Disusun Oleh
1
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Disusun Oleh:
NIM : 2014400032
M Agus setiawan
NIP. 19050959 Mochamad Jalal Abdul Goni
NIP. 190511
2
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING KKW
judul : PENGAMATAN SISTEM PENGENDAIAN
TEKANAN VESSEL MM-V-41 SLUG CATHER
DI PHE ONWJ
Nama : Wawan Rahangiar
Tingkat : II (dua)
Menyutujui:
Pembimbing Kertas Kerja Wajib
Mengetahui:
Ketua Program Studi Teknik Instrumentasi Kilang
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Saya memanjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya karena Kertas Kerja Wajib (KKW) yang berjudul
“PENGAMATAN SISTEM PENGENDALIAN TEKANAN PADA VESSEL
MM-V41 HP SLUG CATHER DI PHE ONWJ)” telah dapat penulis selesaikan
dengan baik.
Penulisan Kertas Kerja Wajib ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan program diploma II pada program studi Teknik Instrumentasi Kilang
PEM Akamigas Cepu., dan dalam proses penyusunan Kertas Kerja Wajib ini,
penulis mendapatkan banyak sekali bantuan, bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis juga bermaksud
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
Cepu…………… 2022
Penulis
Wawan Rahangiar
NIM. 201440032
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATAPENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
ABSTARK.............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang.........................................................................................10
1.2 Tujuan Pelaksanaan PKL.......................................................................11
1.3 Manfaat Pelaksanaan PKL……………………………………………..12
1.4 Lokasi, waktu dantempatPKL................................................................13
BAB II OREINTASI UMUM
2.1 Sejarah Singkat PHE ONWJ..................................................................12
2.2 Visi, Misi danTujuan PHE ONJW..........................................................13
2.3 Struktur Organisasi PHE ONWJ............................................................13
BAB III PEMBAHASAN
3. 1 Kegiatan – kegiatan Selama PKL…..…………………...……………18
3. 2 Hasil pengamatan ……………………………………….. ………......20
3. 3 Pemecahan Masalah ………...…………………………….…….........21
BAB IV PENUTUP
4. 1............................................................................................... Kesimpulan
...............................................................................................................22
4. 2 Saran ……….………………………………………………………....23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
LAMPIRAN......................................................................................................................26
5
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
PT PHE ONWJ merupakan center of excellence untuk kegiatan operasi
lepas pantai dalam mewujudkan Pertamina menjadi perusahaan minyak bumi dan
gas alam berkelas dunia. Produk dari PT PHE ONWJ adalah berupa minyak bumi,
gas alam, dan water yang dipisahkan dengan menggunakan separator tiga fasa.
Minyak bumi dan gas alam diperoleh dengan melakukan pengeboran lepas pantai
pada beberapa flow station antara lain: Zulu, Papa, Lima, Bravo, Echo, dan
Uniform. Pada kondisi aktual saat ini, anjungan produksi Uniform akan
dikembangkan dengan cara menaikkan produksi minyak bumi dan gas alam.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukanuntuk menaikan produksi,
antara lain dengan menaikkan flowrate, menaikkan hasil gas, maupun menaikkan
hasil minyak pada anjungan tersebut.Fungsi dari Slug Catcher yaitu untuk menyaring
segala kotoran-kotoran yang terbawa oleh minyak dari dalam sumur seperti pasir, emulsi
dll. Sedangkan untuk minyak yang berasal dari Gemah Station dikirim melalui pipa dan
diterima di Pick Receiver. Kemudian untuk fluida di Slug Cather tersebut dialirkan dan
masuk ke Test Separator (PV-3420) dengan tekanan 150 psi sebagai tempat pemisahan
sementara dengan.sistem tiga fasa antara lain minyak, air dan gas. Dan ada juga fluida
yang dari Slug Catcer langsung masuk ke1STSTG Separator (PV-3400) kemudian masuk
ke Heater. Sedangkan fluida yang bertekanan tinggi (High Pressure) akan masuk ke HP
Separator (PV-3430) dengan tekanan 545 psi kemudian fluida dari HP separator
bertekanan 545 psi dan Test Separator 150 psi masuk ke Heater.Sedangkan untuk minyak
yang yang berasal dari Gemah Station melalui penerimaan di Pick Receiver akan
langsung masuk juga ke Heater. Fungsi Heateryaitu digunakan untuk memanaskan fluida
sehingga mempermudah terjadi memisahkan elmulsi antara minyak dan air.
6
1.1 Tujuan & Manfaat
Mengetaui proses system “PENGENDALIANTEKANAN PADA
VESSEL MM-V41 HP SLUG CATHER DI PHE ONWJ
Mengetahui fungsi dan prinsip Kerja dari Slug Cather
Dapat memahami system pengendalian tekanan pada vessel mm-41 hp
slugcather di PHE ONWJ.
1.2 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Ada Pun manfaat praktek Kerja Lapangan (PKL) Tentang sestem pengendalian
tekanan pada vessel MM- V – 41HP Slug cather di PHE ONWJ adalah :
Mempelajari tentang Pengamatan system pengendalian tekanan pada
vessel MM-V-41 yang di gunakan Sesuai dengan gas bertekanan tinggi atau
cairan cair yang secara signifikan berbeda dari tekanan sekitar.
Mempelajari bagaimana pengamatan system pengendalian tekanan pada
vessel MM-V- 41 DI Slug Cather dan ganguan baik internal maupun ganguan
eksternal pada pengematan system tekanan pada vessel MM-V-41.
7
BAB II
ORENTASI UMUM
8
Risco Energy 5%. Hingga pada akhirnya tanggal 18 januari 2017 area ONWJ
telah dimiliki penuh PT. PHE ONWJ.
2,3 Visi dan Misi PHE ONWJ
Visi
“ Mewujudkan Sektor Perminyakan Indonesia Yang Mandiri , Maju, Kuat dan
Berbasis Kepentingan Nasional”
Misi
1. Kedaulatan;
2. Berkelanjutan;
3. Kesejahteraan.
Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi PHE ONWJ dapat dilihat pada
diagram berikut:
9
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PHE ONWJ
BAB III
PEMBAHASAN
o Pressure (tekanan)
o Temperature (suhu)
o Flow (aliran)
o Level (tinggi permukaan cairan), dll.
Dengan adanya peralatan instrumentasi ini diharapkan dapat memperoleh hasil
10
produksi yang berkualitas, efektif dan efisien. Fungsi Instrumentasi pada proses
Sistem Kontrol Open Loop atau kontrol lup terbuka adalah suatu sistem yang
keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol. Artinya, sistem kontrol
terbuka keluarannya tidak dapat digunakan sebagai umpan balik dalam masukan
Dari gambar 2.1 di atas dapat diketahui persamaan untuk sistem lup terbuka :
Dalam suatu sistem kontrol terbuka, keluaran tidak dapat dibandingkan dengan masukan
acuan. Jadi, untuk setiap masukan acuan berhubungan dengan operasi tertentu, sebagai
11
akibat ketetapan dari sistem tergantung kalibrasi. Dengan adanya gangguan, system
control open loop tidak dapat melaksanakan tugas sesuai yang diharapkan. System
control open loop dapat digunakan hanya jika hubungan antara masukan dan keluaran
Sistem kontrol lup tertutup (Close Loop) Sistem kontrol lup tertutup adalah sistem
kontrol yang sinyal keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan,
sistem kontrol lup tertutup juga merupakan sistem kontrol berumpan balik. Sinyal
kesalahan 6 penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan
balik (yang dapat berupa sinyal keluaran atau suatu fungsi sinyal keluaran atau
keluaran sistem mendekati harga yang diinginkan. Dengan kata lain, istilah “lup tertutup”
Dari gambar 2 di atas dapat diketahui persamaan yang digunakan dalam close loop
sistem:
Pada Gambar 2.2 menunjukkan hubungan masukan dan keluaran dari sistem kontrol lup
tertutup. Jika dalam hal ini manusia bekerja sebagai operator, maka manusia ini akan
menjaga sistem agar tetap pada keadaan yang diinginkan, ketika terjadi perubahan pada
sistem maka manusia akan melakukan langkah – langkah awal pengaturan sehingga
12
sistem kembali bekerja pada keadaan yang diinginkan. Dalam hal lain jika kontroler
menjadi otomatik, yang biasa disebut sistem kontrol otomatik berumpan balik atau sistem
kontrol lup tertutup, sebagai contoh adalah pengaturan temperatur. Sistem kontrol manual
berumpan-balik dalam hal ini manusia bekerja dengan cara yang sama dengan sistem
kontrol otomatik. Mata operator adalah analog dengan alat ukur kesalahan, otak analog
dengan kontroler otomatik dan otot – ototnya analog dengan akuator. Hal inilah yang
membedakan dengan sistem kontrol lup terbuka yang keluarannya tidak berpengaruh
pada aksi pengontrolan, dimana keluaran tidak diukur atau diumpan–balikkan untuk
dibandingkan dengan masukan. Sistem kontrol lup tertutup mempunyai kelebihan dari
sistem kontrol lup terbuka yaitu penggunaan umpan–balik yang membuat respon sistem
relatif kurang peka terhadap gangguan eksternal dan perubahan internal pada parameter
sistem dan mudah untuk mendapatkan pengontrolan “Plant” dengan teliti, meskipun
sistem lup terbuka mempunyai kelebihan yaitu kestabilan yang tak dimiliki pada sistem
lup tertutup, kombinasi keduanya dapat memberikan performansi yang sempurna pada
sistem.
konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi
harus ada yang dikendalikan, yang merupakan suatu sistem fisis, yang biasa disebut
dengan kendalian (plant). Masukan dan keluaran merupakan variabel atau besaran fisis.
Keluaran merupakan hal yang dihasilkan oleh kendalian, artinya yang dikendalikan;
Kedua dimensi masukan dan keluaran tidak harus sama. Pada sistem kendali dikenal
sistem lup terbuka (open loop system) dan sistem lup tertutup (closed loop system).
Sistem kendali lup terbuka atau umpan maju (feedforward control) umumnya
13
mempergunakan pengatur (controller) serta aktuator kendali (control actuator) yang
berguna untuk memperoleh respon sistem yang baik. Sistem kendali ini keluarannya tidak
diperhitungkan ulang oleh controller. Suatu keadaan apakah plant benar-benar telah
mencapai target seperti yang dikehendaki masukan atau referensi, tidak dapat
Pada sistem kendali yang lain, yakni sistem kendali lup tertutup (closed loop system)
memanfaatkan variabel yang sebanding dengan selisih respon yang terjadi terhadap
respon yang diinginkan. Sistem seperi ini juga sering dikenal dengan sistem kendali
umpan balik. Aplikasi sistem umpan balik banyak dipergunakan untuk sistem kemudi
kapal laut dan pesawat terbang. Perangkat sehari-hari yang juga menerapkan sistem ini
adalah penyetelan temperatur pada lemari es, oven, tungku, dan pemanas air.
Dengan sistem kendali gambar 2.4, kita bisa ilustrasikan apabila keluaran aktual telah
sama dengan referensi atau masukan maka input kontroler akan bernilai nol. Nilai ini
artinya kontroler tidak lagi memberikan sinyal aktuasi kepada plant, karena target akhir
perintah gerak telah diperoleh. Sistem kendali loop terbuka dan tertutup tersebut
merupakan bentuk sederhana yang nantinya akan mendasari semua sistem pengaturan
yang lebih kompleks dan rumit. Hubungan antara masukan (input) dengan keluaran
(output) menggambarkan korelasi antara sebab dan akibat proses yang berkaitan.
14
Masukan juga sering diartikan tanggapan keluaran yang diharapkan. Untuk mendalami
lebih lanjut mengenai sistem kendali tentunya diperlukan pemahaman yang cukup tentang
hal-hal yang berhubungan dengan sistem kontrol. Oleh karena itu selanjutnya akan dikaji
1. Masukan
Masukan atau input adalah rangsangan dari luar yang diterapkan ke sebuah sistem kendali
untuk memperoleh tanggapan tertentu dari sistem pengaturan. Masukan juga sering
2. Keluaran
Keluaran atau output adalah tanggapan sebenarnya yang didapatkan dari suatu sistem
kendali.
3. Plant
Seperangkat peralatan atau objek fisik dimana variabel prosesnya akan dikendalikan,
misalnya pabrik, reaktor nuklir, mobil, sepeda motor, pesawat terbang, pesawat tempur,
kapal laut, kapal selam, mesin cuci, mesin pendingin (sistem AC, kulkas, freezer),
penukar kalor (heat exchanger), bejana tekan (pressure vessel), robot dan sebagainya.
4. Proses
5. Sistem
Kombinasi atau kumpulan dari berbagai komponen yang bekerja secara bersama-sama
6. Diagram blok
15
Bentuk kotak persegi panjang yang digunakan untuk mempresentasikan model
matematika dari sistem fisik. Contohnya adalah kotak pada gambar 1 atau 2.
pengendalian. Suatu misal fungsi alih sistem pengendalian loop terbuka gambar 1 dapat
dicari dengan membandingkan antara output terhadap input. Demikian pula fungsi alih
pada gambar 3.
Sistem kendali ini disebut juga sistem pengendalian lup terbuka. Pada sistem ini keluaran
tidak ikut andil dalam aksi pengendalian sebagaimana dicontohkan gambar 1. Di sini
Istilah ini sering disebut juga sistem pengendalian loop tertutup. Pengendalian jenis ini
adalah suatu sistem pengaturan dimana sistem keluaran pengendalian ikut andil dalam
aksi kendali.
Sistem pengendalian dimana faktor manusia sangat dominan dalam aksi pengendalian
yang dilakukan pada sistem tersebut. Peran manusia sangat dominan dalam menjalankan
perintah, sehingga hasil pengendalian akan dipengaruhi pelakunya. Pada sistem kendali
manual ini juga termasuk dalam kategori sistem kendali jerat tertutup. Tangan berfungsi
untuk mengatur permukaan fluida dalam tangki. Permukaan fluida dalam tangki
16
bertindak sebagai masukan, sedangkan penglihatan bertindak sebagai sensor. Operator
berperan membandingkan tinggi sesungguhnya saat itu dengan tinggi permukaan fluida
yang dikehendaki, dan kemudian bertindak untuk membuka atau menutup katup sebagai
Sistem pengendalian dimana faktor manusia tidak dominan dalam aksi pengendalian yang
dilakukan pada sistem tersebut. Peran manusia digantikan oleh sistem kontroler yang
telah diprogram secara otomatis sesuai fungsinya, sehingga bisa memerankan seperti
yang dilakukan manusia. Di dunia industri modern banyak sekali sistem ken dali yang
memanfaatkan kontrol otomatis, apalagi untuk industri yang bergerak pada bidang yang
17
3.4 Separator
Separator adalah suatu alat berbentuk tabung dan memiliki tekanan yang
berfungsi untuk memisahkan dua (air dan minyak) atau tiga jenis zat (air, minyak
dan gas) yang memiliki desitas yang berbeda. Pada pemanfaatanya, separator
biasanya digunakan untuk memisahkan fraksi minyak dan air sebelum dibuang ke
lingkungan sekitar agar tidak menimbulkan pencemaran maupun dengan tujuan
menghasilkan liquid tertentu sesuai dengan yang diingikan seperti pada sektor
migas.
Pemisahan pada separator dapat dilakukkan dengan beberapa cara sesuai dengan
jenis separator tersebut, berikut prinsip pemisahaanya:
18
3.2.1 PressureTransmiter
Pressure transmitter pada gambar 3.3 berfungsi mendeteksi besaran fisis berupa
level yang masuk kedalam separator kemudian menuju pressure transmitter 23 untuk
dikonversi dalam bentuk sinyal elektrik 4-20 mA yang selanjutnya sinyal hasil konversi
tersebut dikirim ke (PIC) Pressure Indicator Controller . Sensornya yaitu (Sensing
element) dari pressure transmitter 07 adalah Differential Pressure Transmitter.
19
Prinsip kerja
Prinsip kerja transmitter mengubah besaran proses tersebut kedalam sinyal elektrik
yaitu 4-20 mA. Sinyal dari transmitter tersebut kemudian dikirim ke controller Pressure
Indicator Control untuk diproses sehingga dapat mengatur aksi (bukaan) dari control
valve PV
20
Input signal : 4-20 Ma
Serial No : 011477-188-779
3.2.4 Control Valve
Control Valve adalah elemen kontrol terakhir dalam sistem. Katup ini
digunakan sebagai aktuator untuk membuka atau menutup katup. Aktuator akan
bekerja ketika menerima sinyal Pneumatic dari controller. Katup kontrol
menggunakan katup jenis katup bola, yang biasa digunakan untuk mengatur laju
aliran fluida di dalam pipa. Katup kontrol memiliki tindakan Udara
untukMembuka.Pemilihan jenis katup kontrol ini terbukti aman. Jika terjadi
kegagalan sistem, katup kontrol akan menutup dengan cepat sehingga pressure
21
tetap terjaga.
Prinsip Kerja
Jika ketinggian air naik melebihi set point maka valve akan membuka, sedangkan
jika level turun atau lebih kecil dari set point maka valve akan menutup. Hal ini
dikarenakan respon control valve adalah ATO air to open, sehingga semakin besar sinyal
input maka semakin besar bukaan valve sehingga memungkinkan lebih banyak fluida
yang mengalir.Ini menurunkan level proses pada slug catcher atau separator v-41 hingga
status target stabil kembali. Saat sinyal input kecil, bukaan valve semakin kecil (tertutup)
sehingga fluida yang mengalir semakin sedikit, yang akan menyebabkan control valve
menutup. Ini akan menaikkan level slug catcher v-41 hingga kondisi yang ditentukan
terpenuhi.
3.3 Pengendali pressure pada separator MM-V-41
Pressure kontrol pada separator MM-v-41 diatur untuk mempertahankan pressure
yang stabil atau memenuhi set point yang diinginkan. Jika pressure pertasol AC naik di
atas pressure preset, katup kontrol akan terbuka. dan percikan air. Jika pressure pertasol
AC di bawah set point, control valve akan menutup secara otomatis.Jadi, jika pressure di
Pertasol AC turun di bawah set point, itu bisa berarti gas masuk ke proses selanjutnya.
22
3.3.1 Cara Kerja Pengendalian pressure Saat pressure Naik
Apabila pressure pada Separator mm-v-41 naik, maka pressure transmitter akan
mengirimkan sinyal 4-20 mA sebagai proces variable ke controller yang kemudian akan
dibandingkan dengan setpoint. Karena controller memiliki aksi control direct maka jika
pressure (Process Variable) naik, maka manipulated variabel atau output controller akan
naik sehingga control valve akan membuka sesuai dengan manipulated variable agar
pressure kembali sesuai dengan setpoint.
23
Gambar 3.7 P&Id Pengendalian pressure Ketika Turun
BAB IV
PENUTUP
4,1 KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan dan pengambilan/pencarian data yang telah
penulis lakukan selama Praktik Kerja Lapangan di PT. PERTAMINA HULU
ENERGI REGION 2 ZONA, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan
memberikan saran sebagai berikut :
Controller dengan mode kontrol PID akan menghitung error yang terjadi
sehingga diperoleh sinyal output untuk melakukan aksi pada control valve.
24
4.2 SARAN
1. Sebaiknya dilakukan pengecekan secara berkala terhadap alat-alat
instrumentasi yang ada di lapanagn kerja PT. Pertamina ONWJ untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada alat sehingga tidak mengganggu
operasi yang sedang berjalan.
2. Banyak peralatan yang rusak maka diperlukan penggantian dengan peralatan
yang baru.
3. Peralatan yang kurang memadai sebaiknya segera diganti, demi kualitas dan
kelancaran proses operasi.
4. Penggunaan alat pelindung harus diperhatikan untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan dalam bekerja.
25
DAFTAR PURTAKA
26
LAMPIRAN
Lampiran 1
27