Anda di halaman 1dari 24

PELAYANAN RESEP

No. : 440/1937/
Dokumen UPT.PKM-BHS/
SOP
2023
No. Revisi : 2
Tgl. Terbit : 03 Juli 2023
Halaman : 1/3
UPT PUSKESMAS DEDI ERIADI, SKM
BAHONSUAI NIP. 197402121994031003
1. Pengertian Prosedur tindakan yang harus di lakukan mulai dari penerimaan
Resep sampai pada penyerahan obat/BHP yang disertai dengan
informasi yang jelas.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelayanan resep
dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kefarmasian di
Puskesmas.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas No. 440/196/UPT.PKM-BHS/2020
Tentang Peresepan, pemesanan, pengelolaan dan penggunaan
obat di UPT Puskesmas Bahonsuai.
4. Referensi Permemkes No. 26 Tahun 2020 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas.
Pedoman Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Bahonsuai
Tahun 2019.
5. Prosedur/ Pelayanan Resep/Pelanggan
Langkah-langkah
1. Petugas menerima resep dari pasien/keluarga pasien
2. Petugas melakukan skrining resep yang meliputi:
a. Skiring Administrasi (Melakukan pemeriksaan
kelenngkapan dan keabsahan resep yaitu nama dokter,
tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter
serta nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan
pasien).
b. Skrining Farmasetik (Melakukan pemeriksaan kesesuian
farmasetik yaitu bentuk sediaan, dosis, frekuensi,
kekuatan, masalah penggunaan obat, sehingga
pengobatan menjadi lebih rasional, aman, efektif dan
efisien).
c. Skrining Klinis (Mengkaji aspek klinis dengan cara
melakukan patient assesment kepada pasien yaitu adanya
alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi,
jumlah obat dan kondisi khusus lainnya).
d. Mengkomunikasikan ke dokter tentang masalah resep
apabila diperlukan
e. Petugas Menyiapakan Obat yang di minta sesuai dengan
resep.
f. Petugas memberi label pada setiap item obat sesuai resep
g. Petugas mengecek kembali kesesuaian obat dengan resep
sebelum diserahkan ke pasien
h. Petugas Menyerahkan Obat kepada pasien sekaligus
menjelaskan PIO Obat tersebut
i. Petugas Menanyakan kembali apakah pasien mengerti
penggunaan obat tersebut.
j. Petugas mengucapkan Terima Kasih dan Semoga lekas
sembuh
I. Unit terkait Apotek, UGD/Perawatan, Kamar Bersalin, KIA, Poli Gigi, Poli
Umum, MTBS
II. Rekaman Historis
Perubahan

Tanggal
N Yang
Isi Perubahan Mulai di
o Diubah
Terbitkan
1 No 440/572/UPT.PKM-
Dokumen BHS/2020
Menjadi 03-07-2023
440/1937/UPT.PKM-
BHS/2023
2 No Revisi 1 Menjadi 2 03-07-2023
Standar pelayanan
Apotek untuk
3 menghindari
Pengertian
penyebaran virus
CIVID-19 selama
masa KLB COVID-19
Sebagai acuan
penerapan langkah-
langkah untuk:
1. Melakukan
pencegahan
penyebaran virus
4 Tujuan COVID-19 di
apotek
2. Melakukan upaya
perlindungan untuk
personil apotek
dari penularan
III.

PELAYANAN RESEP
No. : 440/ /UPT.PKM-
SOP Dokumen BHS/2023
No. Revisi : 2
Tgl. Terbit : 03 Juli 2023
Halaman : 1/3
UPT PUSKESMAS DEDI ERIADI, SKM
BAHONSUAI NIP. 197402121994031003
1. Pengertian Prosedur tindakan yang harus di lakukan mulai dari penerimaan
Resep sampai pada penyerahan obat/BHP yang disertai dengan
informasi yang jelas.
6. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelayanan resep
dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kefarmasian di
Puskesmas.
7. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas No. 440/196/UPT.PKM-BHS/2020
Tentang Peresepan, pemesanan, pengelolaan dan penggunaan
obat di UPT Puskesmas Bahonsuai.
8. Referensi Permemkes No. 26 Tahun 2020 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas.
Pedoman Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Bahonsuai
Tahun 2019.
9. Prosedur/ Pelayanan Resep/Pelanggan
Langkah-langkah
3. Petugas menerima resep dari pasien/keluarga pasien
4. Petugas melakukan skrining resep yang meliputi:
k. Skiring Administrasi (Melakukan pemeriksaan
kelenngkapan dan keabsahan resep yaitu nama dokter,
tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter
serta nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan
pasien).
l. Skrining Farmasetik (Melakukan pemeriksaan kesesuian
farmasetik yaitu bentuk sediaan, dosis, frekuensi,
kekuatan, masalah penggunaan obat, sehingga
pengobatan menjadi lebih rasional, aman, efektif dan
efisien).
m. Skrining Klinis (Mengkaji aspek klinis dengan cara
melakukan patient assesment kepada pasien yaitu adanya
alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi,
jumlah obat dan kondisi khusus lainnya).
n. Mengkomunikasikan ke dokter tentang masalah resep
apabila diperlukan
o. Petugas Menyiapakan Obat yang di minta sesuai dengan
resep.
p. Petugas memberi label pada setiap item obat sesuai resep
q. Petugas mengecek kembali kesesuaian obat dengan resep
sebelum diserahkan ke pasien
r. Petugas Menyerahkan Obat kepada pasien sekaligus
menjelaskan PIO Obat tersebut
s. Petugas Menanyakan kembali apakah pasien mengerti
penggunaan obat tersebut.
t. Petugas mengucapkan Terima Kasih dan Semoga lekas
sembuh
IV. Unit terkait Apotek, UGD/Perawatan, Kamar Bersalin, KIA, Poli Gigi, Poli
Umum, MTBS
V. Rekaman Historis
Perubahan

Tanggal
N Yang
Isi Perubahan Mulai di
o Diubah
Terbitkan
1 No 440/572/UPT.PKM-
Dokumen BHS/2020
Menjadi 03-07-2023
440/ /UPT.PKM-
BHS/2023
2 No Revisi 1 Menjadi 2 03-07-2023
Standar pelayanan
Apotek untuk
3 menghindari
Pengertian
penyebaran virus
CIVID-19 selama
masa KLB COVID-19
Sebagai acuan
penerapan langkah-
langkah untuk:
3. Melakukan

VI. pencegahan
penyebaran virus
4 Tujuan COVID-19 di
apotek
4. Melakukan upaya
perlindungan untuk
personil apotek
dari penularan
virus COVID-19
Pedoman Kemenkes
RI terkait Pedoman
Kesiapsiagaan Covid-
19 Rev 02 Tahun
2020
5 Referensi
Pedoman Pelayanan
Kefarmasian di UPT
Puskesmas
Bahonsuai Tahun
2019
Menghilangkan poit I
6 Prosedur dan Point 2 pada
PENCATATAN, PEMANTAUAN,
PELAPORAN ESO DAN KTD
No. : 440/536/UPT.PKM-
SOP Dokumen BHS/2020
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Februari 2020
Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS DEDI ERIADI, SKM
BAHONSUAI NIP. 197402121994031003
10. Pengertian Suatu proses kegiatan pemantauan setiap respon tubuh, terhadap
obat yang merugikan atau yang tidak diharapkan yang terjadi pada
dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi serta dalam mengevaluasi
Pengobatan sesuai Formularium Puskesmas.
11. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk dalam
pencatatan, pemantauan dan pelaporan efek samping obat dan
kejadian yang tidak diharapkan terjadi.
12. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas No. 440/194/UPT.PKM-BHS/2020
Tentang pencatatan, pemantauan dan pelaporan efek samping
obat dan kejadian yang tidak diharapkan terjadi di UPT Puskesmas
Bahonsuai.
13. Referensi Permemkes No. 26 Tahun 2020 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas.
Pedoman Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Bahonsuai
Tahun 2019.
14. Prosedur/ 1. P e t u g a s f a r m a s i m e l a k s a n a k a n m o n
Langkah-langkah i t o r i n g k e j a d i a n E S O d a n K T D , dengan
disertai data lengkap identitas pasien, hari, tanggal dan jamk e
jadian, definisi efek yang terjadi, jenis o
b a t y a n g d i d u g a menyebabkan ESO/KTD.
2. P e t u g a s f a r m a s i m e l a k u k a n p e m i l i h a n d a n p e n e t a
pan ESO danKTD berat yang belum pernah terjad
i s e b e l u m n y a a k i b a t o b a t - obatan tertentu
3. P e t u g a s f a r m a s i m e m b u a t l a p o r a n M E S O
d a n K T D o b a t , d a n ditindak lanjuti dalam rapat PMKP
4. Petugas farmasi melaporkan kepada tim mutu.
5. Petugas farmasi bersama dengan tim mutu menganalis
a penyebabmasalah (metode RCA)
6. P e t u g a s F a r m a s i b e r s a m a t i m m u t u m
e r e n c a n a k a n u p a y a perbaikan untuk mengatasi ma
salah.
7. Petugas Farmasi bersama tim mutu melakukan evaluasi
atas upayaperbaikan tersebut
8. P e t u g a s F a r m a s i b e r s a m a t i m m u t u m e r u m u s k a n
R T L d a n t i n d a k lanjut dari evaluasi yang sudah dilakukan

VII. Unit terkait Apotek, UGD/Perawatan, Kamar Bersalin, KIA, Poli Gigi, Poli
Umum, MTBS
VIII. Rekaman Historis
Perubahan
PEMINDAHAN OBAT DAN BHP
No. : 440/547/UPT.PKM-
SOP Dokumen BHS/2020
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Februari 2020
Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS DEDI ERIADI, SKM
BAHONSUAI NIP. 197402121994031003
15. Pengertian Pemindahan obat dan bahan medis habis pakai adalah pengambilan serta
penyerahan obat dan bahan medis habis pakai.
16. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk meminimalkan
kesalahan pengambilan dan mempercepat proses penyerahan obat dan
bahan medis habis pakai di UPT Puskesmas Bahonsuai
17. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas No. 440/196/UPT.PKM-BHS/2020
Tentang Peresepan, pemesanan, pengelolaan dan penggunaan
obat di UPT Puskesmas Bahonsuai.
18. Referensi Permemkes No. 26 Tahun 2020 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas.
Pedoman Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Bahonsuai
Tahun 2019.
19. Prosedur/ 1. Memastikan sediaan yang diambil dari tempat persediaan
Langkah-langkah adalah benar dan sesuai dengan resep yang diterima.
2. Memeriksa dengan teliti label sediaan seperti No Batch dan
tanggal kadaluarsa.
3. Memindahkan obat dan bahan medis habis pakai
dilakukan secara FIFO (First In First Out) atau FEFO
(First Expired First Out).
4. Memastikan bahwa bagian strip yang terpotong memuat No
Batch dan tanggal kadaluarsa pada saat memotong strip.

IX. Unit terkait Apotek, UGD/Perawatan, Kamar Bersalin, KIA, Poli Gigi, Poli
Umum, MTBS
X. Rekaman Historis
Perubahan

KONSELING OBAT
No. : 440/549/UPT.PKM-
SOP Dokumen BHS/2020
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Februari 2020
Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS DEDI ERIADI, SKM
BAHONSUAI NIP. 197402121994031003
20. Pengertian 1. Konseling obat adalah bagian dari pelayanan kefarmasian di apotek
yang bertujuan untuk mencegah penggunaan obat yang salah,
meningkatkan pengetahuan pasien, kepatuhan, serta efektifitas terapi
obat. Konseling menjadi salah satu cara apoteker untuk
mempromosikan layanan kesehatan yang lebih baik lagi. Sehingga
kamu dapat menolong lebih banyak orang untuk kesembuhannya.
2. Konseling obat adalah proses interaktif antara Apoteker dengan
pasien/keluarga pasien untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman,
kesadaran, dan kepatuhan sehingga terjadi perubahan prilaku dalam
penggunaan obat serta dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi
pasien.

21. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:

1. Membangun kepercayaan (trust) antara apoteker sebagai pihak yang


bertanggung jawab dalam pengobatan dengan pasien.
2. Menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada pasien agar mereka
termotivasi untuk patuh.
3. Membantu pasien untuk beradaptasi dengan penyakit dan obatnya.
4. Membantu pasien untuk patuh pada aturan penggunaan obat yang
benar.
5. Meningkatkan kemampuan dan kesadaran pasien dalam
menyelesaikan masalah kesehatannya sendiri.
6. Mencegah/mengurangi masalah yang berkaitan dengan efek samping
obat, reaksi obat yang merugikan, hingga ketidakpatuhan.

22. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas No. 440/201/UPT.PKM-BHS/2020


Tentang Penanggung Jawab Pelayanan Obat di UPT Puskesmas
Bahonsuai.
23. Referensi Permemkes No. 26 Tahun 2020 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas.
Pedoman Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Bahonsuai
Tahun 2019.
24. Prosedur/ 1. Sebelum pelaksanaan, Apoteker perlu melakukan persiapan terlebih
Langkah-langkah dahulu. Diantaranya memilih pasien/keluarga pasien prioritas,
menyiapkan obat yang akan dijelaskan dan menyiapkan informasi yang
relavan dari referensi kefarmasian terpercaya.
2. Jika sudah siap, Apoteker bisa membuka komunikasi yang ramah
dengan pasien/keluarga pasien. Jangan lupa untuk menulis identitas
pasien, nama dokter, nama obat yang diberikan, jumlah obat, aturan
pakai, dan waktu minum obatnya, serta informasi lainnya jika
diperlukan.
3. Temui atau ajak pasien/keluarga pasien ke ruangan konseling
4. Pastikan identitas pasien benar dengan cara menanyakan pertanyaan
terbuka minimal 2 identitas seperti nama lengkap dan tanggal lahir
5. Mengidentifikasi dan membantu penyelesaian masalah terkait terapi obat
6. Menilai pemahaman pasien mengenai obat melalui pertanyaan three
prime questions
7. Menggali informasi lebih lanjut dari pasien. Anda bisa mempersilahkan
pasien untuk bercerita dan mengeksplorasi masalah atau kendalanya
dalam penggunaan obat
8. Tanggapi setiap pertanyaan dan kendala pasien sesuai dengan
pengetahuan
9. Memberikan informasi dan edukasi obat kepada pasien/keluarga pasien
terutama untuk obat yang digunakan secara mandiri oleh pasien. Berikan
informasi terkait indikasi, dosis, cara penggunaannya, efek terapi yang
diharapkan, dan hal-hal yang harus diperhatikan saat penggunaan obat
10. Minta pasien/keluarga pasien untuk mengulangi penjelasaan untuk
menilai pemahaman mereka
11. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien
12. Apoteker mendokumentasikan kegiatan dengan meminta tanda tangan
pasien/keluarga pasien

XI. Unit terkait Apotek, UGD/Perawatan, Kamar Bersalin, KIA, Poli Gigi, Poli
Umum, MTBS
XII. Rekaman Historis
Perubahan

PENYIAPAN DAN PENYERAHAN


SIRUP KERING
No. : 440/548/UPT.PKM-
SOP Dokumen BHS/2020
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Februari 2020
Halaman : 1
UPT PUSKESMAS DEDI ERIADI, SKM
BAHONSUAI NIP. 197402121994031003
25. Pengertian Sirup kering adalah sirup yang mengandung bahan obat dalam bentuk kering dan
digunakan dengan penambahan aquades atau air murni dingin Sebagai pedoman
petugas farmasi dalam pelaksanaan pelayanan terhadap permintaan tertulis dari
dokter dan dokter gigi.

26. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pelaksanaan dan


pengawasan terhadap pelayanan sediaan farmasi atau alat kesehatan
dengan resep dokter di UPT Puskesmas Bahonsuai

27. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas No. 440/196/UPT.PKM-BHS/2020


Tentang Peresepan, pemesanan, pengelolaan dan penggunaan
obat di UPT Puskesmas Bahonsuai.
28. Referensi Permemkes No. 26 Tahun 2020 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas.
Pedoman Pelayanan Kefarmasian di UPT Puskesmas Bahonsuai
Tahun 2019.
29. Prosedur/ 1. Siapkan sirup kering sesuai dengan permintaan pada resep
Langkah-langkah yang telah di lakukan kajian.
2. Tawarkan kepada pasien apakah ingin mengencerkan sendiri
atau dibantu oleh petugas farmasi.
3. Bila pasien ingin diencerkan oleh petugas farmasi, buka tutup
botol obat dengan benar.
4. Encerkan sirup kering dengan air yang layak minum sesuai
takaran.
5. Beri etiket dan beri label ”kocok dahulu”.
6. Telaah resep dan verifikasi resep.
7. Serahkan obat ke pasien disertai informasi yang jelas.
XIII. Unit terkait Apotek, UGD/Perawatan, Poli Gigi, Poli Umum, MTBS

XIV. Rekaman Historis


Perubahan

STOK OPNAME OBAT


No. : 440/ /UPT.PKM-
SOP Dokumen BHS/2020
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Februari 2020
Halaman : 1/1
UPT PUSKESMAS DEDI ERIADI, SKM
BAHONSUAI NIP. 197402121994031003
30. Pengertian Stok Opname obat merupakan suatu rangkaian kegiatan pengendalian
obat dan BMHP, dengan cara mencocokkan jumlah fisik obat dengan
kartu stok (kartu stok manual dan kartu stok sistem)
31. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
kesesuaian antara jumlah yang tercantum dalam sistem dengan stok fisik,
serta untuk mengendalikan pengelolaan obat.
32. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas No. 440/196/UPT.PKM-BHS/2020
Tentang Peresepan, pemesanan, pengelolaan dan penggunaan
obat di UPT Puskesmas Bahonsuai.
33. Referensi a. Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
b. Permenkes no. 26 tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Puskesmas (Perubahan atas Permenkes No. 74 tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Puskesmas)

34. Prosedur/ 1. Petugas farmasi menarik data stok opname dari sistem.
Langkah-langkah
2. Petugas farmasi mencocokkan kesesuaian antara stok fisik dengan stok
yang tertera di kartu stok (manual, sistem)
3. Petugas farmasi memeriksa kondisi dan tanggan ED obat.
4. Petugas farmasi memisahkan obat yang rusak
5. Petugas farmasi memberi tanda pada obat yang hampir ED (6 bulan)
6. Petugas farmasi menyusun hasil laporan stok opname.
XV. Unit terkait Gudang Obat, Apotek

XVI. Rekaman Historis


Perubahan

MONITORING DAN EVALUASI


PENGELOLAAN SEDIAAN
FARMASI
No. : 440/ /UPT.PKM-
SOP Dokumen BHS/2020
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Februari 2020
Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS DEDI ERIADI, SKM
BAHONSUAI NIP. 197402121994031003
35. Pengertian Pemantauan dan evaluasi pengelolaan sediaan farmasi & BHP merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut aspek pengawasan dan
evaluasi pengelolaan sediaan farmasi dan BHP oleh Dinas Kesehatan
kepada Puskesmas dan Petugas Farmasi kepada pengelola sub unit.
36. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tujuan
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan sediaan farmasi & BHP Puskesmas
adalah untuk menjamin pengelolaan obat di Puskesmas berjalan sesuai
dengan aturan perundang-undangan yang berlaku
37. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas No. 440/196/UPT.PKM-BHS/2020
Tentang Peresepan, pemesanan, pengelolaan dan penggunaan
obat di UPT Puskesmas Bahonsuai.
38. Referensi c. Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
d. Permenkes no. 26 tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Puskesmas (Perubahan atas Permenkes No. 74 tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Puskesmas)

39. Prosedur/ A. Monitoring Internal


Langkah-langkah
1. Dilakukan oleh petugas farmasi kepada sub unit Puskesmas
yang mengelola sediaan farmasi dan BHP
2. Petugas farmasi mengumumkan pelkasanaan monitoring
sekurang-kurangnya 1 bulan sebelum pelaksanaan di forum
LOKMIN Puskemas
3. Petugas farmasi membagikan form monitoring kepada
pengelola sub unit
4. Petugas sub unit mengisi form dan mengirim kembali kepada
petugas farmasi
5. Petugas farmasi mengunjungi sub unit unit untuk melakukan
asessment terhadap form yang sudah di isi
6. Petugas farmasi melakukan evalusi terhadap hasil asessment
B. Monitoring Dinas Kesehatan
1. Petugas farmasi Puskesmas mengisi form monitoring yang
dikirm oleh Dinas Kesehatan
2. Petugas Dinas Kesehatan mengunjungi Puskesmas dan
melakuan asessment
3. Petugas Dinas Kesehatan memberikan hasil asessmen dan
evaluasi kepada Kepada Kepala Puskesmas
XVII. Unit terkait 1. Dinas Kesehatan
2. Gudang Obat
3. Apotek
XVIII. Rekaman Historis
Perubahan
PEMBELIAN OBAT
No. : 440/ /UPT.PKM-
SOP Dokumen BHS/2020
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Februari 2020
Halaman : 1/1
UPT PUSKESMAS DEDI ERIADI, SKM
BAHONSUAI NIP. 197402121994031003
40. Pengertian Pembelian obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut
aspek pengadaan obat yang bersumber dari pihak ke tiga di luar seksi
farmasi kabupaten ABC.
41. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Tujuan pembelian
obat dan BMHP yang baik di Puskesmas adalah agar obat yang di
perlukan tersedia setiap saat, dalam jumlah yang cukup dan terjamin
untuk mendukung pelayanan bermutu.
42. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas No. 440/196/UPT.PKM-BHS/2020
Tentang Peresepan, pemesanan, pengelolaan dan penggunaan
obat di UPT Puskesmas Bahonsuai.
43. Referensi e. Permenkes no. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
f. Permenkes no. 26 tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Puskesmas (Perubahan atas Permenkes No. 74 tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Puskesmas)
g. Perpres no. 12 tahun 2021 tentang Pengadaan Barang dan Jasa
(Perpres No. 16 tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa)

44. Prosedur/ 7. Pembelian dilakukan saat obat atau BMHP yang dibutuhkan
Langkah-langkah
Puskesmas tidak dapat dipenuhi oleh seksi farmasi Dinkes Kabupaten
ABC.
8. Pembelian dilakukan dengan cara e-purchasing dan pembelian
langsung (dengan melampirkan dokumen penawaran harga dari
minimal 2 (dua) penyedia .
9. Petugas farmasi membuat dokumen permohonan pembelian kepada
seksi farmasi.
10. Pembelian dilakukan setelah dokumen permohonan pembelian di
acc oleh seksi farmasi Dinkes.
11. Petugas farmasi melakukan pembelian sesuai dengan item yang
telah di setujui oleh seksi farmasi Dinkes Kab.
12. Petugas farmasi membuat paket pembelian (pembelian melalui E-
catalog) atau surat pesanan dan HPS (Harga Perkiraan Sendiri) yang
diserahkan kepada penyedia (untuk pembelian langsung)
XIX. Unit terkait Apotek dan Gudang Obat

XX.Rekaman Historis
Perubahan
PEMANTAUAN TERAPI
OBAT
No. : 440/ /UPT.PKM-
SOP Dokumen BHS/2020
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Februari 2020
Halaman : 1/1
UPT PUSKESMAS DEDI ERIADI, SKM
BAHONSUAI NIP. 197402121994031003
45. Pengertian Pemantauan Terapi Obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
menyangkut aspek Kegiatan Suatu proses yang mencakup kegiatan untuk
memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien.
46. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
1. Meningkatkan evektifitas terapi.
2. Meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
(RTOD).
3. Efisiensi biaya.
47. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas No. 440/196/UPT.PKM-BHS/2020
Tentang Peresepan, pemesanan, pengelolaan dan penggunaan
obat di UPT Puskesmas Bahonsuai.
48. Referensi h. Permenkes no. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
i. Permenkes no. 26 tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Puskesmas (Perubahan atas Permenkes No. 74 tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Puskesmas)

49. Prosedur/ 1. Melakukan seleksi pasien berdasarkan prioritas/kriteria yang sudah


Langkah-langkah
ditetapkan, meliputi :
a. Pasien kondisi khusus.

b. Pasien dengan jenis obat risiko tinggi.

c. Pasien dengan kompleksitas regimen

2. Memilih pasien yang memenuhi kriteria

3. Memastikan kebenaran identitas pasien dengan meminta pasien


menyebutkan nama dan identitas lain yang sesuai.

4. Mengumpulkan data pasien yang diperoleh dari profil pengobatan


pasien/pencatatan penggunaan obat dan wawancara dengan pasien,
anggota keluarga dan tenaga kesehatan lain.

5. Mengidentifikasi masalah terkait obat.

6. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat

7. Melakukan pemantauan dengan cara menetapkan parameter


farmakoterapi dan menetapkan sasaran terapi (end point)

8. Melakukan evaluasi dan pemantauan secara keseluruhan apakah


farmakoterapi sesuai dengan yang diharapkan sebagai langkah tindak
lanjut

9. Melakukan dokumentasi kegiatan

XXI. Unit terkait Poli Umum, Poli Gigi, Poli KIA, Poli MTBS, UGD/Perawatan,
Kamar Bersalin, Apotek, Depo Obat.
XXII. Rekaman Historis
Perubahan
IDENTIFIKASI PASIEN
No. : 440/ /UPT.PKM-
SOP Dokumen BHS/2020
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Februari 2020
Halaman : 1/1
UPT PUSKESMAS DEDI ERIADI, SKM
BAHONSUAI NIP. 197402121994031003
50. Pengertian Identifikasi Pasien adalah pengumpulan data dan pencatatan segala
keterangan tentang bukti-bukti dari seseorang sehingga kita dapat
menetapkan dan mempersamakan keterangan tersebut dengan individu
seseorang.

51. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas untuk mengetahui
identitas pasien supaya tidak terjadi kesalahan identifikasi sehingga tidak
terjadi kesalahan medikasi dan tindakan medis di Puskesmas
52. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas No. 440/196/UPT.PKM-BHS/2020
Tentang Peresepan, pemesanan, pengelolaan dan penggunaan
obat di UPT Puskesmas Bahonsuai.
53. Referensi j. Permenkes no. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
k. Permenkes No. 1691 Tahun 2011
l. Permenkes no. 26 tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Puskesmas (Perubahan atas Permenkes No. 74 tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Puskesmas)

54. Prosedur/ 1. Kegiatan dilakukan saat penyerahan obat resep, dengan


Langkah-langkah
mengidentifikasi minimal 2 parameter
2. Petugas menanyakan nama pasien
3. Petugas menanyakan alamat pasien sesuai KTP
4. Petugas menanyakan umu dan tanggal lahir pasien

XXIII. Unit terkait a. Ruang Pemeriksaan Umum


b. RuangKesehatan Gigi dan Mulut
c. Ruang KIA-KB
d. Ruang Laboratorium
e. Ruang Farmasi
f. Ruang UGD
XXIV. Rekaman Historis
Perubahan
PENGAKAJIAN RESEP
No. : 440/ /UPT.PKM-
SOP Dokumen BHS/2020
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Februari 2020
Halaman : 1/1
UPT PUSKESMAS DEDI ERIADI, SKM
BAHONSUAI NIP. 197402121994031003
55. Pengertian Pengkajian resep adalah salah satu bagian dari layanan farmasi klinik
yang dilakukan oleh apoteker untuk menganalisa adanya masalah terkait
obat dan menghindari terjadinya medication error terutama pada tahap
peresepan
56. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjamin kebenaran
dan meminimalisir kesalahan dalam pelayanan resep obat.
57. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas No. 440/196/UPT.PKM-BHS/2020
Tentang Peresepan, pemesanan, pengelolaan dan penggunaan
obat di UPT Puskesmas Bahonsuai.
58. Referensi m. Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
n. Permenkes no. 26 tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Puskesmas (Perubahan atas Permenkes No. 74 tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Puskesmas)

59. Prosedur/ 13. Petugas menerima resep dari pasien atau keluarga pasien
Langkah-langkah
14. Petugas melakukan kajian resep meliputi
a. Kajian administratif meliputi:
1. nama pasien, umur / tanggal lahir, jenis kelamin dan berat
badan, nomor RM;
2. nama dokter, No. SIP
3. tanggal penulisan Resep.
4. ada tidaknya alergi
b. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:
1. nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan;
2. stabilitas;
3. kompatibilitas (ketercampuran Obat).
4. aturan dan cara penggunaan
c. Pertimbangan klinis meliputi:
1. ketepatan indikasi dan dosis Obat;
2. duplikasi dan/atau polifarmasi;
3. reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping Obat,
manifestasi klinis lain);
4. kontra indikasi.
5. Interaksi obat
4. Jika ditemui ketidaksesuaian saat pengkajian, petugas farmasi
menghubungi dokter penulis resep.
5. Petugas farmasi mendokumentasikan kegitan pengkajian resep.
XXV. Unit terkait Apotek/Depo Obat

XXVI. Rekaman Historis


Perubahan

PENGELOLAAN OBAT-OBAT
EMERGENSI
SOP
No. : 440/ /UPT.PKM-
Dokumen BHS/2020
No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 02 Februari 2020
Halaman : 1/1
UPT PUSKESMAS DEDI ERIADI, SKM
BAHONSUAI NIP. 197402121994031003
60. Pengertian Pengelolaan obat-obat emergensi di unit kerja adalah pengeloaan obat-
obat yang digunakan untuk mengatasi situasi gawat darurat atau untuk
resusitasi atau life support
61. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memenuhi kebutuhan
obat emergensi di sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
puskesmas dengan jenis, jumlah dan waktu yang tepat serta mutu yang
terjamin
62. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas No. 440/185/UPT.PKM-BHS/2020
Tentang Penyediaan Obat-obat Emergensi di UPT Puskesmas
Bahonsuai.
63. Referensi o. Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
p. Permenkes no. 26 tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Puskesmas (Perubahan atas Permenkes No. 74 tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Puskesmas)

64. Prosedur/ 15. Petugas farmasi merekap kebutuhan obat emergensi.


Langkah-langkah
16. Petugas farmasi menyiapkan obat emergensi,, ruang Pemeriksaan
Gigi dan Mulut, Ruang Pemeriksaan KIA-KB, Ruang Tindakan, Mobil
Ambulance.
17. Kotak emergensi diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau
oleh petugas ruangan.
18. Petugas farmasi memberi segel pada tempat obat emergensi
19. Petugas farmasi melakukan monitoring obat emergensi setiap satu
bulan sekali.
20. Monitoring meliputi ketersediaan (stok dan kelayakan), tanggal
kadaluarsa obat serta BMHP emegensi kit.
21. Bilamana petugas ruangan menggunakan obat dan BMHP dalam
emergensi kit petugas tersebut segera menulis resep dan menyerahkan
pada petugas farmasi, petugas farmasi akan segera mengganti dengan
yang baru dan dsegel kembali.
22. Bilamana obat atau BMHP dalam emegensi kit rusak atau
kadaluarsa petugas farmasi segera mengganti dengan yang baru.
XXVII.Unit terkait Apotek, UDG/Perawatan, Kamar Bersalin, KIA, Poli Gigi
XXVIII. Rekaman
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai