Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM

PENANGANAN KEBAKARAN

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINAU
( PPK – BLUD )
Jl. Respen Tubu Kec. Malinau Utara.
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
anugerah-Nya kepada kita, sehingga kita masih di beri kesempatan untuk menghirup
udara, Sekaligus berkarya dan beraktivitas untuk negara tercinta kita Republik
Indonesia umumnya dan RSUD Malinau pada khususnya. Semoga setiap gerak dan
langkah yang kita laksanakan, merupakan suatu ibadah yang akan memperoleh rahmat
dari Tuhan. Aamiin.

Penyusunan Program ini dijadikan sebagai acuan dalam menentukan langkah dan arah
kegiatan ini yang tertib dan teratur serta bertujuan memberikan pelayanan yang
maksimal pada masyarakat RSUD Malinau khususnya pasien dan keluarga pasien.

Untuk mewujudkan semua itu kami mengharapkan dukungan dari semua pihak baik
dari Direktur, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala seksi, serta semua pelaksana yang
ada di RSUD Malinau ini.

Kami menyadari program kerja ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Hal ini
dikarenakan kemampuan kami yang masih minim. Oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang.

Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu dalam mensukseskan jalannya program kerja ini.

Malinau, Januari 2017

Penyusun
PROGRAM
PENANGANAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI

I. PENDAHULUAN

Kebakaran merupakan hal yang sangat tidak diinginkan, tidak mengenal waktu,
tempat atau siapapun yang menjadi korbannya. Masalah kebakaran disana-sini masih
banyak terjadi. Hal ini menunjukkan betapa perlunya kewaspadaan pencegahan
terhadap kebakaran perlu ditingkatkan. Kebakaran dapat dicegah dengan melakukan
upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran mulai dari perencanaan darurat
kebakaran, organisasi/unit penanggulangan kebakaran, penyediaan jalur evakuasi,
penyediaan sarana dan fasilitas dalam menghadapi kebakaran serta pembinaan dan
latihan.

Kebakaran merupakan salah satu bencana yang memerlukan tindakan penanganan


secara cepat dan tepat. Semakin cepat dan tepat penanganan bencana kebakaran, maka
kerugian (baik kerugian berupa hilangnya nyawa, cederanya manusia maupun kerugian
materil) yang timbul akibat kebakaran ini akan semakin kecil. Tidak terkecuali apabila
bencana kebakaran terjadi di rumah sakit.

II. LATAR BELAKANG

Penanganan bencana kebakaran di rumah sakit meliputi dua kegiatan besar, yaitu
kegiatan pemadaman kebakaran itu sendiri dan kegiatan kedua adalah tindakan
evakuasi terhadap penghuni gedung apabila ternyata kebakaran tidak dapat lagi diatasi.
Agar kedua kegiatan tersebut dapat berialan dengan cepat, maka semua sumberdaya di
rumah sakit tersebut harus dapat berfungsi dengan baik, dengan cara penetapan
masing-masing tugas dan tanggungjawab pada sumberdaya manusia yang ada, serta
kesiapan dan ketersediaan sumberdaya peralatan yang memadai.

Bencana kebakaran harus dikelola dengan baik dan terencana mulai dari
pencegahan, penanggulangan dan rehabilitasi setelah terjadi kebakaran, karena
kecenderungan masyarakat selama ini hanya bereaksi setelah kebakaran terjadi bahkan
bahaya kebakaran sering diabaikan dan tidak mendapat perhatian dari system
manajemen.

Pengelolaan bencana kebakaran juga bukan sekedar menyediakan alat pemadam


atau melakukan latihan peran kebakaran, namun diperlukan suatu program yang
terencana dalam suatu system manajemen kebakaran yang merupakan upaya terpadu
untuk mengelola resiko kebakaran mulai dari perecanaan, pelaksanaan, pemantauan,
dan tindak lanjutnya (Ramli, 2010).

III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kematian dan kecacatan akibat kegawatdaruratan dan
bencana.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan acuan bagi rumah sakit dalam penyusunan Disaster Plan
Rumah Sakit
b. Mempersiapkan rumah sakit dalam menghadapi bencana dari dalam dan
luar rumah sakit.

IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


a. Identifikasi area yang berisiko kebakaran
b. Penyimpanan dan penanganan bahan yang mudah terbakar, misalnya gas
medik, seperti oksigen;
c. Pemasangan/pemeliharaan sistem deteksi/ peringatan dini bahaya
kebakaran  seperti, deteksi asap (smoke detector), alarm kebakaran,
(bila sistem deteksi dini yang otomatis tidak ada maka diganti dengan
patroli kebakaran);
d. Pemasangan/pemeliharaan Sistem pemadaman api/ penghentian api 
seperti selang air, supresan kimia/APAR (chemical suppressants) atau
sistem penyemburan (sprinkler).
e. Sistem Evakuasi aman  jalan keluar yg aman dan tidak terhalang bila
tejadi kebakaran;
f. Diklat penanganan kebakaran
g. Monitoring sistem deteksi dini, sistem pemadaman api dan sistem
evakuasi yang aman secara terus menerus
h. Asesmen risiko kebakaran pada renovasi dan pembangunan
i. Monitoring dan evaluasi unit independen agar mematuhi MFK

V. Cara Melaksanakan Kegiatan.


Metode pelatihan ini adalah :
1. Presentasi/ceramah dan Tanya jawab.
2. Diskusi kelompok dan curah pendapat.
3. Praktek lapangan.
Langkah / proses pelatihan :
1. Panitia (fasilitator) menjelaskan secara singkat deskripsi, tujuan, pokok
bahasan dan metoda yang dipakai.
2. Panitia / pemateri menyiapkan materi penanggulangan dan pencegahan
bencana dan memberi kesempatan kepada peserta untuk diskusi.
3. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok

VI. Sasaran
Kelompok sasaran adalah Para Kepala Instalasi Rumah Sakit dan
Pengelola Program K3, Kepala Ruangan, Petugas Non-Medis, dan semua pegawai
yang bertugas di rumah sakit.

VII. Skedul (Jadwal Pelaksanaan Kegiatan)


Program pelatihan kewaspadaan bencana (Disaster Program)
dilaksanakan bulan Maret 2017.
BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Identifikasi area yang


1. berisiko kebakaran

Penyimpanan dan
2. penanganan bahan yang
mudah terbakar

Pemasangan/
pemeliharaan sistem
3.
deteksi/ peringatan dini
bahaya kebakaran
Pemasangan/
pemeliharaan Sistem
4.
pemadaman api/
penghentian api

5. Sistem Evakuasi aman

Diklat penanganan
6. kebakaran

Monitoring sistem
deteksi dini, sistem
pemadaman api dan
7. sistem evakuasi yang
aman secara terus
menerus

Asesmen risiko
kebakaran pada renovasi
8.
dan pembangunan

Monitoring dan evaluasi


9. unit independen agar
mematuhi MFK

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan & Program


Tujuan Evaluasi ini adalah untuk menilai perkembangan dan kemajuan
yang telah dicapai program. Bila dalam monitoring dan evaluasi ini ada masalah
dapat cepat diperbaiki. Lembaga yang mengadakan monitoring ini terdiri dari
unsur Direksi, SPI, Diklat, Panitia K3, dan Instalasi lain yang terkait.
Semua kegiatan akan dicatat dan dilaporkan kepada direksi melalaui rapat
Komite K3. Dalam laporan akan dituliskan pencapaian sasaran, penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi dan langkah-langkah yang akan diambil.

IX. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


Semua kegiatan akan dicatat dan dilaporkan kepada direksi melalaui rapat
Komite K3. Dalam laporan akan dituliskan pencapaian sasaran, penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi dan langkah-langkah yang akan diambil.

X. Penutup
Agar kegiatan Pelatihan pencegahan dan Penanggulangan bencana di
RSUD Kabupaten Malinau dapat berjalan dengan baik maka harus ditunjang
dengan sarana dan prasarana serta tenaga yang berkompeten. Untuk itu, perlu
adanya kegiatan peningkatan kapasitas kerja bagi petugas melalui pelatihan
tentang K3 rumah sakit.

Malinau, Januari 2017

Mengetahui,

Direktur RSUD Malinau Ketua Komite K3RS

dr. Agustine Asie, Sp.B drg. Sethmarvidaus M.

19750817 2002 2 005 19810907 201403 1 002

Anda mungkin juga menyukai