Anda di halaman 1dari 16

Temuan keadaan

normal & abnormal pada


partograf
Ratna Martani, S.ST.,M.Kes.
Denyut Jantung Janin
Normal : 120 – 160 x/menit
Abnormal : < 120 x /menit atau > 160 x /menit (curigai adanya
gawat janin)
Penanganan :
• Bila sedang dalam infus oksitosi, segera hentikan.
• Ibu berbaring miring ke kiri.
• Cari penyebab DJJ yang abnormal, misalnya ibu demam/efek
obat tertentu. Bila penyebab diketahui, atasi
permasalahannya.
• Lakukan PD untuk mengetahui hal-hal berikut :
1)     Kemajuan persalinan
2)     Adakah penumbungan tali pusat
3)     Air ketuban sedikit
• Bila DJJ tetap abnormal, segera akhiri persalinan dengan cara
1)     EV.EF atau
2)     SC
Air Ketuban
Normal :
a.     U : selaput utuh
b.     J : selaput pecah, air ketuban jernih
Abnormal :
a.     M : Air ketuban bercampur mekonium
b.     D : Air ketuban bercampur darah
c.     K : Tidak ada cairan ketuban/kering
Perubahan bentuk kepala
Normal :
• 0 : Sutura terpisah
• 1 : Pertemuan 2 tulang tengkorak yang
tepat/bersesuaian
• 2 : Sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki.
Abnormal :
3 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.
Evaluasi kemajuan persalinan dan posisi/presentasi.
Presentasi selain oksiput anterior dengan flexi
sempurna digolongkan dalam malpersentasi.
Penurunan kepala
• Normal :
Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul
dengan adanya kontraksi kepala semakin turun
hingga dasar panggul
• Abnormal :
- Bagian terbesar kepala tidak masuk panggul.
- Dengan adanya kontraksi kepala tidak
mengalami penurunan, kepala mengalami
kemajuan yang kurang baik, pada persalinan
dapat menyebabkan persalinan lama.
penanganan
Penanganan CPD :
a.     Secsio Cesarea dapat dilakukan secara efektif atau primer yakniebelum
persalinan mulai atau pada awal persalinan berlangsung selama beberap waktu.
1)     SC elektif direncanakan lebih dahulu dan dilakukan pada kehamilan cukup
berat atau karena terdapat CPD yang nyata.
2)     Selain itu SC tersebut diselenggarakan pada kesempitan ringan, apabila ada
faktor-faktor lain yang merupakan komplikasi
3)     SC sekunder dilakukan karena persalinan percobaan dianggap gagal atau
karena indikasi untuk menyelesaikan persalinan secepat mungkin sedangkan
syarat-syarat untuk persalinan pervaginam tidak atau belum dipenuhi.
b.   Partus Percobaan
Setelah pada panggul sempit berdasarkan pemeriksaan yang teliti pada hamil
tua diadakan penilaian tentang bentuk serta ukuran-ukuran panggul dalam
semua bidang dan berhubungan antara kepala janin dan panggul dan setelah
dicapai kesimpulan bahwa ada harapan persalinan dapat berlangsung
pervaginam dengan selamat sehingga diambil keputusan untuk
menyelenggarakan persalinan percobaan.
pembukaan

Normal :
Kecepatan pembukaan servik paling sedikit 1 cm/jam selama
persalinan
a.     Fase aktif berlangsung disebelah kiri garis waspada.
b.     Servik dipenuhi oleh bagian terbawah dari janin

Abnormal:
Kecepatan pembukaan servik lebih lambat
a.      Fase aktif berlangsung disebelah garis waspada
penanganan
•   Fase aktif > 8 jam :
• 1)       Bila tidak ada perubahan penipisan dan pembukaan servik serta tak
didapatkan tanda gawat janin, kaji ulang diagnosisnya. Kemungkinan ibu belum
dalam keadaan inpartu.
• 2)       Bila didapatkan perubahan dalam penipisan dan pembukaan servik,
lakukan drip oxsitosin dengan 5 unit dalam 500 cc dextrose/NaCl mulai dengan
8 tetes/menit, setiap 30 menit ditambah 4 tetes sampai his adekuat (max. 40
tetes/menit) atau diberikan preparat prostaglandin. Lakukan penilaianulang
setiap 4 jam. Bila ibu tidak masuk fase aktif setelah dilakukan oxsitosin lakukan
SC.
• 3)       Pada daerah yang prevalensi HIV tinggi, dianjurkan membiarkan ketuban
tetap utuh selama pemberian oxitosin untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya penularan HIV.
• 4)       Bila didapatkan tanda adanya amnionitis, berikan induksi dengan
oxsitosin 5 IU dalam 500 cc dextrose / NaCl mulai dengan 8 tetes / menit, setiap
15 menit ditambah 4 tetes sampai his adekuat (max. 40 tetes/menit) atau
diberikan preparat prostaglandin serta obati infeksi dengan ampisilin 29 IU
sebagai dosis awal dan 1 gram IU setiap 6 jam dan gentamisin 2 x 8 gram.
Waktu
• Normal :
• a.     Fase aktif tidak boleh > 8 jam
• b.     Persalinan tidak berangsung > 12 jam
tanpa kelahiran bayi
• Abnormal :
• a.     Fase aktif > 8 jam
• b.     Persalinan telah berlangsung > 12 jam
tanpa kelahiran bayi
penanganan
Persalinan yang telah berlangsung > 12 jam :
• a.     Upaya mengedan ibu menambah resiko
pada bayi karena mengurangi jumlah O2 ke
plasenta, maka dari itu sebaiknya dianjurkan
mengedan secara spontan. Mengedan dan
menahan nafas yang terlalu lama tidak
dianjurkan. Perhatikan DJJ. Bradikardi yang
lama mungkin terjadi akibat lilitan tali pusat.
• b.     Bila pemberian oxitosin drip tidak ada
kemajuan dalam 1 jam lahirkan dengan SC.
kontraksi
• Normal :
Kontraksi teratur yang progresif dan peningkatan frekuensi dan
durasi.
Abnormal :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
Penanganan :
a.     Kontraksi uterus tidak adekuat (inersia Uteri)
Bila kontraksi uterus tidak adekuat dan disproporsi/obstruksi bias
disingkirkan, penyebab paling banyak partus lama adalah
kontraksi uters yang tidak adekuat.
• 1)     Lakukan induksi dengan oxsitosin 5 IU dalam 500 cc
Dextrose (NaCl)
• 2)      Evaluasi ulang dengan pemeriksaan vaginal
 Bila garis tindakan dilewati (memotong) lakukan SC.
 Bila ada kemajuan lanjutkan evaluasi
Tekanan darah
• Normal :
• a.     Sistolik : 110-140 mmHg
• b.     Diastolik : 60-80 mmHg
• Abnormal :
• a.     Sistolik : < 110 atau >140 mmHg
• b.     Diastolik : < 60 atau >90 mmHg
urine
Normal :
a.     300 -350 cc, tidak ada proteinuri dan aseton
Abnormal :
Terdapat aseton dan proteinuri
Penanganan :
a.     Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi, sampai tekanan diastolik diantara 90-110 mmHg.
1)     Pasang infuse RL dengan jarum besar (16 gauge/>)
2)     Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
3)     Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan proteiniru.
4)     Jika jumlah urin < 30 ml perjam :
a)   Infuse cairan dipertahankan 11/8 jam
b)    Pantau kemungkinan edem paru
c)   Jangan tinggalkan pasien sendirian, kejang disertai aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin.
d)    Observasi tanda-tanda vital, refleks dan DJJ setiap jam
e)    Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edem paru. Krepitasi merupakan tanda-tanda edem paru, jika
edem paru, stop pemberian cairan, dan berikan deuretik misanya Furesemide 40 mg IU.
f)     Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bed side. Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit,
kemungkinan terdapat koagulapati.
nadi
• Normal :
• 50 x / menit – 100 x / menit
Abnormal :
• Denyut nadi ibu meningkat, mungkin dalam
keadaan dehidrasi.
Penanganan :
• Beri minum yang cukup, evaluasi kondisi
patologis lain.
suhu
Normal :
36 – 37,5 oC
Abnormal :
> 37,5 oC (infeksi)
 < 36 oC (dehidrasi)

Penanganan :
Lakukan penanganan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai