Disusun oleh:
DEPARTEMEN FISIKA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
LEMBAR PENGESAHAN I
Oleh:
ii
LEMBAR PENGESAHAN II
Oleh:
iii
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
1. Judul : Analisis Sistem Instrumentasi Fin Stabilizer Dalam Kapal Cepat Rudal (KCR)
Kapak di PT.PAL Indonesia
2. Pelaksana PKL
a. Nama / NIM : Siti Halimatus Sa’diyah /195090801111016
b. Program Studi / Jurusan : Instrumentasi / Fisika
c. Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
3. Tempat Pelaksanaan PKL
a. Nama Instansi : PT. PAL INDONESIA
b. Alamat Instansi : Jl. Ujung, Surabaya 60165 - Indonesia
4. Waktu Pelaksanaan PKL : 14 Februari – 24 Maret 2022
Menyetujui,
Mengetahui
Ketua Jurusan Fisika
FMIPA Universitas Brawijaya
iv
ABSTRAK
Perkembangan era digital yang semakin modern dan sangat pesat dapat memengaruhi semua
aspek kehidupan terutama dalam bidang instrumentasi dan sistem kontrol. Salah satu
perkembangannya yaitu pada pembuatan kapal. Pada sebuah kapal mempunyai perangkat yang
berpengaruh terhadap sistem kestabilan kapal yaitu Fin Stabilizer. Pada sebuah kapal khususnya kapal
perang, dapat mempermudah kapal agar selalu dalam keadaan stabil pada saat kapal sedang berlayar
di perairan, terjadi ombak besar dan kapal dalam kecepatan tinggi, dan akurasi tembakan senjata pada
kapal.
Fin stabilizer merupakan suatu peralatan roll damping system yang dipasang pada lambung kanan
dan kiri kapal bagian bawah yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan kapal pada saat kapal berada
di atas air dan bekerjanya berdasarkan prinsip pengontrolan posisi fin. Secara umum, Sistem penstabil
kapal pada Kapal Cepat Rudal KRI Kapak menggunakan sistem modern, yang dimana Sistem Fin
Stabilizer menggunakan motor servo sebagai penggerak utama Fin.
v
ABSTRACT
The development of the digital era which is increasingly modern and very rapidly can
affect all aspects of life, especially in the field of instrumentation and control systems. One of
the developments is in shipbuilding. On a ship has a device that affects the ship's stability
system, namely the Fin Stabilizer. On a ship, especially a warship, it can make it easier for the
ship to always be in a stable state when the ship is sailing in the waters, there are big waves
and the ship is at high speed, and the accuracy of gun fire on the ship.
Fin stabilizer is a roll damping system equipment that is installed on the right and left
hull of the bottom of the ship which functions to maintain the balance of the ship when the ship
is on the water and works based on the principle of controlling the position of the fins. In
general, the ship stabilization system on the KRI Kapak Missile Fast Ship uses a modern
system, in which the Fin Stabilizer System uses a servo motor as the main driver of the Fin.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
ridho, dan juga hidayah-Nya sehingga kami sebagai penulis dapat menyelasikan penulisan Laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “Analisis Sistem Instrumentasi Dalam Kapal Cepat
Rudal (KCR) Kapak di PT. PAL Indonesia” pada Semester Genap 2021/2022 Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Brawijaya dengan lancar.
Proposal ini dibuat oleh kami para penulis dengan bantuan dan bimbingan dari orang- orangyang
telah mendukung pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih atas bimbingan dan bantuan yang telah diberikan oleh:
1. Allah SWT yang menyertai setiap jalan yang dilalui dan memberikan kemudahan atas segala
masalah yang dihadapi serta mengabulkan segala doa sehingga dapat menyelesaikan Laporan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) ini.
2. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan baik secara moral
maupun material sehingga Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat tersusun dengan lancar.
3. Bapak Prof. Dr. rer. Nat. Muhammad Nurhuda selaku Ketua Jurusan Fisika.
4. Ibu Dewi Anggraeni, S.Si.,M.Si selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL).
5. Bapak Dedit Hermawan S.Kom selaku Kepala Bengkel Electric Outfitting & Interior Divisi
Kapal perang yang telah menerima penulis untuk melakukan PKL di departemennya.
6. Bapak Fatchur Rochman S.T. selaku kepala bengkel sekaligus pembimbing lapangan dan
konsultan yang tak henti-hentinya membimbing penulis sehingga mampu menyelesaikan laporan ini.
7. Bapak Drs. Poendjoel Karjono selaku Kadep Diklat Divisi Pembinaan Organisasi & SDM
PT. PAL Indonesia yang sudah mengizinkan penulis untuk melaksanakan praktikkerja lapangan di PT.
PAL Indonesia.
8. Seluruh bapak/ibu karyawan Divisi Kapal Perang yang sudah menerima penulis di Bengkel
Ekasistrol PT. PAL Indonesia.
9. Semua teman teman OJT 2022 yang telah membantu dan menyemangati sehingga mampu
menyelesaikan laporan ini.
10. Semua pihak yang tidak disebutkan disini serta telah ikut serta membantu menyukseskan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini.
vii
Adapun saran dan kritik yang membangun, sangat penulis harapkan demi perbaikan
proposal Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dan semoga proposal Praktik Kerja Lapangan (PKL)
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca umumnya.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
xii
Daftar Gambar
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini adalah :
a. Untuk memenuhi salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Jurusan Fisika
Fakultas MIPA Universitas Brawijaya.
b. Meningkatkan wawasan dan penguasaan tentang kemajuan ilmu fisika
khususnya dibidang instrumentasi di lapangan.
c. Mengikuti perkembangan ilmiah melalui perusahaan atau instansi terkait
dalambidang fisika khususnya bidang instrumentasi.
d. Mengetahui dan memahami sistem instrumentasi dalam proses pembuatan
kapalperang.
e. Menganalisa permasalahan pada bidang instrumentasi.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
a. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman selaku generasi yang
terdidik yang akan siap terjun di dunia kerja dan di dalam masyarakat.
b. Melatih keterampilan serta melatih kreativitas dan potensi diri dalam
bersosialisasiatau berhubungan komunikasi dengan orang lain dalam suatu
team work.
2
c. Dapat mengetahui lebih jauh realita ilmu pengetahuan yang telah dipelajari
selama perkuliahan ini melalui kenyataan yang ada di lapangan.
d. Dapat mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan
diri di lingkungan kerja di masa yang akan datang.
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
PT. PAL Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai industri
galangan kapal yang bertempat di Surabaya, Jawa Timur.
Cikal bakal perusahaan ini adalah dimulai sejak abad ke-19 hingga saat ini PT. PAL
Indonesia telah membuktikan reputasinya sebagai kekuatan utama di dalam
pengembangan industri maritim nasional sesuai tujuan awal pendiriannya sebagai pusat
keunggulan industri maritim nasional. Di dalam upaya memperkuat pondasi bagi
pengembangan industri maritim, PT. PAL Indonesia senantiasa bekerja keras untuk
menyampaikan dan menyebarluaskan pengetahuan, teknologi, serta keterampilan
kepada masyarakat luas terkait industri maritim nasional tersebut.
Usaha PT. PAL Indonesia ini merupakan langkah besar Indonesia untuk memasuki
industri global bidang pertahanan. Dengan posisinya sebagai pemandu utama alutista
matra laut, maka pada masa mendatang PT. PAL Indonesia akan terus meningkatkan
kemampuannya untuk dapat berperan dalam Driving Synergy to Global Maritime
Access. Peran penting dari PT. PAL Indonesia ini akan membawa industri maritim
Indonesia kepada pemenuhan pasar maritim secara global.
PT. PAL Indonesia berlokasi di Ujung, Surabaya. Dengan kegiatan bisnisutamanya
meliputi :
1. Memproduksi kapal perang dan kapal niaga
2. Memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal
3. Rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan klien
4
Saat ini kemampuan dan kualitas rancang bangun dari PT. PAL Indonesia telahdiakui
pasar internasional. Kapal-kapal produksi PT. PAL Indonesia telah melayari perairan
internasional di seluruh dunia.
Sebagai perusahaan galangan kapal dengan pengalaman lebih dari tiga dasawarsa, PT.
PAL Indonesia bersama karyawan sejumlah 1.300 personil. Perkembangan dan prestasi yang
telah dicapai oleh PT. PAL Indonesia tidak lepas dari sejarah yang membesarkannya, maka dari
itu pada sub bab 2.2 akan dibahas mengenai tahapan-tahapan sejarah PT. PAL Indonesia secara
umum.
5
8. Dalam suatu statblat tahun 1939 No. 82 Marine Establishment dinyatakan sebagai
perusahaan milik pemerintah hindia-belanda. Peraturan pelaksanaan dan organisasi
Marine Establishment tercantum pada Bijblad 14278.
9. Pada tahun 1942 pemerinta hindia-belanda menyerahkan kepada tentara Jepang
sehingga Marine Establishment juga di ambil alih oleh pemerintah Jepang. Akhirnya
berubah nama menjadi Kaigunse 21 – 24 Butai.
10. Setelah Perang Dunia II, pemerintah hindia-belanda memperbaiki segala kerusakan
akibat perang dan namanya diganti seperti semula yaitu MarineEstablishment.Pada
tanggal 1 Mei 1947 Marine Establishment dijadikan Admiral Teits Bedrijf dan di
kepalai oleh seorang direktur dibawah koordinasi Admiral Teits Diensten di negeri
Belanda.
11. Pada tanggal 27 Desember 1949 setelah pengesahan kedaulatan Republik Indonesia
(RI), Marine Establishment diserahkan pada pemerintah Indonesia dan berubah nama
menjadi “Penataran Angkatan Laut” yang disingkat PAL. Langsung dibawahi oleh
kementrian pertahanan baik di bidang organisasi, manajemen maupun teknis.
12. Pada tanggal 13 Juli 1957 pimpinan dan pengawas serta penyelenggaran olehMenteri
Pertahanan diserahkan ke KSAL.
13. Mulai dari bulan April 1960 ditetapkan pimpinan organisasi PAL berdasarkan surat
keputusan Menteri Keamanan Nasional No. MP/A/00380/1960.
14. Dengan Kepres RI No. 370/1960 tanggal 1 Juli 1960, PT. PAL disatukan dengan
Departemen Angkatan Laut dan selanjutnya digunakan untuk keperluan ALRI.
15. Realisasi dan penyatuan serta penyerahan kekuasaan PAL Surabaya diatur oleh Menko
Pertahanan Keamanan / KSAB No. M/A/242/64 tanggal 1 Januari 1964 yang
menentukan antara lain:
a. Bahwa pengawasan PAL dan seluruh kekayaannya diserahkan dari Menteri
Keamanan Nasional Menko Hankam / KSAB kepada Menteri Angkatan Laut /
Panglima Angkatan Laut.
b. Bahwa sejak 1 Januari 1964 PAL tidak lagi merupakan perusahaan negara menurut
IBW melainkan menjadi Pendirian Darat Angkatan Laut yang dibiayai langsung
oleh anggaran belanja Angkatan Laut.
16. Status PAL yang mula jawatan diubah menjadi Komando dengan nama Komando
Penataran Angkatan Laut (KONATAL) 1970 yang dibiayai langsung dari anggaran dan
belanja Angkatan Laut.
17. Sejak dikeluarkan PP. No. 14/1978 KONATAL dijadikan badan hukum yang berbentuk
Perusahaan Umum Perumdok dan Galangan Kapal.
6
18. Dengan PP. No. 14 tahun 1980 status perum diganti menjadi Persero dan dengan
adanya akta pendirian No. 12 tanggal 15 April 1980, maka Galangan Kapal ini resmi
dinamakan PT. PAL Indonesia dan dibawah pimpinan Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin
Jusuf Habibie, FREng.
7
Akhlak yang dimaksudkan adalah kepanjangan dari Amanah, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif dan Kolaboratif, sebagai standar nilai perilaku yang menjadi pedoman dalam
berbudaya kerja dalam mewujudkan spirit BUMN untuk Indonesia.
Adapun AKHLAK mengandung arti sebagai berikut:
1. Amanah, Integritas, Terpecaya, Bertanggung Jawab, Komitmen, Akuntabilitas,
Jujur, Disiplin.
memegang teguh kepercayaan yang diberikan senantiasa berperilaku dan bertindak
selaras dengan perkataan dan Menjadi seseorang yang dapat dipercaya dan bertanggung
jawab dan bertindak jujur dan berpegang teguh kepada nilai moral dan etika secara
konsisten.
2. Kompeten, Profesional, Pelanggan, Pelayanan Memuaskan, Unggul, Excellent, Smart.
terus belajar dan mengembangkan kapabilitas dengan terus menerus meningkatkan
kemampuan/kompetensi agar selalu mutakhir dan selaludapat diandalkan dengan
memberikan kinerja terbaik dan menghasilkankinerja dan prestasi yang memuaskan.
3. Harmonis, Peduli, Keberagaman
saling peduli dan menghargai perbedaan dengan berperilaku saling membantu dan
mendukung sesama insan organisasi maupun masyarakat dan selalu menghargai
pendapat, ide atau gagasan orang lain dan menghargai kontribusi setiap orang dari
berbagai latar belakang.
4. Loyal, Komitmen, Dedikasi, Kontribusi.
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara dengan menunjukkan
komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan & bersedia berkontribusi lebih dan rela
berkorban dalam mencapai tujuan & menunjukkan kepatuhan kepada organisasi dan
Negara.
5. Adaptif, Inovatif, Agile
terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan
dengan melakukan inovasi secara konsisten untuk menghasilkan yang lebih baik dan
terbuka terhadap perubahan, bergerak lincah, cepat dan aktif dalam setiap perubahan
untuk menjadilebih baik dan bertindak proaktif dalam menggerakan perubahan.
6. Kolaboratif, Kerja Sama, Sinergi
mendorong kerja sama yang sinergis dengan senantiasa terbuka untuk bekerja sama
dengan berbagai pihak dan mendorong terjadinya sinergi untuk mendapatkan manfaat
dan nilai tambah dan bersinergi untuk mencapai tujuan bersama.
8
2.5 Lokasi PT. PAL Indonesia
PT. PAL Indonesia berada di Ujung Surabaya dengan luas area mencapai 120 HA.
Kegiatan utamanya adalah memproduksi kapal perang dan kapal niaga, memberikan jasa
perbaikan dan pemeliharaan kapal, serta rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu
berdasarkan pesanan. Kemampuan rancang bangun yang menonjol dari PT. PAL Indonesia
telah memasuki pasaran internasional dan kualitasnyatelah diakui dunia. Kapal-kapal produksi
PT. PAL Indonesia telah melayari perairan di seluruh dunia.
9
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
INDONESIA
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi manusia tentang Tata Cara
Pengumuman Perseroan Terbatas dalam Berita Negara dan Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia;
Mengingat:
10
4. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor M.09.PR.07.10 Tahun 2007 tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
(1) Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Udang- Undang beserta peraturan pelaksanakanya.
Pasal 2
(2) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Direktur Jenderal
Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 3
11
Pengumuman Perseroan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:
(a) Akta pendirian beserta Keputusan Menteri mengenai pengesahan Perseroan Terbatas.
(b) Akta perubahan anggaran dasar beserta Keputusan Menteri mengenai persetujuan
perubahan anggaran dasar Perseroan Terbatas.
(c) Akta perubahan anggaran dasar yang telah diterima pemberitahuanya oleh Menteri.
Pasal 4
(1) Direktur Jendral Administrasi Hukum Umum paling lambat 3 (tiga) hari terhitung
seja penandatanganan Keputusan Menteri mengenai pendirian atau perubahan anggaran
dasar Perseroan dan/atau surat penerimaan pemberitahuan akta perubahan anggaran
dasar Perseroan, harus menyampaiakan dokumen sebagaimana dalam Pasal 3 kepada
Direktur Jendral Peraturan Perundang-undangan.
(2) Penyampaian dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilampiri butkri tanda
lunas pembayaran biaya pengumuman dan pencetakan dari Perseoran yang
bersangkutan.
Pasal 5
Pasal 6
(2) Penomoran tambahan Berita Negara Republik Indonesia diakkukan berdasarkan nomor
urut sebagai lanjutan dari nomor Tambahan Berita Negara RI sebelumnya.
(3) Nomor urut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan urutan
penerimaan dokumen sebagaimana dimaksud pada pasal 5.
(4) Nomor tambahan Berita Negara Republik Indonesia dicatat dalam buku agenda
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
Pasal 7
12
(1) Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan mencetak Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dalam rangkap 5 (lima).
(2) Tambahan Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada;
(3) Selain kententuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia juga disampaikan kepada perusahaan percetakan guna dicetak ulang
sebagai dokumen resmi.
(4) Atas permintaan Perseroan yang bersangkutan, pencetakan ualang dokumen resmi hanya
dapat dialakukan oleh perusahan percetakan sebagaiamana dimaksud pada ayat(3)
Pasal 8
Untuk pelaksanaan kententuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), direktur
Jendral Peraturan Perundang-undangan dapat melakukan kerjasama dengan perusahaan
percetakan.
Pasal 9
(1) Biaya pengumuman diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah yang mengatur mengenai
jenis dan tarif atas penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
(2) Biaya pencetakan naskah Tambahan Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dibebankan kepada perseroan yang bersangkutan.
Pasal 10
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, pengumuman dalam Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia yang dilaksanakan oleh Perum Percetakan Negara Republik
Indonesia tetap dilaksanakan sampai ditetapkannya Peraturan Pemerintah mengenai
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang menetapkan biaya pengumuman.
Pasal 11
13
2.8 Produk PT. PAL Indonesia
2.8.1 Produk Kapal Niaga
Pengembangan produk kapal niaga yang diarahkan pada pasar di dalam negeri
maupun luar negeri. Saat ini, fokus pengembangan adalah untuk mendukung model-
model industri pelayaran nasional dan pelayaran perintis bagi penumpang dan barang
(cargo), serta mengembangkan kemampuan untuk pembangunan kapal LPG/LNGCarrier.
Kapasitas produksi saat ini mencapai 1.600 ton/ bulan atau setara 3 unit kapal/ tahun, 2
kapal tanker 30.000 DWT dan 1 kapal Tanker 17.500 DWT. Saat ini, PT. PAL
INDONESIA telah menguasai teknologi produksi yang canggih hingga mampu dan
berpengalaman memproduksi kapal bulk carrier (Bulker) sampai dengan bobot 50.000
DWT, kapal kontainer sampai dengan 1.600 TEUS, kapal tanker sampai dengan 30.000
WDT, kapal AHTS sampai dengan 5.400 BHP, Kapal Ikan Tuna Long Line 60 GT, kapal
penumpang sampai dengan 500 PAX. Sementara itu produk yang telah dikembangkan
antara lain kapal kontainer sampai dengan 2.600 TEUS, serta kapal chemical Tanker
smapai dengan 24.000 LTDW. Selain itu juga kapal pesanan Filiphina sebanyak 2 kapal
yaitu SSV (Sealift Season Vessel).
2.8.2 Produk Kapal Cepat dan Kapal Khusus
Saat ini PT. PAL Indonesia tengah mengembangkan produk- produk yang akan
dipasarkan dalam negeri maupun luar negeri, terutama untuk memenuhi kebutuhan kapal
perang dan kapal negara sesuai pesanan antara lain dari kementrian pertahanan,
Kepolisian RI, Kementrian Kelautan & perikanan,
Kementrian ESDM, Kementrian Keuangan/ Direktorat Jenderal Bea & Cukai
serta Otonomi Daerah maupun swasta, serta pesanan luar negeri. Produk yang telah
dikuasai antara lain:
14
2.8.3 Produk Jasa Harkan
Produk jasa harkan kapal maupun non kapal meliputi jasa pemeliharaan dan
perbaikan kapal sampai tingkat depo dengan kapasitas docking 894.000 DWT per tahun.
Selain itu saja yang disediakan oleh anual/ spesial survei dan overhaul bagi kapal niaga
dan kapal perang, pemeliharaan dan perbaikan elektronika dan senjata, serta overhaul
kapal selam. Peluang pasar jasa perbaikan dan pemeliharaan antara lainberasal dari TNI-
AL, swasta, pemerintah, serta kapal-kapal lainnya yang singgah dan berlabuh di Surabaya
dengan jumlah yang mencapai 894.000 DWT per tahun, yang terdiri dari Produk Harkan
KRI, Harkan NON KRI dan Non Kapal.
15
2.9 Struktur Organisasi PT. PAL Indonesia
Struktur organisasi PT.PAL Indonesia terdiri atas satu direktorat utama yang
bertanggungjawab atas lima direktorat dibawahnya. Pada setiap direktorat terdapat divisi dan
kesekretariatan yang keseluruhannya berjumlah enam belas divisi. Berikut adalah susunan
rincian tiap direktorat dan divisi yang ada di PT. PAL Indonesia:
1. Direktorat Utama
16
b. Divisi Kapal Niaga
● Melaksanakan dan merencanakan pembangunan kapal niaga.
● Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk dan jasa bagi fasilitas
idle capacity.
● Merinci instruksi pelaksanaan proyek yang telah dibuat oleh direkturpembangunan
kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek yang terperinci.
● Melaksanakan pembangunan kapal secara efektif dan efisien sesuai dengan aspek
QCD.
● Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek agar mendapat
hasil yang memenuhi standar kualitas dengan menggunakan biaya, tenaga, material,
keselamatan kerja dan waktu yang efektif.
c. Divisi Kapal Perang
● Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal perang sesuai dengan kebijakan
direktur pembangunan kapal.
● Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk dan jasa bagi fasilitas
idle capacity.
● Merinci instruksi pelaksanaan proyek yang telah dibuat oleh direkturpembangunan
kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek yang terperinci.
● Melaksanakan pmbangunan kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek QCD.
● Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek agar
mendapati hasil yang memenuhi standar kualitas dengan menggunakan biaya, tenaga,
material, keselamatan kerja dan waktu yang efektif.
d. Divisi Kapal Selam
● Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal selam sesuai dengan kebijakan
direktur pembangunan kapal.
● Menyiapkan cash out plan Bersama-sama dengan unit kerja/fungsi terkait.
● Melaksanakan pembangunan kapal secara efektif dan efisien sesuai dengan aspek
QCD.
● Merinci instruksi pelaksanaan proyek yang telah dibuat oleh direkturpembaangunan
kapal menjadi jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek yang terperinci.
e. Divisi Pemasaran dan Penjualan Kapal
● Melaksanakan perencanaan pemasaran produk kapal maupun non kapal dalamjangka
panjang maupun jangka pendek.
● Melaksanakan riset pasar, segmentasi pasar dan studi kelayakan produk kapaldan
non kapal.
17
● Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk kapal maupun non kapal.
● Melaksanakan pengembangan produk dan pengembangan pasar untuk produkbaru.
● Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan produk dalam aspek biayadan
kepuasan pelanggan.
18
● Analisa dan evaluasi pasar serta menetapkan pasar potensial yang memiliki
peluang bagi peroduk dan sesuai dengan kapasitas perusahaan.
● Penyiapan usulan HPP (Harga Perkiraan Produksi).
● Penyiapan dan pelaksanaan kerjasama dengan pihak lain dalam pelaksanaan
perolehan/tender proyek.
● Pelaksanaan tender, klarifikasi dan negoisasi.
d. Divisi Jaminan Kualitas
● Melaksanakan perencanaan pemeriksaan dan pengujian proyek-proyek yang
sedang diproduksi.
● Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian guna mengendalikan dan jaminan
seluruh hasil produksi perusahaan.
● Mengkoordinir kegiatan purna hasil jual produksi selama dalam masa garansi.
● Menganalisa dan mengevaluasi hasil pencapaian mutu produksi perusahaan.
● Melaksanakan pengujian baik merusak maupun tidak merusak untuk materialdan
hasil proses produksi.
e. Divisi Supply Chain
Merencanakan kebutuhan material untuk mendukung proyek maupun operasional.
● Mengkoordinir pengelolaan material pada lokasi penyimpanan.
● Membuat perencanaan kebutuhan dana untuk menunjang kebutuhan material.
Mengelola sistem informasi material untuk menunjang unit kerja yang lain.
b. Divisi Kawasan
● Merencaanakan, melaksanakan dan mengembaangkan strategi di bidang :
20
1. Penanggulangan dan pencegahan kebakaran di area perusahaan.
2. Pemeliharaan dan pengelolaan utilitas perusahaan.
3. Perencanaan dan pengendalian anggaran investasi bangunan dan infrastruktur
perusahaan.
4. Pengelolaan dan mengkoordinir asset (aktiva tetap) berwujud perusahaan.
5. Penataan dan pengaturan sandar kapal di area perusahaan.
6. Pengelolaan pengadaaan barang dan jasa non produksi/sarana prasarana per
kantoran.
● Membina dan mengendalikan pelaksanaan K3LH di Divisi Kawasan
23
2.10 Struktur Organisasi Divisi Kapal Perang
Didalam divisi kapal perang, terdapat beberapa departemen, salah satunya adalah
departemen Electric Outfitting & Interior sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan
magang. Bagan struktur organisasi departemen Electric Outfitting & Interior adalah
seperti gambar dibawah ini:
24
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem kontrol loop terbuka dapat digambarkan dengan diagram balok dibawah ini:
Sistem kontrol loop tertutup dapat digambarkan dengan diagram balok dibawah ini:
Gambar 3.2 Diagram Balok Sistem Kontrol Loop Tertutup ( Noer & Indri, 2021)
Istilah yang digunakan pada sistem kontrol close loop meliputi (Razi, 2020):
1. Controlled Variable
Controlled variable atau variabel yang dikontrol merupakan variabel yang dikendalikan
sesuai dengan nilai yang diinginkan. Contohnya laju alir, komposisi, tekanan, dan level.
2. Setpoint
Setpoint merupakan nilai yang diinginkan dari variabel yang dikontrol.
3. Manipulated Variable
Manipulated variable atau variabel yang dapat dirubah merupakan variabel yang digunakan
untuk mengatur variabel kontrol agar tetap pada kondisi setpoint.
4. Uncontrolled Variable
Uncontrolled variable merupakan variabel yang didalam plant nya tidak dapat terkontrol
27
dengan baik.
5. Disturbance atau Upset
Disturbance atau gangguan merupakan variabel yang dikontrol berubah dari nilai setpoint
yang diatur. Hal ini biasanya terjadi berupa laju alir, atau komposisi sebuah aliran masuk
suatu proses.
30
3.4.2 Titik Kestabilan Kapal
Stabilitas awal sebuah kapal adalah kemampuan dari kapal itu untuk kembali kedalam
kedudukan tegaknya semula sewaktu kapal oleng pada sudut-sudut kecil ( = 60 derajat ). Pada
umumnya stabilitas awal ini hanya terbatas pada pembahasan pada stabilitas melintang saja.
Stabilitas kapal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Pitch dan Roll. Pada peninjauan
kestabilan kapal, terdapat beberapa titik yang digunakan untuk mengetahui besarnya
kemiringan pada kapal saat terjadi trim dan list. Didalam membahas stabilitas awal sebuah
kapal, maka titik-titik (Titik penting dalam stabilitas kapal) yang menentukan besar kecilnya
nilai-nilai stabilitas awal adalah (Arif.M, 2017) :
1. Titik G (Centre of Grafity) adalah titik berat kapal yang dipengaruhi oleh keadaan kapal
itu sendiri, seperti bentuk lambung, dan komponen-komponen yang ada di dalam kapal
tersebut berupa komponen yang tetap maupun komponen yang dapat berubah-berubah.
2. Titik B (Centre of Bouyancy) adalah titik gaya tekan ke atas dari volume air yang
dipindahkan oleh bagian kapal yang terbenam di dalam air, adan besarnya titik B ini
dipengaruhi oleh bentuk badan kapal yang berada di bawah permukaan air.
3. Titik M (Titik Metasentra) adalah titik yang merupakan perpotongan vektor gaya tekan
ke atas pada saat kapal dalam keadaan tegak, dengan gayan tekan ke atas (γV) pada saat
kapal terjadi sudut oleng.
Gambar 3.5 Stabilitas kapal Kedudukan titik berat kapal, titik apung kapal , dan titik
metasentrum kapal
(Sumber: http://dosenkapal.com/2017/12/stabilitas-kapal/ )
Akibat adanya kondisi kapal oleng maka stabilitas kapal di bedakan atas dua macam
yaitu (Kunaifi, 2016):
1. Stabilitas Statis
Stabilitas statis diperuntukkan bagi kapal dalam keadaan diam dan terdiri dari
stabilitas melintang dan membujur.
31
2. Stabilitas Dinamis
Stabilitas dinamis diperuntukkan bagi kapal- kapal yang sedang oleng atau mengangguk
ataupun saat menyenget besar.
3.4.3 Kriteria
Menurut International Maritime Organization (IMO), terdapat beberapa persyaratan untuk
penilaian kestabilan kapal, yaitu (Alamsyah, :
1. Jari-jari metasentra (MG) harus lebih besar dari 0,15 m (MG > 0,15)
2. Lengan stabilitas (h) pada saat sudut roll 30° harus lebih besar dari 0,20 m (h 30° > 0,20)
3. Lengan stabilitas maksimum (h maks) harus berada diatas sudut roll 30° (h maksimum >
30°)
4. Sudut minimum dimana kapal sudah tidak memiliki lagi lengan stabilitas berada diatas
sudut roll 60° (Range of Stability > 60°)
5. Luasan curva lengan stabiltias statis antara sudut 0° − 30° harus lebih besar dari 0,05
m.rad (Area up to 30° > 0,05 m rad)
6. Luasan curva lengan stabiltias statis antara sudut 0° − 40° harus lebih besar dari 0,09
m.rad (Area up to 40° > 0,09 m rad)
7. Luasan curva lengan stabiltias statis antara sudut 30° − 40° harus lebih besar dari 0,03
m.rad (Area Between 30° − 40° > 0,03 m.rad)
32
Gambar 3.6 Sistem Ballast Kapal
(Sumber : IMO GloBallast)
Cara kerja sistem ballast secara umum adalah dengan mengisi tangka ballast yang berada
di double bottom dengan air laut melalui pompa ballast, dan saluran pipa utama dan pipa
cabang.
Komponen-komponen yang digunakan pada sistem ballast adalah sebagai berikut
(Inameq, 2020):
1. Tangki Ballast
2. Pipa Ballast
3. Katup dan Fitting
4. Pompa
5. Overboard
6. Seachest
Tangki ballast berfungsi untuk menjaga kestabilan kapal baik saat berlayar maupun saat
kapal melakukan bongkar muat. Pada saat kondisi kapal berlayar, tangki ballast dalam kondisi
kosong, sedangkan saat kapal melakukan bongkar muat, tangki ballast diisi untuk menjaga
kestabilan kapal.
Pompa yang mendukung sistem ballast terdiri dari 2 pompa, yang juga mendukung sistem
lain, yakni sistem pemadam dan bilga. Pompa ini terdiri dari pompa bilga-ballast dan pompa
general service. Pompa general service digunakan sebagai pompa kedua pada sistem Ballast.
Jadi, pompa general service ini kapasitasnya cukup 85% dari kapasitas pompa Ballast agar
dapat menghandle sistem Ballast tersebut, yaitu 85% dari pompa Ballast – Fire.
33
3.5.2 Fin Stabilizer
Menurut (Susilo,,dkk, 2013) Fin stabilizer merupakan suatu peralatan roll damping
system yang dipasang pada lambung kanan dan kiri kapal bagian bawah yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan kapal pada saat kapal berada di atas air dan bekerjanya berdasarkan
prinsip pengontrolan posisi fin. Sedangkan menurut (Herbowo,.dkk, 2017) fin stabilizer adalah
suatu peralatan lambung untuk mengurangi gerakan rolling (gerak ke-olengan) kapal yang
disebabkan oleh gelombang air laut dengan cara menghasilkan gaya angkat dari fin yang
terpasang pada kedua sisi lambung kapal. Kesimpulan dari kedua pendapat tersebut yaitu fin
stabilizer merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan.
35
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
36
4.3 Komponen
Komponen yang mendukung Fin Stabilizer adalah :
4.3.1 Fin
Fin merupakan sebuah sirip buatan yang dipasang pada sisi kiri dan kanan kapal,
berfungsi untuk menstabilkan sudut oleng kapal agar tetap dalam keadaan 0°. Untuk posisi fin
mengikuti bagian dari lambung kapal, untuk sebelah kiri disebut port side dan sebelah kanan
disebut Starboard side. Dalam fin ini terdapat fin box serta penggeraknya dalam setiap sirip
masing-masing. Pada fin dengan sistem yang modern ini digunakan motor servo yang
kelebihannya yaitu memiliki respon yang lebih cepat dan akurat dalam menggerakkan sirip
kapal.
39
Gambar 4.5 Ride Control Unit (Master) RCU 551
40
Gambar 4.8 Control Panel
4.3.7 Baterai
Baterai DC merupakan sumber daya yang digunakan pada sistem stabilisasi ini. terdiri
dari 2 buah baterai DC 24V untuk mensuplai motor servo pada Fin.
41
4.4 Analisis Sistem
4.4.1 Wiring Diagram
Berikut adalah sistem pengkabelen (wiring diagram) dari fin stabilizer.
42
Gambar 4.11 menjelaskan prinsip dasar system kontrol pada Fin Stabilizer dimana masukan
dari system tersebut yaitu nilai referensi sudut oleng dimana nilai normalnya adalah 0°.
Selanjutnya nilai referensi tersebut akan dikurangkan dengan nilai pembacaan sudut oleng oleh
sensor gyroscope yang terdapat dalam GPS. Selisih dari nilai referensi dan pembacaan sensor
akan diperoleh nilai error yang kemudian diproses pada kontroler yaitu HCU-501 (SLAVE2)
untuk menentukan aksi kontrol yang diperlukan. Sinyal kontrol yang dihasilkan oleh kontroler
akan mengendalikan posisi motor servo pada fin. Sistem ini aktif pada fungsi automatic list
control.
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah kegiatan Kerja Praktek yang telah dilakukan pada tanggal 14 Februari sampai
25 Maret 2022 di PT PAL Indonesia (Persero) dapat disimpulkan bahwa :
1. Sistem kestabilan pada Kapal Cepat Rudal (KCR) 60M ke-5 menggunakan sistem
Fin Stabilizer
2. Dengan adanya system Fin Stabilizer membuat pergerakan kapal lebih stabil dan
menambah efisiensi bahan bakar terutama saat melaju dengan kecepatan tinggi
3. Keunggulan sistem fin stabilizer dibandingkan dengan system stabilisasi
konvensional adalah keakuratan sudut dan perbaikan error yang lebih baik karena
menggunakan motor servo yang lebih responsive dibandingkan dengan system
yang menggunakan pompa hidrolik.
4. System fin stabilizer dapat digunakan pada semua kondisi kecepatan dari kapal
diam sampai kapal melaju dengan kecepatan maksimum yang jarang dimiliki kapal
jenis lain.
5. Fin Stabilizer memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan sistem
konvensional pada segi akurasi, pemasangan, perawatan, berat, kemampuan, dan
sumber daya yang digunakan.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk PT PAL INDONESIA
1. Diharapkan dapat dilakukan pembelajaran/kerjasama terutama pada sistem –
sistembaru agar memiliki tenaga ahli sendiri dibidang tersebut
2. Diharapkan adanya software simulasi untuk mengetahui semua sistem yang
digunakan pada kapal agar lebih mudah dicek dan dilakukan perbaikan.
5.2.2 Saran Untuk Pihak Institusi
1. Pihak institusi diharapkan mampu mempersiapkan mahasiswa dan mahasiswi yang
akan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan sebaik–baiknya, baik
secara mental, spiritual maupun material yang berkenaan dengan perusahaan
tempat mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL). Salah satunya pembekalan
dalam penguasaan bahasa asing karena banyaknya referensi perusahaan yang
berbahasa asing.
44
2. Pihak institusi diharapkan mengadakan pakaian APD kepada mahasiswa yang
sedang melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL), serta format proposal dan
laporanPraktik Kerja Lapangan (PKL) yang sesuai dengan format dari institusi.
3. Diharapkan instutisi melakukan peninjauan rutin antara pihak institusi dengan
perusahaan baik melalui komunikasi telepon atau peninjauan langsung guna
melihat perkembangan jalannya Praktik Kerja Lapangan (PKL).
45
DAFTAR PUSTAKA
Andilala, A., Amiruddin, W., & Wibawa Budi S, A. (2017). Analisa Beban Muatan Maksimum
Yang Diperbolehkan Untuk Keselamatan Penumpang Pada Kapal Kharisma
Jaya. JURNAL TEKNIK PERKAPALAN, Vol 5 no 4, ISSN(2338-0322).
Arif, M. (2017). Stabilitas Pada Kapal - Dosenkapal.com. Diakses 12 April 2022, dari
http://dosenkapal.com/2017/12/stabilitas-kapal/
Dwi, Rizky dan Phisca Aditya. 2021. Pengukuran Besaran Listrik. Yogyakarta:UAD PRESS.
Fakultas MIPA UB. 2020. Pedoman Pendidikan Program Sarjana. Universitas Brawijaya.
Herbowo, A., Chrismianto, D., & Iqbal, M. (2017). Analisa Fin Stabilizer Terhadap Rolling
Pada Kapal Ferry Ro-Ro 500 GT Dengan Metode CFD (Computational Fluid
Dynamic). Jurnal Teknik Perkapalan, 05(1) ISSN 2338-0322.
Jading Abadi, Reniana, dan Bertha Ollin Paga. 2020. Pengukuran dan Instrumentasi.
Yogyakarta: Deepublish.
Kerja ballast, fungsi ballast, sistem ballast, applikasi ballast di kapal. (2020). Diakses 14 April
2022, dari https://inameq.com/hull-and-outfitting/tank-equipment/cara-kerja-dan-fungsi-
ballast-kapal/
Kunaifi, A. (2016). ANALISA PERBANDINGAN KEBUTUHAN POWER PADA ACTIVE TANK
STABILIZER DENGAN FIN STABILIZER UNTUK DESIGN KAPAL PATROLI 70
METER. Diakses 13 April 2022, dari https://repository.its.ac.id/51179/1/4213106011-
Undergraduate%20Thesis.pdf
Kurniawan,. dkk. 2018. Layout Sistem Instrumentasi, Alarm dan Sistem Monitoring
Kapal. Sidoarjo: Zifatama Jawara.
Margareta, Z,B Maria,.dkk. 2016. Pengaruh Variasi Sudut Masuk Trim Tab Pada Fast Patrol
Boat 60 Meter Menggunakan Pendekatan CFD. ISBN 978-602-98569-1-0
Mismail, Prof. Ir. Budiono. 2011. Dasar Teknik Elektro. Malang: UB Press.
Morris, Alan S., 2001. Measurement and Instrumentation Principles. Butterworth-Heinemann
Nikmatul Fajri, Rosa. 2018. Perencanaan, Pelaksanaan, Penulisan Laporan Pemagangan
(Panduan Praktis Mahasiswa yang Akan Menyongsong Dunia Kerja yang Disertai
dengan Contoh Laporan Magang). Yogyakarta: Deepublish.
Noer, Zikri dan Indri Dayana. 2021. Buku Sistem Kontrol. Medan: Guepedia.
Pal.co.id. PT. PAL INDONESIA. Diakses pada 24 Januari 2022, dari PT. PALIndonesia
(Persero) – Website Resmi PT. PAL Indonesia (Persero).
Razi, Muhammad. 2020. Teknik Kontrol Automatik. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Ricky & Pratiko, 2016. Memahami Fin Stabilizer, Cara Kerjanya dan PengaruhnyaTerhadap
Stabilitas Kapal. Diakses 14 April 2022 Dari
46
https://indoseafarers.com/memahami-fin-stabilizer-cara-kerjanya-dan- pengaruhnya-
terhadap-stabilitas-kapal/
Ricky & Pratiko, 2016. Memahami Fin Stabilizer, Cara Kerjanya dan Pengaruhnya Terhadap
Stabilitas Kapal. Diakses 14 April 2022 dari https://indoseafarers.com/memahami-fin-
stabilizer-cara-kerjanya-dan-pengaruhnya-terhadap-stabilitas-kapal/
Rizal, Muhammaad. 2020. Pengukuran Teknik: Dasar dan Aplikasi. Aceh: Syiah Kuala
University Press.
Rubianto. 2013. NAUTIKA Bangunan Kapal Stabilitas Kapal Hukum Laut Pesawat Kapal.
Jakarta: Djangkar.
Susilo, J., Santoso, A., & Bambang Musyiradi, T. (2013). Simulasi Penggunaan Fin Undership
Terhadap Tahanan dan Gaya Dorong Kapal dengan Metode Analisa CFD. Jurnal Teknik
Pomits, 3(2) ISSN: 2337-3539.
Tumpal Parulian Sinaga, L. 2017. Kajian Analisa Teori Pengaruh Ballast Terhadap Gerakan
Pitch Pada Kapal Selam Mini 22m. p- ISSN : 2407 – 1846 e-ISSN : 2460 – 8416
Yudaningtyas, Erni. 2017. Belajar Sistem Kontrol. Malang:UB Press.
47
LAMPIRAN
48
Lampiran 3 : Kegiatan Mahasiswa
LOGBOOK HARIAN KEGIATAN PKL
di PT PAL INDONESIA
Minggu ke 1
49
17 Februari 2022 Bengkel Ekasistrol Divisi Pengenalan
Kapal Perang PT. PAL Divisi Kapal
INDONESIA Perang oleh
Pembimbing
Lapangan
50
Lampiran 4 : Kegiatan Mahasiswa
LOGBOOK HARIAN KEGIATAN PKL
di PT PAL INDONESIA
Minggu ke : 2
51
23 Februari 2022 Rumah Masing-Masing Materi Peralatan
Navigasi (Speed
Log) Oleh
Pembimbing
Lapangan
52
Lampiran 5 : Kegiatan Mahasiswa
LOGBOOK HARIAN KEGIATAN PKL
di PT PAL INDONESIA
Minggu ke 3
53
4 Maret 2022 Rumah Masing-Masing Materi Level
Tank Oleh
Pembimbing
Lapangan
54
Lampiran 6 : Kegiatan Mahasiswa
LOGBOOK HARIAN KEGIATAN PKL
di PT PAL INDONESIA
Minggu ke 4
55
10 Maret 2022 Rumah Masing-Masing Materi Fin
Stabilizer Oleh
Pembimbing
Lapangan
56
Lampiran 7 : Kegiatan Mahasiswa
LOGBOOK HARIAN KEGIATAN PKL
di PT PAL INDONESIA
Minggu ke 5
57
16 Maret 2022 Kapal KCR 5 dan 6 Mengamati Fin
Stabilizer pada
Kapal KCR 6 dan
Mengamati
Ruangan AMS
pada Kapal KCR
5 dengan
didampingi
anggota Bengkel
Ekasistrol
58
Lampiran 8 : Kegiatan Mahasiswa
LOGBOOK HARIAN KEGIATAN PKL
di PT PAL INDONESIA
Minggu ke 6
59
23 Maret 2022 Kapal KCR 5 Mengamati
Steering Gear
yang ada di 1ST
DECK dengan
didampingi
anggota Bengkel
Ekasistrol dan
mengamati Panel
Power rak
Pembimbing Lapangan
60
Lampiran 9 : Presensi Online
61
Lampiran 10 : Presensi Online
62
Lampiran 11 : Presensi Online
63
Lampiran 12 : Presensi Online
64
Lampiran 13 : Presensi Online
65
Lampiran 14 : Presensi Online
66
Lampiran 15 : Presensi Online
67
Lampiran 16 : Presensi Online
68
Lampiran 17 : Presensi Online
69
Lampiran 18 : Presensi Online
70
Lampiran 19 : Presensi Online
71
Lampiran 20 : Presensi Online
72
Lampiran 21 : Presensi Online
73
Lampiran 22 : Presensi Offline
74
Lampiran 23 : Presensi Offline
75
Lampiran 24 : Presensi Offline
76
Lampiran 25 : Presensi Offline
77
Lampiran 26 : Presensi Offline
78
Lampiran 27 : Presensi Offline
79
Lampiran 28 : Surat Balasan
80
Lampiran 29 : ID CARD
81
82
83