TEKS HIKAYAT
(KELAS X SEMESTER GASAL/1)
KD 3.7
“Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) baik lisan maupun tulis”
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Kompetensi Inti
2. Non Reguler
▪ Perbaikan (Remidial)
a. Memperbaiki hasil menganalisis isi pokok teks hikayat.
b. Memperbaiki hasil dari menganalisis nilai-nilai yang terkadung pada teks hikayat.
4
▪ Pengayaan
c. Menganalisis isi pokok teks hikayat yang lain dari internet yang diberikan oleh pendidik.
d. Menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam teks hikayat dari pendidik dalam bentuk link google drive.
E. Strategi Pembelajaran
1. Model : Discovery Learning
2. Metode : Peta Pikiran/ Mind Mapping
a. ceramah d. penugasan
b. dialog (tanya jawab) e. presentasi
c. diskusi
G. Sumber Pembelajaran
➢ Untuk Siswa
1. Buku Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X K.2013 Revisi 2018 (Suherli, Maman Suryaman, dan Istiqomah. 2018.
Tim Penulis Puskurbuk. Jakarta: Kemdikbud.)
2. Buku Bahasa Indonesia untuk Kelas X SMA dan MA.2019 (Sri Suwarni dan Yayat Nurhayati. 2019. PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.Solo: IKAPI.)
3. Internet.
a) repositori.kemdikbud.go.id/21622/1/X_Bahasa-Indonesia_KD-3.7_Final.
➢ Untuk Guru
1. bindoline.com/analisis-unsur-hikayat-isi-pokok-dan-karakteristik-hikayat-bunga-kemuning-by-iney-pive-frisky
2. ruangguru.com/blog/pengertian-hikayat-dan-karakteristiknya
3. http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/37197
4. http://repo.undiksha.ac.id/id/eprint/7401
5. https://doi.org/10.51169/ideguru.v4i1.69
6. http://dx.doi.org/10.26418/jppk.v8i2.31239
H. Kegiatan / Langkah-Langkah Pembelajaran (90 menit)
Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
15
A. Pendahuluan
menit
1) Peserta didik diminta berdoa masing-masing untuk
memulai pembelajaran.
1. Persiapan
2) Pendidik mengecek kehadiran
Fitriana,S.Pd.
NIP.-
12
Lampiran 1
MATERI AJAR
❖ Pengertian Hikayat
Hikayat ini termasuk ke dalam jenis cerita rakyat. Jenis cerita ini bervariasi, di antaranya, dongeng, legenda, mitos, dan masih banyak
lainnya. Mungkin kalian akan bertanya, mengapa dipilih cerita rakyat jenis hikayat? Hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk
prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca
untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang atau sekadar untuk meramaikan pesta.
❖ Struktur Hikayat
1) Abstrak
Abstrak ini sifatnya optional, yaitu boleh ada dan boleh juga tidak.Bagian ini bisa saja tidak ada dalam hikayat. Abstrak,
merupakan gambaran umum tentang keseluruhan isi hikayat.
2) Orientasi
Orientasi atau setting, berisi informasi mengenai latar kisah atau peristiwa. Informasi yang dimaksud berkenaan dengan
ihwal siapa, kapan, di mana, dan mengapa.
3) Komplikasi
Komplikasi berisi rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis, menurut urutan waktu, yang meliputi kejadian-
kejadian utama yang dialami tokoh. Dalam bagian ini berisi konflik yang menjadi daya tarik dalam sebuah cerita.
4) Resolusi
Resolusi, beriai pernyataan kesimpulan mengenai rangkaian peristiwa yang telah diceritakan sebelumnya. Bagian ini juga
berisi konflik yang mulai mereda dan sering disebut bagian pemecahan masalah.
5) Koda
Koda merupakan kata-kata penutup yang berfungsi sebagai kesimpulan ataupun penegasan kembali tentang pesan-pesan
penting yang terkandung dalam isi hikayat. Bagian ini juga termasuk optional.
❖ Unsur Hikayat
Ditinjau dari unsur-unsurnya. Hikayat dibagi menjadi unsur intrinsic dan unsur ekstrinsik. Dimana dari masing-masing unsur tersebut
memiliki catatannya masing-masing. Apa saja itu? Simak ulasannya sebagai berikut.
Unsur intrinsik
Unsur intrinsic adalah unsur hikayat yang meliputi tema, motif, penokohan, plot, sudut pandang dan latar. Dari masing-masing unsur
tersebut memiliki catatan penting, sebagai berikut.
1. Tema
Tema hikayat justru sering menggunakan tema yang sifatnya tradisonal. Tema yang diambil pun juga beragam, ada yang mengambil tema
kejahatan yang kemudian karena kejahatannya dapat hukumannya.
2. Latar
Cakupan latar dalam hikayat mencakup lingkungan dan aspek secara lebih luas, tanpa harus mengesampingkan hidup para tokoh. Menurut
Pertiwi, aspek latar juga memperhatikan masalah waktu juga loh.
Contoh latar tempat pada hikayat, bisa mengambil latar hutan, pantai, laut, kerajaan dan masih banyak lagi. Prinspnya, penggunaan latar
tidak menggunakan latar yang ada di dunia nyata.
3. Penokohan
Berbicara tentang penokohan pada hikayat, tetu saja tiap masing-orang tokoh memiliki pendapatnya masing-masing. Salah satunya menurut
Robson yang mengungkapkan bahwa penokohan pada cerita rakyat dibuat berdasarkan perspektif individual si tokoh, melainkan dibuat
secara stereotip.
Jika dalam karya yang lain, penokohan ada tokoh antagonis, protagonist maka pada hikayat hanya memiliki satu tokoh protagonis saja.
4. Alur
Unsur hikayat yang sebenarnya sudah disinggung sebelumnya, bahwasanya alur tidak berhubungan dengan sebab akibat. Menurut Rosbon,
hal ini disebabkan karena menggunakan bahas apuitik, motivasi-tidakklah selau diperuntukan bagi gaya ataupun aksi.
5. Sudut Pandang
Unsur lain adalah sudut pandang. Dari perspektif penulis hikayat, penulis dalam posisi dan kondisi sebagai orang yang mengetahui semua
yang terjadi dalam sebuah cerita yang dituliskan. Dapat pula diartikan penulis sebagai dalang yang mengatur segala bentuk alur dan cerita di
luar dirinya. Sebagai dalang, bebas ingin menjadi tokoh bernasip seperti apa dan cerita akan dibuat seperti apa.
Itulah beberapa hal penting dalam unsur intrinsik. Jika kita sudah mempelajari tentang unsur intrinsik, belum afdol rasanya jika kita tidak
mendalami unsur ekstrinsik juga.
Unsur ekstrinsik
Melanjutkan membahas dua macam unsur yang dimiliki oleh hikayat. Pada unsur ekstrinsik kita harus menyadari satu hal, bahwasanya
dalam sebuah karya sastra lama daerah memiliki kekhasan unik di masing-masing daerah. Keunikan inilah yang melahirkan hikayat yang
beragam.
Keberagaman cerita hikayat yang lahir inilah yang sebenarnya sebagai replika dari situasi/kondisi pada masyarakat pada kala itu. Entah itu
kondisi adat istiadat, religi hingga kondisi sosial. Pasalnya, sebuah karya sastra tidak dapat berdiri sendiri, tanpa adanya faktor pengaruh
seperti pengaruh kebudayaan, tradisi, selera masyarakat, kejiwaan masyarakat.
Dengan kata lain, unsur ekstrinsik dapat diartikan sebagai unsur yang menciptakan karya sastra dari luar sastra itu sendiri. tidak heran jika
untuk bisa melebur dan menyatukan faktor luar dari karya sastra, penulis dituntut memiliki ilmu tambahan. Misalnya ilmu psikologi, ilmu
filsafat, ilmu sosiologi atau ilmu yang lain.
Itulah dua bentuk unsur hikayat yang bisa digaris bawahi. Semoga dengan pembahasan dan ulasan di atas, memberikan gambaran.
❖ Macam-Macam Nilai
1) Nilai moral
Nilai moral merupakan nilai yang berkaitan dengan akhlak atau sikap baik dan buruk manusia. Hikayat banyak
mengandung nilai moral yang dapat dijadikan cerminan untuk bersikap dalam kehidupan sehari-hari.
2) Nilai sosial
Nilai sosial merupakan nilai yang berkaitan dengan relasi antarmanusia. Melalui hikayat, kita bisa banyak belajar
mengenai nilai-nilai sosial yang dapat melatih kita menjadi manusia yang dapat bersosial dengan sesama manusia lainnya
dengan baik.
3) Nilai budaya
Nilai budaya merupakan nilai yang berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan di suatu wilayah tertentu. Karena
hikayat berasal dari Melayu, maka kita bisa banyak belajar mengenai kebudayaan Melayu dengan membaca hikayat.
4) Nilai edukasi
Nilai budaya merupakan nilai yang berkaitan dengan kedewasaan, kematangan pikiran, dan kekuatan karakter di
suatu wilayah tertentu. Karena hikayat berasal dari Melayu, maka kita bisa banyak belajar mengenai kebudayaan
Melayu dengan membaca hikayat.
5) Nilai religius
Nilai agama merupakan nilai yang berkaitan dengan kepercayaan tokoh akan keberadaan Tuhan. Hikayat banyak
mengajarkan nilai-nilai keagamaan yang dapat diterapkan dalam kehidupan untuk mempertebal iman.
❖ Contoh Peta Konsep/Mind Mapp
tse1.mm.bing.net/th?id=OIP.PCqfod0iZhkhsz1WFtNQIgHaDr&pid=Api&P=0
Lampiran 2
❖ Teks Hikayat
Bunga Kemuning
https://images.app.goo.gl/KWjGnysoXUybPWKD8
Kisah dimulai dari seorang raja yang bijaksana memiliki 10 orang putri yang berwajah cantik. Dikarenakan istri raja telah meninggal seusai
melahirkan anak bungsu, sehingga kesepuluh putri dijaga oleh pengasuh kerajaan. Puteri Kuning adalah anak bungsu sang raja dan memiliki
perilaku yang paling baik dibanding dengan kakak perempuan lainnya. Pada suatu hari, Raja akan pergi ke kerajaan lain untuk menjaga
hubungan baik antar kerajaan. Sebelum pergi Raja mengumpulkan semua puteri untuk dengan menanyakan oleh – oleh apa yang diinginkan
mereka. Kesembilan anak perempuan Raja menginginkan untuk oleh-oleh yang mahal dan mewah seperti perhiasan. Sedangkan, Puteri Kuning
hanya meminta ayahnya kembali dengan selamat. Sepeninggalan Raja untuk berkunjung ke kerajaan lain, perilaku kesembilan anak perempuan
semakin buruk dan nakal hingga membuat para pelayan kewalahan. Berbeda dengan kakak perempuan lainnya, Puteri Kuning sangat rajin
mengurus taman kesayangan anaknya. Melihat perilaku Puteri Kuning tersebut, kakak perempuan malah meledeknya. Akhirnya Sang Raja
pulang, namun hanya Puteri Kuning yang menyambut Raja dengan perasaan gembira. Walaupun tidak meminta oleh – oleh, Raja tetap memberi
kalung batu hijau. Keesokan harinya, semua puteri berkumpul untuk mendapatkan oleh – oleh dari Raja. Puteri Hijau iri melihat kalung berbatu
hijau yang dipakai oleh Puteri Kuning. Putri Hijau sempat meminta kalung batu hijau, tapi Puteri Kuning menolak karena itu adalah pemberian
dari sang ayah. Tidak tinggal diam, Puteri Hijau mengadu ke kakak perempuan lainnya bahwa Puteri Kuning mengambil barang miliknya.
Pertengkaran tidak terhentikan hanya masalah Kalung batu hijau, hingga Puteri Kuning meninggal akibat pukulan dari kakak perempuannya.
Puteri Kuning dikuburkan dengan sangat rapi agar tidak terlihat. Raja memerintahkan semua penjaga dan pelayan untuk mencari Puteri Kuning.
Namun, hasilnya nihil, Raja tidak menemukan kepergian Puteri Kuning. Sang Raja menyesal karena tidak mampu mendidik puteri-puterinya
dengan benar, hingga ia memerintahkan semua puteri untuk pergi ke negeri seberang agar bisa belajar memperbaiki perilaku mereka. Suatu hari,
di atas tanah yang menjadi kuburan Puteri Kuning, tumbuh tanaman yang baru pertama kali dilihat oleh raja. Tanaman itu diberi nama bunga
kemuning, karena daun berwarna hijau bagai kalung batu hijau, batang seperti jubah Puteri Kuning, dan bunga berwarna putih kekuningan sangat
wangi. Tanaman kemuning sering digunakan untuk pengharum rambut dan kulit kayu dijadikan bedak penghalus wajah.
https://repositori.kemdikbud.go.id/21622/1/X_Bahasa-Indonesia_
Tabel Analisis Isi dan Nilai-Nilai yang Terkandung Teks Hikayat
2 Raja hendak pergi jauh Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan
dan bertanya kepada semua puteri-puterinya. “Aku hendak pergi jauh dan lama.
putri-putri nya oleh-oleh Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?” tanya raja. “Aku
apa yang mereka ingin perhiasan yang mahal,” kata Puteri Jambon. “Aku mau
inginkan. kain sutra yang berkilau-kilau,” kata Puteri Jingga. 9 anak
raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda
mereka. Tetapi lain halnya dengan Puteri Kuning. Ia berpikir
sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. “Ayah, aku hanya
ingin ayah kembali dengan selamat,” katanya. Kakak-
kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. “Anakku,
sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali
dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu,” kata
sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.
Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas.
Kekacauan saat Raja Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh
3
pergi pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti
permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat
membersihkan taman istana.
4 Puteri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah
Putri Kuning tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning
membersihkan taman mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-
rumahnya. daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan
dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang
pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras
mengerjakannya.
5 Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka
Sang Raja pulang pulang. Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan puteri nya
masih bermain di danau, sementara Puteri Kuning sedang
merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja
menjadi sangat sedih
6 Raja member hadiah “Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu
kepada anaknya memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya
warna kuning kesayanganmu!” kata sang raja.
Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di
berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya.
“Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat,
serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning,” kata
Puteri Kuning dengan lemah lembut. “Yang penting, ayah
sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah,”
ucapnya lagi. Ketika Puteri Kuning sedang membuat teh,
kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah
dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Puteri
Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya
7 Putri Hijau iri dengan Keesokan hari, Puteri Hijau melihat Puteri Kuning
hadiah Putri Kuning memakai kalung barunya. “Wahai adikku, bagus benar
kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena
aku adalah Puteri Hijau!” katanya dengan perasaan iri.
Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu,” sahut
Puteri Kuning. Mendengarnya, Puteri Hijau menjadi marah.
Ia segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut
mereka. “Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari
saku ayah. Kita harus mengajarnya berbuat baik!” kata
Puteri Hijau
9 Saudara Putri Kuning Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak
memukul kepalanya lama kemudian, Puteri Kuning muncul. Kakak-kakaknya
hinggan ia meninggal menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka,
pukulan tersebut menyebabkan Puteri Kuning meninggal.
“Astaga! Kita harus menguburnya!” seru Puteri Jingga.
Mereka beramai-ramai mengusung Puteri Kuning, lalu
menguburnya di taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur
kalung batu hijau, karena ia tak menginginkannya lagi.
10 Makam Putri Kuning Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur
ditumbuhi tanaman yang Puteri Kuning. Sang raja heran melihatnya. “Tanaman
indan dan harum apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat
berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih
kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku
pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama ia Kemuning.!”
kata raja dengan senang. Sejak itulah bunga kemuning
mendapatkan namanya.
Skor Maksimal 15
Perolehan Skor
Nilai = X 100
Skor Maksimal (15)
Lampiran 3 atlah kerangka isi teks
hikayat secara berkelompok
LEMBAR dalam bentuk peta konsep!
INSTRUMEN b) Kembangkan kerangka
PENILAIAN tersebut menjadi peta
KETERAMPI konsep dengan materi isi
LAN
yang terdapat pada teks
Soal Uraian
1. Presentasikan hasil hikayat dengan ketentuan:
dari diskusi c) Analisis struktur teks
kelompok hikayat dengan lengkap
menganalisis isi beserta contoh dialog
dalam teks hikayat kalimat yang mendukung.
dalam bentuk peta
konsep dengan d) Penggunaan media kertas
ketentuan: berwarna, bolpen berwarna,
a) Percaya diri dan kreativitas desain peta
b) Menjelaskan konsep.
dengan
runtutan
yang jelas Contoh Peta Konsep
c) Bahasa yang
baik dan
tepat
d) Setiap
anggota
kelompok
aktif
2. Tentukan desain
peta konsep yang
akan dibuat!
a) B
u
Tabel Pedoman Penilaian Presentasi dan Membuat Peta Konsep Isi dalam Teks Hikayat
Perolehan Skor
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)
Lembar Pengayaan
Lampiran 3
Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat Syahrial. Setelah berapa lama di atas kerajaan, tiada
juga beroleh putra. Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta
beberapa lamanya, Tuan Puteri Sitti Kendi pun hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang tua keluarnya dengan
panah dan yang muda dengan pedang. Maka baginda pun terlalu amat sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya
yang muda Indera Bangsawan.
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian.
Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa
lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa
yang
Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat
26
menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi
suami tuan puteri.”
Setelah mendengar kata-kata baginda Si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang berisi susu kambing serta menyangkutkannya
pada pohon kayu.Maka ia pun duduk menunggui pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti
dahulu kala.
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak muda itu. Indera
Bangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat.
Maka anak raja yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan dengan besi panas. Dengan hati
yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu
kambing. Sementara itu Indera Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya kepada raja.
Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata Tuan Puteri. Setelah genap tiga kali
diperaskan oleh tabib, maka Tuan Puteri pun sembuhlah. Adapun setelah Tuan Puteri sembuh, baginda tetap bersedih. Baginda harus
menyerahkan tuan puteri kepada Buraksa, raksasa laki-laki apabila ingin seluruh rakyat selamat dari amarahnya. Baginda sudah
kehilangan daya upaya. Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginda berkata kepada sembilan anak raja
bahwa yang mendapat jubah Buraksa akan menjadi suami Puteri. Untuk itu, nenek Raksasa mengajari Indrra Bangsawan. Indera
Bangsawan diberi kuda hijau dan diajari cara mengambil jubah Buraksa yaitu dengan memasukkan ramuan daun-daunan ke dalam
gentong minum Buraksa. Saat Buraksa datang hendak mengambil Puteri, Puteri menyuguhkan makanan, buah-buahan, dan minuman
pada Buraksa. Tergoda sajian yang lezat itu tanpa pikir panjang Buraksa
menghabiskan semuanya lalu meneguk habis air minum dalam gentong.
Tak lama kemudian Buraksa tertidur. Indera Bangsawan segera membawa lari Puteri dan mengambil jubah Buraksa. Hatta Buraksa
terbangun, Buraksa menjadi lumpuh akibat ramuan daun-daunan dalam air minumnya.
Kemudian sembilan anak raja datang. Melihat Buraksa tak berdaya, mereka mengambil selimut Buraksa dan segera menghadap Raja.
Mereka hendak mengatakan kepada Raja bahwa selimut Buraksa sebagai jubah Buraksa.
Sesampainya di istana, Indera Bangsawan segera menyerahkan Puteri dan jubah Buraksa. Hata Raja mengumumkan hari pernikahan Indera
Bangsawan dan Puteri. Saat itu sembilan anak raja datang. Mendengar pengumuman itu akhirnya mereka memilih untuk pergi. Mereka malu
kalau sampai niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya.
27
Rambu-Rambu Jawaban
Tabel Analisis Teks Hikayat
No. Aspek Analisis Hasil Analisis
1 Nilai Moral
2 Nilai Sosial
3 Nilai Edukasi
4 Nilai Religi
5 Nilai Budaya