BAHASA INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH ATAS
M A TE RI P E M B E LAJ ARAN
M E D I A P E M B E LAJARAN
OLEH
E MI PURWATI, S. Pd
SMA NEGERI 1 AEK KUASAN
NO. UKG 201800335660
P E N D IDIK AN P R O F ESI G U R U
DALAM JAB ATAN KAT EGORI 2
U N I V E R S IT A S I S L A M S U M A T E R A U T A R A ( U I S U )
2 0 22
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Inti
• KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
• KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasional”.
• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
• KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan dan menggali informasi melalui model pembelajaran berbasis
masalah dengan metode diskusi, serta menggunakan media pembelajaran berupa gambar,
peserta didik dapat mengevaluasi dan mengonstruksi makna tersirat dalam teks anekdot baik
lisan maupun tulis dengan tepat, percaya diri, disiplin, dan bertanggungjawab.
Sumber Belajar
Aulia, Fadilah Tri dan Selvi Indra Gumilar.2021. Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra
Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X. Jakarta: Kemendikbud.
Octaviani, Putri dan Laili Etikah Rahmawati. 2019. Keakuratan Materi Teks Anekdot dalam
Buku Teks Bahasa Indonesia SMA Kelas X PBSI Vol.7 No.2. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Mengetahui:
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Aek Kuasan Guru Bahasa Indonesia
OLEH
E MI PURWATI, S. Pd
SMA NEGERI 1 AEK KUASAN
NO. UKG 201800335660
P E N D IDIK AN P R O F ESI G U R U
DALAM JAB ATAN KAT EGORI 2
U N I V E R S IT A S I S L A M S U M A T E R A U T A R A ( U I S U )
2 0 22
PENDAHULUAN
1. DESKRIPSI
Pembelajaran bahasa Indonesia adalah mata pelajaran wajib di tingkat SMA dengan
jumlah jam perminggu adalah 4 jam pelajaran. Di dalam pelajaran Bahasa Indonesia terdapat
dua kemampuan yang harus dikuasai peserta didik yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Materi pada modul ini tentang anekdot. Materi teks anekdot pada kelas X semester 1 diberikan
agar peserta didik lebih memahami dengan baik terhadap anekdot secara umum, tujuan, jenis
anekdot, serta menyusun anekdot. Anekdot merupakan cerita singkat dan lucu yang digunakan
untuk menyampaikan kritik melalui sindiran lucu terhadap kejadian yang menyangkut orang
banyak. Di balik humor atau kelucuan yang ditampilkan, anekdot memiliki pesan yang
diharapkan dapat memberikan pelajaran kepada khalayak. Pembelajaran menyajikan kembali
teks anekdot ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu diharapkan peserta
didik dapat memahami dengan baik. Pada modul ini akan disajikan pembahasan mengenai
anekdot.
2. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar
4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot baik lisan maupun tulis.
4.5.1 Menafsirkan makna tersirat dalam sebuah teks anekdot baik lisan maupun tulis.
4.5.2 Menyusun makna tersirat dalam sebuah teks anekdot baik lisan maupun tulis.
4. TUJUAN PEMBELAJARAN
Untuk Siswa
➢ Mengamati contoh anekdot dalam bentuk tayangan video, teks dan gambar
lucu.
➢ Secara berkelompok peserta didik mengamati contoh anekdot yang disajikan,
peserta didik menyusun dan mengonstruksi makna tersirat pada teks anekdot
berdasarkan gambar yang diberikan guru.
➢ Siswa mempresentasikan hasil mengonstruksi makna tersirat anekdot
berdasarkan gambar yang disajikan.
➢ Siswa lainnya memberikan tanggapan atau pendapat atas hasil presentasi
mengonstruksi makna tersirat pada teks anekdot.
1. Materi Pembelajaran
A. Pengertian Anekdot
Teks anekdot adalah cerita singkat dan lucu yang digunakan untuk menyampaikan kritik
melalui sindiran lucu terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak. Di balik humor atau
kelucuan yang ditampilkan, anekdot memiliki pesan yang diharapkan dapat memberikan
pelajaran kepada khalayak.
Anekdot dapat berupa teks tertulis, audio, audio visual, maupun grafik. Anekdot dalam
bentuk audio visual dapat diungkapkan melalui lawakan tunggal/ video lucu. Sedangkan
anekdot dalam bentuk grafik, dapat diungkapkan melalui komik.
1. Orientasi
Orientasi adalah bagian anekdot yang berisi pengenalan kondisi atau karakter tokoh,
penggambaran hal-hal terkait dengan apa, kapan, di mana, siapa, mengapa, bagaimana, dan
gambaran tentang masalah yang akan dihadapi tokoh.
Contoh:
Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini.
Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya
malah bikin stres. Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya
malah sibuk nyari alasan.
2. Komplikasi
Komplikasi berisi masalah yang dihadapi tokoh. Pada bagian ini, penulis menyampaikan
puncak cerita yang mengundang tawa sekaligus kritikan terhadap topik yang diangkat. Bagian
ini disebut juga dengan krisis dan reaksi. Krisis atau komplikasi merupakan bagian yang berisi
kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. Tanggapan atau respons atas krisis yang
dinyatakan sebelumnya disebut sebagai reaksi. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau
menertawakan.
Contoh:
Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.”
“Nak, Jakarta banjir.”
“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”
“Nak, perahunya bocor.”
“Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.”
“Cerdas!”
3. Evaluasi
Evaluasi berisi komentar terhadap isi atau pesan dari fenomena yang telah diceritakan.
Bagian ini disebut juga sebagai koda. Namun, bagian ini bersifat pilihan; dapat ada ataupun
tidak ada.
Contoh:
1. Pertanyaan Retoris
Pertanyaan retoris bisa dijawab oleh penanya itu sendiri. Pertanyaan ini diberikan
untuk menyindir, memberi nasihat, dukungan, atau pesan terhadap orang lain secara halus.
Contoh:
2. Majas Sindiran
Majas sindiran merupakan kelompok majas yang mengungkapkan maksud atau
gagasan dengan cara menyindir. Tujuannya adalah meningkatkan kesan dan makna kata
terhadap pembaca. Majas sindiran terdiri tiga macam, yaitu ironi, sinisme, dan sarkasme.
a. Ironi
Ironi adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu maksud dengan mengatakan kebalikan
dari keadaan yang sebenarnya dengan maksud menyindir.
Contoh:
Harga kedelai murah sekali sampai pabrik tahu dan tempe tutup karenanya.
b. Sinisme
Sinisme adalah gaya bahasa berupa ejekan atau sindiran meng- gunakan kata-kata
kasar yang disampaikan secara langsung dengan setulus hati.
Contoh:
Untuk apa punya banyak uang jika makan saja harus diatur timbangannya.
Biar sewa, yang penting keren.
c. Sarkasme
Majas sarkasme merupakan gaya sindiran yang paling keras di antara tiga majas
sindiran yang ada. Majas ini secara terang-terangan menyinggung, menyindir, atau menyerang
seseorang atau sesuatu secara langsung, bahkan menggunakan kata-kata yang kasar.
Contoh:
Sudah tahu tidak punya uang, masih saja ingin pergi liburan. Jangan mimpi!
Dari ketiga majas sindiran di atas, majas ironi dan sinisme lebih diterima untuk
digunakan dalam teks anekdot. Hal tersebut terjadi karena kritik sosial yang disampaikan dalam
teks anekdot bersifat santun.
Kesimpulan
Teks anekdot adalah cerita singkat dan lucu yang digunakan untuk menyampaikan kritik
melalui sindiran lucu terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak. Di balik humor atau
kelucuan yang ditampilkan, anekdot memiliki pesan yang diharapkan dapat memberikan
pelajaran kepada khalayak.
Struktur teks anekdot secara umum yaitu orientasi, komplikasi (krisis dan reaksi), dan
evaluasi (koda). Sedangkan kaidah kebahasaan teks anekdot yaitu kalimat retoris, majas
sindiran, dan kata kerja material.
Aulia, Fadilah Tri dan Selvi Indra Gumilar.2021. Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra
Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X. Jakarta: Kemendikbud.
Octaviani, Putri dan Laili Etikah Rahmawati. 2019. Keakuratan Materi Teks Anekdot dalam
Buku Teks Bahasa Indonesia SMA Kelas X PBSI Vol.7 No.2. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kalian anggap benar!
6. Sebelum memilih jurusan, setiap peserta didik diwawancarai untuk menjaring data.
wawancara berlangsung selama 10 menit.
Guru : Aini!
Aini : ya, Pak
Guru : Silakan duduk. Bapakmu buruh, ya?
Aini : kok tahu, Pak
Guru : Pipimu berstempel tikar
Aini : Maksud Bapak apa, ya?
Guru : Tersenyum sambal menunjuk tanda bangun tidur di pipi Aini.
Unsur yang tidak terdapat dalam teks tersebut adalah ….
A. lucu
B. bermakna
C. menyindir
D. menggurui
E. berstruktur
NO KUNCI JAWABAN
1 D
2 A
3 C
4 C
5 D
6 D
7 E
8 D
9 B
10 A
Mengetahui:
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Aek Kuasan Guru Bahasa Indonesia
OLEH
E MI PURWATI, S. Pd
SMA NEGERI 1 AEK KUASAN
NO. UKG 201800335660
P E N D IDIK AN P R O F ESI G U R U
DALAM JAB ATAN KAT EGORI 2
U N I V E R S IT A S I S L A M S U M A T E R A U T A R A ( U I S U )
2 0 22
MEDIA PEMBELAJARAN
3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari aspek 3.5.1 Menganalisis teks anekdot dari aspek makna
makna tersirat. tersirat.
4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam 4.5.1 Menafsirkan makna tersirat dalam sebuah teks
sebuah teks anekdot baik lisan maupun
anekdot baik lisan maupun tulis.
tulis.
4.5.2 Menyusun makna tersirat dalam sebuah
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan dan menggali informasi melalui model pembelajaran berbasis
masalah dengan metode diskusi, serta menggunakan media pembelajaran berupa gambar,
peserta didik dapat mengevaluasi dan mengonstruksi makna tersirat dalam teks anekdot baik
lisan maupun tulis dengan tepat, percaya diri, disiplin, dan bertanggungjawab.
Media 1
Media 2
Media 3
Media 4
Mengetahui:
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Aek Kuasan Guru Bahasa Indonesia
OLEH
E MI PURWATI, S. Pd
SMA NEGERI 1 AEK KUASAN
NO. UKG 201800335660
P E N D IDIK AN P R O F ESI G U R U
DALAM JAB ATAN KAT EGORI 2
U N I V E R S IT A S I S L A M S U M A T E R A U T A R A ( U I S U )
2 0 22
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari aspek 3.5.1 Menganalisis teks anekdot dari aspek makna
makna tersirat. tersirat.
4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam 4.5.1 Menafsirkan makna tersirat dalam sebuah teks
sebuah teks anekdot baik lisan maupun
anekdot baik lisan maupun tulis.
tulis.
4.5.2 Menyusun makna tersirat dalam sebuah
2. Tujuan Pembelajaran
Setelah melaksanakan dan menggali informasi melalui model pembelajaran berbasis
masalah dengan metode diskusi, serta menggunakan media pembelajaran berupa gambar,
peserta didik dapat mengevaluasi dan menyusun makna tersirat dalam teks anekdot baik lisan
maupun tulis dengan tepat, percaya diri, disiplin, dan bertanggungjawab.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1
1. Bacalah teks di bawah ini! Menurut kalian, apakah teks “Korupsi Kecil” termasuk jenis teks
anekdot? Kemukakan alasanmu!
Nama Kelompok :
1. ………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………
5. ………………………………………………………………
6. ……………………………………………………..
1. Cermatilah gambar berikut! Tafsirkanlah makna tersirat yang terkandung pada gambar di
bawah ini!
2. Susunlah teks anekdot berdasarkan unsur dan makna tersirat yang terkandung pada
gambar!
a. Sule dan Raditya Dika
b. Panji dan Cak Lontong
1. Ya, teks “Korupsi Kecil” di atas termasuk teks anekdot. Alasan saya adalah karena di
dalamnya terdapat ciri-ciri dari teks anekdot, yaitu ada unsur lucu, mengkritik, dan untuk
kepentingan khalayak.
2. Makna tersirat yang terkandung pada teks anekdot di atas adalah kita tidak boleh
melakukan korupsi walaupun hanya korupsi kecil berupa gorengan.
3. a. Makna tersirat pada gambar adalah janganlah menganggap remeh gurumu. Karena
guru sudah bersusah payah dalam menjalankan tugas. Terutama di zaman sekarang ini,
begitu banyak tantangan bagi guru agar bisa membentuk karakter peserta didik yang
positif.
b. Makna tersiratnya adalah agar belajar sungguh-sungguh dan tidak mengharapkan
contekan ataupun bocoran soal.
c. Siswa yang merasa terbebani akibat terlalu banyak tugas yang diberikan guru. Sehingga
pada akhirnya mereka tidak melakukan apapun.
4. a. Saat pembelajaran berlangsung. Murid tiba-tiba maju menghampiri Pak Guru dan
mengajaknya bersalaman. Lalu murid itu berkata dengan bangganya “Engkaulah pahlawan
yang sebenarnya Pak Guru, semakin menderita, semakin berjasa.” Pak Guru masygul
mendengar kalimat muridnya itu.
b. Dua orang sahabat bernama Maman dan Mimin sedang berbincang.
Mimin: Ujian tadi lumayan gampang ya, Man.
Maman: Apaan, susah banget ujiannya, aku ga bisa mengerjakan
Mimin: Kamu sih…keras kepala, sudah tahu mau ujian, malah ga ada usaha buat belajar
Maman: Ya, kan aku sudah berusaha, usaha cari bocoran, malah ga dapet, jadinya nyesel
deh ga bisa mengerjakan
Mimin: Huuu dasar, makanya belajar
c. Seorang guru tersenyum senang dengan deretan soal-soal yang baru saja ia buat. Ia
merasa anak-anak pasti sangat terbantu dengan soal yang diberikan.
“Semakin banyak tugas, maka otak mereka akan banyak berpikir dan mereka pun akan
semakin pintar.” Niat tulus guru tersebut sangat membuat hati menjadi nyaman saat
melihatnya.
Niat tulus ini juga direncanakan oleh guru-guru yang lain. Terhitung ada sekitar 12 mapel
pelajaran di sekolah, berarti ada 12 guru yang mengajar. Setiap guru membuat tugas-tugas
untuk anak didiknya kerjakan di rumah.
Mendapati ketulusan guru-guru itu, para anak didik pun seketika menjadi pintar.
Kepintaran mereka benar-benar di luar batas. Mungkin sudah masuk ke tahap genius.
“Gampang banget soalnya,” ucap seorang murid yang menulis di atas kertas memakai
pisang.
RUBRIK PENILAIAN
1. Soal nomor 1
2. Soal nomor 2
3. Soal nomor 3
4. Soal nomor 4
OLEH
E MI PURWATI, S. Pd
SMA NEGERI 1 AEK KUASAN
NO. UKG 201800335660
P E N D IDIK AN P R O F ESI G U R U
DALAM JAB ATAN KAT EGORI 2
U N I V E R S IT A S I S L A M S U M A T E R A U T A R A ( U I S U )
2 0 22
KISI-KISI, INSTRUMEN, DAN PENILAIAN
3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari aspek 3.5.1 Menganalisis teks anekdot dari aspek makna
makna tersirat. tersirat.
4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam 4.5.1 Menafsirkan makna tersirat dalam sebuah teks
sebuah teks anekdot baik lisan maupun
anekdot baik lisan maupun tulis.
tulis.
4.5.2 Menyusun makna tersirat dalam sebuah
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.5
2. Mengevaluasi teks Tes Disajikan teks Uraian Terlampir di C5 2
anekdot dari aspek tertulis anekdot, peserta didik LKPD
makna tersirat. mampu evaluasi teks
anekdot dari aspek
makna tersirat.
KISI-KISI KETERAMPILAN
SIKAP
No. Aspek yang Dinilai Jenis Bentuk
1. TANGGUNG JAWAB
2. JUJUR PENGAMATAN LEMBAR OBSERVASI
3. KERJASAMA
4. DISIPLIN
INSTRUMEN
1. Soal nomor 1
2. Soal nomor 2
3. Soal nomor 3
4. Soal nomor 4
PENGETAHUAN
Skor
No. Aspek yang dinilai Pedoman Skor
maksimal
1. Isi pokok Peserta didik menulis sangat tepat dan detail 30 30
Peserta didik menulis dengan tepat 20
Peserta didik menulis dengan kurang tepat 10
Peserta didik tidak menulis apa-apa. 0
2 Unsur humor Peserta didik menulis sangat tepat dan detail 20 20
Peserta didik menulis dengan tepat 10
Peserta didik menulis dengan kurang tepat 5
Peserta didik tidak menulis apa-apa. 0
3 Bersifat Peserta didik menulis sangat tepat dan detail 20 20
umum/khalayak Peserta didik menulis dengan tepat 10
Peserta didik menulis dengan kurang tepat 5
Peserta didik tidak menulis apa-apa. 0
4 Makna Tersirat Peserta didik menulis sangat tepat dan detail 30 30
Peserta didik menulis dengan tepat 20
Peserta didik menulis dengan kurang tepat 10
Peserta didik tidak menulis apa-apa. 0
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑥 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
KETERAMPILAN
Skor
No. Aspek yang dinilai Pedoman Skor
maksimal
1 Menuliskan makna Peserta didik menuliskan lebih dari 3 kalimat makna 25 25
tersirat cerita tersirat cerita.
Peserta didik menuliskan 2-3 kalimat makna tersirat 17
cerita.
Peserta didik menuliskan 1-2 kalimat makna tersirat 9
cerita.
Peserta didik tidak menuliskan makna tersirat cerita. 0
2 Membuat cerita Peserta didik menuliskan lebih dari 5 kalimat dengan 25 25
berdasarkan gambar sangat tepat dan sangat sesuai gambar.
Peserta didik menuliskan 3-4 kalimat dengan tepat dan 17
sesuai gambar.
Peserta didik menuliskan 1-2 kalimat dengan tepat dan 9
sesuai gambar.
Peserta didik tidak menuliskan kalimat dengan tepat 0
dan sesuai gambar.
3 Unsur-unsur anekdot Peserta didik menuliskan 3 unsur anekdot dengan 25 25
a. Kelucuan lengkap dan tepat.
b. Tokoh Peserta didik menuliskan 2 unsur anekdot dengan tepat. 17
c. Mengkritik
Peserta didik menuliskan 1 unsur anekdot dengan tepat. 9
Peserta didik tidak menuliskan unsur anekdot dengan 0
tepat.
4 Mekanika/EBI Peserta didik menulis sesuai EYD secara keseluruhan 25 25
a. Tanda baca
Peserta didik menulis 1-4 kesalahan EYD. 17
b. Huruf kapital
Peserta didik menulis 5-8 kesalahan EYD. 9
Peserta didik menulis lebih dari 8 kesalahan EYD. 2
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑥 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
SIKAP
Tanggung
Kejujuran Kerjasama Disiplin
No. Nama Peserta Didik Jawab Total Nilai
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Keterangan :
Skor Keterangan
4 SANGAT BAIK
3 BAIK
2 CUKUP
1 KURANG
Mengetahui:
Kepala SMA Negeri 1 Aek Kuasan Guru Bahasa Indonesia