KOMPETEN
Situasi dunia saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “vuca world” yaitu dunia yang
penuh gejolak (vilatility) disertai penuh ketidakpastian (uncertainty), demikian halnya situasi
saling berkaitan dan saling mempengaruhi (complexity) serta ambigusitas (ambiguity).
Sementara itu dalam konteks peran pelayanan publik, banyak bergeser orientasinya, dimana
pentingnya pelibatan masyarakat dalam penentuan kebutuhan kebijakan dan pelayanan publik
(customer centric). Berdasarkan dinamika global (VUCA) dan adanya tren keahlian baru di atas,
perlunya pemutakhiran keahlian ASN yang relevan dengan orientasi pembangunan nasional dan
aparatur. Akuisisi sejumlah kompetensi dalam standar kompetensi ASN diperlukan, yang
memungkinkan tumbuhnya perilaku dan kompetensi ASN yang adaptif terhadap dinamika
lingkungannya.
Sesuai dengan kebijakan UU ASN, prinsip dasar dalam pengelolaan ASN yaitu berbasis
merit. Dalam hal ini seluruh aspek pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi,
kompetensi dan kinerja. Pembinaan dan penempatan pegawai pada jabatan pimpinan tinggi,
jabatan administrasi maupun jabatan fungsional didasarkan dengan prinsip merit, yaitu
kesesuaian kualifikasi, kompetensi, kinerja, dengan perlakuan tidak diskriminatif dari aspek-
aspek subyektif. Dalam tahap pembangunan Aparatur RPJMN 2020-2024, Reformasi Birokrasi
diharapkan mengasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia, dicirikan dengan beberapa hal
yaitu pelayanan publik yang berkualitas dan tata kelola yang efektif dan efisien. Salah satu kunci
pentingnya membangun kapabilitas birokrasi yang adaptif dengan tuntutan dinamika masa depan
antara lain pentingnya disusun strategi dan paket keahlian kedepan.
Indonesia memiliki populasi penduduk mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020,
dimana Indonesia menjadi negara berpenduduk terbesar keempat di dunia. Berdasarkan rumpun
bangsa (ras), Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni Mongoloid Selatan dan Melanesia
di mana bangsa Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia
barat, dimana mesikpun berbeda tetapi tetap satu jua seperti semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Sejarah perjuangan Indonesia sungguhlah panjang hingga saat ini Indonesia merdeka dan
meskipun Indonesia beragam warganya tetapi tetap satu visi dan misi dalam memajukan
Indonesia.
Beberapa aliran besar dalam konsep dan teori mengenai nasionalisme kebangsaan, yaitu
aliran modernis, aliran primordialis, aliran perenialis dan aliran etno. Dalam konteks kebangsaan,
perfektif etnosimbolis lebih mendekati kenyataan di Indonesia. Sejarah telah menunjukkan bahwa
para pendiri bangsa yang tergabung dalam BPUPKI, berupaya mencari tirik temu diantara
berbagai kutub yang saling bersebrangan.
Kebhinekaan dan keberagaman suku bangsa dan budaya memberikan tantangan yang
besar bagi negara Indonesia. Wujud tantangan ada yang berupa manfaat antara lain dapat
mempererat tali persaudaraan, menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan
negara, memperkaya kebudayaan nasional dan lain sebagainya. Selain memberikan manfaat,
keanekaragaman juga memberikan tantangan berupa ancaman karena mudah membuat
penduduk Indonesia berbeda pendapat dan mudah munculnya sifat kedaerahan. Tantangan
disharmonis dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi beberapa kondisi diantaranya
disharmonis antarsuku, disharmonis antaragama, disharmonis antarras dan disharmonis
antargolongan.
Dalam bidang filsafat, harmonis adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan
sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan luhur. Pada
Dalam mewujudkan suasana harmoni, maka ASN harus memiliki pengetahuan tentang
historis Indonesia sejak awal Indonesia berdiri hingga saat ini. Beberapa peran ASN dalam
kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya diantaranya posisi PNS sebagai aparatur negara harus bersikap netral dan adil,
PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok minoritas, PNS harus memiliki sikap
toleran atas perbedaan, PNS juga harus suka menolong dan PNS menjadi figur dan teladan di
masyarakatnya.
Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak mudah. Realita
lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi juga mengikutinya, oleh
karena itu upaya menciptakan suasana kondusif yang harmonis bukan usaha yang dilakukan
sekali dan jadi untuk selamanya. Upaya menciptakan dan menjaga suasana harmonis dilakukan
secara terus menerus. Mulai dari mengenalkan kepada seluruh personil ASN dari jenjang
terbawah sampai yang paling tinggi, memelihara suasana harmonis, menjaga diantara personil
dan stake holder. Kemudian yang tidak boleh lupa untuk selalu menyesuaikan dan meningkatkan
usaha tersebut, sehingga menjadi kebiasaan dan menjadi budaya hidup harmonis di kalangan
ASN dan seluruh pemangku kepentingannya.