Anda di halaman 1dari 13

1

Jurnal Pharmascience, Vol. 07, No.02, Oktober 2020, hal: 48-57


ISSN-Print. 2355 – 5386
ISSN-Online. 2460-9560
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/pharmascience
Research Article

Evaluasi Penyimpanan Obat di Gudang Farmasi RSUD


Ratu Zalecha Martapura
Octa Linda Lestari1, Nani Kartinah1*, Noor Hafizah2
1
Program Studi Farmasi, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan,
Indonesia
2
Instalasi Farmasi RSUD Ratu Zalecha Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan, Indonesia
*Email : nanikartinah@ulm.ac.id

ABSTRAK

Penyimpanan adalah kegiatan untuk menghindari obat dari kerusakan baik fisik dan
kimia serta memastikan kualitas obat tetap terjamin. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi penyimpanan obat di Instalasi Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha Martapura
berdasarkan indikator USAID. Penelitian bersifat deskriptif non-eksperimental dengan
rancangan penelitian cross sectional dan pengambilan data dilakukan secara prospektif.
Indikator yang dievaluasi yaitu tingkat akurasi persediaan obat, tingkat akurasi penempatan
obat, tingkat akurasi pengambilan obat, waktu pemrosesan permintaan obat, pemanfaatan
ruang penyimpanan, serta tingkat keamanan di lokasi penyimpanan menurut USAID. Hasil
penelitian menunjukkan persentase tingkat akurasi persediaan obat 100%, persentase tingkat
akurasi penempatan obat sebesar 85%, dan persentase tingkat akurasi pengambilan obat
97%. Waktu yang diperlukan oleh petugas gudang dalam pemrosesan permintaan obat yaitu 3
- 66 menit, persentase pemanfaatan gudang untuk menyimpan obat sebesar 43%, dan terdapat
Standar Prosedur Operasional terkait tingkat keamanan obat di gudang penyimpanan obat.
Dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi berdasarkan indikator USAID menunjukkan
penyimpanan obat di Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha Martapura masih belum efisien
karena masih terdapat indikator yang belum memenuhi standar yaitu indikator tingkat
akurasi penempatan obat dan tingkat akurasi pengambilan obat.

Kata kunci: Penyimpanan Obat, Gudang, Indikator USAID, Manajemen Farmasi

ABSTRACT

Storage of medicine is an activity to prevent drugs from physical and chemical damage and
to guarantee the quality of drugs. This study aims to evaluate the drug storage at the Installation
of Pharmacy in Ratu Zalecha Martapura Hospital based on USAID indicators. This research is a
descriptive non-experimental study with a cross-sectional study and prospectively data. The
indicators evaluated are the accuracy of drug supplies, the accuracy of drug placement, the
accuracy of drug collection, the processing time for drug requests, the utilization of storage space,

Volume 07, Nomor 02 Jurnal


2

and the level of security at storage locations according to USAID. The results showed an accurate
rate of drug supplies was 100%, percent of the accuracy rate of drug placement was 85%, and
percent of the accuracy of drug-taking was 97%. The time required by warehouse officers in
processing drug requests is 3 - 66 minutes, the percentage of warehouse used to store drugs is
43%, and there are Standard Operating Procedures related to the safety level of drugs in drug
storage warehouses. The conclusion of this research is the evaluation based on USAID indicators
show that drug storage in the Pharmacy Warehouse of the Ratu Zalecha Martapura Hospital is
still inefficient because there are still indicators that do not meet the standards, namely indicators
of the accuracy of drug placement and the accuracy of drug-taking.

Keywords : Drug Storage, Warehouse, USAID Indicator, Pharmaceutical Managemen

I. PENDAHULUAN Tujuan dari penelitian ini adalah


Manajemen obat di rumah sakit untuk mengevaluasi penyimpanan obat di
merupakan unsur penting dalam Instalasi Gudang Farmasi RSUD Ratu
manajerial rumah sakit. Manajemen obat Zalecha Martapura. Untuk mengevaluasi
diperlukan agar obat tetap tersedia saat suatu kinerja digunakan key performa
dibutuhkan, dalam jumlah cukup, mutu indicator (KPI). Ada beberapa KPI yang
terjamin dan harga terjangkau. Sistem digunakan untuk mengevaluasi
manajemen obat terbangun berdasarkan penyimpanan obat contohnya KPI pada
fungsi sebelumnya dan menentukan fungsi penelitian Iqbal,et. al., 2015; Mahoro,
selanjutnya (Liliek, 1998). 2013 dan USAID, 2010. Digunakan KPI
Hasil studi pendahuluan dari USAID karena variable yang
menunjukkan bahwa manajemen obat di diberikan tidak hanya bersifat kualitatif
Instalasi Gudang Farmasi RSUD Ratu tetapi juga bersifat kuantitatif. Indikator
Zalecha Martapura masih terdapat yang diteliti pada penelitian ini meliputi
kekurangan. Masih ditemukan obat tingkat akurasi persediaan; tingkat akurasi
kadaluarsa mengindikasikan perlunya penempatan obat; tingkat akurasi
evaluasi pada proses penyimpanan obat. pengambilan obat; waktu pemrosesan
Hingga saat ini masih belum pernah permintaan obat; pemanfaatan ruang
dilakukan evaluasi pada proses penyimpanan; dan tindakan keamanan di
penyimpanan obat sehingga menjadi dasar lokasi penyimpanan.
dilakukannya penelitian ini untuk
mengevaluasi pengelolaan obat terutama II. METODE
pada proses penyimpanan obat Instalasi Penelitian ini merupakan penelitian
gudang farmasi RSUD Ratu Zalecha deskritif dan populasi penelitian yaitu
Martapura. seluruh item obat, kartu stok obat dan
daftar permintaan obat yang terdapat

Volume 07, Nomor 02 Jurnal


3

dalam

Volume 07, Nomor 02 Jurnal


5

gudang penyimpanan pada periode dengan jumlah fisik di Gudang Farmasi


penelitian. Sampel penelitian diambil RSUD Ratu Zalecha Martapura dengan
dengan cara quota sampling dimana jumlah sampel 230 dapat dilihat pada
jatah/kuota sampel telah ditetapkan oleh Tabel I.
peneliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi Tabel I. Hasil tingkat akurasi persediaan
penelitian ini yaitu sebanyak 538 kartu obat
Kesesuaian Kartu Stok Dengan Jumlah Fisik
stok (1 kartu stok untuk 1 item obat). Obat (n=230)
Perhitungan jumlah sampel menggunakan Hasil Nilai Standar
100% 100%
perhitungan Slovin sehingga didapatkan
jumlah sampel sebesar 230 item obat. Pengendalian akurasi persediaan
obat yang dilakukan Instalasi Gudang
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Farmasi RSUD Ratu Zalecha Martapura
PeneIitian dilakukan pada buIan yaitu dilakukan proses stock opname setiap
Juli hingga Agustus 2019 di Instalasi bulannya. Stock opname bertujuan untuk
Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha menjamin persediaan obat di gudang
Martapura. Data yang diperoleh kemudian penyimpanan tidak terjadi selisih antara
dianalisis berdasarkan indicator yang telah kartu stok dengan jumlah fisik obat. Oleh
ditetapkan dan hasil data dipersentasekan karena itu hasil stock opname harus sesuai
(%) pada tiap kategori. antara data pencatatan dengan jumlah stok
fisik di gudang penyimpanan. Jika terdapat
A. Tingkat Akurasi Persediaan Obat ketidaksesuaian segera dilakukan analisis
Indikator ini mengukur persentase untuk mengetahui kesalahan dan menilai
kecocokan jumlah fisik obat di ruang tingkat efisiensi dari penyimpanan obat
penyimpanan dengan kartu stok. Tujuan yang dilakukan oleh Instalasi Gudang
dilakukannya evaluasi indikator ini adalah Farmasi.
memastikan tidak ada selisih antara jumlah Hasil menunjukkan persentase
obat yang tercatat di kartu stok dengan akurasi persediaan obat sebesar 100%.
jumlah fisik obat. Standar ideal tingkat Pengendalian persediaan obat di gudang
akurasi persediaan obat adalah 100%. secara rutin di akhir bulan melalui
Dampak apabila terdapat ketidaksesuaian kegiatan stock opname merupakan salah
adalah meningkatnya stok mati dan satu faktor yang menyebabkan hasil
menimbulkan obat menjadi kadaluarsa. tingkat akurasi 100%. Tidak ada selisih
Hasil tingkat akurasi persediaan obat antara kartu stok
berdasarkan kesesuaian antara kartu stok

Volume 07, Nomor 02 Jurnal


5

dengan jumlah fisik serta kekosongan obat dalam penyiapan obat dan meminimalisir
dapat dihindari. terjadinya kesalahan dalam pengambilan
obat. Standar tingkat akurasi penempatan
B. Tingkat Akurasi Penempatan Obat obat yang ideal adalah 100%.
Indikator ini mengukur Hasil tingkat akurasi penempatan
kemampuan fasilitas penyimpanan untuk obat di Gudang Farmasi RSUD Ratu
menempatkan item obat pada lokasi yang Zalecha Martapura dengan jumlah obat
benar sehingga dapat dengan cepat dan pada periode penelitian (sebanyak 230
mudah ditemukan. Penempatan obat yang item obat) dapat dilihat pada Tabel II.
tepat dapat mempermudah kinerja petugas
gudang

Tabel II. Hasil tingkat akurasi penempatan obat


Persentase Tingkat Nilai
No. Penempatan Obat Berdasarkan SPO Penyimpanan
Akurasi Penempatan Obat Standar
1 Sediaan Tablet & Kapsul Generik 91%
2 Sediaan Tablet & Kapsul "Branded" 97%
3 Sediaan Injeksi Generik 79%
4 Sediaan Injeksi "Branded" 100%
5 Sediaan Sirup & Suspensi Generik 86%
6 Sediaan Sirup & Suspensi "Branded" 94%
7 Sediaan Tetes Mata & Tetes Telinga 59%
8 Sediaan Inhalasi 53%
9 Sediaan Gel, Krim, & Salep 72% 100%
10 Obat Narkotika & Psikotropika 91%
11 Obat High Alert 1 87%
12 Obat High Alert 2 89%
13 Obat High Alert 3 86%
14 Obat Di Lemari Pendingin 1 80%
15 Obat Di Lemari Pendingin 2 100%

16 Obat Di Lemari Pendingin 3 92%


Rata-rata 85%

Penempatan obat di Gudang FIFO/FEFO. Kabinet-kabinet penempatan


Farmasi RSUD Ratu Zalecha Martapura obat di gudang penyimpanan berdasarkan
dilakukan berdasarkan bentuk sediaan, bentuk sediaan terdiri dari sediaan tablet
suhu, serta peletakan di rak/lemari khusus dan kapsul generik dan “branded”, injeksi
yang disusun secara alfabetis dan generik dan “branded”, sirup generik dan

Volume 07, Nomor 02 Jurnal


5

“branded”, gel, salep, krim, tetes mata sesuai alfabetis dengan memperhatikan
tetes telinga, serta sediaan inhalasi, LASA penting dilakukan mengingat hal ini
sedangkan penempatan obat berdasarkan dapat menghindari kesalahan pengambilan
suhu dan peletakan di rak/lemari khusus obat.
terdiri dari narkotika & psikotropika, high Penempatan obat berdasarkan suhu
alert, serta obat-obat dalam lemari yaitu diletakkan di lemari pendingin, yang
pendingin. diatur suhunya agar tetap berada diantara
Penempatan obat secara alfabetis di 2- 8oC. Pengontrolan suhu lemari
gudang penyimpanan memperhatikan pendingin dilakukan setiap pukul 08.00
LASA (Look alike, sound alike) atau obat dan 14.00 WITA dan pencatatan dilakukan
yang memiliki kemasan mirip atau pada lembar fluktuatif suhu setiap harinya.
penamaannya mirip. Obat-obat LASA Penempatan obat high alert
diletakkan dengan jarak 1, 2, 3, atau lebih diletakkan di kabinet khusus yang ditandai
obat untuk menghindari kesalahan dengan label high alert di depan setiap dus
pengambilan saat penyiapan obat. Contoh obat serta kabinet diberi warna merah.
penempatan obat LASA adalah Lisinopril Penempatan obat high alert dilakukan
10 dengan Lisinopril 5 yang dibatasi oleh secara alfabetis dan dikelompokkan
Loratadine atau Phenytoin Sodium yang berdasarkan bentuk sediaan, namun masih
diletakkan diantara Piracetam 400 dan terdapat penempatan yang kurang sesuai
Piracetam 800. Hasil penelitian seperti sediaan injeksi diletakkan tepat
menunjukkan masih terdapat beberapa setelah sediaan tablet. Hal ini tidak sesuai
kategori obat yang penempatannya tidak karena sediaan injeksi dan tablet sebaiknya
sesuai. Tingkat akurasi penempatan paling tidak berada dalam satu rak untuk
rendah yaitu terdapat pada penempatan menghindari terjadinya kebocoran pada
sediaan inhalasi dengan nilai 53%. sediaan cair.
Penempatan sediaan inhalasi banyak yang Hasil penelitian dari 230 item obat
tidak sesuai karena masih terdapat sediaan yang terdapat dalam gudang penyimpanan
yang ditempatkan tidak sesuai abjad yaitu selama periode penelitian diperoleh rata-
Iliadin yang ditempatkan di antara rata persentase tingkat akurasi penempatan
Berotec® dan Combivert®. Selain itu, obat sebesar 85%, sehingga dapat
banyak penempatan LASA yang tidak disimpulkan akurasi penempatan obat
sesuai pada sediaan inhalasi seperti belum memenuhi standar. Penempatan
Marimer Hypertonic® dan Marimer Daily yang belum memenuhi standar perlu
Nasal® yang ditempatkan tanpa pembatas menjadi perhatian khusus bagi pihak
sediaan inhalasi lain. Penempatan obat
Volume 07, Nomor 02 Jurnal
5

Rumah Sakit karena kesalahan penempatan Indikator ini didefinisikan sebagai


item obat dapat meningkatkan resiko persentase item obat yang diambil secara
kesalahan pada pengambilan obat. akurat dari gudang penyimpanan
Menurut hasil wawancara dengan berdasarkan permintaan yang kemudian
Apoteker Perbekalan Farmasi yang ditempatkan ke dalam kontainer yang
bertugas di gudang penyimpanan, sesuai untuk diserahkan ke depo-depo.
kesalahan penempatan obat terjadi karena Pengambilan obat disesuaikan dengan
petugas yang meletakkan obat itu berbeda- jenis dan jumlah yang terdaftar dalam
beda, sehingga beberapa petugas hanya daftar permintaan obat dari depo-depo
meletakkan obat di slot yang kosong tanpa serta ketersediaan obat di gudang. Tujuan
memperhatikan urutan alfabetisnya. Selain dilakukannya evaluasi indikator ini adalah
itu faktor rak dan ruang yang tersedia juga untuk menilai kinerja petugas gudang
mempengaruhi penempatan obat di gudang dalam melakukan penyiapan obat
penyimpanan, karena dengan rak yang berdasarkan permintaan, karena kelalaian
terbatas, maka penempatan obat dibuat dalam pengambilan obat dapat
seadanya slot yang tersedia. Salah satu mengakibatkan terjadinya selisih jumlah
langkah yang dapat dilakukan dalam obat di kartu stok dengan jumlah fisik obat,
meminimalisir kesalahan penempatan obat stockout, atau bahkan overstock. Nilai
yaitu sebaiknya terdapat ruangan khusus standar tingkat akurasi pengambilan obat
untuk menyimpan item obat yang masih adalah ≥99%. Hasil tingkat akurasi
dalam bentuk dus-dus besar sehingga pengambilan obat di Gudang Farmasi
gudang penyimpanan utama akan RSUD Ratu Zalecha Martapura dengan
diprioritaskan untuk menyimpan item obat jumlah permintaan pada periode penelitian
dalam satuan yang lebih kecil. Hal ini akan sebanyak 875 item obat dalam 65
berdampak pada gudang penyimpanan permintaan dapat dilihat pada Tabel III.
akan memiliki area yang lebih luas Tabel III. Hasil tingkat akurasi
sehingga cukup untuk meletakkan item pengambilan obat
obat dengan tepat sesuai ketentuan SPO
yang berlaku. Tingkat akurasi penempatan
obat di Gudang Farmasi RSUD Ratu
Zalecha Martapura belum memenuhi
standar.

C. Tingkat Akurasi Pengambilan Obat


Jumlah Item Tingkat Akurasi
permintaan Pengambilan Obat Nilai
Volume 07, Nomor 02 Jurnal
5

Dari Depo Tidak Standar


Sesuai
Selama Sesuai
Penelitian
875 847 28 ≥99%
Rata-rata
Persentase
97%
Tingkat
Akurasi
Pengambilan Obat

Volume 07, Nomor 02 Jurnal


5

Daftar permintaan obat yang (human error).


diterima gudang penyimpanan terdiri dari
tiga depo antara lain Depo IGD, Depo
Rawat Jalan, dan Depo Rawat Inap.
Pelayanan permintaan obat dilakukan
setiap hari kerja mulai pukul 08.00 hingga
14.15 WITA. Permintaan biasanya
diserahkan oleh asisten apoteker depo yang
bersangkutan ke gudang farmasi untuk
dilakukan penyiapan obat. Pengambilan
obat dilakukan sesuai daftar permintaan
yang tertulis di lembar amprahan dengan
menyesuaikan ketersediaan obat di
gudang.
Hasil tingkat akurasi pengambilan
obat selama periode penelitian adalah
97%, dimana kesalahan yang paling sering
terjadi karena jumlah obat yang diambil
kurang atau lebih dari jumlah yang
sebenarnya diminta, selain itu kesalahan
juga terjadi karena nama obat yang
diambil tidak sesuai atau tidak ada di
dalam daftar permintaan. Kesalahan dalam
jumlah yang diambil seperti Pantoprazol
injeksi yang diminta sebanyak 270 vial (5
dus), namun diambil hanya sebanyak 162
vial (3 dus). Sedangkan kesalahan berupa
pengambilan jenis obat yang berbeda
contohnya pengambilan obat Risperidone
dari yang seharusnya diminta
Domperidone. Kesalahan ini terjadi karena
miskomunikasi antara petugas yang
betugas dalam menyebutkan item dan
jumlah obat yang diminta dengan petugas
yang bertugas dalam proses pengambilan
Volume 07, Nomor 02 Jurnal
5

Kesalahan pengambilan obat dapat permintaan yang terlalu lama akan


diminimalisir dengan pembatasan menghambat kinerja depo dalam
jumlah item yang diminta dalam penyerahan obat ke pasien. Hasil waktu
setiap permintaan atau pembagian pemrosesan permintaan obat di
jumlah item yang disiapkan masing-
masing petugas sehingga petugas
gudang akan lebih teliti dalam
penyiapan obat karena tidak banyak
jenis item yang diambil, selain itu
ketepatan penempatan juga dapat
berpengaruh dalam meningkatkan
kinerja petugas dalam pengambilan
obat. Tingkat akurasi pengambilan
obat di Gudang Farmasi RSUD Ratu
Zalecha Martapura belum memenuhi
standar.

D. Waktu Pemrosesan Permintaan


Obat
Indikator ini mengukur rata-
rata jumlah waktu yang digunakan
dari saat permintaan diterima oleh
gudang penyimpanan hingga item
permintaan dikirim ke depo farmasi.
Tujuan evaluasi indikator ini adalah
mengontrol kinerja pemrosesan
permintaan dan efisiensi waktu
pengiriman item obat dalam daftar
permintaan serta dapat
mengidentifikasi kesempatan dalam
perbaikan kinerja petugas dalam
manajemen permintaan dan waktu
respon gudang penyimpanan. Waktu
standar dalam pemrosesan permintaan
obat adalah <36 jam. Pemrosesan

Volume 07, Nomor 02 Jurnal


5

Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha penyimpanan yang digunakan dari total
Martapura dengan jumlah permintaan pada ruang keseluruhan. Dengan mengukur
periode penelitian sebanyak 65 permintaan pemanfaatan ruang penyimpanan,
obat dapat dilihat pada Tabel IV. pengelola dapat memperbaiki atau
Tabel IV. Hasil waktu pemrosesan mengatur ulang kapasitas penyimpanan,
permintaan obat
Jumlah misalnya mengeliminasi produk
Waktu Yang Diperlukan
Permintaan Dari
Untuk Memproses kadaluarsa untuk mengefisienkan ruang
Depo Selama
Permintaan Obat
Penelitian
serta agar dapat memaksimalkan
65 3-66 menit
penggunaan ruang penyimpanan.
Waktu Pemrosesan permintaan Persentase ruang yang dapat digunakan
obat dihitung saat amprahan pertama gudang penyimpanan adalah 70% dari
masuk ke gudang penyimpanan hingga seluruh total ruang. Ruang yang cukup
obat yang telah disiapkan siap untuk dapat memudahkan petugas gudang dalam
diantar ke depo. Setelah amprahan masuk, melakukan mobilisasi sehingga dapat
petugas gudang mengambil item-item obat menunjang kinerja petugas dalam
sesuai dengan nama dan jumlah yang melakukan pemrosesan permintaan obat.
diminta kemudian dilakukan pencatatan Selain itu, ruang yang memadai dapat
kartu stok. Sebelum item permintaan memaksimalkan proses penempatan obat
diantar, petugas gudang kembali sesuai standar. Hasil pengukuran
memeriksa kesesuaian item yang telah pemanfaatan ruang penyimpanan di
disiapkan dengan daftar permintaan. Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha
Waktu yang diperlukan dalam Martapura dapat dilihat pada Tabel V.
menyelesaikan penyiapan amprahan Tabel V. Hasil pengukuran pemanfaatan
ruang penyimpanan
tergantung pada banyaknya jenis item Volume Area Gudang
Persentase Nilai
Gudang Yang
yang diminta, semakin banyak item yang Penyimpanan Digunakan
Pemanfaatan Standar

diminta maka waktu yang diperlukan akan 112,50 m3 48,38 m3 43% Maks. 70%

lebih banyak namun tidak lebih dari 2 jam.


Penataan tata letak rak dan lemari
Waktu pemrosesan permintaan obat di
ruang penyimpanan di Gudang Farmasi
Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha
RSUD Ratu Zalecha Martapura disusun
Martapura sudah memenuhi standar.
mengikuti sisi dan bentuk gudang
penyimpanan. Rak dan lemari di gudang
E. Pemanfaatan Ruang Penyimpanan
penyimpanan diatur agar tidak langsung
Pemanfaatan ruang penyimpanan
menempel pada dinding dan lantai, hal ini
mengindikasikan persentase total ruang
untuk menghindari kerusakan obat apabila
Volume 07, Nomor 02 Jurnal
5

terdapat genangan air di lantai atau suhu menghindari orang yang tidak bertanggung
dinding ruangan yang juga dapat jawab masuk ke gudang penyimpanan.
mempengaruhi suhu obat. Penyusunan tata Selain itu, terdapat CCTV di lorong depan
letak ruang penyimpanan diatur agar gudang untuk mengetahui siapa saja yang
memudahkan petugas dalam bergerak saat beraktivitas keluar-masuk ruang gudang
melakukan aktivitas. Hasil persentase apabila suatu saat terjadi kehilangan obat.
pemanfaatan gudang penyimpanan obat di Sistem ini dapat mencegah terjadinya
Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha kehilangan atau pencurian obat pada saat
Martapura yaitu 43% sudah memenuhi penyimpanan.
standar dari batas maksimal total yang Penggunaan termometer digunakan
dapat digunakan yaitu 70%. untuk mengawasi terjadi perubahan suhu
ruangan maupun suhu lemari pendingin
F. Tindakan Keamanan Di Lokasi tempat penyimpanan obat khusus. Suhu
Penyimpanan yang sesuai dapat menjaga mutu obat pada
Indikator ini digunakan untuk saat disimpan di gudang penyimpanan.
melihat apakah terdapat pedoman atau Jika mutu obat terjaga dengan baik, maka
Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk obat dapat terhindar dari kerusakan dan
menentukan keamanan dari obat di gudang meminimalisir ditemukannya obat
penyimpanan yang memberikan instruksi kadaluarsa. Obat yang rusak dan
untuk mencegah terjadinya pencurian atau kadaluarsa dapat menunjukkan bahwa
kehilangan serta kerusakan suatu obat. terdapat permasalahan dalam
Penerapan langkah-langkah keamanan prosedur
yang tepat akan membantu meminimalisir penyimpanan obat di gudang
pengeluaran dan meningkatkan penyimpanan. Penggunaan termometer ini
ketersediaan dan keamanan penyimpanan dapat mencegah terjadinya kerusakan obat
obat. Keamanan penyimpanan di gudang saat penyimpanan.
penyimpanan dapat terjamin dengan Penyimpanan obat narkotika dan
adanya SPO. psikotropika ditempatkan pada lemari
Salah satu langkah keamanan khusus yang diberi label high alert besar
gudang penyimpanan yang telah dilakukan tertempel di pintu lemari. Penyimpanan
Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha obat narkotika dan psikotropika juga
Martapurta adalah dengan penggunaan dilengkapi dengan kunci ganda yang hanya
kunci ganda pada pintu gudang yang hanya dipegang oleh petugas gudang untuk
dimiliki oleh petugas gudang. Hal ini dapat meningkatkan keamanan dalam
penyimpanannya. Hasil wawancara dengan
Volume 07, Nomor 02 Jurnal
5

Kepala Instalasi Farmasi dan Apoteker Kemenkes RI. 2016. Peraturan Menteri
Unit Perbekalan Farmasi RSUD Ratu Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016
Tentang. Standar Pelayanan
Zalecha Martapura bahwa SPO digunakan Kefarmasian di Rumah Sakit.
sebagai pedoman utama dalam seluruh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
prosedur penyimpanan obat serta LCA. 2015. Logistics Operational Guide.
menjamin tindakan keamanan di gudang Logistics Capacity Assesments,
USA.
penyimpanan Liliek, S. 1998. Evaluasi Manajemen Obat
di Rumah Sakit Umum daerah
Wangaya Kotamadya Dati II
IV. KESIMPULAN Denpasar. Tesis. Magister
Kesimpulan pada penelitian hasil Manajemen Rumah Sakit,
Universitas Gadjah Mada
evaluasi berdasarkan indikator USAID Yogyakarta.
menunjukkan penyimpanan obat di Mahoro, A. 2013. Examining the
Inventory Management of
Instalasi Gudang Farmasi RSUD Ratu Antiretroviral Drugs at Community
Zalecha Martapura belum efisien karena Health Centres in the Cape
Metropole, Western Cape. Tesis
masih terdapat indikator yang belum Program Pasca Sarjana. University
memenuhi standar yaitu indikator tingkat of the Western Cape, Western
Cape.
akurasi penempatan obat dan tingkat Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja
akurasi pengambilan obat. Berbasis Kompetensi. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta, Jakarta.
Aronovich, D., T. Marie, E. Collins, A. Quick, J.D., J. R. Rankin, R. O. Laing,
Sommerlatte, L. Allain. 2010. R.W. O’Connor. 1997. Managing
Measuring Supply Chain Drug Supply Second Edition.
Performance: Guide To Key Kumarin Press, USA.
Performance Indicators For Public Satibi. 2015. Manajemen Obat di Rumah
Health Managers. USAID, USA. Sakit. Gadjah Mada University
Iqbal, M.J., M.I. Geer, & P.A. Dar. 2015. Press. Yogyakarta.
Indicator Based Assessment of WERC. 2007. Best Practices Guide.
Medicine Storage and Inventory Warehousing Education and
Management Practices in various Research Council, USA.
Public Sector Hospitals of District WHO. 2003. Guidelines for the Storage of
Srinagar. International Archives of Essential Medicines and Other
BioMedical and Clinical Research. Health Commodities. DELIVER,
01: 8-15. United States.

Volume 07, Nomor 02 Jurnal

Anda mungkin juga menyukai