Anda di halaman 1dari 3

1.

Jawab:
Indeks Trilemma Energi merupakan indeks yang diberikan kepada negara-negara berdasarkan
kemampuan negara tersebut dalam menyediakan energi secara berkelanjutan, kemudahan
akses atas energi dan perlindungan terhadap lingkungan. Indeks ini didasarkan pada tiga
penilaian yaitu Energy security, Energy equity dan Environmental sustainability. Tujuannya
adalah untuk mengukur kinerja penyediaan energi secara keseluruhan terutama berkaitan
dengan kebijakan dan keberlangsungan penyediaan energi nasional.
Energy Equity
Indikator Energy Equity adalah kemampuan suatu negara untuk menyediakan akses
menyeluruh terhadap energi yang andal, terjangkau, dan berlimpah untuk penggunaan
domestik dan industri. Indikator Energy Equity memiliki dua indikator yang bersebrangan
yaitu indikator pembangun kesetaraan energi terhadap akses ke sumber energi yang andal dan
keterjangkauannya. Akses terhadap sumber energi merupakan prasyarat untuk kualitas dan
ketersediaan, tetapi keduanya harus dicapai dengan cara yang terjangkau dan berkelanjutan
agar konsumen dapat memperoleh manfaat dan memungkinkan pembangunan ekonomi.
Sumber : https://www.panasbuminews.com/indeks-trilemma-energi-indonesia-peringkat-ke-
56-dunia/

Sumber : Handbook of Transitions in Energy and Climate Security, hal 37

Dari sisi energy security Indonesia masuk kedalam kategori baik, karena Indonesia memiliki
segala bentuk sumber energi, yang fosil maupun yang terbarukan. Namun dari sisi energy
equity Indonesia masih lemah karena meskipun harga energi kita relatif murah dibanding
negara-negara tetangga tetapi nilai GDP/ nilai ukur berapa rata- rata barang dan jasa yang
dapat dikonsumsi penduduk suatu negara juga rendah.
Sumber : https://advancedrenewable.org/detail-articel/3d-solution-for-energy-trilemma

2. Jawab
Pemenuhan kebutuhan energi listrik terbesar saat ini dapat diperoleh salah satunya dari batu
bara, secara umum batu batu merupakan material batu arang yang tertimbun berjuta tahun
yang lalu dan dapat dimanfaatkan dengan baik untuk pembangkit listrik tenaga uap ataupun
hibrid dengan gas. Namun permasalahan baru muncul tatkala jumlahnya yang kian terbatas.
BESS adalah teknologi yang dikembangkan untuk menyimpan energi listrik dengan
menggunakan baterai khusus. BESS akan menyimpan energi berlebih yang dihasilkan oleh
sistem Energi Baru dan terbarukan (EBT) untuk menyuplai beban pada saat sumber EBT
tidak dapat menghasilkan energi. Karena pengembangan pembangkit EBT saat ini banyak
didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu [PLTB] yang bersifat intermiten.
Standard pemenuhan BESS harus meliputi beberapa item berikut yaitu
a. Sistem utuk energy storage harus memenuhi standard UL 9540 Standard for Energy
Storage Systems and Equipment, EN 61000-6-2:2005, Electromagnetic compatibility Part 6-2:
immunity standard for industrial environments. Dan EN 61000-6-4:2007/A1:2011,
Electromagnetic compatibility Part 6-4: emission standard for industrial environments.
b. Inverter harus memenuhi standard IEC 6219-1:2010, Safety of power converters part 1:
general requirements, IEC 6219-2:2011, Safety of power converters part 2: particular
requirements, AS 4777.2:2015, Grid connection of energy systems, IEEE 1547,
Interconnection and Interoperability of Distributed Energy Resources with Associated
Electric Power Systems Interfaces, UL 1741, Standard for Inverters, Converters, Controllers
and Interconnection System Equipment for Use With Distributed Energy Resources dan IP 66
Protection standard
c. Baterai Sistem harus memenuhi standard IEC 6219-1:2010, Safety of power converters
part 1: general requirements, IEC 6219-2:2011, Safety of power converters part 2: particular
requirements, AS 4777.2:2015, Grid connection of energy systems, IEEE 1547,
Interconnection and Interoperability of Distributed Energy Resources with Associated
Electric Power Systems Interfaces, UL 1741, Standard for Inverters, Converters, Controllers
and Interconnection System Equipment for Use With Distributed Energy Resources dan IP 66
Protection standard
Rintangan yang harus diatasi sebelum menerapkan BESS adalah
a. Berapa banyak kapasitas baterai yang diperlukan
b. Pengelolaan sistem baterai sendiri
c. Jenis teknologi pada baterai
d. Penyedia baterai yang menawarkan solusi terbaik dalam hal meninjau, menerapkan, dan
mengoperasikan spesifikasi BESS yang optimal.

3. Jawab
Ide pemantaan Machine Learning pada dunia transmisi dan distribusi kelistrikan yaitu dengan
pengembangan SUBFIELD ARTIFICIAL INTELLIGENCE metode Deep Learning. Model
deep learning dapat mengenali pola kompleks dalam gambar, teks, suara, dan data lain untuk
menghasilkan wawasan dan prediksi yang akurat. Penelitian prediksi beban listrik
menggunakan Artifical Intelligent (AI) sudah banyak dilakukan seperti prediksi beban listrik
di pulau bali menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropogation1(Q. Fitriyah and I. D, "Prediksi Beban
Listrik Pulau bali Dengan Menggunakan Metode Backpropogasi," p. 1, 2012).
.Sehingga pemanfaatan Machine Learning
metode deep learning perlu banyak dikembangkan di bidang distribusi listrik yang bertujuan
dapat memprediksi umur peralatan listrik, tingkat konsumsi penggunaan listrik pelanggan dan
masih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai