Anda di halaman 1dari 56

Ny.

Dina, 27 tahun

P1A0 Aterm Partus pervaginam

Persiapan penolong persalinan :


1. memakai sarung tangan
2. memakai perlengkapan pelindung pribadi ( penutup kepala, masker, kacamata)
3. persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan ( partus set, hecting set dan resusitasi
bayi baru lahir)

4. persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi


5. persiapan ibu dan keluarga
6. membersihkan perineum ibu
7. pengosongan kandung kemih
8. amniotomi
9. memulai meneran ( anjurkan ibu untuk mulai meneran pada saat puncak setiap
kontraksi)

 Melahirkan kepala janin :


Saat kepala sudah mulai membuka vulva sekitar 5-6 cm, letakkan kain atau handuk
bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi segera setelah bayi lahir. Lindungi
perineum dari robekan total dengan cara menahan perineum dengan jari-jari tangan
kanan pada saat meneran dan lindungi robekan uretra dan klitoris dengan
mengendalikan keluarnya kepala bayi dengan cara menahan kepala tetap pada posisi
fleksi dengan telapak tangan kiri dengan hati-hati agar dapat mengurangi robekan pada
vagina dan perineum. Saat kepala lahir, usap muka bayi dengan kasa untuk
membersihkan hidung dari lendir dan darah. Isap lendir pada mulut dan hidung
dilakukan pada cairan ketuban yang mengandung mekonium. Periksa adanya lilitan tali pusat
pada leher, jika terdapat lilitan segera longgarkan, atau dapat di klem pada 2 tempat dan di
gunting (jika perlu). Lahirkan bahu anterior dengan tarikan lembut ke arah bawah dan luar
dengan pegangan 2 tangan penolong pada biparietal bayi.
Lahirkan bahu posterior; dengan pegangan yang sama dengan tarikan lembut kearah
atas dan luar. Lahirkan bagian tubuh bayi yang lain, gunakan jari-jari tangan untuk
mengendalikan dan menahan tubuh bayi saat lahir.
Keringkan dan rangsang taktil bayi
 Memotong tali pusat : tali pusat di klem pada dua tempat, klem pertama ditempatkan
pada jarak 5 cm dari pusat bayi. Klem kedua 1 cm dari klem pertama, tali pusat di
potong diantara dua klem, kemudian di jepit/diikat dan dirawat.
 Pemberian suntikan oksitosin 10 IU, intra muskuler , segra setelah bayi lahir.
 Melakukan peregangan tali pusat terkendali
 Rangsangan taktil ( pemijatan ) fundus uteri ( masase)
 Mengawasi perdarahan postpartum.

Tatalaksana :

- Memimpin ibu untuk mengedan


- Menyuntikan oksitosin 10 IU, IM, segera setelah bayi lahir
- Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital, HIS, serta perdarahan
8 juni 2022

Ny. Kurniawati, 35 tahun

P2A0 Partus prematurus dengan sectio caesarea a/i eklampsia

1. Setelah dilakukan disinfeksi pada daerah labia dan uretra, daerah genitalia
dipersempit dengan kain steril.
2. Lubrikasi kateter dengan pelicin/jelly.
3. Buka labia menggunakan tangan yang tidak dominan. Pertahankan posisi tersebut
sampai siap menggelembungkan balon kateter.
4. Kateter yang telah diolesi dengan pelicin/jelly dimasukkan ke dalam orifisium
uretra eksterna.
5. Pelan-pelan kateter didorong masuk hingga masuk ke buli-buli yang ditandai
dengan keluarnya urine dari lubang kateter.
6. Sebaiknya kateter terus didorong masuk ke buli-buli kira-kira 2 inchi lagi, yakinkan
kateter sudah berada dalam bladder.
7. Balon kateter dikembangkan dengan 5-10 ml air steril.
8. Jika diperlukan kateter menetap, kateter dihubungkan dengan pipa penampung
(urinbag)
9. Kateter difiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal.

Tatalaksana :

- Kontrol keadaan umum dan tanda-tanda vital


- Infus : drip oksitosin 20 IU dalam RL 500 cc 20 tpm dan MgSO4 maintenance dose 10 gram
RL 500cc 20 tpm selama 24 jam post op
- Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 gr
- Injeksi asam traneksamat 3x 500 mg
- Ketoprofen 2 x100mg Per rektal
- Metildopa 3 x 500mg PO
- Nifedipin 3 x 10mg PO
Kateter

23/06/2022

Ny. T, 50 tahun

Ileus paralitik

Alat-alat :

Prosedur :

1. Setelah dilakukan disinfeksi pada daerah labia dan uretra, daerah genitalia
dipersempit dengan kain steril.
2. Lubrikasi kateter dengan pelicin/jelly.
3. Buka labia menggunakan tangan yang tidak dominan. Pertahankan posisi tersebut
sampai siap menggelembungkan balon kateter.
4. Kateter yang telah diolesi dengan pelicin/jelly dimasukkan ke dalam orifisium
uretra eksterna.
5. Pelan-pelan kateter didorong masuk hingga masuk ke buli-buli yang ditandai
dengan keluarnya urine dari lubang kateter.
6. Sebaiknya kateter terus didorong masuk ke buli-buli kira-kira 2 inchi lagi, yakinkan
kateter sudah berada dalam bladder.
7. Balon kateter dikembangkan dengan 5-10 ml air steril.
8. Jika diperlukan kateter menetap, kateter dihubungkan dengan pipa penampung
(urinbag)
9. Kateter difiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal.
KASUS

1. Data dasar pasien : Ny. Wulan,22 tahun (641444) - SELESAI

Tanggal : 6/6/2022

Stase : OBgyn

Jenis kelamin :P

Kategori pasien : Dewasa

Kategori kasus : Obgyn

Kode kegiatan :

Penatalaksanaan :

Terapi awal :

Observasi kemajuan persalinan

IVFD RL 500cc/24 jam

Injeksi ceftriaxone 2 x 1 gr

Induksi Drip oksitosin 10 IU dalam 500cc Nacl

Terapi ruang rawat inap :

IVFD RL 500cc/24 jam

Ketoprofen 2x100 mg PO

Data ringkasan penyakit:

Ibu datang dengan keluhan mulas dan kencang-kencang pada perutnya sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien juga mengatakan keluarnya air-air dari jalan lahir sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Keluar air-air tidak disertai dengan adanya perdarahan. Ibu mengatakan saat ini merasa
hamil 9 bulan. Pasien mengatakan kehamilannya ini merupakan kehamilan pertama, namun pernah
mengalami keguguran sebeulmnya. Pasien mengatakan sudah kontrol 3x di dokter kandungan dan
bidan. Riwayat penyakit jantung, DM, Hipertensi dan Asma disangkal.

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Respiration rate : 20x/menit

Suhu : 36,5 C

DJJ : 145x/mnt

Kepala :

Muka : cloasma gravidarum : Tidak ada


Mata : Conjungtiva anemis +/+

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)

Abdomen :

Inspeksi : terlihat linea nigra, tidak ada striae

Leopold I : TFU 31cm, Teraba bulat lunak (bokong)

Leopold II : Teraba punggung kiri

Leopold III Teraba bulat keras

Leopold IV : Divergen, sudah masuk pintu atas panggul

Pemeriksaan dalam :

Vulva dan vagina : Portio tebal, lunak pembukaan 3-4 cm, terdapat ketuban jernih, presentasi
kepala, dan penurunan Hodge I-II

Ekstermitas : tidak ada edema

Pemeriksaan Laboratorium :

Hb : 11.2 g/dL

Leukosit : 8800/mikroliter

Hematokrit : 34 %

Trombosit 217000/mikroliter

Pemeriksaan USG :

Plasenta : implantasi di corpus bbelakang , tidak menutupi Ostium uteri interna

Amnion : volume berkurang, Amnion fluid index 1,3 cm

Aktivitas gerak janin: baik

Taksiran berat janin : 3000 gr

Taksiran persalinan : 14-6-2022

Detail diagnosis : G2P0A1 Aterm kala I fase laten dengan oligohidramnion

Ruang rawat inap :

Pasien mengatakan saat ini tidak ada keluhan, ASI sudah keluar namun masih sedikit. Pasien telah
melahirkan dengan cara spontan pada tanggal 5/6/2022. Lahir bayi laki-laki dengan berat badan
3200 gr, cairan ketuban jernih. Plasenta lahir spontan, lengkap dengan perdarahan sekitar 100cc.

Pemeriksaan Fisik :

Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit
Respiration rate : 20x/menit

Suhu : 36,6 C

Kepala :

Mata : Conjungtiva anemis -/-

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)

Abdomen : Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat

Ekstermitas : akral hangat, tidak ada edema

Diagnosis Akhir : P2A1 partus maturus pervaginam spontan

Pemeriksaan Hb post partum : 11,1  Boleh pulang dengan izin dokter.

Terapi awal :

Observasi kemajuan persalinan

IVFD RL 500cc/24 jam

Injeksi ceftriaxone 2 x 1 gr

Induksi Drip oksitosin 10 IU dalam 500cc Nacl

Terapi ruang rawat inap :

IVFD RL 500cc/24 jam

Ketoprofen 2x100 mg PO
2. Data dasar pasien : Ny. Elis, 37 tahun (739385)  SELESAI

Stase : OBgyn

DPJP :

Jenis kelamin :P

Kategori pasien : Dewasa

Kategori kasus : Obgyn

Kode kegiatan :

Penatalaksanaan :

Observasi kemajuan persalinan

RL 500cc/24 jam

Ceftriaxone 2 x 1 gr IV

Nifedipin 3 X 10mg PO

Metildopa 3 x 500mg pO

Data ringkasan penyakit:

Pasien mengeluh gerakan janin tidak risakan. Pasien mengatakan sebelum gerakan tidak ada
sebelumnya terdapat keluar air-air dari jalan lahir. Gerakan janin tidak dirasakan selama 2 hari.
Hamil saat ini merupakan hamil ke-3 dan pasien tidak pernah keguguran sebelumnya. Pasien juga
mengatakan sering memeiksakan kehamilannya di bidan. Pasien memiliki riwayat hipertensi, tetapi
tidak memiliki riwayat penyakit jantung, asma, dan DM.

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis

Tekanan darah : 160/100 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Respiration rate : 20x/menit

Suhu : 36,6 C

Kepala :

Muka : cloasma gravidarum : Tidak ada

Mata : Conjungtiva anemis -/-

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)

Abdomen :

Inspeksi : terlihat linea nigra, tidak ada striae


Leopold I : TFU 31cm, Teraba bulat lunak (bokong)

Leopold II : Teraba punggung kanan

Leopold III Teraba bulat keras (kepala)

Leopold IV : Divergen, sudah masuk pintu atas panggul

Pemeriksaan dalam :

Vulva dan vagina : Portio tebal, lunak ,pembukaan 5 cm, tidak terdapat cairan ketuban, sisa cairan
mekonium (+)

Ekstermitas : akral hangat, tidak ada edema

DJJ : Tidak ada

HIS : Tidak ada

Pemeriksaan Laboratorium :

Hb : 16.3 g/dL

Leukosit : 24600/mikroliter

Hematokrit : 48 %

Trombosit : 258.000/mikroliter

BT : 2’

CT : 8’

Protein urin : Negatif

Diagnosis awal : G3P2A0 Post aterm kala I fase aktif + Ketuban pecah dini + IUFD

Diagnosis akhir : P3A0 Post partum pervaginam dengan IUFD

Penatalaksanaan awal:

Observasi kemajuan persalinan

RL 500cc/24 jam

Ceftriaxone 2 x 1 gr IV

Nifedipin 3 X 10mg PO

Metildopa 3 x 500mg PO

Penatalaksanaan ruang rawat inap :

RL 500cc/24 jam

Ceftriaxone 2 x 1 gr IV

Nifedipin 3 X 10mg PO

Metildopa 3 x 500mg PO
Terapi pulang :

Cefadroxil 2 x 500mg PO

Asam mefenamt 3 x 500mg PO

Nonemi 1 x 1 tablet PO

Hb post partum : 15 g/dl  Pasien direncanakan pulang tanggal 7/6/2022


3. Data dasar pasien : Ny. Della, 20 tahun (739367)  SELESAI

Ny. D, 20 tahun

8/6/2022

Stase : OBgyn

DPJP : dr. Amran Amarullah, Sp.OG

Jenis kelamin :P

Kategori pasien : Dewasa

Kategori kasus : Obgyn

Kode kegiatan :

Penatalaksanaan :

IVFD RL 20 tpm

Misoprostol 2 x 200 mcg PO

Dilakukan tindakan kuretase

Data ringkasan penyakit:

Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengatakan sedang hamil 9-10 minggu saat ini. Perdarahan berwarna merah segar. Pasien
mengatakan adanya keluar darah menggumpal, namun tidak banyak. Pasien tidak merasa mulas dan
tidak adanya perut kencang-kencang. Pasien sedang hamil anak pertama. Pasien belum pernah
menggunakan kontrasepsi sebelumnya. Pasien sering kontrol kandungannya ke bidan. HPHT : 20-02-
2022. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, asma, hipertensi dan DM.

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis

Tekanan darah : 140/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Respiration rate : 20x/menit

Suhu : 36,7 C

Kepala :

Muka : cloasma gravidarum : Tidak ada

Mata : Conjungtiva anemis -/-

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)

Abdomen :

Inspeksi : terlihat linea nigra, tidak ada striae

Pemeriksaan dalam :
Vulva dan vagina : Portio tebal, keras ,pembukaan 1 cm, tidak terdapat cairan ketuban

Ekstermitas : akral hangat, tidak ada edema

Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaann Lab

Hb : 13.5 g/dL

Leukosit : 9600/mikroliter

Ht : 39%

Trombosit : 304000/mikroliter

Imunologi :

HbsAg : Negatif

VDRL : Non reaktif

TPHA : Negatif

Anti HIV :

Hasil Tes R1 : Non reaktif

Kesimpulan tes anti HIV : Negatif

USG : Terdapat janin pada kantung kehamilan usia kehamilan 9 minggu

Diagnosis awal : Abortus iminens

Diagnosis akhir : Abortus inkomplit

Terapi rawat inap :

IVFD RL 500cc/24 jam

Antibiotik : Injeksi Ceftriaxone 2 x 1gr

Analgetik : Ketoprofen 2 x 100 mg perrektal

Asam tranexamat 3 x 500mg IV

Terapi saat pulang :

Cefadroxil 2 x

Cefadroxil 2 x 500mg PO

Asam mefenamt 3 x 500mg PO

Nonemi 1 x 1 tablet PO
Pasien sudah tidak mengalami perdarahan setelah melakukan kuretase

Hb post operasi  13.4  direncanakan pulang pada tanggal 10/6/2022 atas izin dokter

4. Data dasar pasien : Ny. Yani, 29thn (696398)  SELESAI, NAMA DISAMARKAN

TGL : 7/6/2022

Stase : Obgyn

DPJP :

Jenis kelamin :P

Kategori pasien : Dewasa

Kategori kasus : Obgyn

Kode kegiatan :

Penatalaksanaan :

Terapi awal :

IVFD RL 500cc/24 jam

Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 gr

Pasang Kateterisasi

Dilakukan USG

Sectio saesarea cito dilakukan pada tanggal 7/6/2022

Terapi post operasi di ruang rawat inap :

IVFD RL 500cc/24 jam

Antibiotik : Injeksi Ceftriaxone 2 x 1gr

Analgetik : Ketoprofen 2 x 100 mg perrektal

Asam tranexamat 3 x 500mg IV

Ganti perban Post Operasi Day 2

Data ringkasan penyakit:


Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak malam hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengatakan sedang hamil 30 minggu saat ini. Gerakan janin dirasakan berkurang sejak kemarin.
Pasien mengatakan keluhan disertai perdarahan berwarna merah gelap. Pasien merasa mulas dan
adanya perut kencang-kencang. Pasien sedang hamil anak ketiga. Pasien belum pernah
menggunakan kontrasepsi sebelumnya. Pasien sering kontrol kandungannya ke bidan. HPHT : lupa.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, asma, hipertensi dan DM.

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : Tampak sakit sedang, kesadaran composmentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Respiration rate : 20x/menit

Suhu : 36,7 C

Kepala :

Muka : Cloasma gravidarum : Tidak ada

Mata : Conjungtiva anemis -/-

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)

Abdomen :

Inspeksi : terlihat linea nigra, tidak ada striae

TFU : 25 cm

Ekstermitas : Akral hangat, tidak ada edema

Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan Laboratorium :

Hb : 10,6 g/dL

Leukosit : 12600/mikroliter

Hematokrit : 32 %

Trombosit : 226000/mikroliter

Pemeriksaan USG :

Tampak gambaran hematoma pada retroplasenta

Aktivitas gerak janin: tidak ada

Telah dilakukan sectio saesarea cito dilakukan pada tanggal 7/6/2022 dengan bayi laki-laki lahir mati,
terdapat lilitan plasenta pada bayi. Saat ini pasien merasa lemas dan masih nyeri pada luka bekas
post operasi.
Detail diagnosis :

Diagnosis Awal : G3P2A0 Gravid 30-31 minggu dengan perdarahan dari jalan lahir

Diagnosis Akhir : P3A0 Partus maturus sectio saesarea atas indikasi iufd + solusio plasenta

Pasien sudah lebih baik, pasien mengatakan tidak ada keluhan perdarahan, masih nyeri pada luka
post operasi namun sudah berkurang. Pasien direncanakan pulang setelah perawatan operasi hari
kedua (10/6/2022).

Pemeriksaan Lab

Hb Post operasi : 10 g/dL

Terapi awal :

IVFD RL 500cc/24 jam

Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 gr

Pasang Kateterisasi

Dilakukan USG

Sectio saesarea cito dilakukan pada tanggal 7/6/2022

Terapi post operasi di ruang rawat inap :

IVFD RL 500cc/24 jam

Antibiotik : Injeksi Ceftriaxone 2 x 1gr

Analgetik : Ketoprofen 2 x 100 mg perrektal

Asam tranexamat 3 x 500mg IV

Ganti perban Post Operasi Day 2

Terapi Pulang :

Asam mefenamat 3 x 500 mg PO

Cefadroxil 2 x 1 PO
5. Data dasar pasien : Ny. Lilis, 33 tahun (739376) - SELESAI

6/6/2022

Stase : Obgyn

DPJP :

Jenis kelamin :P

Kategori pasien : Dewasa

Kategori kasus : Obgyn

Kode kegiatan :

Penatalaksanaan :

Tatalaksana Awal :

Observasi kemajuan persalinan

RL 500cc/24 jam 20tpm

Metildopa 3 x 500mg PO

Tatalaksana ruang rawat inap :

RL 500cc/24 jam 20tpm

Metildopa 3 x 500mg PO

Data ringkasan penyakit:

Anamnesa saat awal masuk pasien :

Pasien mengatakan mulas sejak kemarin malam. Keluhan mulas tidak disertai adanya perdarahan
dan lendir. Pasien sedang hamil anak ketiga, dengan usia kehamilan 38-39 minggu, sebelumnya tidak
pernah mengalami keguguran. Pasien juga mengatakan sering memeriksakan kehamilannya di bidan.
Pasien memiliki riwayat hipertensi saat kehamilan ini,dan memiliki asma, tetapi tidak memiliki
riwayat penyakit jantung dan DM.

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis

Tekanan darah : 150/90 mmHg


Nadi : 87 x/menit

Respiration rate : 20x/menit

Suhu : 36,6 C

Kepala :

Muka : cloasma gravidarum : Tidak ada

Mata : Conjungtiva anemis -/-

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)

Abdomen :

Inspeksi : terlihat linea nigra, tidak ada striae

Leopold I : TFU 32cm, Teraba bulat lunak (bokong)

Leopold II : Teraba punggung kananold III Teraba bulat keras (kepala)

Leopold IV : Divergen, sudah masuk pintu atas panggul

Pemeriksaan dalam :

Vulva dan vagina : Portio tebal, lunak ,pembukaan 2 cm, terdapat cairan ketuban.

Ekstermitas : akral hangat, tidak ada edema

DJJ : 148x/menit

Diagnosis awal : G3P2A0 partus aterm kala 1 fase laten janin tunggal hidup intrauterine dengan
hipertensi dalam kehamilan dan riwayat asma

Diagnosis akhir : P3A0 Partus maturus spontan dengan hipertensi dalam kehamilan + Riwayat Asma

Ruang rawat inap :

Pasien mengatakan saat ini tidak ada keluhan, ASI sudah keluar namun masih sedikit. Pasien telah
melahirkan dengan cara spontan pada hari senin (6/6/2022) pukul 11.55 WIB. Lahir bayi laki-laki
dengan berat badan 3700 gr tidak terdapat lilitan tali pusat. Plasenta lahir spontan, lengkap dengan
perdarahan sekitar 100cc.

Pemeriksaan Fisik :

Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis

Tekanan darah : 140/90 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Respiration rate : 20x/menit

Suhu : 36,6 C

Kepala :
Mata : Conjungtiva anemis -/-

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)

Abdomen : Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat

Ekstermitas : akral hangat, tidak ada edema

Diagnosis Akhir : P3AO partus maturus pervaginam dengan hipertensi dalam kehamilan dan riwayat
asma

Pemeriksaan Hb post partum : 11,3  Boleh pulang dengan izin dokter (selasa  7/6/2022)

Tatalaksana Awal :

Observasi kemajuan persalinan

RL 500cc/24 jam 20tpm

Metildopa 3 x 500mg PO

Tatalaksana ruang rawat inap :

RL 500cc/24 jam 20tpm

Metildopa 3 x 500mg PO

Terapi saat pulang : Nifedipin 1 x 10mg PO


6. Ny. Irma, 26 tahun (739452)-- SELESAI

6/6/2022

Ny. I, 26 tahun

Pasien mengatakan adanya perdarahan dari jalan lahir. Perdarahan sebanyak 1 pembalut penuh.
Pasien mengatakan perdarahan berwarna merah segar. Saat ini pasien sedang hamil anak pertama
dan belum pernah keguguran sebelumnya. Pasien mengatakan saat ini usia kehamilan pasien 37
minggu. HPHT : 20-9-2021, Taksiran persalinan 27-6-2022.

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Respiration rate : 20x/menit

Suhu : 36,6 C

Kepala :

Muka : cloasma gravidarum : Tidak ada

Mata : Conjungtiva anemis -/-

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)

Abdomen :

TFU : 30cm

Tidak ada massa dan tidak ada nyeri tekan

DJJ : 170x/menit

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”

Pemeriksaan penunjang :

NST  terdapat Kontraksi > 5x/20 menit, DJJ 180x/menit takikardia, terdapat deselerasi lambat

Laboratorium :

Hb : 10.6 g/dl

Leukosit : 12600 /mikroliter

Hematokrit : 32 %

Trombosit : 228000/mikroliter

Diagnosa awal : G1 P0 A0 gravid aterm 37-38 mgg dengan Gawat janin

Hb post operasi  10.4 g/dl


Tindakan yang telah dilakukan : sectio saesarea pada tanggal 8/6/2022 lahir bayi laki-laki, dalam
keadaan hidup, dengan Berat 2300 gram

Diagnosa akhir : P1A0 Partus prematurus dengan sectio saesarea atas indikasi gawat janin; plasenta
previa totalis

Tatalaksana Awal :

Berikan oksigen 3 lpm

Observasi perdarahan

IVFD RL 500cc secepatnya

Ceftriaxone 2 x 1 gr IV

Sectio saesarea cito

Tatalaksana ruang rawat inap :

RL 500cc/24 jam 20 tpm

Drip 20 IU oksitosin 20 tpm

Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IV

Ketoprofen 2 x100 mg per rektal

Asam tranexamat 3 x 500mg IV

Ganti perban POD 2


7. Ny. Titin

Ny. T, 23 tahun

9/6/2022

Pasien datang ke RSUD Soreang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 minggu yang
lalu. Keluar darah dirasakan awalnya sedikit-sedikit namun saat ini semakin banyak. Keluar darah
dari jalan lahir disertai dengan adanya mulas. Semakin lama mulas semakin sering. Pasien
mengatakan sedang hamil dengan usia kehamilan 9-10 minggu. Saat ini pasien sedang mengandung
anak ketiga dan tidak pernah keguguran sebelumnya. Selama ini pasien kontrol kehamilannya ke
bidan. Pasien tidak memiliki Hipertensi, penyakit jantung, asma dan DM. HPHT : pasien lupa tanggal,
pasien mengatakan awal april 2022.

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 78 x/menit

Respiration rate : 20x/menit

Suhu : 36,5 C

Kepala :

Muka : cloasma gravidarum : Tidak ada

Mata : Conjungtiva anemis -/-

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)

Abdomen :

TFU : tidak teraba

Tidak ada massa dan tidak ada nyeri tekan

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”

Pemeriksaan dalam :

Portio tebal lunak, terdapat darah merembes dari jalan lahir(+)

Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan lab (9/6/2022)

Hemoglobin : 13.8 g/dl

Leukosit : 10600/mikroliter

Hematokrit : 41 %

Trombosit : 424000/mikroliter

Imunologi :
HbsAg : negatif

VDRL : non reaktif

TPHA : negatif

Anti HIV :

Hasil tes R1 : Non reaktif

Kesimpulan tes anti HIV : Negatif

USG : Terlihat kantung kehamilan namun tidak disertai adanya janin

Diagnosa awal : G3P2AO gravid 9-10 minggu blight ovum

Tatalaksana awal :

IVFD RL 20 tpm

Misoprostol 2 X 200mcg

Dilakukan kuretase tanggal 10/6/2022

Tatalaksana diruang rawat inap :

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IV

Ketoprofen 2 x100 mg per rektal

Asam tranexamat 3 x 500mg IV

Diagnosis akhir : Post kuretase atas indikasi blight ovum

Pasien saat ini sudah tidak ada perdarahan dari jalan lahir, pasien masih sedikit mengalami nyeri
setelah kuretase  pasien diencanakan pulang esok harinya tanggal 11/6/2022 atas izin dokter

Terapi saat pulang :

Cefadroxil 2 x 200mg PO

Asam mefenamat 3 x 500mg PO


8. Ny. Nuraeni
9/6/2022
Ny. N, 44 tahun
Ibu mengatakan sedang hamil 7 bulan saat ini, mengeluh mulas-mulas sejak semalam
disertai keluar lendir campur darah. Ibu mengatakan keluhan mulas disertai perut yang
kencang. Kencang-kencang pada perut dirasakan semakin sering dan teratur. Pasien
mengatakan keluhan juga disertai keluar air-air membasahi hingga celananya. Keluar air
dirasakan 2 hari sebelumnya. Gerakan janin masih dirasakan oleh pasien. Pasien
mengatakan sedang mengandung anak ketiga dan tidak pernah keguguran sebelumnya.
Selama ini pasien kontrol kehamilannya ke bidan dan ke dokter kandungan. Pasien tidak
memiliki Hipertensi, penyakit jantung, asma dan DM. HPHT : 29-11-2021.

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis

Tekanan darah : 120/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Respiration rate : 20x/menit

Suhu : 36,5 C

Kepala :

Muka : cloasma gravidarum : Tidak ada

Mata : Conjungtiva anemis -/-

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)

Abdomen :

Inspeksi : terlihat linea nigra, tidak ada striae

Leopold I : TFU 23cm, Teraba bulat lunak (bokong)

Leopold II : Teraba punggung kiri

Leopold III Teraba bulat keras (kepala)

Leopold IV : Divergen, sudah masuk pintu atas panggul

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”

Pemeriksaan dalam :

Portio tebal lunak, pembukaan 7cm, presentasi bokong murni.

Diagnosis awal : G3P2A0 Kala II + Ketuban pecah dini

Diagnosa akhir : P3A0 Partus prematurus spontan pervaginam bracht + Ketuban pecah dini

Tatalaksana awal :

Mengobservasi tanda-tanda vital dan HIS


Mempersiapkan alat-alat persalinan

Memimpin persalinan

IVFD RL 20 tpm

9/06/2022 bayi lahir spontan bracht jam 13.00 dengan jenis kelamin laki-laki, hidup, berat 1300
gram, plasenta lahir spontan lengkap pada pukul 13.05

Post partum keadaan ibu baik, Tinggi fundus uteri sepusat, kontraksi rahim baik, perdarahan
sekitar 50cc.

Hb post partum  10.2 g/dl

Tatalaksana diruang rawat inap :

IVFD RL 20 tpm

Cefadroxil 2 x 500mg PO

Asam mefenamat 3 x 500mg PO

Nonemi 1 x1 PO

Pasien tidak ada keluhan, sehingga pasien diizinkan pulang oleh dokter tanggal 10/6/2022

Terapi pulang yang diberikan :

Cefadroxil 2 x 500mg PO

Asam mefenamat 3 x 500mg PO

Nonemi 1 x1 PO
9. Ny. Ririn
Ny. R, 27 tahun
10/6/2022
Ibu mengatakan sedang hamil cukup bulan saat ini, mengeluh mulas-mulas sejak semalam
disertai keluar lendir campur darah. Ibu mengatakan keluhan mulas disertai perut yang
kencang. Kencang-kencang pada perut dirasakan semakin sering dan teratur. Pasien
mengatakan gerakan janin dirasakan didua tempat yang berbeda, karena sewaktu kontrol di
dokter kandungan dikatakan pasien memiliki anak kembar. Selama ini pasien kontrol
kehamilannya ke bidan dan ke dokter kandungan. Saat ini pasien mengatakan sedang hamil
anak kedua dan belum pernah keguguran sebelumnya. Pasien tidak memiliki Hipertensi,
penyakit jantung, asma dan DM. HPHT : 19-9-2021. HPL : 26-6-2022

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Respiration rate : 20x/menit

Suhu : 36,5 C

Kepala :

Muka : cloasma gravidarum : Tidak ada

Mata : Conjungtiva anemis -/-

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)

Abdomen :

Inspeksi : terlihat linea nigra, tidak ada striae

Leopold I : TFU 42cm, Teraba bulat lunak (bokong)

Leopold II : Teraba punggung kiri

Leopold III Teraba bulat keras (kepala)

Leopold IV : Divergen, sudah masuk pintu atas panggul

DJJ : 145x / 150x/menit

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”

Pemeriksaan dalam :

Portio tak teraba, pembukaan belum lengkap, ketuban utuh

Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan lab :

Hb : 10.7 g/dl

Leukosit: 17900 / mikroliter

Hematokrit : 33 %

Trombosit : 271000 / mikroliter

Diagnosis awal : G2P1A0 gravida aterm Kala II dengan gemelly

Tatalaksana awal :

Mengobservasi Keadaan umum, tanda-tanda vital, HIS dan DJJ

Mengobservasi kemajuan persalinan

Menolong persalinan

IVFD RL 20 tpm

Oksigen 2 lpm

Diagnosa akhir : P3A0 Partus maturus spontan pervaginam dengan manual aid atas indikasi
gemelly

Pasien melahirkan pada tanggal 10/6/2022 dengan bayi pertama perempuan berat 2600 gr dan bayi
kedua laki-laku dengan bera 3000 gr, plasenta lahir lengkap secara spontan, perdarahan sekitar
150cc.

Post partum  keadaan ibu baik, kontraksi rahim baik, tinggi fundus 2 jari dibawah pusat, diberikan
oksitosin 20 IU

Tatalaksana ruang rawat inap :

IVFD RL 20 tpm

Asam mefenamat 3 x 500 mg PO

Cefadroxil 2 x 500 mg PO

Nonemi 1 x 1 PO

Mengobservasi tanda-tanda vital dan HIS

Mempersiapkan alat-alat persalinan

Memimpin persalinan

IVFD RL 20 tpm
Pasien sudah tidak ada keluhan, kontraksi rahim baik, sehingga pasien diizinkan pulang oleh
dokter pada tanggal 11/6/2022
Terapi saat pulang :

Asam mefenamat 3 x 500 mg PO

Cefadroxil 2 x 500 mg PO

Nonemi 1 x 1 PO

10. Ny. Kurniawati


6/6/2022
Ny. K, 35 tahun
Pasien mengatakan saat ini sedang hamil 7 bulan, pasien awalnya mengeluh pusing sejak
semalam lalu pasien mengalami kejang 2x saat di rumah, kejang seluruh tubuh dengan mata
mendelik ke atas, setelah kejang pasien kemudian tertidur. Saat pagi hari pasien sempat ke
puskesmas, kemudian pasien kejang 1x saat dipuskesmas. Pasien memiliki tekanan darah
yang tinggi sejak kehamilan ini. Pasien sedang hamil anak kedua dan belum pernah
keguguran. Anak pertama lahir hidup secara spontan. Pasien sering kontrol kehamilannya di
bidan. HPHT : 01-11-2021

Pemeriksaan fisik:

Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis

Tekanan darah : 170/120 mmHg

Nadi : 98 x/menit

Respiration rate : 20x/menit

Suhu : 36,8 C

SpO2 : 99%

Kepala :

Muka : cloasma gravidarum : Tidak ada

Mata : Conjungtiva anemis -/-

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)

Abdomen :

TFU : Sepusat

DJJ : 150x/menit

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2’’

Pemeriksaan penunjang :

Hb : 15 g/dl
Leukosit : 182000/mikroliter

Hematokrit : 44%

Trombosit : 101000/mikroliter

PT : 11.1 detik

INR : 0.97 detik

KIMIA KLINIK

SGOT : 237 U/L

SGPT : 35 U/L

Ureum : 16 mg/dl

Creatinin : 0.95 mg/dl

Diagnosis awal : G2P1A0 gravid 29-30minggu dengan eklampsia

Tatalaksana awal :

Pasang oksigen 3 lpm nasal canule

Pasang kateter urin

Protap PEB

IVFD RL + MgSO4 40 % 20 gtt

Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr

Dexametasone 2 x 5mg IV

Metoklopramide 3 x 5mg IV

Sectio saesarea cito

Dilakukan sectio saesarea cito pada tanggal 6/6/2020 lahir bayi laki-laki dengan berat 700 gram.

Saat pasien di ruang rawat inap pasien mengeluhkan lemas, nyeri bekas post operasi. Tidak ada
keluhan sakit kepala dan mata buram.

Tatalaksana di ruang rawat inap post operasi :

Oksigen 3 lpm nasal canul

Infus :

Drip oksitosin 20 IU dalam RL 500CC 20 tpm

MgSO4 maintenance dose 10 gram dalam RL 500 cc 20 tpm selama 24 jam post op

Bila terjadi kejang, penurunan kesadaran  rawat ICU

Sudah boleh minum


Ceftriaxone 2 x 1 gr IV

Asam tranexamat 3 x 500mg IV

Kaltrofen supp 2 x 100mg suppositoria

Metildopa 3 x 500mg PO

Nifedipin 3 x 10mg PO

Ganti verban POD 2

Pasien sudah tidak mengalami kejang setelah dilakukan tindakan operasi, pada tanggal 8/6/2022
keadaan pasien sudah lebih baik, tidak ada keluhan, sehingga pasien direncanakan pulang .

Terapi saat pulang :

Cefadroxil 2 x 500mg PO

Asam mefenamat 3 x 500mg PO


10/6/2022
11. Ny. Y, 21 tahun
Stase : Obgyn
Jenis kelamin :P
Kategori pasien : Dewasa
Kategori kasus : Obgyn
Kode kegiatan :
Penatalaksanaan :
Terapi awal :
Observasi kemajuan persalinan
IVFD RL 500cc/24 jam
Injeksi ceftriaxone 2 x 1 gr
Induksi Drip oksitosin 10 IU dalam 500cc Nacl

Terapi ruang rawat inap :


IVFD RL 500cc/24 jam
Ketoprofen 2x100 mg PO

Terapi saat pulang :


Asam mefenamat 3 x 500 mg PO
Cefadroxil 2 x 500 mg PO
Nonemi 1 x 1 PO

Data ringkasan penyakit:


Ibu datang dengan keluhan mulas dan kencang-kencang pada perutnya sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit. Pasien juga mengatakan gerakan janin tidak dirasakan sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Ibu mengatakan saat ini merasa hamil 9 bulan. Pasien
mengatakan kehamilannya ini merupakan kehamilan kedua, dan belum pernah mengalami
keguguran sebelumnya. Pasien mengatakan sudah kontrol 3x di dokter kandungan dan
bidan. Riwayat penyakit jantung, DM, Hipertensi dan Asma disangkal. HPHT : 09-11-2021
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36,5 C
DJJ : Tidak ditemukan
Kepala :
Muka : cloasma gravidarum : Tidak ada
Mata : Conjungtiva anemis +/+
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)
Abdomen :
Inspeksi : terlihat linea nigra, tidak ada striae
Leopold I : TFU 20cm, Teraba bulat lunak (bokong)
Leopold II : Teraba punggung kiri
Leopold III Teraba bulat keras
Leopold IV : Divergen, sudah masuk pintu atas panggul

Pemeriksaan dalam :
Vulva dan vagina : Portio tebal, lunak pembukaan 3-4 cm, terdapat ketuban jernih,
presentasi
kepala, dan penurunan Hodge I-II
Ekstermitas : tidak ada edema
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 11.2 g/dL
Leukosit : 8800/mikroliter
Hematokrit : 34 %
Trombosit 217000/mikroliter

Imunologi :
HbsAg : negatif
Antigen SARS COV 2 : Negatif
VDRL : Reaktif
TPHA : Positif
Anti HIV : Non reaktif
Kesimpulan tes anti HIV : negatif
Dilakukan pemeriksaan USG :
Hasil sisa plasenta minimal
Aktivitas gerak janin: tidak ada

Diagnosis awal : G2POAO partus preterm kala 1 fase aktif dengan susp. IUFD + Sifilis
Diagnosis Akhir : P2A1 partus prematurus dengan iUFD + Sifilis

Terapi awal :
Observasi kemajuan persalinan
IVFD RL 500cc/24 jam
Injeksi ceftriaxone 2 x 1 gr
Induksi Drip oksitosin 10 IU dalam 500cc Nacl
Pemeriksaan Hb post partum : 11,2  Boleh pulang dengan izin dokter.
Terapi awal :
Observasi kemajuan persalinan
IVFD RL 500cc/24 jam
Injeksi ceftriaxone 2 x 1 gr
Induksi Drip oksitosin 10 IU dalam 500cc Nacl
Pimpin persalinan secara spontan  Telah dilakukan pervaginam pada tanggal 10/6/2022
dengan bayi perempuan lahir mati, Berat 1400gr dan plasenta lahir spontan

Terapi ruang rawat inap :


IVFD RL 500cc/24 jam
Ketoprofen 2x100 mg PO
Pasien sudah tidak ada keluhan, kontraksi rahim baik, sehingga pasien diizinkan pulang oleh
dokter pada tanggal 11/6/2022
Terapi saat pulang :
Asam mefenamat 3 x 500 mg PO
Cefadroxil 2 x 500 mg PO
Nonemi 1 x 1 PO

12. Ny. Siti Nuraisyah

BEDAH
11/6/2022
Data dasar pasien : Tn. Haiwan (739885)
Jenis kelamin :L
Kategori pasien : Dewasa
Kode kegiatan :
Penatalaksanaan :
Tatalaksana awal :
IVFD RL 20 tpm
Cefotaxim 2 x 1 gr IV
Omeprazol 2 x 40mg IV
Ketorolac 3 x 30mg IV
Sucralfate 4 x 1 cth
Pasang kateter urin
Pasang NGT
Kalnex 3 x 1 IV
Tatalaksana di Ruangan :
IVFD RL 20 tpm
Ciprofloxacin 2 x 200mg
Ketorolac 2 x 30mg IV
Terapi pulang :
Ciprofloxacin 2 x 200 mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omepazol 2 x 40mg PO
Data ringkasan penyakit:
Pasien mengeluh nyeri perut dan pinggang dirasakan sejak 1 minggu SMRS. Pasien mengeluh nyeri
dirasakan tiba-tiba dan nyeri diawali dari pinggang dan menjalar hingga seluruh perutnya. Pasien
mengatakan nyeri berkurang ketika dimiringkan ke kiri. Pasien juga mengeluhkan adanya mual (+),
muntah tidak ada. Pasien tidak ada keluhan saat BAB dan BAK.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36,6 C
Kepala :
Mata : Conjungtiva anemis -/-
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)
Thorax : Vesikuler kanan=kiri
Abdomen : BU (+), Soepel, Tidak ada pembesaraan hepar dan lien, CVA Pain (+), Nyeri tekan
epigastrik (+), Defans muscular (-)
Ekstermitas : akral hangat, tidak ada edema, CRT < 2”

Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 14,4 g/dL
Leukosit : 19000/mikroliter
Hematokrit : 42 %
Trombosit : 330.000/mikroliter
GDS : 92
KIMIA KLINIK
SGOT : 30 U/L
SGPT : 61 U/L
Ureum : 24 mg/dl
Creatinin : 0.89 mg/dl
Na : 131 mmol/L
K : 4.2 mmol/L

Rontgen thorax :
Cor tidak membesar
Sinus kanan normal, kiri tumpul dan diafragma normal
Pulmo :
Hili normal
Corakan bronkovaskular meningkat
Tidak tampak infiltrat
Kesan : Efusi pleura kiri minimal
Tidak tampak kardiomegali

USG Abdomen :

Hepar: Ukuran normal, sudut tajam, permukaan rata, tekstur parenkim homogen
halus, kapsul tidak menebal, tidak tampak nodulmassa. Vena porta tidak meleber,
vena hepatka tidak melebar. Tidak tampak koleksi cairan di sekitar hepar
Kandung empedu Kolaps, dinding sulit dindal Tampak bayangan hiperakholk dengan
acoustic shadow multipel berdiameler terbesar Ik 0,57 cm
Lien Tidak membesar, tekstur parenkim homogen halus, tidak tampak massa V.
Lienas idak melebar.
Pankreas besar kontur normal, tekstur parenkim homogen, tidak tampak massa,
ductus pankreatikus tidak melebar
Ginjal bilateral Besar normal, kontur normal, parenkim normal, intensitas gema
normal. Batas tekstur parenkim dengan central echocomplek normal. Tidak tampak
bayangan hiperekhoik dengan acustic shadow.
Sistem pelvicokalises tidak melebar. Unster tidak terdeteksi
Vesika arinaria Tidak tersi penuh, dinding soll dinlel, terpenang catheter didalamnya.
Paraaorta: tidak tampak bayangan nodul hipo/hiperekholk
Scan supradiafragme bilateral: Tampak bayangan anakholk bebes gema
Kesan:
Suspek mutipel cholothesis
Efusi pleura bilateral minimal
Tidak tampak pembesaran KGB paraaorta
USG hepar, ginjal bilateral, pankreas dan spleen saat ini tidak tampak kelainan

Diagnosis awal : Colic abdomen ec. Susp. Gastropati dd/ Pielonefritis Akut
Diagnosis akhir : Multiple cholelitiasis
Tatalaksana awal :
IVFD RL 20 tpm
Cefotaxim 2 x 1 gr IV
Omeprazol 2 x 20mg PO
Ketorolac 3 x 30mg IV
Sucralfate 4 x 1 cth
Pasang kateter urin
Pasang NGT
Kalnex 3 x 1 IV
Tatalaksana di Ruangan :
IVFD RL 20 tpm
Ciprofloxacin 2 x 200mg
Ketorolac 2 x 30mg IV
Terapi pulang :
Ciprofloxacin 2 x 200 mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omepazol 2 x 20mg PO
EDUKASI :

- Mengurangi makanan dengan kadar gula tinggi


- Mengurangi makanan mengandung lemak hewani seperti margarin, keju, daging berlemak,
roti, cake, biscuit.
- Konsumsi lemak minyak nabati pada minyak kelapa, minyak zaitun
- Konsumsi tinggi buah dan sayuran
- Minum cukup 2 liter/hari

Pasien tidak merasakan nyeri pada perutnya dan pinggang, kondisi pasien mulai membaik sehingga
pasien dianjurkan pulang oleh dokter tanggal 15-6-2022
BEDAH
13/6/2022

Data dasar pasien : A Er, 31 tahun


Jenis kelamin :P
Kategori pasien : Dewasa
Kode kegiatan :
Penatalaksanaan :
Tatalaksana di Ruangan :
IVFD RL 20 tpm
Ciprofloxacin 2 x 500mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omeprazol 1 x 20mg PO
Rencana dilakukan eksisi tumor payudara tanggal 14/6/2022

Terapi pulang :
Data ringkasan penyakit:
Pasien datang dari poliklinik dengan keluhan benjolan di payudara kiri. Benjolan awalnya kecil
namun semakin lama semakin membesar. Benjolan dirasakan oleh pasien sejak 3 bulan. Benjolan saat
ini berukuran sebesar telur dan dirasakan nyeri (+). Pasien juga mengatakan kadang adanya demam
(+). Pa
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36,6 C
Kepala :
Mata : Conjungtiva anemis -/-
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)
Thorax : Vesikuler kanan=kiri
Abdomen : BU (+), Soepel, Tidak ada pembesaraan hepar dan lien, Nyeri tekan epigastrik (-)
Ekstermitas : akral hangat, tidak ada edema, CRT < 2”
Status lokalis :
Regio mammae sinistra
Terdapat benjolan pada mammae sinistra, berjumlah satu buah, ukuran sebesar telur dengan ukuran 3
cm x 1 cm, konsistensi lunak, mobile, warna sama dengan sekitar kulit, perabaan hangat dan terdapat
nyeri tekan (+).

Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 13,9 g/dL
Leukosit : 13400/mikroliter
Hematokrit : 43 %
Trombosit : 319.000/mikroliter
GDS : 85
BT : 2’
CT : 8’
Rontgen thorax :
Cor tidak membesar
Sinus kanan normal, kiri tumpul dan diafragma normal
Pulmo :
Hili normal
Corakan bronkovaskular meningkat
Tidak tampak infiltrat
Kesan : Tidak tampak TB Paru aktif/bronkopneumonia
Tidak tampak kardiomegali

Diagnosis awal : Abses mammae + mastitis


Diagnosis akhir : Abses mammae + mastitis

Tatalaksana di Ruangan :
IVFD RL 20 tpm
Ciprofloxacin 2 x 500mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omeprazol 1 x 20mg PO
Rencana dilakukan eksisi tumor payudara tanggal 14/6/2022

Laporan Operasi :
Jenis Operasi : Eksisi tumor payudara tanggal 14/6/2022
Pasien posisi supine
Tindakan aseptik dana antiseptik pada daeraha operasi
Massa dibebaskan dari jaringan sekitar
Dilakukan eksisi massa
Dilakukan kontrol perdarahan
Luka operasi dijahit lapis demi lapis
Perdarah intraoperasi : 500cc
Tatalaksana post operasi :
Puasa hingga sadar penuh
RL 1000cc/ D5 500cc/24 jam
Ciprofloxacin 2 x 500mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omeprazol 1 x 20mg PO
POD 3
Terapi pulang :
Ciprofloxacin 2 x 200 mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Metronidazole 3 x 500mg PO
EDUKASI :

- Hindri makanan cepat saji tinggi lemak jenuh dan gula


- Hindari minuman beralkohol
- Mengkonsumsi buah dan sayuran
- Mengkonsumsi karbohidrat yang sesuai dengan porsi

Pasien mengatakan nyeri bekas luka operasi sudah berkurang, kondisi pasien mulai membaik
sehingga pasien dianjurkan pulang oleh dokter tanggal 15-6-2022

BEDAH
13/6/2022

Data dasar pasien : Tn. Dedi Supardi, 50 tahun


Jenis kelamin :L
Kategori pasien : Dewasa
Kode kegiatan :
Penatalaksanaan :
Data ringkasan penyakit:
Pasien datang dari poliklinik bedah dengan keluhan benjolan lipat paha kanan. Benjolan dialami sejak
2 bulan yang lalu . Benjolan dirasakan nyeri ketika ditekan. Benjolan saat ini dirasakan mengganggu
aktivitas sehari-harinya. Benjolan juga dikatakan tidak dapat dimasukkan kembali. Tidak adanya
demam (-), mual (-)dan muntah (-). BAB dan BAK tidak ada keluhan
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Nadi : 76 x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36,7 C
Kepala :
Mata : Conjungtiva anemis +/+
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)
Thorax : Vesikuler kanan=kiri
Abdomen : BU (+), Soepel, Tidak ada pembesaraan hepar dan lien, Nyeri tekan epigastrik (-)
Ekstermitas : akral hangat, tidak ada edema, CRT < 2”
Status lokalis :
Regio inguinalis dextra :
Terdapat benjolan berwarna sewarna dengan kulit, konsistensinya keras, immobile, tidak dapat
dimasukkan kembali, dan terdapat nyeri tekan(+).

Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 13,9 g/dL
Leukosit : 8800/mikroliter
Hematokrit : 43 %
Trombosit : 297.000/mikroliter
GDS : 109,9
BT : 2’
CT : 8’
Kimia klinik
SGOT : 22,5
SGPT : 15,8
Ureum : 23,3
Creatinin : 1,01

Rontgen thorax :
Cor tidak membesar
Sinus kanan normal, kiri tumpul dan diafragma normal
Pulmo :
Hili normal
Corakan bronkovaskular meningkat
Tidak tampak infiltrat
Kesan : Tidak tampak TB Paru aktif/bronkopneumonia
Tidak tampak kardiomegali

Diagnosis awal : Hernia ingunialis medialis dextra


Diagnosis akhir : Hernia ingunialis medialis dextra
Tatalaksana di Ruangan :
IVFD RL 20 tpm
Rencana dilakukan operasi elektif Hernioraphy tanggal 14/6/2022

Laporan Operasi :
Jenis Operasi : Hernioraphy dengan mesh tanggal 14/6/2022
Pasien posisi supine
Tindakan aseptik dana antiseptik pada daerah operasi
Dilakukan insisi diatas inguinal kutis, subkutis dan fascia
Dilakukan identifikasi funiculus spermatikus
Dilakukan identifikasi kantung hernia
Kantung hernia distal dan proximal dipisahkan
Dilakukan hernioraphy dengan mesh
Dilakukan control perdarahan
Luka operasi dijahit lapis demi lapis
Perdarah intraoperasi : 10cc
Tatalaksana post operasi :
Tidak puasa
RL 1000cc/ D5 500cc/24 jam
Ciprofloxacin 2 x 500mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omeprazol 1 x 20mg PO
POD 3
Terapi pulang :
Ciprofloxacin 2 x 200 mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omeprazol 1 x 20mg PO
EDUKASI :

- Mengkonsumsi buah dan sayuran


- Mengkonsumsi karbohidrat yang sesuai dengan porsi
- Hindari mengangkat beban berat

Pasien mengatakan nyeri bekas luka operasi sudah berkurang, kondisi pasien mulai membaik
sehingga pasien dianjurkan pulang oleh dokter tanggal 15-6-2022

BEDAH
14/6/2022
Data dasar pasien : A e, 32 tahun
Jenis kelamin :P
Kategori pasien : Dewasa
Kode kegiatan :
Penatalaksanaan :
Tatalaksana di Ruangan :
IVFD RL 20 tpm
Ciprofloxacin 2 x 500mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omeprazol 1 x 20mg PO
Rencana dilakukan eksisi tumor payudara tanggal 14/6/2022

Terapi pulang :
Data ringkasan penyakit:
Pasien datang dari poliklinik dengan keluhan benjolan pada anus. Benjolan dirasakan oleh pasien
sejak 10 tahun. Benjolan awalnya dirasakan masih dapat dimasukkan, namun saat ini sudah tidak bias
dimasukkan. Pasien sebelumnya sempat berobat ke herbal, lalu benjolan mengecil namun timbul
kembali. Pasien bekerja dengan memikul beban berat sehingga benjolan tidak dapaat dimasukkan
kembali.

Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 75 x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36,6 C
Kepala :
Mata : Conjungtiva anemis -/-
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)
Thorax : Vesikuler kanan=kiri
Abdomen : BU (+), Soepel, Tidak ada pembesaraan hepar dan lien, Nyeri tekan epigastrik (-)
Ekstermitas : akral hangat, tidak ada edema, CRT < 2”
Status lokalis :
Anus :
Terdapat benjolan pada anus, warna sama dengan kulit, benjolan berukuran 2 x 1 cm, benjolan tidak
dapat dimasukkan kembali.

Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 14 g/dL
Leukosit : 5700/mikroliter
Hematokrit : 42 %
Trombosit : 359.000/mikroliter
GDS : 85
BT : 2’
CT : 8’

Diagnosis awal : Prolaps hemoroid


Diagnosis akhir : Prolaps hemoroid

Tatalaksana di Ruangan :
IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone 2 x 1gr IV
Ketorolac 3 x 30 mg IV
Rencana dilakukan operasi elektif hemoroidectomy tanggal 15/6/2022

Laporan Operasi :
Temuan intraoperatif :
Ditemukan pelebaran v. hemoroidales sirkuler dominan pada jam 5 dan 11 disertai prolapse, thrombus
(+)
Ditemukan eksternal op arah jam 4
Teknik operasi :

- Pasien posisi litotomi dalam regional anestesi


- Tindakan aseptic dan antiseptic pada daerah operasi
- Dilakukan anuskopi, daerah anorectal dicuci dengan larutan betadine tampak DO
- Dilakukan trombektomi
- Identifikasi pelebaran vena, dibuat flap
- Pila hemoroidales di klem lalu dieksisi
- Luka dijahit dan dilakukan control perdarahan
- Dilanjutkan eksisi skin tag
- Dilakukan control perdarahan, diyakinkan tidak ada lagi masa hemoroid yang tertinggal
- Lapisan mukokutan dijahitkan kembali
- Dipasang tampon betadine, operasi selesai
Tatalaksana post operasi :
Tidak puasa
IVFD RL 20 tpm jam
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omeprazol 1 x 20mg PO
POD 3
Terapi pulang :
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Kontrol kembali di poli bedah
Edukasi

- Mengkonsumsi buah dan sayuran


- Mengkonsumsi karbohidrat yang sesuai dengan porsi
- Hindari mengangkat beban berat

Pasien mengatakan nyeri bekas luka operasi sudah berkurang, kondisi pasien mulai membaik
sehingga pasien dianjurkan pulang oleh dokter tanggal 17-6-2022

TINDAKAN

IV
Ny. C, 37 Tahun, abses mammae  16/6/2022
Ny. Neng santi, 740610,30 tahun, susp massa intraabdomen  20/6/2022
Persiapan alat :
1. Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.
2. Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus, penjepit selang
 infus untuk mengatur kecepatan tetesan. Jenis infus set berdasarkan penggunaannya :
a. Macro drip set
b. Micro drip set
c. Tranfusion Set

4. Desinfektan : kapas alkohol, larutan povidone iodine 10%


5. Kassa steril, plester, kassa pembalut
6. Torniket
7. Gunting
8. Bengkok
9. Tiang infus
10. Perlak kecil
11. Bidai, jika diperlukan (untuk pasien anak)
12. Sarung tangan steril yang tidak mengandung bedak
13. Masker
14. Tempat sampah medis

Persiapan penderita :
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai tujuan dan
prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infus :
- Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak kidal,
tangan kanan bila pasien kidal).
- Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi.
- Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.

Prosedur tindakan :
1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang
mudah dijangkau oleh dokter/ petugas.
- Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai dengan
  identitas atau kebutuhan pasien.
- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat, obat dan
cairan yang akan diberikan kepada pasien.
2. Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
3. Memasang infus set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran selang
sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum ditutup
 kembali. Tabung tetesan diisi sampai 1⁄2 penuh.
- Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.

4. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih dan kering.
5. Lengan penderita bagian proksimal dibendung dengan torniket.
6. Kenakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah tempat suntikan.
7. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas,
membentuk sudut 30-40o terhadap permukaan kulit.
8. Bila jarum berhasil masuk ke dalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir
keluar.
9. Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum tajam dalam kateter vena (stylet) kira-
kira 1 cm ke arah luar untuk membebaskan ujung kateter vena dari jarum agar
jarum tidak melukai dinding vena bagian dalam. Dorong kateter vena sejauh 0.5 –
1 cm untuk menstabilkannya
10. Tarik stylet keluar sampai 1⁄2 panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang memfiksasi
bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang berwarna putih ke
dalam vena.
11. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter vena.
12. Pasang infus set atau blood set yang telah terhubung ujungnya dengan kantung
infus atau kantung darah.
14. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan plester.
15. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
16. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan plester.
1. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang ke dalam
sharp
2. disposal (jarum tidak perlu ditutup kembali).
3. Bereskan alat-alat yang digunakan.
Tn. N, 41 Tahun

Demam tifoid, dr. Andiyang, Sp.PD

7/7/2022

Persiapan alat :
1. Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.
2. Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus, penjepit selang
 infus untuk mengatur kecepatan tetesan. Jenis infus set berdasarkan penggunaannya :
a. Macro drip set
b. Micro drip set
c. Tranfusion Set

4. Desinfektan : kapas alkohol, larutan povidone iodine 10%


5. Kassa steril, plester, kassa pembalut
6. Torniket
7. Gunting
8. Bengkok
9. Tiang infus
10. Perlak kecil
11. Bidai, jika diperlukan (untuk pasien anak)
12. Sarung tangan steril yang tidak mengandung bedak
13. Masker
14. Tempat sampah medis
Persiapan penderita :
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai tujuan dan
prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infus :
- Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak kidal,
tangan kanan bila pasien kidal).
- Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi.
- Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.

Prosedur tindakan :
1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang
mudah dijangkau oleh dokter/ petugas.
- Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai
dengan identitas atau kebutuhan pasien.
- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat,
obat dan cairan yang akan diberikan kepada pasien.
2. Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
3. Memasang infus set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran
Selang sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum
ditutup kembali. Tabung tetesan diisi sampai 1⁄2 penuh.
-Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.

4. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir,


keringkan dengan handuk bersih dan kering.
5. Lengan penderita bagian proksimal dibendung dengan torniket.
6. Kenakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah tempat
suntikan.
7. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas,
membentuk sudut 30-40o terhadap permukaan kulit.
8. Bila jarum berhasil masuk ke dalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir
keluar.
9.Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum tajam dalam kateter vena (stylet)
kira-kira 1 cm ke arah luar untuk membebaskan ujung kateter vena dari jarum
agar jarum tidak melukai dinding vena bagian dalam. Dorong kateter vena
sejauh 0.5 – 1 cm untuk menstabilkannya
10. Tarik stylet keluar sampai 1⁄2 panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang
memfiksasi bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang
berwarna putih ke dalam vena.
11. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter vena.
12. Pasang infus set atau blood set yang telah terhubung ujungnya dengan
kantung infus atau kantung darah.
13.Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan
plester.
14. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
15. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan
plester.
16. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang ke dalam sharp
17. disposal (jarum tidak perlu ditutup kembali).
18. Bereskan alat-alat yang digunakan.
Ny. A, 50 tahun

Karsinoma cervix stadium 3b + Anemia

Dr. Amran, Sp.OG

8/7/2022
Persiapan alat :
1. Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.
2. Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus, penjepit selang
 infus untuk mengatur kecepatan tetesan. Jenis infus set berdasarkan penggunaannya :
a. Macro drip set
b. Micro drip set
c. Tranfusion Set

3. Desinfektan : kapas alkohol, larutan povidone iodine 10%


4. Kassa steril, plester, kassa pembalut
5. Torniket
6. Gunting
7. Bengkok
8. Tiang infus
9. Perlak kecil
10. Bidai, jika diperlukan (untuk pasien anak)
11. Sarung tangan steril yang tidak mengandung bedak
12. Masker
13. Tempat sampah medis

Persiapan penderita :
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai tujuan dan
prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infus :
- Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak kidal,
tangan kanan bila pasien kidal).
- Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi.
- Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.

Prosedur tindakan :
1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang mudah
dijangkau oleh dokter/ petugas.
- Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai
dengan identitas atau kebutuhan pasien.
- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat,
obat dan cairan yang akan diberikan kepada pasien.
2. Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
3. Memasang infus set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran
Selang sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum
ditutup kembali. Tabung tetesan diisi sampai 1⁄2 penuh.
-Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.

4. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir,


keringkan dengan handuk bersih dan kering.
5. Lengan penderita bagian proksimal dibendung dengan torniket.
6. Kenakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah tempat
suntikan.
7. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas,
membentuk sudut 30-40o terhadap permukaan kulit.
8. Bila jarum berhasil masuk ke dalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir
keluar.
9.Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum tajam dalam kateter vena (stylet)
kira-kira 1 cm ke arah luar untuk membebaskan ujung kateter vena dari jarum
agar jarum tidak melukai dinding vena bagian dalam. Dorong kateter vena
sejauh 0.5 – 1 cm untuk menstabilkannya
10. Tarik stylet keluar sampai 1⁄2 panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang
memfiksasi bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang
berwarna putih ke dalam vena.
11. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter vena.
12. Pasang infus set atau blood set yang telah terhubung ujungnya dengan
kantung infus atau kantung darah.
13.Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan
plester.
14. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
15. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan
plester.
16. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang ke dalam
sharp
17. disposal (jarum tidak perlu ditutup kembali).
18. Bereskan alat-alat yang digunakan.
4/7/2022

Ny. D, 24 tahun

Dr. Henny, Sp.PD

TB Paru

Persiapan alat :
1. Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.
2. Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus, penjepit selang
 infus untuk mengatur kecepatan tetesan. Jenis infus set berdasarkan penggunaannya :
a. Macro drip set
b. Micro drip set
c. Tranfusion Set

4. Desinfektan : kapas alkohol, larutan povidone iodine 10%


5. Kassa steril, plester, kassa pembalut
6. Torniket
7. Gunting
8. Bengkok
9. Tiang infus
10. Perlak kecil
11. Bidai, jika diperlukan (untuk pasien anak)
12. Sarung tangan steril yang tidak mengandung bedak
13. Masker
14. Tempat sampah medis

Persiapan penderita :
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai tujuan dan
prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infus :
- Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak kidal,
tangan kanan bila pasien kidal).
- Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi.
- Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.

Prosedur tindakan :
2. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang
mudah dijangkau oleh dokter/ petugas.
- Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai
dengan identitas atau kebutuhan pasien.
- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat,
obat dan cairan yang akan diberikan kepada pasien.
2. Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
3. Memasang infus set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran
Selang sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum
ditutup kembali. Tabung tetesan diisi sampai 1⁄2 penuh.
-Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.

4. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir,


keringkan dengan handuk bersih dan kering.
5. Lengan penderita bagian proksimal dibendung dengan torniket.
6. Kenakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah tempat
suntikan.
7. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas,
membentuk sudut 30-40o terhadap permukaan kulit.
8. Bila jarum berhasil masuk ke dalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir
keluar.
9.Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum tajam dalam kateter vena (stylet)
kira-kira 1 cm ke arah luar untuk membebaskan ujung kateter vena dari jarum
agar jarum tidak melukai dinding vena bagian dalam. Dorong kateter vena
sejauh 0.5 – 1 cm untuk menstabilkannya
19. Tarik stylet keluar sampai 1⁄2 panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang
memfiksasi bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang
berwarna putih ke dalam vena.
11. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter vena.
12. Pasang infus set atau blood set yang telah terhubung ujungnya dengan
kantung infus atau kantung darah.
13.Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan
plester.
14. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
15. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan
plester.
20. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang ke dalam
sharp
21. disposal (jarum tidak perlu ditutup kembali).
22. Bereskan alat-alat yang digunakan.

Ny. N, 40 tahun
11/7/2022

Hemorrohoid interna

Dr. Nelis, Sp. B

Persiapan alat :
1. Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.
2. Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus, penjepit selang
 infus untuk mengatur kecepatan tetesan. Jenis infus set berdasarkan penggunaannya :
a. Macro drip set
b. Micro drip set
c. Tranfusion Set

4. Desinfektan : kapas alkohol, larutan povidone iodine 10%


5. Kassa steril, plester, kassa pembalut
6. Torniket
7. Gunting
8. Bengkok
9. Tiang infus
10. Perlak kecil
11. Bidai, jika diperlukan (untuk pasien anak)
12. Sarung tangan steril yang tidak mengandung bedak
13. Masker
14. Tempat sampah medis

Persiapan penderita :
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai tujuan dan
prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infus :
- Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak kidal,
tangan kanan bila pasien kidal).
- Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi.
- Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.

Prosedur tindakan :
3. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang
mudah dijangkau oleh dokter/ petugas.
- Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai
dengan identitas atau kebutuhan pasien.
- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat,
obat dan cairan yang akan diberikan kepada pasien.
2. Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
3. Memasang infus set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran
Selang sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum
ditutup kembali. Tabung tetesan diisi sampai 1⁄2 penuh.
-Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.

4. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir,


keringkan dengan handuk bersih dan kering.
5. Lengan penderita bagian proksimal dibendung dengan torniket.
6. Kenakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah tempat
suntikan.
7. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas,
membentuk sudut 30-40o terhadap permukaan kulit.
8. Bila jarum berhasil masuk ke dalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir
keluar.
9.Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum tajam dalam kateter vena (stylet)
kira-kira 1 cm ke arah luar untuk membebaskan ujung kateter vena dari jarum
agar jarum tidak melukai dinding vena bagian dalam. Dorong kateter vena
sejauh 0.5 – 1 cm untuk menstabilkannya
23. Tarik stylet keluar sampai 1⁄2 panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang
memfiksasi bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang
berwarna putih ke dalam vena.
11. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter vena.
12. Pasang infus set atau blood set yang telah terhubung ujungnya dengan
kantung infus atau kantung darah.
13.Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan
plester.
14. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
15. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan
plester.
24. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang ke dalam
sharp
25. disposal (jarum tidak perlu ditutup kembali).
26. Bereskan alat-alat yang digunakan.

kATETER

Ny. SR, 28 tahun

2/7/2022

Dr. Maryam, Sp.OG


G2P1A0 gravid 40 minggu kala I Fase aktif

Alat- alat yang harus dipersiapkan:

a. Sarung tangan steril

b. Duk steril

c. Antiseptik (misalnya Savlon)

d. Kapas lidi steril

e. Penjepit (forcep)

f. Aquades steril (sterile water), biasanya 10 cc

g. Foley catheter (ukuran 16-18 French)

h. Syringe 10 cc

i. Lubricant (water based jelly atau jelly xylocaine)

j. Collection bag dan tubing

Prosedur :

1. Setelah dilakukan disinfeksi pada daerah labia dan uretra, daerah genitalia
dipersempit dengan kain steril.
2. Lubrikasi kateter dengan pelicin/jelly.
3. Buka labia menggunakan tangan yang tidak dominan. Pertahankan posisi tersebut
sampai siap menggelembungkan balon kateter.
4. Kateter yang telah diolesi dengan pelicin/jelly dimasukkan ke dalam orifisium
uretra eksterna.
5. Pelan-pelan kateter didorong masuk hingga masuk ke buli-buli yang ditandai
dengan keluarnya urine dari lubang kateter.
6. Sebaiknya kateter terus didorong masuk ke buli-buli kira-kira 2 inchi lagi, yakinkan
kateter sudah berada dalam bladder.
7. Balon kateter dikembangkan dengan 5-10 ml air steril.
8. Jika diperlukan kateter menetap, kateter dihubungkan dengan pipa penampung
(urinbag)
9. Kateter difiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal.

Ny. S, 35 tahun

4/7/2022

G2P2A0 Partus aterm kala I Fase aktif

Dr. Amran, Sp.OG

Alat- alat yang harus dipersiapkan:

a. Sarung tangan steril

b. Duk steril
c. Antiseptik (misalnya Savlon)

d. Kapas lidi steril

e. Penjepit (forcep)

f. Aquades steril (sterile water), biasanya 10 cc

g. Foley catheter (ukuran 16-18 French)

h. Syringe 10 cc

i. Lubricant (water based jelly atau jelly xylocaine)

j. Collection bag dan tubing

Prosedur :

10. Setelah dilakukan disinfeksi pada daerah labia dan uretra, daerah genitalia
dipersempit dengan kain steril.
11. Lubrikasi kateter dengan pelicin/jelly.
12. Buka labia menggunakan tangan yang tidak dominan. Pertahankan posisi tersebut
sampai siap menggelembungkan balon kateter.
13. Kateter yang telah diolesi dengan pelicin/jelly dimasukkan ke dalam orifisium
uretra eksterna.
14. Pelan-pelan kateter didorong masuk hingga masuk ke buli-buli yang ditandai
dengan keluarnya urine dari lubang kateter.
15. Sebaiknya kateter terus didorong masuk ke buli-buli kira-kira 2 inchi lagi, yakinkan
kateter sudah berada dalam bladder.
16. Balon kateter dikembangkan dengan 5-10 ml air steril.
17. Jika diperlukan kateter menetap, kateter dihubungkan dengan pipa penampung
(urinbag)
18. Kateter difiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal.

Anda mungkin juga menyukai