Pararel - Kelompok P3 - 01
3. Sebutkan sistem notasi warna yang dapat ditampilkan oleh alat Chromameter CR
400 Minolta!
Sistem notasi warna yang dapat ditampilkan oleh alat Chromameter CR 300 Minolta
adalah CIE Lab (L kecerahan; a komponen warna merah-hijau; b komponen warna
biru-kuning), Lc*H* (c kejenuhan; H tingkat tonasi), XYZ/RGB, Yxy, Hunter Lab,
Munsell, dan CIE RGB.
Paraf Asisten
2. Tuliskan data yang anda peroleh pada pengukuran warna sampel dengan
Chromameter berdasarkan notasi L a b dan L C ho! (Gunakan data golongan)
Daftar Pustaka
Indrayati F, Utami R, Nurhartadi E. 2013. pengaruh penambahan minyak atsiri kunyit
putih (Kaempferia rotunda) pada edible coating terhadap stabilitas warna dan pH fillet
ikan patin yang disimpan pada suhu beku. Jurnal Teknosains Pangan. 2(4): 25-31.
Keterangan :
R = Red / Merah
Y = Yellow / Kuning
B = Blue / Biru
N = Netral
x̄ = Rata-rata
SD = Standar deviasi
Kekurangan:
• Subjektif, hasil bisa berbeda tergantung orang yang menganalisis. (Gao H et al.
2023)
• Lubang pada unit okulus kecil sehingga membutuhkan ketelitian dan untuk
yang berkacamata menjadi sangat sulit menggunakan instrumen
• Mata mudah lelah ketika melakukan analisis.
Daftar Pustaka
Gao H, Sun D, Zhou Y, Zeng L, Shi X. 2023. Experimental study on oil color grading
based on uniform color space. Journal of Physics. 2428(1): 012007-012007. doi:
10.1088/1742-6596/2428/1/012007.
Kekurangan:
• Membutuhkan persiapan sampel yang cukup detail (sampel harus seragam,
permukaannya rata, dan lainnya)
• Harus hati-hati agar tidak ada cahaya lain yang masuk optik saat pengukuran
karena dapat menyebabkan ketidakakuratan (sensitif) (Sitanggang et al. 2022).
Daftar Pustaka
Sitanggang FA, Machfoedz MM, Falah MAF. 2022. Comparison of color quality
measurement using chromameter and image processing for dehydrated strawberry
products. Proceedings of the 2nd International Conference for Smart Agriculture,
Food, and Environment (ICSAFE 2021). 25: 4-17. doi: 10.2991/978-94-6463-090-
9_2.
Contoh Perhitungan
• Densitas (sampel kacang hijau, ulangan pertama)
𝑊 15.48
𝜌= = = 0.7790𝑔/𝑚𝐿
𝑉 20
• Rata-rata
∑𝜌 0.7790 + 0.7610
𝑥̅ = = = 0.77 𝑔/𝑚𝐿
𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 2
• SD
∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑥̅ )2 (0.7790 − 0.7700)2 + (0.7610 − 0.7700)2
𝜎=√ =√ = 0.0127
𝑛−1 2−1
Interpretasi Data
Massa jenis adalah suatu ukuran dari kepadatan partikel benda dalam ruang terbatas
atau volume tertentu. Oleh karena itu nilainya bisa didapatkan dari pembagian antara
massa dengan volume benda. Densitas kamba mengukur massa jenis sampel yang
cenderung berukuran kecil dengan menimbang berat sampel yang telah setinggi volume
tertentu dalam sebuah gelas dengan indikator volume seperti gelas ukur, kemudian
membagi nilai keduanya. Jika ingin mendapatkan besar massa jenis per sampel, hasil
pembagian tersebut dapat dibagi lagi dengan jumlah partikel atau sampel yang digunakan
dalam pengukuran. Sampel yang digunakan dianjurkan berukuran kecil untuk mencegah
terbentuknya banyak celah yang dapat mengurangi hasil dalam perhitungan massa jenis,
membuatnya tidak sesuai dengan seharusnya. Oleh karena itu, semakin besar ukuran
sampel, meskipun memiliki massa yang sama dengan benda lainnya, massa jenisnya akan
lebih kecil karena pada pengukurannya akan terbentuk banyak celah antarsampel.
Pada pengukuran massa jenis kacang hijau dan jagung, kacang hijau memiliki rata-
rata massa jenis yang lebih tinggi (0.77 ± 0.0127 g/mL) dibandingkan jagung (0.6788 ±
0.0081 g/mL). Kemungkinan jagung sangat kering jadi kandungan air di dalamnya sangat
sedikit sehingga beratnya jadi lebih ringan dibandingkan kacang hijau, atau melihat
ukurannya, jagung lebih besar daripada kacang hijau sehingga saat pengukuran sampel
Simpulan
Pengukuran massa jenis dapat dilakukan melalui metode densitas kamba yaitu
dengan membagi massa sampel sebanyak suatu volume pada wadah pengukur volume
dengan volume itu sendiri. Sampel yang digunakan sebaiknya berukuran kecil untuk
mencegah terbentuknya banyak agar pengukuran massa jenis benda semakin akurat.
Keterangan:
U = Ulangan
W = Berat atau massa
V = Volume
x̄ = Rata-rata
SD = Standar deviasi
Contoh Perhitungan
• Volume bahan padat
Volume filler dan sampel − volume filler
187 − 100 = 87 mL
• Rata-rata
∑ 𝑣 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 87 + 88
𝑥̅ = = = 87.5 𝑚𝐿
𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 2
• SD
∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑥̅ )2 (87 − 87.5)2 + (88 − 87.5)2
𝜎=√ =√ = 0.7071
𝑛−1 2−1
Interpretasi Data
Metode pengukuran volume benda padat yang digunakan mirip dengan metode yang
dilakukan oleh Archimedes yaitu mengukur volume benda dari selisih pertambahan
volume setelah benda dicelupkan ke filler, yang pada analisis kali ini digunakan air,
dengan volume filler. Perlu diingat bahwa sampel harus sepenuhnya terendam ke dalam
filler untuk pengukuran volume benda yang baik, sehingga benda yang memiliki berat
jenis rendah kurang disarankan karena akan mengapung. Jika diketahui massa sampel
pula, maka digabungkan dengan data volume yang didapatkan dari analisis ini, maka
massa jenis sampel juga bisa dicari.
Pada sampel buah salak, volume air adalah 100 mL dan setelah buah salak dicelupkan
volume bertambah menjadi 187 g dan 188 g pada ulangan kedua. Volume salak kemudian
didapatkan dengan mencari pertambahan volume setelah sampel dicelupkan, yaitu 87 g
dan 88 g sehingga didapatkan nilai rata-rata volume salak sebesar 87.5 ± 0.7071 mL.
Simpulan