Anda di halaman 1dari 3

REVIEW ABSTRAK KARYA ILMIAH

PENYIMPANAN OBAT OBATAN DI GUDANG INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT PKU


MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT 1

DISUSUN OLEH:

Nyoman Swindana :232205119

Sholeh Fauzan: 232205098

PROGRAM STUDI FAMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

TAHUN 2023
PENYIMPANAN OBAT OBATAN DI GUDANG INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT 1

Abstrak

Latar Belakang: Penataan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit meliputi perencanaan, pengadaan,
pendistribusian, dan pemanfaatan.

Indikator penyimpanan obat meliputi :

kesesuaian barang dengan kartu stok, TOR (Turn Over Ratio), persentase obat kadaluarsa dan atau
rusak, sistem penataan ruang penyimpanan, persentase stok mati, dan persentase nilai stok akhir.

Berdasarkan hasil evaluasi kerja Inventarisasi Persediaan Farmasi persediaan tablet di Ruang
Penyimpanan Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I diperoleh ketidaksesuaian
antara jumlah barang dengan kartu stok dan komputerisasi sebanyak 15,38 %, TOR nilai 29 kali setiap
tahun, nilai kaus kaki akhir 6 %, persentase obat DE (tanggal kadaluwarsa) 0,03 %.

Data ini menunjukkan bahwa kesesuaian antara barang dan stok perawatan, persentase ED obat, TOR,
dan nilai stok akhir belum memenuhi target rumah sakit.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan penelitian
observasional. Subjek pada penelitian ini adalah Kepala Instalasi Farmasi, Kepala Ruang Penyimpanan
Instalasi Farmasi, Petugas Ruang Penyimpanan Instalasi Farmasi, dan Kepala Unit Pemeliharaan.

Sarana penelitian yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara mendalam. Analisis data
dilakukan dengan cara deskripsi kualitatif, dan dilakukan teknik triangulasi untuk menjamin keabsahan
data.

Hasil: Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan observasi dan wawancara mendalam diketahui
bahwa sistem penyimpanan obat di Ruang Penyimpanan Instalasi Farmasi belum memenuhi standar
karena penataan obat tidak mengacu pada kelas terapi/ kelayakan obat.

Bangunan dan ruangan sudah sesuai standar, namun peralatan belum memenuhi standar karena tidak
adanya alarm, alat ukur gram dan miligram, pembuka kotak, dan kartu pemeliharaan. Sumber daya
manusia sudah sesuai standar karena tersedia Apoteker dan Asisten.

Kesimpulan:

1) Faktor sistem penyimpanan obat di Gudang Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit
I tidak sesuai dengan standar Seto, yaitu penggolongan obat tidak berdasarkan kelas terapi/khasiat obat.
Hal tersebut dikarenakan tidak semua petugas gudang memiliki latar belakang pendidikan kefarmasian.
Petugas yang berasal dari sekolah umum akan kesulitan dalam menghapalkan nama-nama obat
berdasarkan kelas terapi/khasiat obat, sehingga dikhawatirkan proses penyimpanan akan berlangsung
lebih lama.

2) Faktor gedung dan ruangan di Gudang Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I
sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit .

3) Faktor peralatan di Gudang Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I tidak sesuai
dengan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, yaitu tidak terdapat alarm yang digunakan untuk
mendeteksi pencurian. Hal tersebut dikarenakan di bagian dalam rumah sakit sudah memiliki alarm.

4) Faktor tenaga manusia di Gudang Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I sudah
sesuai dengan Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai