Anda di halaman 1dari 12

MENURUNKAN FREKUENSI DILUAR QAF HYDRAULIC PRESSURE DROP

DAN MENINGKATKAN CP ≥ 1.33 PADA WOBBLER FEEDER 232FE2


SEBESAR 100 % SELAMA 15 MINGGU

”PKM UNIT RAWAT CRUSHER (URC)”


DATA PERUSAHAAN
PERUSAHAAN : PT SEMEN GRESIK ( PERSERO ) Tbk DIREKTORAT : PRODUKSI
ALAMAT : Ds.Sumber Arum Kec.Kerek Kab.Tuban - Indonesia DIVISI : PRODUKSI BAHAN BAKU
WEBSITE : http://www.semengresik.com BAGIAN : PRODUKSI BAHAN BAKU
PRODUKSI : Portland Cement & Portland Pozzoland Cement SEKSI : OPCR, PMCR, PLIC, IP

FASILITATOR : DEDY ERMAWANTO, ST USIA ANGGOTA : Tertua 43 Thn / Termuda 27 Thn


KETUA : MOCHAMMAD FARID TINGKAT PENDIDIKAN : Tertinggi S1 / Terendah SLTA
SEKRETARIS : JINGGA MAULANA AGUNG TANGGAL DI BENTUK : 16 Mei 2011
ANGGOTA : 1. RACHMAD SOLIKIN, ST TEMA / MAKALAH : Pertama
2. MANSUR TAMIM LAMA PERTEMUAN RATA-RATA : 2 Jam
3. DEDDY PRIHANTORO JUMLAH PERTEMUAN : 16 Kali
PERSENTASI KEHADIRAN : 90%

ALASAN MEMILIH TEMA : 1. QUALITY : FREKUENSI GANGGUAN DI WOBBLER FEEDER TUBAN 2 TINGGI
2. COST : BIAYA PEMELIHARAAN SEMAKIN BESAR
3. DELIVERY : WAKTU PEMELIHARAAN SEMAKIN LAMA
4. SAFETY : KESELAMATAN KERJA KURANG TERJAMIN
5. MORALE : SEMANGAT KERJA PEGAWAI MENURUN
6. ENVIRONMENT : LINGKUNGAN KERJA BISING DAN KUMUH

1
LANGKAH I
MENENTUKAN TEMA DAN JUDUL
Periode : 1 Juni 2011 s/d 7 Juni 2011
I.1. MENENTUKAN TEMA I.2. MENENTUKAN JUDUL
Sumber Data : Laporan Bulanan Operasi Crusher Sumber Data : Laporan Bulanan Operasi Crusher
Periode : 01 April s/d 31 Mei 2011 Periode : 01 April s/d 31 Mei 2011
Pencari Data : Jingga Maulana Agung Pencari Data : Jingga Maulana Agung
Lokasi : Wobbler Feeder Tuban 1, 2 dan 3 Lokasi : Wobbler Feeder 232FE2

Kesimpulan :
Berdasarkan analisa di atas, maka gugus sepakat menentukan tema:

"MENEKAN FREKUENSI GANGGUAN PADA


WOBBLER FEEDER 232FE2"

2
I.3. ANALISA KAPABILITAS PROSES DARI JUDUL
Sumber Data : Laporan Inspeksi Mingguan Sie.IP
Periode : 04 April s/d 13 April 2011
Pencari Data : Jingga Maulana Agung
Lokasi : Wobbler Feeder Tuban 2 232FE2 DIAGRAM HYSTOGRAM PRESSURE
DATA SHEET PRESSURE HYDRAULIC (PSI) HYDRAULIC 232FE2

Kesimpulan :
Berdasarkan analisa pareto dan hystogram (kapabilitas proses) di atas, maka gugus sepakat menentukan judul :

" MENURUNKAN FREKUENSI DILUAR QAF HYDRAULIC PRESSURE DROP DAN MENINGKATKAN CP ≥ 1.33
PADA WOBBLER FEEDER 232FE2SEBESAR 100 % SELAMA 15 MINGGU"
I.4. INITIAL GOAL
Berdasarkan perhitungan
initial goal = ( Frek. Kerusakan – Frek. Yang diinginkan ) x 100%
Frek.kerusakan
Initial goal = 97- 0 x 100 % = 100 %
97

Komentar manajemen :

Tuban, 7 Juni 2011


Disetujui oleh : Diperiksa oleh : Dibuat oleh :

Bagus Dwiwasono,ST Dedy Ermawanto,ST Mochammad Farid


Kabiro. Produksi Bahan Baku Fasilitator Ketua PKM URC

LANGKAH II
MENGANALISA PENYEBAB
Periode : 8 Juni 2011 s/d 21 Juni 2011
II.1. STRATIFIKASI PENYEBAB

1. Faktor Manusia 3. Faktor Methode


1.1. Operator kurang teliti 3.1. Cara pem asangan hydraulic actuator kurang sempurna
1.1.1. Kerja operator overload 3.1.1. Cara pengerasan connector line oil tidak seragam
1.1.1.1. Jumlah operator terbatas 3.1.1.1. Belum ada standar pemasangan hydraulic actuator.
3.2. Sistem pemeliharaan hydraulic unit kurang sempurna
2. Faktor Alat 3.2.1. Belum ada jadwal pemeliharaan hydraulic unit
2.1. Tekanan pompa hydraulic kurang optimal 3.2.1.1. Inspeksi hydraulic unit tidak rutin.
2.1.1. Tekanan hydraulic tidak stabil
2.1.1.1. Tidak ada stabilizier tekanan 4. Faktor Bahan
2.1.2. Relief valve bocor 4.1. Dimensi seal relief valve tidak sama
2.1.2.1. Seal relief valve aus 4.1.1. Ukuran seal relief valve tidak sesuai toleransi.
2.1.2.1.1. Oli panas
2.1.2.1.1.1. Tidak ada cooling oil. 5. Faktor Lingkungan
2.2. Kerja pompa tidak maksimal 5.1. Area kerja tidak aman
2.2.1. Ampere motor pompa tinggi 5.1.1. Lingkungan kumuh
2.2.1.1. Beban motor tidak stabil 5.1.1.1. Lingkungan berdebu.
2.2.1.1.1. Blade pompa aus
2.2.1.1.1.1. Kerja Motor pompa countinue.
3
II.2. DIAGRAM ISIKHAWA

II.3. NOMINAL GROUP TECNIQUE (NGT)

Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan indek NGT sesuai rumus 1/2n+1, maka didapatkan calon penyebab yang diduga dominan dan akan diuji
dilangkah ketiga, sebagai berikut :
1.Tidak ada stabilizier tekanan 4.Inspeksi hydraulic unit tidak rutin
2.Ukuran seal tidak sesuai toleransi 5.Kerja motor pompa countinue.
3.Tidak ada cooling oil.

LANGKAH III
MENGUJI DAN MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN
Periode : 22 Juni s/d 4 Juli 2011

III.1. MENGUJI KORELASI


1. Scatter diagram hubungan antara tidak ada stabilizier tekanan dengan tekanan hydraulic tidak stabil..

Pengujian dilakukan dengan cara memberi stabilizier pada sistem hydraulic


dengan persentase injeksi nitrogen yang bervariasi yaitu pengisian
dari 0% s.d 20%.

Sumbu X = Tidak ada stabilizier tekanan / % Nitrogen


Sumbu Y = Tekanan hydraulic tidak stabil / kali.
Kesimpulan :
koefisien korelasi = - 0.939
Ada korelasi negatif kuat.

4
2. Scatter diagram hubungan antara Ukuran seal tidak sesuai toleransi dengan frekuensi gangguan hydraulic pressure drop.

Pengujian dilakukan dengan cara Menggunakan variasi ukuran seal yang diluar
range toleransi ± 0.05 mm, Variasi ukuran seal didapatkan dari ukuran seal standart
dikurangi kelipatan 0.5 mm sejumlah 6 ea.

Sumbu X = Ukuran seal tidak sesuai toleransi (mm)


Sumbu Y = Frekuensi gangguan hydraulic pressure drop (kali)
Kesimpulan :
koefisien korelasi = 0.392
Ada korelasi positif lemah.

3. Scatter diagram hubungan antara Tidak ada cooling oil dengan frekuensi gangguan hydraulic pressure drop.

Pengujian dilakukan dengan cara menggunakan variasi pendinginan pada oli.


Dengan menggunakan portable oil cooler unit.

Sumbu X = Tidak ada cooling oil (kali/shift).


Sumbu Y = Frekuensi gangguan hydraulic pressure drop (kali).
Kesimpulan :
koefisien korelasi = - 0.204
Ada korelasi negatif lemah

4. Scatter diagram hubungan antara Inspeksi hydraulic unit tidak rutin dengan frekuensi gangguan hydraulic pressure drop.

Pengujian dilakukan dengan cara Membuat jadwal inspeksi yang bervariasi di tiap
shiftnya. Pengujian dilakukan selama 4 shift operasi dan tiap shiftnya dilakukan 2 kali
vareasi inspeksi hydraulic unit.

Sumbu X = Inspeksi hydraulic unit tidak rutin (kali/shift)


Sumbu Y = Frekuensi gangguan hydraulic pressure drop (kali).
Kesimpulan :
koefisien korelasi = 0.007
Ada korelasi positif lem ah.

5. Scatter diagram hubungan antara kerja motor pompa countinue dengan ampere motor pompa tinggi

Uji coba dilakukan dengan cara pengaturan persentase intake valve flow oli.
Dengan motor running continue.

Sumbu X = Kerja motor pompa countinue (%intake valve)


Sumbu Y = Ampere motor pompa tinggi (ampere)
Kesimpulan :
koefisien korelasi = 0.988
Ada korelasi positif kuat.

III.2. MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN

LANGKAH IV
MEMBUAT RENCANA DAN MELAKSANAKAN PERBAIKAN
Periode : 5 Juli 2011 s/d 25 Juli 2011

IV.1. TABEL ANALISA ALTERNATIF SOLUSI DAN RESIKO


FAKTOR PENYEBAB AKIBAT SOLUSI RESIKO KEPUTUSAN
Membutuhkan waktu
Membuat sistem running
dan biaya untuk YA
motor tidak countinue
Alat Kerja motor pompa countinue Ampere motor pompa tinggi modifikasi
Menambahkan manual Berpontensi pressure
TIDAK
pompa pada sistem drop lagi
Mengganti relief valve
dengan desain orisinil Berpontensi rusak lagi TIDAK
Alat Tidak ada stabilizier tekanan Tekanan hydraulic tidak stabil Membutuhkan waktu
Memasang bladder dan biaya untuk YA
accumulator modifikasi
5
IV.2. ALTERNATIF DESAIGN
KONDISI SEBELUMNYA ALTERNATIF SOLUSI

Kondisi Sebelumnya : Alternatif Solusi :


1.Kerja motor pompa hydraulic tension running terus 1.Membuat sistem running motor tidak countinue
2.Belum ada penyetabil tekanan 2.Memasang bladder accumulator sebagai penyetabil tekanan

IV.3. RENCANA PERBAIKAN


No. Penyebab Why What Where When Who How How Much

1 Tidak ada stabilizier Agar tekanan Memasang bladder Wobbler Minggu II & III Solikin a.Pasang H-beam 100x800x900 mm
tekanan hydraulic stabil accumulator feeder Juli sebagai pondasi tangki baru.
232FE2 2011 b.Pasang tangki hydraulic
c.Pasang motor dan pompa
d.Pasang bladder accumulator
e.Pasang line hydraulic
f. Pasang oil cooler sistem
2 Kerja motor pompa Agar blade pompa Membuat sistem Wobbler Minggu II & III Tamim a.Pasang panel kontrol dngn urutan:
countinue tidak mudah aus running motor feeder Juli Pasang fan panel
tidak continue 232FE2 2011 Pasang power supply 24 vdc,
Pasang main breaker 3 phase,
Pasang relay 24 vdc,220 vac,
Pasang kontaktor 220 vac,
Pasang overload protector,
Pasang terminal contact
Pasang tombol emergancy stop
Pasang tombol start stop manual 100%
Pasang lampu indikator
b.Install line kontrol sesuai dengan
desaign drawing yang telah dibuat
c.pasang selenoid valve pada
discharge pompa.
d.Pasang sensor clogging filter oil
e.Pasang sensor level dan temperatur
oil pada tangki.
f.Pasang pressure switch dan pressure
gauge pada discharge pompa.
g.Pasang selenoid drainase.
h.Pasang relief valve.pada selenoid
i. Pasang line motor group dan indikasi
interlock dari panel kontrol lokal
ke PLC central ccr.

IV.4. INTERMEDIAT TARGET


Berdasarkan rencana perbaikan diatas maka gugus sepakat menentukan intermediat target sebesar 100%
Komentar manajemen :

Tuban, 15 Juli 2011


Disetujui oleh : Diperiksa oleh : Dibuat oleh :

Bagus Dwiwasono,ST Dedy Ermawanto, ST Mochammad Farid


Kabag Produksi Bahan Baku Fasilitator Ketua PKM URC
6
IV.5. MELAKSANAKAN PERBAIKAN
Penyebab
No. Langkah Perbaikan Monitoring Keputusan GKM
Dominan
1 Tidak ada stabilizier 1. Persiapan Grafik Kunjungan Setelah dimonitor
tekanan Mempersiapan alat dan bahan untuk memasang selama 5 hari
bladder accumulator, tidak terjadi gangguan
a. Alat Press.Hydraulic Drop pada
Oxygen/acetylene 1 set, Mesin las 1 set, Wobbler Feeder 232FE2,
Cutting Weld, Gerinda, Palu, Meteran,kunci pipa,kunci sehingga TMM URC
inggris,bended pipe. sepakat menyatakan
b. Bahan perbaikan berhasil 100%
- H-beam 100x800mm =2ea
- H-beam 100x900mm =2ea
- Plate steel 10mm (800mmx900mm) = 1ea
- Dyna bolt =8ea Grafik Hasil
- Bladder accumulator dg type
- Isolatip pipe
- Bolt & nut M.12mmx80mm = 4 ea
- Welding rod 3.2mm = 0.5kg
- Pipa
- Selang
- Clamp bladder
2. Cara memasang
a.Memasang H-beam 100x800x900 mm
sebagai pondasi tangki baru.
b.Memasang tangki hydraulic
c.Memasang motor dan pompa
d.Memasang bladder accumulator
e.Memasang line hydraulic
3. Finishing
Monitoring pada saat operasi.

2 Kerja motor pompa 1. Persiapan Setelah dimonitor


countinue Mempersiapan alat dan bahan untuk membuat sistem Grafik Kunjungan selama 5 hari
runniing motor tidak countinue. tidak terjadi gangguan
a. Alat Press.Hydraulic Drop pada
Tang, obeng, kunci inggris, obeng -/+,tang kombinasi Wobbler Feeder 232FE2,
jekplong, grinda, mesin las,cutting weld, kunci 1set, sehingga TMM URC
cutter,hand bor, kunci pipa, tangskunt. sepakat menyatakan
b. Bahan perbaikan berhasil 100%
- pipa 1 inchi 5 lonjor
- flexible kable 5 meter ukuran 1 inchi
- Elblow pipa 15 ea ukuran 1 inchi
- konektor flexible 6 ea
- Kable 1.5 mm = 100 meter Grafik Hasil
- panel kontrol
- main braeker 3 phase = 1ea
- relay 24 vdc = 7ea
- relay 220 vac = 1ea
- Cable scone
- Bracker motor cooling = 1ea
- Overload protector = 1ea
- Fuse = 2ea
- Terminal contact = 50ea
- Lampu indicator = 10ea
- Tombol emergency stop = 1ea
- Pressure gauge = 2ea
- Pressure switc = 1ea
- Sensor cloging = 2ea
- Sensor level = 1ea
- Selenoid Valve = 1ea

7
2. Cara memasang
a.Pasang panel kontrol dngn urutan:
Pasang fan panel
Pasang pow er supply 24 vdc,
pasang main breaker 3 phase,
pasang relay 24 vdc,220 vac,
pasang kontaktor 220 vac,
pasang overload protector,
pasang terminal contact
pasang tombol emergancy stop
pasang tombol start stop manual
pasang lampu indikator
b.Install line kontrol sesuai dengan desaign draw ing
yang telah dibuat
c.pasang selenoid valve pada
discharge pompa.

d. Pasang sensor
clogging filter oil

e.Pasang sensor level dan temperatur oil


pada tangki

f.Pasang pressure sw itch


dan pressure gauge
pada discharge pompa

g.Pasang selenoid drainase dan valve manual

h.Pasang relief valve


pada selenoid

i.Pasang line motor group dan indikasi interlock


dari panel kontrol lokal ke PLC central CCR
3. Cara mengoperasikan
a. Lokal
- Select lokal CCR
- Tombol start local lapangan
- Pastikan indikasi pressure mencapai 85Psi
- Pastikan setelah pressure tercapai motor pompa mati
dan pressure ready
- Jika pressure telah tercapai dan motor pompa tidak mati,
maka tekan emergency stop dan check
setting pressure sw icth
b. Automatic
- Select auto CCR
- Select start group w obbler 2 pada CCR
- Setelah pressure mencapai 85Psi maka w obbler running
- Jika pressure tidak tercapai maka muncul indikasi/alarm
- Check kondisi lapangan,
gunakan cara pengoperasian secara local
4. Finising
Monitoring saat operasi, pastikan deviasi pressure
adalah lebih dari sama dengan 1 (satu)

Gb.
Gb.Pemasangan
Gb. Pengerasan
Pemasangan
Baut dowl
8
LANGKAH V
MENELITI HASIL
Periode : 26 Juli 2011 s/d 25 September 2011

V.1. PERBANDINGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERBAIKAN TERHADAP JUDUL

V.1.1. SEBELUM PERBAIKAN V.1.2. SESUDAH PERBAIKAN


Sumber Data : Laporan Bulanan Operasi Crusher Sumber Data : Laporan Bulanan Operasi Crusher
Periode : 01 April s/d 31 Mei 2011 Periode : 26 Juli s/d 25 September 2011
Pencari Data : Jingga Maulana Agung Pencari Data : Jingga Maulana Agung
Lokasi : Wobbler Feeder 232FE2 Lokasi : Wobbler Feeder 232FE2

9
V.2. PERBANDINGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERBAIKAN TERHADAP TEMA
V.2.1. SEBELUM PERBAIKAN V.2.2. SESUDAH PERBAIKAN
Sumber Data : Laporan Bulanan Operasi Crusher Sumber Data : Laporan Bulanan Operasi Crusher
Periode : 01 April s/d 31 Mei 2011 Periode : 26 Juli s/d 25 September 2011
Pencari Data : Jingga Maulana Agung Pencari Data : Jingga Maulana Agung
Lokasi : Wobbler Feeder 232FE2 Lokasi : Wobbler Feeder 232FE2

V.3. EVALUASI HASIL PERBAIKAN TERHADAP JUDUL V.4. EVALUASI HASIL PERBAIKAN TERHADAP TEMA
V.3.1. Berdasarkan frekuensi ( kali ) V.4.1. Berdasarkan frekuensi ( kali )

97 135
84.4%
100%

0 21

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah


perbaikan perbaikan perbaikan perbaikan
10
V.3.2. Berdasarkan durasi (menit) V.4.2. Berdasarkan durasi (menit)

2137 3135
100% 93 %

0 224

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah


perbaikan perbaikan perbaikan perbaikan

V.3.3. Berdasarkan nilai kerugian produksi (juta) V.4.3. Berdasarkan nilai kerugian produksi (juta)

9967.72 14622.74
100% 93 %

0 1044.81

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah


perbaikan perbaikan perbaikan perbaikan

V.5. PERBANDINGAN KAPABILITAS PROSES SEBELUM DAN SESUDAH PERBAIKAN.

V.5.1. SEBELUM PERBAIKAN


Sumber Data : Laporan Inspeksi Mingguan Sie.IP
Periode : 04 April s/d 13 April 2011
Pencari Data : Jingga Maulana Agung
DIAGRAM HYSTOGRAM PRESSURE
Lokasi : Wobbler Feeder Tuban 2 232FE2
HYDRAULIC 232FE2
DATA SHEET PRESSURE HYDRAULIC (PSI)

V.5.2. SETELAH PERBAIKAN


Sumber Data : Laporan Inspeksi Mingguan Sie.IP
Periode : 01 Agustus s/d 10 Agustus 2011
Pencari Data : Jingga Maulana Agung
Lokasi : Wobbler Feeder Tuban 2 232FE2 DIAGRAM HYSTOGRAM PRESSURE
HYDRAULIC 232FE2
DATA SHEET PRESSURE HYDRAULIC (PSI)

V.6. ANALISA DAMPAK PERBAIKAN


V.6.1. Dampak positif
1. Anggota team bekerja lebih kompak dan akrab
2. Lebih memahami dan dapat menggunakan alat bantu PDCA TULTA untuk menyelesaikan masalah
3. Semangat kerja meningkat
11
LANGKAH VI
MEMBUAT STANDAR BARU
Periode : 26 September s/d 4 Oktober 2011

VI.1. Standar prosedur


1. Dipastikan H-beam 100x800x900 mm dipasang sebagai pondasi tangki baru.
2. Dipastikan dipasang tangki hydraulic
3. Dipastikan dipasang motor dan pompa
4. Dipastikan dipasang bladder accumulator
5. Dipastikan dipasang line hydraulic
6. Dipastikan dipasang panel kontrol dngn urutan:
 Dipasang fan panel
 Dipasang power supply 24 vdc,
 Dipasang main breaker 3 phase,
 Dipasang relay 24 vdc,220 vac,
 Dipasang kontaktor 220 vac,
 Dipasang overload protector,
 Dipasang terminal contact
 Dipasang tombol emergancy stop
 Dipasang tombol start stop manual
 Dipasang lampu indikator
7. Dipastikan line kontrol dipasang sesuai dengan desaign drawing yang telah dibuat
8. Dipastikan selenoid valve dipasang pada discharge pompa.
9. Dipastikan dipasang sensor clogging filter oil
10. Dipastikan sensor level dan temperatur oil dipasang pada tangki.
11. Dipastikan pressure switch dan pressure gauge dipasang pada discharge pompa.
12. Dipastikan dipasang solenoid drainase.
13. Dipastikan relief valve dipasang pada solenoid
14. Dipastikan line motor group dan indikasi interlock dipasang dari panel kontrol lokal ke PLC central (CCR).
VI.2. Standar hasil
Apabila standar prosedur dilaksanakan secara baik dan benar, dijamin tidak akan terjadi
gangguan pada peralatan Wobbler Feeder yang disebabkan oleh Pressure Hydraulic Drop.
Dengan demikian TMM URC berhasil menekan biaya kerugian produksi
semula sebesar Rp.9.967.720.000,- turun sebesar Rp.0,-
VI.3. Strategi implementasi
1. Disosialisasikan kepada rekan kerja
2. Dibuatkan Work Instruction ( kode dokumen : IK/5043/014 ).
VI.4. Manfaat yang didapat
1. Frekuensi gangguan di Wobbler Feeder tuban I, II, III dapat ditekan
2. Biaya pemeliharaan semakin kecil & efisien.
3. Waktu pemeliharaan semakin singkat
4. Keselamatan kerja semakin aman dan terjamin
5. Semangat kerja pegawai meningkat dan semakin kompak.
6. Lingkungan kerja lebih bersih dan sehat.

Komentar manajemen :

Tuban, 28 September 2011


Disetujui oleh : Diperiksa oleh : Dibuat oleh :

Bagus Dwiwasono,ST Dedy Ermawanto, ST Mochammad Farid


Kabag Produksi Bahan Baku Fasilitator Ketua PKM URC

12

Anda mungkin juga menyukai