Dina, 27 tahun
Tatalaksana :
1. Setelah dilakukan disinfeksi pada daerah labia dan uretra, daerah genitalia
dipersempit dengan kain steril.
2. Lubrikasi kateter dengan pelicin/jelly.
3. Buka labia menggunakan tangan yang tidak dominan. Pertahankan posisi tersebut
sampai siap menggelembungkan balon kateter.
4. Kateter yang telah diolesi dengan pelicin/jelly dimasukkan ke dalam orifisium
uretra eksterna.
5. Pelan-pelan kateter didorong masuk hingga masuk ke buli-buli yang ditandai
dengan keluarnya urine dari lubang kateter.
6. Sebaiknya kateter terus didorong masuk ke buli-buli kira-kira 2 inchi lagi, yakinkan
kateter sudah berada dalam bladder.
7. Balon kateter dikembangkan dengan 5-10 ml air steril.
8. Jika diperlukan kateter menetap, kateter dihubungkan dengan pipa penampung
(urinbag)
9. Kateter difiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal.
Tatalaksana :
23/06/2022
Ny. T, 50 tahun
Ileus paralitik
Alat-alat :
Prosedur :
1. Setelah dilakukan disinfeksi pada daerah labia dan uretra, daerah genitalia
dipersempit dengan kain steril.
2. Lubrikasi kateter dengan pelicin/jelly.
3. Buka labia menggunakan tangan yang tidak dominan. Pertahankan posisi tersebut
sampai siap menggelembungkan balon kateter.
4. Kateter yang telah diolesi dengan pelicin/jelly dimasukkan ke dalam orifisium
uretra eksterna.
5. Pelan-pelan kateter didorong masuk hingga masuk ke buli-buli yang ditandai
dengan keluarnya urine dari lubang kateter.
6. Sebaiknya kateter terus didorong masuk ke buli-buli kira-kira 2 inchi lagi, yakinkan
kateter sudah berada dalam bladder.
7. Balon kateter dikembangkan dengan 5-10 ml air steril.
8. Jika diperlukan kateter menetap, kateter dihubungkan dengan pipa penampung
(urinbag)
9. Kateter difiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal.
KASUS
Tanggal : 6/6/2022
Stase : OBgyn
Jenis kelamin :P
Kode kegiatan :
Penatalaksanaan :
Terapi awal :
Injeksi ceftriaxone 2 x 1 gr
Ketoprofen 2x100 mg PO
Ibu datang dengan keluhan mulas dan kencang-kencang pada perutnya sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien juga mengatakan keluarnya air-air dari jalan lahir sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Keluar air-air tidak disertai dengan adanya perdarahan. Ibu mengatakan saat ini merasa
hamil 9 bulan. Pasien mengatakan kehamilannya ini merupakan kehamilan pertama, namun pernah
mengalami keguguran sebeulmnya. Pasien mengatakan sudah kontrol 3x di dokter kandungan dan
bidan. Riwayat penyakit jantung, DM, Hipertensi dan Asma disangkal.
Pemeriksaan fisik:
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5 C
DJJ : 145x/mnt
Kepala :
Abdomen :
Pemeriksaan dalam :
Vulva dan vagina : Portio tebal, lunak pembukaan 3-4 cm, terdapat ketuban jernih, presentasi
kepala, dan penurunan Hodge I-II
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 11.2 g/dL
Leukosit : 8800/mikroliter
Hematokrit : 34 %
Trombosit 217000/mikroliter
Pemeriksaan USG :
Pasien mengatakan saat ini tidak ada keluhan, ASI sudah keluar namun masih sedikit. Pasien telah
melahirkan dengan cara spontan pada tanggal 5/6/2022. Lahir bayi laki-laki dengan berat badan
3200 gr, cairan ketuban jernih. Plasenta lahir spontan, lengkap dengan perdarahan sekitar 100cc.
Pemeriksaan Fisik :
Nadi : 80 x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36,6 C
Kepala :
Terapi awal :
Injeksi ceftriaxone 2 x 1 gr
Ketoprofen 2x100 mg PO
2. Data dasar pasien : Ny. Elis, 37 tahun (739385) SELESAI
Stase : OBgyn
DPJP :
Jenis kelamin :P
Kode kegiatan :
Penatalaksanaan :
RL 500cc/24 jam
Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
Nifedipin 3 X 10mg PO
Metildopa 3 x 500mg pO
Pasien mengeluh gerakan janin tidak risakan. Pasien mengatakan sebelum gerakan tidak ada
sebelumnya terdapat keluar air-air dari jalan lahir. Gerakan janin tidak dirasakan selama 2 hari.
Hamil saat ini merupakan hamil ke-3 dan pasien tidak pernah keguguran sebelumnya. Pasien juga
mengatakan sering memeiksakan kehamilannya di bidan. Pasien memiliki riwayat hipertensi, tetapi
tidak memiliki riwayat penyakit jantung, asma, dan DM.
Pemeriksaan fisik:
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,6 C
Kepala :
Abdomen :
Pemeriksaan dalam :
Vulva dan vagina : Portio tebal, lunak ,pembukaan 5 cm, tidak terdapat cairan ketuban, sisa cairan
mekonium (+)
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 16.3 g/dL
Leukosit : 24600/mikroliter
Hematokrit : 48 %
Trombosit : 258.000/mikroliter
BT : 2’
CT : 8’
Diagnosis awal : G3P2A0 Post aterm kala I fase aktif + Ketuban pecah dini + IUFD
Penatalaksanaan awal:
RL 500cc/24 jam
Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
Nifedipin 3 X 10mg PO
Metildopa 3 x 500mg PO
RL 500cc/24 jam
Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
Nifedipin 3 X 10mg PO
Metildopa 3 x 500mg PO
Terapi pulang :
Cefadroxil 2 x 500mg PO
Nonemi 1 x 1 tablet PO
Ny. D, 20 tahun
8/6/2022
Stase : OBgyn
Jenis kelamin :P
Kode kegiatan :
Penatalaksanaan :
IVFD RL 20 tpm
Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengatakan sedang hamil 9-10 minggu saat ini. Perdarahan berwarna merah segar. Pasien
mengatakan adanya keluar darah menggumpal, namun tidak banyak. Pasien tidak merasa mulas dan
tidak adanya perut kencang-kencang. Pasien sedang hamil anak pertama. Pasien belum pernah
menggunakan kontrasepsi sebelumnya. Pasien sering kontrol kandungannya ke bidan. HPHT : 20-02-
2022. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, asma, hipertensi dan DM.
Pemeriksaan fisik:
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,7 C
Kepala :
Abdomen :
Pemeriksaan dalam :
Vulva dan vagina : Portio tebal, keras ,pembukaan 1 cm, tidak terdapat cairan ketuban
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaann Lab
Hb : 13.5 g/dL
Leukosit : 9600/mikroliter
Ht : 39%
Trombosit : 304000/mikroliter
Imunologi :
HbsAg : Negatif
TPHA : Negatif
Anti HIV :
Cefadroxil 2 x
Cefadroxil 2 x 500mg PO
Nonemi 1 x 1 tablet PO
Pasien sudah tidak mengalami perdarahan setelah melakukan kuretase
Hb post operasi 13.4 direncanakan pulang pada tanggal 10/6/2022 atas izin dokter
4. Data dasar pasien : Ny. Yani, 29thn (696398) SELESAI, NAMA DISAMARKAN
TGL : 7/6/2022
Stase : Obgyn
DPJP :
Jenis kelamin :P
Kode kegiatan :
Penatalaksanaan :
Terapi awal :
Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 gr
Pasang Kateterisasi
Dilakukan USG
Pemeriksaan fisik:
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,7 C
Kepala :
Abdomen :
TFU : 25 cm
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 10,6 g/dL
Leukosit : 12600/mikroliter
Hematokrit : 32 %
Trombosit : 226000/mikroliter
Pemeriksaan USG :
Telah dilakukan sectio saesarea cito dilakukan pada tanggal 7/6/2022 dengan bayi laki-laki lahir mati,
terdapat lilitan plasenta pada bayi. Saat ini pasien merasa lemas dan masih nyeri pada luka bekas
post operasi.
Detail diagnosis :
Diagnosis Awal : G3P2A0 Gravid 30-31 minggu dengan perdarahan dari jalan lahir
Diagnosis Akhir : P3A0 Partus maturus sectio saesarea atas indikasi iufd + solusio plasenta
Pasien sudah lebih baik, pasien mengatakan tidak ada keluhan perdarahan, masih nyeri pada luka
post operasi namun sudah berkurang. Pasien direncanakan pulang setelah perawatan operasi hari
kedua (10/6/2022).
Pemeriksaan Lab
Terapi awal :
Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 gr
Pasang Kateterisasi
Dilakukan USG
Terapi Pulang :
Cefadroxil 2 x 1 PO
5. Data dasar pasien : Ny. Lilis, 33 tahun (739376) - SELESAI
6/6/2022
Stase : Obgyn
DPJP :
Jenis kelamin :P
Kode kegiatan :
Penatalaksanaan :
Tatalaksana Awal :
Metildopa 3 x 500mg PO
Metildopa 3 x 500mg PO
Pasien mengatakan mulas sejak kemarin malam. Keluhan mulas tidak disertai adanya perdarahan
dan lendir. Pasien sedang hamil anak ketiga, dengan usia kehamilan 38-39 minggu, sebelumnya tidak
pernah mengalami keguguran. Pasien juga mengatakan sering memeriksakan kehamilannya di bidan.
Pasien memiliki riwayat hipertensi saat kehamilan ini,dan memiliki asma, tetapi tidak memiliki
riwayat penyakit jantung dan DM.
Pemeriksaan fisik:
Suhu : 36,6 C
Kepala :
Abdomen :
Pemeriksaan dalam :
Vulva dan vagina : Portio tebal, lunak ,pembukaan 2 cm, terdapat cairan ketuban.
DJJ : 148x/menit
Diagnosis awal : G3P2A0 partus aterm kala 1 fase laten janin tunggal hidup intrauterine dengan
hipertensi dalam kehamilan dan riwayat asma
Diagnosis akhir : P3A0 Partus maturus spontan dengan hipertensi dalam kehamilan + Riwayat Asma
Pasien mengatakan saat ini tidak ada keluhan, ASI sudah keluar namun masih sedikit. Pasien telah
melahirkan dengan cara spontan pada hari senin (6/6/2022) pukul 11.55 WIB. Lahir bayi laki-laki
dengan berat badan 3700 gr tidak terdapat lilitan tali pusat. Plasenta lahir spontan, lengkap dengan
perdarahan sekitar 100cc.
Pemeriksaan Fisik :
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,6 C
Kepala :
Mata : Conjungtiva anemis -/-
Diagnosis Akhir : P3AO partus maturus pervaginam dengan hipertensi dalam kehamilan dan riwayat
asma
Pemeriksaan Hb post partum : 11,3 Boleh pulang dengan izin dokter (selasa 7/6/2022)
Tatalaksana Awal :
Metildopa 3 x 500mg PO
Metildopa 3 x 500mg PO
6/6/2022
Ny. I, 26 tahun
Pasien mengatakan adanya perdarahan dari jalan lahir. Perdarahan sebanyak 1 pembalut penuh.
Pasien mengatakan perdarahan berwarna merah segar. Saat ini pasien sedang hamil anak pertama
dan belum pernah keguguran sebelumnya. Pasien mengatakan saat ini usia kehamilan pasien 37
minggu. HPHT : 20-9-2021, Taksiran persalinan 27-6-2022.
Pemeriksaan fisik:
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,6 C
Kepala :
Abdomen :
TFU : 30cm
DJJ : 170x/menit
Pemeriksaan penunjang :
NST terdapat Kontraksi > 5x/20 menit, DJJ 180x/menit takikardia, terdapat deselerasi lambat
Laboratorium :
Hb : 10.6 g/dl
Hematokrit : 32 %
Trombosit : 228000/mikroliter
Diagnosa akhir : P1A0 Partus prematurus dengan sectio saesarea atas indikasi gawat janin; plasenta
previa totalis
Tatalaksana Awal :
Observasi perdarahan
Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
Ny. T, 23 tahun
9/6/2022
Pasien datang ke RSUD Soreang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 minggu yang
lalu. Keluar darah dirasakan awalnya sedikit-sedikit namun saat ini semakin banyak. Keluar darah
dari jalan lahir disertai dengan adanya mulas. Semakin lama mulas semakin sering. Pasien
mengatakan sedang hamil dengan usia kehamilan 9-10 minggu. Saat ini pasien sedang mengandung
anak ketiga dan tidak pernah keguguran sebelumnya. Selama ini pasien kontrol kehamilannya ke
bidan. Pasien tidak memiliki Hipertensi, penyakit jantung, asma dan DM. HPHT : pasien lupa tanggal,
pasien mengatakan awal april 2022.
Pemeriksaan fisik:
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36,5 C
Kepala :
Abdomen :
Pemeriksaan dalam :
Pemeriksaan penunjang :
Leukosit : 10600/mikroliter
Hematokrit : 41 %
Trombosit : 424000/mikroliter
Imunologi :
HbsAg : negatif
TPHA : negatif
Anti HIV :
Tatalaksana awal :
IVFD RL 20 tpm
Misoprostol 2 X 200mcg
IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
Pasien saat ini sudah tidak ada perdarahan dari jalan lahir, pasien masih sedikit mengalami nyeri
setelah kuretase pasien diencanakan pulang esok harinya tanggal 11/6/2022 atas izin dokter
Cefadroxil 2 x 200mg PO
Pemeriksaan fisik:
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,5 C
Kepala :
Abdomen :
Pemeriksaan dalam :
Diagnosa akhir : P3A0 Partus prematurus spontan pervaginam bracht + Ketuban pecah dini
Tatalaksana awal :
Memimpin persalinan
IVFD RL 20 tpm
9/06/2022 bayi lahir spontan bracht jam 13.00 dengan jenis kelamin laki-laki, hidup, berat 1300
gram, plasenta lahir spontan lengkap pada pukul 13.05
Post partum keadaan ibu baik, Tinggi fundus uteri sepusat, kontraksi rahim baik, perdarahan
sekitar 50cc.
IVFD RL 20 tpm
Cefadroxil 2 x 500mg PO
Nonemi 1 x1 PO
Pasien tidak ada keluhan, sehingga pasien diizinkan pulang oleh dokter tanggal 10/6/2022
Cefadroxil 2 x 500mg PO
Nonemi 1 x1 PO
9. Ny. Ririn
Ny. R, 27 tahun
10/6/2022
Ibu mengatakan sedang hamil cukup bulan saat ini, mengeluh mulas-mulas sejak semalam
disertai keluar lendir campur darah. Ibu mengatakan keluhan mulas disertai perut yang
kencang. Kencang-kencang pada perut dirasakan semakin sering dan teratur. Pasien
mengatakan gerakan janin dirasakan didua tempat yang berbeda, karena sewaktu kontrol di
dokter kandungan dikatakan pasien memiliki anak kembar. Selama ini pasien kontrol
kehamilannya ke bidan dan ke dokter kandungan. Saat ini pasien mengatakan sedang hamil
anak kedua dan belum pernah keguguran sebelumnya. Pasien tidak memiliki Hipertensi,
penyakit jantung, asma dan DM. HPHT : 19-9-2021. HPL : 26-6-2022
Pemeriksaan fisik:
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5 C
Kepala :
Abdomen :
Pemeriksaan dalam :
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan lab :
Hb : 10.7 g/dl
Hematokrit : 33 %
Tatalaksana awal :
Menolong persalinan
IVFD RL 20 tpm
Oksigen 2 lpm
Diagnosa akhir : P3A0 Partus maturus spontan pervaginam dengan manual aid atas indikasi
gemelly
Pasien melahirkan pada tanggal 10/6/2022 dengan bayi pertama perempuan berat 2600 gr dan bayi
kedua laki-laku dengan bera 3000 gr, plasenta lahir lengkap secara spontan, perdarahan sekitar
150cc.
Post partum keadaan ibu baik, kontraksi rahim baik, tinggi fundus 2 jari dibawah pusat, diberikan
oksitosin 20 IU
IVFD RL 20 tpm
Cefadroxil 2 x 500 mg PO
Nonemi 1 x 1 PO
Memimpin persalinan
IVFD RL 20 tpm
Pasien sudah tidak ada keluhan, kontraksi rahim baik, sehingga pasien diizinkan pulang oleh
dokter pada tanggal 11/6/2022
Terapi saat pulang :
Cefadroxil 2 x 500 mg PO
Nonemi 1 x 1 PO
Pemeriksaan fisik:
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 36,8 C
SpO2 : 99%
Kepala :
Abdomen :
TFU : Sepusat
DJJ : 150x/menit
Pemeriksaan penunjang :
Hb : 15 g/dl
Leukosit : 182000/mikroliter
Hematokrit : 44%
Trombosit : 101000/mikroliter
PT : 11.1 detik
KIMIA KLINIK
SGPT : 35 U/L
Ureum : 16 mg/dl
Tatalaksana awal :
Protap PEB
Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr
Dexametasone 2 x 5mg IV
Metoklopramide 3 x 5mg IV
Dilakukan sectio saesarea cito pada tanggal 6/6/2020 lahir bayi laki-laki dengan berat 700 gram.
Saat pasien di ruang rawat inap pasien mengeluhkan lemas, nyeri bekas post operasi. Tidak ada
keluhan sakit kepala dan mata buram.
Infus :
MgSO4 maintenance dose 10 gram dalam RL 500 cc 20 tpm selama 24 jam post op
Metildopa 3 x 500mg PO
Nifedipin 3 x 10mg PO
Pasien sudah tidak mengalami kejang setelah dilakukan tindakan operasi, pada tanggal 8/6/2022
keadaan pasien sudah lebih baik, tidak ada keluhan, sehingga pasien direncanakan pulang .
Cefadroxil 2 x 500mg PO
Pemeriksaan dalam :
Vulva dan vagina : Portio tebal, lunak pembukaan 3-4 cm, terdapat ketuban jernih,
presentasi
kepala, dan penurunan Hodge I-II
Ekstermitas : tidak ada edema
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 11.2 g/dL
Leukosit : 8800/mikroliter
Hematokrit : 34 %
Trombosit 217000/mikroliter
Imunologi :
HbsAg : negatif
Antigen SARS COV 2 : Negatif
VDRL : Reaktif
TPHA : Positif
Anti HIV : Non reaktif
Kesimpulan tes anti HIV : negatif
Dilakukan pemeriksaan USG :
Hasil sisa plasenta minimal
Aktivitas gerak janin: tidak ada
Diagnosis awal : G2POAO partus preterm kala 1 fase aktif dengan susp. IUFD + Sifilis
Diagnosis Akhir : P2A1 partus prematurus dengan iUFD + Sifilis
Terapi awal :
Observasi kemajuan persalinan
IVFD RL 500cc/24 jam
Injeksi ceftriaxone 2 x 1 gr
Induksi Drip oksitosin 10 IU dalam 500cc Nacl
Pemeriksaan Hb post partum : 11,2 Boleh pulang dengan izin dokter.
Terapi awal :
Observasi kemajuan persalinan
IVFD RL 500cc/24 jam
Injeksi ceftriaxone 2 x 1 gr
Induksi Drip oksitosin 10 IU dalam 500cc Nacl
Pimpin persalinan secara spontan Telah dilakukan pervaginam pada tanggal 10/6/2022
dengan bayi perempuan lahir mati, Berat 1400gr dan plasenta lahir spontan
BEDAH
11/6/2022
Data dasar pasien : Tn. Haiwan (739885)
Jenis kelamin :L
Kategori pasien : Dewasa
Kode kegiatan :
Penatalaksanaan :
Tatalaksana awal :
IVFD RL 20 tpm
Cefotaxim 2 x 1 gr IV
Omeprazol 2 x 40mg IV
Ketorolac 3 x 30mg IV
Sucralfate 4 x 1 cth
Pasang kateter urin
Pasang NGT
Kalnex 3 x 1 IV
Tatalaksana di Ruangan :
IVFD RL 20 tpm
Ciprofloxacin 2 x 200mg
Ketorolac 2 x 30mg IV
Terapi pulang :
Ciprofloxacin 2 x 200 mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omepazol 2 x 40mg PO
Data ringkasan penyakit:
Pasien mengeluh nyeri perut dan pinggang dirasakan sejak 1 minggu SMRS. Pasien mengeluh nyeri
dirasakan tiba-tiba dan nyeri diawali dari pinggang dan menjalar hingga seluruh perutnya. Pasien
mengatakan nyeri berkurang ketika dimiringkan ke kiri. Pasien juga mengeluhkan adanya mual (+),
muntah tidak ada. Pasien tidak ada keluhan saat BAB dan BAK.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36,6 C
Kepala :
Mata : Conjungtiva anemis -/-
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)
Thorax : Vesikuler kanan=kiri
Abdomen : BU (+), Soepel, Tidak ada pembesaraan hepar dan lien, CVA Pain (+), Nyeri tekan
epigastrik (+), Defans muscular (-)
Ekstermitas : akral hangat, tidak ada edema, CRT < 2”
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 14,4 g/dL
Leukosit : 19000/mikroliter
Hematokrit : 42 %
Trombosit : 330.000/mikroliter
GDS : 92
KIMIA KLINIK
SGOT : 30 U/L
SGPT : 61 U/L
Ureum : 24 mg/dl
Creatinin : 0.89 mg/dl
Na : 131 mmol/L
K : 4.2 mmol/L
Rontgen thorax :
Cor tidak membesar
Sinus kanan normal, kiri tumpul dan diafragma normal
Pulmo :
Hili normal
Corakan bronkovaskular meningkat
Tidak tampak infiltrat
Kesan : Efusi pleura kiri minimal
Tidak tampak kardiomegali
USG Abdomen :
Hepar: Ukuran normal, sudut tajam, permukaan rata, tekstur parenkim homogen
halus, kapsul tidak menebal, tidak tampak nodulmassa. Vena porta tidak meleber,
vena hepatka tidak melebar. Tidak tampak koleksi cairan di sekitar hepar
Kandung empedu Kolaps, dinding sulit dindal Tampak bayangan hiperakholk dengan
acoustic shadow multipel berdiameler terbesar Ik 0,57 cm
Lien Tidak membesar, tekstur parenkim homogen halus, tidak tampak massa V.
Lienas idak melebar.
Pankreas besar kontur normal, tekstur parenkim homogen, tidak tampak massa,
ductus pankreatikus tidak melebar
Ginjal bilateral Besar normal, kontur normal, parenkim normal, intensitas gema
normal. Batas tekstur parenkim dengan central echocomplek normal. Tidak tampak
bayangan hiperekhoik dengan acustic shadow.
Sistem pelvicokalises tidak melebar. Unster tidak terdeteksi
Vesika arinaria Tidak tersi penuh, dinding soll dinlel, terpenang catheter didalamnya.
Paraaorta: tidak tampak bayangan nodul hipo/hiperekholk
Scan supradiafragme bilateral: Tampak bayangan anakholk bebes gema
Kesan:
Suspek mutipel cholothesis
Efusi pleura bilateral minimal
Tidak tampak pembesaran KGB paraaorta
USG hepar, ginjal bilateral, pankreas dan spleen saat ini tidak tampak kelainan
Diagnosis awal : Colic abdomen ec. Susp. Gastropati dd/ Pielonefritis Akut
Diagnosis akhir : Multiple cholelitiasis
Tatalaksana awal :
IVFD RL 20 tpm
Cefotaxim 2 x 1 gr IV
Omeprazol 2 x 20mg PO
Ketorolac 3 x 30mg IV
Sucralfate 4 x 1 cth
Pasang kateter urin
Pasang NGT
Kalnex 3 x 1 IV
Tatalaksana di Ruangan :
IVFD RL 20 tpm
Ciprofloxacin 2 x 200mg
Ketorolac 2 x 30mg IV
Terapi pulang :
Ciprofloxacin 2 x 200 mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omepazol 2 x 20mg PO
EDUKASI :
Pasien tidak merasakan nyeri pada perutnya dan pinggang, kondisi pasien mulai membaik sehingga
pasien dianjurkan pulang oleh dokter tanggal 15-6-2022
BEDAH
13/6/2022
Terapi pulang :
Data ringkasan penyakit:
Pasien datang dari poliklinik dengan keluhan benjolan di payudara kiri. Benjolan awalnya kecil
namun semakin lama semakin membesar. Benjolan dirasakan oleh pasien sejak 3 bulan. Benjolan saat
ini berukuran sebesar telur dan dirasakan nyeri (+). Pasien juga mengatakan kadang adanya demam
(+). Pa
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36,6 C
Kepala :
Mata : Conjungtiva anemis -/-
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)
Thorax : Vesikuler kanan=kiri
Abdomen : BU (+), Soepel, Tidak ada pembesaraan hepar dan lien, Nyeri tekan epigastrik (-)
Ekstermitas : akral hangat, tidak ada edema, CRT < 2”
Status lokalis :
Regio mammae sinistra
Terdapat benjolan pada mammae sinistra, berjumlah satu buah, ukuran sebesar telur dengan ukuran 3
cm x 1 cm, konsistensi lunak, mobile, warna sama dengan sekitar kulit, perabaan hangat dan terdapat
nyeri tekan (+).
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 13,9 g/dL
Leukosit : 13400/mikroliter
Hematokrit : 43 %
Trombosit : 319.000/mikroliter
GDS : 85
BT : 2’
CT : 8’
Rontgen thorax :
Cor tidak membesar
Sinus kanan normal, kiri tumpul dan diafragma normal
Pulmo :
Hili normal
Corakan bronkovaskular meningkat
Tidak tampak infiltrat
Kesan : Tidak tampak TB Paru aktif/bronkopneumonia
Tidak tampak kardiomegali
Tatalaksana di Ruangan :
IVFD RL 20 tpm
Ciprofloxacin 2 x 500mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omeprazol 1 x 20mg PO
Rencana dilakukan eksisi tumor payudara tanggal 14/6/2022
Laporan Operasi :
Jenis Operasi : Eksisi tumor payudara tanggal 14/6/2022
Pasien posisi supine
Tindakan aseptik dana antiseptik pada daeraha operasi
Massa dibebaskan dari jaringan sekitar
Dilakukan eksisi massa
Dilakukan kontrol perdarahan
Luka operasi dijahit lapis demi lapis
Perdarah intraoperasi : 500cc
Tatalaksana post operasi :
Puasa hingga sadar penuh
RL 1000cc/ D5 500cc/24 jam
Ciprofloxacin 2 x 500mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omeprazol 1 x 20mg PO
POD 3
Terapi pulang :
Ciprofloxacin 2 x 200 mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Metronidazole 3 x 500mg PO
EDUKASI :
Pasien mengatakan nyeri bekas luka operasi sudah berkurang, kondisi pasien mulai membaik
sehingga pasien dianjurkan pulang oleh dokter tanggal 15-6-2022
BEDAH
13/6/2022
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 13,9 g/dL
Leukosit : 8800/mikroliter
Hematokrit : 43 %
Trombosit : 297.000/mikroliter
GDS : 109,9
BT : 2’
CT : 8’
Kimia klinik
SGOT : 22,5
SGPT : 15,8
Ureum : 23,3
Creatinin : 1,01
Rontgen thorax :
Cor tidak membesar
Sinus kanan normal, kiri tumpul dan diafragma normal
Pulmo :
Hili normal
Corakan bronkovaskular meningkat
Tidak tampak infiltrat
Kesan : Tidak tampak TB Paru aktif/bronkopneumonia
Tidak tampak kardiomegali
Laporan Operasi :
Jenis Operasi : Hernioraphy dengan mesh tanggal 14/6/2022
Pasien posisi supine
Tindakan aseptik dana antiseptik pada daerah operasi
Dilakukan insisi diatas inguinal kutis, subkutis dan fascia
Dilakukan identifikasi funiculus spermatikus
Dilakukan identifikasi kantung hernia
Kantung hernia distal dan proximal dipisahkan
Dilakukan hernioraphy dengan mesh
Dilakukan control perdarahan
Luka operasi dijahit lapis demi lapis
Perdarah intraoperasi : 10cc
Tatalaksana post operasi :
Tidak puasa
RL 1000cc/ D5 500cc/24 jam
Ciprofloxacin 2 x 500mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omeprazol 1 x 20mg PO
POD 3
Terapi pulang :
Ciprofloxacin 2 x 200 mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omeprazol 1 x 20mg PO
EDUKASI :
Pasien mengatakan nyeri bekas luka operasi sudah berkurang, kondisi pasien mulai membaik
sehingga pasien dianjurkan pulang oleh dokter tanggal 15-6-2022
BEDAH
14/6/2022
Data dasar pasien : A e, 32 tahun
Jenis kelamin :P
Kategori pasien : Dewasa
Kode kegiatan :
Penatalaksanaan :
Tatalaksana di Ruangan :
IVFD RL 20 tpm
Ciprofloxacin 2 x 500mg PO
Asam mefenamat 3 x 500mg PO
Omeprazol 1 x 20mg PO
Rencana dilakukan eksisi tumor payudara tanggal 14/6/2022
Terapi pulang :
Data ringkasan penyakit:
Pasien datang dari poliklinik dengan keluhan benjolan pada anus. Benjolan dirasakan oleh pasien
sejak 10 tahun. Benjolan awalnya dirasakan masih dapat dimasukkan, namun saat ini sudah tidak bias
dimasukkan. Pasien sebelumnya sempat berobat ke herbal, lalu benjolan mengecil namun timbul
kembali. Pasien bekerja dengan memikul beban berat sehingga benjolan tidak dapaat dimasukkan
kembali.
Pemeriksaan fisik:
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran composmentis
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 75 x/menit
Respiration rate : 20x/menit
Suhu : 36,6 C
Kepala :
Mata : Conjungtiva anemis -/-
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP Meningkat (-)
Thorax : Vesikuler kanan=kiri
Abdomen : BU (+), Soepel, Tidak ada pembesaraan hepar dan lien, Nyeri tekan epigastrik (-)
Ekstermitas : akral hangat, tidak ada edema, CRT < 2”
Status lokalis :
Anus :
Terdapat benjolan pada anus, warna sama dengan kulit, benjolan berukuran 2 x 1 cm, benjolan tidak
dapat dimasukkan kembali.
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 14 g/dL
Leukosit : 5700/mikroliter
Hematokrit : 42 %
Trombosit : 359.000/mikroliter
GDS : 85
BT : 2’
CT : 8’
Tatalaksana di Ruangan :
IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxone 2 x 1gr IV
Ketorolac 3 x 30 mg IV
Rencana dilakukan operasi elektif hemoroidectomy tanggal 15/6/2022
Laporan Operasi :
Temuan intraoperatif :
Ditemukan pelebaran v. hemoroidales sirkuler dominan pada jam 5 dan 11 disertai prolapse, thrombus
(+)
Ditemukan eksternal op arah jam 4
Teknik operasi :
Pasien mengatakan nyeri bekas luka operasi sudah berkurang, kondisi pasien mulai membaik
sehingga pasien dianjurkan pulang oleh dokter tanggal 17-6-2022
TINDAKAN
IV
Ny. C, 37 Tahun, abses mammae 16/6/2022
Ny. Neng santi, 740610,30 tahun, susp massa intraabdomen 20/6/2022
Persiapan alat :
1. Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.
2. Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus, penjepit selang
infus untuk mengatur kecepatan tetesan. Jenis infus set berdasarkan penggunaannya :
a. Macro drip set
b. Micro drip set
c. Tranfusion Set
Persiapan penderita :
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai tujuan dan
prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infus :
- Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak kidal,
tangan kanan bila pasien kidal).
- Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi.
- Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.
Prosedur tindakan :
1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang
mudah dijangkau oleh dokter/ petugas.
- Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai dengan
identitas atau kebutuhan pasien.
- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat, obat dan
cairan yang akan diberikan kepada pasien.
2. Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
3. Memasang infus set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran selang
sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum ditutup
kembali. Tabung tetesan diisi sampai 1⁄2 penuh.
- Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.
4. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih dan kering.
5. Lengan penderita bagian proksimal dibendung dengan torniket.
6. Kenakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah tempat suntikan.
7. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas,
membentuk sudut 30-40o terhadap permukaan kulit.
8. Bila jarum berhasil masuk ke dalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir
keluar.
9. Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum tajam dalam kateter vena (stylet) kira-
kira 1 cm ke arah luar untuk membebaskan ujung kateter vena dari jarum agar
jarum tidak melukai dinding vena bagian dalam. Dorong kateter vena sejauh 0.5 –
1 cm untuk menstabilkannya
10. Tarik stylet keluar sampai 1⁄2 panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang memfiksasi
bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang berwarna putih ke
dalam vena.
11. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter vena.
12. Pasang infus set atau blood set yang telah terhubung ujungnya dengan kantung
infus atau kantung darah.
14. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan plester.
15. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
16. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan plester.
1. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang ke dalam
sharp
2. disposal (jarum tidak perlu ditutup kembali).
3. Bereskan alat-alat yang digunakan.
Tn. N, 41 Tahun
7/7/2022
Persiapan alat :
1. Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.
2. Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus, penjepit selang
infus untuk mengatur kecepatan tetesan. Jenis infus set berdasarkan penggunaannya :
a. Macro drip set
b. Micro drip set
c. Tranfusion Set
Prosedur tindakan :
1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang
mudah dijangkau oleh dokter/ petugas.
- Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai
dengan identitas atau kebutuhan pasien.
- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat,
obat dan cairan yang akan diberikan kepada pasien.
2. Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
3. Memasang infus set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran
Selang sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum
ditutup kembali. Tabung tetesan diisi sampai 1⁄2 penuh.
-Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.
8/7/2022
Persiapan alat :
1. Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.
2. Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus, penjepit selang
infus untuk mengatur kecepatan tetesan. Jenis infus set berdasarkan penggunaannya :
a. Macro drip set
b. Micro drip set
c. Tranfusion Set
Persiapan penderita :
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai tujuan dan
prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infus :
- Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak kidal,
tangan kanan bila pasien kidal).
- Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi.
- Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.
Prosedur tindakan :
1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang mudah
dijangkau oleh dokter/ petugas.
- Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai
dengan identitas atau kebutuhan pasien.
- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat,
obat dan cairan yang akan diberikan kepada pasien.
2. Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
3. Memasang infus set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran
Selang sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum
ditutup kembali. Tabung tetesan diisi sampai 1⁄2 penuh.
-Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.
Ny. D, 24 tahun
TB Paru
Persiapan alat :
1. Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.
2. Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus, penjepit selang
infus untuk mengatur kecepatan tetesan. Jenis infus set berdasarkan penggunaannya :
a. Macro drip set
b. Micro drip set
c. Tranfusion Set
Persiapan penderita :
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai tujuan dan
prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infus :
- Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak kidal,
tangan kanan bila pasien kidal).
- Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi.
- Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.
Prosedur tindakan :
2. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang
mudah dijangkau oleh dokter/ petugas.
- Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai
dengan identitas atau kebutuhan pasien.
- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat,
obat dan cairan yang akan diberikan kepada pasien.
2. Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
3. Memasang infus set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran
Selang sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum
ditutup kembali. Tabung tetesan diisi sampai 1⁄2 penuh.
-Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.
Ny. N, 40 tahun
11/7/2022
Hemorrohoid interna
Persiapan alat :
1. Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.
2. Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus, penjepit selang
infus untuk mengatur kecepatan tetesan. Jenis infus set berdasarkan penggunaannya :
a. Macro drip set
b. Micro drip set
c. Tranfusion Set
Persiapan penderita :
1. Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien.
2. Beritahukan pada penderita (atau orang tua penderita) mengenai tujuan dan
prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atau keluarganya.
3. Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin.
4. Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemasangan infus :
- Pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien tidak kidal,
tangan kanan bila pasien kidal).
- Bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi.
- Lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk.
Prosedur tindakan :
3. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang
mudah dijangkau oleh dokter/ petugas.
- Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai
dengan identitas atau kebutuhan pasien.
- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat,
obat dan cairan yang akan diberikan kepada pasien.
2. Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.
3. Memasang infus set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran
Selang sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum
ditutup kembali. Tabung tetesan diisi sampai 1⁄2 penuh.
-Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.
kATETER
2/7/2022
b. Duk steril
e. Penjepit (forcep)
h. Syringe 10 cc
Prosedur :
1. Setelah dilakukan disinfeksi pada daerah labia dan uretra, daerah genitalia
dipersempit dengan kain steril.
2. Lubrikasi kateter dengan pelicin/jelly.
3. Buka labia menggunakan tangan yang tidak dominan. Pertahankan posisi tersebut
sampai siap menggelembungkan balon kateter.
4. Kateter yang telah diolesi dengan pelicin/jelly dimasukkan ke dalam orifisium
uretra eksterna.
5. Pelan-pelan kateter didorong masuk hingga masuk ke buli-buli yang ditandai
dengan keluarnya urine dari lubang kateter.
6. Sebaiknya kateter terus didorong masuk ke buli-buli kira-kira 2 inchi lagi, yakinkan
kateter sudah berada dalam bladder.
7. Balon kateter dikembangkan dengan 5-10 ml air steril.
8. Jika diperlukan kateter menetap, kateter dihubungkan dengan pipa penampung
(urinbag)
9. Kateter difiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal.
Ny. S, 35 tahun
4/7/2022
b. Duk steril
c. Antiseptik (misalnya Savlon)
e. Penjepit (forcep)
h. Syringe 10 cc
Prosedur :
10. Setelah dilakukan disinfeksi pada daerah labia dan uretra, daerah genitalia
dipersempit dengan kain steril.
11. Lubrikasi kateter dengan pelicin/jelly.
12. Buka labia menggunakan tangan yang tidak dominan. Pertahankan posisi tersebut
sampai siap menggelembungkan balon kateter.
13. Kateter yang telah diolesi dengan pelicin/jelly dimasukkan ke dalam orifisium
uretra eksterna.
14. Pelan-pelan kateter didorong masuk hingga masuk ke buli-buli yang ditandai
dengan keluarnya urine dari lubang kateter.
15. Sebaiknya kateter terus didorong masuk ke buli-buli kira-kira 2 inchi lagi, yakinkan
kateter sudah berada dalam bladder.
16. Balon kateter dikembangkan dengan 5-10 ml air steril.
17. Jika diperlukan kateter menetap, kateter dihubungkan dengan pipa penampung
(urinbag)
18. Kateter difiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal.