DASAR TEORI
Pengujian tarik dilakukan pada suatu material untuk mengetahuui sifat mekanik
material tersebut apabila diberikan beban tarik. Beberapa sifat mekanik yang akan
didapatkan dari pengujian tarik ini adalah :
1. Kekuatan ( strength )
adalah tegangan maksimum yang mampu diterima oleh suatu material.
Kekuatan yang diperoleh antara lain:
• kekuatan tarik ( tensile strength ) yaitu beban maksimum yang mampu
diterima oleh suatu material sebelum mengalami deformasi local
(necking)
• batas luluh ( yield point ) yaitu tegangan maksimum yang dapat
diterima oleh material sebelum mengalami deformasi plastis.
Prinsip dasar pengujian tarik adalah dengan menarik specimen dengan beban
tertentu secara perlahan-lahan sampai kemudian patah. Dari uji tersebut maka akan
didapatkan grafik antara beban tarik dengan pertambahan panjang specimen
sampai patah.
• Gambar kurva dari uji tarik
• Gambar kurva tegangan-regangan teknik
Diperoleh dari persamaan
Do
Lo
1+e ε
35,8 3,577947893
41 3,713572067
Pada praktikum uji tarik kali ini material yang digunakan adalah jenis St-42.
Hal ini menunjukkan bahwa logam yang digunakan pada percobaan ini mempunyai
kekuatan tarik minimum sebesar 42 N/mm2. Logam ini merupakan jenis baja
karbon rendah sehingga dari grafik yang diperoleh pun terlihat adanya fenomena
cottrel cloud.
Sebelum melakukan pengujian tarik perlu dilakukan uji keras terlebih dahulu,
hal ini dimaksudkan untuk menentukan seberapa besar beban yang mampu
diterima oleh material tersebut sehingga kita dapat memperhitungkan berapa besar
kekuatan tarik yang mampu diterima oleh material tersebut.
Setelah dilakukan pengujian tarik maka harus dilakukan uji kekerasan lagi hal
ini dilakukan untuk melihat apakah benar adanya fenomena strain hardening. Pada
percobaan ini harga kekerasan material sebelum pengujian tarik diperoleh sebesar
40 HRA sedangkan harga kekerasa yang diperoleh setelah dilakukan pengujian
tarik sebesar 43 HRA. Hal ini berarti menunjukkan bahwa fenomena strain
hardening terjadi. Strain hardening adalah pengerasan suatu material akibat
penumpukan dislokasi pada batas butir. Hal inilah yang menunjukkan bahwa
material apabila diberikan suatu beban akan bertambah keras.
Dari mesin uji tarik, data yang akan didapat hanya beban atau load dengan
perubahan panjang sehingga untuk mendapatkan kurva tegangan dan regangan
teknik kita harus mengkonversikannya terlebih dengan cara membagi load dengan
luas penampang awal untuk mendapatkan tegangan dan membagi perubahan
panjang dengan panjang awal untuk mendapat regangan.
Dengan memperhatikan kurva tegangan-regangan teknik , kita dapat
membaginya dalam tiga daerah. Daerah pertama yaitu antara titik nol sampai yield
point atau titik luluh. Pada daerah ini material uji masih bersifat elastis karena jika
material ini diberikan pembebanan ia masih dapat kembali ke bentuk semula
sehingga kurva yang didapatkan linear. Gradient dari kurva linear ini merupakan
ukuran kekakuan material tersebut atau sering disebut modulus elastisitas. Dari
kurva diperoleh bahwa gradient untuk material jenis St-42 cukup besar hal ini
menandakan bahwa material tersebut bersifat kaku. Sifat lain yang diperoleh dari
kurva daerah pertama ini adalah modulus resilience yaitu kemampuan suatu
material untuk menyerap energi didaerah elastisnya. Modulus resilience ini didapat
dari luas dibawah kurva dari titik nol hingga proportional limit.
Logam yang digunakan pada pengujian tarik kali ini adalah jenis baja karbon
rendah sehingga dari kurva yang didapat terlihat naik turun, inilah yang dinamakan
cottrel cloud. Karena bentuk kurva yang fluktuatif ini maka didapat adanya batas
luluh atas dan batas luluh bawah. Fenomena seperti ini terjadi karena adanya
pergerakan dislokasi. Karena material tersebut diberikan pembebanan dari luar
maka dislokasi pun akan bergerak, dislokasi bergerak akibat adanya tegangan
geser. Pada suatu titik tertentu dislokasi ini menemukan penghambat yaitu atom-
atom karbon yang berupa interstisi atau dislokasi itu sendiri. Mekanisme dislokasi
menemui penghambat ini dijelaskan menggunakan prinsip Frank-Rood dimana jika
dislokasi bertemu dislokasi lain maka akan terbentuk dislokasi yang baru. Karena
dalam gerakannya dislokasi ini menemui penghambat maka dibutuhkan tegangan
atau energi yang cukup besar untuk melewati penghambatnya. Pada material baja
karbon rendah ini jumlah atom karbon yang tersebar tidak cukup banyak sehingga
pada saat dislokasi bertemu dengan atom karbon untuk dapat melewatinya
dibutuhkan energi yang cukup tinggi sehingga kurva yang terlihat naik, kemudian
karena jarak anatr atom renggang maka ada energi dislokasi ini untuk berjalan
rendah sehingga pada grafik terlihat turun. Pada suatu titik tertentu dislokasi ini
akan betumpuk pada suatu batas butir, akibat dari penumpukan dislokasi inilah
material dikatakan keras. Fenomena penumpukan dislokasi pada batas butir disebut
strain hardening. Koefisien strain hardening yang didapatkan pada pegujian ini
sebesar 1,3794 dan koefisien kekuatan material ini 3,643.10-5
Daerah kedua yang didapatkan pada kurva uji tari adalah daerah plastis antara
titik luluh sampai ultimate. Pada daerah ini jika material tersebut diberi beban
maka maka material ini tidak dapat kembali kebentuk semula. Ultimate atau titik
puncak merupakan batas dimana beban maksimum yang mampu diterima oleh
suatu material. Karena setelah melewati ultimate material tersebut sudah
mengalami necking.
Pada dearah ketiga yaitu daerah setelah ultimate hingga material patah, terdapat
necking. Necking terjadi karena dislokasi telah sampai ke permukaan sehingga
deformasi yang terjadi tidak lagi seragam.
Terjadi perbedaan bentuk kurva pada daerah ketiga antara kurva teknik dengan
kurva sebenarnya. Hal ini dikarenakan pada kurva teknik kita membuat suatu
asumsi bahwa luas penampang disetiap titik tetap hal ini dikarenakan perubahan
luas penampang yang kecil sedangkan pada kurva sebenarnya kita tidak
mengasumsikan bahwa luas penampang di setiap titik sama sehingga kurva yang
didapat naik keatas.
Dari hasil pengujian tarik kali ini, jika diamati patahan yang ada membentuk
cup and cone. Hal ini menunjukkan bahwa material ini ulet.
V. KESIMPULAN
Dari hasil uji tarik dengan menggunakan specimen St-42 diperoleh data sebagai
berikut :
1. kekuatan luluh :
2. kekuatan tarik :
3. elastisitas :
4. kelentingan :
5. elongation :
6. redaction of area :
7. toughness :
8. koefisien strain hardening :
9. koefisien kekuatan :
F
persamaan setelah necking : σ s =
Ai
regangan sebenarnya : perbandingan antara pertambahan panjang setiap
saat dengan panjang benda saat itu. Rumus yang digunakan :
Li A
ε = ln atauε = ln 0
L0 Ai
2. Nyatakan serta berikan interprestasi atas hasil pengujian tarik tersebut dan cari
sifat-sifat mekaniknya
Jawab :
Dari kurva P - ∆l dan T – e diperoleh daerah pertama yaitu daerah elastis
dimana berlaku hukum Hooke. Pada daerah kedua yaitu daerah plastis terletak
diantara batas luluh dan ultimate lalu daerah ketiga yaitu daerah plastis pada
saat necking hingga fracture. Grafik pada daerah pertama masih linear, daerah
kedua grafik belum tentu linear, daerah ketiga grafik tidak linear.
Sifat mekanik yang diperoleh adalah :
a. Ty :
b. Tu :
c. E :
d. Tfracture :
e. Kekerasan awal : 40 HRA
f. Kekerasan akhir : 43 HRA
3. Apakah dari pengujian yang dilakukan ini, anda dapat langsung menghitung
modulus elastisitas dari bahan tersebut ?
Jawab :
Dari hasil pengujian kita dapat menentukan besarnya Modulus Elastisitas suatu
material dengan mencari besarnya gradient dari kurva P - ∆l
4. Sebutkan pula kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan adakah cara lain
untuk menentukan Modulus Elastisitas dengan mesin uji universal tersebut ?
Jawab :
Kesalahan yang mungkin terjadi :
- kurang akuratnya perubahan harga diameter yang diukur pada saat
setelah necking
- kurang akuratnya perubahab harga pertanbahan panjang yang di
baca dari grafik P- ∆l
Cara lain dalam menentukan modulus elastisitas yaitu dengan menggunakan uji
lentur dengan metoda three point bending
1. Grafik antara P vs ∆l
Load x elongation
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
-5 -200 0 5 10 15
y = 1.3794x - 10.22
0
-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8
-2
-4
-6
-8
-10
-12
LAMPIRAN II
‘