Anda di halaman 1dari 37

Direktorat Fasilitas Kepabeanan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BUKU PANDUAN PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI ATAS IMPOR BARANG UNTUK
KEPERLUAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


(Februari 2020)

PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan merupakan sarana yang vital bagi kemajuan peradaban suatu bangsa.
Sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, pihak Pemerintah, swasta, dan
perorangan telah berupaya untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dalam rangka
meningkatkan kecerdasan bangsa dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam Undang Undang Dasar 1945, disebutkan bahwa salah satu tujuan Nasional Bangsa
Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Bentuk atas upaya untuk mencapai
tujuan nasional tersebut adalah dengan didirikannya berbagai perguruan tinggi, lembaga,
dan badan yang bergerak di bidang pendidikan dan peneitian, yang menyelenggarakan
kegiatan pendidikan dan pengajaran guna mengembangkan ilmu pengetahuan.
Mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan merupakan tanggung jawab bersama
antara Pemerintah, pihak lembaga pendidikan dan pengajaran, masyarakat, lingkungan,
sampai keluarga. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai bagian dari Pemerintah memiliki
misi yang mendukung dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai salah satu tujuan
nasional. Dalam menjalankan perannya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki tiga misi
yang disebutkan dalam Keputusan Direktur .Jenderal Bea dan Cukai nomor 105/BC/2014
tentang Visi, Misi, dan Fungsi Utama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, ketiga misi tersebut
yaitu (1) memfasilitasi perdagangan dan industri (2) menjaga perbatasan dan melindungi
masyarakat Indonesia dari penyelundupan dan perdagangan ilegal (3) mengoptimalkan
penerimaan negara dari sektor kepabeanan dan cukai.
Sebagai bagian dari Pemerintah Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
mendukung pemerintah dalam mencapai tujuan nasional mencerdaskan kehidupan bangsa
dalam koridor kepabeanan yang tertuang dalam misi pertama yaitu memfasilitasi
perdagangan dan industri.
Dalam melaksanakan pengembangan ilmu pengetahuan, perguruan tinggi, kementerian,
lembaga, dan badan tersebut perlu melaksanakan penelitian baik penelitian mandiri, kerja
sama dalam negeri, maupun kerja sama lintas negara, sehingga akan memerlukan barang-
barang yang berasal dari luar negeri sebagai sarana untuk penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean
Indonesia diperlakukan sebagai barang impor dan terutang bea masuk, sehingga timbul

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 1
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

kewajiban pabean yaitu menyerahkan pemberitahuan pabean impor serta melunasi


pungutan kepabeanan yang terdiri dari bea masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI).
Jika impor barang-barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
masih harus dikenakan bea masuk dan PDRI, akan menjadi beban bagi importir dalam
melaksanakan penelitian dalam rangka mencapai tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
guna mencerdaskan kehidupan bangsa.
Atas dasar pertimbangan tersebut, Pemerintah memberikan fasilitas pembebasan bea
masuk dan tidak dipungut PDRI atas importasi barang-barang untuk keperluan penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Memang tidak dipungkiri bahwa masih banyak kebutuhan akan barang-barang tertentu yang
masih harus dipenuhi dengan mengimpor dari luar negeri. Terutama barang-barang yang
memang belum diproduksi di dalam negeri. Impor barang-barang untuk keperluan penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan dapat diberikan pembebasan bea masuk dan cukai
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2019 tentang Pembebasan
Bea Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan
Ilmu Pengetahuan.
Untuk itu dalam buku ini akan kami bahas mengenai prosedur untuk mendapatkan
pembebasan bea masuk, cukai, dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) atas impor barang
untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 2
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

1. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2019 tentang Pembebasan Bea
Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan
Ilmu Pengetahuan (PMK-200/2019);
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001 tentang Perlakuan Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, atas Impor Barang Kena
Pajak Yang Dibebaskan dari Pungutan Bea Masuk, sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 137/PMK.010/2018;
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 tentang Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Sehubungan Dengan Pembayaran Atas Penyerahan Barang Dan
Kegiatan Di Bidang Impor Atau Kegiatan Usaha Di Bidang Lain, sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 110/PMK.010/2018;
Berdasarkan ketentuan di atas, fasilitas fiskal yang diberikan meliputi :
- pembebasan bea masuk dan cukai,
- tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM, serta
- dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 Impor.

2. Subjek Penerima Fasilitas Fiskal


Subjek yang dapat diberikan fasilitas fiskal berdasarkan PMK-200/2019 adalah :
a. Perguruan Tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta, maupun
Perguruan Tinggi Kedinasan,
b. Kementerian atau Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang melakukan kegiatan
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan (Litbang)
c. Badan Usaha atau Pihak Swasta yang melakukan kegiatan Litbang.

3. Objek Fasilitas Fiskal


Objek atau barang yang dapat diberikan pembebasan bea masuk adalah barang yang
memenuhi kriteria sebagai barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan (barang untuk litbang). Di dalam PMK-200/2019 telah didefinisikan barang
untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan adalah barang
dan/atau peralatan yang benar-benar digunakan untuk memajukan ilmu pengetahuan
termasuk untuk kegiatan penelitian atau percobaan guna peningkatan atau
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Barang untuk litbang yang diimpor oleh Badan Usaha selain harus memenuhi ketentuan
diatas juga harus memenuhi ketentuan bahwa :
- barang impor belum diproduksi di dalam negeri,
- barang impor sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi spesifikasi
yang dibutuhkan, atau

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 3
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

- barang impor sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum mencukupi
kebutuhaan
pembuktian dari persyaratan tersebut harus dituangkan dalam surat rekomendasi dari
Kementerian/Lembaga yang membina Badan Usaha terkait.

4. Prosedur Pemberian Fasilitas Fiskal


a. Dalam PMK-200/2019 telah diatur 2 (dua) prosedur pengajuan permohonan
pembebasan bea masuk yaitu permohonan secara online dan permohonan secara
offline (manual / tertulis). Mengingat saat ini sistem permohonan online belum selesai
dikembangkan, maka dalam buku ini akan dibahas hanya permohonan secara manual.
b. Untuk mendapatkan fasilitas fiskal berdasarkan PMK-200/2019, Perguruan Tinggi,
Kementerian/Lembaga, atau Badan Usaha mengajukan permohonan tertulis kepada
Menteri Keuangan melalui Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPUBC)
atau Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) tempat
pemasukan barang.
c. Surat permohonan tersebut mengikuti format yang sudah dicontohkan dalam
Lampiran huruf A PMK-200/2019. Di dalamnya harus mencantumkan rincian jumlah,
jenis, perkiraan nilai pabean (harga), dan pelabuhan tempat pembongkaran barang
yang dimintakan fasilitas fiskal. Dalam rincian barang ini harus disebutkan secara jelas:
- jenis, deskripsi, uraian, dan spesifikasi teknis barang;
- detail jumlah dan satuan barang;
- perkiraan nilai pabean (harga) barang, yang biasanya dinyatakan dalam valuta
asing dengan incoterm FOB, C&F, atau CIF;
- pelabuhan laut atau bandar udara tempat pembongkaran sekaligus tempat
penyelesaian kewajiban pabeannya;
- fungsi dan kegunaan barang dalam rangka penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan;
d. Pihak yang berhak menandatangani surat permohonan adalah:
- Perguruan Tinggi : Pejabat paling rendah setingkat Dekan
- Kementerian/Lembaga : Pejabat paling rendah setingkat eselon II atau
pimpinan tinggi pratama
- Badan Usaha : Pimpinan Badan Usaha
e. Surat permohonan harus melampiran dokumen sebagai berikut:
- Rekomendasi untuk dapat diberikan pembebasan bea masuk dan cukai dari:
- Perguruan Tinggi : Pimpinan Perguruan Tinggi atau pejabat
eselon II yang ditujukan oleh Pimpinan
Perguruan Tinggi
- Perguruan Tinggi Swasta : Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi
(LLDIKTI)
- Perguruan Tinggi Kedinasan : Pejabat Eselon II atau Pimpinan tinggi
pratama dari K/L yang membina
- Badan Usaha : Pejabat Eselon II atau Pimpinan tinggi
pratama dari kementerian urusan
perindustrian atau K/L yang membina

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 4
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

- Gift certificate atau surat perjanjian kerjasama, dalam hal barang untuk litbang
berasal dari hibah.
- Fotokopi dokumen pembelian, dalam hal barang untuk litbang berasal dari
pembelian.
f. Dalam hal barang merupakan pembelian/pengadaan yang menggunakan APBN/APBD,
dokumen pembelian harus dilengkapi dengan:
- fotokopi DIPA, dan
- fotokopi surat perjanjian atau kontrak pengadaan barang yang menyebutkan
bahwa harga dalam perjanjian atau kontrak pengadaan barang tidak meliputi
pembayaran bea masuk, cukai, dan/atau pajak dalam rangka impor, dalam hal
diimpor oleh pihak ketiga.
g. Atas permohonan pembebasan bea masuk dan cukai yang diajukan, Kepala KPUBC /
Kepala KPPBC atas nama Menteri Keuangan memberikan persetujuan atau penolakan.
h. Dalam hal permohonan disetujui, atas nama Menteri Keuangan, Kepala KPUBC /
Kepala KPPBC menerbitkan keputusan pembebasan bea masuk dan cukai, yang
sekaligus meliputi pemberian fasilitas tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM, serta
dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22, yang di dalamnya memuat rincian
jumlah, jenis, dan perkiraan nilai pabean barang yang diberikan pembebasan bea
masuk, serta penunjukkan pelabuhan tempat pembongkarannya.
i. Dalam hal permohonan tidak disetujui, Menteri Keuangan, melalui Kepala KPUBC /
Kepala KPPBC menerbitkan:
1) surat pemberitahuan penolakan dengan menyebutkan alasan penolakan, dalam
hal permohonan tidak sesuai dengan ketentuan; atau
2) surat pengembalian berkas permohonan, dalam hal masih terdapat kekurangan
dokumen dan/atau kesalahan data dalam permohonan.
j. Kepala KPUBC / Kepala KPPBC menerbitkan keputusan berupa persetujuan atau
penolakan tersebut dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah permohonan
diterima secara lengkap dan benar.
k. Proses permohonan pembebasan bea masuk, cukai, dan PDRI ini tidak dipungut biaya
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 5
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Berikut tabel perbedaan penandatangan surat permohonan pembebasan bea masuk dan
surat rekomendasi pemeritan fasilitas fiskal:
Subjek Penerima Fasilitas Penandatanganan Surat Penandatanganan
Fiskal (Pemohon) Permohonan Rekomendasi Pemberian
Fasilitas
Perguruan Tinggi Negeri Pimpinan Perguruan Tinggi (Rektor)
atau minimal pejabat eselon II yang
ditunjuk oleh Pimpinan Perguruan
Pejabat paling rendah Tinggi (Rektor)
Perguruan Tinggi Kedinasan setingkat Dekan Minimal Pejabat Eselon II atau
Pimpinan tinggi pratama dari K/L yang
membina
Perguruan Tinggi Swasta Kepala Lembaga Layanan Pendidikan
Tinggi (LLDIKTI)
Kementerian/Lembaga Pejabat paling rendah
setingkat eselon II atau Tidak dipersyaratkan surat
rekomendasi
pimpinan tinggi pratama
Badan Usaha Pimpinan Badan Usaha Pejabat Eselon II atau Pimpinan tinggi
pratama dari kementerian urusan
perindustrian atau K/L yang membina

l. Terkait dengan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada angka 4.e, perlu


diperhatikan beberapa hal:
i) Rekomendasi paling sedikit memuat:
- identitas Perguruan Tinggi atau Badan Usaha;
- rincian jumlah dan jenis barang yang direkomendasikan untuk mendapat
pembebasan bea masuk dan cukai;
- uraian mengenai kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
yang dilakukan; dan
- uraian mengenai manfaat kegiatan litbang dalam memajukan ilmu
pengetahuan.
ii) Dalam hal rekomendasi diperuntukkan bagi Badan Usaha selain memenuhi
ketentuan diatas juga harus memenuhi ketentuan:
- barang impor belum diproduksi di dalam negeri;
- barang impor sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi
spesifikasi yang dibutuhkan; atau
- barang impor sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum
mencukupi kebutuhan,
m. Rekomendasi tersebut sangat diperlukan oleh DJBC untuk memastikan bahwa Subjek,
Objek, dan ketentuan lainnya benar-benar memenuhi syarat untuk diberikan
pembebasan bea masuk dan cukai. Terutama terkait dengan fungsi barang dalam
kegiatan litbang, jangan sampai barang-barang yang akan diberikan pembebasan bea
masuk dan cukai justru digunakan untuk kegiatan atau kepentingan lain misalnya
untuk proses produksi atau untuk diperjualbelikan.

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 6
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Gambar alur permohonan pembebasan bea masuk dan cukai

5. Asal Barang
a. Barang-barang yang dapat diberikan pembebasan bea masuk dan cukai dapat berasal
dari bebebapa tempat atau lokasi yaitu:
1) Impor langsung dari luar negeri;
2) Impor barang melalui tempat penimbunan berikat, kawasan ekonomi khusus, atau
Kawasan Bebas;
Tempat penimbunan berikat di sini meliputi kawasan berikat, gudang berikat, pusat
logistik berikat, atau tempat penimbunan berikat lainnya
3) Pemindahtanganan barang impor yang telah mendapatkan pembebasan bea masuk
dari penerima pembebasan bea masuk lain;
b. Proses permohonan pembebasan bea masuk yang diajukan oleh Perguruan Tinggi,
Kementerian/Lembaga, atau Badan Usaha untuk barang-barang yang berasal dari
tempat-tempat tersebut di atas, mengikuti prosedur tersebut pada angka 4 (Prosedur
Pemberian Fasilitas Fiskal).
c. Yang membedakan adalah pada saat penyerahan barang dari tempat-tempat tersebut
pada angka 5.a.2) atau 5.a.3) yaitu dengan mengikuti prosedur pengeluaran barang
dari masing-masing tempat tersebut sebagai berikut:
1) untuk pengeluaran barang dari Tempat Penimbunan Berikat (TPB), Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK), atau Kawasan Bebas mengikuti ketentuan perundang-
undangan masing-masing lokasi (TPB, KEK, atau Kawasan Bebas);
2) untuk pemindahtangan barang dari penerima fasilitas pembebasan bea masuk
lainnya, maka terlebih dulu pemilik barang harus mengajukan ijin pindahtangan dari
pemilik lama sesuai ketentuan fasilitas pembebasan bea masuk terkait. Misalnya
Perguruan Tinggi mendapatkan hibah dari barang eks kerjasama teknik Badan
Internasional di Indonesia, maka Badan Internasional tersebut harus mengajukan

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 7
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

ijin pindahtangan barang eks fasilitas pembebasan bea masuk. Kemudian Perguruan
Tinggi mengajukan permohonan pembebasan bea masuk untuk dapat menerima
hibah barang untuk keperluan litbang tanpa harus membayar bea masuk dan pajak
dalam rangka impor.

6. Frequently Asked Question (FAQ)


a. Rekomendasi yang diberikan dalam pengurusan pembebasan bea masu, cukai, dan
Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI), apakah sama seperti rekomendasi lartas (larangan
dan pembatasan)?
Jawab:
Rekomendasi pembebasan bea masuk berbeda dengan rekomendasi dalam rangka
pemenuhan ketentuan larangan dan pembatasan.
Sesuai dengan definisinya, rekomendasi terkait lartas adalah rekomendasi yang
diberikan karena barang yang akan diimpor termasuk dalam daftar barang yang
dilarang dan/atau dibatasi importasinya, untuk itu diperlukan rekomendasi atau
persetujuan dari kementerian teknis terkait untuk memberikan ijin impor barang yang
dilarang dan dibatasi impornya.
Rekomendasi dalam pengurusan pembebasan bea masuk dan cukai, merupakan
rekomendasi dari kementerian teknis terkait yang mampu memberikan penjelasan
bahwa barang yang diimpor adalah barang yang benar-benar untuk keperluan
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga direkomendasikan untuk
diberikan pembebasan bea masuk, cukai dan PDRI.
Dalam aspek waktu penggunaan surat rekomendasi, bahwa rekomendasi
pembebasan bea masuk dan cukai diperlukan saat pengurusan pengajuan
permohonan pembebasan bea masuk, cukai, dan PDRI, yaitu sebelum importasi.
Sedangkan rekomendasi lartas diperlukan pada saat importasi, yaitu setelah
pengurusan pembebasan fiskal.

b. Apakah pengurusan kepabeanan dan pembebasan dapat dikuasakan ke pihak lain?


Jawab:
Pemberian kuasa ke Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabenaan (PPJK) dapat
dimungkinkan sesuai ketentuan, namun segala dokumentasi yang disampaikan tetap
atas nama subjek yang berhak menerima fasilitas pembebasan bea masuk dan cukai
atas impor barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Sehingga akan terdapat kesamaan informasi antara Surat Keputusan pemberian
fasilitas yang dimiliki, Pemberitahuan Pabean, rekomendasi, dan dokumen pelengkap
kepabeanan lainnya.

c. Dalam hal nilai kontrak dalam pengadaan barang dengan pihak ketiga tidak terdapat
klausul perpajakan yang menyatakan harga kontrak tidak termasuk pembayaran bea
masuk, cukai, dan/atau pajak dalam rangka impor. Apakah bisa mendapatkan
pembebasan bea masuk, cukai, dan pajak dalam rangka impor?
Jawab:

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 8
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Berdasarkan PMK-200/2019, perjanjian atau kontrak pengadaan yang disyaratkan


harus menyebutkan harga dalam perjanjian atau kontrak tidak meliputi pembayaran
bea masuk, cukai, dan/atau pajak dalam rangka impor. Apabila penetapan harga
kontrak tersebut berdasarkan penetapan harga perolehan dalam negeri (sudah
termasuk pembayaran bea masuk, cukai, dan pajak dalam rangka impor) maka atas
kontrak tersebut tidak dapat diberikan pembebasan bea masuk.
Sebaliknya apabila penetapan harga kontrak berdasarkan penetapan harga perolehan
luar negeri dan tidak diperhitungkan nilai bea masuk, cukai, serta pajak dalam rangka
impornya, maka atas pengadaan barang dalam kontrak tersebut dapat diberikan
pembebasan bea masuk. Namun jika dalam kontrak belum tercantum klausul
perpajakan, maka harus dilakukan amandement (addendum) kontrak yang di
dalamnya menyatakan bahwa harga kontrak tidak termasuk pembayaran bea masuk,
cukai, dan/atau pajak dalam rangka impor.

d. Dalam hal nilai kontrak dalam pengadaan barang dengan pihak ketiga hanya
terdapat klausul perpajakan yang menyatakan harga kontrak tidak termasuk
pembayaran bea masuk dan cukai, apakah dapat diberikan pembebasan bea masuk,
cukai, dan pajak dalam rangka impor?
Jawab:
Apabila kontrak pengadaan tidak dapat dilakukan amandement yang menyatakan
bahwa harga kontrak tidak termasuk pembayaran bea masuk, cukai, dan/atau pajak
dalam rangka impor, maka atas permohonan tersebut hanya dapat diberikan
pembebasan bea masuk dan cukai, terhadap pajak dalam rangka impor masih tetap
dipungut. Karena secara hukum dapat ditafsirkan bahwa nilai pajak dalam rangka
impor sudah diperhitungkan dalam penetapan harga kontrak, sehingga pajak tersebut
harus dibayarkan pada saat importasi barang.

e. Sebagai peneliti fungsional pada perguruan tinggi, saya mendapatkan dana penelitian
untuk saya gunakan dalam riset saya. Sebagian akan saya gunakan untuk membeli
peralatan langsung dari luar negeri. Apakah saya dapat mendapatkan fasilitas
pembebasan bea masuk?
Jawab:
Untuk mudahnya, untuk mendapatkan pembebasan bea masuk berdasarkan PMK-
200/2019 dapat dilihat dari syarat dan ketentuan atas subjek, objek, dan persyaratan
dokumen.
Dari sisi Subjek: sebagai peneliti (pribadi) belum diakomodasi dalam PMK-200/2019
untuk diberikan fasilitas fiskal (pembebasan bea masuk dan cukai). Fasilitas fiskal baru
dapat diberikan jika barang diimpor atas nama perguruan tinggi. Untuk itu apabila
peneliti melakukan pembelian barang dari luar negeri secara mandiri, maka tidak akan
memenuhi syarat untuk diberikan fasilitas jika dikirim (diimpor) atas nama pribadi.

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 9
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Sebaiknya seluruh importasi menggunakan nama perguruan tinggi. Sehingga Anda


sebaiknya berkoordinasi dengan perguruan tinggi dalam proses pembelian dan
pengiriman barang.
Dari sisi Objek: alat-alat untuk litbang tentu memenuhi syarat untuk diberikan fasilitas
fiskal.
Dari sisi persyaratan dokumen: bahwa dokumen yang dipersyaratkan akan
bergantung dari cara perolehan barang. Jika hibah maka dokumen yang harus
disiapkan adalah dokumen hibah itu sendiri, seperti gift certificate atau MoU dari
donatur.
Jika dari pembelian maka harus disiapkan dokumen pembeliannya. Dokumen
pembelian untuk persyaratan mengajukan permohonan pembebasan bea masuk dan
cukai, masih sangat fleksibel, karena variasinya sangat beragam. Misalnya baru ada
dokumen proforma invoice-pun sudah cukup untuk mengajukan permohonan
pembebasan bea masuk.
Perlu diperhatikan adalah jika dana untuk pembelian berasal dari APBN/APBD maka
harus didukung dengan dokumen DIPA atau dokumen semacam itu. Serta perlu
kontrak pengadaan barang dan jasa yang didalamnya terdapat klausul bahwa harga
dalam perjanjian atau kontrak pengadaan barang tidak meliputi pembayaran bea
masuk, cukai, dan/atau pajak dalam rangka impor.
f. Perguruan Tinggi atau K/L mendapatkan hibah dari pemberi hibah di dalam negeri,
namun barangnya akan didatangkan dari luar negeri, apakah atas impor barang
tersebut dapat diberikan fasilitas fiskal / pembebasan bea masuk dan cukai?
Jawab:
Hibah barang dapat berasal dari luar negeri dan dalam negeri. Untuk hibah barang
dari pihak yang berada di luar negeri dapat mengikuti ketentuan dalam PMK- 200/
2019. Dalam hal pemberi hibah berada di dalam negeri PMK-200/2019 hanya
mengatur proses pemberian pembebasan bea masuk atas yang barang yang berasal
dari:
- Tempat Penimbunan Berikat (TPB) seperti Kawasan Berikat, Gudang Berikat, atau
Pusat Logistik Berikat,
- Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan
- Kawasan Bebas (Free Trade Zone).
Dalam hal pemberi hibah di dalam negeri bukan berasal dari tempat-tempat tersebut
maka yang dapat dilakukan adalah:
- Impor barang harus dilakukan langsung oleh Perguruan Tinggi atau K/L. Importasi
tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemberi hibah di dalam negeri.
- Pembebasan bea masuk harus diajukan oleh Perguruan Tinggi atau K/L, sehingga
Surat Keputusan pemberian pembebasan bea masuk hanya menyebutkan pihak
Perguruan Tinggi atau K/L yang diberikan fasilitas dan sekaligus sebagai
importirnya.
- Jika importirnya adalah pemberi hibah sendiri maka DJBC tidak dapat
memberikan fasilitas fiskal. Karena proses hibah ini diperlakukan sama dengan

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 10
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

proses hibah dalam negeri lainnya (barang sudah dilunasi/dibayar bea masuk dan
pajak-pajaknya).

g. Apakah impor barang bekas untuk keperluan laboratorium diperbolehkan?


Jawab:
Dalam PMK 200/2019 tidak membatasi barang keperluan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan apakah berasal dari barang bekas pakai atau baru.
Atas barang bekas pakai yang ditujukan untuk penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dapat diberikan pembebasan bea masuk. Namun satu hal yang harus
menjadi perhatian adalah adanya ketentuan larangan dan pembatasan (lartas) impor
atas barang bekas tersebut. Ketentuan lartas tidak dipersyaratkan pada saat
pengajuan permohonan pembebasan bea masuk dan cukai namun dipersyaratkan
pada saat barang akan dikeluarkan dari pelabuhan atau bandar udara tempat
pemasukan barang. Untuk mengetahui suatu barang terkena ketentuan lartas dapat
dilakukan pengecekan melalui portal INSW di laman: https://eservice.insw.go.id/

h. Bila kita membawa barang hibah hand carry, apakah tetap diperlukan surat pembebasan bea
masuk dan cukai atau cukup dengan menunjukan surat dari pihak donor pada saat
pengeluaran barang?
Jawab:
Terdapat dua skema yang dapat dimanfaatkan atas barang hibah hand carry tersebut.
Skema pertama adalah fasilitas pembebasan bea masuk barang pribadi penumpang.
Fasilitas fiskal yang diberikan terhadap barang dengan nilai maksimal sebesar FOB
USD500 per orang, apabila barang tersebut melebihi USD 500, maka atas
kelebihannya tersebut dipungut bea masuk dan pajak dalam rangka impor. Terhadap
skema tersebut tidak perlu mengajukan permohonan pembebasan terlebih dahulu.
Skema kedua adalah fasilitas pembebasan bea masuk dan cukai barang keperluan
litbang. Skema ini dapat digunakan apabila terhadap barang hand carry tersebut
melebihi FOB USD500. Untuk mendapatkan fasilitas fiskal ini, sebelum pembawa
barang tiba ke Indonesia, agar pihak penerima hibah mengajukan permohonan
pembebasan bea masuk dan cukai barang keperluan litbang ke kantor bea dan cukai
tempat pemasukan barang dengan menyebutkan identitas pembawa barang.
Kemudian setelah surat keputusan pembebasan bea masuk dan cukai terbit, dapat
digunakan untuk proses pengeluaran barang di bandar udara pada saat pembawa
barang tiba ke Indonesia.
7. Studi Kasus
1) Barang Hibah dari Luar Negeri
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri BC menerima barang hibah
untuk penelitian dari First Institute of Oceanography, China dalam rangka Penelitian
Pergerakan Gelombang Air Laut. Barang akan dikirim melalui pelabuhan laut Tanjung
Priok.
Untuk mendapatkan pembebasan bea masuk, langkah yang harus ditempuh oleh Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri BC adalah:

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 11
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

a. Setelah ada kesepakatan hibah, pertama perlu dipersiapkan dokumen hibah dari
donatur. Dokumen hibah ini dapat berupa MoU antara donatur dengan Universitas
Negeri BC.
b. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan mengajukan permohonan rekomendasi
pembebasan bea masuk dan cukai kepada Rektor atau pejabat minimal pejabat
setingkat eselon II yang ditunjuk oleh Rektor Universitas Negeri BC.
c. Setelah mendapat rekomendasi, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
mengajukan permohonan pembebasan bea masuk kepada Kepala KPU BC / Kepala
KPPBC tempat pemasukan barang.
Berikut ini contoh format surat permohonan pembebasan bea masuk dan cukai yang
diajukan oleh Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan:
Nomor : 321/FPIK/UNBC/20xx Tanggal 12 Februari 20xx
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai atas Impor
Barang untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Yth. Menteri Keuangan


melalui Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai TipeA Tanjung Priok
Di Jakarta

Dengan hormat,

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk dapat diberikan pembebasan bea masuk dan
cukai, tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, serta dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang yang
ditujukan untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, dengan data sebagai
berikut:

a. Nama Instansi : Universitas Negeri BC


b. NPWP Instansi : 12.345.678.9-01x.xxx.
c. Alamat Instansi : Jalan Ahmad Yani, No 1, Jakarta
d. Nama Importir : Universitas Negeri BC
e. NPWP Importir : 12.345.678.9-01x.xxx.
f. Alamat Importir : Jalan Ahmad Yani, No 1, Jakarta
g. Pihak yang dapat dihubungi : Budi, HP:081234xxxx, email: budi@xxxxx.go.id
h. Nama program / proyek / : Penelitian Pergerakan Gelombang Air Laut di Laut Jawa
kegiatan
i. Sumber perolehan barang : Hibah dari First Institute of Oceanography, China
j. Asal pengiriman / pemasukan : China
barang
k. Tujuan penggunaan barang : Untuk meneliti pergerakan gelombang air laut di laut
Jawa
l. Rincian barang : Terlampir

Dengan ini kami menyatakan bersedia untuk memenuhi segala ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2019 tentang Pembebasan Bea
Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan,
serta peraturatan perundang-undangan dibidang perpajakan terkait.

Sebagai kelengkapan permohonan, bersama ini kami lampirkan:


1. Rincian barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dimintakan
pembebasan bea masuk;

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 12
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

2. Surat Rektor Universitas Negeri BC nomor 01/S/UNBC/2020 tanggal 11 Februari 20xx perihal
Rekomendasi untuk dapat diberikan pembebasan bea masuk dan cukai;
3. Memorandum of understanding antara Universitas Negeri BC dengan First Institute of Oceanography,
China tanggal 02 Januari 2020.

Demikian permohonan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipertimbangkan.

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu


Kelautan,
Cap/
Stempel

XXXXXXXXXXXX

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 13
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Lampiran Surat
Nomor : 321/FPIK/UNBC/20xx
Tanggal : 12 Februari 20xx

RINCIAN BARANG UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN DAN


PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN YANG DIMINTAKAN
PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI

NO URAIAN JUMLAH SATUAN PERKIRAAN NEGARA PELABUHAN FUNGSI DAN


BARANG BARANG BARANG HARGA ASAL PEMASUKAN KEGUNAAN
BARANG
1 Surface Buoy 2 Unit USD China Pelabuhan Untuk
System 400.000 Tanjung mengukur
Priok arah dan
kecepatan
arus air

Dekan Fakultas Perikanan dan


Ilmu Kelautan,
Cap/
Stempel

XXXXXXXXXXXX

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 14
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Contoh format rekomendasi pembebasan bea masuk dari Rektor Universitas Negeri BC:
Nomor : 123/ABC/20xx 02 Februari 20xx
Hal : Rekomendasi Pembebasan Bea Masuk dan Cukai
atas Impor barang untuk Litbang

Kepada:
Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Tanjung Priok
Di Jakarta

Sehubungan dengan surat Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Keluatan, Universitas Negeri ABC Nomor
…. Tanggal ….. hal Permohonan Rekomendasi, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
200/PMK.04/2019 tentang Pembebasan Bea Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk Keperluan Penelitan
dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, bersama ini kami memberikan rekomendasi agar impor barang oleh
Fakultas Perikanan dan Ilmu Keluatan, Universitas Negeri ABC dapat diberikan pembebasan bea masuk dan
cukai, serta tidak dipungut PPN / PPN dan PPnBM, serta dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 impor,
dengan data sebagai berikut:
Nama Instansi : Fakultas Perikanan dan Ilmu Keluatan, Universitas Negeri ABC
Uraian Barang : 2 (dua) unit Surface Buoy System, negara asal: China, perkiraaan harga:
USD400.000,-, pelabuhan pemasukan: Tanjung Priok
Nama Kegiatan/Proyek : Penelitian pergerakan gelombang air laut di laut Jawa
Manfaat kegiatan litbang : Penelitian tersebut bermanfaat untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya
arus laut, jenis-jenis arus laut, dan mendalami metode pengukuran arus laut.
Hasil penelitian lebih lanjut akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu
oceanografi serta aplikasinya di dunia nyata dalam pelayaran, perikanan, dan
lain-lain
Demikian rekomendasi ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima
kasih.

Rektor,
Cap/
Stempel
xxxxxxxx

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 15
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Dengan permohonan tersebut, DJBC akan menerbitkan Surat Keputusan Pembebasan Bea
Masuk, Cukai, dan Pajak Dalam Rangka Impor, dengan contoh format sebagai berikut:
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 234/KPU.xx/20xx

TENTANG
PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI, TIDAK DIPUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH,
SERTA DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
ATAS IMPOR BARANG UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN KEPADA UNIVERSITAS NEGERI BC

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan hasil penelitian terhadap surat permohonan Dekan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri BC Nomor
321/FPIK/UNBC/20xx tanggal 12 Februari 20xx, diperoleh kesimpulan
bahwa permohonan pembebasan bea masuk atas impor barang untuk
keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan telah
memenuhi syarat untuk dapat diberikan persetujuan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Pembebasan Bea
Masuk dan Cukai, Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai Atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Serta
Dikecualikan dari Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Impor
Barang Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Kepada Universitas Negeri BC;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4661);
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001 tentang
Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah Atas Impor Barang Kena Pajak Yang Dibebaskan Dari Pungutan
Bea Masuk sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 137/PMK.010/2018;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.10/2017 tentang
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran
atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan
Usaha di Bidang Lain sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
keuangan Nomor 110/PMK.010/2018;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2019 tentang
Pembebasan Bea Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk Keperluan
Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan;

Memperhatikan : 1. Surat Rektor Universitas Negeri BC nomor 01/S/UNBC/2020 tanggal 11


Februari 20xx perihal Rekomendasi untuk dapat diberikan pembebasan
bea masuk dan cukai;
2. Memorandum of Understanding antara Universitas Negeri BC dengan First
Institute of Oceanography, China tanggal 02 Januari 2020;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI, TIDAK DIPUNGUT PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, SERTA DIKECUALIKAN DARI
PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS IMPOR BARANG UNTUK
KEPERLUAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN KEPADA
UNIVERSITAS NEGERI BC

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 16
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

PERTAMA : Memberikan pembebasan bea masuk dan cukai, tidak dipungut Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, serta dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22
atas impor barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, yang diimpor oleh:
a. Nama : Universitas Negeri BC
b. NPWP : 12.345.678.9-01x.xxx
c. Alamat : Jalan Ahmad Yani, No 1, Jakarta
dengan rincian jumlah barang, jenis barang, harga, negara asal, dan pelabuhan
tempat pemasukan tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
KEDUA : Pelaksanaan pengimporan barang sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA harus memenuhi ketentuan di bidang impor.
KETIGA : Pembebasan bea masuk dan cukai sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. barang impor sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA akan
digunakan untuk penelitian pergerakan gelombang air laut di Laut Jawa
serta tidak untuk dipindahtangankan dan/atau diperjualbelikan;
b. perubahan tujuan penggunaan atau pemindahtanganan barang
sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA tidak dapat dilakukan
sebelum mendapat izin dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
c. apabila syarat tersebut pada huruf a dan huruf b tidak dipenuhi atau
terdapat penyalahgunaan dari barang sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA, pemberian pembebasan bea masuk dan cukai dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku lagi; dan
d. terhadap barang yang disalahgunakan dikenakan bea masuk dan cukai
serta pajak dalam rangka impor serta sanksi administrasi berupa denda
sesuai perundang-undangan.
KEEMPAT : Menunjuk pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan pemasukan serta Kantor
Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok sebagai kantor pabean
tempat penyelesaian kewajiban pabean atas barang impor sebagaimana dimaksud
dalam Diktum PERTAMA.
KELIMA : Pemberian pembebasan bea masuk dan cukai sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA, sewaktu-waktu dapat dilakukan pemeriksaan oleh Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai.
KEENAM : Pemberian pembebasan bea masuk dan cukai diberikan untuk jangka waktu
pengimporan selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan.
KETUJUH : Dalam hal barang impor sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
dilaksanakan pemindahtanganan, berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2019 tentang Pembebasan Bea
Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk Keperluan Penelitian dan
Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
KEDELAPAN : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:


1. Menteri Keuangan;
2. Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
3. Direktur Jenderal Pajak;
4. Direktur Fasilitas Kepabeanan;
5. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri BC

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Februari 20xx

a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


KEPALA KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN
CUKAI TIPE A TANJUNG PRIOK,

ttd

XXXXXXXXX

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 17
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Lampiran Keputusan Menteri Keuangan


Republik Indonesia
Nomor : 234/KPU.xx/20xx
Tanggal : 14 Februari 20xx

DAFTAR BARANG YANG MENDAPATKAN PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI,


TIDAK DIPUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, SERTA DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 22 ATAS IMPOR BARANG UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Importir:
a. Nama : Universitas Negeri BC
b. NPWP : 12.345.678.9-01x.xxx
c. Alamat : Jalan Ahmad Yani, No 1, Jakarta

JUMLAH SATUAN PERKIRAAN NEGARA PELABUHAN


NO. URAIAN BARANG
BARANG BARANG HARGA ASAL PEMASUKAN

1 Surface Buoy System 2 Unit USD 400.000 China Pelabuhan


Tanjung Priok

a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


KEPALA KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN
CUKAI TIPE A TANJUNG PRIOK,

ttd

XXXXXXXXX

2) Barang Pembelian Langsung dengan pihak luar negeri


Fakultas Kedokteran, Universitas Swasta ABC, membeli reagen dari Jepang. Reagen
tersebut akan digunakan untuk melakukan penelitian penyebaran virus XYZ yang
mempengaruhi kesehatan masyarakat di daerah CGF
Untuk mendapatkan pembebasan bea masuk, langkah yang harus ditempuh oleh Fakultas
Kedokteran Universitas Swasta ABC adalah:
a. Dekan Fakultas Kedokteran mengajukan surat permohonan rekomendasi pembebasan
bea masuk dan cukai kepada Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI)
Wilayah kerja Universitas Swasta ABC.
b. Setelah mendapat rekomendasi dari Kepala LLDIKTI baru diajukan permohonan
pembebasan bea masuk kepada Kepala KPU BC / Kepala KPPBC tempat pemasukan
barang.

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 18
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Berikut ini contoh format surat permohonan pembebasan bea masuk dan cukai yang
diajukan oleh Fakultas Kedokteran, Universitas Swasta ABC:
Nomor : 123/FK.ABC/20xx Tanggal 12 Februari 20xx
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai atas Impor
Barang untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Yth. Menteri Keuangan


melalui Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Soekarno Hatta
Di Tangerang, Banten

Dengan hormat,

Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk dapat diberikan pembebasan bea masuk dan
cukai, tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, serta dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang yang
ditujukan untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, dengan data sebagai
berikut:

a. Nama Instansi : Universitas Swasta ABC


b. NPWP Instansi : 99.999.999.9-99x.xxx.
c. Alamat Instansi : Jalan Kebon Jeruk No. 32, Jakarta
d. Nama Importir : Universitas Swasta ABC
e. NPWP Importir : 99.999.999.9-99x.xxx.
f. Alamat Importir : Jalan Kebon Jeruk No. 32, Jakarta
g. Pihak yang dapat dihubungi : Bagus, HP:081234xxxx, email: bagus@xxxxx.go.id
h. Nama program / proyek / : penelitian penyebaran virus XYZ di daerah CGF
kegiatan
i. Sumber perolehan barang : Pembelian yang dibiayai perguruan tinggi
j. Asal pengiriman / pemasukan : Jepang
barang
k. Tujuan penggunaan barang : Untuk meneliti penyebaran virus XYZ di daerah CGF
l. Rincian barang : Terlampir

Dengan ini kami menyatakan bersedia untuk memenuhi segala ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2019 tentang Pembebasan Bea
Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan,
serta peraturatan perundang-undangan dibidang perpajakan terkait.

Sebagai kelengkapan permohonan, bersama ini kami lampirkan:


1. Rincian barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dimintakan
pembebasan bea masuk;
2. Surat Kepala LLDIKTI nomor 01/S/KLLDIKTI/2020 tanggal 11 Februari 20xx perihal Rekomendasi untuk
dapat diberikan pembebasan bea masuk dan cukai;
3. Invoice Nomor xxxx tanggal xxxx; Packing List Nomor xxxx tanggal xxxx

Demikian permohonan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipertimbangkan.

Dekan Fakultas Kedokteran,


Cap/
Stempel

XXXXXXXXXXXX

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 19
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Disclaimer: Format contoh di atas hanya untuk ilustrasi. Kesamaan data dan informasi hanya
untuk keperluan edukasi.
Tulisan yang berwarna merah agar disesuaikan sesuai kebutuhan.
Lampiran Surat Permohonan
Lampiran Surat
Nomor : 123/FK.ABC/20xx
Tanggal : 12 Februari 20xx

RINCIAN BARANG UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN DAN


PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN YANG DIMINTAKAN
PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI

NO URAIAN JUMLAH SATUAN PERKIRAAN NEGARA PELABUHAN FUNGSI DAN


BARANG BARANG BARANG HARGA ASAL PEMASUKAN KEGUNAAN
BARANG
1 Tollens 100 Ml JPY.50.000 Jepang Bandar Untuk
reagent, Udara mengetahui
@50Ml Soekarno senyawa
Hatta aldehid atau
ketone
2 Collins 100 Ml JPY.50.000 Jepang Bandar Untuk
Reagent Udara mengoksidasi
@50Ml Soekarno zat
Hatta

Dekan Fakultas Kedokteran,


Cap/
Stempel
XXXXXXXXXXXX

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 20
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Contoh format rekomendasi pembebasan bea masuk dari LLDIKTI:


Nomor : 123/LLDIKTI/20xx 02 Februari 20xx
Hal : Rekomendasi Pembebasan Bea Masuk dan Cukai
atas Impor barang untuk Litbang

Kepada:
Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Soekarno Hatta
Di Tangerang, Banten

Sehubungan dengan surat Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Swasta ABC Nomor …. Tanggal …..
hal Permohonan Rekomendasi, berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2019 tentang
Pembebasan Bea Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk Keperluan Penelitan dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan, bersama ini kami memberikan rekomendasi agar impor barang oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu
Keluatan, Universitas Negeri ABC dapat diberikan pembebasan bea masuk dan cukai, serta tidak dipungut PPN /
PPN dan PPnBM, serta dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 impor, dengan data sebagai berikut:
Nama Instansi : Fakultas Kedokteran, Universitas Swasta ABC
Uraian Barang : a. 100 ml Tollens reagent, @50ml, perkiraan harga: JPY.50.000, dan
b. 100 ml Collins Reagent @50ml, perkiraan harga: JPY.50.000,
negara asal: Jepang, pelabuhan pemasukan: Bandar Udara Soekarno Hatta.
Nama Kegiatan/Proyek : Penelitian penyebaran virus XYZ di daerah CGF
Manfaat kegiatan litbang : Penelitian tersebut bermanfaat untuk mengetahui faktor penyebaran virus XYZ
di daerah CGF, sehingga diperoleh metode untuk mengatasi penyebaran dan
penularan virus di suatu daerah. Sehingga akan sangat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu kedokteran.
Demikian rekomendasi ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima
kasih.

Kepala,
Cap/
Stempel
xxxxxxxx

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 21
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Dengan permohonan tersebut, DJBC akan menerbitkan Surat Keputusan Pembebasan Bea
Masuk, Cukai, dan Pajak Dalam Rangka Impor, dengan contoh format sebagai berikut:
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 123/KPU.xx/20xx

TENTANG
PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI, TIDAK DIPUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH,
SERTA DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
ATAS IMPOR BARANG UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN KEPADA UNIVERSITAS SWASTA ABC

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan hasil penelitian terhadap surat permohonan Dekan
Fakultas Kedokteran, Universitas Swasta ABC Nomor 123/FK.ABC/20xx
tanggal 12 Februari 20xx, diperoleh kesimpulan bahwa permohonan
pembebasan bea masuk dan cukai atas impor barang untuk keperluan
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan telah memenuhi syarat
untuk dapat diberikan persetujuan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang Pembebasan Bea
Masuk dan Cukai, Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai Atau Pajak
Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, Serta
Dikecualikan dari Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Atas Impor
Barang Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Kepada Universitas Swasta ABC;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4661);
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001 tentang
Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah Atas Impor Barang Kena Pajak Yang Dibebaskan Dari Pungutan
Bea Masuk sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 137/PMK.010/2018;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.10/2017 tentang
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan Pembayaran
atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan
Usaha di Bidang Lain sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
keuangan Nomor 110/PMK.010/2018;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2019 tentang
Pembebasan Bea Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk Keperluan
Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan;

Memperhatikan : Surat dari Kepala LLDIKTI nomor 01/S/KLLDIKTI/2020 tanggal 11 Februari 20xx
perihal Rekomendasi untuk dapat diberikan pembebasan bea masuk dan cukai;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI, TIDAK DIPUNGUT PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, SERTA DIKECUALIKAN DARI
PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS IMPOR BARANG UNTUK
KEPERLUAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN KEPADA
UNIVERSITAS SWASTA ABC

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 22
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

PERTAMA : Memberikan pembebasan bea masuk dan cukai, tidak dipungut Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, serta dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22
atas impor barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, yang diimpor oleh:
d. Nama : Universitas Swasta ABC
e. NPWP : 99.999.999.9-99x.xxx
f. Alamat : Jalan Kebon Jeruk No. 32, Jakarta
dengan rincian jumlah barang, jenis barang, harga, negara asal, dan bandar
udara tempat pemasukan tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
KEDUA : Pelaksanaan pengimporan barang sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA harus memenuhi ketentuan di bidang impor.
KETIGA : Pembebasan bea masuk dan cukai sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. barang impor sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA akan
digunakan untuk penelitian penyebaran virus XYZ di daerah CGF serta tidak
untuk dipindahtangankan dan/atau diperjualbelikan;
b. perubahan tujuan penggunaan atau pemindahtanganan barang
sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA tidak dapat dilakukan
sebelum mendapat izin dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
c. apabila syarat tersebut pada huruf a dan huruf b tidak dipenuhi atau
terdapat penyalahgunaan dari barang sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA, pemberian pembebasan bea masuk dan cukai dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku lagi; dan
d. terhadap barang yang disalahgunakan dikenakan bea masuk dan cukai
serta pajak dalam rangka impor serta sanksi administrasi berupa denda
sesuai perundang-undangan.
KEEMPAT : Menunjuk bandar udara Soekarno Hatta sebagai pelabuhan pemasukan serta
Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe C Soekarno Hatta sebagai kantor
pabean tempat penyelesaian kewajiban pabean atas barang impor sebagaimana
dimaksud dalam Diktum PERTAMA.
KELIMA : Pemberian pembebasan bea masuk dan cukai sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA, sewaktu-waktu dapat dilakukan pemeriksaan oleh Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai.
KEENAM : Pemberian pembebasan bea masuk dan cukai diberikan untuk jangka waktu
pengimporan selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan.
KETUJUH : Dalam hal barang impor sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
dilaksanakan pemindahtanganan, berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2019 tentang Pembebasan Bea
Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk Keperluan Penelitian dan
Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
KEDELAPAN : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:


1. Menteri Keuangan;
2. Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
3. Direktur Jenderal Pajak;
4. Direktur Fasilitas Kepabeanan;
5. Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Swasta ABC

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Februari 20xx

a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


KEPALA KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN
CUKAI TIPE C SOEKARNO HATTA,

ttd

XXXXXXXXX

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 23
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Lampiran Keputusan Menteri Keuangan


Republik Indonesia
Nomor : 123/KPU.xx/20xx
Tanggal : 14 Februari 20xx

DAFTAR BARANG YANG MENDAPATKAN PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI,


TIDAK DIPUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, SERTA DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 22 ATAS IMPOR BARANG UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Importir:
a. Nama : Universitas Swasta ABC
b. NPWP : 99.999.999.9-99x.xxx
c. Alamat : Jalan Kebon Jeruk No. 32, Jakarta

JUMLAH SATUAN PERKIRAAN NEGARA PELABUHAN


NO. URAIAN BARANG
BARANG BARANG HARGA ASAL PEMASUKAN

1. Tollens Reagent, 100 Ml JPY.50.000 Jepang Bandar Udara


@50Ml Soekarno Hatta
2. Collins Reagent, 100 Ml JPY.50.000 Jepang Bandar Udara
@50Ml Soekarno Hatta

a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


KEPALA KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN
CUKAI TIPE C SOEKARNO HATTA,

ttd

XXXXXXXXX

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 24
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

3) Barang Pembelian melalui pihak ketiga


Badan Penelitian DEF melakukan pengadaan satu unit mesin Analytical Equipment
High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Yang digunakan untuk penelitian
penerapan sistem analisis senyawa. Karena belum ada yang memproduksi di dalam
negeri, mesin tersebut harus diimpor dari Jerman. Untuk pengadaan tersebut
dilakukan melalui pihak ketiga yaitu PT. XYZ. Barang akan diimpor melalui pelabuhan
Tanjung Perak, Surabaya.
Agar impor mesin tersebut dapat diberikan pembebasan bea masuk, maka yang perlu
dilakukan adalah:
a. Setelah anggaran dari APBN tersedia, maka pada saat perhitungan HPS untuk
lelang, nilai bea masuk dan pajak dalam rangka impor harus dikeluarkan dari
perhitungan.
b. Setelah diperoleh pemenang lelang, pada saat penyusunan Kontrak Pengadaan
Barang dan Jasa (KPBJ) harus dicantumkan klausul bahwa “harga dalam perjanjian
atau kontrak tidak meliputi pembayaran bea masuk, cukai, dan/atau pajak dalam
rangka impor”
c. Upayakan agar pihak ketiga yang dipilih adalah yang dapat melakukan importasi
barang, yaitu perusahaan yang telah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) yang
memiliki hak akses kepabeanan (dapat melakukan kegiatan impor).
d. Setelah kontrak / KPBJ ditandatangani dan diperoleh data rincian barang yang
akan diimpor, dapat mulai mengajukan permohonan pembebasan bea masuk
kepada Kepala KPU BC / Kepala KPPBC tempat pemasukan barang impor.
e. Permohonan dibuat oleh Badan Penelitian DEF dan ditandatangani oleh minimal
pejabat setara Eselon II Badan Penelitian DEF, dengan menyebutkan PT. XYZ
(pemenang lelang) sebagai importir barang yang dimaksud.
Berikut ini contoh format surat permohonan pembebasan bea masuk dan cukai atas
barang untuk keperluan litbang oleh Badan Penelitian DEF:
Nomor : 123/BP-DEF/20xx Tanggal 12 Februari 20xx
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai atas Impor
Barang untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Yth. Menteri Keuangan


melalui Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Tanjung Perak
Di Surabaya, Jawa Timur

Dengan hormat,
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk dapat diberikan pembebasan bea masuk dan
cukai, tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, serta dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang yang
ditujukan untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, dengan data sebagai
berikut:

a. Nama Instansi : Badan Penelitian DEF


b. NPWP Instansi : 11.222.333.4.00x.xxxx
c. Alamat Instansi : Jalan Jend A Yani, Surabaya
d. Nama Importir : PT XYZ

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 25
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

e. NPWP Importir : 44.555.666.7.00x.xxx


f. Alamat Importir : Jalan Manggis V, Surabaya
g. Pihak yang dapat dihubungi : Bambang, HP:081234xxxx, email: bambang@xxxxx.com
h. Nama program / proyek / : Pengadaan mesin Analytical Equipment High Performance
kegiatan Liquid Chromatography (HPLC)
i. Sumber perolehan barang : Pembelian yang dibiayai dengan APBN TA 20xx
j. Asal pengiriman / pemasukan : Jerman
barang
k. Tujuan penggunaan barang : Penelitian Penerapan Sistem Analisis Senyawa
l. Rincian barang : Terlampir

Dengan ini kami menyatakan bersedia untuk memenuhi segala ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2019 tentang Pembebasan Bea
Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan,
serta peraturatan perundang-undangan dibidang perpajakan terkait.
Sebagai kelengkapan permohonan, bersama ini kami lampirkan:
1. Rincian barang yang ditujukan untuk kepentingan umum yang dimintakan pembebasan bea masuk;
2. fotokopi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TA 20xx Nomor xxxxx;
3. Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa antara Badan Penelitian DEF dengan PT. XYZ Nomor xxxx tanggal
xxxxx;
4. Invoice Nomor xxxx tanggal xxxx; Packing List Nomor xxxx tanggal xxxx

Demikian permohonan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipertimbangkan.

Kepala Badan Penelitian DEF,


Cap/
Stempel

XXXXXXXXXXXX

Disclaimer: Format contoh di atas hanya untuk ilustrasi. Kesamaan data dan informasi hanya
untuk keperluan edukasi.
Tulisan yang berwarna merah agar disesuaikan sesuai kebutuhan.
Lampiran Surat Permohonan
Lampiran Surat
Nomor : 123/BP. DEF/20xx
Tanggal : 12 Februari 20xx

RINCIAN BARANG UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN DAN


PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN YANG DIMINTAKAN
PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI

NEGARA FUNGSI DAN


JUMLAH SATUAN PERKIRAAN PELABUHAN
NO URAIAN BARANG KEGUNAAN
BARANG BARANG HARGA ASAL PEMASUKAN
BARANG

1 Analytical 1 Unit EUR Jerman Tanjung penelitian


Equipment High 1.000.000 Perak penerapan
Performance sistem analisis
Liquid senyawa
Chromatograph
y (HPLC)

Kepala Badan Penelitian DEF,


Cap/
Stempel
Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 26
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

XXXXXXXXXXXX
Contoh format Surat Keputusan Pembebasan Bea Masuk, Cukai, dan Pajak Dalam Rangka
Impor atas contoh permohonan tersebut diatas:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


SALINAN
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KEP- /WBC.XX/KPP.MP.XX/20XX

TENTANG
PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI, TIDAK DIPUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH,
SERTA DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
ATAS IMPOR BARANG UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN KEPADA BADAN PENELITIAN DEF

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan hasil penelitian terhadap surat permohonan


Kepala Badan Penelitian DEF Nomor 123/BP DEF/20XX tanggal 12
Februari 20xx, diperoleh kesimpulan bahwa permohonan pembebasan
bea masuk dan cukai atas impor barang untuk keperluan penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan telah memenuhi syarat untuk
dapat diberikan persetujuan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang
Pembebasan Bea Masuk dan Cukai, Tidak Dipungut Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah, Serta Dikecualikan dari Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Atas Impor Barang Untuk Keperluan Penelitian
dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Kepada Badan Penelitian DEF;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 231/KMK.03/2001 tentang
Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah Atas Impor Barang Kena Pajak Yang Dibebaskan Dari Pungutan
Bea Masuk sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.010/2018;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.10/2017 tentang
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan
Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor
atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri keuangan Nomor 110/PMK.010/2018;
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2019 tentang
Pembebasan Bea Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk
Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan;

Memperhatikan : 1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) TA 20xx Nomor xxxxx;


2. Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa antara Badan Penelitian DEF
dengan PT. XYZ Nomor xxxx tanggal xxxxx;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI, TIDAK DIPUNGUT PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, SERTA DIKECUALIKAN DARI
PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 ATAS IMPOR BARANG
UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN KEPADA BADAN PENELITIAN DEF.

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 27
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

PERTAMA : Memberikan pembebasan bea masuk dan cukai, tidak dipungut Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, serta dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasilan Pasal
22 atas impor barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, yang diimpor oleh:
a. Nama : PT XYZ
b. NPWP : 44.555.666.7-00x.xxx
c. Alamat : Jalan Manggis V, Surabaya
dengan rincian jumlah barang, jenis barang, harga, negara asal, dan
pelabuhan tempat pemasukan tercantum dalam lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
KEDUA : Pelaksanaan pengimporan barang sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA harus memenuhi ketentuan di bidang impor.
KETIGA : Pembebasan bea masuk dan cukai sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA diberikan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. barang impor sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA akan
digunakan untuk penelitian penerapan sistem analisis senyawa serta
tidak untuk dipindahtangankan dan/atau diperjualbelikan;
b. perubahan tujuan penggunaan atau pemindahtanganan barang
sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA tidak dapat dilakukan
sebelum mendapat izin dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
c. apabila syarat tersebut pada huruf a dan huruf b tidak dipenuhi atau
terdapat penyalahgunaan dari barang sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA, pemberian pembebasan bea masuk dan cukai
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi; dan
d. terhadap barang yang disalahgunakan dikenakan bea masuk dan cukai
serta pajak dalam rangka impor serta sanksi administrasi berupa denda
sesuai perundang-undangan.
KEEMPAT : Menunjuk pelabuhan Tanjung Perak sebagai pelabuhan pemasukan serta
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean
Tanjung Perak sebagai kantor pabean tempat penyelesaian kewajiban pabean
atas barang impor sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA.
KELIMA : Pemberian pembebasan bea masuk dan cukai sebagaimana dimaksud dalam
Diktum PERTAMA, sewaktu-waktu dapat dilakukan pemeriksaan oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
KEENAM : Pemberian pembebasan bea masuk dan cukai diberikan untuk jangka waktu
pengimporan selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan.
KETUJUH : Dalam hal barang impor sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
dilaksanakan pemindahtanganan, berlaku ketentuan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2019 tentang
Pembebasan Bea Masuk dan Cukai atas Impor Barang untuk Keperluan
Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan.
KEDELAPAN : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:


1. Menteri Keuangan;
2. Direktur Jenderal Bea dan Cukai;
3. Direktur Jenderal Pajak;
4. Direktur Fasilitas Kepabeanan;
5. Kepala Badan Penelitian DEF

Ditetapkan di Surabaya
pada tanggal 14 Februari 20xx

a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


KEPALA KANTOR PENGAWASAN DAN
PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA
PABEAN TANJUNG PERAK,

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 28
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

ttd

XXXXXXXXX

Lampiran Keputusan Menteri Keuangan


Republik Indonesia
Nomor : KEP- /WBC.XX/KPP.MP.XX/20XX
Tanggal : 14 Februari 20xx

DAFTAR BARANG YANG MENDAPATKAN PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI,


TIDAK DIPUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, SERTA DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 22 ATAS IMPOR BARANG UNTUK KEPERLUAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Importir:
a. Nama : PT XYZ
b. NPWP : 44.555.666.7-00x.xxx
c. Alamat : Jalan Manggis V, Surabaya

JUMLAH SATUAN PERKIRAAN NEGARA PELABUHAN


NO. URAIAN BARANG
BARANG BARANG HARGA ASAL PEMASUKAN

1. Analytical 1 Unit EUR.1.000.000 Jerman Pelabuhan


Equipment High Tanjung Perak
Performance Liquid
Chromatography
(HPLC)

a.n. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


KEPALA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN
BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN TANJUNG
PERAK,

ttd

XXXXXXXXX

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 29
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Bagan fasilitas fiskal Impor Barang Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 30
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

8. Prosedur Impor
Secara umum proses importasi atas barang-barang untuk keperluan litbang dapat dibagi
dalam tiga tahapan:
1. Sebelum barang tiba di pelabuhan;
2. Setelah barang tiba di pelabuhan sampai dengan barang keluar dari pelabuhan;
3. Setelah barang keluar dari pelabuhan

Masing-masing tahapan perlu mendapat perhatian khusus, terutama untuk pengurusan


dokumen-dokumennya. Hal ini penting agar arus barang tidak sampai terhambat / tertahan /
tertunda disebabkan kekurangan dokumen yang menjadi persyaratan dalam masing-masing
tahap.

1. Sebelum barang tiba di pelabuhan


Tahap ini dimulai ketika adanya keputusan untuk mengimpor barang dari luar negeri.
Keputusan tersebut dapat berasal dari adanya keputusan untuk pembelian atau untuk
menerima hibah dari luar negeri.
Dalam hal barang berasal dari pembelian, yang perlu dipersiapkan adalah dokumen-
dokumen pembelian seperti sales contract, atau kontrak pengadaan barang dan jasa.
Dalam hal barang berasal dari hibah, perlu dipersiapkan dokumen hibah seperti gift
certificate, Memorandum of Understanding dengan pihak pemberi hibah, atau dokumen
semacam itu.
Apabila memungkinkan dapat dimintakan pula dokumen proforma invoice untuk
mendapatkan informasi uraian jenis barang dan harga barang dalam incoterm FOB, C&F,
atau CIF.
Setelah ada dokumen pembelian atau dokumen hibah, penerima barang dapat mulai
mengurus dokumen lain yang diperlukan untuk pembebasan bea masuk dan
importasinya, antara lain:
a. Dokumen permohonan pembebasan bea masuk sesuai skema pembebasan bea masuk
yang akan dimintakan.
b. Dokumen rekomendasi dari kementerian teknis terkait, baik untuk rekomendasi
pembebasan bea masuk (jika diperlukan), maupun rekomendasi terkait ketentuan
larangan dan pembatasan impor atas barang kesehatan.
Sebaiknya dokumen-dokumen tersebut dapat diurus dan diselesaikan sebelum barang
dikirim dari luar negeri. Atau semaksimal mungkin dokumen telah diperoleh sebelum
barang tiba di pelabuhan pemasukan/pembongkaran. Hal ini untuk menghindari
tertahannya barang di pelabuhan disebabkan dokumen pembebasan bea masuk dan
dokumen larangan/pembatasan belum dimiliki.
Tertahannya barang impor di gudang pelabuhan akan mengakibatkan terkenanya biaya
demurrage (biaya kelebihan waktu berlabuh). Semakin lama tertahan, tentu biayanya

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 31
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

semakin besar. Sebagai catatan bahwa biaya ini bukan merupakan pungutan oleh Bea dan
Cukai, sehingga tidak terkait dengan pembebasan bea masuk. Untuk itu pengaturan
jadwal (time line) menjadi sangat penting untuk menghindari demurrage ini.
Dalam tahap ini dapat mulai diputuskan apakah dalam proses pengeluaran barang akan
dilakukan sendiri atau akan menunjuk perusahaan pengurusan jasa kepabeanan (PPJK)
untuk membantu pengeluaran barang.
Biasanya untuk barang yang dikirim melalui jasa titipan (kargo), proses importasi akan
dibantu langsung oleh perusahaan jasa titipan dimaksud, sehingga pihak penerima barang
harus sudah mempersiapkan dokumen pembebasan bea masuk terlebih dulu.

Pemenuhan ketentuan larangan dan pembatasan


Satu hal yang harus mendapatkan perhatian adalah adanya ketentuan larangan dan
pembatasan (lartas) impor atas barang-barang tertentu. Sebelum melakukan importasi
barang, ketentuan lartas seyogyanya dapat diidentifikasi lebih dulu untuk kemudian
dipenuhi persyaratannya saat mengajukan Pemberitahuan Impor Barang (PIB).
Untuk mengetahui suatu barang terkena ketentuan lartas dapat dilakukan pengecekan
melalui portal INSW di laman: https://eservice.insw.go.id/
Dari laman tersebut dapat dipilih menu:
- Indonesia NTR -> HS Code Information, atau
- Indonesia NTR -> Lartas Information.

Gambar contoh tampilan portal INSW

Pencarian ketentuan lartas dapat dilakukan berdasarkan key words uraian jenis barang
atau HS Code. Sebagai contoh kita pilih menu Indonesia NTR -> Lartas Information,
kemudian kita pilih PARAMETER: Lartas Impor Description, dan kita isi uraian barang
dalam KEY WORD. Misalnya kita isi barang berupa baja. Maka akan kita temukan:

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 32
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Gambar hasil pencarian lartas untuk barang berupa baja

Dari hasil pencarian tersebut kita pilih HS CODE yang sesuai dengan barang yang akan
diimpor, maka akan diperoleh informasi persyaratan lartas apa saja yang harus dipenuhi.
Contohnya sebagai berikut:

Gambar contoh persyaratan pembatasan.

Dalam hal atas barang yang akan diimpor terkena ketentuan lartas, khususnya yang
masuk kategori “Pengawasan Border” maka sebelum PIB di-submit sebaiknya telah diurus
lebih dulu melalui kementerian / lembaga terkait. Apabila ketentuan lartas belum
dipenuhi maka PIB yang di-submit akan mendapat respon untuk pemenuhan lartas lebih
dulu.

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 33
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Apabila ketentuan lartas masuk kategoti “Post Border” maka pemenuhannya dilakukan
setelah barang selesai diimpor.

2. Setelah barang tiba di pelabuhan sampai dengan barang keluar dari pelabuhan
Proses ini dimulai saat barang tiba di pelabuhan laut atau bandara tempat pembongkaran
barang. Penerima barang sebagai consigne akan diberitahukan oleh pihak pengangkut
bahwa barang telah sampai di pelabuhan. Selanjutnya penerima barang harus
mempersiapkan dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB), surat keputusan
pembebasan bea masuk, dokumen impor lainnya (Bill of Lading / Airway Bill, Invoice,
packing List), dan dokumen terkait larangan/pembatasan jika ada.
Proses pengeluaran barang (clearance) dapat dilakukan sendiri atau menggunakan jasa
PPJK. Dalam hal importir / penerima barang belum memiliki akses kepabeanan maka
perlu mengajukan surat permohonan impor tanpa NIK kepada Kepala Kantor Bea dan
Cukai di pelabuhan pembongkarang.
Dalam hal importir bukan merupakan importir yang rutin melakukan importasi, saat
pengajuan PIB kemungkinan besar akan mendapatkan jalur merah, yang artinya atas
barang impor akan dilkukan pemeriksaan fisik oleh Bea dan Cukai.
Importir akan diberitahu dengan Surat Pemberitahuan Jalur Merah (SPJM). Setelah
menerima SPJM, importir harus memberikan respon kepada Bea dan Cukai mengenai
kesiapan barang untuk diperiksa fisik. Importir harus bekerjasama dengan pemilik gudang
tempat penimbunan barang untuk pelaksanaan pemeriksaan fisik barang. Proses
pemeriksaan fisik ini akan timbul biaya yang harus disiapkan oleh importir yaitu biaya
untuk pemindahan barang, pembongkaran barang, biaya buruh, dan lainnya. Biaya ini di
luar kewenangan Bea dan Cukai dan bukan merupakan beban/pungutan dari Bea dan
Cukai.
Dalam pemeriksaan fisik, sebaiknya importir atau pemilik barang dapat ikut serta dalam
pemeriksaan mulai dari pembongkaran sampai pengemasan kembali barang. Hal ini
bertujuan untuk memastikan penanganan barang dapat dilakukan dengan baik, terutama
terkait barang-barang yang bersifat sensitive atau memiliki karakteristik khusus dalam
penanganannya sehingga dapat dihindari kerusakan atau risiko keselamatan atau
timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik barang impor, apabila kedapatan barang sesuai
dengan yang diberitahuan, maka akan terbit Surat Pemberitahuan Pengeluaran Barang
(SPPB). Dengan SPPB ini maka barang bisa dikeluarkan dari pelabuhan.
Apabila dalam pemeriksaan fisik kedapatan barang yang tidak sesuai, maka akan
dilakukan penindakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sesuai peratuan perundang-
undangan tentang kepabeanan.

Biaya yang timbul saat proses pengeluaran barang (clearance)


Dalam proses pengeluaran barang dari pelabuhan dimungkinkan timbul biaya-biaya
terkait dengan sewa gudang, handling, dan lain-lain. Meskipun penerima barang telah
mendapatkan pembebasan bea masuk dan PDRI, namun pembebasan tersebut tidak

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 34
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

berkaitan dan tidak dapat membebaskan dari biaya-biaya yang timbul dalam proses
pengeluaran barang. Penerima barang harus dapat mengantisipasi hal ini dengan
melakukan konfirmasi kepada pihak pengangkut dan customs broker (PPJK) yang
ditunjuk.

Vooruitslag / Penundaan Pembayaran Bea Masuk Dalam Rangka Pengeluaran Barang Impor
Untuk Dipakai Dengan Jaminan
Vooruitslah dapat dikatakan merupakan prosedur darurat yang dapat ditempuh dalam hal barang
impor sudah tiba di pelabuhan, sementara proses pembebasan bea masuk belum selesai, dan
barang impor sudah sangat mendesak dibutuhkan untuk dipakai. Sedapat mungkin pengeluaran
barang dengan vooruitslag ini jangan sampai dlakukan, apabila perencanaan pengiriman barang
dapat diatur sedemikian rupa sehingga saat barang tiba di pelabuhan, seluruh dokumen yang
dibutuhkan telah tersedia, khususnya surat keputusan pembebasan bea masuk sudah diselesaikan
pengurusannya.
Mekanisme permohonan pengeluaran barang dengan jaminan secara vooruitslag diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan nomor 167/PMK.04/2015 tentang Penundaan Pembayaran Bea
Masuk Dalam Rangka Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Jaminan.

3. Setelah barang keluar dari pelabuhan


Setelah barang keluar dari pelabuhan dengan mendapatkan pembebasan bea masuk dan
PDRI, pihak importir atau penerima barang masih memiliki kewajiban untuk mematuhi
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Surat Keputusan Pembebasan Bea Masuk.
Ketentuan yang perlu mendapatkan perhatian penerima barang antara lain:
a. Penerima barang harus menggunakan barang sesuai peruntukan yang disebutkan
dalam SK Pembebasan Bea Masuk;
b. Barang dimaksud tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain kecuali dengan
seizin Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Hal ini terutama atas barang-barang yang
tidak habis pakai. Dalam hal barang habis dipakai atau memang diperuntukkan untuk
dibagikan (untuk dikonsumsi atau dipakai) kepada pihak yang ditentukan, maka
pemindahtangannya tidak perlu ijin dari DJBC.
c. Dalam periode tertentua DJBC akan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) atas
penggunaan barang yang mendapatkan pembebasan bea masuk. Dalam monev ini
penerima barang harus dapat menunjukkan dokumen terkait dan/atau keberadaan
barang impor.
d. DJBC dapat juga melakukan audit kepabeanan atas importasi barang-barang yang
mendapatkan pembebasan bea masuk sesuai manajemen risiko yang dimiliki oleh
DJBC.
e. Dalam hal pengeluaran barang impor menggunakan vooruitslag, maka importir /
penerima barang masih memiliki kewajiban sebagai berikut:
a. Menyelesaikan permohonan pembebasan bea masuk yang diajukan sampai dengan
mendapatkan Surat Keputusan Pembebasan Bea Masuk;

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 35
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

b. Menyerahkan Surat keputusan Pembebasan Bea Masuk kepada Kantor Bea dan
Cukai pemasukan barang dalam hal permohonan pembebasan bea masuk disetujui.
Atau menyerahkan surat penolakan permohonan pembebasan bea masuk dalam
hal permohonan pembebasan bea masuk ditolak;
c. Dalam hal permohonan pembebasan bea masuk ditolak, maka jaminan akan
dicairkan untuk pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor. Apabila
jaminan yang diserahkan berupa jaminan tertulis maka akan diterbitkan surat
tagihan pembayaran bea masuk dan PDRI.

Untuk merangkum proses impor barang dengan pembebasan bea masuk, dapat ditinjau dari
tabel lini masa sebagai berikut:
Sebelum barang tiba Setelah barang tiba Setelah barang keluar
Tanpa Pengurusan: - Pengajuan - Administrasi dokumen
Vooruitslag - Dokumen Rekomendasi Pemberitahuan Impor pembebasan bea masuk
- Dokumen larangan dan Barang - Izin kepada DJBC apabila
pembatasan - Proses pemeriksaan fisik barang akan
- Dokumen kelengkapan (jika jalur Merah) dipindahtangankan
pabean (Invoice,
Packling List)
Dengan - - Permohonan - Penyelesaian
Vooruitslag Pembebasan Bea Masuk permohonan
- Permohonan pembebasan bea masuk
Vooruistlag - Penyerahan skep
- Penyerahan jaminan bea pembebasan bea
masuk dan PDRI masuk, atau surat
- Pengurusan persyaratan penolakan
larangan dan - Penarikan jaminan bea
pembatasan masuk dan PDRI, atau
- Pengajuan PIB pencairan jaminan (jika
ditolak)

--oo00oo--

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 36
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Direktorat Fasilitas Kepabeanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Tim Penyusun
Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang Oleh Pemerintah Pusat Atau
Pemerintah Daerah Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan ini
disusun oleh:
1. Direktur Fasilitas Kepabeanan
2. Kepala Subdirektorat Pembebasan
3. Kepala Seksi Pembebasan Kepentingan Pemerintah
4. Staff Subdirektorat Pembebasan
5. Staff Subdirektorat Impor

Editor:
1. Fuad Muftie - Kepala Seksi Pembebasan Kepentingan Pemerintah
2. Abdul Malik Fajar – Pelaksana Pemeriksa pada Seksi Pembebasan Kepentingan
Pemerintah

Untuk Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:


Direktorat Fasilitas Kepabeanan, Subdirektorat Pembebasan
Gedung Kalimantan Lantai 1 & Lantai 11
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Jalan Ahmad Yani – By Pass, Jakarta Timur
Email : dit.fasilitas@customs.go.id
Telpon : 021 – 4750770
Fax : 021 – 4701736

Informasi Umum Bea dan Cukai:


Web : http://www.beacukai.go.id/
Email : info@customs.go.id
Contact Center (Bravo) : 1500225 (24 jam)
Facebook : https://id-id.facebook.com/beacukairi/
Twitter : https://twitter.com/bravobeacukai

Buku Panduan Pembebasan Bea Masuk dan Cukai Atas Impor Barang 37
Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai