A. PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor penting yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari
bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib
dipenuhi oleh suatu perusahaan ataupun instansi terkait. K3 bertujuan mencegah,
mengurangi, bahkan meniadakan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan
konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang perlu menghabiskan banyak biaya (cost) suatu instansi
terkait, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang
memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang (Ima Ismara dkk,
2014).
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang tidak terpisahkan
dalam faktor ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Penerapan K3 tidak semata –
mata hanya menguntungkan pihak karyawan namun juga dapat menghasilkan kinerja
karyawan yang lebih produktif sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan atau
instansi. Oleh sebab itu, penerapan K3 tidak hanya menjadi tanggung jawab karyawan
semata, akan tetapi juga merupakan tanggung jawab pihak instansi untuk menjamin
kesehatan dan keselamatan bersama. Pencegahan kebakaran adalah usaha
menyadari/ mewaspadai akan factor factor yang menjadi sebab munculnya atau
terjadinya kebakaran dan mengambil langkah langkah untuk mencegah kemuningkinan
tersebut menjadi kenyataan. Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu program
pendidikan dan pengawasan karyawan. Suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan
teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksi atau pemeriksaan , penyediaan
dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk
memeliharanya baik segi siap pakainya maupun dari segi mudah di capainya.
B. LATAR BELAKANG
Kebakaran adalah suatu nyala api baik kecil atau besar pada tempat yang tidak
kita kehendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena
persenyawaan dari sumber panas seperti energy electron (listrik stastis atau dinamis)
sinar matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia. Benda mudah terbakar seperti bahan
bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastic dan sebagaianya. Oksigen (tersedia diudara)
apabila ketiganya bersenyawa maka akan terjadi api. Dalam pencegahan terjadinya
kebakaran kita harus mengontrol sumber panas dan benda mudah terbakar misalnya
dilarang merokok ketika sedang melakukan pengisan bahan bakar. Pemasangan tanda
tanda peringatan dan sebagainya. Apabila sudah terjadi kebakaran maka langkah kita
adalah menghilangkan adanya oksigen dalam kebakaran tersebut. Contoh mudahnya
seperti ketika kita menghidupkan lilin lalu coba kita tutup dengan gelas maka api pada
lilin tersebut akan mati karena oksigen yang berada pada gelas tidak dapat masuk pada
lilin tersebut dan oksigen yang berada dalam gelas tersebut menjadi karbon dioksida
yang mematikan api.
Ketika kita memadamkan api kebakaran dengan menggunakan apar, karung
goni yang basah dan pasir yang terjadi adalah kita mengisolasi adanya oksigen dalam
api tersebut adal semua permukaan api tertutupi oleh ketiga media pemadaman
tersebut dan api mati seperti lilin yang kita tutup memakai gealas tadi. Bila kita
menggunakan air sebagai media pemadaman maka terjadi reaksi pendinginan panas
dan isolasi oksigen dari kebakaran tersebut.
C. TUJUAN
Meminimalkan risiko terjadinya kebakaran sehingga meminimalisir kerugian
akibat kebakaran
F. SASARAN
Sasaran program dalam kegiatan ini adalah seluruh ruangan yang berada
diwilayah kerja Puskesmas Taba.