Anda di halaman 1dari 19

INA022 - KEWIRAUSAHAAN 2 - MODUL - SESI 6

BAB- 6
PROJECT OVERVIEW REPORT

Disusun oleh:
Fanji Wijaya, S.Kom., M.M.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN


(STIE INABA)
BANDUNG
2020
TIM DOSEN KEWIRAUSAHAAN II

Sunu Puguh H. T., S.T., M.M.


Muhammad Iqbal Alamsyah, S.E., M.M
Tjipto Sajekti, Dra., M.M.
Siti Sarah, S.Kom., M.M.
Ade Ruchjat, S.E., M.T

Disclaimer:
1. Modul ini disusun sebagai bahan ajar lokal, terbatas untuk kalangan
STIE INABA.
2. Penggunaan istilah entrepreneur yang menggantikan wirausaha hanya
untuk kemudahan dan keseragaman penyebutan semata.

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id
Sub CPMK: Mahasiswa mampu membuat laporan tentang gambaran umum
proyek usahanya dengan baik.

1. Ulasan Perkuliahan Kewirausahaan II


Tujuan mata kuliah Kewirausahaan II adalah untuk pembentukan
pengalaman dan praktek entrepreneurship, sehingga perkuliahan dilakukan
dalam bentuk proyek usaha. Sasaran utama dari proyek usaha tersebut
adalah terciptanya produk, baik barang maupun jasa, yang inovatif. Inovasi
sendiri sebagaimana telah dipaparkan pada Kewirausahaan I, adalah hasil
kreatifitas yang bernilai tinggi, atau oleh Bill Aulet dari MIT dikatakan bahwa
inovasi merupakan fungsi perkalian antara invention (penemuan) dengan
commercialization (komersialisasi). Sehingga dapat disimpulkan bahwa agar
tercipta suatu temuan, maka butuh ide yang kreatif, sebagaimana proses
ideation. Namun hal tersebut tidak cukup, karena baru dapat disebut inovasi
jika memiliki nilai yang tinggi, oleh karena itu maka diperlukan proses
komersialisasi yang efektif, sebagaimana tahap Product/Market Fit. Agar
suatu produk dapat inovatif, maka perlu dasar yang kuat sehingga ketika
produk tersebut diluncurkan, pasar akan merespon dan menyerap produk
tersebut. Dasar yang kuat ini bersumber pada “pain”, masalah yang
membutuhkan solusi, semakin besar “pain”-nya akan semakin baik. Agar
dapat memberikan “gain” bagi “pain” tersebut, maka solusi yang ada haruslah
senantiasa dikonfirmasi kepada pelanggan, atau secara berulang (iteratif)
dilakukan siklus Build-Measure-Learn sebagaimana diungkapkan oleh Eric
Ries dalam bukunya The Lean Startup Method. Banyak teknik yang dapat
digunakan untuk memperbesar “gain” bagi suatu “pain”, salah satu yang
cukup banyak digunakan adalah The Empathy Map.

1
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
Masalah, bagi seorang entrepreneur, bukan lah hal yang dihindari, malah
sebagaimana diungkapkan sebelumnya, masalah atau pain, merupakan
sumber dari inovasi. Masalah yang harus diselesaikan sebaiknya adalah
masalah kita sendiri, yang relevan dengan diri kita, bisa secara kepribadian,
kedekatan area, lingkungan keluarga, dan lain sebagainya. Setelah masalah
atau “pain” dapat kita identifikasi, kemudian perlu kita cari tahu akar
permasalahannya, sehingga kita dapat kembangkan solusi yang memang
solutif. Solusi tersebut selain perlu dikonfirmasi (atau disebut pula divalidasi),
sebagaimana dijelaskan sebelumnya, juga perlu diberikan proposisi nilai.
Bahkan proposisi nilai (value proposition), merupakan jantung bagi suatu
model bisnis. Sehingga perlu dirancang proposisi nilai yang tepat agar produk
dapat fit dengan market. Setelah kita memiliki rancangan proposisi nilai, yang
mana hal ini lebih bersifat hipotesis, maka perlu dibuktikan dengan cara
validasi konsumen secara berulang kali, dan dalam tahap ini, diperlukan
pembuatan MVP (Minimum Viable Product), sehingga pelanggan potensial
kita dapat merasakan produk kita dan “mencicipi” nilai yang kita proposisikan.
Secara singkat, proses yang sudah kita lalui selama perkuliahan sejauh ini
adalah sebagai berikut:

2
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
Kembali kepada dasarnya, pola pikir seorang entrepreneur, setelah diteliti
oleh Dr. Saras D. Sarasvathy, disebut sebagai effectuation. Pola pikir ini
merupakan kebalikan dari pola kausalitas, sebagaimana banyak dijumpai
pada eksekutif korporat. Pola pikir effectuation, terjadi ketika entrepreneur
berada pada tahap awal-awal pendirian usahanya, kemudian mulai berubah
seiring waktu usahanya berkembang. Maka, menjadi mudah dipahami
mengapa Eric Ries menyatakan bahwa startup bukan lah versi kecil dari
perusahaan besar. Artinya, kita dapat menarik benang merah dari berbagai
mozaik ide-ide tentang entrepreneurship, bahwa apapun bentuk usahanya,
baik berupa startup maupun UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah),
memiliki dinamika yang tinggi sehingga diperlukan pola pikir effectuation, dan
proses yang prinsipnya ramping (lean), sebagaimana Lean Startup Method.

2. Ketentuan Laporan
Setelah Anda melalui tahap-tahap perkuliahan mulai pain hingga validasi
value proposition, maka tugas Anda berikutnya adalah menyusun laporan:
project overview report. Laporan ini disusun dengan format tertentu agar
secara umum di setiap kelas dan berbagai kelompok akan menghasilkan
bentuk laporan yang serupa, sehingga dapat memudahkan penilaian.
Manfaat lain yang disasar, yaitu nantinya laporan ini dapat dijadikan dasar
bagi pembuatan katalog ide usaha dari peserta perkuliahan. Adapun
ketentuan umum dari project overview report yaitu:
a. Ukuran kertas A4.
b. Margin kiri, kanan, atas, bawah adalah 4, 3, 3, 3 cm.
c. Spasi 1,15.
d. Font Helvetica ukuran 12 (variasi judul dan subbab bebas
menyesuaikan).
e. Tidak ada batasan minimal dan maksimal jumlah halaman.
f. Memuat elemen laporan sebagai berikut:
1) Cover
3
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
Cover dibuat semenarik mungkin, boleh diberikan foto maupun
ilustrasi gambar selama tidak bertentangan dengan nilai etika (tidak
bermuatan konflik SARA, kekejaman, dan pornografi)
2) Fenomena
Memaparkan latar belakang konteks permasalahan yang akan
diangkat.
3) Masalah
Mengungkapkan permasalahan yang akan diangkat sebagai dasar
bagi pembentukan ide proyek usaha.
4) Solusi
Memaparkan solusi yang lahir dari proses ideation.
5) Value
Memaparkan proposisi nilai apa saja yang dirancang bagi produk
yang akan dibuat.
6) Produk
Memaparkan produk yang dibuat, disajikan dalam bentuk narasi
singkat dan foto. Usahakan foto yang digunakan bernilai jual atau
estetis komersil. Untuk produk berupa barang dapat ditampilkan
foto produknya secara langsung, sedangkan untuk produk berupa
jasa dapat ditampilkan proses pemberian/konsumsi jasanya.
g. Diperkenankan menambahkan elemen yang dirasa penting, misalkan
lampiran, acknowledgement, dan sebagainya.

3. Contoh Laporan
Berikut diberikan contoh bagi laporan kemajuan proyek usaha, perlu
dicatat bahwa bentuk laporan tidak harus sama dengan contoh, karena
contoh yang digunakan hanya sebagai ilustrasi saja, yang pokok adalah
sesuai dengan ketentuan format yang diberikan.

4
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
5
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
6
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
7
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
8
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
9
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
10
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
11
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
12
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
13
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
•‡ – ‘ † ‡ • ‡ † —Š ‹ •‹ •‡ ” —’ ƒ •ƒ • •‡ – ‘ † ‡ † ‡

14
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
15
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
16
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Rujukan Utama:


Aulet, B., 2013. What is Entrepreneurship. Massachusets Institute of
Technology.
Blank, S. & Dorf, B. 2012. The Startup Owner’s Manual. K & S Ranch.:
California
Osterwalder, A. & Pigneur. 2010. Business Model Generation. John Wiley &
Sons: New Jersey.
Ries, Eric. The Lean Startup Methodology.
Sarasvathy, S. What Makes Entrepreneurs Entrepreneurial. Effectuation.

Sumber Lainnya:

http://theleanstartup.com/principles]

https://www.youtube.com/watch?v=Xcsp0486olY]

17
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id

Anda mungkin juga menyukai