Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI PERTAMINA HULU ENERGI ONWJ


TENTANG
PENGAMATAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN PADA
VESSEL MM-V-41 HP SLUG CATHER

Disusun Oleh

Nama Mahasiswa : Wawan Rahangiar


NIM : 201440059
Program Studi : Teknik Instrumental Kilang
Bidang Minat : Instrumentasi Dan Electronika
Tingkat : II (Dua)

KEMENTERIAN ENERGI SUMBER DAYA MANUSIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
2022

1
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Pertamina Hulu Energi ONWJ


(PHE ONJW)
Periode: Dari Tanggal 13 mei 2022 – 12 juni 2022

Disusun Oleh:

Nama Mahasiswa : Wawan Rahangiar

NIM : 2014400032

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui


Pada tanggal
Mengetahui,
Mengetahui,
Pembimbing
Kordinator bidang Pengujian
Praktik Lapangan
Dan Dukungan Teknis

M Agus setiawan
NIP. 19050959 Mochamad Jalal Abdul Goni
NIP. 190511

2
LEMBAR PENGESAHAN

PEMBIMBING KKW
judul : PENGAMATAN SISTEM PENGENDAIAN
TEKANAN VESSEL MM-V-41 SLUG CATHER
DI PHE ONWJ
Nama : Wawan Rahangiar

Program Studi : Teknik InstrumentasiKilang

Konsentrasi : Instrumentasi Dan Electronika

Tingkat : II (dua)

Menyutujui:
Pembimbing Kertas Kerja Wajib

Ir. Roni Heru Triyanto, M.T.


NIP. 196704261993031001

Mengetahui:
Ketua Program Studi Teknik Instrumentasi Kilang

Ir. Roni Heru Triyanto, M.T.


NIP. 196704261993031001

3
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Saya memanjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya karena Kertas Kerja Wajib (KKW) yang berjudul
“PENGAMATAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN PADA VESSEL
MM-V41 HP SLUG CATHER DI PHE ONWJ)” telah dapat penulis selesaikan
dengan baik.
Penulisan Kertas Kerja Wajib ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan program diploma II pada program studi Teknik Instrumentasi Kilang
PEM Akamigas Cepu., dan dalam proses penyusunan Kertas Kerja Wajib ini,
penulis mendapatkan banyak sekali bantuan, bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis juga bermaksud
menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M. Sc, selaku Direktur PEM Akamigas.


2. Roni. Heru Triyanto, Ir., M.T. selaku Kepala Program Studi Teknik
Instrumentasi Kilang.
3. Mochamad Jalal Abdul Goni selaku dosen pembimbing .
4. Kedua orang tua yang senantiasa memberi dukungan, baik moral
maupunmaterial.
5. Semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan
Kertas Kerja Wajib.

. Dalam penyusunan KKW ini penulis menyadari bahwa masih banyak


kekurangan. Maka dari itu untuk penyempurnaan KKW ini pada kesempatan yang
akan datang penulis mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun.
Semoga KKW ini bermanfaat dan menambah wawasan para pembaca

Cepu…………… 2022

Penulis

Wawan Rahangiar

NIM. 201440032

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATAPENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
ABSTARK.............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang.........................................................................................10
1.2 Tujuan Pelaksanaan PKL.......................................................................11
1.3 Manfaat Pelaksanaan PKL……………………………………………..12
1.4 Lokasi, waktu dantempatPKL................................................................13
BAB II OREINTASI UMUM
2.1 Sejarah Singkat PHE ONWJ..................................................................12
2.2 Visi, Misi danTujuan PHE ONJW..........................................................13
2.3 Struktur Organisasi PHE ONWJ............................................................13
BAB III PEMBAHASAN
3. 1 Kegiatan – kegiatan Selama PKL…..…………………...……………18
3. 2 Hasil pengamatan ……………………………………….. ………......20
3. 3 Pemecahan Masalah ………...…………………………….…….........21
BAB IV PENUTUP
4. 1............................................................................................... Kesimpulan
...............................................................................................................22
4. 2 Saran ……….………………………………………………………....23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

LAMPIRAN......................................................................................................................26

5
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
PT PHE ONWJ merupakan center of excellence untuk kegiatan operasi
lepas pantai dalam mewujudkan Pertamina menjadi perusahaan minyak bumi dan
gas alam berkelas dunia. Produk dari PT PHE ONWJ adalah berupa minyak bumi,
gas alam, dan water yang dipisahkan dengan menggunakan separator tiga fasa.
Minyak bumi dan gas alam diperoleh dengan melakukan pengeboran lepas pantai
pada beberapa flow station antara lain: Zulu, Papa, Lima, Bravo, Echo, dan
Uniform. Pada kondisi aktual saat ini, anjungan produksi Uniform akan
dikembangkan dengan cara menaikkan produksi minyak bumi dan gas alam.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukanuntuk menaikan produksi,
antara lain dengan menaikkan flowrate, menaikkan hasil gas, maupun menaikkan
hasil minyak pada anjungan tersebut.Fungsi dari Slug Catcher yaitu untuk menyaring
segala kotoran-kotoran yang terbawa oleh minyak dari dalam sumur seperti pasir, emulsi
dll. Sedangkan untuk minyak yang berasal dari Gemah Station dikirim melalui pipa dan
diterima di Pick Receiver. Kemudian untuk fluida di Slug Cather tersebut dialirkan dan
masuk ke Test Separator (PV-3420) dengan tekanan 150 psi sebagai tempat pemisahan
sementara dengan.sistem tiga fasa antara lain minyak, air dan gas. Dan ada juga fluida
yang dari Slug Catcer langsung masuk ke1STSTG Separator (PV-3400) kemudian masuk
ke Heater. Sedangkan fluida yang bertekanan tinggi (High Pressure) akan masuk ke HP
Separator (PV-3430) dengan tekanan 545 psi kemudian fluida dari HP separator
bertekanan 545 psi dan Test Separator 150 psi masuk ke Heater.Sedangkan untuk minyak
yang yang berasal dari Gemah Station melalui penerimaan di Pick Receiver akan
langsung masuk juga ke Heater. Fungsi Heateryaitu digunakan untuk memanaskan fluida
sehingga mempermudah terjadi memisahkan elmulsi antara minyak dan air.

6
1.1 Tujuan & Manfaat
 Mengetaui proses system “PENGENDALIANTEKANAN PADA
VESSEL MM-V41 HP SLUG CATHER DI PHE ONWJ
 Mengetahui fungsi dan prinsip Kerja dari Slug Cather
 Dapat memahami system pengendalian tekanan pada vessel mm-41 hp
slugcather di PHE ONWJ.
1.2 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Ada Pun manfaat praktek Kerja Lapangan (PKL) Tentang sestem pengendalian
tekanan pada vessel MM- V – 41HP Slug cather di PHE ONWJ adalah :
 Mempelajari tentang Pengamatan system pengendalian tekanan pada
vessel MM-V-41 yang di gunakan Sesuai dengan gas bertekanan tinggi atau
cairan cair yang secara signifikan berbeda dari tekanan sekitar.
 Mempelajari bagaimana pengamatan system pengendalian tekanan pada
vessel MM-V- 41 DI Slug Cather dan ganguan baik internal maupun ganguan
eksternal pada pengematan system tekanan pada vessel MM-V-41.

1.3Lokasi, Waktu Dan Tempat PKL


Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT. PERTAMINA PHE
ONWJ dari tanggal 3 April – 23 April 2022 yang berlokasi di Region 2- PT.
Pertamina EP Gd. Standard Chareted Bank Jl. Prof Dr. Satrio NO. 162, Lt. 25
Jakarta Selatan – 12950

7
BAB II
ORENTASI UMUM

2.1 SEJARAH PERTAMINA ONWJ


Sejarah pengelolaan migas dilapangan Offshore North West Java
mengalami beberapa kali pergantian pengelolaan. Pada tahun 1966 IIAPCO dan
Pertamina menandatangani Kerjasama Produksi (PSC) untuk konsesi area Lepas
pantai Utara Jawa Barat (ONWJ). Izin pemerintah menyusul setahun kemudian,
1967 Sinclair Exploration Company mendapatkan hak beroperasi untuk ONWJ
dari IIAPCO. PSC ONWJ antara IIAPCO dan Pertamina disetujui oleh
pemerintah Indonesia. 1971 Perusahaan Eksplorasi Sinclair secara resmi berubah
menjadi Atlantic Richfield Indonesia Inc. (ARCO) Presiden Indonesia Soeharto
meresmikan lapangan Ardjuna dari Echo flow Station pada tanggal 1 September
1971. Pada tahun itu juga area lepas pantai ONWJ dikelola oleh ARCO. Tahun
2000 lapangan ONWJ dikelola oleh gabungan antara BP, Arco, Amoco, dan
Burmah Castrol. BP West Java ltd merupakan operator pengelola
lapangan.Kemudian pada bulan Juli 2009, divestasi BP West Java ltd. dari BP
menjadi Pertamina, diikuti dengan perubahan nama perusahaan menjadi
Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd.Pada tanggal 30 Agustus 2010, komposisi blok
onwj adalah sebagai berikut Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd.. (Operator) 46 %,
CNOOC ONWJ Ltd.. 36.7205 %, INPEX Java Ltd.. 7.25 %, Talisman Resources
(N.W Java) Ltd..5.0295 % dan Salamander Energy (Java) Ltd.. 5 %. (Sumber:
esdm.go.id website). Di tahun 2011, Pertamina membeli 7.25 % saham yang
sebelumnya dimiliki Inpex dan ditahun yang sama Energi Mega Persada, melalui
anak perusahaan EMP International Ltd., membeli dari CNOOC 36.7205% .
Ditahun 2012 berikut komposisi kepemilikan blok ONWJ adalah Pertamina Hulu
Energi ONWJ Ltd (Operator) of 53.25%, EMP ONWJ Ltd.. 36.7205%, Talisman
Resources (NW Java) Ltd at 5.0295% and Risco Energy BV ONWJ by 5%.
Setahun berikutnya pada tahun 2013 PT Pertamina membeli 5.03 % saham yang
dimiliki oleh Talisman Energy. Sehinnga pada tahun 2014 blok ONWJ dimiliki
oleh PHE ONWJ 58.28 %, Energy Mega Persada (Bakrie Group) 36.72 % dan

8
Risco Energy 5%. Hingga pada akhirnya tanggal 18 januari 2017 area ONWJ
telah dimiliki penuh PT. PHE ONWJ.
2,3 Visi dan Misi PHE ONWJ
 Visi
“ Mewujudkan Sektor Perminyakan Indonesia Yang Mandiri , Maju, Kuat dan
Berbasis Kepentingan Nasional”

 Misi
1. Kedaulatan;
2. Berkelanjutan;
3. Kesejahteraan.

2.2 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi di Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java
dikepalai oleh general manager / executive VP yang membawahi 9 divisi yaitu :
 VP subsurface
 VP Drilling & Well Service
 VP Project
 VP SCM
 VP HR&R
 VP Operation
 VP Engineering & Integrity
 VP HSSE
 VP Commercial & Finance

Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi PHE ONWJ dapat dilihat pada
diagram berikut:

9
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PHE ONWJ

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Vessel MM-V-41-01


Vessel MM-V-41-01 sendiri adalah bejana, atau diartikan sebuah tempat. Dari
arti kata secara langsung dari bahasa inggris, vessel sendiri pun bermanka tempat.
Jadi apapun yang berbentuk tempat, itulah vessel. Seperti halnya panci, ember, itu
pun dapat di artikan sebagai vessel, namun tidak seperti vessel yang kita
maksudkan di sini
Pressure vessel sendiri adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan
fluida, baik itu dalam kondisi yang bertekanan ataupun tidak bertekanan. Kalau
saya terjemahkan dari bahasa buku, karangan eugene f. Megyesy, pressure vessel
di artikan sebagai sebuah wadah dari metal (baja) yang biasanya berbentuk
cylindrikal atau sperical, yang dapat manahan beban tertentu.

3.2 Sistem Instrumentasi

Dalam industri perminyakan dimana hampir semua proses pengolahan


dilakukan melalui jalur yang tertutup, sehingga obyek atau bahan yang diproses
tidak dapat dilihat atau diukur secara langsung. Kemampuan indera manusia untuk
melakukan pengamatan sangat terbatas karena mempunyai kelemahan dalam
mengamati dan mengukur suatu keadaan lewat panca inderanya. Oleh karena itu
diperlukan suatu mekanisme peralatan yang dinamakan Instrumentasi. Peralatan
instrumentasi dapat melakukan fungsi melihat, mengukur dan mengendalikan
variable-variabel proses .

o Pressure (tekanan)
o Temperature (suhu)
o Flow (aliran)
o Level (tinggi permukaan cairan), dll.
Dengan adanya peralatan instrumentasi ini diharapkan dapat memperoleh hasil

10
produksi yang berkualitas, efektif dan efisien. Fungsi Instrumentasi pada proses

industri dapat diklasifikasikan ke dalam empat golongan yaitu:

Tambah penjelasan fungsi” instrumentasi!!

Gambar 3. 1 Fungsi Instrumentasi(8:5)

3.3 Prinsip – prinsip Pengendalian Proses

3.3.1 Sistem Kontrol Open loop dan close loop

Sistem Kontrol Open Loop atau kontrol lup terbuka adalah suatu sistem yang

keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol. Artinya, sistem kontrol

terbuka keluarannya tidak dapat digunakan sebagai umpan balik dalam masukan

Gambar 2.1 : Diagram blok system open loop

Dari gambar 2.1 di atas dapat diketahui persamaan untuk sistem lup terbuka :

Dalam suatu sistem kontrol terbuka, keluaran tidak dapat dibandingkan dengan masukan

acuan. Jadi, untuk setiap masukan acuan berhubungan dengan operasi tertentu, sebagai

11
akibat ketetapan dari sistem tergantung kalibrasi. Dengan adanya gangguan, system

control open loop tidak dapat melaksanakan tugas sesuai yang diharapkan. System

control open loop dapat digunakan hanya jika hubungan antara masukan dan keluaran

diketahui dan tidak terdapat gangguan internal maupun eksternal.

Sistem kontrol lup tertutup (Close Loop) Sistem kontrol lup tertutup adalah sistem

kontrol yang sinyal keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan,

sistem kontrol lup tertutup juga merupakan sistem kontrol berumpan balik. Sinyal

kesalahan 6 penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan

balik (yang dapat berupa sinyal keluaran atau suatu fungsi sinyal keluaran atau

turunannya, diumpankan ke kontroler untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar

keluaran sistem mendekati harga yang diinginkan. Dengan kata lain, istilah “lup tertutup”

berarti menggunakan aksi umpan – balik untuk memperkecil kesalahan sistem.

Gambar 2.2 : Sistem control lup tertutup

Dari gambar 2 di atas dapat diketahui persamaan yang digunakan dalam close loop

sistem:

Pada Gambar 2.2 menunjukkan hubungan masukan dan keluaran dari sistem kontrol lup

tertutup. Jika dalam hal ini manusia bekerja sebagai operator, maka manusia ini akan

menjaga sistem agar tetap pada keadaan yang diinginkan, ketika terjadi perubahan pada

sistem maka manusia akan melakukan langkah – langkah awal pengaturan sehingga

12
sistem kembali bekerja pada keadaan yang diinginkan. Dalam hal lain jika kontroler

otomatik digunakan untuk menggantikan operator manusia, sistem kontrol tersebut

menjadi otomatik, yang biasa disebut sistem kontrol otomatik berumpan balik atau sistem

kontrol lup tertutup, sebagai contoh adalah pengaturan temperatur. Sistem kontrol manual

berumpan-balik dalam hal ini manusia bekerja dengan cara yang sama dengan sistem

kontrol otomatik. Mata operator adalah analog dengan alat ukur kesalahan, otak analog

dengan kontroler otomatik dan otot – ototnya analog dengan akuator. Hal inilah yang

membedakan dengan sistem kontrol lup terbuka yang keluarannya tidak berpengaruh

pada aksi pengontrolan, dimana keluaran tidak diukur atau diumpan–balikkan untuk

dibandingkan dengan masukan. Sistem kontrol lup tertutup mempunyai kelebihan dari

sistem kontrol lup terbuka yaitu penggunaan umpan–balik yang membuat respon sistem

relatif kurang peka terhadap gangguan eksternal dan perubahan internal pada parameter

sistem dan mudah untuk mendapatkan pengontrolan “Plant” dengan teliti, meskipun

sistem lup terbuka mempunyai kelebihan yaitu kestabilan yang tak dimiliki pada sistem

lup tertutup, kombinasi keduanya dapat memberikan performansi yang sempurna pada

sistem.

3.3.2 Sistem kendali

Dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah

konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi

harus ada yang dikendalikan, yang merupakan suatu sistem fisis, yang biasa disebut

dengan kendalian (plant). Masukan dan keluaran merupakan variabel atau besaran fisis.

Keluaran merupakan hal yang dihasilkan oleh kendalian, artinya yang dikendalikan;

sedangkan masukan adalah yang mempengaruhi kendalian, yang mengatur keluaran.

Kedua dimensi masukan dan keluaran tidak harus sama. Pada sistem kendali dikenal

sistem lup terbuka (open loop system) dan sistem lup tertutup (closed loop system).

Sistem kendali lup terbuka atau umpan maju (feedforward control) umumnya

13
mempergunakan pengatur (controller) serta aktuator kendali (control actuator) yang

berguna untuk memperoleh respon sistem yang baik. Sistem kendali ini keluarannya tidak

diperhitungkan ulang oleh controller. Suatu keadaan apakah plant benar-benar telah

mencapai target seperti yang dikehendaki masukan atau referensi, tidak dapat

mempengaruhi kinerja kontroler.

Gambar 2.3 : Sistem pengendalian lup terbuka

Pada sistem kendali yang lain, yakni sistem kendali lup tertutup (closed loop system)

memanfaatkan variabel yang sebanding dengan selisih respon yang terjadi terhadap

respon yang diinginkan. Sistem seperi ini juga sering dikenal dengan sistem kendali

umpan balik. Aplikasi sistem umpan balik banyak dipergunakan untuk sistem kemudi

kapal laut dan pesawat terbang. Perangkat sehari-hari yang juga menerapkan sistem ini

adalah penyetelan temperatur pada lemari es, oven, tungku, dan pemanas air.

Gambar 2.4 : Sistem pengendalian lup tertutup

Dengan sistem kendali gambar 2.4, kita bisa ilustrasikan apabila keluaran aktual telah

sama dengan referensi atau masukan maka input kontroler akan bernilai nol. Nilai ini

artinya kontroler tidak lagi memberikan sinyal aktuasi kepada plant, karena target akhir

perintah gerak telah diperoleh. Sistem kendali loop terbuka dan tertutup tersebut

merupakan bentuk sederhana yang nantinya akan mendasari semua sistem pengaturan

yang lebih kompleks dan rumit. Hubungan antara masukan (input) dengan keluaran

(output) menggambarkan korelasi antara sebab dan akibat proses yang berkaitan.

14
Masukan juga sering diartikan tanggapan keluaran yang diharapkan. Untuk mendalami

lebih lanjut mengenai sistem kendali tentunya diperlukan pemahaman yang cukup tentang

hal-hal yang berhubungan dengan sistem kontrol. Oleh karena itu selanjutnya akan dikaji

beberapa istilah-istilah yang dipergunakannya.

3.3.4 Istilah-istilah dalam sistem pengendalian

1. Masukan

Masukan atau input adalah rangsangan dari luar yang diterapkan ke sebuah sistem kendali

untuk memperoleh tanggapan tertentu dari sistem pengaturan. Masukan juga sering

disebut respon keluaran yang diharapkan.

2. Keluaran

Keluaran atau output adalah tanggapan sebenarnya yang didapatkan dari suatu sistem

kendali.

3. Plant

Seperangkat peralatan atau objek fisik dimana variabel prosesnya akan dikendalikan,

misalnya pabrik, reaktor nuklir, mobil, sepeda motor, pesawat terbang, pesawat tempur,

kapal laut, kapal selam, mesin cuci, mesin pendingin (sistem AC, kulkas, freezer),

penukar kalor (heat exchanger), bejana tekan (pressure vessel), robot dan sebagainya.

4. Proses

Berlangsungnya operasi pengendalian suatu variabel proses, misalnya proses kimiawi,

fisika, biologi, ekonomi, dan sebagainya.

5. Sistem

Kombinasi atau kumpulan dari berbagai komponen yang bekerja secara bersama-sama

untuk mencapai tujuan tertentu.

6. Diagram blok

15
Bentuk kotak persegi panjang yang digunakan untuk mempresentasikan model

matematika dari sistem fisik. Contohnya adalah kotak pada gambar 1 atau 2.

7. Fungsi Alih (Transfer Function)

Perbandingan antara keluaran (output) terhadap masukan (input) suatu sistem

pengendalian. Suatu misal fungsi alih sistem pengendalian loop terbuka gambar 1 dapat

dicari dengan membandingkan antara output terhadap input. Demikian pula fungsi alih

pada gambar 3.

8. Sistem Pengendalian Umpan Maju (open loop system)

Sistem kendali ini disebut juga sistem pengendalian lup terbuka. Pada sistem ini keluaran

tidak ikut andil dalam aksi pengendalian sebagaimana dicontohkan gambar 1. Di sini

kinerja kontroler tidak bisa dipengaruhi oleh input referensi.

9. Sistem Pengendalian Umpan Balik

Istilah ini sering disebut juga sistem pengendalian loop tertutup. Pengendalian jenis ini

adalah suatu sistem pengaturan dimana sistem keluaran pengendalian ikut andil dalam

aksi kendali.

Gambar 2.5 : Sistem pengendalian lup tertutup

10. Sistem Pengendalian Manual

Sistem pengendalian dimana faktor manusia sangat dominan dalam aksi pengendalian

yang dilakukan pada sistem tersebut. Peran manusia sangat dominan dalam menjalankan

perintah, sehingga hasil pengendalian akan dipengaruhi pelakunya. Pada sistem kendali

manual ini juga termasuk dalam kategori sistem kendali jerat tertutup. Tangan berfungsi

untuk mengatur permukaan fluida dalam tangki. Permukaan fluida dalam tangki

16
bertindak sebagai masukan, sedangkan penglihatan bertindak sebagai sensor. Operator

berperan membandingkan tinggi sesungguhnya saat itu dengan tinggi permukaan fluida

yang dikehendaki, dan kemudian bertindak untuk membuka atau menutup katup sebagai

aktuator guna mempertahankan keadaan permukaan yang diinginkan.

Gambar 2.6 : sistem pengendalian level cairan secara manual

11. Sistem Pengendalian Otomatis

Sistem pengendalian dimana faktor manusia tidak dominan dalam aksi pengendalian yang

dilakukan pada sistem tersebut. Peran manusia digantikan oleh sistem kontroler yang

telah diprogram secara otomatis sesuai fungsinya, sehingga bisa memerankan seperti

yang dilakukan manusia. Di dunia industri modern banyak sekali sistem ken dali yang

memanfaatkan kontrol otomatis, apalagi untuk industri yang bergerak pada bidang yang

prosesnya membahayakan keselamatan jiwa manusia

Gambar 2.7 : Sistem pengendalian level cairan secara otomatis

17
3.4 Separator

Separator adalah suatu alat berbentuk tabung dan memiliki tekanan yang
berfungsi untuk memisahkan dua (air dan minyak) atau tiga jenis zat  (air, minyak
dan gas) yang memiliki desitas yang berbeda. Pada pemanfaatanya, separator
biasanya digunakan untuk memisahkan fraksi minyak dan air sebelum dibuang ke
lingkungan sekitar agar tidak menimbulkan pencemaran maupun dengan tujuan
menghasilkan liquid tertentu sesuai dengan yang diingikan seperti pada sektor
migas.
Pemisahan pada separator dapat dilakukkan dengan beberapa cara sesuai dengan
jenis separator tersebut, berikut prinsip pemisahaanya:

 Prinsip Penurunan tekanan.


 Turbulensi aliran atau perubahan arah aliran.
 Prinsip Grafity sentlink.
 Pemecahan fluida

Gambar 3.2 Separator

3.2 Elemen-elemen pengendali pressure pada Separator MM-V-41


Elemen-elemen yang terdapat pada system pengendali level di separator
MM-V-41 yang digunakan yaitu pressure Transmiter, pressure indicator
controller,
I/P Tranduser, dan Control valve.

18
3.2.1 PressureTransmiter
Pressure transmitter pada gambar 3.3 berfungsi mendeteksi besaran fisis berupa
level yang masuk kedalam separator kemudian menuju pressure transmitter 23 untuk
dikonversi dalam bentuk sinyal elektrik 4-20 mA yang selanjutnya sinyal hasil konversi
tersebut dikirim ke (PIC) Pressure Indicator Controller . Sensornya yaitu (Sensing
element) dari pressure transmitter 07 adalah Differential Pressure Transmitter.

Gambar 3.3 Pressure Transmitter

Spesifikasi Pressure Transmitter

Type : Differential Pressure Transmitter


Tag. Number : 07
SN : 27D411741 41 414
Supply : 10,5 – 30 (32) VD.C
Output Signal : 4-20 Ma
Maximal Working Pressure : 160 Kg/cm2
Manufacture Yokogawa
:
Range : 1450 mmH2o

19
Prinsip kerja
Prinsip kerja transmitter mengubah besaran proses tersebut kedalam sinyal elektrik
yaitu 4-20 mA. Sinyal dari transmitter tersebut kemudian dikirim ke controller Pressure
Indicator Control untuk diproses sehingga dapat mengatur aksi (bukaan) dari control
valve PV

3.2.2 Pressure Indicator Controller


Pemancar indikator tekanan memiliki indikator digital untuk memberikan
indikasi lokal pembacaan tekanan, dan pemancar tekanan keluaran 4-20 miliamp
untuk mengirim sinyal analog ke instrumentasi kontrol & pemantauan. Indikator
digital internal dapat diskalakan melalui tombol tekan atau pot penyesuaian ke
unit tekanan apa pun atau penskalaan penuh 0-100%. Tidak diperlukan suplai
eksternal tambahan, karena indikator digital ditenagai oleh loop arus 4-20mA dari
pemancar tekanan.

Gambar3.3 Indicator controller

Spesifikasi Pressure Indicator Controller

Mode Controller : Proportional (P)

Location : PLC Control Room

20
Input signal : 4-20 Ma

Output signal : 4-20 Ma


Action : Direct

Cara Kerja Pressure Indicator Controller


Pressure controller (PC) adalah instrumen yang digunakan untuk memantau
tekanan operasi suatu alat dan untuk menyesuaikannya jika perlu. Indikator
tekanan digunakan untuk memantau tekanan operasi alat.
3.2.3 I/P Transducer
I/P transduser kegunaannya yaitu mengkonversi sinyal yang dikirim dari pressure
indicator controller, dari sinyal elektrik diubah ke pneumatic sebagai input actuator
control valve.

Gambar 3.4 I/P Tranduser


Spesifikasi I/P Tranduser
 Model : 7000
 Input : 4-20 Ma
 Output : 3-15 psi

 Inlet : 60 psi max

 Serial No : 011477-188-779
3.2.4 Control Valve
Control Valve adalah elemen kontrol terakhir dalam sistem. Katup ini
digunakan sebagai aktuator untuk membuka atau menutup katup. Aktuator akan
bekerja ketika menerima sinyal Pneumatic dari controller. Katup kontrol
menggunakan katup jenis katup bola, yang biasa digunakan untuk mengatur laju
aliran fluida di dalam pipa. Katup kontrol memiliki tindakan Udara
untukMembuka.Pemilihan jenis katup kontrol ini terbukti aman. Jika terjadi
kegagalan sistem, katup kontrol akan menutup dengan cepat sehingga pressure

21
tetap terjaga.

Gambar 3.5 Control Valve


Spesifikasi Control Valve :
 Tag Number 07
 Manufacture Masoneilan
 Body type Ball
 Bonnet type Standard
 Body size 4”
 Characteristic Linear
 Action Air to open
 Fail position Fail close
 Actuator type Diaphragm

Prinsip Kerja
Jika ketinggian air naik melebihi set point maka valve akan membuka, sedangkan
jika level turun atau lebih kecil dari set point maka valve akan menutup. Hal ini
dikarenakan respon control valve adalah ATO air to open, sehingga semakin besar sinyal
input maka semakin besar bukaan valve sehingga memungkinkan lebih banyak fluida
yang mengalir.Ini menurunkan level proses pada slug catcher atau separator v-41 hingga
status target stabil kembali. Saat sinyal input kecil, bukaan valve semakin kecil (tertutup)
sehingga fluida yang mengalir semakin sedikit, yang akan menyebabkan control valve
menutup. Ini akan menaikkan level slug catcher v-41 hingga kondisi yang ditentukan
terpenuhi.
3.3 Pengendali pressure pada separator MM-V-41
Pressure kontrol pada separator MM-v-41 diatur untuk mempertahankan pressure
yang stabil atau memenuhi set point yang diinginkan. Jika pressure pertasol AC naik di
atas pressure preset, katup kontrol akan terbuka. dan percikan air. Jika pressure pertasol
AC di bawah set point, control valve akan menutup secara otomatis.Jadi, jika pressure di
Pertasol AC turun di bawah set point, itu bisa berarti gas masuk ke proses selanjutnya.

22
3.3.1 Cara Kerja Pengendalian pressure Saat pressure Naik
Apabila pressure pada Separator mm-v-41 naik, maka pressure transmitter akan
mengirimkan sinyal 4-20 mA sebagai proces variable ke controller yang kemudian akan
dibandingkan dengan setpoint. Karena controller memiliki aksi control direct maka jika
pressure (Process Variable) naik, maka manipulated variabel atau output controller akan
naik sehingga control valve akan membuka sesuai dengan manipulated variable agar
pressure kembali sesuai dengan setpoint.

Gambar 3.6 P&Id Pengendali Pressure Ketika Naik

3.3.2 Cara Kerja Pengendalian Pressure Saat Pressure Turun


Jika variabel proses pada separator M-V-41 turun, pressure transmitter
mengirimkan sinyal 4-20 mA sebagai nilai proses ke controller, yang kemudian
dibandingkan dengan setpoint.Karena pengontrol memiliki tindakan kontrol langsung,
ketika pressure (nilai proses) menurun, variabel yang dimanipulasi (pengontrol keluaran)
berkurang, menyebabkan katup kontrol menutup sesuai dengan nilai yang dimanipulasi,
menyebabkan pressure kembali ke setpoint.

23
Gambar 3.7 P&Id Pengendalian pressure Ketika Turun

BAB IV
PENUTUP
4,1 KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan pengambilan/pencarian data yang telah
penulis lakukan selama Praktik Kerja Lapangan di PT. PERTAMINA HULU
ENERGI REGION 2 ZONA, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan
memberikan saran sebagai berikut :

1. Elemen – elemen sistem pengendalian tekanan yang digunakan adalah


pressure transmitter, control valve, dan controller.
2. Proses pemisahan yang terdapat pada vessel MM-V-41 bertujuan untuk
memisahkan fluida dan gas dari sumur, agar fluida yang terdapat pada
separator tidak ikut terbawa oleh gas menuju slug cather .
3. Pengendalian tekanan pada vessel berfungsi untuk menjaga ketinggian
tekanan untuk tetap pada set point agar proses yang berlangsung tetap
berjalan dengan stabil.
4. Cara kerja sistem pengendalian tekanan pada vessel MM-V-41
menggunakan metode feedback control. Dalam mode ini, kondisi pressure
pada MM-V- 41 akan dideteksi oleh transmitter kemudian dikirimkannya
sinyal kepada controller.

Controller dengan mode kontrol PID akan menghitung error yang terjadi
sehingga diperoleh sinyal output untuk melakukan aksi pada control valve.

24
4.2 SARAN
1. Sebaiknya dilakukan pengecekan secara berkala terhadap alat-alat
instrumentasi yang ada di lapanagn kerja PT. Pertamina ONWJ untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada alat sehingga tidak mengganggu
operasi yang sedang berjalan.
2. Banyak peralatan yang rusak maka diperlukan penggantian dengan peralatan
yang baru.
3. Peralatan yang kurang memadai sebaiknya segera diganti, demi kualitas dan
kelancaran proses operasi.
4. Penggunaan alat pelindung harus diperhatikan untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan dalam bekerja.

25
DAFTAR PURTAKA

1. WARDHANA, G. (2016). DESAIN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN GAS DAN TINGGI


PERMUKAAN LIQUID PADA FUEL GAS SCRUBBER DI PERTAMINA EP GAS MUSI TIMUR
FIELD PENDOPO (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

2. WIBOWO, Y. S. (2016). PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN


TEKANAN GAS DAN LEVEL LIQUID PADA FUEL GAS SCRUBBER DI
PERTAMINA EP GAS MUSI TIMUR FIELD PENDOPO BERBASIS FUZZY
LOGIC CONTROLLER (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

3. Rozi, F. (2016). Rancang Bangun Sistem Pengendalian Pressure Pada


Separator Horizontal 3 Fasa Di Workshop Instrumentasi (Doctoral dissertation,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya).

26
LAMPIRAN
Lampiran 1

27

Anda mungkin juga menyukai