Anda di halaman 1dari 9

Kuis Ke-3

1. Seorang perempuan umur 32 tahun GIIP1A0 hamil 9 bulan, datang ke RS


dengan keluhan keluar air berwarna kehijauan berbau amis dari kemaluan 7 jam
yang lalu. Hasil pemeriksaan TFU 31 cm, puki, presentase kepala 5/5, DJJ
150x/menit, kontraksi uterus belum ada. PD belum pembukaan serviks selaput
ketuban (-). Asuhan apakah yang tepat pada kasus ini?
a. Lakukan induksi persalinan
b. Lakukan tindakan SC
c. Lakukan akskelerasi kontraksi
d. Anjurkan mobilisasi
e. Lakukan pertolongan persalinan normal
Jawaban : B
Kasus diatas dengan keluhan keluar air berwarna kehijauan berbau
amis mengindikasinya adanya gawat janin, sehingga asuhan yang
harus diberikan adalah segera terminasi kehamilan dengan SC.

2. Bidan sedang membantu pasien yang akan dilakukan induksi persalinan pada
usia kehamilan 40 minggu. Pukul 12.30 WIB pasien mengalami kontraksi
3x/10’/40” dengan 32 tpm, DJJ 122 x/menit. Apakah tindakan prioritas pada
kasus diatas?
a. Meningkatkan jumlah tetes cairan infus
b. Menghentikan infus oksitoksin (pitocin)
c. Memberikan oksigen masker 8 sampai 10 liter
d. Menambahkan 4 tpm pukul 13.00 WIB
e. Menghubungi keluarga pasien jika keluarga belum ada di tempat
Jawaban : D
Pada kasus pemberian induksi oksitosin, awal mula berikan 2,5 – 5
unit oksitosin dalam 500 ml cairan kristaloid, lalu mulai infus dengan 8
tetes/menit. Setiap 30 menit, tambahkan 4 tetes/ menit hingga dosis
optimal untuk his adekuat tercapai. Dosis maksimum oksitosin adalah
20 mU/menit.
 Maintenance tetesan infus jika kontraksi mencapai 4x dalam 10
menit lamanya 40 detik dan apabila tetesan sudah mencapai
40tpm.
 Jika terjadi hiperstimulasi (lama kontraksi lebih dari 60 detik
atau lebih dari 4 kali kontraksi dalam 10 menit), hentikan infus
dan kurangi hiperstimulasi dengan:
- Terbutalin 250 μg IV perlahan selama 5 menit, atau
- Salbutamol 10 mg dalam 1 L cairan (NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat) 10 tetes/menit

3. Seorang ibu berumur 28 tahun dilakukan rujukan ke RS, hamil cukup bulan
anak kedua, sebelumnya pernah keguguran. Hasil pemeriksaan TTV normal, DJJ
120x/menit, kontraksi 3x/10’/40” , PD : Pembukaan lengkap, panggul normal,
kepala di H III, selaput ketuban (-) sudah dipimpin meneran 2 jam. Apakah
tindakan yang dilakukan pada kasus tersebut ?
a. Augmentasi persalinan
b. Induksi persalinan
c. Ekstraksi vakum
d. Ekstraksi forcep
e. Sectio caesarea
Jawaban : A
Pada kasus tersebut diagnosanya adalah kala II memanjang, dimana
setelah 2 jam tidak ada kemajuan pada nulipara(G2P0A1). Kala II
memanjang pada kasus tersebut disebabkan power ibu tidak adekuat.
Tatalaksananya :
- Lakukan augmentasi persalinan dengan oksitosin dan/atau
amniotomi bila terdapat gangguan Power. Pastikan tidak ada
gangguan passenger atau passage.
- Lakukan tindakan operatif (forsep, vakum, atau seksio sesarea)
untuk gangguan Passenger dan/atau Passage, serta untuk
gangguan Power yang tidak dapat diatasi oleh augmentasi
persalinan
- Jika ditemukan obstruksi atau CPD, tatalaksananya adalah seksio
sesarea.
- Berikan antibiotika (kombinasi ampisilin 2 g IV tiap 6 jam dan
gentamisin 5 mg/kgBB tiap 24 jam) jika ditemukan:
 Tanda-tanda infeksi (demam, cairan pervaginam berbau),
ATAU
 Ketuban pecah lebih dari 18 jam, ATAU
 Usia kehamilan <37 minggu

4. Seorang perempuan umur 32 tahun GIIP1A0 datang ke RS mengeluh kehamilan


lewat waktu. Hasil pemeriksaan TTV normal, TFU 31 cm, DJJ 130x/menit, usia
kehamilan 41 minggu. PD belum pembukaan serviks selaput ketuban (-).
Asuhan apakah yang tepat pada kasus ini?
a. Lakukan induksi persalinan drip oksitosin
b. Lakukan tindakan SC
c. Lakukan akskelerasi persalinan
d. Lakukan pematangan servik dengan prostaglandin
e. Lakukan pertolongan persalinan normal
Jawaban : D
Tawaran terminasi kehamilan dengan induksi persalinan pada
serotinus mulai dari usia kehamilan 41 minggu. Terminasi kehamilan.
Nilai serviks untuk menentukan cara persalinan:
- Jika serviks matang (skor bishop>5): lakukan induksi
persalinan dengan oksitosin
- Jika serviks belum matang (skor bishop <5): matangkan
dengan prostaglandin
5. Seorang perempuan umur 32 tahun GIIP0A1 hamil 3 bulan datang ke
puskesmas mengeluh nyeri perut disertai dengan pengeluaran darah sejak 2 hari
yang lalu. Hasil pemeriksaan TTV normal, tampak pengeluaran darah berwarna
merah tua, nyeri pada abdomen, pelvis dan nyeri goyang portio, pembukaan
serviks (-). Hb 10 gr%. Langkah awal apakah yang tepat pada kasus ini?
a. Restorasi cairan
b. Segera rujuk ke RS
c. Berikan antibiotik
d. Berikan TTD
e. Lakukan laparotomi
Jawaban : A
Pembahasan : Kasus diatas adalah KET
a. Tatalaksana Umum
- Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl 0,9%
atau Ringer Laktat (500 mL dalam 15 menit pertama) atau 2 L
dalam 2 jam pertama. -> HB rendah pada kasus.
- Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
b. Tatalaksana Khusus
- Segera uji silang darah dan persiapan laparotomi
- Saat laparotomi, lakukan eksplorasi kedua ovarium dan tuba
fallopii:
 Jika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan
salpingektomi (eksisi bagian tuba yang mengandung hasil
konsepsi)
 Jika terjadi kerusakan ringan pada tuba, usahakan
melakukan salpingostomi untuk mempertahankan tuba
(hasil konsepsi dikeluarkan, tuba dipertahankan)
- Sebelum memulangkan pasien, berikan konseling untuk
penggunaan kontrasepsi. Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4
minggu. Atasi anemia dengan pemberian tablet besi sulfas
ferosus 60 mg/hari selama 6 bulan.

6. Seorang perempuan, 21 tahun, G1P0A0, hamil 30 minggu, datang ke RS dengan


keluhan keluar darah dari kemaluan. Hasil anamnesis: darah berwarna merah
segar dan tidak ada mulas. Hasil pemeriksaan: KU baik, TD 110/70 mmHg, N
82x/menit, S 36.20C, P 20x/menit, TFU 28 cm, konvergen, his (+), DJJ 140x/menit
teratur, Hb 12,4 gr/dL. Asuhan apakah yang tepat pada kasus ini?
a. Restorasi cairan
b. Berikan tokolitik
c. Berikan antibiotik
d. Lakukan SC
e. Lakukan laparotomi
Jawaban : B
Pembahasan :
Kasus diatas ialah plasenta previa dengan kehamilan premature.
Karena perdarahan tidak aktif namun adanya his, asuah yang tepat
ialah pemberian tokolitik, seperti :
 MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam, atau
 Nifedipin 3 x 20 mg/hari
Pemberian tokolitik dikombinasikan dengan betamethason 12 mg IV
dosis tunggal untuk pematangan paru janin
7. Seorang perempuan, umur 33 tahun, G2P1A0, hamil 37 minggu, datang ke RS
dengan keluhan keluar gumpalan darah dari jalan lahir sejak 3 jam yang lalu.
Hasil anamnesis: nyeri pada abdomen, gerakan janin tidak ada. Hasil
pemeriksaan: tampak gelisah, TD 130/80 mmHg, N 110 x/menit, P 24 x/menit,
TFU 34 cm, DJJ (-), His (+) 1-2 x/10’/20”, tampak pengeluaran darah berwarna
hitam dan bergumpal jumlah sedang, pembukaan 2 cm, ketuban (-). Asuhan yang
tepat ?

a. Lakukan SC
b. Persalinan pervaginam
c. Berikan antibiotik
d. Induksi oksitosin
e. Amniotomi
Jawaban : D
Pembahasan :
Kasus diatas termasuk solusio plasenta dengan perdarahan sedang
denga kontraksi jelek, tatalaksananya adalah :
 DJJ normal, lakukan seksio sesarea
 DJJ tidak terdengar namun nadi dan tekanan darah ibu normal:
pertimbangkan persalinan pervaginam
 DJJ tidak terdengar dan nadi dan tekanan darah ibu
bermasalah: pecahkan ketuban dengan kokher:
o Jika kontraksi jelek, perbaiki dengan pemberian
oksitosin
o Jika serviks kenyal, tebal, dan tertutup, lakukan seksio
sesarea (lihat lampiran A.16)
 DJJ abnormal (kurang dari 100 atau lebih dari 180/menit):
lakukan persalinan pervaginam segera, atau seksio sesarea bila
persalinan pervaginam tidak memungkinkan
8. Seorang perempuan G1P0 kehamilan 31 minggu datang ke RS mengeluh nyeri
perut. Hsail pemeriksaan TD 110/60 mmHg, suhu afebris, N 96 x/m, TFU 30 cm,
His (+) sekitar 35”, DJJ 132 x/m. Dilatasi 2 cm, Ket (+). Langkah awal yang tepat?
a. Lakukan SC
b. Persalinan pervaginam
c. Berikan antibiotik
d. Berikan kortikosteroid
e. Berikan tokolitik
Jawaban : E
Pembahasan :
Kasus diatas termasuk persalinan preterm. Tatalaksana ialah :
 Lakukan terapi konservatif (ekspektan) dengan tokolitik,
kortikosteroid, dan antibiotika jika syarat berikut ini terpenuhi:
- Usia kehamilan antara 24-34 minggu
- Dilatasi serviks kurang dari 3 cm
- Tidak ada korioamnionitis (infeksi intrauterin), preeklampsia,
atau perdarahan aktif
- Tidak ada gawat janin
 Langkah awal dengan memberikan tokolitik dalam 48 jam pertama
untuk memberikan waktu yang cukup untuk pemberian
kortikosteroid.
 Obat tokolitik : Nifedipin, Terbutalin sulfat, salbutamol
 Obat kortikosteroid : deksametason, betametason

9. Seorang perempuan 26 th G4P2A1 kehamilan 36 mg datang ke RS mengeluh


demam, tidak nyaman diperut. Hasil anamnesis: 35 minggu opname karena saat
bangun tidur kaget dengan seprai yang basah, namun hasil speculum tidak ada
cairan ketuban terdeteksi. Hasil pemeriksaan: TD 106/80 mmHg, S 38,5OC, N 109
x/m, DJJ 170 x/m, nyeri tekan uterus (+), speculum servik tertutup, terdapat duh
tubuh hijau keabu-abuan dalam vagina. HB 10,9 g/dL,Leukosit 17.300/uL. Apa
diagnose kasus tersebut?
a. Solusio Plasenta
b. Infeksi kehamilan
c. Persalinan Preterm
d. Ketuban Pecah Dini
e. Korioamnionitis
Jawaban : E
Pembahasan :
Kasus tersebut termasuk korioamnionitis. Meskipun diagnose KPD
tidak dikonfirmasi pada kunjungan kehamilan 35 minggu, hal tersebut
mungkin saja terjadi. Pada saat itu, diduga terdapat organisme yang
naiuk keuterus dan menyebabkan infeksi. Tanda dan gejala yang
mendukung dugaan ini adalah demam, takikardia ibu dan janin,
leukositosis, nyeri tekan uterus.
Korioamnionitis adalah diagnosis klinis yang ditegakkan bila
ditemukan demam >380C dengan 2 atau lebih tanda berikut ini:
- Leukositosis >15.000 sel/mm3
- Denyut jantung janin >160 kali/menit
- Frekuensi nadi ibu >100 kali/menit
- Nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi
- Cairan amnion berbau

10. Seorang perempuan 28 tahun G6P5A0 baru saja melahirkan di puskesmas. Saat
pemantauan kala IV, ibu tampak lemas dan pucat serta berkeringat dingin. TD
100/60 mmHg, N 105 x/m, akral pucat, CUT lembek, PD:gumpalan darah keluar
diikuti rembesan darah yang masih terus mengalir. Berapa banyak cairan yang
harus diberikan untuk mengganti kehilangan darah?
a. 1500-2000 ml
b. 2000-3000 ml
c. 3500-5500 ml
d. 6000-9000 ml
e. 2599-3500 ml
Jawaban : B
Pembahasan :

Anda mungkin juga menyukai