Anda di halaman 1dari 7

1.

STANDAR ILUMINASI SNI

Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2396-2001 tentang Tata Cara Perancangan


Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung diresmikan pada tahun 2001 dan masih
berlaku sampai saat ini. SNI tersebut mencantumkan penggunaan faktor pencahayaan alami
siang hari (FPASH) yang pada umumnya digunakan untuk model langit berawan menurut
Moon dan Spencer (1947) yang telah diadopsi oleh Komisi Pencahayaan Internasional (CIE
2003, 2014). Meskipun demikian, SNI menyebutkan secara spesifik bahwa model langit yang
digunakan dalam standar tersebut adalah langit berawan seragam dengan distribusi luminansi
langit yang merata, yang menghasilkan iluminansi horisontal pada lapangan terbuka di luar
ruangan sebesar 10000 lx. SNI menggunakan konsep metode fluks terpisah (split-flux)
(Hopkinson 1966; Tregenza 1989), dimana FPASH dianggap terdiri dari tiga komponen,
yaitu faktor langit (FL), faktor refleksi luar (FRL), dan faktor refleksi dalam (FRD). Secara
matematis dapat dituliskan:

FPASH = FL + FRL + FRD

Di antara ketiga komponen tersebut, FL dianggap sebagai komponen yang paling besar
kontribusinya dalam menentukan nilai FPASH. Secara definisi, FL adalah perbandingan
iluminansi pada suatu titik dalam ruangan akibat cahaya langsung dari langit (Ei,l), terhadap
iluminansi di lapangan terbuka di luar ruang (Eo) pada saat yang bersamaan,

FL = Ei,l / Eo × 100%

Pada prinsipnya, FL adalah proporsi dari FPASH yang berasal hanya dari langit yang
terlihat dari titik pengamat (Longmore 1968; Tregenza 1989). SNI merekomendasikan
penggunaan FL, alih-alih FPASH, sebagai metrik atau indikator ketersediaancahaya alami dalam
ruang, karena FL dianggap sebagai komponen yang paling mendominasi dalam sebagian besar
kondisi pencahayaan alami, serta dapat merepresentasikan skenario minimum atau terburuk dalam
desain bangunan. Nilai FL dapat ditentukan dengan mengukur lebar dan tinggi dari lubang cahaya
efektif yang terlihat dari titik ukur, relatif terhadap jarak titik ukur ke bidang tempat lubang cahaya
berada.
2. STANDAR ILUMINASI CIE
CIE (Commission Internationale de l´Eclairage / The International Commission on
Illumination) mendeskripsikan dan mengklasifikasikan model warna CIEXYZ pada tahun 1931
berdasarkan investigasi yang dilaksanakan oleh William David Wright dan John Guild dengan 3
panjang gelombang monochromatik yaitu 700 nm (merah), 546,1nm (hijau) dan 435,8nm (biru)
yang sering kali kita definisikan sebagai stimuli merah, hijau dan biru; Kondisi investigasi
menggunakan sudut observer 2°. Model warna yang juga dikenal dengan CIERGB. Akurasi
standar sudut pemantauan 2° yang didefinisikan pada tahun 1931 masih dianggap lebih relevan
dibandingkan dengan standar pemantauan 10° yang didefinisikan oleh CIE pada tahun 1967.

Nilai-nilai tristimuli dalam ruang warna CIEXYZ bukan mempresentasikan secara


langsung seperti respon sel-sel Kerucut mata manusia S, M maupun L, tetapi lebih mengarah
pada nilai-nilai yang dinamakan X, Y dan Z yang secara kasar dapat mewakili warna merah,
hijau dan biru (namun X, Y, Z bukan identik dengan nilai observasi secara fisik pada warna
merah, hijau dan biru itu sendiri).

The CIE standard observer color matching functions

Pertama-tama didefinisikan 3 fungsi pencocokan warna (Color Matching Function) yaitu:


x̄(λ), ȳ(λ) dan z̄(λ) pada sudut pemantauan 2° seperti gambar di atas. Nilai tristimulus warna yang
mempunyai Distribusi Kuat Spektrum (Spectral Power Distribution – SPD adalah distribusi kuat
gelombang pada panjang gelombang λ tertentu) dapat didefinisikan sebagai berikut:
Seperti ditulis diatas, bahwa XYZ tidak sama dengan RGB, karena untuk menghitung nilai
RGB CIE menggunakan fungsi pencocokan warna yang berbeda dengan XYZ (lihat gambar
dibawah) yaitu: r(λ), g(λ) dan b(λ) pada sudut pemantauan 2°. Dan rumusnya sebagai berikut.:

Dan dibawah ini adalah rumus standar untuk konversi CIERGB ke CIEXYZ:

Ruang Warna CIERGB ini tidak identik dengan Model Warna RGB

Standard Illuminants
Pada tahun 1931 CIE juga menstandarkan 3 iluminasi dasar, yaitu masing-masing:
- CIE Standard Illuminant A: yang memiliki SPD (distribusi kuat spektral) sama
dengan sebuah radiator Planckian pada temperatur 2856K.
- CIE Standard Illuminant B: yang memiliki SPD mendekati SPD dari sinar
matahari langsung (Iluminasi ini sekarang tidak diberlakukan lagi/obsolete)
- CIE Standard Illuminant C: yang mempresentasikan kondisi terang pada siang
hari yang dikorelasikan sama dengan temperatur warna sekitar 6800K
Contoh: Definisi Standar Illuminasi dari CIE antara lain:

Observer 2° (CIE 1931) 10° (CIE 1964)


x2 y2 Y x10 y10
Illuminant X Y Z X10 Z10
10

A 0.447 0.407 0.451 0.405


109.8 10 35.58 111.1 10 35.20
(Incandescent 57 45 17 94
50 0 5 44 0 0
)
98.07 10 118.2 0.310 0.316 97.28 10 116.1 0.310 0.319
C
4 0 32 06 26 5 0 45 39 05
96.42 10 82.52 0.345 0.358 96.72 10 81.42 0.347 0.359
D50
2 0 1 67 50 0 0 7 73 52
95.68 10 92.14 0.332 0.347 95.79 10 90.92 0.334 0.348
D55
2 0 9 42 43 9 0 6 11 77
D65 95.04 10 108.8 0.312 0.329 94.81 10 107.3 0.313 0.331
(Daylight) 7 0 83 71 02 1 0 04 82 00
94.97 10 122.6 0.299 0.314 94.4 10 120.6 0.299 0.317
D75
2 0 38 02 85 16 0 41 68 40
F2 99.18 10 67.39 0.372 0.375 103.2 10 69.02 0.379 0.367
(Fluorescent) 7 0 5 08 29 80 0 6 25 33
95.04 10 108.7 0.312 0.329 95.79 10 107.6 0.315 0.329
F7
4 0 55 92 33 2 0 87 69 60
100.9 10 64.37 0.380 0.377 103.8 10 65.62 0.385 0.371
F11
66 0 0 52 13 66 0 7 41 23

XYZ (Tristimulus) Reference values of a perfect reflecting diffuser

Ruang Warna CIExyY dan Chromaticity xy

Memvisualisasikan 3-dimensi memang agak susah, dan oleh karena konsep warna
juga dapat dideskripsikan dalam 2 kategori, yaitu menurut kecerahan warna dan
chromaticity, dengan demikian CIE mengupayakan pemetaannya pada 2 dimensi diagram
yang diturunkan dari ruang warna CIExyY yang dikenal dengan Diagram Chromaticity x,y
merupakan dasar pengembangan ilmu Colorimetry hingga saat ini. (Chromaticity adalah
diagram 2-dimensi warna dengan mengabaikan kehadiran Luminasi, sedangkan nilai x,y
dan z yang masing-masing merepresentasikan komponen warna merah, hijau dan biru
diasumsikan jumlahnya adalah 1; dengan demikian nilai z yang otomatis dapat diturunkan
dari kehadiran x dan y tidak perlu dipetakan lagi), sehingga pemetaan tersebut dilakukan
dengan mendefinisikan rumus-rumus sebagai berikut:

Nilai x dan y memiliki domain antara 0 dan 1, sedangkan nilai Y (kecerahan warna)
mulai dari 0 untuk hitam hingga 100 untuk putih; model inilah merupakan dasar
perhitungan kedua model warna yang didefinisikan oleh CIE di tahun 1976 yaitu CIELab
dan CIELuv.

Diagram Chromaticity xy (CIE1931)


Sebaliknya apabila nilai parameter x dan y diketahui, maka nilai X dan Z dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Beberapa hal yang menarik untuk diketahui pada diagram chromaticity xy tersebut:

 Diagram tersebut mewakili semua chromaticity yang mampu dilihat oleh kebanyakan
orang. Warna-warna yang ditunjukan dalam diagram chromaticity ini adalah wilayah
dimana menusia mampu mendekteksi melalui indera pengelihatan mereka, wilayah ini
disebut gamut. Dan gamut yang tergambar berbentuk “lidah” atau “sepatu kuda” . Sisi
gamut dari kanan bawah menuju ke atas dan turun kembali melewati sisi sebelah kanan
membentuk warna-warna monochromatic sesuai dengan panjang gelombang λ mulai dari
380 nm sampai 700 nm, garis tepi tersebut disebut garis spektral atau spectral locus.
Sedangkan garis lurus penghubung dibawah menggambarkan pembentukan warna dari
gabungan gelombang monochromatic ungu dan merah dan mempunyai kejenuhan sedikit
kurang, garis ini disebut garis purple.
 Terlihat bahwa tidak ada nilai negatif untuk x, y; demikian juga nilai X, Y dan Z.
 Apabila kita tentukan 2 titik dalam diagram chromaticity ini lalu kita menghubungkannya,
maka semua warna di garis tersebut dapat dibentuk oleh warna di kedua titin ini, dan gamut
yang terbentuk sesuai dengan garis cembung sesuai dengan tepi chromaticity ini.
 Chromaticity yang dibentuk dari Gamut manusia tidak berbentuk segitiga
 Iluminasi Standar E (Equal Energy) terletak pada posisi (x,y) = (1/3 , 1/3)

Dan ruang warna yang dibentuk disebut CIExyY.


Diagram Chromaticity xy dengan informasi nama dan notasi warna

Contoh nilai warna dalam CIEXYZ:

Contoh warna jingga:

X = 49,13 untuk komponen merah


Y = 34,51 untuk komponen hijau
Z= 2,67 untuk komponen biru
x= 0,569
y= 0,400

Di tahun 1931 CIE mendefinisikan:


- Standard Observer 2° dan Color Matching Function
- Model warna CIERGB
- Model warna CIEXYZ
- Model warna CIExyY
- Chromaticity xy
- Standard Illuminant A, B, C

Anda mungkin juga menyukai