitian ini bertujuan untuk melihat
gambaran tentang berbagai perspektif masing-masing orang mengenai respon tentang
pembangunan tersebut. Penelitian ini dianalisis menggunakan statistik deskriptif kuantitatif.
Sampel dalam penelitian ini adalah 44 mahasiswa, 3 pelajar, dan 8 masyarakat umum, dengan
total keseluruhan yaitu 55 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dibuatnya kuis ini
dapat membantu seseorang dalam evektifitas dalam penggunaan bahasa asing. Implikasi dari
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai studi kebutuhan bagi kita semua dalam membuat
program dan penggunaan bahasa asing dalam masyarakat.

Kata kuci: Efektifitas, respon masyarakat, penggunaan bahasa asing.

Abstract
The background of this research is to see the community's response to the use of foreign
languages as the development of English. This study aims to see an overview of the various
perspectives of each person regarding the response to this development. This research was
analyzed using quantitative descriptive statistics. The sample in this study were 44 university
students, 3 students, and 8 general public, with a total of 55 people. The results of this study
indicate that making this quiz can help someone in effectiveness in using a foreign language. The
implications of the results of this research can be used as a study of the needs for all of us in
making programs and the use of foreign languages in society.
Keywords: Effectiveness, community response, use of foreign languages.
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Penggunaan Bahasa pada zaman sekarang tidak cukup hanya dengan


menguasai satu Bahasa karena pada zaman globalisasi sekarang, karena pada zaman
globalisasi sekarang kita wajib untuk dapat menggunakan satu Bahasa asing selain
Bahasa Indonesia tersebut. Karena pada era globalisasi sekarang kita akan lebih
banyak berinteraksi dengan bangsa-bangsa asing, akan tetapi jangan juga kita
terlupakan untuk melestarikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa utama kita. Dan
jangan lah kita malu untuk menggunakan Bahasa Indonesia dalam pergaulan kita.
Bahasa asing juga mempengaruhi awal pertumbuhannya Bahasa nasional kita
yaitu Bahasa Indonesia, bahkan sampai sekarangpun masih banyak menyerap unsur
unsur asing termasuk salah satunya adalah dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang
mempengaruhu atau membantu perkembangan Bahasa Indonesia salah satunya
adalah Bahasa inggris.

METODE

Berisi bagaimana data dikumpulkan, sumber data dan cara analisis data. Kegiatan penelitian

ini dilakukan dengan cara membagikan kuis tentang respon masyarakat terhadap Efektivitas
Penggunaan Bahasa Asing dalam Pengembangan Bahasa Inggris. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan
usaha sadar dan sistematis untuk memberikan jawaban terhadap suatu masalah atau
mendapatkan informasi lebih mendalam dan luas terhadap suatu fenomena dengan
menggunakan tahap-tahap penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Data respondensasi para mahasiswa, pelajar, dan masyarakat dianalisis dan dideskripsikan
dengan menggunakan rumus persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Adapun beberapa persentase yang menunjukan data respon masyarakat terhadap Efektivitas
penggunaan Bahasa asing dalam pengembangan Bahasa inggris, berikut datanya:

Gambar 1 Persentase respon masyarakat.


.
Pada gambar pertama, apakah menurut anda bisa menggunakan Bahasa asing?, dan respon
masyarakat terhadap bisa menggunakan Bahasa asing lebih banyak pada respon ya sebesar
96,2% daripada tidak yaitu sebesar 3,8%.

Gambar 2 Persentase respon masyarakat.

Pada gambar kedua, berapa Bahasa asing yang bisa anda kuasai?, dan respon masyarakat
terhadap berapa Bahasa asing yang bisa dikuasai cenderung lebih banyak pada respon 1
bahasa asing sebesar 51,9 %, 2 bahasa asing sebesar 36,5%, 3,4 dan 5 bahasa asing sebesar
3,8%

Gambar 3 Persentase respon masyarakat.

Pada gambar ketiga, Bahasa asing apa yang sering anda gunakan dalam kehidupan sehari
hari?, dan respon masyarakat terhadap Bahasa asing yang sering digunakan sahari hari
cenderung lebih banyak pada Bahasa inggris sebesar 98,1% dan Bahasa jepang sebesar 1,9%

Gambar 4 Persentase respon masyarakat.

Pada gambar keempat, apakah anda pernah mengikuti tes TOEFL?, dan respon masyarakat
terhadap mengikuti tes TOEFL lebih banyak pada respon ya sebesar 70,4% dan pada respon
tidak yaitu sebesar 29,6%.

Gambar 5 Persentase respon masyarakat.

Pada gambar kelima, dari mana anda mengetahui tes TOEFL/IELTS?, dan respon masyarakat
terhadap mengetahui tes TOEFL/IELTS cenderung lebih banyak pada respon media sosial
sebesar 50,3% dan para respon kerabat, keluarga yaitu sebesar 20,4%.

Gambar 6 Persentase respon masyarakat.

Pada gambar keenam, jika pernah mengikuti tes TOEFL, berapakah score terakhir yang anda
dapatkan?, dan respon masyarakat terhadap score akhir yang didapatkan cenderung lebih
banyak pada respon <500 sebesar 57,4% daripada >500 yaitu sebesar 42,6%.

Gambar 7 Persentase respon masyarakat.

Pada gambar ketujuh, Seberapa sering anda menggunakan Bahasa inggris alam suatu
pekerjaan atau kehidupan sehari hari?, dan respon masyarakat terhadap penggunaan Bahasa
inggris dalam suatu pekerjaan atau kehidupan sehari hari lebih banyak pada respon kadang-
kadang sebesar 51,9%, sering sekali yaitu sebesar 35,2% dan kurang sebesar 13%

Gambar 8 Persentase respon masyarakat.

Pada gambar kedelapan,jika tidak pernah mengikuti test TOEFL, apakah anda mengikuti tes
tersebut?, dan respon masyarakat terhadap tertarik atau tidak untuk mengikuti tes TOEFL lebih
banyak pada respon ya sebesar 75,9% dan mungkin yaitu sebesar 20,4%.

Gambar 9 Persentase respon masyarakat.

Pada gambar kesembilan, apakah perusahaan/ tempat kerja anda selalu menekankan anda
untuk membuatkan surat atau dokumen dalam Bahasa inggris?, dan respon masyarakat
terhadap membuat surat atau dokumen dalam Bahasa inggris cenderung lebih banyak pada
respon kadang-kadang sebesar 44,4%, jarang yaitu sebesar 38,9% dan sering sekali yaitu
sebesar 16,7%

Gambar 10 Persentase respon masyarakat.

.
Pada gambar kesepuluh, menurut anda apakah melakukan program pelatihan Bahasa inggris
atau asing untuk para karyawan dapat meningkatkan kemampuan dalam berbahasa asing?,
dan respon masyarakat terhadap program pelatihan Bahasa asing cenderung lebih banyak
pada respon dapat menigkatkan sebesar 77,8% dan mungkin meningkatkan yaitu sebesar
20,4%.

Gambar 11 Persentase respon masyarakat.


Pada gambar kesebelas, apakah Bahasa inggris berpengaruh terhadap tingkat percaya diri
anda?, dan respon masyarakat terhadap tingkat kepercayaan diri dalam Bahasa inggris
cenderung lebih banyak pada respon ya sebesar 81% daripada mungkin yaitu sebesar 11,1%.

Gambar 12 Persentase respon masyarakat.

Pada gambar keduabelas, seberapa percaya dirikah anda dalam menggunakan Bahasa inggris
dalam kehidupan bermasyarakat?, dan respon masyarakat terhadap seberapa percaya diri lebih
banyak pada respon 3 sebesar 46,3%, 4 yaitu sebesar 35,2% dan 5 yaitu sebesar 14,8%

Pembahasan
Hasil analisis menunjukkan bahwa respon masyarakat terhadap Efektivitas penggunaan
Bahasa asing dalam pengembangan Bahasa inggris, menurut pendapat penilaian dari
mahasiswa, pelajar, dan masyarakat umum secara keseluruhan berada pada kategori tinggi
(T) dengan presentase mahasiswa sebesar 80,00%, pelajar sebesar 5,45%, dan masyarakat
umun sebesar 14,55%. Hal ini merupakan tahap pertama atau merupakan suatu perspektif
masing-masing orang akan ketertarikanya terhadap pembangunan kereta cepat ini. Pengisian
kuis ini dapat menjadi jawaban serta acuan yang sangat berpengaruh bagi kalangan
masyarakat dalam menumbuhkan sikap siap menerima dan berkontribusi akan adanya kereta
cepat ini.
Secara umum pengertian dari kereta cepat adalah transportasi massal dengan mengunakan rel
dengan kecepatan diatas 200 km/jam (125 mil/jam). Biasanya kereta kecepatan tinggi berjalan
dengan kecepatan antara 250 km/jam (150 mil/jam ) sampai 300 km/jam (180 mil/jam).

Kereta Cepat Jakarta-Bandung melengkapi ekosistem transportasi kereta api dengan


memberikan potensi pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Barat
dan DKI Jakarta dan sekitarnya, berkontribusi pada pengembangan, pertumbuhan, dan
pengembangan ekonomi regional dan regional lebih lanjut . Solusi untuk menghilangkan
kemacetan, mengurangi emisi karbon dan polusi adalah hal yang perlu segera dilaksanakan.
Salah satu kemungkinannya adalah dengan mengalihkan penggunaan kendaraan pribadi ke
moda angkutan massal yang tidak menggunakan listrik berbasis fosil atau energi terbarukan.
Kemacetan di DKI Jakarta hampir mencapai Rp 100 triliun per tahun bahkan lebih tinggi jika
ditambah dengan kemacetan di Bogor, Depok, Tengerang, Bekas dan Bandung. Ketika
transportasi terintegrasi, total kerugian dan subsidi berkurang, memungkinkan dana dari limbah
dan subsidi energi digunakan untuk pembangunan sosial, pendidikan, kesehatan, dll.
Selain pembenahan infrastruktur transportasi seperti jalan raya, sistem transportasi publik
seperti jalan tol terpadu (MRT), kereta api ringan (LRT) dan kereta api ringan harus
dikembangkan karena berapa pun jalan baru yang ditambahkan, jika angkutan massal belum
siap, maka tetap dapat menimbulkan kemacetan. Selain itu, sektor transportasi telah beralih
dari konsumsi bahan bakar fosil ke tenaga listrik atau elektrifikasi, baik roda dua, roda empat
maupun angkutan umum lainnya.
Elektrifikasi secara signifikan akan mengurangi polusi udara, menghemat subsidi pemerintah
dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak pemanas (BBM) dan gas.
Penggunaan bahan bakar fosil harus dikurangi karena sumber energi terus berkurang dan
mungkin akan habis dari permukaan bumi dalam beberapa tahun mendatang.

Simpulan
Pembangunan pada sektor infrastruktur memiliki peran penting bagi pertumbuhan ekonomi di
suatu negara. Infrastruktur yang memadai akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan
ekonomi yang cukup signifikan. Oleh karena itu beberapa negara berusaha untuk fokus
membangun sektor infrastruktur agar berdampak positif bagi pertumbuhan ekonominya.
Indonesia juga merupakan negara yang sedang berfokus membangun berbagai infrastruktur
baru. Salah satu proyek pembangunan yang menarik perhatian publik adalah pembangunan
kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang direncanakan akan
menjadi pionir kereta cepat di Asia Tenggara ini diperebutkan oleh dua raksasa Asia, yaitu Cina
dan Jepang. Cina dan Jepang berusaha menawarkan proposal terbaik dalam upaya
memenangkan tender kereta cepat Jakarta-Bandung. Indonesia sendiri secara terbuka telah
mengatakan bahwa Indonesia mewajibkan proyek ini digarap dengan skema business to
business dan juga Indonesia menginginkan adanya program transfer teknologi. Dari kedua
negara yang memperebutkan posisi pemegang tender tersebut, hanya Cina yang dapat
menyanggupi apa yang diminta oleh pemerintah Indonesia. Hal ini sudah pasti menjadi alasan
bagi Indonesia sebagai aktor yang rasional memilih Cina sebagai pemegang tender dalam
proyek ini.

Daftar Pustaka
https://setkab.go.id/kereta-cepat-jakarta-bandung-upaya-meningkatkan-kinerja-transportasi-
massal-di-indonesia/
http://repository.upnjatim.ac.id/1973/5/Bab%204.pdf

Anda mungkin juga menyukai