Anda di halaman 1dari 24

KD 3.6 dan KD 4.

6 [Teks Anekdot]

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Menciptakan Kembali Teks Anekdot
dengan Memerhatikan Struktur,
dan Kebahasaan Baik Lisan maupun Tulis

Disusun Oleh:
Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Boyolangu


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/I
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Materi Pokok : Teks Anekdot
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit (1 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. (Kompetensi
Sikap Spiritual)
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia. (Kompetensi Sikap Sosial)
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
4.6 Menciptakan kembali teks 4.6.1 Merancang teks anekdot dengan
anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan
memerhatikan struktur, dan secara tertulis.
kebahasaan baik lisan maupun 4.6.2 Mengembangkan rancangan teks
tulis anekdot dengan memerhatikan struktur
dan kebahasaan secara tertulis.
4.6.3 Menciptakan teks anekdot dengan
memerhatikan struktur dan kebahasaan
secara tertulis.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model project based learning peserta didik
mampu merancang, mengembangkan rancangan, dan menciptakan teks anekdot dengan
memerhatikan struktur dan kebahasaan secara tertulis dengan menjunjung nilai kerja
sama, tanggung jawab, percaya diri, cermat, proaktif, kritis, dan kreatif.

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Faktual
Teks anekdot berjudul “Inspeksi Mendadak Walikota”
2. Materi Konseptual
a. Teks anekdot adalah cerita singkat dan lucu yang digunakan untuk
menyampaikan kritik melalui sindiran lucu terhadap kejadian yang menyangkut
orang banyak atau perilaku tokoh penting.
b. Struktur teks anekdot
a) abtraksi,
b) orientasi
c) krisis
d) reaksi
e) koda.
c. Kaidah kebahasaan teks anekdot antara lain:
a) menggunakan kalimat yang menyatakan masa lalu;
b) menggunakan konjungsi waktu;
c) menggunakan kalimat retoris;
d) menggunakan kalimat interogatif;
e) menggunakan kata seru.
f) Menggunakan kalimat imperatif;
g) menggunakan kata kerja aksi
3. Materi Prosedural
Langkah-langkah menulis teks anekdot
4. Materi Metakognitif
Pemanfaatan teks anekdot dalam kegiatan menyampaikan kritikan di kehidupan
sehari-hari

E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
a. Pendekatan : Saintifik – TPACK
b. Metode : Diskusi, tanya jawab, dan penugasan
c. Model :
1) Pertemuan pertama menggunakan Problem based learning
2) Pertemuan kedua menggunakan Project based learning

F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


1. Alat
a. Laptop
b. LCD
c. Gawai
2. Media
a. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
b. Buku Cetak
c. Power point dan google classroom

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

G. Sumber Belajar
“Juliari Batubara Minta Penderitaannya Diakhiri, Komika Marshel Widianto Bereaksi”.
Seleb.tempo.co. 11 Agustus 2021. 2 Oktober 2021.
https://seleb.tempo.co/read/1493396/juliari-batubara-minta-penderitaannya-
diakhiri-komika-marshel-widianto-bereaksi/full&view=ok
Kosasih, Engkos. 2016. Jenis-Jenis Teks. Bandung: Yrama Widya
“Minta Penderitaannya Diakhiri, Juliari Batubara: Bebaskan Saya dari Segala Dakwaan” .
Pikiran Rakyat.com. 10 agustus 2021. 2 Oktober 2021. https://www.pikiran-
rakyat.com/nasional/pr-012367506/minta-penderitaannya-diakhiri-juliari-
batubara-bebaskan-saya-dari-segala-dakwaan
Saragih, Elza Leyli Lisnora dan Beslina Afriani Siagian. Pembelajaran Menulis Teks
Anekdot Berbasis Kurikulum 2013. JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN.
Volume-2, Edisi-1, Maret 2015
Suherli, dkk.2016. Buku Pegangan Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi 2016.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Suherli, dkk. 2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2016.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Tribunnews. 2021, 9 Agustus. Ingin Dibebaskan dari Dakwaan Kasus Korupsi Bansos, Juliari:
Akhiri Penderitaan Kami. https://www.youtube.com/watch?v=bQio1b2ovjA
Wulandari, Rini. 2020. “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Anekdot Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning Pada Peserta Didik
Kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) 2 SMK N 7 Purworejo Tahun
Pelajaran 2020/2021”. Jurnal PBI UNES

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan I : (2 x 30 menit)
Alokasi
Kegiatan Unsur Inovatif Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan PPK: Religius, 1. Peserta didik menjawab salam pembuka, 5 menit
percaya diri dalam menyuarakan “jargon” bertujuan
menjawab menumbuhkan motivasi belajar dan bangga
pertanyaan. terhadap almamater, berdoa untuk memulai
pembelajaran, dicek kehadirannya oleh
pendidik, dan mengondisikan diri untuk siap
belajar.
2. Peserta didik melakukan permainan “Pesan
Berantai.” Permainan ini dilakukan untuk
memberikan kritikan terhadap seseorang
yang sering menebar “Hoaks” dengan cara
menambahkan atau mengurangi informasi
yang ada.
3. Peserta didik bersama pendidik mengaitkan
materi yang akan dipelajari dengan
pengalaman peserta didik saat memelajari
ulasan sebelumnya.
4. Peserta didik memahami kompetensi dasar
dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
dalam pembelajaran.
5. Peserta didik termotivasi memahami hakikat

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

Alokasi
Kegiatan Unsur Inovatif Deskripsi Kegiatan
Waktu
dan fungsi teks anekdot, serta kaitannya
dalam kehidupan kehidupan sehari-hari.

Inti Pertanyaan Mendasar 50 menit


 Teknologi 1. Peserta didik mengamati sebuah informasi
TPACK aktual yang ditayangkan pendidik mengenai
 Literasi hal-hal yang berkaitan dengan masalah sosial
 Tanggung jawab maupun politik melalui power point
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan
mendasar terkait yang harus dilakukan
terhadap informasi yang sedang ditayangkan
oleh pendidik

Mendesain Perencanaan Produk


3. Peserta didik bersama kelompoknya
 4C-Critical mengamati dan menentukan kritikan yang
Thinking dapat diangkat menjadi sebuah teks anekdot,
 Collaboration berdasarkan berita aktual yang sudah
ditampilkan
 4C- 4. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi
Communicatio merancang sebuah peta pikiran/peta konsep
 Technology teks anekdot pada LKPD yang telah
 Engineering disediakan pendidik untuk menstimulasi
 Science pemikiran peserta didik dalam kegiatan
menulis teks anekdot

Menyusun Jadwal Pembuatan


 Critical thinking 5. Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian
and Problem proyek dengan memperhatikan batas waktu
Solving yang telah ditentukan bersama pendidik

Memonitoring Keaktifan dan Perkembangan


Proyek
 4C- 6. Peserta didik secara berkelompok
Collaboration mengembangkan peta pikiran yang telah
disusun menjadi sebuah teks yang utuh
sesuai dengan struktur dan kebahasaan teks
anekdot dan mendiskusikan masalah yang
muncul selama penyelesaian proyek dengan
pendidik

 PPK: Mandiri, Menguj Hasil


kreatif 7. Peserta didik membahas kelayakan proyek
 4C- yang telah dibuat (melakukan penyuntingan
Collaboration dan editing) dan membuat laporan menulis
 4C- teks anekdot untuk dipaparkan kepada orang

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

Alokasi
Kegiatan Unsur Inovatif Deskripsi Kegiatan
Waktu
Communication lain

Evaluasi Pengalaman Belajar


 PPK: Mandiri, 8. Peserta didik mewakili kelompoknya
kreatif memaparkan hasil karyanya
 4C- 9. Peserta didik dalam kelompok yang lainnya
Collaboration menganalisis isi teks yang dibacakan dan
 4C- mengevaluasi dengan memberikan
Communication pertanyaan, kritik, atau saran yang
TPACK membangun
10. Peserta didik bersama pendidik
menyimpulkan hasil proyek tiap kelompok
11. Peserta didik mengumpulkan hasil karyanya
pada Google Classroom dan pendidik
memberikan penilaian

Penutup PPK : tanggung 1. Peserta didik membuat 5 menit


jawab, disiplin, rangkuman/simpulan pelajaran tentang hal-
jujur, religius hal penting dalam pembelajaran.
2. Peserta didik dipandu guru merefleksi hasil
pembelajaran mengenai menelaah struktur
dan kebahasaan dari teks anekdot.
3. Peserta didik mencermati penjelasan guru
terkait rencana tindak lanjut pembelajaran
untuk pertemuan selanjutnya yaitu menulis
teks anekdot dengan memerhatikan unsur
dan kebahasaannya.
4. Peserta didik dan pendidik berdoa
mengakhiri kegiatan pembelajaran

I. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Sikap
1. Teknik : Nontes
2. Bentuk : Lembar Observasi
3. Instrumen Penilaian : Terlampir
2. Penilaian Pengetahuan
1. Teknik : Tes Tertulis
2. Bentuk : Uraian
3. Instrumen Penilaian : Terlampir
3. Penilaian Keterampilan
1. Teknik : Proyek
2. Bentuk : Produk Teks Anekdot
3. Instrumen Penilaian : Terlampir
4. Remedial
Pembelajaran remedial diberikan kepada peserta didik jika hasil capaian KD-nya
belum tuntas dengan ketentuan sebagai berikut.

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

a. Jika lebih dari 50% peserta didik tidak tuntas, maka remedial dilakukan dengan
cara pembelajaran ulang tentang materi yang tidak tuntas, setelah itu diberikan
soal remedial
b. Jika kurang dari 50% peserta didik yang tidak tuntas, maka remedial dilakukan
dengan pembelajaran tutor sebaya, setelah itu diberikan soal remedial.
c. Peserta didik hanya dapat melakukan remedial sebanyak dua kali, jika setelah dua
kali dilakukan remedial tetapi peserta didik masih belum tuntas, maka pendidik
memberikan tugas kepada peserta didik disesuaikan dengan materi.
5. Pengayaan
Pengayaan dilakukan jika peserta didik yang capaian KD-nya sudah tuntas dengan
ketentuan sebagai berikut.
a. Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
pembelajaran.
b. Peserta didik yang memiliki nilai maksimum diberikan materi melebihi cakupan
KD sebagai materi tambahan.

Tulungagung, 6 Desember 2021


Guru Mata Pelajaran

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

BAHAN AJAR

Disusun Oleh:
Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

Teks Anekdot

Gambar tersebut mengilustrasikan bahwa ada seorang pedagang di pasar


mengumumumkan kenaikan harga barang kebutuhan pokok kepada orang-orang yang
berada di sekitarnya. Seorang (PNS) mendengar pengumuman pedagang tersebut reaksinya
santai dan sedikit menghina sambil berkata “PNS, naik gaji”. Ketika itu seseorang (bukan
PNS) nyeletuk “Memangnya semua orang pegawai negeri?”. Dari ilustrasi gambar tersebut
secara tidak langsung terdapat sindiran yang diucapkan orang (bukan PNS) kepada
seseorang (PNS) hendaknya jangan merendahkan derajat dan martabat orang lain. Pada
dasarnya derajat manusia dihadapan Tuhan sama, baik seseorang yang bekerja sebagai PNS
maupun yang tidak PNS. Berdasarkan ilustrasi gambar tersebut, pembelajaran kita masih
pada pembahasaan teks anekdot, yaitu analisis struktur dan kebahasaan teks anekdot,
menyusun rancangan teks anekdot, dan mengembangkan rancangan teks anekdot secara
utuh baik lisan maupun tulisan.

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


4.6 Menciptakan kembali teks 4.6.1 Merancang teks anekdot dengan
anekdot dengan memerhatikan memerhatikan struktur dan kebahasaan
struktur, dan kebahasaan baik secara tertulis.
lisan maupun tulis 4.6.2 Mengembangkan rancangan teks anekdot
dengan memerhatikan struktur dan
kebahasaan secara tertulis.
4.6.3 Menciptakan teks anekdot dengan
memerhatikan struktur dan kebahasaan
secara tertulis.
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan model project based learning peserta didik
mampu merancang, mengembangkan rancangan, dan menciptakan teks anekdot dengan
memerhatikan struktur dan kebahasaan secara tertulis dengan menjunjung nilai kerja
sama, tanggung jawab, percaya diri, cermat, proaktif, kritis, dan kreatif.

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

1. Pengertian Teks Anekdot


Secara singkat, teks anekdot dapat diartikan sebagai cerita pendek yang bersifat
lucu yang ditulis sebagai bentuk kritikan terhadap suatu fenomena di masyarakat.
Sedangkan menurut KBBI, anekdot didefinisikan sebagai cerita singkat yang menarik
karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan
berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Teks anekdot merupakan suatu karangan atau cerita berdasarkan kejadian yang
benar-benar terjadi di kehidupan nyata yang ditulis secara singkat dan mengandung
unsur humor atau kelucuan di dalamnya. Meskipun mengandung unsur humor atau
kelucuan yang bertujuan membangkitkan tawa pembaca, namun tujuan utama penulisan
teks anekdot adalah untuk mengkritisi, menyindir, maupun mengungkapkan kebenaran
dibalik suatu kejadian yang tengah terjadi di masyarakat. Teks anekdot tidak memiliki
batasan topik. Penulis dibebaskan dalam memilih topik seperti politik, kesehatan,
pendidikan, dan lain-lain. Biasanya, teks anekdot menampilkan tokoh penting atau
terkenal didalamnya agar lebih menarik perhatian pembacanya.
Di dalam isi teks anekdot, tidak hanya memuat kisah-kisah humor saja, akan
tetapi didalamnya juga berisikan hal hal seperti pesan moral, amanat bahkan ungkapan
mengenai sesuatu yang sifatnya umum dan benar.

2. Struktur Teks Anekdot


a. Abstraksi
Menggambarkan isi teks secara umum agar pembaca dapat membayangkan.
b. Orientasi
Awal kejadian pada cerita atau juga bagian yang menjelaskan latar belakang
mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi
c. Krisis
Pokok masalah utama dengan warna unik juga tidak biasa
d. Reaksi
Penyelasaian masalah yang timbul di bagian krisis dengan menggunakna cara-
cara yang juga unik dan berbeda.
e. Koda
Bagian akhir dari cerita yang menjelaskan simpulan kejadian yang diceritakan

3. Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot


a. Menggunakan Kalimat Retoris
Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk
mendapatkan jawaban.
b. Menggunakan Kalimat Interogatif
Kalimat interogatif adalah kalimat pertanyaan yang ditujukan untuk
mendapatkan jawaban
c. Menggunakan Kalimat Seru
Kalimat seru (kalimat interjeksi) adalah kalimat yang digunakan untuk
memperkuat rasa hati seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik,
d. Menggunakan Kalimat Imperatif

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

Kalimat imperatif adalah kalimat yang terdiri atas kalimat perintah, permohonan,
ajakan, larangan, dan pembiaran.
e. Menggunakan Konjungsi Waktu
Konjungsi waktu adalah konjungsi yang menyatakan keterangan waktu.
Konjungsi ini berfungsi menjelaskan waktu kejadian dalam anekdot. Konjungsi
yang digunakan, antara lain sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala,
selagi, seusai, setelah, sesudah, sebelum, hingga,dan sampai.

4. Pola Penyajian Teks Anekdot


Sebagai pemula, salah satu cara yang dapat digunakan untuk latihan menulis
teks anekdot adalah dengan menceritakan kembali teks anekdot yang Anda dengar
atau baca dengan menggunakan pola penyajian yang berbeda. Pola penyajian teks
anekdot ada yang berupa dialog dan ada juga dalam bentuk narasi.

a. Contoh pola penyajian dalam bentuk dialog (percakapan dua orang atau lebih)
dapat dilihat pada anekdot berikut:

Dosen yang juga Menjadi Pejabat


Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang
berbincang-bincang.
Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah
mau berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono : “ Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin : “Loh, apa hubungannya?”
Tono : “Ya. Kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Udin : “???”

b. Contoh pola penyajian dalam bentuk narasi dapat dilihat pada teks anekdot
berikut:

Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang
berbincang-bincang.
“Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah
mau berdiri,” kata Tono kepada Udin. Seulas senyum tercipta di bibir Udin. Udin
beranggapan, Tono menanyakan sesuatu yang tidak penting. Dan bagi Udin, itu terasa
sangat konyol.
“Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.” Kata-kata itu terlontar begitu saja dari
mulut Udin. Dia seolah-olah tak peduli.
“Ya, Udin tahu sebabnya.” Wajah Tono seketika berubah, dia terlihat sangat
serius dengan pertanyaannya. Mendapati hal itu, Udin pun akhirnya menjawab
dengan hati-hati.
“Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri Ton.”
“ Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.” Ungkap Tono.
“Loh, apa hubungannya?” Udin merasa aneh dengan jawaban Tono yang
seperti itu.
“Ya. Kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.” Jawab Tono yang
langsung berdiri dan kemudian berlalu pergi meninggalkan Udin yang masih terlihat
kebingungan.

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

5. Langkah-langkah Menulis Teks Anekdot


Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun teks anekdot,
diantaranya yaitu:
a. Menentukan tema
b. Menentukan kritik
c. Memasukkan unsur lucu
d. Menentukan tokoh
e. Merinci peristiwa dalam alur anekdot yang meliputi abstraksi, orientasi, krisis,
reaksi, dan koda
f. Menentukan pola penyajian
g. Mengembangkan kerangka anekdot menjadi sebuah cerita yang utuh
h. Melakukan penyuntingan

6. Contoh Analisis Teks Anekdot Inspeksi Mendadak Wali Kota

ABSTRAKSI Setelah dilantik, seorang wali kota melakukan inspeksi mendadak ke


sebuah rumah sakit jiwa di kotanya. Kunjungan wali kota yang sangat mendadak ini
membuat para pengurus rumah sakit jiwa kebingungan dan mencoba membuat acara
seadanya untuk menyambut wali kota.
ORIENTASI Seluruh dokter dan staf di RSJ berdiri, dan di situ juga beberapa pasien
yang menurut pemeriksaan terakhir sudah hampir waras.
Wali kota kemudian menyalami seluruh staf, dan ketika sampai di barisan pasien,
wali kota menyalami salah satu pasien sambil berkata, "Saya wali kota.
KRISIS Pasien itu tersenyum dan berkata, "Oh, bagus! Tidak apa-apa kok."
REAKSI Kemudian wali kota yang kebingungan dengan jawaban itu berkata, "Apa
maksud Anda dengan tidak apa-apa?"
KODA Pasien itu menepuk bahu wali kota dan berkata dengan tenang, "Waktu saya
baru masuk, saya juga ngaku gubernur. Lama-lama nanti sembuh kok sesudah dirawat di
sini, yang sabar saja, Mas! "
Disadur dari: https://www.ketawa.com/2016/03/11505-
inspeksi-mendadak-walikota.html, diunduh 8 September 2018

Unsur Kebahasaan Kalimat


Menggunakan Konjungsi waktu a. Setelah dilantik, seorang wali kota
melakukan inspeksi mendadak ke
sebuah rumah sakit jiwa di kotanya.
b. Kemudian wali kota yang kebingungan
dengan jawaban itu berkata, "Apa
maksud Anda dengan tidak apa-apa?"
Menggunakan Kalimat Interogatif "Apa maksud Anda dengan tidak apa-apa?"
Menggunakan Kalimat Seru "Oh, bagus! Tidak apa-apa kok."
Menggunakan Kalimat Imperatif Lama-lama nanti sembuh kok sesudah
dirawat di sini, yang sabar saja, Mas!

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

Lembar Kerja Peserta Didik

Disusun Oleh:
Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

Lembar Kerja Peserta Dididk


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
4.6 Menciptakan kembali teks 4.6.1 Merancang teks anekdot dengan
anekdot dengan memerhatikan struktur dan
memerhatikan struktur, dan kebahasaan secara tertulis.
kebahasaan baik lisan 4.6.2 Mengembangkan rancangan teks
maupun tulis anekdot dengan memerhatikan struktur
dan kebahasaan secara tertulis.
4.6.3 Menciptakan teks anekdot dengan
memerhatikan struktur dan kebahasaan
secara tertulis.
Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan model project based learning peserta didik
mampu merancang, mengembangkan rancangan, dan menciptakan teks anekdot dengan
memerhatikan struktur dan kebahasaan secara tertulis dengan menjunjung nilai kerja
sama, tanggung jawab, percaya diri, cermat, proaktif, kritis, dan kreatif.
Nama Anggota Kelompok:
1. ........................
2. ........................
3. ........................
4. ........................
5. ........................
6. ........................
7. ........................
Kelas :

Petunjuk Belajar :
1. Simaklah video pembelajaran yang sudah disediakan!
(coba buka tautan berikut https://www.youtube.com/watch?v=bQio1b2ovjA)
2. Bacalah dengan saksama informasi pendukung yang sudah disediakan!
Kerjakan dengan cermat dan runtut!
3. Jika ada kesulitan dalam memahami soal-soal yang sudah disediakan, tanyakan kepada
pendidik !

INFORMASI 1
Minta Penderitaannya Diakhiri
Juliari Batubara: Bebaskan Saya dari Segala Dakwaan
PIKIRAN RAKYAT - Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara mengajukan permohonan saat
melakukan sidang pembacaan pledoi secara daring pada Senin, 9 Agustus 2021.
Dalam sidang tersebut, Juliari meminta agar majelis hakim mau membebaskan dia dari
segala dakwaan karena selama ini keluarganya sudah banyak menderita.
"Oleh karena itu, permohonan saya, permohonan istri saya, permohonan kedua anak saya
yang masih kecil-kecil, serta permohonan keluarga besar saya kepada majelis hakim yang
mulia, akhirilah penderitaan kami ini dengan membebaskan saya dari segala dakwaan,"
kata Juliari Batubara di gedung KPK, Senin, 9 Agustus 2021, yang dikutip dari Antara.

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

Pasalnya menurut Juliari, sejak terlibat dalam kasus korupsi Bansos, dia dan keluarganya
menderita lahir batin karena cacian dan hinaan yang datang dari publik.
"Tidak hanya dipermalukan tapi juga dihujat untuk sesuatu yang mereka tidak mengerti.
Badai kebencian dan hujatan akan berakhir tergantung dengan putusan dari majelis hakim,"
ujar Juliari Batubara.
Juliari Batubara menuturkan bahwa vonis yang dijatuhkan majelis hakim akan sangat
berdampak bagi keluarganya, terutama bagi anak-anaknya yang masih membutuhkan figur
seorang ayah.
"Putusan majelis yang mulia akan teramat besar dampaknya bagi keluarga saya, terutama
anak-anak saya yang masih di bawah umur dan masih sangat membutuhkan peran saya
sebagai ayah mereka," tutur Juliari Batubara.

STIMULUS

Juliari Batubara Minta Penderitaannya Diakhiri,


Komika Marshel Widianto Bereaksi
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara meminta majelis hakim untuk
mengakhiri penderitaannya dari dakwaan kasus korupsi bansos Covid-19. Hal ini
membuat komika Marshel Widianto ikut bereaksi.
Marshel Widianto menanggapi pemberitaan mengenai Juliari Batubara yang berhadap
bebas dari perkara korupsi bansos ini. Ia menyampaikan pesan kepada Juliari Batubara
untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga korban masyarakat penerima
bansos.
"Mohon maaf yang menderita bukan cuma bapak, rakyat juga. Cuma bedanya bapak
menderita karena di dalam, kita menderita karena dipotong ceban (Rp 10 ribu)," kata
Marshel dalam video yang diunggah di Instagram pada Selasa, 10 Agustus 2021.
Juliardi Batubara ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK pada Desember 2020
lalu dan menjadi tersangka korupsi bansos Covid-19. Juliardi diduga menarik fee sebanyak Rp
10 ribu dari setiap paket bansos yang disalurkan ke masyarakat di Jabodetabek.
"Emang sih cuma ceban tapi kalau dikumpulin dari ceban pertama ternyata nyampe loh
pak jadi Rp 17 M, M-nya itu miliar loh pak bukan monyet," kata Marshel. "Rp 17 M kalau
misalkan kita pakai buat beli paket bansos wuuuu kucing liar di jalanan juga dapat."
Marshel menyindir soal sarden yang biasanya didapatkan dari bansos yang menolak untuk
dimasak. "Gara-gara dipotong ceban, sarden saya jadi ngelawan pak. Sarden saya pas
waktu masuk ke dalam minyak wiiih dia bukannya mateng tapi malah berenang,
berenangnya gaya bebas lagi pak," katanya. "Tapi ingat pak yang bebas sarden bukan
bapak."
Tanggapan Marshel Widianto terhadap pernyataan Juliari Batubara ini mengundang
banyak reaksi dari netizen. Sebagian dari mereka setuju dengan seluruh kalimat yang
diutarakan Marshel. Namun tidak sedikit juga yang khawatir dengan Marshel karena
membuat video ini. "Ngeri ngeri sedap..kritis kaya gini," tulis @abatashaja. "Fix kalau
besok gak bkin snap lu mesti di cari sel," tulis @agum_gumadhe27. "Kawal marshel, jangan
sampe tiba-tiba hilang," tulis @tikawidtika.

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

1. Buatlah kerangka teks anekdot berdasarkan beberapa informasi di atas!


Nomor Aspek Isi
1 Tema
2 Kritik
3 Humor/Kelucuan
4 Tokoh
5 Struktur Abstraksi
Orientasi
Krisis
Reaksi
Koda
6 Alur
7 Pola penyajian tak
anekdot
2. Kembangkan kerangka teks anekdot yang sudah kalian buat dengan memerhatikan
struktur dan kebahasaan teks anekdot!

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

Instrumen Penilaian

Disusun Oleh:
Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

INSTRUMEN PENILAIAN
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
4.6 Menciptakan kembali teks 4.6.1 Merancang teks anekdot dengan
anekdot dengan memerhatikan struktur dan
memerhatikan struktur, dan kebahasaan secara tertulis.
kebahasaan baik lisan 4.6.2 Mengembangkan rancangan teks
maupun tulis anekdot dengan memerhatikan struktur
dan kebahasaan secara tertulis.
4.6.3 Menciptakan teks anekdot dengan
memerhatikan struktur dan kebahasaan
secara tertulis.
TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajaran dengan model project based learning peserta didik
mampu merancang, mengembangkan rancangan, dan menciptakan teks anekdot dengan
memerhatikan struktur dan kebahasaan secara tertulis dengan menjunjung nilai kerja
sama, tanggung jawab, percaya diri, cermat, proaktif, kritis, dan kreatif.

1. Penilaian Sikap
1. Teknik : Nontes
2. Bentuk : Lembar Observasi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi Pokok : Teks Anekdot
No. Nama Disiplin Tanggung Kerja Cermat Kreatif Percaya Total
Siswa Jawab sama Diri
1
2
3
4
5
Kolom aspek penilaian sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:
4 : Sangat baik
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

2. Penilaian Keterampilan
1. Teknik : Proyek
2. Bentuk : Produk Teks Anekdot
3. Kisi-kisi :
Kompetensi IPK Materi Indikator Bentuk Nomor
Dasar Soal Soal
4.6 4.6.1 Merancang Langkah- Disajikan Uraian 1-2
Menciptakan teks anekdot langkah informasi
kembali teks dengan menulis aktual, peserta
anekdot memerhatikan teks didik
dengan struktur, dan anekdot menemukan
memerhatik kebahasaan sebuah tema,
an struktur, baik lisan kemudia
dan maupun tulis. dikembangkan
kebahasaan 4.6.2 Mengembangk menjadi teks
baik lisan an rancangan anekdot
maupun teks anekdot
tulis dengan
memerhatikan
struktur, dan
kebahasaan
baik lisan
maupun tulis.
4.6.3 Menciptakan
teks anekdot
dengan
memerhatikan
struktur, dan
kebahasaan
baik lisan
maupun tulis.

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

4. Instrumen Penilaian

INFORMASI 1
Minta Penderitaannya Diakhiri, Juliari Batubara: Bebaskan Saya dari Segala Dakwaan
PIKIRAN RAKYAT - Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara mengajukan permohonan saat melakukan sidang
pembacaan pledoi secara daring pada Senin, 9 Agustus 2021.
Dalam sidang tersebut, Juliari meminta agar majelis hakim mau membebaskan dia dari segala dakwaan karena
selama ini keluarganya sudah banyak menderita.
"Oleh karena itu, permohonan saya, permohonan istri saya, permohonan kedua anak saya yang masih kecil-kecil,
serta permohonan keluarga besar saya kepada majelis hakim yang mulia, akhirilah penderitaan kami ini dengan
membebaskan saya dari segala dakwaan," kata Juliari Batubara di gedung KPK, Senin, 9 Agustus 2021, yang dikutip
dari Antara.
Pasalnya menurut Juliari, sejak terlibat dalam kasus korupsi Bansos, dia dan keluarganya menderita lahir batin
karena cacian dan hinaan yang datang dari publik.
"Tidak hanya dipermalukan tapi juga dihujat untuk sesuatu yang mereka tidak mengerti. Badai kebencian dan
hujatan akan berakhir tergantung dengan putusan dari majelis hakim," ujar Juliari Batubara.
Juliari Batubara menuturkan bahwa vonis yang dijatuhkan majelis hakim akan sangat berdampak bagi keluarganya,
terutama bagi anak-anaknya yang masih membutuhkan figur seorang ayah.
"Putusan majelis yang mulia akan teramat besar dampaknya bagi keluarga saya, terutama anak-anak saya yang masih
di bawah umur dan masih sangat membutuhkan peran saya sebagai ayah mereka," tutur Juliari Batubara.

INFORMASI 2
Juliari Batubara Minta Penderitaannya Diakhiri, Komika Marshel Widianto Bereaksi
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara meminta majelis hakim untuk mengakhiri
penderitaannya dari dakwaan kasus korupsi bansos Covid-19. Hal ini membuat komika Marshel Widianto ikut
bereaksi.
Marshel Widianto menanggapi pemberitaan mengenai Juliari Batubara yang berhadap bebas dari perkara korupsi
bansos ini. Ia menyampaikan pesan kepada Juliari Batubara untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga
korban masyarakat penerima bansos.
"Mohon maaf yang menderita bukan cuma bapak, rakyat juga. Cuma bedanya bapak menderita karena di dalam,
kita menderita karena dipotong ceban (Rp 10 ribu)," kata Marshel dalam video yang diunggah di Instagram pada
Selasa, 10 Agustus 2021.
Juliardi Batubara ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK pada Desember 2020 lalu dan menjadi
tersangka korupsi bansos Covid-19. Juliardi diduga menarik fee sebanyak Rp 10 ribu dari setiap paket bansos yang
disalurkan ke masyarakat di Jabodetabek.
"Emang sih cuma ceban tapi kalau dikumpulin dari ceban pertama ternyata nyampe loh pak jadi Rp 17 M, M-nya
itu miliar loh pak bukan monyet," kata Marshel. "Rp 17 M kalau misalkan kita pakai buat beli paket bansos wuuuu
kucing liar di jalanan juga dapat."
Marshel menyindir soal sarden yang biasanya didapatkan dari bansos yang menolak untuk dimasak. "Gara-gara
dipotong ceban, sarden saya jadi ngelawan pak. Sarden saya pas waktu masuk ke dalam minyak wiiih dia
bukannya mateng tapi malah berenang, berenangnya gaya bebas lagi pak," katanya. "Tapi ingat pak yang bebas
sarden bukan bapak."
Tanggapan Marshel Widianto terhadap pernyataan Juliari Batubara ini mengundang banyak reaksi dari netizen.
Sebagian dari mereka setuju dengan seluruh kalimat yang diutarakan Marshel. Namun tidak sedikit juga yang
khawatir dengan Marshel karena membuat video ini. "Ngeri ngeri sedap..kritis kaya gini," tulis @abatashaja. "Fix
kalau besok gak bkin snap lu mesti di cari sel," tulis @agum_gumadhe27. "Kawal marshel, jangan sampe tiba -tiba
hilang," tulis @tikawidtika.

1. Buatlah kerangka teks anekdot berdasarkan beberapa informasi di atas!


Nomor Aspek Isi
1 Tema
2 Kritik
3 Humor/Kelucuan
4 Tokoh
5 Struktur Abstraksi
Orientasi
Krisis
Reaksi
Koda
6 Alur
7 Pola penyajian tak anekdot

2. Kembangkan kerangka teks anekdot yang sudah kalian buat dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan
teks anekdot!

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

5. Kunci Jawaban
(Jawaban melihat dan menyesuaikan kreativitas peserta didik)

6. Kriteria Penilaian
Aspek Kriteria Skor
Kualitas Isi a. Sangat baik : menguasai topik, tepat memilih kritik, 5
kreatif membangun kelucuan
b. Cukup-Baik : menguasai topik, tepat memilih kritik, 4
kurang kreatif membangun kelucuan
c. Sedang-Cukup: menguasai topik, kurang tepat 3
memilih kritik, kurang kreatif membangun kelucuan
d. Sangat kurang: kurang menguasai topik, kurang
tepat memilih kritik, kurang kreatif membangun 2
kelucuan

Organisasi Teks a. Sangat baik : penulisan teks anekdot mencakup 5


struktur secara lengkap (abstraksi,orientasi,
krisis,reaksi,koda)
b. Cukup-Baik : penulisan teks anekdot mencakup 4
struktur cukup lengkap
c. Sedang-Cukup : penulisan teks anekdot mencakup 3
struktur yang kurang lengkap.
d. Sangat Kurang : penulisan teks anekdot mencakup 2
struktur yang tidak lengkap

Penggunaan Bahasa a. Sangat baik: konstruksi kompleks dan efektif; 5


terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan
bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina,
preposisi)
b. Cukup-baik: konstruksi sederhana, tetapi efektif;
terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; 4
terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa
(fungsi/urutan kata, artikel, pronomina, preposisi),
tetapi makna cukup jelas
c. Sedang-cukup: terjadi kesalahan serius dalam 3
konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi
kesalahan pada kalimat negasi, urutan/fungsi kata,
artikel, pronomina, kalimat fragmen, pelesapan;
makna membingungkan atau kabur
d. Sangat kurang: tidak menguasai tata kalimat;
terdapat banyak kesalahan; tidak komunikatif; tidak 2
layak dinilai

Mekanik a. Sangat baik: menguasai aturan penulisan; terdapat 5


sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, dan penggunaan
huruf kapital.
b. Cukup-baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, 4
tanda baca, dan penggunaan huruf kapital, tetapi

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

tidak mengaburkan makna


c. Sedang-cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, tanda 3
baca, dan penggunaan huruf kapital, dan penataan
paragraf; makna membingungkan atau kabur
d. Sangat kurang: tidak menguasai aturan penulisan;
terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, dan 2
penggunaan huruf kapital, tulisan tidak terbaca;
tidak layak dinila
Skor Maksimal 20

Perolehan Skor
Nilai = -------------------- X Skor ideal = NA
Skor Maksimal

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

MEDIA PEMBELAJARAN

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.


KD 3.6 dan KD 4.6 [Teks Anekdot]

Novi Dwi Cahyanti, S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai