ABSTRAK
Penyimpanan adalah kegiatan untuk menghindari obat dari kerusakan baik fisik dan
kimia serta memastikan kualitas obat tetap terjamin. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi penyimpanan obat di Instalasi Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha Martapura
berdasarkan indikator USAID. Penelitian bersifat deskriptif non-eksperimental dengan
rancangan penelitian cross sectional dan pengambilan data dilakukan secara prospektif.
Indikator yang dievaluasi yaitu tingkat akurasi persediaan obat, tingkat akurasi penempatan
obat, tingkat akurasi pengambilan obat, waktu pemrosesan permintaan obat, pemanfaatan
ruang penyimpanan, serta tingkat keamanan di lokasi penyimpanan menurut USAID. Hasil
penelitian menunjukkan persentase tingkat akurasi persediaan obat 100%, persentase tingkat
akurasi penempatan obat sebesar 85%, dan persentase tingkat akurasi pengambilan obat
97%. Waktu yang diperlukan oleh petugas gudang dalam pemrosesan permintaan obat yaitu 3
- 66 menit, persentase pemanfaatan gudang untuk menyimpan obat sebesar 43%, dan terdapat
Standar Prosedur Operasional terkait tingkat keamanan obat di gudang penyimpanan obat.
Dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi berdasarkan indikator USAID menunjukkan
penyimpanan obat di Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha Martapura masih belum efisien
karena masih terdapat indikator yang belum memenuhi standar yaitu indikator tingkat
akurasi penempatan obat dan tingkat akurasi pengambilan obat.
ABSTRACT
Storage of medicine is an activity to prevent drugs from physical and chemical damage and
to guarantee the quality of drugs. This study aims to evaluate the drug storage at the Installation
of Pharmacy in Ratu Zalecha Martapura Hospital based on USAID indicators. This research is a
descriptive non-experimental study with a cross-sectional study and prospectively data. The
indicators evaluated are the accuracy of drug supplies, the accuracy of drug placement, the
accuracy of drug collection, the processing time for drug requests, the utilization of storage space,
and the level of security at storage locations according to USAID. The results showed an accurate
rate of drug supplies was 100%, percent of the accuracy rate of drug placement was 85%, and
percent of the accuracy of drug-taking was 97%. The time required by warehouse officers in
processing drug requests is 3 - 66 minutes, the percentage of warehouse used to store drugs is
43%, and there are Standard Operating Procedures related to the safety level of drugs in drug
storage warehouses. The conclusion of this research is the evaluation based on USAID indicators
show that drug storage in the Pharmacy Warehouse of the Ratu Zalecha Martapura Hospital is
still inefficient because there are still indicators that do not meet the standards, namely indicators
of the accuracy of drug placement and the accuracy of drug-taking.
dalam
dengan jumlah fisik serta kekosongan obat dalam penyiapan obat dan meminimalisir
dapat dihindari. terjadinya kesalahan dalam pengambilan
obat. Standar tingkat akurasi penempatan
B. Tingkat Akurasi Penempatan Obat obat yang ideal adalah 100%.
Indikator ini mengukur Hasil tingkat akurasi penempatan
kemampuan fasilitas penyimpanan untuk obat di Gudang Farmasi RSUD Ratu
menempatkan item obat pada lokasi yang Zalecha Martapura dengan jumlah obat
benar sehingga dapat dengan cepat dan pada periode penelitian (sebanyak 230
mudah ditemukan. Penempatan obat yang item obat) dapat dilihat pada Tabel II.
tepat dapat mempermudah kinerja petugas
gudang
“branded”, gel, salep, krim, tetes mata sesuai alfabetis dengan memperhatikan
tetes telinga, serta sediaan inhalasi, LASA penting dilakukan mengingat hal ini
sedangkan penempatan obat berdasarkan dapat menghindari kesalahan pengambilan
suhu dan peletakan di rak/lemari khusus obat.
terdiri dari narkotika & psikotropika, high Penempatan obat berdasarkan suhu
alert, serta obat-obat dalam lemari yaitu diletakkan di lemari pendingin, yang
pendingin. diatur suhunya agar tetap berada diantara
Penempatan obat secara alfabetis di 2- 8oC. Pengontrolan suhu lemari
gudang penyimpanan memperhatikan pendingin dilakukan setiap pukul 08.00
LASA (Look alike, sound alike) atau obat dan 14.00 WITA dan pencatatan dilakukan
yang memiliki kemasan mirip atau pada lembar fluktuatif suhu setiap harinya.
penamaannya mirip. Obat-obat LASA Penempatan obat high alert
diletakkan dengan jarak 1, 2, 3, atau lebih diletakkan di kabinet khusus yang ditandai
obat untuk menghindari kesalahan dengan label high alert di depan setiap dus
pengambilan saat penyiapan obat. Contoh obat serta kabinet diberi warna merah.
penempatan obat LASA adalah Lisinopril Penempatan obat high alert dilakukan
10 dengan Lisinopril 5 yang dibatasi oleh secara alfabetis dan dikelompokkan
Loratadine atau Phenytoin Sodium yang berdasarkan bentuk sediaan, namun masih
diletakkan diantara Piracetam 400 dan terdapat penempatan yang kurang sesuai
Piracetam 800. Hasil penelitian seperti sediaan injeksi diletakkan tepat
menunjukkan masih terdapat beberapa setelah sediaan tablet. Hal ini tidak sesuai
kategori obat yang penempatannya tidak karena sediaan injeksi dan tablet sebaiknya
sesuai. Tingkat akurasi penempatan paling tidak berada dalam satu rak untuk
rendah yaitu terdapat pada penempatan menghindari terjadinya kebocoran pada
sediaan inhalasi dengan nilai 53%. sediaan cair.
Penempatan sediaan inhalasi banyak yang Hasil penelitian dari 230 item obat
tidak sesuai karena masih terdapat sediaan yang terdapat dalam gudang penyimpanan
yang ditempatkan tidak sesuai abjad yaitu selama periode penelitian diperoleh rata-
Iliadin yang ditempatkan di antara rata persentase tingkat akurasi penempatan
Berotec® dan Combivert®. Selain itu, obat sebesar 85%, sehingga dapat
banyak penempatan LASA yang tidak disimpulkan akurasi penempatan obat
sesuai pada sediaan inhalasi seperti belum memenuhi standar. Penempatan
Marimer Hypertonic® dan Marimer Daily yang belum memenuhi standar perlu
Nasal® yang ditempatkan tanpa pembatas menjadi perhatian khusus bagi pihak
sediaan inhalasi lain. Penempatan obat
Volume 07, Nomor 02 Jurnal
5
Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha penyimpanan yang digunakan dari total
Martapura dengan jumlah permintaan pada ruang keseluruhan. Dengan mengukur
periode penelitian sebanyak 65 permintaan pemanfaatan ruang penyimpanan,
obat dapat dilihat pada Tabel IV. pengelola dapat memperbaiki atau
Tabel IV. Hasil waktu pemrosesan mengatur ulang kapasitas penyimpanan,
permintaan obat
Jumlah misalnya mengeliminasi produk
Waktu Yang Diperlukan
Permintaan Dari
Untuk Memproses kadaluarsa untuk mengefisienkan ruang
Depo Selama
Permintaan Obat
Penelitian
serta agar dapat memaksimalkan
65 3-66 menit
penggunaan ruang penyimpanan.
Waktu Pemrosesan permintaan Persentase ruang yang dapat digunakan
obat dihitung saat amprahan pertama gudang penyimpanan adalah 70% dari
masuk ke gudang penyimpanan hingga seluruh total ruang. Ruang yang cukup
obat yang telah disiapkan siap untuk dapat memudahkan petugas gudang dalam
diantar ke depo. Setelah amprahan masuk, melakukan mobilisasi sehingga dapat
petugas gudang mengambil item-item obat menunjang kinerja petugas dalam
sesuai dengan nama dan jumlah yang melakukan pemrosesan permintaan obat.
diminta kemudian dilakukan pencatatan Selain itu, ruang yang memadai dapat
kartu stok. Sebelum item permintaan memaksimalkan proses penempatan obat
diantar, petugas gudang kembali sesuai standar. Hasil pengukuran
memeriksa kesesuaian item yang telah pemanfaatan ruang penyimpanan di
disiapkan dengan daftar permintaan. Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha
Waktu yang diperlukan dalam Martapura dapat dilihat pada Tabel V.
menyelesaikan penyiapan amprahan Tabel V. Hasil pengukuran pemanfaatan
ruang penyimpanan
tergantung pada banyaknya jenis item Volume Area Gudang
Persentase Nilai
Gudang Yang
yang diminta, semakin banyak item yang Penyimpanan Digunakan
Pemanfaatan Standar
diminta maka waktu yang diperlukan akan 112,50 m3 48,38 m3 43% Maks. 70%
terdapat genangan air di lantai atau suhu menghindari orang yang tidak bertanggung
dinding ruangan yang juga dapat jawab masuk ke gudang penyimpanan.
mempengaruhi suhu obat. Penyusunan tata Selain itu, terdapat CCTV di lorong depan
letak ruang penyimpanan diatur agar gudang untuk mengetahui siapa saja yang
memudahkan petugas dalam bergerak saat beraktivitas keluar-masuk ruang gudang
melakukan aktivitas. Hasil persentase apabila suatu saat terjadi kehilangan obat.
pemanfaatan gudang penyimpanan obat di Sistem ini dapat mencegah terjadinya
Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha kehilangan atau pencurian obat pada saat
Martapura yaitu 43% sudah memenuhi penyimpanan.
standar dari batas maksimal total yang Penggunaan termometer digunakan
dapat digunakan yaitu 70%. untuk mengawasi terjadi perubahan suhu
ruangan maupun suhu lemari pendingin
F. Tindakan Keamanan Di Lokasi tempat penyimpanan obat khusus. Suhu
Penyimpanan yang sesuai dapat menjaga mutu obat pada
Indikator ini digunakan untuk saat disimpan di gudang penyimpanan.
melihat apakah terdapat pedoman atau Jika mutu obat terjaga dengan baik, maka
Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk obat dapat terhindar dari kerusakan dan
menentukan keamanan dari obat di gudang meminimalisir ditemukannya obat
penyimpanan yang memberikan instruksi kadaluarsa. Obat yang rusak dan
untuk mencegah terjadinya pencurian atau kadaluarsa dapat menunjukkan bahwa
kehilangan serta kerusakan suatu obat. terdapat permasalahan dalam
Penerapan langkah-langkah keamanan prosedur
yang tepat akan membantu meminimalisir penyimpanan obat di gudang
pengeluaran dan meningkatkan penyimpanan. Penggunaan termometer ini
ketersediaan dan keamanan penyimpanan dapat mencegah terjadinya kerusakan obat
obat. Keamanan penyimpanan di gudang saat penyimpanan.
penyimpanan dapat terjamin dengan Penyimpanan obat narkotika dan
adanya SPO. psikotropika ditempatkan pada lemari
Salah satu langkah keamanan khusus yang diberi label high alert besar
gudang penyimpanan yang telah dilakukan tertempel di pintu lemari. Penyimpanan
Gudang Farmasi RSUD Ratu Zalecha obat narkotika dan psikotropika juga
Martapurta adalah dengan penggunaan dilengkapi dengan kunci ganda yang hanya
kunci ganda pada pintu gudang yang hanya dipegang oleh petugas gudang untuk
dimiliki oleh petugas gudang. Hal ini dapat meningkatkan keamanan dalam
penyimpanannya. Hasil wawancara dengan
Volume 07, Nomor 02 Jurnal
5
Kepala Instalasi Farmasi dan Apoteker Kemenkes RI. 2016. Peraturan Menteri
Unit Perbekalan Farmasi RSUD Ratu Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016
Tentang. Standar Pelayanan
Zalecha Martapura bahwa SPO digunakan Kefarmasian di Rumah Sakit.
sebagai pedoman utama dalam seluruh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
prosedur penyimpanan obat serta LCA. 2015. Logistics Operational Guide.
menjamin tindakan keamanan di gudang Logistics Capacity Assesments,
USA.
penyimpanan Liliek, S. 1998. Evaluasi Manajemen Obat
di Rumah Sakit Umum daerah
Wangaya Kotamadya Dati II
IV. KESIMPULAN Denpasar. Tesis. Magister
Kesimpulan pada penelitian hasil Manajemen Rumah Sakit,
Universitas Gadjah Mada
evaluasi berdasarkan indikator USAID Yogyakarta.
menunjukkan penyimpanan obat di Mahoro, A. 2013. Examining the
Inventory Management of
Instalasi Gudang Farmasi RSUD Ratu Antiretroviral Drugs at Community
Zalecha Martapura belum efisien karena Health Centres in the Cape
Metropole, Western Cape. Tesis
masih terdapat indikator yang belum Program Pasca Sarjana. University
memenuhi standar yaitu indikator tingkat of the Western Cape, Western
Cape.
akurasi penempatan obat dan tingkat Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja
akurasi pengambilan obat. Berbasis Kompetensi. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta, Jakarta.
Aronovich, D., T. Marie, E. Collins, A. Quick, J.D., J. R. Rankin, R. O. Laing,
Sommerlatte, L. Allain. 2010. R.W. O’Connor. 1997. Managing
Measuring Supply Chain Drug Supply Second Edition.
Performance: Guide To Key Kumarin Press, USA.
Performance Indicators For Public Satibi. 2015. Manajemen Obat di Rumah
Health Managers. USAID, USA. Sakit. Gadjah Mada University
Iqbal, M.J., M.I. Geer, & P.A. Dar. 2015. Press. Yogyakarta.
Indicator Based Assessment of WERC. 2007. Best Practices Guide.
Medicine Storage and Inventory Warehousing Education and
Management Practices in various Research Council, USA.
Public Sector Hospitals of District WHO. 2003. Guidelines for the Storage of
Srinagar. International Archives of Essential Medicines and Other
BioMedical and Clinical Research. Health Commodities. DELIVER,
01: 8-15. United States.