Anda di halaman 1dari 24

MATERI AJAR

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi
sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
Indikator:
1.1.1 Berdoa sebelum dan sesudah jam pelajaran
1.1.2 Mengucapkan salam ketika bertemu guru maupun dengan sesama
peserta didik sesuai ajaran agama
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti,
bertanggung jawab , kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam
merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan
dalam sikap sehari-hari.
Indikator:
2.1.1 Menunjukkan rasa ingin tahu saat bertanya kepada guru atau dengan
sesama peserta didik
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
Indikator:
2.2.1 Menunjukkan sikap kerja sama saat melakukan diskusi
2.2.2 Menunjukkan sikap toleran saat menerima pendapat dan argumen
selama diskusi maupun presentasi

3.5 Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan


kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion,
molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
Indikator:
3.5.1 Menjelaskan kestabilan atom berdasarkan konfigurasi gas mulia
3.5.2 Menjelaskan lambang lewis
3.5.3 Menentukan atom yang dapat membentuk ion positif dan ion negatif
3.5.4 Menganalisis proses pembentukan ikatan ion
3.5.5 Menganalisis proses pembentukan ikatan logam
3.5.6 Membandingkan sifat-sifat senyawa ion dan sifat-sifat ikatan logam
4.5 Mengolah dan menganalisis perbandingan proses pembentukan ikatan ion,
ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi
antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik
materi
Indikator:
4.5.1 Menggambar pembentukan struktur ikatan ion
4.5.2 Menyajikan pembentukan ikatan ion dan ikatan logam

IKATAN KIMIA
A. Ikatan Ion dan Ikatan Logam
Mengapa setiap mahkluk hidup diciptakan berpasangan? Pernahkah kalian
memperhatikan orang yang sedang menari dan saling berpegangan tangan? Atau
pernah kita melihat semut beriringan membawa beban yang lebih besar. Mungkin
kita juga sering mengamati manusia yang saling tolong menolong. Mengapa
terjadi seperti itu karena mereka saling membutuhkan. Karena ikatan yang
dilakukan membuat seluruhnya mencapai kestabilan dalam hidup. Sama halnya
dengan penari, sebagian besar unsur yang ada di alam juga memiliki “tangan”
yang saling berikatan. Unsur-unsur tersebut berikatan untuk mencapai kestabilan.
Nah, apa saja unsur-unsur yang dapat berikatan? Bagaimanakah ikatan yang
terjadi? Kestabilan unsur akan diuraikan di bawah ini.

Mengapa Mahkluk
Hidup diciptakan
berpasangan?
Mengamati Video
1. Kestabilan Unsur dan Konfigurasi Gas Mulia
Di alam unsur-unsur jarang sekali ditemukan dalam keadaan bebas, karena
cenderung tidak stabil dalam keadaan bebasnya. Untuk mencapai kestabilan atom
satu golongan membentuk suatu ikatan dengan atom lainnya. Meskipun atom atau
ion merupakan benda mati, ia juga berkehendak membentuk pasangan yang stabil.
Kestabilan suatu unsur ditentukan oleh susunan elektron-elektron dalam atom.
Susunan elektron yang stabil terdapat pada gas mulia (VIII A).
Menurut Kossel dan Lewis, kestabilan unsur-unsur gas mulia tersebut
terkait dengan konfigurasi elektronnya, terutama elektron valensinya yang
berjumlah delapan kecuali untuk helium sebanyak dua.
Konfigurasi elektron unsur golongan gas mulia dikatakan stabil karena
memenuhi kaidah duplet (untuk helium) dan kaidah oktet (untuk neon, argon,
xenon, kripton, dan radon). Kaidah oktet adalah kaidah yang menyatakan bahwa
jumlah elektron valensi pada kulit terluar sebanyak delapan elektron. Duplet
adalah kaidah yang menyatakan bahwa jumlah elektron valensi pada kulit terluar
sebanyak dua elektron.Unsur-unsur gas mulia jarang ditemukan bereaksi dengan
unsur lain kecuali untuk Kr, Xe, dan Rn yang dapat bereaksi walaupun diperlukan
kondisi khusus. Berikut ini konfigurasi elektron unsur-unsur gas mulia.
Tabel Konfigurasi elektron Unsur-unsur Gas mulia
Unsur Gas Nomor Konfigurasi elektron pada Kulit
Mulia Atom K L M N O P
Helium 2 2
Neon 10 2 8
Argon 18 2 8 8
Kripton 39 2 8 18 8
Xenon 54 2 8 18 18 8
Radon 86 2 8 18 32 18 8

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suatu atom yang memiliki


konfigurasi elektron serupa dengan gas mulia akan stabil. Dengan kata lain,
unsur-unsur yang memiliki konfigurasi elektron tidak mirip dengan konfigurasi
elektron gas mulia tidak stabil. Berdasarkan hal itu bahwa unsur-unsur selain gas
mulia dapat mencapai stabil dengan cara bersenyawa dengan unsur lain atau unsur
yang sama agar konfigurasi elektron dari setiap atom itu menyerupai konfigurasi
elektron gas mulia. Suatu atom dapat mencapai konfigurasi elektron gas mulia
dengan cara melepaskan elektron valensi, menangkap elektron, atau menggunakan
bersama elektron valensi membentuk pasangan elektron.

2. Lambang Lewis
Lewis menggambarkan suatu unsur dengan lambang atom dikelilingi
dengan titik yang menunjukkan jumlah elektron valensinya. Artinya jumlah
elektron yang digambarkan dalam strukstur lewis sama untuk setiap golongan,
karena jumlah elektron valensinya sama.
Cara penulisan lambang Lewis adalah:
 Tentukan elektron valensi dengan konfigurasi elektron
 Tuliskan lambang atom
 Tuliskan elektron valensi berupa titik atau silang di sekitar lambang atom
Berikut pembentukan lambang lewis beberapa unsur:
No Unsur Lambang Lewis

1 Golongan IA (contoh Na) Na


2 Golongan IIA (contoh Mg) Mg
3 Golongan IIIA (contoh Al) Al
4 Golongan IVA (contoh Si) Si
5 Golongan VA (contoh P) P
6 Golongan VIA (contoh S) S
7 Golongan VIIA (contoh Cl) Cl
8 Golongan VIIIA (contoh Ar) Ar
Dari tabel di atas dapat diamati bahwa setiap golongan memiliki jumlah titik yang
sama, karena jumlah titik itu menyatakan jumlah elektron valensinya.
Contoh soal:
Gambarkan lambang Lewis dari unsur 36Kr dan 19K
 Konfigurasi Kr
36

Kulit : K L M N
2 8 18 8
1s2 2s2p6 3s23p63d104s24p6, elektron valensi 8
Lambang Lewis

Ar
 Konfigurasi 19K
Kulit : K L M N
2 8 8 1
1s2 2s2p6 3s23p6 4s1, elektron valensi 1
Lambang Lewis

K
1. Apa yang dimaksud dengan oktet dan duplet?
2. Gambarkan lambang lewis untuk masing-masing
Latihan unsur berikut:
A. 20Ca D. 54Xe
I B. 7N E. 37Rb
C.35 Br

3. Ion positif dan Ion Negatif


Untuk mencapai mencapai kestabilan atom melepaskan dan menangkap
elektron untuk memenuhi aturan oktet atau duplet.
a. Ion positif
Unsur yang memiliki energi ionisasi kecil cenderung melepaskan elekton
membentuk ion positif disebut unsur elektropositif. Unsur elektropositif biasanya
berasal dari unsur logam misalnya golongan 1A (kecuali Hidrogen) dan II A.
Contoh soal:
1. Jelaskan pembentukan ion positif dari 11Na!
Jawaban
Konfigurasi Na
11

Kulit : K
2
L
8
M
1
Na
Elektron valensi 1
Berdasarkan kaidah oktet, Na akan stabil jika melepaskan satu elektronnya
sehingga terbentuk Na+
Na → Na+ + e
Berikut gambar pembentukan Na menjadi Na + dengan melepaskan 1
elektronnya:
Natrium
melepa
11 N2 skan Na 2
melepaskan +
a 8 1 =
+
8
1 elektron
elektro
= 1
n
Tida untuk St
k stabil a
stabi bi
l l
2. Jelaskan pembentukan ion positif dari 12Mg
Jawaban:
Konfigurasi Mg
12

Kulit : K
2
L
8
M
2
Mg
Elektron valensi 2
Stabil sesuai dengan oktet dengan melepaskan dua elektron sehingga
terbentuk Mg2+.
Mg → Mg2++ 2e
Berikut gambar pembentukan Mg menjadi Mg 2+ dengan melepaskan 2
elektronnya:
Magnesi
um
melepas
2 2 elektron
Mg 2
12
kan 2
Mg 8 yang 2
2+
8 +
= 2 dilepaskan
elektron =
Tida untuk St
k stabil a
stabi bi
l l
Dari kedua contoh diperoleh kesimpulan bahwa logam yang berasal dari golongan
IA dan IIA akan stabil dengan melepaskan elektron membentuk muatan positif.
b. Ion Negatif
Unsur yang memiliki energi ionisasi besar cenderung menangkap elektron
membentuk ion negatif disebut anion. Unsur bermuatan negatif biasanya berasal
dari unsur non logam misalnya golongan VIA dan VII A.
Contoh soal:
1. Jelaskan pembentukan ion negatif dari 8O!
Jawaban:
Konfigurasi 8O
Kulit : K
2
L
6
O
Elektron valensi 6
Stabil membentuk oktet dengan menangkap dua elektron sehingga terbentuk
O2-
O + 2e → O2-
Berikut gambar pembentukan O menjadi O2- dengan menangkap 2
elektronnya:

2. Jelaskan pembentukan ion


negatif 17Cl!
Jawaban:
meneri
8O 2 O2- 2
Menerima
ma 2 2
= 6 elektron
2 = 8 -
Konfigurasi Cl
17
elektron
Kulit
Tida
: K L untuk
M Cl St
2 8
stabil
7
k Elektron valensi 7 a
bi
Stabil membentuk oktet dengan menangkap satu elektron sehingga terbentuk
Cl-.
stabi
Cl + e → Cl-l l
Berikut gambar pembentukan Cl menjadi Cl- dengan menangkap 1
elektronnya:

17Cl =2
Cl– =2 17
Menangka –
8 Klorida 8
p1
7 menerima 8
elektron
1 elektron
Tidak stabil valensi Stabil
agar stabil

Dari kedua contoh diperoleh kesimpulan bahwa yang berasal dari golongan
VIA dan VIIA akan stabil dengan menangkap elektron membentuk muatan
negatif.

1. Mengapa unsur-unsur golongan IA dan IIA


cenderung melepaskan elektron valensi
sedangkan unsur-unsur VIA dan VIIA
menerima elektron?
2. Tentukan atom yang melepaskan elektron di
bawah ini:
Latihan A. 12P D. 34S
B. 37Q E. 56T
II
C. 36R
3. Tentukan atom yang menerima elektron di
bawah ini:
A. Brom D. Cesium
B. Argon E. Belerang
C. Kalsium
4. Ikatan ion
Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam)
dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom yang melepaskan
elektron disebut ion positif (kation). Sedangkan atom yang menerima elektron
disebut ion negatif (anion). Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi
tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ikatan ion adalah ikatan yang terjadi antara
ion positif (kation) dan ion negatif (anion) melalui gaya elektrostatik.
Ikatan ion bisa digambarkan dalam bentuk struktur Lewis. Struktur Lewis
didefinisikan sebagai lambang molekul disertai elektron valensi di sekitar atom–
atomnya yang menunjukkan terjadinya serah terima atau penggunaan bersama
pasangan elektron. Contoh ikatan ion adalah NaCl, Kbr, CaO, MgBr 2 dan masih
banyak contoh lainnya.

Contoh soal:
1. Jelaskan pembentukan ikatan senyawa NaCl!
Jawaban:
Konfigurasi Na
11

Kulit : K
2
L
8
M
1
Na
Konfigurasi Cl
17

Kulit : K
2
L
8
M
7
Cl
Elektron valensi 7
Atom Na untuk mencapai keadaan stabil natrium melepaskan 1 elektron
11

valensinya. Sementara itu atom 17Cl untuk mencapai keadaan stabil menurut
kaidah oktet harus menambah satu elektron pada elektron valensinya. Dengan
demikian, atom Na dan
11 Cl dapat mencapai kestabilannya dengan cara
17

serah terima elektron. Atom 11Na menyerahkan 1 elektron kepada atom 17Cl
sehingga atom 17Cl menerima 1 elektron dari atom 11Na.
Na → Na+ + e
Cl + e → Cl-
Na + Cl → Na+ + Cl-
Maka, pembentukan senyawa NaCl dengan Struktur Lewis adalah:

-
Na Cl Na +
[ Cl ] NaCl

Dengan demikian satu elektron yang yang dilepaskan oleh Na akan diterima oleh
satu klor.
N
a
+

2. Jelaskan pembentukan ikatan ion pada senyawa MgCl2!


Jawaban:
Pada pembentukan senyawa MgCl2, satu atom Mg mengikat dua atom Cl.
Konfigurasi Mg
12

Kulit : K
2
L
8
M
2
Mg
Elektron valensi 2
Atom Mg akan stabil jika melepaskan dua elektron valensinya membentuk
Mg2+
Mg → Mg2+ + 2e
Konfigurasi Cl
17

Kulit : K
2
L
8
M
7
Cl
Elektron valensi 7
Atom Cl akan stabil jika menangkap satu elektron membentuk Cl-
Cl + e → Cl-
Sehingga,
Mg → Mg2+ + 2e x1 Mg → Mg2+ + 2e
Cl + e → Cl- x2 Cl + e → Cl-
Mg + Cl → Mg2+ + Cl- → MgCl2
Maka, pembentukan senyawa MgCl2 dengan Struktur Lewis adalah:

Cl -
M Cl Mg
M
g2 Cl2
g + -
Cl Cl
Dengan demikian dua elektron yang yang dilepaskan oleh Mg akan diterima oleh
dua klor. Ketiga ion ini akan tarik menarik untuk membentuk ikatan ion.

Mg
2+
Struktur Kristal Ikatan Ion

Senyawa yang terbentuk karena ikatan


ion adalah senyawa ion. Sebagian besar
senyawa ion pada temperatur kamar
berfase padat dan memiliki struktur
tertentu.

Contoh, NaCl memiliki struktur


berbentuk kubus. Pada struktur NaCl
enam Na+ dikelilingi Cl- dan Cl- juga
dikelilingi enam Na+. Dengan demikian,
perbandingan ion Na+ dan ion Cl- adalah
1:1. Maka kedua ion membentuk struktur
seperti gambar di samping.

Bahan diskusi
1. Gambarkan pembentukan ikatan ion antara
magnesium dan oksigen.
Latihan
2. Gambarkan pembentukan ikatan ion antara
III aluminium dan klorin.
3. Berapakah jumlah atom natrium yang diperlukan
untuk membentuk senyawa ion dengan
oksigen?

5. Ikatan logam
Unsur logam memiliki sedikit elektron valensi. Itu artinya, pada kulit luar
atom logam terdapat banyak orbital kosong. Hal ini menyebabkan elektron
valensi unsur logam dapat bergerak bebas dan dapat berpindah dari satu orbital ke
orbital lain dalam satu atom atau antar atom. Atom-atom logam yang dikelilingi
oleh elektron valensi yang membaur membentuk awan elektron yang meliputi
semua atom. Suatu logam terdiri atas ion-ion positif yang diselimuti awan
elektron. Jadi, ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya
tarik menarik antara muatan positif dari ion-ion logam dengan elektron-elektron
yang bergerak bebas dalam logam tersebut.
Teori ikatan logam kali pertama dikembangkan oleh Drude (1902),
kemudian diuraikan oleh Lorentz (1916) sehingga dikenal dengan teori elektron
bebas atau teori lautan elektron dari Drude-Lorentz. Menurut teori ini, kristal
logam tersusun atas kation-kation logam yang terpateri di tempat (tidak bergerak)
dikelilingi oleh lautan elektron valensi yang bergerak bebas dalam kisi kristal
Ikatan kimia antara atom-atom penyusun logam bukanlah ikatan ion
ataupun ikatan kovalen. Ikatan ion tidak memungkinkan karena semua atom
logam cenderung ingin melepas elektron. Demikian pula dengan ikatan kovalen.
Atom logam mempunyai jumlah elektron valensi yang terlalu sedikit sehingga
sulit membentuk ikatan kovalen. Terdapat satu jenis ikatan yang dapat mengikat
atom-atom logam yaitu ikatan logam.
Berikut gambar ion positif dengan lautan elektron:

Ion logam
+ + + + + +
Elektron
+ + + + + + valensi yang
bergerak
+ + + + + +
bebas
+ + + + + +

Salah satu teori sederhana yang menjelaskan tentang ikatan ini ialah teori
lautan elektron. Menurut teori ini, atom logam harus berikatan dengan atom-atom
logam yang lain untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia. Dalam model ini,
setiap elektron valensi mampu bergerak bebas di dalam tumpukan bangun logam
atau bahkan meninggalkannya sehingga menghasilkan ion positif. Elektron
valensi inilah yang membawa dan menyampaikan arus listrik. Gerakan elektron
valensi ini jugalah yang dapat memindahkan panas dalam logam.
Kekuatan ikatan logam dipengaruhi oleh banyaknya elektron valensi.
Semakin banyak jumlah elektron valensi dalam lautan elektron semakin kuat daya
tariknya dengan muatan positif, semakin kuat daya tarik muatan positif semakin
kuat ikatan logam. Dengan demikian juga semakin besar muatan positif semakin
kuat daya tarik positif dengan lautan elektronnya, semakin kuat ikatan logamnya.

6. Sifat ikatan Ion dan Ikatan Logam


a. Sifat Senyawa Ion
Beberapa sifat fisis senyawa ion antara lain:
1) Memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi, ion positif dan negatif dalam
kristal senyawa ion tidak bebas bergerak karena terikat oleh gaya elektrostatik
yang kuat. Diperlukan suhu yang tinggi agar ion-ion memperoleh energi
kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya elektrostatik.
2) Keras tetapi rapuh, bersifat keras karena ion-ion positif dan negatif terikat
kuat ke segala arah oleh gaya elektrostatik. Bersifat rapuh dikarenakan
lapisan-lapisan dapat bergeser jika dikenakan gaya luar, ion sejenis dapat
berada satu di atas yang lainnya sehingga timbul tolak-menolak yang sangat
kuat yang menyebabkan terjadinya pemisahan.
3) Berupa padatan pada suhu ruang
4) Larut dalam pelarut air, tetapi umumnya tidak larut dalam pelarut organik
5) Tidak menghantarkan listrik dalam fasa padat, tetapi menghantarkan listrik
dalam fasa cair, sebab zat dikatakan dapat menghantarkan listrik apabila
terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas membawa muatan listrik.

b. Sifat ikatan logam


Beberapa sifat fisis logam antara lain:
1) Berupa padatan pada suhu ruang
Atom-atom logam bergabung karena adanya ikatan logam yang sangat kuat
membentuk struktur kristal yang rapat. Hal itu menyebabkan atom-atom tidak
memiliki kebebasan untuk bergerak. Pada umumnya logam pada suhu kamar
berwujud padat, kecuali raksa (Hg) berwujud cair.
2) Bersifat keras tetapi lentur/tidak mudah patah jika ditempa
Adanya elektron-elektron bebas menyebabkan logam bersifat lentur. Tidak mudah
patah dikarenakan elektron-elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion
positif yang bergeser sewaktu dikenakan gaya luar.
3) Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi
Diperlukan energi dalam jumlah besar untuk memutuskan ikatan logam yang
sangat kuat pada atom-atom logam.
4) Penghantar listrik yang baik
Hal ini disebabkan terdapat elektron-elektron bebas yang dapat membawa muatan
listrik jika diberi suatu beda potensial.
5) Mempunyai permukaan yang mengkilap
Jika cahaya tampak jatuh pada permukaan logam, sebagian elektron valensi logam
akan tereksitasi. Ketika elektron yang tereksitasi itu kembali ke keadaan dasar
akan disertai pembebasan energi dalam bentuk cahaya atau kilap. Peristiwa ini
menimbulkan sifat mengkilap pada permukaan logam.
6) Memberi efek foto listrik dan efek termionik
Apabila elektron bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari
luar, maka akan dapat menyebabkan terlepasnya elektron pada permukaan logam
tersebut. Jika energi yang datang berasal dari berkas cahaya maka disebut efek
foto listrik, tetapi jika dari pemanasan maka disebut efek termionik.
1. Mengapa terjadi ikatan logam
2. Tuliskan perbedaan sifat ikatan logam dan
Uji ikatan ion?
Kompetensi 3. Mengapa ikatan ion lebih mudah patah dari
IV ikatan logam?

RANGKUMAN
Konfigurasi elektron gas mulia memenuhi kaidah oktet (delapan elektron
terluarnya) dan kaidah duplet (dua elektron valensinya). Kaidah oktet adalah
kaidah yang menyatakan bahwa jumlah elektron valensi pada kulit terluar
sebanyak delapan elektron. Duplet adalah kaidah yang menyatakan bahwa jumlah
elektron valensi pada kulit terluar sebanyak dua elektron.
Lambang Lewis adalah penulisan lambang atom beserta dengan elektron
valensinya. Struktur Lewis didefinisikan sebagai lambang molekul disertai
elektron valensi di sekitar atom–atomnya yang menunjukkan terjadinya serah
terima atau penggunaan bersama pasangan elektron
Setiap atom yang cenderung melepaskan elektron membentuk muatan
positif (kation). Sedangkan atom yang cenderung menangkap elektron akan
membentuk muatan negatif (anion). Atom dengan elektron valensi satu dan dua
akan lebih mudah melepaskan elektron sedangkan atom dengan elektron valensi
enam dan tujuh akan menangkap elektron. Atom yang melepaskan elektron
valensinya adalah atom logam sedangkan atom yang menerima elektron adalah
non logam.
Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk karena serah terima elektron atau
ikatan yang terjadi antara atom bermuatan positif (logam) dan atom bermuatan
negatif (non logam) melalui gaya elektrostatitik.
Ikatan logam adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik
menarik antara muatan positif dari ion-ion logam dengan elektron-elektron yang
bergerak bebas dalam logam tersebut.
Sifat-sifat ikatan ion adalah memiliki titik didih dan titik leleh yang tinggi,
semua senyawanya berwujud padat pada suhu kamar, kristalnya keras tapi rapuh,
kebanyakan senyawanya larut dalam air dan senyawa kimia tidak menghantarkan
listrik dalam bentuk padatan tetapi mampu menghantarkan listrik dalam bentuk
lelehan dan larutan. Sifat ikatan logam ialah berupa padatan pada suhu ruang,
bersifat keras tetapi lentur/tidak mudah patah jika ditempa, mempunyai titik leleh
dan titik didih yang tinggi, penghantar listrik yang baik, mempunyai permukaan
yang mengkilap.

DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Sentot Budi dan Ispriyanto. 2013. Kimia Berbasis Eksperimen untuk
kelas X SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai.
Rahayu, Imam. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X SMA dan
MA. Jakarta: Kepala Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Setyawati, Arifatun Anifah. 2009. Kimia Mengkaji Fenomena Alam untuk Kelas X
SMA dan MA. Jakarta: Kepala Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2009. Kimia untuk Kelas X SMA dan MA.
Jakarta: Kepala Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Susilowati, Endang dan Tartiharjani. 2013. Kimia I untuk Kelas X SMA dan MA.
Solo: PT Wangsa Jatra Lestari.

JAWABAN LATIHAN

1. Apa yang dimaksud dengan kaidah oktet dan


kaidah duplet?
Latihan 2. Gambarkan lambang lewis untuk masing-masing
I unsur berikut:
A. 20Ca D. 54Xe
B. 7N E. 37Rb
C.35 Br

Jawaban:
1. Kaidah oktet adalah kaidah yang menyatakan bahwa jumlah elektron valensi
pada kulit terluar sebanyak delapan elektron
Kaidah duplet adalah kaidah yang menyatakan jumlah elektron valensi pada
kulit terluar sebanyak dua elektron
2. Gambar lambang Lewis:
A. Konfigurasi Ca,
20

Kulit : K
2
L
8
M
8
N
2
Mg
Elektron valensi 2

B. Konfigurasi 7N,
Kulit : K
2
L
5 N
Elektron valensi 5

C. Konfigurasi Br,
35

Kulit : K
2
L
8
M
18
N
7
Br
Elektron valensi 7

D. Konfigurasi Xe
54

Kulit : K
2
L
8
M
18
N
18
O
8
Xe
Elektron valensi 8
E. Konfigurasi Rb
37

Kulit : K
2
L
8
M
18
N
8
O
1
Rb
Elektron valensi 1

4. Mengapa unsur-unsur golongan IA dan IIA cenderung


melepaskan elektron valensi sedangkan unsur-unsur
VIA dan VIIA menerima elektron?
5. Tentukan atom yang melepaskan elektron di bawah ini:
D. 12P D. 34S
E. 37Q E. 56T
F. 36R
Latihan 6. Tentukan atom yang menerima elektron di bawah ini:
II D. Brom D. Cesium
E. Argon E. Belerang
F. Kalsium

Jawaban:
1. Unsur-unsur golongan IA dan IIA cenderung melepaskan elektron valensi
karena memiliki energi ionisasinya kecil sedangkan unsur-unsur dari
golongan VIA dan VIIA menerima elektron karena memiliki energi ionisasi
yang besar.
2. Konfigurasi elektron dari:
Konfigurasi kulit : K L M N O N
a. P
12 :2 8 2 elektron valensi 2
b. Q
37 :2 8 18 8 1 elektron valensi 1
c. R
36 :2 8 18 8 elektron valensi 8
d. S
34 :2 8 18 6 elektron valensi 6
e. T
56 :2 8 18 18 8 2 elektron valensi 8
Dari konfigurasi elektron di atas bahwa atom yang cenderung melepaskan
elektron adalah atom memiliki elektron valensi 1 dan 2. Maka jawabannya
adalah atom P dan Q.
3. Unsur yang cenderung menerima elektron memiliki energi ionisasi yang besar
dan dalam sistem periodik atom non logam cenderung menerima elektron
membentuk muatan negatif. Dari sejumlah unsur di atas unsur non logam
adalah Brom, Argon dan Belerang. Walaupun ketiganya berasal dari non
logam yang cenderung menerima elektron adalah brom dan belerang, karena
Argon merupakan gas mulia yang konfigurasinya sudah stabil.

Bahan diskusi
4. Gambarkan pembentukan ikatan ion antara
magnesium dan oksigen.
5. Gambarkan pembentukan ikatan ion antara
Latihan
aluminium dan klorin.
III 6. Berapakah jumlah atom natrium yang diperlukan
untuk membentuk senyawa ion dengan oksigen?

Jawaban:
1. Pembentukan ikatan ion Mg dan O
Konfigurasi Mg,
12

Kulit : K
2
L
8
M
2
Mg
Elektron valensi 2
Untuk mencapai kestabilan Mg melepaskan dua elekton valensinya
membentuk Mg2+
Mg → Mg2+ + 2e
Konfigurasi 8O,
Kulit : K
2
L
6
O
Elektron valensi 6

Untuk mencapai kestabilan O menerima dua elektron valensinya membentuk


O2-
O + 2e → O2-
Sehingga,
Mg → Mg2+ + 2e
O + 2e → O2-
Mg + O → Mg2+ + O2- → MgO
Dapat digambarkan strukturnya menurut Lewis:

2-
Mg O Mg2+ O MgO

2. Pembentukan ikatan ion antara Aluminium(13Al) dan klorin(17Cl)


Konfigurasi Al,
13

Kulit : K
2
L
8
M
3
Al
Elektron valensi 3
Untuk mencapai kestabilan Al melepaskan tiga elekton valensinya
membentuk Al3+
Al → Al3+ + 3e
Konfigurasi Cl,
17

Kulit : K
2
L
8
M
7
Cl
Elektron valensinya 7
Untuk mencapai kestabilan Cl menerima satu elektron valensinya membentuk
Cl-
Cl + e → Cl-
Sehingga,
Al → Al3+ + 3e x1 Al → Al3+ + 3e
Cl + e → Cl- x3 3Cl + 3e → Cl3-
Al + 3Cl → Al3+ + Cl- → AlCl3
Satu atom aluminium melepaskan tiga elektron, sehingga satu aluminium
berikatan ion dengan tiga atom klor. Dapat digambarkan struktur lewisnya:

Cl Cl
Al3+

Al Cl Cl AlCl3

Cl Cl
3. Natrium memiliki nomor atom 11
Konfigurasinya :K L M
2 8 1 elektron valensinya satu.
Natrium stabil dengan melepaskan satu elektron. Sehingga,
Na → Na+ + e
Oksigen memiliki nomor atom 8
Konfigurasinya :K L
2 6 elektron valensinya enam
Oksigen stabil dengan menangkap dua elektron. Sehingga,
O + 2e → O2-
Sehingga pembentukan ikatan ionnya adalah
Na → Na+ + e x2 2Na → 2Na+ + 2e
O + 2e → O2- x1 O + 2e → O2-
2Na + O → 2Na+ + O2- → Na2O
Dalam pembentukan ikatan ion, ion oksigen harus berikatan dengan ion
natrium.

4. Mengapa terjadi ikatan logam


5. Tuliskan perbedaan sifat ikatan Logam
Latihan dan ikatan Ion?
IV 6. Mengapa ikatan ion lebih mudah patah
dari ikatan logam?

Jawaban:
1. Unsur logam memiliki sedikit elektron valensi. Itu artinya, pada kulit luar
atom logam terdapat banyak orbital kosong. Hal ini menyebabkan elektron
valensi unsur logam dapat bergerak bebas dan dapat berpindah dari satu
orbital ke orbital lain dalam satu atom atau antar atom. Atom-atom logam
yang dikelilingi oleh elektron valensi yang membaur membentuk awan
elektron yang meliputi semua atom. Suatu logam terdiri atas ion-ion positif
yang diselimuti awan elektron. Jadi, ikatan logam adalah ikatan yang
terbentuk akibat adanya gaya tarik menarik antara muatan positif dari ion-ion
logam dengan elektron-elektron yang bergerak bebas dalam logam tersebut

2. Perbedaan ikatan logam dengan ikatan ion adalah:


No Ikatan Ion Ikatan logam
1 Ikatan ion terjadi bila ada serah Ikatan logam terbentuk akibat
terima elektron antara atom yang adanya gaya tarik menarik antara
melepaskan elektron (atom unsur muatan positif dari ion-ion
logam) dengan atom yang logam dengan elektron-elektron
menangkap elektron (atom unsur yang bergerak bebas dalam
nonlogam) melalui gaya logam tersebut
elektrostatik.
2 Keras tetapi rapuh , bersifat keras Bersifat keras tetapi lentur/tidak
karena ion-ion positif dan negatif mudah patah jika ditempa
terikat kuat ke segala arah oleh Adanya elektron-elektron bebas
gaya elektrostatik. Bersifat rapuh menyebabkan logam bersifat
dikarenakan lapisan-lapisan dapat lentur. Tidak mudah patah
bergeser jika dikenakan gaya luar, dikarenakan elektron-elektron
ion sejenis dapat berada satu di bebas akan berpindah mengikuti
atas yang lainnya sehingga timbul ion-ion positif yang bergeser
tolak-menolak yang sangat kuat sewaktu dikenakan gaya luar
yang menyebabkan terjadinya
pemisahan.
3 Tidak menghantarkan listrik dalam Penghantar listrik yang baik
fasa padat, tetapi menghantarkan Hal ini disebabkan terdapat
listrik dalam fasa cair Zat elektron-elektron bebas yang
dikatakan dapat menghantarkan dapat membawa muatan listrik
listrik apabila terdapat ion-ion jika diberi suatu beda potensial.
yang dapat bergerak bebas
membawa muatan listrik

3. Ikatan ion terjadi karena adanya ikatan ion positif dan ion negatif melalui
gaya elektrostatik
Ikatan logam terjadi karena adanya ikatan atom bermuatan positif dengan
elektron valensi yang bergerak bebas.
Ikatan ion lebih mudah patah dikarenakan oleh lapisan-lapisan dapat bergeser
jika dikenakan gaya luar, ion sejenis dapat berada satu di atas yang lainnya
sehingga timbul tolak-menolak yang sangat kuat yang menyebabkan
terjadinya pemisahan, sedangkan ikatan logam tidak mudah patah
dikarenakan elektron-elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif
yang bergeser sewaktu dikenakan gaya luar.

Anda mungkin juga menyukai