Dosen Pembimbing :
i
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Tugas Akhir : Analisis Teknis dan Ekonomis
Perbandingan Perencanaan Sistem
Propulsi Single screw propeller dan
Twin screw propeller Pada LCT 245 GT
2. Bidang Tugas Akhir : Desain dan Analisis
3. Bidang Keahlian : Teknik Permesinan Kapal
4. Pengusul
a. Nama Lengkap : Denis Irwin Maulana
b. NRP : 0317040021
c. Program Studi : D4 Teknik Permesinan Kapal
d. Jurusan : Teknik Permesinan Kapal
e. Alamat Rumah : Ds. Jagung Kec, Pagu Kab. Kediri
f. No. Telp./HP : 082331490042
g. Alamat Email : denisirwin@student.ppns.ac.id
5. Usulan Dosen Pembimbing
Dosen Pembimbing I
a. Nama Lengkap dan Gelar : Heroe Poernomo, S.T., M.T.
b. NIP : 197804202002121003
Dosen Pembimbing II
a. Nama Lengkap dan Gelar : Abdul Gafur, S.T., M.T.
b. NIP : 199106032019031007
6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 7 Bulan
Menyetujui, Surabaya, 14 Januari 2021
Ketua Jurusan Pengusul,
i
ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PERBANDINGAN
PERENCANAAN SISTEM PROPULSI SINGLE SCREW PROPELLER
DAN TWIN SCREW PROPELLER PADA LCT 245 GT
ABSTRAK
Landing craft tank (LCT) merupakan kapal pendarat serang yang memiliki dek yang
luas sehingga cocok digunakan untuk mengangkut kendaraan maupun logistik. Kapal LCT
banyak beroperasi untuk mengangkut kendaraan berat, cargo serta bahan konstruksi antar
pulau di Indonesia. Dalam operasional kapal, perencanaan dari sistem propulsi kapal sangat
penting. Sistem propulsi merupakan sistem yang digunakan untuk menghasilkan daya
dorong sehingga kapal dapat bergerak di atas air. Pada penelitian ini dilakukan analisa dan
perancangan sistem propulsi pada kapal LCT 245 GT dengan perbandingan penggunaan
single screw propeller dan twin screw propeller . Dari kedua jenis sistem propulsi tersebut,
perlu dilakukan analisa dari segi teknis dan ekonomis untuk mendapatkan perencanaan
sistem propulsi yang paling optimal untuk kapal LCT 245 GT. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mendapatkan interaksi yang optimal antara sistem penggerak dengan bentuk
lambung kapal atau biasa disebut dengan Engine Propeller Matching dengan biaya yang
efisien. Langkah-langkah perencanaan yang dilakukan pada proposal ini yaitu dimulai dari
pengumpulan data, analisa dan perancangan secara teknis menggunakan metode Holtrop
dan aplikasi Maxsurf serta Ansys serta analisa secara ekonomis menggunakan metode Life
Cycle Costing (LCC). Hasil dari penelitian ini yaitu dokumen rekomendasi spesifikasi
sistem propulsi yang optimal bagi kapal LCT 245 GT.
ii
ABSTRACT
Landing craft tanks (LCT) are attack landing craft that has a wide deck making them
suitable for transporting vehicles and logistics. LCT operates mostly to transport heavy
vehicles, cargo, and construction materials inter-islands in Indonesia. In ship operations,
the planning of the ship's propulsion system is very urgent. The propulsion system is a
system used to generate thrust so that the ship can move on the water. This topic contains
analysis and design of the propulsion system on the LCT 245 GT with a comparison of the
use of single screw propeller s and twin screw propeller s. It is necessary to analyze from
a technical and economic point of view to obtain the optimal propulsion system planning
for the LCT 245 GT. This research aims to get the optimal interaction between the
propulsion system and the hull form or commonly known as Engine Propeller Matching
with efficient cost. The planning steps carried out in this proposal are starting from data
collection, technical analysis, and design using the Holtrop method and software Maxsurf
and Ansys then economic analysis using the Life Cycle Costing (LCC) method. The results
of this study are the recommended documents for the optimal propulsion system
specifications for the LCT 245 GT.
Keyword : LCT, propulsion system, Holtrop, LCC
iii
DAFTAR ISI
iv
3.4 Langkah-Langkah Penelitian......................................................................... 28
3.4.1 Observasi Lapangan dan Studi Literatur ............................................. 28
3.4.2 Pengumpulan Data.................................................................................. 28
3.4.3 Pembuatan Model Lambung Kapal ...................................................... 28
3.4.4 Validasi..................................................................................................... 29
3.4.5 Analisa Teknis ......................................................................................... 29
3.4.6 Analisa Ekonomis.................................................................................... 29
3.4.7 Analisa dan Pembahasan........................................................................ 30
3.4.8 Rekomendasi Spesifikasi Sistem Propulsi ............................................. 30
3.5 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 32
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
digunakan pada kebanyakan kapal karena memiliki instalasi yang lebih praktis dan
perawatan yang lebih mudah. Jenis single screw ini kebanyakan menggunakan
baling-baling putar kanan sedangkan jenis twin screw memiliki putaran yang saling
berlawanan pada setiap propeller nya. Twin screw propeller umumnya dipasang
pada kapal tunda dan Ferry dengan pertimbangan adanya dua mesin yang sejenis
tetapi lebih kecil dari mesin tunggal sehingga dapat menghemat pemakaian ruang
mesin. Selain itu jika salah satu mesin gagal maka operasional kapal tetap berjalan
meskipun dengan kemampuan yang lebih rendah (Mardi, Eko and others, 2018).
Dari kedua konfigurasi sistem propulsi tersebut perlu dilakukan perencanaan
dan analisa untuk menentukan jenis sistem propulsi yang paling efisien dari segi
teknis maupun ekonomis. Perencanaan dan analisa sistem propulsi ini diawali
dengan perhitungan dan analisa secara teknis menggunakan metode Holtrop serta
simulasi melalui program Maxsurf dan Ansys. Analisa ini dilakukan untuk
membandingkan besarnya tahanan yang terjadi ketika menggunakan konfigurasi
single screw dan twin screw propeller . Setelah melakukan analisa secara teknis,
selanjutnya dilakukan analisa secara ekonomis yaitu perhitungan menggunakan
metode Life Cycle Costing (LCC) dengan indikator kelayakan biaya investasi, biaya
operasional kapal dan biaya pemeliharaan. (, 2019) (2018)(Sitoru, 2020)
Terdapat beberapa penelitian terkait yakni oleh (Caraka, Jadmiko and
Amiadji, 2018) yang merencanakan sistem propulsi yang optimal pada kapal
RORO Barge. Penelitian tersebut menghasilkan analisis penggunaan satu mesin
utama dan dua mesin utama pada kapal RORO Barge. Selain itu terdapat penelitian
oleh (Saputra, Budiarto and Jokosisworo, 2017) yang menganalisa engine propeller
matching antara single screw propeller dan twin screw propeller pada kapal
Tanker 6500 DWT. Terdapat juga penelitian oleh (Utomo and Khristyson, 2019)
yang merencanakan sistem propulsi pada kapal peti kemas 100 Teus. Sarwoko and
Santoso, 2019)
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
proposal tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pemodelan lambung kapal LCT 245 GT single screw propeller
dan twin screw propeller menggunakan Maxsurf?
2
2. Bagaimana menentukan perbandingan nilai tahanan sistem propulsi single
screw dan twin screw propeller pada LCT 245 GT?
3. Bagaimana menentukan desain dan spesifikasi sistem propulsi single screw
propeller dan twin screw propeller pada LCT 245 GT?
4. Bagaimana konfigurasi sistem propulsi yang paling optimal secara teknik dan
ekonomis antara single screw dan twin screw propeller ?
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka manfaat yang diharapkan dari
proposal tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Industri : Dapat menjadi masukan sebagai bahan pertimbangan bagi PT.
XYZ dalam perencanaan sistem propulsi yang optimal untuk operasional
kapal LCT 245 GT.
2. Bagi Instansi : Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan
pembelajaran bagi mahasiswa PPNS yang ingin melakukan penelitian lebih
lanjut dengan topik yang terkait dengan penelitian ini.
3. Bagi Pembaca : Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan
memperkaya pengetahuan pembaca tentang metode perhitungan tahanan
kapal serta perancangan sistem propulsi yang optimal untuk kapal.
3
1.5 Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diangkat dalam proposal tugas akhir ini
maka diperlukan batasan masalah untuk mempermudah proses analisa dan
membatasi ruang lingkup penelitian. Batasan masalah dalam proposal tugas akhir
ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan pada kapal LCT 245 GT menggunakan data gambar
yang diperoleh penulis selama melaksanakan OJT di PT. XYZ.
2. Membandingkan perencanaan pada penggunaan fix pitch propeller dengan
konfigurasi single screw propeller dan twin screw propeller berdasarkan
variasi kecepatan maksimum 12 knot.
3. Analisa teknis dari kapal LCT 245 GT menggunakan perhitungan tahanan
dengan metode Holtrop serta simulasi dengan software Maxsurf dan Ansys.
4. Analisa ekonomi pada penelitian ini menggunakan metode Life Cycle Costing
(LCC) dengan asumsi kapal akan beroperasi selama 30 tahun.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
twin screw propeller . Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan interaksi
yang optimal antara sistem penggerak dengan bentuk lambung kapal atau
biasa disebut dengan Engine Propeller Matching. Penelitian dilakukan
dengan mengitung hambatan kapal menggunakan metode holtrop, validasi
hambatan dilakukan menggunakan metode Computational Fluid Dynamics
(CFD). Dilakukan 3 variasi jarak antara center line kapal dengan poros
propeller yang dicari hambatannya yaitu, 0.2B, 0.175B, dan 0.15B. Setelah
didapatkan hambatan kapal dilakukan perhitungan daya main engine yang
akan digunakan. Kemudian menghitung thrust dan torque untuk mendapatkan
karakteristik tiap propeller , dilakukan validasi thrust dan torque
menggunakan metode CFD. Penelitian ini terdapat 3 jenis propeller yang
dicari karakteristiknya yaitu, propeller Bseries, Kaplan, dan AU. Kemudian
dilakukan analisis engine propeller matching sistem propulsi baru yang
dirancang.
6
Gambar 2.1 Landing craft tank (http://www.taruna.co.id/LCT)
LCT memiliki ciri khas yang membedakannya dari kapal jenis lain yaitu
adanya ramp door, dek terbuka yang luas serta sarat air yang rendah. Ramp door
memungkinkan kendaraan berat seperti mobile crane, excavators, dan truk untuk
masuk ke deck kapal dengan mudah. Deck terbuka yang luas memungkinkan kapal
ini untuk mengangkut berbagai macam muatan, serta sarat air yang rendah
membuat kapal ini mampu untuk berlayar pada perairan yang dangkal. Untuk itu
kapal LCT banyak digunakan untuk mengangkut kendaraan berat, cargo serta
bahan konstruksi antar pulau di Indonesia.
7
Gambar 2.2 Komponen sistem propulsi kapal
8
Gambar 2.3 Mesin diesel
10
Pada saat beroperasi di laut, suatu kapal harus memiliki kemampuan untuk
mempertahankan kecepatan dinas (Vs) seperti yang direncanakan. Untuk itu kapal
harus memiliki rancangan sistem propulsi (penggerak) yang dapat mengatasi
keseluruhan gaya-gaya hambat (total resistance) yang terjadi agar dapat mencapai
kecepatan dinasnya. Dasar perancangan sistem penggerak utama merupakan
koordinasi antara primer mover dengan sistem transmisi dan propulsor (Masroeri
and Asianto, 1999).
2.3.2 Transmission
Transmisi merupakan mekanisme yang berfungsi sebagai penghantar energi
mekanik dari prime mover ke propulsor pada kapal. Jenis transmisi pada kapal
dibedakan menjadi dua yaitu direct transmission dan geared transmission. Direct
transmission merupakan jenis transmisi yang langsung menghubungkan antara
main engine ke propeller tanpa menggunakan gearbox. Transmisi ini digunakan
pada main engine putaran rendah (low speed engine) yang memiliki kecepatan
putaran dibawah 400 rpm. Sedangkan geared transmission merupakan transmisi
yang menggunakan gearbox sebagai pengatur putaran. Gearbox berfungsi sebagai
pereduksi putaran maupun pembalik arah putaran untuk operasional kapal.
Transmisi jenis ini digunakan oleh kapal yang memiliki main engine dengan
putaran menengah hingga main engine putaran tinggi (medium-high speed main
engine) dengan putaran 400 hingga diatas 1400 rpm.
2.3.3 Propulsor
Menurut (Adji, 2006) terdapat dua klasifikasi dari propulsor atau alat gerak
kapal yaitu propulsor mekanik dan non-mekanik. Alat gerak kapal non-mekanik
adalah dayung dan layar, sedangkan jenis-jenis alat gerak kapal mekanik adalah
sebagai berikut :
1. Fixed Pitch Propeller
2. Ducted Propeller /Kort Nozzles
3. Contra-rotating Propeller / Twin screw propeller
4. Overlapping propeller
5. Controllable Pitch Propeller
11
6. Waterjet Propulsion System
7. Cyclodial Propeller
8. Paddle Wheels
9. Superconducting Electric Propulsion System
10. Azimuth Podded Propulsion System
Twin screw propeller atau biasa disebut contra rotating propeller merupakan
jenis sistem propulsi yang menggunakan dua coaxial propeller s yang dipasang
dalam sumbu poros yang sejajar dan arah putarannya saling berlawanan. Baling-
12
baling ini memiliki keuntungan hidrodinamis terhadap energi rotasional slip stream
yang dapat hilang ketika menggunakan sistem single screw propeller . Baling-
baling jenis ini biasanya diaplikasikan pada small outboard units yang beroperasi
pada putaran 1500 sampai dengan 2000 RPM. Untuk aplikasi pada kapal-kapal
yang berukuran relatif besar terdapat permasalahan teknis yang terkait dengan
sistem perporosan yang relatif mempunyai ukuran lebih panjang.(Adji, 2006)
13
Tahanan tambahan timbul akibat adanya pengaruh kekasaran permukaan
kapal. Tahanan tambahan juga termasuk tahanan udara, anggota badan kapal
dan kemudi. Komponen tahanan tambahan terdiri dari :
• Tahanan anggota badan (appendages resistance), adalah tahanan dari bos
poros, penyangga poros, lunas bilga, daun kemudi dan sebagainya.
• Tahanan kekasaran, adalah tahanan akibat kekasaran dari korosi air,
pengotoran pada badan kapal, dan tumbuhan laut.
• Hambatan kemudi (steering resistance), adalah tahanan akibat pemakaian
kemudi.
c. Tahanan Sisa (Residual Resistance)
Tahanan sisa adalah kuantitas dari hasil pengurangan dari hambatan total
badan kapal dengan hambatan gesek dari permukaan kapal. Hambatan sisa
terdiri dari sebagai berikut:
• Tahanan Gelombang (Wake Resistance)
Tahanan gelombang adalah hambatan yang diakibatkan oleh adanya
gerakan kapal pada air sehingga menimbulkan gelombang pada saat air
tersebut dalam keadaan tenang maupun pada saat air tersebut sedang
bergelombang.
• Tahanan Udara (Air Resistance)
Tahanan udara merupakan hambatan yang di alami oleh bagian badan
kapal yang berada diatas air dan bangunan atas atau superstructure karena
gerakan kapal di udara. Tahanan ini tergantung pada kecepatan kapal, luas
dan bentuk bangunan atas tersebut, kecepatan angin serta arah relatif angin
terhadap kapal.
• Tahanan Bentuk
Tahanan bentuk merupakan hambatan yang erat kaitannya dengan bentuk
badan kapal, dimana bentuk lambung kapal yang tercelup di bawah air
menimbulkan suatu tahanan karena adanya pengaruh dari bentuk kapal
tersebut
Perhitungan tahanan kapal menggunakan metode Holtrop dimulai dengan
menentukan nilai tahanan dari masing-masing komponen tahanan yang bekerja
14
pada kapal. Komponen tahanan tersebut kemudian diakumulasi untuk mendapatkan
nilai tahanan total kapal. Diagram alir perhitungan tahanan kapal menggunakan
metode Holtrop adalah sebagai berikut :
Menghitung Tahanan
Menghitung Tahanan Menghitung Tahanan
Tambahan Tekanan
Gelombang Tambahan
Bulbous Bow
(RW) (RAPP)
(RB)
Menghitung Tahanan
Menghitung Tahanan Menghitung Tahanan
Tambahan Imersi
Model Kapal Tot al Kapal
Transom
(RA) (RT)
(RTR)
Dimana :
𝑅𝐹 = Tahanan gesek sesuai dengan rumus gesekan ITTC 1957
(1 + 𝑘1) = Koefisien faktor bentuk
𝑅𝐴𝑃𝑃 = Tahanan appendages (pelengkap) seperti rudder dll.
𝑅𝑊 = Tahanan gelombang
𝑅𝐵 = Tahanan tambahan dari adanya bulbous bow
𝑅𝑇𝑅 = Tahanan tambahan dari adanya transom yang tercelup air
𝑅𝐴 = Hodel-ship correlation resistance
15
Setelah nilai tahanan total didapatkan, selanjutnya ditambahkan dengan safety
margin untuk rute pelayaran seperti dibawah.
RT DINAS = (1 + %)RT (2.2)
16
Gambar 2.11 Daya pada kapal (buet.ac.bd)
17
mesin terletak agak ke tengah atau jauh di depan, maka besarnya losses akan
semakin besar. Untuk kapal yang kamar mesinnya terletak di bagian belakang
akan mengalami losses sebesar 2%, sedangkan pada kapal yang kamar
mesinnya pada daerah midship kapal mengalami losses sebesar 3%.
e. Brake Horse Power (BHP)
Daya motor penggerak kapal (BHP) yang dimaksud adalah daya rem atau
daya yang diterima oleh poros transmisi system penggerak kapal.
• BHPscr
BHPscr adalah besarnya daya output dari motor penggerak pada kondisi
service continous rating yaitu daya keluaran pada saat pelayaran normal.
Dikarenakan adanya pengaruh efisiensi roda sistem gigi transmisi (ηG)
karena direncanakan pada hubungan sistem transmisi daya antara motor
induk dengan poros propeller terpasang roda gigi reduksi atau gearbox.
Besar efisiensi sistem roda gigi transmisi atau ηG dari setiap sistem
adalah:
ηG = 98% untuk single reduction gear
ηG = 99% untuk reversing reduction gear
• BHPmcr
BHPmcr adalah besarnya daya motor penggerak pada kondisi maximum
continous rating yaitu daya motor penggerak utama atau daya output dari
motor penggerak keluaran pabrik (Maximum Continuous Rating =
100%), dimana besarnya adalah 80%-85% dari daya keluaran maksimum
atau maximum continous rate (MCR) untuk menggerakkan kapal dengan
kecepatan Vs.
Setelah daya motor penggerak diketahui nilainya, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan pemilihan main engine dan gearbox sementara. Pertimbangan
yang digunakan dalam pemilihan main engine yaitu ukuran, besar daya dan
kecepatan putarannya. Dalam perencanaan ini engine dapat berubah saat dalam
proses engine propeller matching, yang hasilnya mungkin mesin tidak mampu
mencukupi kebutuhan daya ataupun daya yang dikeluarkan engine terlalu besar
sehingga tidak ekonomis. Selanjutnya adalah pemilihan gearbox, hal yang perlu
diperhatikan adalah daya dari gearbox harus memiliki kemampuan untuk
18
menampung daya engine dan putaran maksimumnya sesuai dengan putaran engine,
serta memiliki kemampuan untuk mereduksi ataupun me-reverse putaran dari
poros. Setelah pemilihan main engine dan gearbox sementara dilakukan
perhitungan engine propeller matching untuk menetapkan main engine dan
gearbox yang sesuai dengan pilihan sementara atau perlu diganti.
19
Tahapan ini merupakan langkah untuk menentukan kecocokan antara lambung
kapal yang telah dirancang dengan karakteristik mesin dan propeller yang telah
dipilih. Ketiga komponen ini saling berpengaruh sehingga harus dipastikan mesin
yang telah dipilih sesuai dengan propeller load characteristic sehingga daya yang
disuplai optimal, putaran propeller juga harus dicocokkan dengan daya mesin.
Kecepatan mesin juga harus match dengan karakter beban baling-baling atau daya
yang dipakai oleh propeller sama dengan daya yang diproduksi oleh mesin dan
menghasilkan kecepatan kapal yang mendekati kecepatan service kapal yang
didinginkan. Dalam tahapan engine propeller matching ini akan diperhitungkann
saat kondisi clean hull dan rough hull dengan menggunakan diagram KT, KQ dan
J serta diagram envelope curve atau operating range yang diperoleh dari project
guide mesin yang digunakan untuk mengetahui titik operasi yang cocok dari
propeller dengan mesin.
20
Ketiga poros ini saling dihubungkan oleh flange couplings (sambungan
flens). Langkah-langkah Perhitungan Perencanaan Poros Propeller adalah:
1. Menghitung daya perencanaan
2. Menghitung kebutuhan torsi
3. Menghitung tegangan yang diijinkan
4. Menghitung diameter poros
5. Pemeriksaan Persyaratan (koreksi)
Selain untuk melakukan analisis terhadap lambung, analisis CFD juga sering
digunakan untuk menganalisa performa propeller . Analisis performa propeller
tidak hanya menghitung gaya dorong yang dihasilkan, namun dapat juga digunakan
untuk menganalisis kavitasi (munculnya gelembung karena tekanan yang rendah).
Hal ini sangatlah penting karena kavitasi tidak hanya akan menurunkan gaya
21
dorong, namun juga menimbulkan kebisingan yang sangat merugikan pada
penggunaan kapal selam.
22
analisa LCC adalah perkiraan biaya life cycle, termasuk distribusi pada skala waktu,
biaya driver, kepekaan estimasi parameter tertentu dan risiko akibat ketidakpastian
parameter desain.
b. Biaya Operasional
Merupakan biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan aktivitas
usaha tersebut sesuai dengan tujuan. Biaya ini biasanya dikeluarkan secara
rutin atau periodik waktu tertentu dalam jumlah yang relatif sama atau sesuai
dengan jadwal kegiatan/ produksi. Dalam penelitian ini biaya operasional
yang dimaksud adalah biaya konsumsi bahan bakar dan minyak pelumas dari
sistem propulsi yang telah dirancang. Untuk menghitung nilai biaya
23
operasional sampai waktu 30 tahun yang akan mendatang digunakan konsep
future value yang memiliki persamaan yaitu :
(1+𝑖)𝑛 −1
𝐹 = 𝐴[ ] (2.4)
𝑖
Dimana :
F = nilai uang pada tahun ke-n (future value)
A = nilai pengeluaran berkala (annual value)
i = nilai suku bunga (%)
n = jumlah tahun operasional
c. Biaya Maintenance
Merupakan biaya yang diperuntukkan dalam rangka menjaga,/menjamin
performance kerja fasilitas atau peralatan agar selalu prima dan siap untuk
dioperasikan. Sifat pengeluaran ini umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu
biaya perawatan rutin atau periodik (preventive maintenance) dan biaya
perawatan insidentil (kuratif). Untuk menghitung nilai biaya maintenance
sampai waktu 30 tahun yang akan mendatang menggunakan konsep dan
persamaan future value yang sama dengan biaya operasional.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
25
3.2 Variabel Penelitian
Adapun variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
a. Jenis main engine yang akan dipilih berdasarkan perhitungan kebutuhan
daya motor penggerak
b. Jenis propeller yang digunakan
c. Jenis sistem propulsi yang akan dipakai yaitu single screw propeller
ataupun twin screw propeller
26
3.3 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Tidak
Validasi
Ya Analisa Teknis
• Pemodelan lambung
• Perhitungan Tahanan
AnalisaTeknis • Simulasi Sofware Maxsurf &
Ansys
• Perhitungan Kebutuhan
Daya Motor Penggerak
• Pemilihan Main Engine
• Pemilihan Propeller
Analisa Ekonomis • Engine Propeller Matching
• Perancangan Sistem
Perporosan
Selesai
27
3.4 Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian ini memerlukan proses yang terstruktur sehingga diperlukan
langkah-langkah yang sistematis dalam pelaksanaannya. Tahapan pengerjaan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.4.1 Observasi Lapangan dan Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan observasi lapangan guna mengidentifikasi masalah
yang ada pada objek penelitian. Objek penelitian yang diambil pada penelitian ini
yaitu LCT 245 GT pada PT. XYZ. Untuk dapat mengangkat masalah yang
didapat menjadi sebuah penelitian maka diperlukan studi literatur yang relevan.
Tujuannya untuk merangkum teori-teori dasar, acuan secara khusus dan umum,
serta memperoleh berbagai informasi pendukung yang berhubungan dengan
pengerjaan penelitian. Setelah masalah dapat diidentifikasi dan literatur relevan
yang dibutuhkan sudah cukup maka dilanjutkan ke langkah berikutnya.
3.4.2 Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini diambil pada saat penulis
melaksanakan OJT pada di PT Yasa Wahana Tirta Samudera, Jl. Deli No.17, Tj.
Mas, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. Data yang dibutuhkan
untuk mengerjakan penelitian ini yaitu data yang mendukung proses analisa secara
teknis dan ekonomis pada perencanaan sistem propulsi yang optimal untuk kapal
LCT 245 GT. Sehingga data-data yang dipakai pada penelitian ini yaitu :
1. Data spesifikasi kapal (technical specification) meliputi general principal,
capacities, peformance, dan equipment lain yang terdapat pada perencanaan
kapal.
2. Data gambar meliputi linesplan, general arrangement, production drawing,
long section dan midship section.
3. Data-data lain yang mendukung untuk penyelesaian analisa analisa secara
teknis dan ekonomis pada perencanaan sistem propulsi yang optimal untuk
kapal LCT 245 GT.
3.4.3 Pembuatan Model Lambung Kapal
Pada tahap pemodelan dilakukan penggambaran model kapal LCT 245 GT
milik PT.XYZ dengan menggunakan software Maxsurf. Dalam pengerjaan tugas
28
akhir ini, terdapat dua jenis penggambaran model lambung kapal, yaitu lambung
kapal single screw propeller dan lambung kapal dengan twin screw propeller .
3.4.4 Validasi
Validasi dilakukan untuk menentukan apakah pemodelan lambung yang
dibuat telah sesuai atau tidak. Jika sesuai maka dilanjutkan ke tahap analisa secara
teknis. Jika belum sesuai maka akan dilakukan pemodelan ulang sehingga analisa
dapat menghasilkan data yang akurat.
3.4.5 Analisa Teknis
Analisa teknis pada penelitian ini merupakan perencanaan sistem propulsi
yang optimal dari segi teknis dengan membandingkan konfigursi sistem propulsi
single screw dan twin screw propeller . Langkah-langkah dari tahapan ini adalah
sebagai berikut :
1. Perhitungan tahanan total kapal menggunakan metode Holtrop dan
simulasi menggunakan aplikasi Maxsurf dan Ansys
2. Perhitungan kebutuhan daya motor
3. Pemilihan propeller
4. Perhitungan resiko kavitasi
5. Perhitungan ulang daya kapal
6. Engine propeller matching
7. Penetapan main engine dan gearbox
8. Perencanaan poros propeller
9. Perencanaan kopling
10. Perhitungan pasak kopling
11. Perencanaan flens poros propeller
12. Perencanaan bantalan poros
13. Perencanaan stern tube
14. Simulasi peforma kapal baik single screw maupun twin screw
menggunakan Ansys.
3.4.6 Analisa Ekonomis
Analisa ini berisi perhitungan dan perbandingan biaya investasi, biaya bahan
bakar, dan biaya-biaya pemeliharaan antara sistem propulsi dengan single screw
propeller dan twin screw propeller . Tujuan dari analisa ini adalah untuk
29
mengetahui seberapa besar biaya yang dikeluarkan dari penerapan dua sistem
propulsi sampai 30 tahun operasi kapal.
3.4.7 Analisa dan Pembahasan
Setelah hasil dari analisa teknis dan ekonomis didapatkan, maka selanjutnya
dibandingkan untuk mendapat sistem propulsi paling optimal baik dari segi teknis
maupun ekonomis untuk kapal LCT 245 GT milik PT.XYZ.
3.4.8 Rekomendasi Spesifikasi Sistem Propulsi
Langkah terakhir dari penelitian ini yaitu membuat dokumen rekomendasi
spesifikasi komponen sistem propulsi yang paling optimal baik dari segi teknis
maupun ekonomis. Hal ini dilakukan untuk memudahkan owner dalam memahami
rekomendasi desain dan spesifikasi komponen hasil analisa pada penelitian ini.
30
3.5 Jadwal Kegiatan Penelitian
Penelitian ini dierencanakan dimulai pada bulan Januari pada tahun 2020 sampai dengan bulan Juli 2021. Jadwal kegiatan penelitian
yang penulis rencanakan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan
No. Kegiatan % Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi Lapangan 5%
2. Studi Literatur 5%
3. Pengumpulan Data 5%
4. Pengajuan Proposal TA 10%
5. Analisa Teknis 25%
6. Analisa Ekonomis 20%
Analisa dan
7. 10%
Pembahasan
Rekomendasi
8 Spesifikasi Sistem 10%
Propulsi
9 Pengajuan Sidang TA 10%
Total 100%
31
DAFTAR PUSTAKA
32
PADA KAPAL TWIN SCREW PROPELLER MENGGUNAKAN METODE
CFD’, Proceedings Conference on Marine Engineering and its Application, 1.
Zumar, V. V. and Hasanudin, H. (2018) ‘Desain Multipurpose Landing craft tank
(LCT) Menggunakan Metode Optimisasi Global dan Lokal’, Jurnal Teknik ITS,
7(1). doi: 10.12962/j23373539.v7i1.29353.
33