Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR BISNIS

Analisis Penerapan Fungsi Manajemen Perusahaan

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Mahrinasari MS, SE., M.Sc.

Disusun Oleh :
Intan Purnamasari
2311011059

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023/2024
PT. YAMAHA MUSIC MANUFACTURING INDONESIA

Latar Belakang Berdirinya Yamaha Musik Indonesia

Sejarah Yamaha musik di Indonesia dimulai pada tahun 1970, ketika perwakilan Yamaha Musik
Jepang (Nippon Gakki), Mr. Yasuke Sato datang ke Indonesia dan bertemu Sultan Yogyakarta,
Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Kedatangannya pada saat itu bertujuan untuk membahas
kemungkinan melakukan kolaborasi dalam rangka mempopulerkan kegiatan bermusik di tanah
air.
Sri Sultan yang lebih akrab dengan aliran musik tradisional memiliki hubungan yang baik
dengan Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Iman Santoso, seorang sosok pecinta musik yang aktif di
dalam komunitas musik pop pada masa itu. Beliau kemudian memperkenalkan Bapak Hoegeng
yang juga dikenal dengan sebutan “The Singing General” sebagai orang yang kiranya tepat untuk
diajak bekerja sama mendirikan sebuah yayasan musik di Indonesia.
Pada tahun 1971, ketika di Jakarta masih langka kursus musik, untuk pertama
kalinya YAYASAN MUSIK YAMAHA menanamkan embrio-nya di bumi pertiwi, tepatnya di
Jl. Hayam Wuruk, Jakarta. Di bulan Oktober 1971, YMI mulai menyelenggarakan Kursus
Electone sebagai ‘modal pertama’ dengan menerima siswa dari segala umur. Langkah ini
meskipun membutuhkan usaha yang keras di awal perjalanannya namun berhasil meraih simpati
dari masyarakat. Hal ini terbukti dengan penyelenggaraan Kursus Gitar yang dibuka pada bulan
Januari 1972. Kursus piano dan drum juga menyusul tidak lama setelahnya.
Pada tanggal 22 Desember 1972, Yamaha Music Foundation mengubah namanya
menjadi YAYASAN MUSIK INDONESIA (YMI) sebagai nama resmi yang bertahan hingga
sekarang.
Pada saat inilah bendera YMI mulai benar-benar berkibar di Indonesia berkat kerjasama yang
makin kokoh dengan Yamaha Music Foundation Jepang. Dan mulai saat itu YMI semakin
mandiri dengan langkah-langkahnya dalam melakukan usaha pendidikan musik praktis berkat
sistem pendidikan musiknya yang mudah diikuti, tetapi cukup berbobot dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Seiring dengan meningkatnya berbagai aktivitas YMI, pada tahun 1973 Yamaha memulai
distribusi alat-alat musik dengan rekan perusahaan lokal PT NUSANTARA MUSIK
(NUSANTIK) sebagai agen tunggal dan berkegiatan di kantor yang sama dengan YMI yaitu di
Jl. Bumi No. 15.
Membuat, mendidik dan menjual adalah suatu cara Yamaha dalam berusaha untuk ikut
memajukan perkembangan dunia musik. Produk Yamaha dirancang secara tepat untuk memenuhi
tuntutan itu. Tepat dalam mutu, harga dan kebutuhan pendidikan. Pada tanggal 27 Juni 1974 PT
YAMAHA INDONESIA (YI) didirikan sebagai pabrik pertama Yamaha Musik di Indonesia.
Piano Yamaha yang beraneka ragam hadir dalam berbagai bentuk dan desain. Piano-piano
tersebut tidak hanya diproduksi langsung di Jepang namun beberapa model juga telah diproduksi
di Indonesia dengan teknologi dan keterampilan modern yang disesuaikan dengan kondisi iklim
dan material dasar yang terdapat di Indonesia.
Awalnya PT YI memproduksi berbagai alat musik diantaranya electone, pianica dan piano.
Namun kemudian PT YI mengkhususkan diri pada produksi piano.
PT YI mengutamakan produk piano dengan kualitas dan penampilan terbaik dengan
mempersiapkan tenaga kerja berketerampilan tinggi terhadap teknologi dan material-material
dasar pilihan melalui proses evaluasi dan pelatihan yang konsisten. PT YI memiliki perhatian
yang besar terhadap kualitas sistem produksi yang sejalan dengan keamanan lingkungan.
Untuk mendukung kegiatan produksi, PT YI mengadakan berbagai aktivitas melalui Yamaha
Productivity Management seperti YPM Kaizen, VSM, 5S, dan K3 yang berhubungan langsung
dengan pengembangan kualitas, waktu distribusi, biaya, keselamatan dan keamanan lingkungan.
Selain itu juga diadakan Sekolah Tinggi Yamaha Indonesia (STYI), olahraga dan kursus bahasa
asing. Seluruh aktivitas tersebut bertujuan tidak hanya untuk proses pelestarian namun juga
untuk menambah pengetahuan dan kemampuan masing-masing pekerja.
Berbeda dari negara-negara lain dimana pendidikan musik untuk anak-anak usia pra-sekolah
menjadi kursus yang diutamakan, di Indonesia pembukaan Kursus Musik Anak-Anak (KMA)
baru dilangsungkan pada tahun 1976 setelah kursus Electone, kursus Gitar, kursus Piano dan
kursus Drum berjalan dengan baik.
1. PLANNING

Visi :
PT Yamaha Indonesia adalah menciptakan berbagai produk dan pelayanan yang mampu
memuaskan berbagai macam kebutuhan dan keinginan dari berbagai pelanggan Yamaha di
seluruh dunia, berupa produk dan layanan Yamaha di bidang akustik, rancangan, teknologi, karya
cipta, dan pelayanan yang selalu mengutamakan pelanggan.

Misi :
1) Mempromosikan dan mendukung popularisasi pendidikan musik.
2) Operasi dan manajemen yang berorientasi pada pelanggan.
3) Kesempurnaan dalam produk dan pelayanan.
4) Usaha yang berkesinambungan untuk mengembangkan dan menciptakan pasar.
5) Peningkatan dalam bidang penelitian dan pengembangan secara berkala serta globalisasi
dari bisnis Yamaha secara terus menerus mengembangkan pertumbuhan bisnis yang
positif melalui diversifikasi produk.

Tujuan dari perusahaan ini adalah mereka ingin Mempopulerkan sistem pendidikan musik
yamaha di Indonesia.

2. ORGANIZING
Struktur organisasi PT Yamaha Indonesia ini terdiri dari :
1) Divisi Production Engineering dan Maintenance menangani masalah kaizen
(perbaikan berkesinambungan) dan perbaikan (maintenance). Pembagian dari
divisi ini yaitu Maintenance, STEP (Supporting Team for Engineering Project),
dan Production Engineering. Apabila ada permintaan dari user/operator untuk
melakukan upgrade mesin, dapat diajukan kepada divisi ini untuk selanjutnya
akan dikaji ulang mengenai tindakan kaizen. Pembuatan mesin-mesin dapat
dilakukan diluar perusahaan (vendor) ataupun didalam perusahaan sendiri
(apabila memungkinkan dari segi alat dan bahan).

2) Divisi Produksi terdapat pembagian divisi kecil yaitu Wood Working, Painting,
Assembly Upright Piano (UP), dan Assembly Grand Piano (GP). Divisi produksi
menangani bagian produksi/pabrikasi, mulai dari awal proses pembuatan piano
dari bahan mentah (wood working), assembly, painting, hingga finishing. Semua
proses tersebut berada dibawah divisi Produksi.

3) Divisi Purchasing menangani urusan dalam hal order barang, baik dari segi
penentuan harga, vendor, membuat laporan pembelian & pengeluaran barang 49
(inventory, material, dan sabagainya), bekerja sama dengan departemen terkait
untuk memastikan kelancaran operasional, dan memastikan kesediaan
barang/material melalui audit control stock. Divisi yang dibawahi oleh Purchasing
antara lain SCM, Purchasing, dan Ware House.

4) Divisi Engineering membawahi divisi Quality Control (QC), Quality Assurance,


dan Design. Masing-masing divisi ini menangani masalah pengecekan akhir (QC)
dan juga penanggung jawab dalam hal design.

5) Divisi Finance & Administrasi. Divisi ini membawahi beberapa divisi kecil yaitu
Finance & Accounting, Human Resourch Develepoment, dan General Affair.
Tugas dari divisi Finance & Accounting yaitu mengenai urusan keuangan dari
perusahaan. Perbedaan dari Finance dan Accounting yaitu: Finance merupakan
pemegang uang (yang mempunyai kekuasaan dalam hal pemasukan / penerimaan
uang), sementara Accounting mengurusi masalah pengecekan, mencatat, dan
pelaporan mengenai uang masuk/keluar.

3. ACTUATING
Berikut adalah analisis SWOT PT. Yamaha Music Manufacturing Indonesia :

1) Kekuatan
Kekuatan manajer di era digital adalah memiliki kemampuan
perekrutankaryawan yang berkualitas tinggi. Menurut Potale dkk (2016), Untuk
mendapatkancalon karyawan yang berkualitas, maka perusahaan harus dapat
melakukan prosesrekrutmen yang baik. Berkembang pesatnya teknologi
informasi sangat membantupara manajer dala perekrutan karyawan. Dalam
hal ini, manajer PT Yamaha MusicManufacturing Indonesia mampu melakukan
proses perekrutan pekerja atau karyawanyang benar-benar berkualitas untuk agar
mampu menunjang produksi produk yanglebih berkualiatas juga.Kekuatan
karyawan di era digital adalah memiliki kemampuan
berkualitasdibidangnya masing-masing. Hal ini dapat terjadi jika
karyawan mampumeningkatkan kualitas dirinya di era digital melalui pelatihan
online yang tersedia diinternet. Potale dkk (2016) juga menyebutkan
bahwa sumber daya manusia ataukaryawan dalam sebuah perusahaan
ataupun organisasi merupakan modal yangpenting, karena sumber daya
manusia berkontribusi terhadap profitabilitasperusahaan. Karena kapasitas
mereka untuk memberikan ide orisinal untukpengembangan organisasi,
mereka sering juga disebut sebagai modal intelektual.Kekuatan manajer dalam
berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutanadalah membantu
mewujudkan salah satu tujuan dari pembangunan berkelanjutanyaitu
pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak. Dalam hal ini
kekuatanmanajer PT Yamaha Music Manufacturing Indonesia sangat
berperandalamenciptakan lapangan kerja serta memberikan pekerjaan
yang layak bagi parakaryawannya sesuai kompetensinya masing-
masing.Kekuatan karyawan dalam berkontribusi pada tujuan pembangunan
berkelanjutanjuga memjadi peran penting dalam mewujudkan tujuan dari
pembangunanberkelanjutan yaitu mengentaskan kemiskinan dalam bentuk
apapun. Denganbebrbagai keahlian yang dimiliki seseorang di era digital
ini, akan lebih mudah menyesuaikan kompetensinya untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih layak.

2) Kelemahan
Kelemahan manajer di era digital adalah kurangnya sumber daya manusia
dengankeahlian digital. Kurangnya sumber daya manusia dengan
keahlian digital akanmempengaruhi management sebuah perusahaan di era
digital. Menurut Tandira dkk(2021), segala bentuk teknologi akan terus
berkembang akan tetapi perkembanganteknologi yang cepat tersebut belum
terjadi merata di berbagai wilayah di Indonesia.Hal ini dipengaruhi oleh fasilitas
penunjang teknologi tersebut.Kelemahan karyawan di era digital adalah masih
banyak karyawan yang engganmempelajari perkembangan teknologi. Seperti
perkembangan gadget, keahlian digitaldalam perusahaan (seperti social
media marketing, digital advertising, keahliankomputerisasi, dll).Kelemahan
manajer dalam berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutantentunya
akan menghambat salah satu tujuan dari pembangunan berkelanjutan
yaituIndustri, Inovasi dan Infrastruktur. Kurangnya keahlian dalam bidang
digital akanmenghambat terbentuknya inovasi baru, bahkan akan
menghambat operasional infrastuktur perusahaan yang menggunakan
teknologi modern. Apalagi padaperusahaan PT Yamaha Music
Manufacturing Indonesia yang sudah terkenalmemiliki kualitas yang
terbaik.Kelemahan karyawan dalam berkontribusi pada tujuan
pembangunanberkelanjutan tentunya akan menjadi penghambat tujuan
pembangunan berkelanjutanyaitu mengurangi kesenjangan. Hal ini bisa
terjadi karena karyawan yang tidakkompeten dibidang teknologi akan lebih
susah diterima di perusahaan modern yangmenbutuhkan karyawan yang
memiliki keahlian digital. Hal ini akan menimbulkankesenjangan social.

3) Peluang
Peluang manajer di masa digital merupakan timbulnya kesempatan bisnis
barudalam wujud online. Bagi Widhianto (2002), tiap industri baik besar
ataupun kecilmulai bisa merasakan kesempatan yang ditawarkan oleh teknologi.
Semacam halnyatransaksi yang dulu terhambat waktu, jarak, serta ruang, saat ini
dapat dicoba secaraonline.Peluang karyawan di masa digital merupakan
timbulnya kesempatan sebagianproses rekrutmen maupun system kerja jadi
system online.Kesempatan manajer dalam berkontribusi pada tujuan
pembangunan berkepanjanganpastinya sangat menolong dalam mewujudkan
tujuan pembangunan berkepanjanganno 17 ialah kemitraan buat menggapai
tujuan. Dengan terdapatnya teknologi di masadigital ini, kemitraan antar
industri hendak lebih gampang terjamin. Semacamcontohnya, PT
Yamaha Music Manufacturing Indonesia hendak lebih
gampangmemperoleh bahan baku buat penciptaan bermacam perlengkapan musik
yang didapatdari mitra kerja yang dapat dicoba apalagi cuma lewat online
meeting.Peluang karyawan dalam berkontribusi pada tujuan
pembangunanberkepanjangan pula menolong menghasilkan kemitraan yang
instan tidak cumaantara karyawan dengan pihak menejemen industri tetapi pula
antar sesama karyawan.Peluang teknologi yang terus menjadi pesat membuat
banyak orang memerlukandata yang ringan serta gampang di cerna. Oleh
sebab itu kedatangan zona financedalam dunia digital pasti mempermudah
penyampaian data finansial yang tadinyaterkesan rumit jadi lebih gampang
dimengerti.Peluang pertumbuhan dunia digital pula memasuki bidang
kreatif. Perihal inidapat terjalin sebab terpaut dengan bisnis digital marketing
yang berkembang pesatdikala ini. Pengembangan web, web, media sosial, dan
pembuatan suatu iklan dapatKamu jalani lewat jasa digital. Terdapat banyak
yang mereka tawarkan mulai darivideo editing, graphic designer, copy writing,
dan content writing.

4) Ancaman
Ancaman yang dihadapi manajer di era digital adalah semakin banyak
perusahaankompetitor yang sudah menggunakan teknologi modern baik
dalam hal produksimaupun pemasaran serta masalah keamanan digital
perusahaan.Ancaman yang dihadapi karyawan di era digital adalah meningkatnya
persainganantar pekerja yang memiliki keahlian digital yang dibutuhkan oleh
perusahaan.Ancaman yang dihadapi manajer dalam berkontribusi pada tujuan
pembangunanberkelanjutan akan berdampak pada tujuan pembangunan
berkelanjutan nomor 9yaitu, Industri, Inovasi dan Infrastruktur. Dimana
hal ini terjadi karena susahnyamenentukan pola konsumtif konsumen
sehingga kemungkinan akan mempengaruhipemasaran perusahaan.
Perkembangan teknologi di era digital ini mampu merubah sikap dan perilaku
konsumsi seseorang (Rohimah, 2019). Oleh karena itu setiapmanajer
diharuskan mampu menganalisis trend yang sedang berkembang
untukmemantau perkembangan arah konsumtif pelanggan.Ancaman yang
dihadapi karyawan dalam berkontribusi pada tujuan pembangunanberkelanjutan
adalah mengurangi kesenjangan. Hal ini terjadi karena semakinkerasnya
persaingan antar karyawan dalam memperoler pekerjaan yang
diinginkan.Ancaman pada masa digital persaingan industri ataupun organisasi
buka cumasebatas daerah domestic namun pula di intervensi oleh industri multi
nasional. Tidakhanya itu, salah satu yang memastikan merupakan factor tawar
menawar pembeli.Aspek kekuatan tawar menawar dari para pembeli serta
pemasok lokal maupunglobal, ialah ancaman yang tidak dapat diabaikan,
dengan terdapatnya bahan- bahanpengganti yang bisa tiba dari mana saja. Setelah
itu dengan timbulnya teknologi data yang menimbulkan lahirnya perusahaan-
perusahaan digital, hingga tingkatanpersaingan antar sesama industri jadi terus
menjadi berat serta ketat.

4. CONTROLLING
Metode pengendalian kualitas yang digunakan oleh PT.Yamaha Music Manufacturing
terbagi menjadi dua, yaitu melakukan pengecekan di dalam lini dan melakukan Proses
Kontrol Statistik (SPC). Metode pengecekan di dalam lini digunakan untuk melakukan
pengecekan bentuk, warna dan penampilan atau fungsi penampilan. Metode Proses
Kontrol Statistik (SPC) digunakan untuk melakukan pengecekan dimensi komponen.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.yamaha.com/id/news_events/2020/20201012_YamahaMusikIndonesia50th.html
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/6290/05.%204%20bab%204.pdf?sequence=
8
https://www.researchgate.net/publication/368147039_Kekuatan_Kelemahan_Peluang_Tantangan
_Manajer_dan_Karyawan_PT_Yamaha_Music_Manufacturing_Indonesia
https://adoc.pub/mempelajari-pengendalian-kualitas-key-cover-di-pt-yamaha-mus.html

Anda mungkin juga menyukai