Anda di halaman 1dari 26

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

MATRIKS

Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat melakukan operasi aljabar pada matriks (penjumlahan, pengurangan,
perkalian, serta invers matriks)

Peta Konsep :

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


1
URAIAN MATERI

Masalah 3.1

Masalah 3.1 tersebut merupakan contoh masalah nyata yang berkaitan dengan
operasi matriks yaitu penjumlahan matriks. Untuk dapat menjawabnya maka diperlukan
penyusunan model matematika dari permasalahan tersebut!

Misalkan tabel biaya toko di Padang dimisalkan menjadi matriks A, maka

Dan tabel biaya toko di Medan dimisalkan menjadi matriks B

Total biaya akan diperoleh dengan menjumlahkan kedua matriks tersebut


menjadi matriks baru yaitu C

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


2
Dengan demikian dapat disusun tabel total biaya berdasarkan hasil perhitungan
matriks C

A. DEFINISI DAN KESAMAAN MATRIKS

Matriks merupakan susunan bilangan-bilangan dalam baris dan kolom dan


ditempatkan pada kurung siku atau kurung biasa. Adapun bilangan-bilangan penyusun
matriks disebut dengan elemen-elemen matriks. Nama matriks dilambangkan dengan
huruf kapital.
Setiap matriks memiliki ukuran/ordo yang dinyatakan dalam bentuk banyak
baris x banyak kolom. Jika banyaknya baris pada suatu matriks adalah dan banyaknya
kolom adalah , maka ordo matriks tersebut dinyatakan dengan .

Contoh matriks :

matriks A berordo 2x3 artinya terdiri dari 2 baris dan 3 kolom.

matriks B berordo 3x2 artinya terdiri dari 3 baris dan 2 kolom.

Secara umum matriks P berukuran dengan setiap elemennya dilambangkan


dengan dapat ditulis sebagai berikut :

Penulisan tersebut dapat disederhanakan menjadi

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


3
TUGAS 3.1

Diberikan matriks berikut

Tentukan
a. ordo/ukuran matriks tersebut
b. elemen pada baris ke 1 kolom ke 3 ( )
c. elemen pada baris ke 3 kolom ke 2 ( )
d.
e.
f.
g.
h.

B. OPERASI PADA MATRIKS

B.1 Kesamaan Dua Matriks

Dua matriks dikatakan sama jika kedua matriks tersebut memiliki ordo yang
sama serta memiliki elemen-elemen seletak yang bernilai sama.

Ilustrasi 1:

Dan

Matriks P dikatakan berbeda dengan matriks Q (ditulis ) karena


meskipun memiliki ordo yang sama yaitu 2x3, tetapi terdapat satu elemen seletak
yang bernilai berbeda yaitu pada baris ke-1 kolom ke 2 memiliki elemen pada
matriks P dan pada matriks Q, atau dapat ditulis

Ilustrasi 2:

Dan

Matriks P dikatakan sama dengan matriks Q (ditulis P = Q) karena memiliki


ordo yang sama yaitu 2x3 serta seluruh elemen-elemen yang seletak memiliki nilai
yang sama.

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


4
Contoh 3.1 :

Tentukan nilai dan yang memenuhi agar kedua matriks berikut sama !

Jawab :
Kedua matriks tersebut telah memiliki ordo yang sama yaitu sehingga

Maka dengan melihat elemen-elemen yang seletak kita dapatkan


dan
Jadi, agar kedua matriks tersebut sama maka nilai dan

B.2 Transpose Matriks

Transpose matriks adalah mengubah baris menjadi kolom pada suatu


matriks. Transpose matriks A dilambangkan dengan atau .
Misal diberikan matriks A berikut

Maka diperoleh transpose matriks A yaitu

TUGAS 3.2

1) Misal
Jika

2) Jika

Maka nilai

3) Jika
Maka supaya

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


5
B.3 Penjumlahan dan Pengurangan Matriks

Dua matriks dapat dijumlahkan/ dikurangkan jika kedua matriks tersebut


berordo sama. Prosedur penjumlahan/pengurangannya dilakukan dengan
menjumlahkan/ mengurangkan elemen-elemen yang seletak.

Contoh 3.2 :

Jika
Maka

Jawab :

TUGAS 3.3

1) Jika
Tentukan matriks C lalu tentukan elemen !

2) Misal

3) Jika

4) Nilai yang memenuhi persamaan

5) Jika

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


6
B.4 Perkalian Bilangan Real dengan Matriks

Suatu matriks A dapat dikalikan dengan suatu bilangan skalar menjadi


matriks baru Matriks diperoleh dengan mengalikan setiap elemen matriks
A tersebut dengan bilangan skalar .

Contoh 3.2 :
Jika

Maka tentukan matriks !

Jawab :

Dan

TUGAS 3.4

1) Jika
Nilai

2) Misal .

Jika

B.5 Perkalian Dua Matriks

Matriks A dapat dikalikan dengan matriks B yaitu AB atau A x B, dengan


syarat banyaknya kolom matriks A sama dengan banyaknya baris matriks B.
Dituliskan sebagai berikut :

Perhatikan bahwa matriks A memiliki kolom, sedangkan matriks B memiliki


baris. Oleh karenanya kedua matriks tersebut dapat dikalikan dan menghasilkan
matriks baru yaitu C yang berordo , dimana merupakan banyak baris
matriks A sedangkan merupakan banyak kolom matriks B.

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


7
TUGAS 3.5

Disajikan matriks-matriks berikut !

Selidiki apakah setiap pasangan matriks berikut dapat dikalikan ! Jelaskan


alasanmu !
1. A x B 9. B x D
2. B x A 10. D x B
3. A x C 11. C x D
4. C x A 12. D x C
5. A x D 13. A x A
6. D x A 14. B x B
7. B x C 15. C x C
8. C x B 16. D x D

Berdasarkan hasil pada poin soal 1 s.d 12, kesimpulan apa yang kalian dapat ?

Berdasarkan hasil pada poin soal 13 s.d 16, kesimpulan apa yang kalian dapat ?

Prosedur Perkalian Dua Matriks

Matriks dapat dikalikan dan menghasilkan


matriks baru yaitu C dengan elemen-elemen diperoleh dari penjumlahan hasil
kali elemen-elemen baris ke- matriks A dengan elemen-elemen kolom ke-
matriks B yang bersesuaian.

Contoh 3.3 :

Tentukan hasil perkalian matriks A x B berikut !

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


8
Jawab :

Elemen-elemen diperoleh dari penjumlahan hasil kali elemen-elemen baris ke-


matriks A dengan elemen-elemen kolom ke- matriks B yang bersesuaian.
Yuuuk….mari kita cari satu persatu elemen !
diperoleh dengan mengalikan setiap elemen baris ke-1 matriks A
dengan setiap elemen kolom ke-1 matriks B kemudian menjumlahkan hasil
perkalian tersebut.

diperoleh dengan mengalikan setiap elemen baris ke-1 matriks A


dengan setiap elemen kolom ke-2 matriks B kemudian menjumlahkan hasil
perkalian tersebut.

Sehingga,
;
;
;

Akibatnya diperoleh matriks .

TUGAS 3.6

1) Diketahui matriks dan , Jika

maka tentukan :
a) Ordo matriks C
b) Elemen

2) Jika dan maka

3) Jika dan maka

4) Nilai yang memenuhi persamaan


adalah….

5) Jika dan maka

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


9
C. DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

C.1 JENIS-JENIS MATRIKS

Sebelum kita mempelajari tentang determinan dan invers matriks,


mari kita pelajari beberapa jenis matriks berikut :

1. Matriks Baris
Matriks Baris adalah matriks yang hanya terdiri dari satu baris.
Contoh 1:
𝐴 = (5 −3 1)

2. Matriks Kolom
Matriks Kolom adalah matriks yang hanya terdiri dari satu kolom.
Contoh 2:
2
𝐵 = (−1)
4

3. Matriks Persegi
Matriks Persegi adalah matriks yang memiliki banyak baris sama dengan
banyak kolom.
Contoh 3:
1 0
𝐶=( )
2 7
−2 3 4
𝐷 = ( 1 0 −5)
2 7 5

4. Matriks Segitiga Atas


Matriks Segitiga Atas adalah matriks persegi yang elemen-elemen di bawah
diagonal utama bernilai nol.
Contoh 4:
1 2 5
𝐸 = (0 6 7 )
0 0 −3

5. Matriks Segitiga Bawah


Matriks Segitiga Bawah adalah matriks persegi yang elemen-elemen di atas
diagonal utama bernilai nol.
Contoh 5:
1 0 0
𝐹 = (2 6 0)
5 −1 −3

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


10
6. Matriks Diagonal
Matriks Diagonal adalah matriks persegi yang elemen-elemen di luar diagonal
utama bernilai nol.
Contoh 6:
1 0 0
𝐺 = (0 6 0 )
0 0 −3

7. Matriks Skalar
Matriks Skalar adalah matriks diagonal yang elemen-elemen pada diagonal
utamanya bernilai sama.
Contoh 7:
5 0 0
𝐻 = (0 5 0)
0 0 5

8. Matriks Identitas/ Matriks Satuan


Matriks Identitas adalah matriks skalar yang elemen-elemen pada diagonal
utamanya bernilai satu. Matriks identitas dinotasikan dengan I.
Contoh 8:
1 0 0
𝐼 = (0 1 0 )
0 0 1

C.2 DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS ORDO 2x2


Setiap matriks persegi dapat dikaitkan dengan sebuah nilai tertentu
yang disebut dengan determinan. Determinan suatu matriks persegi diperoleh
dengan operasi tertentu terhadap elemen-elemennya. Determinan matriks
dinotasikan dengan det. A atau |𝐴|.
𝑎 𝑏
Misal diberikan matriks 𝐴 = ( ) maka nilai det. A dirumuskan
𝑐 𝑑
dengan 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐. Ditulis 𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐.
1 3
Contoh : diberikan matriks 𝐴 = ( ) maka 𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 = 1.5 −
−2 5
3(−2) = 5 + 6 = 11
Adapun matriks yang memiliki determinan sama dengan nol dinamakan
sebagai matriks singular.

Sifat-sifat Determinan Matriks :


1. Determinan 𝐴 = Determinan 𝐴𝑡
𝑎 𝑏 𝑎 𝑐
Diberikan 𝐴 = ( ), maka 𝐴𝑡 = ( )
𝑐 𝑑 𝑏 𝑑
Det.A = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 dan det.𝐴𝑡 = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐, maka kita simpulkan 𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = 𝑑𝑒𝑡. 𝐴𝑡
Contoh 9:
2 −1 2 3
Diberikan 𝐴 = ( ), maka 𝐴𝑡 = ( )
3 5 −1 5
𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = 2.5 − (−1). 3 = 10 + 3 = 13

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


11
Dan 𝑑𝑒𝑡. 𝐴𝑡 = 2.5 − 3(−1) = 10 + 3 = 13
Dapat kita lihat bahwa 𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = 𝑑𝑒𝑡. 𝐴𝑡 = 13
2. Tanda determinan berubah jika dua baris atau dua kolom yang berdekatan ditukar
tempat.
Contoh 10:
2 −1 3 5
Diberikan 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = ( )
3 5 2 −1
𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = 2.5 − (−1). 3 = 10 + 3 = 13
𝑑𝑒𝑡. 𝐵 = 3(−1) − 5.2 = −3 − 10 = −13
Dapat kita lihat bahwa 𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = −𝑑𝑒𝑡. 𝐵

3. Jika satu baris atau kolom dari suatu determinan mempunya faktor 𝑘, maka 𝑘 dapat
dikeluarkan menjadi pengali di depan.
Contoh 11:
2 −1 2 −1
Buktikan bahwa | | = 3| |
3 6 1 2
Bukti :
2 −1
| | = 2.6 − (−1). 3 = 12 + 3 = 15
3 6
2 −1
3| | = 3(2.2 − (−1). 1) = 3(4 + 1) = 3.5 = 15
1 2

4. Nilai determinan suatu matriks sama dengan nol jika dua baris/kolom saling
berkelipatan.
Contoh 12:
1 2
Diberikan matriks 𝐴 = ( ). Kita ketahui bahwa baris kedua merupakan 4
4 8
kali baris pertama dan nilai 𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = 1.8 − 2.4 = 8 − 8 = 0

5. Nilai determinan matriks segitiga atas, matriks segitiga bawah, dan matriks diagonal
dapat ditentukan dari hasil perkalian elemen-elemen pada diagonal utama.
Contoh 13:
1 0
Diberikan matriks 𝐴 = ( ), maka 𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = 1.8 = 8
4 8

6. Harga determinan tidak berubah jika baris ke-i ditambah dengan k kali baris ke-j.
Contoh 14:
1 3 1 3
Diberikan matriks 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = ( ). Dapat kita lihat bahwa baris
2 5 4 11
ke-2 matriks B diperoleh dari baris ke-2 matriks A yang ditambah dengan dua
kali baris pertama matriks A.
Dapat kita cari nilai masing-masing determinan dari A dan B
𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = 1.5 − 3.2 = 5 − 6 = −1
𝑑𝑒𝑡. 𝐵 = 1(11) − 3.4 = 11 − 12 = −1
Terbukti bahwa 𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = 𝑑𝑒𝑡. 𝐵 = −1

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


12
7. Determinan dari perkalian dua matriks sama dengan hasil kali determinan kedua
matriks tersebut. Ditulis |𝐴𝐵| = |𝐴|. |𝐵| atau 𝑑𝑒𝑡. (𝐴𝐵) = 𝑑𝑒𝑡. 𝐴 × 𝑑𝑒𝑡. 𝐵
Contoh 15:
1 3 −2 4
Diberikan 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = ( )
2 5 7 −1
1 3 −2 4 1(−2) + 3.7 1.4 + 3(−1) 19 1
Maka 𝐴𝐵 = ( )( )=( )=( )
2 5 7 −1 2(−2) + 5.7 2.4 + 5(−1) 31 3
19 1
Sehingga |𝐴𝐵| = | | = 19.3 − 31(1) = 57 − 31 = 26
31 3
1 3
Sedangkan |𝐴| = | | = 1.5 − 2.3 = 5 − 6 = −1
2 5
−2 4
|𝐵| = | | = (−2)(−1) − 7.4 = 2 − 28 = −26
7 −1
Akibatnya |𝐴|. |𝐵| = (−1)(−26) = 26
Terbukti bahwa |𝐴𝐵| = |𝐴|. |𝐵| = 26

Setelah kita mempelajari tentang determinan matriks beserta sifat-sifatnya,


selanjutnya akan kita pelajari tentang invers matriks. Misal A dan B adalah matriks
persegi dan I adalah matriks identitas, jika AB=I, maka kita katakana bahwa B adalah
invers dari A, atau A adalah invers dari B. Dengan kata lain A dan B saling invers.
𝑎 𝑏
Misal diberikan matriks 𝐴 = ( ) maka invers dari A (dinotasikan
𝑐 𝑑
1 𝑑 −𝑏
dengan 𝐴−1 ) dirumuskan dengan 𝐴−1 = 𝑑𝑒𝑡.𝐴 ( ). Selanjutnya matriks
−𝑐 𝑎
𝑑 −𝑏
( ) tersebut dinamakan dengan Adjoin A (dinotasikan dengan Adj A).
−𝑐 𝑎

𝑎
𝑏 1
Jika 𝐴 = ( ) maka 𝐴−1 = 𝑑𝑒𝑡.𝐴 . 𝐴𝑑𝑗 𝐴 =
𝑐
𝑑
1 𝑑 −𝑏
( )
Adapun matriks singular (matriks yang determinannya 𝑎nol) tidak memiliki invers.
𝑑𝑒𝑡.𝐴 −𝑐

Contoh 16:
4 −7
Jika 𝐴 = ( ), tentukan 𝐴−1 !
1 −2

Jawab :
𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = 4(−2) − 1(−7) = −8 + 7 = −1
−2 7
Dan 𝐴𝑑𝑗 𝐴 = ( )
−1 4
Sehingga,
1
𝐴−1 = 𝐴𝑑𝑗. 𝐴
𝑑𝑒𝑡. 𝐴
1 −2 7 −2 7 2 −7
𝐴−1 = ( ) = −1 ( )=( )
−1 −1 4 −1 4 1 −4
2 −7
Jadi, invers dari A adalah 𝐴−1 = ( )
1 −4

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


13
Contoh 17:
4 −7 2 −7
Buktikan bahwa 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = ( ) saling invers !
1 −2 1 −4
Bukti :
4 −7 2 −7 4.2 + (−7)(1) 4. (−7) + (−7)(−4) 1 0
𝐴. 𝐵 = ( )( )=( )=( )
1 −2 1 −4 1.2 + (−2)(1) 1. (−7) + (−2)(−4) 0 1
=𝐼
Karena 𝐴. 𝐵 = 𝐼 maka terbukti bahwa A dan B saling invers.

Sifat-sifat Invers Matriks :


1. 𝐴. 𝐴−1 = 𝐴−1 . 𝐴 = 𝐼
2. (𝐴−1 )−1 = 𝐴
3. (𝐴𝐵)−1 = 𝐵 −1 . 𝐴−1
1
4. |𝐴−1 | =
|𝐴|

TUGAS 3.7
25 100
1. Jika 𝐴 = ( ) maka 𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = ⋯.
32 128
5 2
2. Jika 𝐴 = ( ) maka determinan 𝐴2 = ⋯.
4 3
27 16 1 2
3. Nilai dari | |+| | adalah….
81 48 3 4
3 5 2 1
4. Diberikan 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = ( ). Jika 𝑑𝑒𝑡. 𝐴 = 𝑑𝑒𝑡. 𝐵 maka nilai 𝑥 = ⋯.
4 6 4 𝑥
2 −3 1 6
5. Jika 𝐴 = ( ) dan 𝐴 = ( ) maka determinan AB sama dengan….
1 2 −3 −2
7 6
6. Jika 𝐴 = ( ) maka 𝐴−1 = ⋯.
4 3
4 8
7. Buktikan bahwa matriks 𝐴 = ( ) tidak memiliki invers !
5 10
3 −5 2 5
8. Diberikan 𝑃 = ( ) dan 𝑄 = ( ). Tunjukkan bahwa matriks A dan B
−1 2 1 3
saling invers !
9 7 𝑥 − 1 𝑥 − 12
9. Diketahui matriks 𝑃 = ( ) dan 𝑄 = ( ) saling invers. Tentukan
5 4 −𝑥 𝑥+4
nilai 𝑥 yang memenuhi !
6 3
10. Jika 𝐴 = ( ), tentukan |𝐴−1 | !
5 4

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


14
C.3 DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS ORDO 3x3

C.3.1 DETERMINAN MATRIKS ORDO 3x3

❖ Penentuan Determinan Matriks Ordo 3x3 dengan Aturan Sarrus

Determinan matriks merupakan salah satu persyaratan yang harus


dipenuhi dalam mencari invers suatu matriks. Dalam matriks, cara mencari
determinan berbeda untuk setiap ordonya. Kali ini kita akan membahas
mengenai cara menentukan determinan matriks ordo 3x3.
Untuk menentukan determinan matriks ordo 3x3 berbeda dengan
cara menentukan determinan matriks ordo 2x2, untuk menentukannya yaitu
pertama harus menambahkan kolom satu dan kolom dua secara berurutan ke
sebelah kanan matriks. Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian di bawah ini :
𝑎 𝑏 𝑐
Misal diberikan matriks 𝐴 = (𝑑 𝑒 𝑓 ) maka determinan matriks
𝑔 ℎ 𝑖
A adalah
𝑎 𝑏 𝑐 𝑎 𝑏
|𝐴| = | 𝑑 𝑒 𝑓| 𝑑 𝑒 = 𝑎𝑒𝑖 + 𝑏𝑓𝑔 + 𝑐𝑑ℎ − 𝑔𝑒𝑐 − ℎ𝑓𝑎 − 𝑖𝑑𝑏
𝑔 ℎ 𝑖 𝑔 ℎ
Penentuan matriks dengan cara seperti ini dinamakan dengan aturan Sarrus.

Selanjutnya, simak contoh berikut !


Contoh :
Tentukan determinan dari matriks di bawah ini !
1 2 3
𝑃 = (4 5 6)
7 8 9

Jawab :
1 2 3 1 2
|𝑃| = |4 5 6| 4 5
7 8 9 7 8

|𝑃| = 1.5.9 + 2.6.7 + 3.4.8 − 7.5.3 − 8.6.1 − 9.4.2


= 45 + 84 + 96 − 105 − 48 − 72
|𝑃| = 225 − 225 = 0
Jadi, determinan matriks tersebut adalah 0

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


15
❖ Penentuan Determinan Matriks Ordo 3x3 dengan Ekspansi
Baris/Kolom

Selain dengan aturan Sarrus tersebut, kita juga dapat menentukan nilai
determinan matriks ordo 3x3 dengan cara lain yaitu ekspansi baris/kolom. Perhatikan
ilustrasi berikut !
𝑎 𝑏 𝑐
Misal diberikan matriks 𝐴 = ( 𝑑 𝑒 𝑓) maka determinan matriks A adalah
𝑔 ℎ 𝑖
1. Ekspansi baris pertama
𝑎 𝑏 𝑐
𝑒 𝑓 𝑑 𝑓 𝑑 𝑒
|𝐴| = |𝑑 𝑒 𝑓 | = 𝑎 | |−𝑏| |+𝑐| |
ℎ 𝑖 𝑔 𝑖 𝑔 ℎ
𝑔 ℎ 𝑖

2. Ekspansi baris kedua


𝑎 𝑏 𝑐
𝑎 𝑐 𝑎 𝑏
|𝐴| = |𝑑 𝑒 𝑓 | = −𝑑 |𝑏 𝑐
| + 𝑒 |𝑔 𝑖 | − 𝑓 | |
ℎ 𝑖 𝑔 ℎ
𝑔 ℎ 𝑖

3. Ekspansi baris ketiga


𝑎 𝑏 𝑐
𝑏 𝑐 𝑎 𝑐 𝑎 𝑏
|𝐴| = |𝑑 𝑒 𝑓 | = 𝑔 | | − ℎ |𝑑 𝑓 | + 𝑖 |𝑑 |
𝑒 𝑓 𝑒
𝑔 ℎ 𝑖

4. Ekspansi kolom pertama


𝑎 𝑏 𝑐
𝑒 𝑓 𝑏 𝑐 𝑏 𝑐
|𝐴| = |𝑑 𝑒 𝑓 | = 𝑎 | |−𝑑| |+𝑔| |
ℎ 𝑖 ℎ 𝑖 𝑒 𝑓
𝑔 ℎ 𝑖

5. Ekspansi kolom kedua


𝑎 𝑏 𝑐
𝑑 𝑓 𝑎 𝑐 𝑎 𝑐
|𝐴| = |𝑑 𝑒 𝑓 | = −𝑏 | | + 𝑒 |𝑔 𝑖 | − ℎ |𝑑 𝑓|
𝑔 𝑖
𝑔 ℎ 𝑖

6. Ekspansi kolom ketiga


𝑎 𝑏 𝑐
𝑑 𝑒 𝑎 𝑏 𝑎 𝑏
|𝐴| = |𝑑 𝑒 𝑓 | = 𝑐 | |−𝑓| |+𝑖| |
𝑔 ℎ 𝑔 ℎ 𝑑 𝑒
𝑔 ℎ 𝑖

Untuk lebih memahami aplikasinya, simak contoh berikut !


Contoh :
Tentukan determinan dari matriks di bawah ini !
1 2 3
𝑃 = (4 5 6)
7 8 9

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


16
Dengan ekspansi baris pertama, maka
|𝑃| = 1 |5 6| − 2 |4 6| + 3 |4 5|
8 9 7 9 7 8
= 1(5.9 − 6.8) − 2(4.9 − 6.7) + 3(4.8 − 5.7)
= 1(45 − 48) − 2(36 − 42) + 3(32 − 35)
= 1(−3) − 2(−6) + 3(−3) = −3 + 12 − 9 = 0
Maka determinan matriks P adalah 0.

C.3.2 INVERS MATRIKS ORDO 3X3

Berikut ini adalah 5 langkah menentukan invers matriks ordo 3x3 :


1. Tentukan minor matriks
2. Tentukan kofaktor matriks
3. Tentukan adjoin matriks
4. Tentukan determinan matriks
1
5. Operasikan rumus invers matriks yaitu 𝑑𝑒𝑡.𝐴 . 𝐴𝑑𝑗𝑜𝑖𝑛 𝐴

Agar lebih mudah, maka simak contoh berikut !


Contoh :
3 −5 0
Tentukan invers dari matriks 𝑃 = ( 2 −3 1)
−1 2 2
Jawab :
Langkah-langkah :

1. Minor Matriks
Minor matriks adalah determinan matriks bagian dari matriks yang diperoleh
dengan cara menghilangkan elemen pada baris tertentu dan elemen pada kolom
tertentu.
3 −5 0
Misalkan diberikan matriks 𝑃 = ( 2 −3 1)
−1 2 2

Maka minor-minornya nya adalah :

1. Minor baris ke-1, kolom ke-1 = 𝑴𝟏𝟏 ,


𝑀11 diperoleh dengan menutup elemen baris pertama dan elemen kolom
pertama.
3 −5 0
−3 1
𝑃 = ( 2 −3 1) maka 𝑀11 = | | = −3(2) − 2.1 = −6 −
2 2
−1 2 2
2 = −8

2. Minor baris ke-1, kolom ke-2 = 𝑴𝟏𝟐


𝑀12 diperoleh dengan menutup elemen baris pertama dan elemen kolom
kedua.

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


17
3 −5 0
2 1
𝑃 = ( 2 −3 1) maka 𝑀12 = | | = 2(2) − (−1)1 = 4 +
−1 2
−1 2 2
1=5
3. Minor baris ke-1 kolom ke-3 = 𝑴𝟏𝟑
𝑀13 diperoleh dengan menutup elemen baris pertama dan elemen kolom
ketiga.

3 −5 0
2 −3
𝑃 = ( 2 −3 1) maka 𝑀13 = | | = 2(2) − (−1)(−3) =
−1 2
−1 2 2
4−3=1

4. Minor baris ke-2, kolom ke-1 = 𝑴𝟐𝟏


𝑀21 diperoleh dengan menutup elemen baris kedua dan elemen kolom
pertama.

3 −5 0
−5 0
𝑃 = ( 2 −3 1) maka 𝑀21 = | | = −5(2) − 2.0 = −10 −
2 2
−1 2 2
0 = −10

5. Minor baris ke-2, kolom ke-2 = 𝑴𝟐𝟐


𝑀22 diperoleh dengan menutup elemen baris kedua dan elemen kolom
kedua.

3 −5 0
3 0
𝑃 = ( 2 −3 1) maka 𝑀22 = | | = 3(2) − (−1).0 = 6 −
−1 2
−1 2 2
0=6

6. Minor baris ke-2, kolom ke-3 = 𝑴𝟐𝟑


𝑀23 diperoleh dengan menutup elemen baris kedua dan elemen kolom
ketiga.

3 −5 0
3 −5
𝑃 = ( 2 −3 1) maka 𝑀23 = | | = 3(2) − (−1)(−5) =
−1 2
−1 2 2
6−5=1

7. Minor baris ke-3, kolom ke-1 = 𝑴𝟑𝟏


𝑀31 diperoleh dengan menutup elemen baris ketiga dan elemen kolom
pertama.

3 −5 0
−5 0
𝑃 = ( 2 −3 1) maka 𝑀31 = | | = −5(1) − (−3)(0) =
−3 1
−1 2 2
−5 − 0 = −5

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


18
8. Minor baris ke-3, kolom ke-2 = 𝑴𝟑𝟐
𝑀32 diperoleh dengan menutup elemen baris ketiga dan elemen kolom
kedua.

3 −5 0
3 0
𝑃 = ( 2 −3 1) maka 𝑀32 = | | = 3(1) − (2)(0) = 3 − 0 =
2 1
−1 2 2
3

9. Minor baris ke-3, kolom ke-3 = 𝑴𝟑𝟑


𝑀33 diperoleh dengan menutup elemen baris ketiga dan elemen kolom
ketiga.

3 −5 0
3 −5
𝑃 = ( 2 −3 1) maka 𝑀33 = | | = 3(−3) − (2)(−5) =
2 −3
−1 2 2
−9 + 10 = 1

Maka minor dari matriks P adalah :


−8 5 1
𝑀𝑃 = (−10 6 1)
−5 3 1

2. Kofaktor Matriks
Kofaktor dari suatu matriks adalah suatu keadaan dari elemen-elemen matriks
yang telah diminor matrikan yang menyatakan bahwa "apakah elemen bernilai
positif atau negatif pada suatu letak tertentu apabila dikofaktorkan".

Untuk menentukan kofaktor matriks harus dicari dengan rumus berikut ini :

KEab = (-1)a+b x NEab

Keterangan :

KE : Kofaktor Elemen Matriks


a : Baris ke-a
b : Kolom ke-b
NE : Nilai elemen Minor Matriks

−8 5 1
Maka Kofaktor dari matriks 𝑀𝑃 = (−10 6 1) adalah
−5 3 1

KEab = (-1)a+b x NEab


1+1
KE11 = (-1) x NE11 = (-1)2 x (-8) = 1 x -8 = -8
KE12 = (-1)1+2 x NE12 = (-1)3 x (5) = -1 x (5) = -5
KE13 = (-1)1+3 x NE12 = (-1)4 x (1) = 1 x (1) = 1
KE21 = (-1)2+1 x NE21 = (-1)3 x (-10) = -1 x (-10) = 10
KE22 = (-1)2+2 x NE22 = (-1)4 x (6) = 1 x (6) = 6

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


19
KE23 = (-1)2+3 x NE23 = (-1)5 x (1) = -1 x (1) = -1
KE31 = (-1)3+1 x NE31 = (-1)4 x (-5) = 1 x (-5) = -5
KE32 = (-1)3+2 x NE32 = (-1)5 x (3) = -1 x (3) = -3
KE33 = (-1)3+3 x NE33 = (-1)6 x (1) = 1 x (1) = 1

Maka kofaktornya adalah :


−8 −5 1
𝐾𝑃 = ( 10 6 −1)
−5 −3 1

3. Adjoin Matriks Ordo 3x3

Adjoin merupakan hasil transpose dari kofaktor matriks. Transpose itu adalah
mengubah baris menjadi kolom atau sebaliknya. Maka adjoin matriks adalah
mengubah baris menjadi kolom atau sebaliknya dari kofaktor matriks.

Adjoin ditentukan dengan mentransposekan kofaktor dari matriks, misalnya


kofaktor matriks :

−8 −5 1
Maka transpose dari matriks 𝐾𝑃 = ( 10 6 −1) adalah
−5 −3 1
−8 10 −5
𝐴𝑑𝑗𝑜𝑖𝑛 𝑃 = (−5 6 −3)
1 −1 1

4. Determinan Matriks

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa determinan matriks 3x3 dapat
ditentukan dengan aturan Sarrus maupun ekspansi baris/kolom

3 −5 0 3 −5 0 3 −5
Maka 𝑑𝑒𝑡. 𝑃 = | 2 −3 1| = | 2 −3 1| 2 −3
−1 2 2 −1 2 2 −1 2

𝑑𝑒𝑡. 𝑃 = 3(−3)2 + (−5)1(−1) + 0.2.2 − (−1)(−3)0 − 2.1.3 −


2.2(−5)
𝑑𝑒𝑡. 𝑃 = −18 + 5 + 0 − 0 − 6 + 20 = 1

5. Invers Matriks
3 −5 0
Invers dari matriks 𝑃 = ( 2 −3 1) adalah
−1 2 2
1
𝑃−1 = × 𝐴𝑑𝑗𝑜𝑖𝑛 𝑃
𝑑𝑒𝑡. 𝑃

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


20
1 −8 10 −5 −8 10 −5
𝑃−1 = × (−5 6 −3) = (−5 6 −3)
1
1 −1 1 1 −1 1
3 −5 0 −8 10 −5
Jadi invers dari matriks 𝑃 = ( 2 −3 1) adalah 𝑃 −1 = (−5 6 −3)
−1 2 2 1 −1 1

Bagaimana, cukup panjang ya langkah menentukan invers matriks ordo 3x3?


Akan tetapi, kita akan merasa puas saat berhasil menentukan inversnya dan kita yakin
bahwa jawaban yang kita temukan tepat. Nah, mari kita buktikan apakah invers yang
kita temukan tersebut benar?
Untuk membuktikannya maka cukup kita buktikan bahwa 𝑃. 𝑃 −1 = 𝐼. Coba
kalian buktikan !

D. PENGGUNAAN DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

Di kelas X telah kalian pelajari tentang penyelesaian sistem persamaan linear


baik dua variable maupun tiga variable. Penyelesaian tersebut dapat dicari
menggunakan teknik eliminasi, substitusi, maupun gabungan antara eliminasi dengan
substitusi. Pada sub topik ini akan dibahas teknik lain dalam menyelesaikan sistem
persamaan linear yaitu menggunakan determinan matriks.
Misal diberikan sistem persamaan linear dua variable (SPLDV) seperti
berikut
𝑎11 𝑥 + 𝑎12 𝑦 = 𝑏1
𝑎21 𝑥 + 𝑎22 𝑦 = 𝑏2

SPLDV tersebut dapat disajikan dalam bentuk matriks berikut :


𝑎11 𝑎12 𝑥 𝑏
(𝑎 ) (𝑦) = ( 1 )
21 𝑎22 𝑏2
Maka nilai 𝑥 dan 𝑦 dapat kita temukan dengan aturan Crammer, yaitu
𝑏 𝑎12
𝐷𝑥 | 1 |
𝑏2 𝑎22
𝑥= = 𝑎
𝐷 11 𝑎12
|𝑎 |
21 𝑎22
Dan
𝑎 𝑏1
𝐷𝑦 | 11 |
𝑎 𝑏
𝑦= = 𝑎 21 𝑎 2
𝐷 |𝑎
11 12
|
21 𝑎 22
Untuk lebih memahaminya, simak contoh berikut !

Contoh :
Tentukan nilai 𝑥 dan 𝑦 yang memenuhi sistem persamaan linear berikut !
2𝑥 − 3𝑦 = −4

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


21
3𝑥 + 𝑦 = 5

Jawab :
−4 −3
𝐷𝑥 | 5 |
1 = (−4). 1 − 5(−3) = −4 + 15 = 11 = 1
𝑥= =
𝐷 2 −3 2.1 − 3(−3) 2+9 11
| |
3 1
2 −4
𝐷𝑦 |3 5 | 2.5 − 3(−4) 10 + 12 22
𝑦= = = = = =2
𝐷 2 −3
| | 2.1 − 3(−3) 2+9 11
3 1

Aturan Crammer tersebut juga dapat digunakan untuk menyelesaikan


sistem persamaan linear tiga variabel. Hal tersebut diilustrasikan sebagai
berikut !
Misal diberikan sistem persamaan linear tiga variabel (SPLTV) seperti
berikut
𝑎11 𝑥 + 𝑎12 𝑦 + 𝑎13 𝑧 = 𝑏1
𝑎21 𝑥 + 𝑎22 𝑦 + 𝑎23 𝑧 = 𝑏2
𝑎31 𝑥 + 𝑎32 𝑦 + 𝑎33 𝑧 = 𝑏3

SPLTV tersebut dapat disajikan ke dalam bentuk matriks berikut :


𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑥 𝑏1
(𝑎21 𝑎22 𝑎23 ) (𝑦) = (𝑏2 )
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑧 𝑏3

Maka nilai 𝑥, 𝑦, dan 𝑧 dapat kita temukan dengan aturan Crammer, yaitu
𝑏1 𝑎12 𝑎13
|𝑏2 𝑎22 𝑎23 |
𝐷𝑥 𝑏 𝑎 𝑎
𝑥= = 𝑎 3 𝑎32 𝑎33
𝐷 11 12 13
𝑎
| 21 𝑎 22 𝑎 23 |
𝑎31 𝑎32 𝑎33
𝑎11 𝑏1 𝑎13
|𝑎21 𝑏2 𝑎23 |
𝐷𝑦 𝑎 𝑏 𝑎
𝑦= = 𝑎 31 𝑎 3 𝑎33
𝐷 11 12 13
𝑎
| 21 𝑎 22 𝑎 23 |
𝑎31 𝑎32 𝑎33
𝑎11 𝑎12 𝑏1
|𝑎21 𝑎22 𝑏2 |
𝐷𝑧 𝑎 𝑎 𝑏
𝑧= = 𝑎 31 𝑎 32 𝑎 3
𝐷 11 12 13
𝑎
| 21 𝑎 22 𝑎 23 |
𝑎31 𝑎32 𝑎33

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


22
Dapat kita amati bahwa :
• 𝐷𝑥 merupakan determinan matriks di ruas kiri dengan terlebih dulu mengganti kolom
pertama dengan nilai di ruas kanan.
• 𝐷𝑦 merupakan determinan matriks di ruas kiri dengan terlebih dulu mengganti kolom
kedua dengan nilai di ruas kanan.
• 𝐷𝑧 merupakan determinan matriks di ruas kiri dengan terlebih dulu mengganti kolom
ketiga dengan nilai di ruas kanan.
• 𝐷 merupakan determinan matriks di ruas kiri.

PERSAMAAN MATRIKS

Persamaan matriks merupakan persamaan yang berbentuk AX=B atau


XA=B dengan A, B, dan X merupakan matriks. Dalam hal ini kita diminta
untuk menentukan matriks X yang memenuhi persamaan. Penyelesaian dari
persamaan matriks ini yaitu matriks X dapat kita tentukan dengan
memanfaatkan sifat 𝐴. 𝐴−1 = 𝐼 atau 𝐴−1 . 𝐴 = 𝐼 serta 𝐼. 𝑋 = 𝑋. 𝐼 = 𝑋.
Jika 𝐴. 𝑋 = 𝐵 maka dengan mengalikan 𝐴−1 pada kedua ruas kita
dapatkan:
𝐴. 𝑋 = 𝐵
𝐴 . 𝐴. 𝑋 = 𝐴−1 . 𝐵
−1

𝐼. 𝑋 = 𝐴−1 . 𝐵
𝑋 = 𝐴−1 . 𝐵
Kemudian jika diberikan persamaan 𝑋. 𝐴 = 𝐵 maka
𝑋. 𝐴 = 𝐵
𝑋. 𝐴. 𝐴−1 = 𝐵. 𝐴−1
𝑋. 𝐼 = 𝐵. 𝐴−1
𝑋 = 𝐵. 𝐴−1

Sekarang dapatkah kalian membedakan antara bentuk persamaan


𝐴. 𝑋 = 𝐵 dengan 𝑋. 𝐴 = 𝐵? Apakah keduanya memiliki teknik yang sama
dalam menentukan matriks 𝑋 ?
Selanjutnya simak contoh berikut !

Contoh :
2 3 6
Tentukan 𝑋 agar ( )𝑋 = ( )
3 5 4
Jawab :
Persamaan tersebut berbentuk 𝐴. 𝑋 = 𝐵 sehingga 𝑋 = 𝐴−1 . 𝐵
𝑋 = 𝐴−1 . 𝐵
2 3 −1 6
𝑋=( ) .( )
3 5 4
1 5 −3 6
𝑋= ( )( )
2.5 − 3.3 −3 2 4

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


23
1 5 −3 6 5.6 + (−3)4 30 − 12 18
𝑋= ( )( ) = ( )=( )=( )
1 −3 2 4 (−3)6 + 2.4 −18 + 8 −10

LATIHAN SOAL

5 −3 7 3
1. Jika 𝐴 = ( ),𝐵 = ( ) maka 𝐴𝐵 𝑡 = ⋯.
1 0 −2 4

4 5 7 1 6 8
2. Jika 𝐶 = (2 1 0) (9 0 7) maka 𝑐32 = ⋯.
6 8 3 2 1 5

3. (−1 2) (3 −1) (5) = ⋯.


2 4 1

1 2 𝑐 𝑎 8𝑎 4 𝑎 −6
4. Nilai b yang memenuhi persamaan ( )( )=( )−( )
−2 3 3𝑐 2𝑎 16𝑏 9𝑐 2𝑏 5𝑐
adalah….

4 5 4 𝑥
5. Misal 𝐴 = ( );𝐵 = ( ); I adalah matriks identitas dan AB=I, maka 𝑥 = ⋯.
3 4 𝑦 4

3 2 1 0
6. Jika 𝐴 = ( ) dan 𝐼 = ( ) maka 𝐴𝐼 − 2𝐴 = ⋯.
1 0 0 1

1 3
7. Misal 𝐴 = ( ) dan I adalah matriks identitas dan O adalah matriks nol. Supaya
1 3
𝐴2 − 𝑎𝐴 + 𝑏𝐼 = 𝑂 maka nilai 𝑎 yang memenuhi adalah….

2 3 −4 −6
8. Misal 𝐴 = ( ),𝐵 = ( ). Jika 2𝐴 = −𝐵 maka 𝑥 = ⋯.
−3 1 6 𝑥

𝑥+1 2 𝑥 3 3 5
9. Diketahui ( )+( )=( ). Nilai 𝑥 dan 𝑦 yang memenuhi
3 5 2 𝑦+2 5 4
persamaan di atas adalah….

6 −2 1
10. Jika perkalian matriks (1 𝑥 ) ( ) ( ) menghasilkan matriks nol, maka nilai
−3 1 𝑥
𝑥 yang memenuhi adalah….

4 0 0
11. Jika determinan 𝐴 = (3 5 8) ditentukan dengan ekspansi baris pertama, maka
4 6 7
determinan A=….

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


24
12. Jika nilai 𝑥 pada sistem persamaan
3𝑥 + 4𝑦 = 6
5𝑥 + 7𝑦 = 10
Ditentukan dengan menggunakan determinan, maka 𝑥 = ⋯.

3 5 2 1
13. Misal 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = ( ). Jika det 𝐴 = det 𝐵, maka 𝑥 = ⋯.
4 6 4 𝑥

2 −3 1 6
14. Jika 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = ( ) maka determinan AB sama dengan….
1 2 −3 −2

3 1 2
15. Jika matriks 𝐴 = (0 𝑥 −1) adalah matriks singular, maka nilai 𝑥 yang
0 𝑥2 −4
memenuhi adalah….

𝑥2 𝑥 1
16. Jika 𝛼 dan 𝛽 adalah akar-akar dari persamaan | 4 2 1| = 0 maka nilai dari
0 −3 1
5(𝛼 + 𝛽) = ⋯.

17. Ubahlah sistem persamaan berikut


3𝑥 + 4𝑦 = 6
5𝑥 + 7𝑦 = 10
dalam bentuk persamaan matriks !
2 3
18. Jika 𝐴 = ( ) maka 𝐴−1 = ⋯.
1 2

1 2 𝑎 −2
19. Jika 𝐴 = ( ) dan 𝐴−1 = ( ) maka nilai 𝑎 + 𝑏 = ⋯.
3 7 −3 𝑏

4 3 𝑥 2
20. Jika ( ) ( ) = ( ) maka 𝑥 + 𝑦 = ⋯.
1 1 𝑦 5

3 5 2 3
21. Diketahui 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = ( ). Jika AX=B, maka X=….
1 2 1 −1

1 2 −2 5
22. Supaya persamaan ( )𝑋 = ( ) benar, maka X=….
3 5 −4 13

3 5 1 4
23. Matriks X agar 𝑋 ( )=( ) adalah….
4 7 2 5

1 −2 3
24. Diketahui 𝑃 = (−4 0 0) dan M adalah matriks minor dari P serta 𝑚𝑖𝑗 adalah
3 5 2
elemen matriks M, maka 𝑚23 dan 𝑚32 masing-masing adalah…..

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


25
2 1
25. Misal 𝐴 = ( ) maka 𝐴3 = ⋯.
0 3

Daftar Pustaka
https://matematikaakuntansi.blogspot.com/2017/12/5-langkah-menentukan-
invers-matriks-ordo-3x3.html, diakses pada 3 September 2019 pukul 07.30
WIB.
https://www.materimatematika.com/2017/10/invers-perkalian-matriks-ordo-
3-x-3.html, diakses pada 31 Agustus 2020 pukul 15.30 WIB.
Simangunsong, Wilson, 2016, PKS Matematika Wajib Kelas XI SMA/MA,
Jakarta, Gematama

Matriks/ XI/ Matematika Tingkat Lanjut/ SMA 70 / Nur Puji Lestari


26

Anda mungkin juga menyukai