Anda di halaman 1dari 74

BUPATI SOLOK SELATAN

PROVINSI SUMATERA BARAT


PERATURAN BUPATI SOLOK SELATAN

TENTANG
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BYLAWS)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK SELATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SOLOK SELATAN,

Menimbang : a. bahwa dengan adanya perubahan paradigma rumah sakit dari lembaga
sosial menjadi lembaga sosio-ekonomik berdampak pada perubahan
status rumah sakit yang dapat dijadikan subyek hukum, maka dari itu
perlu adanya antisipasi dengan kejelasan tentang peran dan fungsi dari
masing-masing pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan rumah
sakit;
b. bahwa untuk mengatur hubungan, hak dan kewajiban, wewenang
dan tanggung jawab dari pemilik rumah sakit atau yang mewakili,
pengelola rumah sakit dan staf medis fungsional maka perlu
dibuatkan Peraturan Internal Korporasi (Corporate Bylaws) Rumah
Sakit sebagai acuan dalam melaksanakan penyelenggaraan rumah
sakit;
c. bahwa agar penyelenggaraan kegiatan rumah sakit dapat berjalan
efektif, efisien dan berkualitas, diperlukan peraturan internal staf
medis yang mengatur pengorganisasian staf medis, komite medis,
peran, tugas dan kewenangan staf medis di RSUD Solok Selatan
dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf
Medis (Medical Staff By Laws) di Rumah Sakit serta Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
PAGE \* MERGEFORMAT 1
a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Peraturan Internal (Hospital Bylaws) Rumah Sakit Umum Daerah
Solok Selatan:

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Dhamasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten
Pasaman Barat di Provinsi Sumatera Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 153,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4348);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587);
10. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5607);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3637);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5340);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2013 tentang Badan
Pengawas Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5428);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1419/Menkes/Per/X/2005
tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/
Per/III/2008 tentang Rekam Medis;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 755/Menkes/Per/IV/2011
tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit (Berita

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 259);
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2014 tentang
Dewan Pengawas Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 360);
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49
Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1053);
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2017 Tentang Pedoman Pencegahan & pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
23. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 Tahun
2020 tentang Komite Mutu Rumah Sakit;
24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/Menkes/SK/VI/2002
tentang Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws);
25. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
631/Menkes/SK/IV/2005 tentang Peraturan Internal Staf Medis;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Solok Selatan No 2 tahun 2020 tentang
perubahan atas peraturan daerah No 15 tahun 2016 tentang
pembentukan dan susunan perangkat daerah
27. Peraturan bupati Solok Selatan nomor 47 tahun 2022 tentang
pembentukan unit teknis pelaksana daerah rumah sakit umum daerah
solok selatan pada dinas kesehatan

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN BUPATI SOLOK SELATAN TENTANG PERATURAN


INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SOLOK SELATAN

PAGE \* MERGEFORMAT 1
BAB I
KETENTUAN UMUM
PERATURAN INTERNAL KORPORASI (Corporate ByLaws)

Pasal 1

Dalam Peraturan Internal (Hospital Bylaws) ini, yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Solok Selatan;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintah Daerah;
3. Bupati adalah Bupati Solok Selatan;
4. Rumah Sakit adalah Institusi Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat;
5. Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan yang selanjutnya disebut RSUD Solok Selatan;
6. Direktur adalah Direktur RSUD Solok Selatan yang ditunjuk oleh Bupati untuk menduduki
jabatan sebagai pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan;
7. Peraturan Internal (Hospital Bylaws) adalah aturan dasar yang mengatur tata cara
penyelenggaraan rumah sakit meliputi peraturan internal korporasi dan peraturan internal
staf medis;
8. Peraturan Internal Korporasi (corporate bylaws) adalah aturan yang mengatur agar tata
kelola korporasi (corporate governance) terselenggara dengan baik melalui pengaturan
hubungan antar pemilik, pengelola dan komite medik di rumah sakit;
9. Peraturan internal staf medis (medical staff bylaws) adalah aturan yang mengatur tata
kelola klinis (clinical governance) untuk menjaga profesionalisme staf medis di rumah
sakit.
10. Pemilik adalah Pemilik Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan yaitu Pemerintah
Solok Selatan;
11. Dewan Pengawas adalah merupakan organisasi rumah sakit yang bertugas
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan rumah sakit yang bertanggung jawab
kepada pemilik rumah sakit;
12. Komite Medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis
(clinical governance) agar staf medis di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin

PAGE \* MERGEFORMAT 1
profesi medis yang kedudukannya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Direktur;
13. Komite Keperawatan adalah sekelompok tenaga perawat dan bidan yang
keanggotaannya dipilih dari dan oleh staf keperawatan fungsional yang berkedudukan di
bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur;
14. Komite Etik dan Hukum adalah wadah non struktural yang bertugas yang memberikan
pertimbangan kepada Direktur dalam hal menyusun dan merumuskan medicoetikolegal dan
etika pelayanan rumah sakit, penyelesaian masalah etika rumah sakit dan pelanggaran
terhadap kode etik pelayanan rumah sakit, pemeliharaan fungsi rumah sakit, kebijakan
yang terkait dengan “hospital bylaws” dan ‘medical staf bylaws’ gugus tugas bantuan
hukum dalam penanganan masalah hukum di Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan;
15. Staf Medis adalah Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis yang bekerja purna waktu
maupun paruh waktu di unit pelayanan rumah sakit yang telah terikat perjanjian dengan
rumah sakit maupun yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan penempatan di rumah
sakit dari pejabat yang berwenang dan memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan
medis di rumah sakit, termasuk tindakan medis diagnostik maupun terapeutik;
16. Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) yang selanjutnya disingkat SPI adalah satuan kerja
internal yang bertugas melaksanakan pemeriksaan internal rumah sakit;
17. Komite Pencegahan & pengendalian Infeksi (PPI) merupakan komite yang bertugas
melakukan dalam upaya untuk mencegahkan dan meminimalkan terjadinya infeksi pada
pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar fasilitas pelayanan kesehatan;
18. Rapat Rutin Dewan Pengawas adalah setiap rapat terjadwal yang diselenggarakan oleh
Dewan Pengawas yang bukan termasuk rapat tahunan dan rapat khusus;
19. Rapat Tahunan Dewan Pengawas adalah rapat diselenggarakan oleh Pemilik atau Dewan
Pengawas setiap tahun sekali;
20. Rapat Khusus Dewan Pengawas adalah rapat yang diselenggarakan oleh Pemilik atau
Dewan Pengawas di luar jadwal rapat rutin untuk mengambil keputusan hal-hal yang
dianggap khusus;
21. Dokter Tamu adalah dokter yang bukan berstatus sebagai pegawai RSUD Solok
Selatan, yaitu dokter dan/atau dokter spesialis yang diundang/ditunjuk karena
kompetensinya untuk melakukan atau memberikan pelayanan medis dan tindakan
medis di RSUD Solok Selatan untuk jangka waktu dan/atau kasus tertentu;
22. Dokter Kontrak dan/atau Dokter Honorer adalah dokter, baik dokter dan/atau
dokter spesialis yang diangkat dengan status tenaga kontrak dan/atau tenaga honorer di
RSUD Solok Selatan, yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur dengan masa kerja
untuk jangka waktu tertentu;

PAGE \* MERGEFORMAT 1
23. Sub Komite adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh Komite Medik, Komite
Keperawatan, & Komite Kesehatan lainnya yang bertugas untuk mengatasi masalah
khusus keprofesian tertentu, yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD Solok
Selatan;
24. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk
suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical
appointment);
25. Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan Direktur RSUD Solok
Selatan kepada seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis di
RSUD Solok Selatan berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya;
26. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan
diberikan kewenangan klinis (clinical privilege);
27. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis yang telah memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege) untuk menentukan kelayanakan pemberian
kewenangan klinis tersebut;
28. Audit Medis adalah upaya evaluasi secara professional terhadap mutu pelayanan medis
yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan
oleh profesi medis;
29. Mitra Bestari (peer grup) adalah sekelompok staf medis dengan reputasi dan kompetensi
profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi medis;
30. Kelompok staf medis (KSM) adalah sekumpulan staf medis dengan spesialisasi dan/atau
keahlian yang sejenis atau hampir sejenis;
31. Staf medis pengganti adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis
yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit maupun yang ditetapkan berdasarkan
surat keputusan penempatan di rumah sakit dari pejabat yang berwenang dan hanya
memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan medis di rumah sakit dalam rangka
menggantikan tugas profesi seorang staf medis yang berhalangan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
BAB II

IDENTITAS

Bagian Pertama
Kedudukan Rumah Sakit

Pasal 2
RSUD Solok Selatan merupakan Rumah Sakit kelas C, diselenggarakan oleh Pemerintah Solok
Selatan berdasarkan izin operasional Nomor : 440.01-2019.

Pasal 3
Pemilik bertanggung jawab dan berwewenang menetapkan Struktur Organisasi pemilik dan
representasi pemilik serta Struktur Organisasi Rumah Sakit sesuai dengan bentuk badan hukum
pemilik atau peraturan perundangan.

Pasal 4
Pemilik atau Representasi pemilik berwenang dan bertaggungjawab menyediakan modal serta
dana operasional dan sumber daya lainnya untuk memenuhi visi dan misi serta rencana strategis
Rumah Sakit.

Pasal 5
Pemilik berhak mendelegasikan kewenangan kepada Representasi Pemilik atau Direktur Rumah
Sakit sesuai dengan peraturan perundangan

Bagian Kedua
Visi, Misi, Motto dan Logo

Pasal 6

1. Visi RSUD Solok Selatan ”Menjadi RSUD yang maju, mandiri dan terdepan dalam
pelayanan menuju Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia yang berkarakter,
produktif dan Kompetitif”
2. Misi RSUD Solok Selatan:
PAGE \* MERGEFORMAT 1
a. Mewujudkan Mutu Layanan paripurna melalui pengembangan SDM dan
penyediaan sarana dan prasarana yang modern dan terstandar
b. Menciptakan system manajemen dan tatakelola Rumah Sakit yang mandiri dan
berbasis digitalisasi.
3. Motto Rumah Sakit “Menghadirkan pelayanan paripurna, professional dan amanah”

4. Logo :

Bagian Ketiga
Tugas dan Fungsi

Pasal 7

1. Tugas pokok Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan upaya


penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan, menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat;
2. Fungsi Rumah Sakit dalam menunaikan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1, yaitu :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan medis;
b. Pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan pemerintah daerah di bidang
pelayanan kesehatan;
c. Penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
pelayanan kesehatan;
d. Pelayanan medis;
PAGE \* MERGEFORMAT 1
e. Pelayanan keperawatan;
f. Pelayanan penunjang medis dan non medis;
g. Pelayanan rujukan;
h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta
pengabdian masyarakat;
i. Pengelolaan keuangan dan akutansi; dan
j. Pengelolaan urusan umum, kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat, organisasi
dan tatalaksana, serta rumah tangga, perlengkapan.
BAB III
Bagian Pertama

Direksi & Pegawai Rumah Sakit


Pasal 8

1. Susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan terdiri dari Jabatan
Struktural dan Non Struktural. Susunan Organisasi Jabatan Struktural sebagaimana
dimaksud ayat 1 terdiri dari:
a. Direktur ;
b. Bagian Tata Usaha terdiri dari :
1. Sub Bagian Keuangan
2. Sub Bagian umum dan Kepegawaian
3. Sub Bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan
c. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan terdiri dari :
1. Seksi Pelayanan Medis
2. Seksi Keperawatan
d. Bidang Penunjang terdiri dari :
1. Seksi Penunjang Medis dan Non Medis
2. Seksi Mutu dan Akreditasi Rumah Sakit.
e. Dewan Pengawas
f. Komite
g. Satuan Pemeriksaan Internal
h. Kelompok Jabatan Fungsional;

Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 9

1. Direktur

Direktur bertugas memimpin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktur mempunyai fungsi :
PAGE \* MERGEFORMAT 1
a. Koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur organisasi
b. Penetapan kebijakan penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan
sesuai dengan kewenangannya
c. Penyelenggaraan tugas dan fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan
d. Pembinaan, pengawasan, dan pengendalian pelaksanaan tugas dan fungsi unsur
organisasi
e. Pengelolaan keuangan dan barang milik negara serta bidang kepegawaian
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas
f. Selaku kuasa pengguna anggaran & kuasa pengguna barang dengan keputusan bupati
g. Pertanggungjawaban penyampaian laporan pelaksanaan pengelolaan keuangan dan
barang milik daerah serta bidang kepegawaian
h. Pelaksanaan belanja sesuai dokumen pelaksanaan anggaran dan bertanggungjawab
atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja rumah sakit uum daerah solok
selatan
i. Evaluasi, pencatatan, dan pelaporan

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Direktur mempunyai uraian tugas sebagai
berikut:

a. Menetapkan kebijakan dan program jangka panjang, menengah maupun pendek


sesuai dengan kebijakan kesehatan baik tingkat Nasional maupun daerah Kabupaten
Solok Selatan
b. Menetapkan peraturan yang berkaitan dengan kegiatan, sebagai dasar pelaksanaan
tugas seluruh aparat Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan, yang berlandaskan
pada visi, misi dan etika rumah sakit
c. Mengusulkan pegawai untuk jabatan struktural maupun fungsional sesuai dengan
persyaratan yang berlaku
d. Memberikan tugas-tugas tambahan kepada Pegawai sesuai dengan kebutuhan Rumah
Sakit Umum Daerah Solok Selatan
e. Menetapkan Standar Operasional Prosedur untuk setiap kegiatan
f. Memberikan penghargaan atas prestasi dan memberikan sangsi atas pelanggaran
pelaksanaan tugas bagi pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan
g. Membina pegawai kearah pencapaian tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Solok
Selatan yang telah ditetapkan
h. Monitoring dan mengevaluasi sistem informasi Rumah Sakit Umum Daerah Solok
Selatan sesuai kebutuhan
i. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
j. Menetapkan pedoman, standar dan kriteria yang dipakai untuk mengukur mutu
cakupan serta efisiensi pelayanan, pendidikan dan pelatihan sebagai dasar sistem
penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan.
k. Mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang tersedia untuk merealisasikan rencana
pelaksanaan secara efektif dan efisien.
l. Melaksanakan pengawasan terhadap seluruh unsur didalam Rumah Sakit Umum
Daerah Solok Selatan, dengan menyelenggarakan pengawasan melekat pada seluruh
jajaran organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan
m. Melaporkan seluruh pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan
sebagai bahan informasi serta bertanggung jawab sesuai kebutuhan dan peraturan
yang berlaku.
n. Melakukan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan , serta hasil kerja Rumah
Sakit Umum Daerah Solok Selatan untuk menetapkan kebijakan selanjutnya
o. Mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan di Rumah Sakit Umum Daerah Solok
Selatan untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan dan pelatihan.
p. Mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah Solok
Selatan mulai dari masukan, proses, luaran dan umpan balik
q. Mewakili kepentingan Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan dalam kegiatan
dan koordinasi baik vertikal maupun horizontal dengan instansi lain.
r. Melakukan negosiasi dan membuat kerjasama dengan pihak luar Rumah Sakit
Umum Daerah Solok Selatan.
s. Menentukan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan
bagi seluruh pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan untuk
meningkatkan profesional pegawai
Pasal 10
1. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas dalam administrasi Keuangan, Bagian perencanaan,
evaluasi dan pelaporan, Umum dan kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :
a. Pengelola umum dan kepegawaian
b. Pengelola kerumah tanggaan
c. Pengelolaan pelayanan hukum dan kemitraan
d. Pengelola kehumasan
e. Pengelola Satuan Pengaman
f. Pengelola Penelitian dan pengembangan
g. Pengelola Pencatatan pelaporan dan evaluasi
h. Pengelola anggaran

PAGE \* MERGEFORMAT 1
i. Pengelola aset
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kepala Tata Usaha mempunyai uraian tugas
sebagai berikut:
a. Merumuskan program kerja bagian tata usaha, kegiatan, anggaran biaya dan
pengembangan bagian tata usaha
b. Melaksanakan kegiatan Monitoring dan evaluasi kegiatan bagian tata usaha serta
mengusulkan rekomendasi dan tindak lanjut kepada atasan.
c. Melaksanakan kegiatan diklat, kegiatan ilmiah, penelitian, dan berkoordinasi dengan
bidang terkait untuk penyelenggaraan kegiatan program pengembangan rumah sakit
d. Merumuskan rencana kebutuhan pemeliharaan barang/aset Rumah Sakit, kebutuhan
perlengkapan dan keperluan alat tulis kantor (ATK);
e. Melaksanakan kegiatan asset rumah sakit
f. Merumuskan usulan penghapusan aset Rumah Sakit;
g. Merumuskan usulan pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/ atau
bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain
tanah dan bangunan;
h. Melaksanakan kegiatan administrasi dan pengelolaan keuangan rumah sakit
i. Melaksanakan kegiatan administrasi keuangan selaku Pejabat Penatausahaan
Keuangan di lingkup Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
j. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
k. Merumuskan laporan realisasi anggaran, neraca, laporan keuangan pada Rumah Sakit
l. Melaksanakan tata naskah Dinas, keamanan rumah sakit, perlengkapan, administrasi
kepegawaian, administrasi perjalanan dinas, dan pengelolaan kearsipan;
m. Merumuskan bahan rencana strategis (RENSTRA),rencana kerja (RENJA), Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD),Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD),Menghimpun rencana kegiatan anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA)
n. Mengumpulkan bahan-bahan LPPD, LKPJ
o. Merumuskan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah
sebagai pertanggungjawabana kepada Bupati;
p. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan dilingkup
tugasnya mencari alternatif pemecahannya;
q. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan dan perundang-undangan yang
berkaitan dengan bidang tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
r. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan;
s. Membagi tugas pada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
PAGE \* MERGEFORMAT 1
t. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tuagas berjalan sesui dengan
pedoman dan ketentuan yang berlaku;
u. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil
kerjanya untuk bahan pengembangan kariernya;
v. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan/ atau kegiatan kepada atasan; dan
w. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan
x. Melakukan pembinaan/ teguran displin bawahan

Pasal 11
1. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas menyelengarakan pengawasan, pengendalian dan
pengkoordinasian keuangan di Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan
fungsi :
a. perencanaan dan pengembangan kegiatan pengelolaan keuangan rumah sakit.
b. Perbendaharaan dan mobilisasi dana
c. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan pengelolaan keuangan.
d. Melakukan verifikasi dan akuntansi keuangan
e. Pengumpulan dan pencatatan bukti-bukti transaksi meliputi penerimaan dan
pengeluaran kas, piutang, persediaan, aktiva tetap, hutang, modal serta penjualan jasa
dan biaya
f. Pembinaan terhadap penyelengaraan kegiatan pengelolaan keuangan dan aset rumah
sakit
g. Evaluasi terhadap kegiatan pengelolaan keuangan dan aset Rumah Sakit Umum
Daerah Solok Selatan .
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Keuangan mempunyai uraian
tugas sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kegiatan administrasi keuangan pada Rumah Sakit;
b. Melakukan pengelolaan honorarium tenaga kontrak daerah/ tenaga non ASN BLUD;
c. Melakukan kegiatan administrasi keuangan selaku Pejabat Penatausahaan Keuangan
di lingkup Rumah Sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
d. Menyusun rencana peningkatan mutu SDM di bawah Sub Bagian Keuangan
e. Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh
bendahara pengeluaran dan diketahui/disetujui oleh PPTK;
f. Meneliti kelengkapan SPP-UP,SPP-GU,SPP-TU, dan SPP-LS gaji dan tunjangan
PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
perundangan-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran;
g. Menyiapkan SPM;

PAGE \* MERGEFORMAT 1
h. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
i. Menyelenggarakan akuntansi keuangan, meliputi akuntansi penerimaan kas,
akuntansi pengeluaran kas, akuntansi aset tetap dan akuntansi selain kas;
j. Menyusun laporan realisasi anggaran pada Rumah Sakit setiap bulan, triwulan dan
tahunan
k. Menyusun laporan neraca Rumah Sakit setiap triwulan dan akhir tahun;
l. Menyusun catatan atas laporan keuangan;
m. Melakukan pengelolaan gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil di Rumah Sakit;
n. Mengelola administrasi perjalanan dinas lingkup rumah sakit
o. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan dilingkup
tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya;
p. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan bidang tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanan tugas;
q. Memberikan saran dan pertimbangan teknis pada atasan;
r. Membagi tugas pada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
s. Memberi petunjuk pada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan
pedoman dan ketentuan yang berlaku;
t. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil
kerjanya untuk bahan pengembangan karier;
u. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan/ atau kegiatan kepada atasan;
v. Menyusun rencana kebutuhan staf
w. Melakukan pembinaan/ teguran displin kepada bawahan; dan
x. Melakukan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.

Pasal 12
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi
kepegawaian, melaksanakan pengurusan kepegawaian dan mengatur/Mengkoordinir
kegiatan pendidikan, baik dokter, perawat/non perawat, serta menyelenggarakan proses yang
berhubungan dengan hukum. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud ,
Sub Bagian umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. Perencanaan program kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Pelaksanaan urusan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Pembagian pelaksanaan tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
d. Pembuatan laporan dan evaluasi program kegiatan urusan Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian
e. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Sub Bagian umum dan kepegawaian
mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kegiatan urusan tata naskah dinas, kepegawaian, perlengkapan,
perbekalan keperluan alat tulis, ruang perkantoran pada Rumah Sakit;
b. Melakukan tata naskah Dinas meliputi pengelolaan surat masuk surat keluar,
pengaturan pencatatan jadwal kegiatan Rumah Sakit dalam rangka kelancaran tugas;
c. Membuat rencana bisnis anggaran (RBA) di Sub Bagian umum dan kepegawaian
d. Menyiapkan bahan kegiatan kehumasan rumah sakit
e. Menganalisis rencana kebutuhan perlengkapan dan keperluan alat tulis kantor (ATK)
Rumah Sakit
f. Melakukan pengadaan perlengkapan, perbekalan, dan keperluan alat tulis kantor
rumah sakit
g. Melakukan pendistribusian perlengkapan dan keperluan alat tulis kantor (ATK) pada
Rumah Sakit;
h. Melakukan urusan administrasi kepegawaian lingkup Rumah Sakit meliputi layanan
administrasi kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala (KGB),daftar urut kepangkatan
(DUK), data pegawai, kartu pegawai (karpeg), karis/ karsu, tunjangan anak/
keluarga, Askes, Taspen, Taperum, Pensiun, membuat usulan formasi pegawai,
membuat usulan ijin belajar, membuat usulan ijin diklat, kesejahteraan pegawai,
penyesuaian ijasah, usulan pemberian penghargaan, memberikan layanan penilaian
angka kredit (PAK) jabatan fungsional, pembinaan/ teguran displin pegawai,
membuat konsep usulan cuti pegawai sesuai aturan yang berlaku, membuat konsep
pemberian ijin nikah dan cerai, membuat usulan pemberhentian dan pengangkatan
dari dan dalam jabatan, membuat dan atau mengusulkan perpindahan/ mutasi
pegawai sesuai dengan peraturan yang berlaku, melaksanakan pengelolaan daftar
penilaian pekerjaan pegawai (SKP);
i. Pengelolaan dan penataan kearsipan kepegawaian
j. Pengelolaan keamanan rumah sakit
k. Pengelolaan kebersihan Rumah Sakit
l. Menyusun rencana kebutuhan pemeliharaan peralatan ruangan kantor pengelolaan
manajemen rumah sakit.
m. Melakukan penyusunan daftar kebutuhan alat dan bahan pembersih serta alat tulis
kantor (ATK) rumah sakit
n. Melakukan pencatatan barang milik daerah dalam kartu inventaris barang rumah
sakit
o. Melakukan penyusunan daftar barang rumah sakit menurut penggolongan dan
kodefikasi barang

PAGE \* MERGEFORMAT 1
p. Melakukan dokumentasi kepemilikan asset tetap rumah sakit
q. Melakukan penyiapan bahan sensus barang milik daerah rumah sakit sebagai bahan
buku inventaris dan buku induk inventaris barang milik pemerintah daerah
r. Menganalisa dan menyusun usulan penghapusan aset rumah sakit
s. Menyusun bahan pengajuan penetapan status untuk penguasaan dan penggunaan
barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang
sah
t. Menyusun usulan pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/ atau
bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain
tanah dan bangunan
u. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan dilingkup
tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya
v. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan bidang tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas
w. Memberikan saran dan pertimbangan teknis pada atasan;
x. Membagi tugas pada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
y. Memberi petunjuk pada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan
pedoman dan ketentuan yang berlaku;
z. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil
kerjanya untuk bahan pengembangan karier;
aa. Merencanakan kebutuhan staf dilingkup Subbagian Umum dan Kepegawaian
bb. Menyusun rencana kebutuhan staf di rumah sakit berdasarkan usulan dari bidang
terkait
cc. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan/ atau kegiatan kepada atasan;
dd. Melakukan pembinaan/ teguran displin kepada bawahan; dan
ee. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.

Pasal 13
1. Sub Bagian Perencanaan, evaluasi dan pelaporan
Sub Bagian Perencanaan, evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas melaksanakan
pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan program dan kegiatan pengembangan rumah
sakit, mengevaluasi serta menyusun laporan program kesehatan yang disajikan sebagai data
statistik Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan. Untuk melaksanakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud, Sub Perencanaan, evaluasi dan pelaporan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan program kerja, rencana anggaran pendapatan, dan belanja Rumah Sakit
Umum Daerah Solok Selatan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
b. Pengendalian pelaksanaan program kerja, rencana anggaran pendapatan, dan belanja
Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan.
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program kerja, rencana anggaran pendapatan,
dan belanja Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Perencanaan, evaluasi dan
pelaporan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
a. Merencanakan kegiatan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan pada
Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan.
b. Menyusun bahan rencana strategis (RENSTRA) dan rencana kerja (RENJA) dari
masing-masing bidang pada Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan ;
c. Menyusun rencana peningkatan mutu SDM di bawah Sub Perencanaan, evaluasi dan
pelaporan
d. Mengumpulkan bahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) dalam Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan
sebagai bahan penyusunan RPJPD, RPJMD dan RKPD Kabupaten.
e. Menghimpun rencana kegiatan anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) pada Rumah Sakit Umum Daerah;
f. Membuat rencana bisnis anggaran (RBA) di Sub Perencanaan, evaluasi dan
pelaporan
g. Menghimpun dan mengolah perencanaan program dan kegiatan dari bidang-bidang
pada Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan;
h. Menghimpun dan mengolah bahan evaluasi program dan kegiatan Rumah Sakit
Umum Daerah Solok Selatan ;
i. Mengumpulkan bahan-bahan LPPD tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Solok
Selatan .
j. Mengumpulkan bahan-bahan LKPJ tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Solok
Selatan ;
k. Menyusun bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Solok
Selatan sebagai pertanggungjawabana kepada Bupati;
l. Mengumpulkan, menyusun dan mengolah Laporan Evaluasi Rencana Kerja perbulan,
triwulan dana tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan .
m. Menghimpun, mengolah dan menganalisa data serta penyajian data hasil kegiatan
masing-masing bidang;
n. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan dilingkup
tugasnya mencari alternatif pemecahannya;

PAGE \* MERGEFORMAT 1
o. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan dan perundang-undangan yang
berkaitan dengan bidang tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
p. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan;
q. Membagi tugas pada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
r. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tuagas berjalan sesui dengan
pedoman dan ketentuan yang berlaku;
s. Menilai hasil kerja bawahan dengan jalan memonitor dan mengevaluasi hasil
kerjanya untuk bahan pengembangan kariernya;
t. Menyusun rencana kebutuhan staf di lingkup Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan
u. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan/ atau kegiatan kepada atasan;
v. Melakukan pembinaan/ teguran displin kepada bawahan; dan
w. Melakukan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan

Pasal 14
1. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan
Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan mempunyai tugas melakukan Pengawasan,
pengendalian dan pengkoordinasian kegiatan pelayanan Medis dan Keperawatan. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan
menyelenggarakan fungsi:
a. Perencanaan dan pengembangan kegiatan di bidang pelayanan medis dan
keperawatan
b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan medis dan keperawatan
c. pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien di bidang
pelayanan medis dan keperawatan
d. Pembinaan terhadap penyelengaraan kegiatan di bidang pelayanan medis dan
keperawatan
e. Monitoring dan Evaluasi terhadap kegiatan di bidang pelayanan medis dan
keperawatan
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan
mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
a. Merumuskan program kerja, kegiatan, anggaran biaya dan pengembangan bidang
pelayanan medis dan Keperawatan.
b. Monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan medis dan Keperawatan serta
mengusulkan rekomendasi dan tindak lanjut kepada atasan.
c. Koordinasi dengan komite dalam perencanaan diklat ke bidang diklat rumah sakit.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
d. Merumuskan program pengendalian dan pengembangan mutu pelayanan bidang
pelayanan medis dan Keperawatan dan berkoordinasi dengan Seluruh komite.
e. Memberi petunjuk dan membagi tugas kepada aparatur sipil Negara dan non asn
tentang pelaksanaan tugas masing-masing;
f. Memantau dan mengawasi pelayanan medis dan Keperawatan yang diberikan oleh
tenaga fungsional kepada pasien;
g. Merumuskan dan menyusun rencana kerja sama, dengan pihak luar Rumah Sakit
sebagai dasar pertimbangan Direktur.
h. Memonitoring dan mengevaluasi legalitas syarat pelaksanaan kerja pegawai di
lingkup bidang pelayanan medis dan keperawatan
i. Memberikan rekomendasi pelaksanaan cuti dan izin pendidikan tenaga medis dan
tenaga keperawatan
j. Mengusulkan rencana kebutuhan tenaga di lingkup bidang pelayanan medis dan
Keperawatan
k. Melaksanakan pembinaan terhadap tenaga bidang pelayanan medis dan Keperawatan
dalam upaya penerapan etika profesi.
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugasnya.
Pasal 15
1. Seksi Pelayanan Medis
Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas melaksanakan pelayanan medis meliputi
pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat di Rumah Sakit.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pelayanan Medis
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana program kerja seksi pelayanan medis;
b. Mengkoordinasikan kebutuhan Tenaga medis yang bersifat profesi di unit rawat
jalan, rawat inap, dan gawat darurat.
c. Monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis pasien di unit rawat jalan, rawat inap
dan gawat darurat
d. Pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien
e. Melaksanakan fungsi perencanaan, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut di Unit
rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Seksi Pelayanan Medis mempunyai uraian
tugas sebagai berikut:
a. Menyusun bahan perencanaan dan program kerja pada seksi pelayanan medis sebagai
pedoman pelaksanaan tugas
b. Menyusun norma, standar pelayanan publik, Standar Pelayanan Minimal dan standar
operasional prosedur di seksi pelayanan medis

PAGE \* MERGEFORMAT 1
c. Membuat rencana bisnis anggaran (RBA) di Seksi Pelayanan Medis
d. Pengusulan perencanaan kegiatan pengembangan dan peningkatan kemampuan
Sumber Daya Manusia (Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter Spesialis) melalui
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit Umum Daerah
e. Menyusun dan mengusulkan pengembangan tenaga medis sesuai dengan standar dan
kebutuhan rumah sakit
f. Monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan medis serta mengusulkan rekomendasi
dan tindak lanjut kepada atasan
g. Koordinasi dengan komite medis dalam perencanaan kebutuhan diklat ke bagian
diklat rumah sakit
h. Merumuskan program pengendalian dan pengembangan mutu seksi pelayanan Medis
i. Memberi petunjuk dan membagi tugas kepada aparatur sipil negara dan non asn
tentang pelaksanaan tugas masing-masing
j. Memantau dan mengawasi pelayanan yang diberikan oleh dokter kepada pasien
k. Memberikan rekomendasi pelaksanaan cuti dan izin pendidikan tenaga medis
l. Mengusulkan rencana kebutuhan tenaga di lingkup bidang pelayanan medis
m. Melaksanakan pembinaan terhadap tenaga medis dalam upaya penerapan dan
penampakan/ penyelesaian masalah etika profesi
n. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

Pasal 16
1. Kepala seksi keperawatan
Kepala seksi keperawatan mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang Pelayanan
medis dan keperawatan dalam merencanakan, pengarahan, pengendalian, monitoring dan
evaluasi kegiatan pelayanan keperawatan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud kepala seksi keperawatan
mempunyai fungsi:
a. Menyusun rencana pelayanan keperawatan;
b. Melakukan koordinasi pelaksanaan pelayanan keperawatan;
c. Melakukan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien;
d. Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Rincian tugas pokok dan fungsi kepala seksi keperawatan sebagaimana yang dimaksud
sebagai berikut:
a. Menyusun dan mengusulkan rencana kerja dan anggaran biaya program/kegiatan
keperawatan;
b. Menyusun dan mengusulkan prosedur, pedoman, standar pelayanan, regulasi
dan informasi pelayanan dibawah seksi keperawatan sebagai pedoman kegiatan
rumah sakit;
c. Membuat rencana bisnis anggaran (RBA) di seksi keperawatan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
d. Menyusun dan mengusulkan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar dan
kebutuhan rumah sakit;
e. Menyusun rencana peningkatan mutu SDM di bawah seksi keperawatan
f. Menyusun dan mengusulkan tenaga keperawatan sesuai dengan standar dan
kebutuhan rumah sakit;
g. Memberi rekomendasi pelaksanaan cuti tenaga keperawatan;
h. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan;
i. Melakukan pembinaan, pengarahan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan;
j. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan keperawatan dan
melakukan tindak lanjut dari hasil monitoring evaluasi;
k. Melakukan pembinaan, pengarahan dalam pelaksanaan pendokumentasian Pelayanan
keperawatan;
l. Melakukan pembinaan dan pengarahan kepada tenaga keperawatan terhadap
penerapan SOP dan SAK
y. Melakukan penilaian kinerja bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas
z. Melakukan pembinaan/ teguran disiplin kepada bawahan; dan
aa. Melakukan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

Pasal 17
1. Bidang penunjang
Bidang penunjang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan penunjang dan bertanggung
jawab kepada di Direktur.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang penunjang menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyusunan rencana pemberian pelayanan penunjang medis dan non medis, dan
Pelaksanaan Mutu dan Akreditasi Rumah Sakit.
b. Koordinasi dalam pelaksanaan pelayanan penunjang medis dan non medis, dan
Pelaksanaan Mutu dan Akreditasi Rumah Sakit
c. Pengelola Penelitian dan pengembangan SDM Rumah Sakit.
d. Pengelolahan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS)
e. Pengelolaan kegiatan kehumasan Rumah Sakit
f. Pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien di bidang
pelayanan penunjang
g. Monitoring dan evaluasi bidang penunjang
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidang penunjang mempunyai uraian tugas
sebagai berikut :
a. Merumuskan program kerja bidang penunjang
b. Melakukan Monitoring dan evaluasi kegiatan bidang penunjang serta mengusulkan
rekomendasi dan tindak lanjut kepada atasan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
c. Koordinasi dengan komite, bagian dan bidang dalam perencanaan kebutuhan diklat,
Pelatihan, kegiatan ilmiah untuk pegawai Rumah Sakit.
d. Merumuskan program peningkatan mutu rumah sakit.
e. Merumuskan Program Penelitian dan pengembangan SDM rumah sakit.
f. Merumuskan program dalam upaya peningkatan akreditasi rumah sakit.
g. Merumuskan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS).
h. Pelaksanaan kehumasan Rumah Sakit.
i. Memberi petunjuk dan membagi tugas kepada aparatur sipil Negara dan non asn
tentang pelaksanaan tugas masing-masing;
j. Mengawasi dan membina aparatur sipil Negara dan non asn di bidang pelayanan
penunjang;
k. Memberikan rekomendasi pelaksanaan cuti dan izin pendidikan tenaga bidang
penunjang;
l. Merumuskan dan menyusun rencana kerja sama, khususnya di bidang penunjang
dengan pihak luar Rumah Sakit sebagai dasar pertimbangan Direktur;
m. Mengusulkan rencana kebutuhan tenaga di lingkup bidang penunjang;
n. Melakukan pembinaan/ teguran displin kepada bawahan; dan
o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugasnya.

Pasal 18
1. Seksi Penunjang Medis dan Penunjang Non medis
Seksi Penunjang Medis dan Non medis mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
penunjang Medis dan non medis.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Penunjang Medis dan non
medis menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana program kerja seksi penunjang Medis dan non medis.
b. Mengkoordinir semua kebutuhan di seksi penunjang Medis dan non medis
c. Monitoring dan mengevaluasi pengendalian kegiatan di seksi penunjang Medis
dan non medis.
d. Pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien di seksi
penunjang Medis dan non medis.
e. Pengelolaan Pelayanan Penunjang Medis dan non medis di seluruh Instalasi yang
ada di Rumah Sakit.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Seksi Penunjang Medis dan non medis
mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyusun dan mengusulkan rencana kerja program/kegiatan Seksi Penunjang Medis
dan non medis.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
b. Menyusun dan mengusulkan regulasi, prosedur, pedoman, dan standar pelayanan
dibawah Seksi Penunjang Medis dan non medis.
c. Membuat rencana bisnis anggaran (RBA) di Seksi Penunjang Medis dan non medis
d. Menyusun rencana peningkatan mutu SDM di bawah Seksi Penunjang Medis dan
non medis
e. Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan penunjang Medis dan non medis.
f. Melakukan tindak lanjut monitoring dan evaluasi dan memberikan rekomendasi
pelayanan penunjang Medis dan non medis.
g. Melakukan penilaian kinerja ASN dan non ASN dalam rangka pelaksanaan tugas.
h. Memberikan rekomendasi cuti pegawai di seksi penunjang Medis dan non medis.
i. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan;
j. Melakukan pembinaan, pengarahan dalam pelaksanaan standar pelayanan
pendokumentasi pelayanan penunjang Medis dan non medis.
k. Menganalisa dan mengusulkan kebutuhan peralatan penunjang Medis dan non medis
sesuai standar dan pengembangan jenis pelayanan rumah sakit.
l. Menyusun dan mengusulkan rencana program pemeliharaan dan kaliberasi alat
penunjang medis
m. Menganalisa dan mengusulkan ketersediaan farmasi (obat-obatan, Bahan Medis
Habis Pakai) sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit.
n. Melakukan koordinasi pelayanan penunjang medis dengan Instalasi/ unit (Farmasi,
Laboratorium, Radiologi, Fisioterapis, Poli Gigi (Terapis Gigi & Mulut), Poli Mata
(Refraksionis Optisien), Layanan Anestesi (Penata Anestesi & Asisten Penata
Anestesi), IPRS Medik, UTDRS, Rekam Medis, Gizi, CSSD) dan non medis dengan
Instalasi IPRS Non Medik (Loundry, Kamar Jenazah, Ambulan, Casemix, Air,
Listrik, Gedung ).
o. Menyusun rencana kerja sama di seksi penunjang Medis dan non medis dengan
pihak luar Rumah Sakit sebagai dasar pertimbangan Direktur.
p. Melakukan pembinaan/ teguran displin kepada bawahan; dan
q. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

Pasal 19
1. Seksi Mutu dan Akreditasi Rumah Sakit
Seksi Mutu dan Akreditasi Rumah Sakit mempunyai tugas pokok membantu kepala bidang
Penunjang dalam melaksanakan pengelolaan kegiatan Mutu dan akreditasi Rumah Sakit
dalam upaya peningkatan pelayana.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, seksi Mutu dan Akreditasi Rumah Sakit
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana program Mutu dan Akreditasi Rumah Sakit.
b. Koordinasi dalam pelaksanaan Mutu dan Akreditasi Rumah Sakit
c. Monitoring dan evaluasi dalam Pelaksanaan Mutu dan Akreditasi Rumah Sakit.
d. Melaksanakan Program penelitian dan Pengembangan SDM Rumah sakit dengan
berkoordinasi dengan bagian dan bidang terkait.
PAGE \* MERGEFORMAT 1
e. Pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Seksi Mutu dan Akreditasi Rumah Sakit
mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyusun dan mengusulkan rencana kerja program/kegiatan Seksi Mutu dan
Akreditasi Rumah Sakit.
b. Menyusun dan mengusulkan regulasi, prosedur, pedoman, informasi pelayanan
dan standar pelayanan dibawah Seksi Mutu dan Akreditasi Rumah Sakit.
c. Membuat rencana bisnis anggaran (RBA) di Seksi Mutu dan Akreditasi Rumah Saki
d. Menyusun rencana peningkatan mutu SDM di bawah Seksi Mutu dan Akreditasi
Rumah Sakit
e. Melaksanakan kegiatan kehumasan Rumah Sakit;
f. Melaksanakan survey kepuasan masyarakat sesuai standar.
g. Melaksanakan Program Sistem informasi Rumah Sakit (SIMRS)
h. Menerima dan menindak lanjuti pengaduan rumah sakit terkait dengan pelayanan.
i. Berkoordinasi dengan PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) dalam melakukan
kegiatan pengembangan pelayanan promosi kesehatan melalui strategi advokasi,
sosialisasi, pemberdayaan masyarakat dan kemitraan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
j. Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Diklat, Mutu,
akreditasi Rumah Sakit dan merekomendasikan peningkatan mutu Rumah Sakit
k. Melakukan pembinaan dan arahan kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas agar
efisien dan efektif sesuai rencana yang sudah diterapkan.
l. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan;
m. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan sesuai dengan tugasnya;
n. Melakukan pembinaan/ teguran displin kepada bawahan; dan
o. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

Bagian Ketiga
Pegawai

Pasal 20
1. Adapun Jam Kerja Pegawai di RSUD Solok Selatan sebagai berikut:
a. Jam kerja pegawai yang melaksanakan 5 (lima) hari kerja:
- Senin-Kamis (08.00-16.00)
- Jumat (08.00-16.30)
b. Jam kerja pegawai yang melaksanakan 6 (enam) hari kerja:
- Senin- Kamis dan Sabtu (07.30-14.00)
- Jumat (07.30- 11.30)

PAGE \* MERGEFORMAT 1
c. Jam kerja pegawai yang melaksanakan shift
2. Pegawai yang melaksanakan jam kerja pada poin 1, 2, & 3 ditetapkan dengan SK direktur
3. Jam Kerja Staf Medis ditetapkan pada BAB tersendiri tentang Peraturan Internal Staf Medis (
Medical Staff by Law) pada peraturan ini

BAB III
DEWAN PENGAWAS

Bagian Pertama
Kedudukan dan Keanggotaan

Pasal 21

1. Dewan Pengawas merupakan suatu unit non struktural yang bersifat independen
dan bertanggung jawab kepada pemilik rumah sakit;
2. Dewan Pengawas dibentuk dengan Keputusan Bupati atas usulan Direktur;
3. Dewan Pengawas berfungsi sebagai wakil pemilik (governing body) dalam
melakukan pembinaan dan pengawasan nonteknis perumahsakitan secara internal di
Rumah Sakit.
Pasal 22
1. Keanggotaan Dewan Pengawas berjumlah paling banyak 3 (tiga) orang dan seorang
diantara anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pengawas.
2. Keanggotaan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Pejabat SKPD yang membidangi kegiatan BLUD;
b. Pejabat SKPD yang membidangi kegiatan pengelolaan keuangan daerah;
c. Tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan BLUD.

Pasal 23
1. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas, setiap calon anggota Dewan
Pengawas harus memenuhi persyaratan:
PAGE \* MERGEFORMAT 1
a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Memiliki keahlian, integritas, kepimimpinan, pengalaman, jujur, prilaku yang baik
dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan rumah sakit ;
c. Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d. Memiliki pengetahuan yang memadai tugas dan fungsi BLUD;
e. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya;
f. Berijazah paling rendah S1 (Strata Satu);
g. Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun:
h. Tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas atau komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan badan usaha yang dipimpin dinyatakan pailit;
i. Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
j. Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala daerah dan calon wakil
kepala daerah, dan/atau calon anggota legislative.

2. Ketua Dewan Pengawas bertugas :


a. Memimpin semua pertemuan Dewan Pengawas;
b. Memutuskan berbagai hal yang berkaitan dengan prosedur dan tata cara yang tidak
diatur dalam Peraturan Internal (Hospital Bylaws) RSUD Solok Selatan melalui Rapat
Dewan Pengawas;
c. Bekerja sama dengan Pengelola Rumah Sakit untuk menangani berbagai hal mendesak
yang seharusnya diputuskan dalam rapat Dewan Pengawas;
d. Bilamana rapat Dewan Pengawas belum dapat diselenggarakan, maka Ketua dapat
memberikan wewenang pada Direktur untuk mengambil segala tindakan yang perlu
sesuai dengan situasi saat ini; dan
e. Melaporkan pada rapat rutin berikutnya perihal tindakan yang diambil sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf diatas, disertai dengan penjelasan yang terkait dengan
situasi saat tindakan tersebut diambil.

Bagian Kedua
Tugas, Kewajiban dan Wewenang

Pasal 24

1. Dewan Pengawas Bertugas :


a. Memantau perkembangan kegiatan BLUD;
b. Menilai kinerja keuangan maupun kinerja nonkeuangan BLUD dan memberikan
rekomendasi atas hasil penilaian untuk ditinjaklanjuti oleh pejabat Pengelola
BLUD;
c. Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja dari hasil laporan audit
pemeriksa eksternal pemerintah ;
PAGE \* MERGEFORMAT 1
d. Memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam pelaksanaan tugas dan
kewajibannya; dan
e. Memberikan pendapat dan saran kepada kepala daerah mengenai;
1. Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang diusulkan oleh pejabat pengelola;
2. Permasalahan yang menjadi kendala dalam pengelolaan BLUD; dan
3. Kinerja BLUD;
2. Penilaian kinerja keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diukur paling
sedikit meliputi :
a. Memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari layanan yang diberikan
(rentabilitas)
b. Memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas);
c. Memenuhi seluruh kewajibannnya(sovabilitas);dan
d. Kemampuan penerimaan dari jasa layanan untk membiayai pengeluaran.
3. Penilaian kinerja non keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, diukur
paling sedikit berdasarkan perspektif pelanggan, proses internal pelayanan,
pembelanjaran dan pertumbuhan
4. Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) kepada kepala daerah secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu
tahun atau sewaktu–waktu jika diperlukan

Pasal 25
1. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Dewan Pengawas mempunyai wewenang :
a. Menerima dan memberikan penilaian terhadap laporan kinerja dan keuangan Rumah
Sakit dan Direktur;
b. Menerima laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pemeriksaan
Internal Rumah Sakit dengan sepengetahuan Direktur dan memantau pelaksanaan
rekomendasi tindak lanjut;
c. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat manajemen lainnya mengenai
penyelenggaraan pelayanan dirumah sakit dengan sepengetahuan Direktur sesuai
dengan Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital bylaws) atau Dokumen Pola Tata
Kelola (corporate governance);
d. Meminta penjelasan dari Komite atau unit nonstruktural di rumah sakit terkait
pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Pengawas sesuai dengan Peraturan Internal
Rumah Sakit (Hospital bylaws) atau Dokumen Pola Tata Kelola (corporate
governance);

PAGE \* MERGEFORMAT 1
e. Berkoordinasi dengan Direktur dalam menyusun Peraturan Internal Rumah
Sakit (Hospital bylaws) atau Dokumen Pola Tata Kelola (corporate governance),
untuk ditetapkan oleh pemilik; dan
f. Memberikan rekomendasi perbaikan terhadap pengelolaan rumah sakit.
Pasal 26
Penilaian Kinerja Dewan Pengawas dilakukan oleh Bupati sebagai pemilik, dalam bentuk
laporan Dewan Pengawas setiap 6 bulan (persemester).

Bagian Ketiga
Pengangkatan, Pemberhentian dan Penggantian Antar Waktu

Pasal 27

1. Dewan Pengawas diangkat dan diberhentkan dengan Keputusan Bupati atas usulan
Direktur;
2. Pengangkatan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan setelah
Pejabat Pengelola diangkat.
3. Masa jabatan Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya apabila belum berusia paling tinggi 60
(enam puluh) tahun.

Pasal 28
1. Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya oleh Bupati
2. Anggota Dewas Pengawas dapat diberhentikan oleh Bupati karena :
a. meninggal dunia;
b. masa jabatan berakhir; atau
c. diberhentikan sewaktu - waktu;
3. Anggota Dewan Pengawas diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
karena
a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
b. tidak dapat melaksanakan ketentuan peraturan perundang -undangan;
c. dinyatakan bersalah dalam putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hokum tetap;
d. mengundurkan diri; dan
e. terlibat dalam tindakan kecurangan yang mengakibatkan kerugian pada BLUD,
negara, dan/atau daerah ;

Bagian Keempat
Sekretaris Dewan Pengawas

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Pasal 29

1. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Dewan Pengawas, Direktur dapat


mengangkat seorang Sekretaris Dewan Pengawas dengan persetujuan Dewan Pengawas;
2. Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas dalam
pengelolaan ketatausahaan antara lain :
a. Mengatur dan menyiapkan rapat;
b. Membuat risalah rapat;
c. Menyebarkan risalah rapat kepada peserta rapat; dan
d. Menyiapkan bahan laporan kegiatan.
3. Sekteraris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bukan merupakan anggota
Dewan Pengawas dan tidak dapat bertindak sebagai Dewan Pengawas;
4. Masa jabatan Sekretaris Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun mengikuti masa
jabatan Dewan Pengawas dan dapat diangkat kembali selama memenuhi persyaratan.

Bagian Kelima
Rapat Dewan Pengawas

Pasal 30

1. Rapat Dewan Pengawas merupakan rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas
untuk membahas hal-hal yang dianggap perlu dalam melakukan kegiatan pengawas dan
memberikan nasihat kepala Direksi;
2. Rapat Dewan Pengawas terdiri dari :
a. Rapat Rutin;
b. Rapat Khusus; dan
c. Rapat Tahunan.

Pasal 31
1. Rapat rutin adalah setiap rapat terjadwal yang diselenggarakan Dewan Pengawas
yang bukan termasuk rapat tahunan dan rapat khusus.
2. Rapat rutin merupakan rapat koordinasi antara Dewan Pengawas dengan Pejabat
Pengelola Rumah Sakit dan Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite Kesehatan
Lainnya serta Pejabat lain yang dianggap perlu untuk mendiskusikan, mencari
klarifikasi atau alternatif solusi berbagai masalah di RSUD Solok Selatan.
3. Rapat rutin dilaksanakan paling sedikit empat kali dalam setahun dengan interval
tetap pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
4. Sekretaris Dewan Pengawas menyampaikan undangan kepada setiap anggota Dewan
Pengawas, Pejabat Pengelola Rumah Sakit, Komite Medik Komite Keperawatan,
Komite Kesehatan Lainnyadan pihak lain untuk menghadiri rapat rutin paling lambat
tiga hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
5. Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana
diatur dalam ayat (4) harus melampirkan:
a. 1 (satu) salinan agenda;
b. 1 (satu) salinan risalah rapat rutin yang lalu; dan
c. 1 (satu) salinan risalah rapat khusus yang lalu (bila ada).

Pasal 32
1. Rapat khusus adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas untuk
menetapkan kebijakan atau hal-hal khusus yang tidak termasuk dalam rapat rutin
maupun rapat tahunan;
2. Dewan Pengawas mengundang untuk rapat khusus dalam hal:
a. Ada permasalahan penting yang harus segera diputuskan; atau
b. Ada permintaan yang ditandatangani oleh paling sedikit dua orang anggota
Dewan Pengawas
3. Rapat khusus yang diminta oleh anggota Dewan Pengawas sebagaimana diatur dalam
ayat (2) butir b di atas, harus diselenggarakan paling lambat tujuh hari setelah diterimanya
surat permintaan tersebut.
4. Undangan rapat khusus disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pengawas kepada peserta rapat
paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum rapat khusus tersebut diselenggarakan.
Undangan rapat khusus harus mencantumkan tujuan pertemuan secara spesifik.

Pasal 33
1. Rapat Tahunan adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas setiap tahun,
dengan tujuan untuk menetapkan kebijakan tahunan operasional rumah sakit.
2. Rapat Tahunan diselenggarakan sekali dalam satu tahun.
3. Dewan Pengawas menyiapkan dan menyajikan laporan umum keadaan RSUD Solok
Selatan, termasuk laporan keuangan yang telah diaudit.

Pasal 34
Setiap rapat Dewan Pengawas dinyatakan sah bahwa bila undangan telah disampaikan sesuai
aturan, kecuali seluruh anggota Dewan Pengawas yang berhak memberikan suara menolak
undangan tersebut.

Pasal 35
PAGE \* MERGEFORMAT 1
1. Rapat Dewan Pengawa hanya dapat dilaksanakan bila kuorum tercapai;
2. Kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan tercapai apabila dihadiri oleh 2/3
(dua per tiga) dari jumlah seluruh anggota Dewan Pengawas.

Pasal 36
1. Dalam hal kuorum telah tercapai dan Ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir, anggota
Dewan Pengawas dapat memilih Pejabat Ketua untuk memimpin rapat.
2. Pejabat Ketua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib melaporkan hasil keputusan
rapat kepada Ketua Dewan Pengawas pada rapat berikutnya.

Pasal 37
1. Sekretaris Dewan Pengawas bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan dan
pembuatan risalah rapat Dewan Pengawas;
2. Risalah rapat Dewan Pengawas dinyatakan sah setelah tandatangani oleh seluruh
anggota Dewan Pengawas yang hadir.
3. Penandatanganan risalah rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari setelah rapat diselenggarakan.
4. Segala putusan dalam risalah rapat tidak dapat dilaksanakan sebelum risalah rapat
Dewan Pengawas dinyatakan sah.

Pasal 38
1. Pengambilan keputusan rapat dilakukan melalui musyawarah untuk mencapai
mufakat;
2. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui pemungutan
suara yang dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut:
a. Setiap masalah yang diputuskan melalui pemungutan suara dalam rapat Dewan
Pengawas ditentukan dengan mengangkat tangan atau dapat dilakukan pemungutan
amplop tertutup;
b. Putusan rapat Dewan Pengawas didasarkan pada suara terbanyak setelah dilakukan
pemungutan suara;
c. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka ketua berwenang untuk
menyelenggarakan pemungutan suara yang kedua kalinya;
d. Suara yang dihitungkan hanyalah berasal dari Anggota Dewan Pengawas yang hadir
pada rapat tersebut.
3. Keputusan Dewan Pengawas bersifat kolektif kolegial.

Pasal 39

PAGE \* MERGEFORMAT 1
1. Anggota Dewan Pengawas dapat mengusulkan perubahan atau pembatalan setiap keputusan
yang diambil pada rapat rutin atau rapat khusus sebelumnya;
2. Usulan perubahan atau pembatalan keputusan pada rapat rutin atau rapat khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dicantumkan dalam pemberitahuan atau
undangan rapat khusus;
3. Dalam hal usulan perubahan atau pembatalan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tidak dapat diterima dalam rapat khusus yang diselenggarakan, usulan tersebut tidak
dapat diajukan lagi dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan sejak saat ditolaknya usulan tersebut.

Bagian Keenam
Pembiayaan

Pasal 40

1. Kepada Dewan Pengawas diberikan honorarium atau imbalan sesuai kemampuan keuangan
Rumah Sakit;
2. Segala biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas dewan Pengawas dibebankan
kepada RSUD Solok Selatan dan dimuat dalam Rencana Strategis Bisnis serta Rencana
Bisnis dan Anggaran RSUD Solok Selatan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
BAB IV
PEJABAT PENGELOLA

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 41

1. Pejabat Pengelola Rumah Sakit adalah seluruh pejabat struktural baik Direktur, Kepala
Bagian, Kepala Bidang, Kepala Seksi maupun Kepala Sub Bagian pada Rumah Sakit yang
sebutannya disesuaikan dengan nomenklatur yang berlaku pada RSUD Solok Selatan;
2. Pejabat Pengelola Rumah Sakit diangkat dan diberhentikan oleh Bupati;
3. Komposisi pejabat pengelola Rumah Sakit dapat dilakukan perubahan, baik jumlah maupun
jenisnya, setelah melalui analisis organisasi guna memenuhi tuntutan perubahan;
4. Perubahan komposisi pejabat pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan
oleh Bupati;
5. Penilaian Kinerja Direktur dilakukan oleh Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan;

Bagian Kedua
Tugas Pokok, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab

Pasal 42

Tugas pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Pengelola Rumah Sakit ditentukan oleh
Bupati dan diperinci dalam suatu uraian tugas secara tertulis dalam Tupoksi Satuan Organisasi
Perangkat daerah Rumah sakit.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Bagian Ketiga
Pengangkatan dan Pemberhentian

Pasal 43

1. Pimpinan diangkat dan diberhentikan oleh Bupati Solok Selatan;


2. Untuk dapat diangkat menjadi pemimpin wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Seorang tenaga medis yang memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan
dan pengalaman di bidang perumahsakitan;
b. Berkelakukan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan usaha guna
kemandirian Rumah Sakit;
c. Tidak pernah menjadi pemimpin perusahaan yang dinyatakan pailit;
d. Berstatus Pegawai Negeri Sipil;
e. Bersedia membuat surat pernyataan kesanggupan untuk menjalankan praktek bisnis
yang sehat di Rumah Sakit; dan
f. Memenuhi syarat administrasi kepegawaian.

Pasal 44
Direktur dapat diberhentikan karena :
a. Meninggal dunia;
b. Memasuki usia pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil;
c. Berhalangan secara tetap selama 3 (tiga) bulan berturut-turut;
d. Tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik;
e. Melanggar kebijakan atau ketentuan-ketentuan lain yang telah digariskan;
f. Mengundurkan diri karena alasan yang patut;
g. Promosi dan/atau mutasi jabatan; dan
h. Terlibat dalam suatu perbuatan melanggar hukum.

Bagian Keempat
Rapat
Pasal 45
1. Rapat Direksi adalah rapat yang diselenggarakan oleh Direktur untuk membahas hal-hal
yang dianggap perlu dalam pelaksanaan tugas pengelolaan Rumah Sakit;
2. Untuk setiap rapat Direksi dibuat daftar hadir dan risalah oleh Bagian Rapat Direksi terdiri
dari :
a. Rapat Rutin;
b. Rapat Tahunan; dan
c. Rapat Khusus.
Pasal 46

PAGE \* MERGEFORMAT 1
1. Rapat Rutin diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali;
2. Dalam rapat rutin sebagaimana yang dimaksud dalam ayant (1), dibicarakan hal yang
berhubungan dengan kegiatan rumah sakit sesuai dengan, kewenangan dan kewajibannya.
Pasal 47
1. Rapat khusus diselenggarakan dalam hal yang bersifat khusus dan/atau hal yang
memerlukan koordinasi dan tindak lanjut segera yang tidak termasuk dalam rapat rutin dan
rapat tahunan;
2. Direktur mengundang untuk rapat khusus dalam hal ini permasalahan penting yang harus
segera diputuskan;
3. Dalam rapat tertentu yang bersifat khusus, Direksi dapat mengundang keputusan Direktur.

Pasal 48
1. Keputusan Rapat Direksi diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat;
2. Dalam hal tidak tercapai kata sepakat, maka keputusan diambil berdasarkan keputusan
direktur.

BAB V

KOMITE DAN SATUAN PEMERIKSAAN INTERNAL

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 49

1. Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dibentuk
untuk memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit;
2. Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis Komite ditetapkan oleh Direktur
setelah pengkajian menurut kebutuhan rumah sakit;
3. Komite berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit;
4. Komite dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
Rumah Sakit untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.

Pasal 50
1. Setiap Komite akan dijabarkan dalam Bagian tersendiri sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya pada Peraturan Internal Korporasi;
2. Pengaturan mengenai Komite Medik akan diatur secara khusus dalam Bab tersendiri
pada Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staf By Laws) ;
3. Komite Keperawatan, dan Komite Tenaga Kesehatan lainnya akan diatur secara
khusus dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf By Laws).
PAGE \* MERGEFORMAT 1
Pasal 51
1. Pejabat Pengelola Rumah Sakit dalam mengawal mutu pelayanan kesehatan berbasis
keselamatan pasien maka perlu dibentuk komite-komite yang merupakan wadah
professional dan memiliki otoritas dalam organisasi staf medik, keperawatan, etik dan
hukum, pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), farmasi dan terapi serta dalam rangka
mengembangkan pelayanan, program pendidikan, pelatihan serta mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi;
2. Komite di RSUD Solok Selatan terdiri dari Komite medik, Komite keperawatan, Komite
tenaga kesehatan lainnya, serta komite lainnya yang dibutuhkan oleh rumah sakit;
3. Tiap-tiap Komite mempunyai fungsi yang berbeda sesuai dengan fungsi dan kewenangan
yang ditetapkan oleh Direktur;
4. Ketua dan Anggota Komite dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya apabila
terbukti :
a. Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan rumah sakit;
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSUD Solok Selatan atau
e. Adanya kebijakan dari Direktur Rumah Sakit.
5. Pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberitahukan secara
tertulis oleh Direktur Rumah Sakit kepada yang bersangkutan.

Bagian Kedua
Komite Etik & Hukum

Pasal 52

1. Komite Etik & Hukum paling sedikit terdiri atas Ketua, Sekretaris, dan 3 (Tiga) Anggota
yang mewakili berbagai profesi didalam rumah sakitt.
2. Komite Etik & Hukum Bertugas meningkatkan dan menjaga kepatuhan penerapan etika dan
hukum di Rumah Sakit, dengan cara:
a. menyusun Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct);
b. menyusun pedoman Etika Pelayanan
c. membina penerapan Etika Pelayanan, Etika Penyelenggaraan, dan hukum
perumahsakitan;
d. mengawasi pelaksanaan penerapan Etika Pelayanan dan Etika Penyelenggaraan
e. memberikan analisis dan pertimbangan etik dan hukum pada pembahasan internal
kasus pengaduan hukum;
f. mendukung bagian hukum dalam melakukan pilihan penyelesaian sengketa (alternative
dispute resolution) dan/atau advokasi hukum kasus pengaduan hukum; dan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
g. menyelesaikan kasus pelanggaran etika pelayanan yang tidak dapat diselesaikan oleh
komite etika profesi terkait atau kasus etika antar profesi di Rumah Sakit

3. Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komite Etik dan Hukum bertugas:
a. memberikan pertimbangan kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit mengenai
kebijakan, peraturan, pedoman, dan standar yang memiliki dampak etik dan/atau
hukum; dan
b. memberikan pertimbangan dan/atau rekomendasi terkait pemberian bantuan hukum dan
rehabilitasi bagi sumber daya manusia rumah sakit
4. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Komite Etik dan Hukum
memiliki fungsi:
a. pengelolaan data dan informasi terkait etika Rumah Sakit;
b. pengkajian etika dan hukum perumahsakitan, termasuk masalah profesionalisme,
interkolaborasi, pendidikan, dan penelitian serta nilai-nilai bioetika dan humaniora;
c. sosialisasi dan promosi Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan pedoman
etika pelayanan;
d. pencegahan penyimpangan Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan pedoman
Etika Pelayanan
e. monitoring dan evaluasi terhadap penerapan Panduan Etik dan Perilaku (Code of
Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan
f. pembimbingan dan konsultasi dalam penerapan Panduan Etik dan Perilaku (Code of
Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan;
g. penelusuran dan penindaklanjutan kasus terkait Etika Pelayanan dan Etika
Penyelenggaraan sesuai dengan peraturan internal Rumah Sakit; dan
h. penindaklanjutan terhadap keputusan etik profesi yang tidak dapat diselesaikan oleh
komite profesi yang bersangkutan atau kasus etika antar profesi.
5. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud di atas, Komite Etik dan
Hukum berwenang:
a. menghadirkan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah etik Rumah Sakit;
b. melakukan klarifikasi dengan pihak terkait sebagai penyusunan bahan rekomendasi;
dan
c. memberikan rekomendasi kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit mengenai sanksi
terhadap pelaku pelanggaran Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan
pedoman Etika Pelayanan

6. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Hukum dapat membentuk panitia adhoc.
a. Panitia adhoc ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit berdasarkan usulan
ketua Komite Etik dan Hukum.
b. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berasal dari Komite Etik
dan Hukum Rumah Sakit lain
PAGE \* MERGEFORMAT 1
7. Komite Etik dan Hukum harus melaporkan kegiatannya secara berkala kepada Kepala atau
Direktur Rumah Sakit paling sedikit setiap 6 (enam) bulan atau sewaktu-waktu bila
diperlukan.

Bagian Ketiga
Komite Kesehatan Lainnya

Pasal 53

1. Komite Kesehatan Lainnya bertugas meningkatkan profesionalisme staf kesehatan lainnya


yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah dengan acara :
a. meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan lainnya yang bekerja di
Rumah Sakit Umum Daerah.
b. melaksanakan kredensial terhadap tenaga kesehatan lainnya yang bekerja di Rumah
Sakit Umum Daerah.
c. menjaga disiplin, etika dan perilaku tenaga kesehatan lainnya yang bekerja di Rumah
Sakit Umum Daerah.
2. Dalam melaksanakan tugas Meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan
lainnya, Komite Kesehatan Lainnya menyelenggarakan fungsi :
a. menyusun data dasar profil tenaga kesehatan lainnya sesuai area praktik.
b. merekomendasikan rencana pengembangan profesional berkelanjutan tenaga kesehatan
lainnya
c. melakukan audit profesi tenaga kesehatan lainnya
d. memfasilitasi proses pendampingan sesuai dengan kebutuhan
3. Dalam melaksanakan tugas kredensial terhadap tenaga kesehatan lainnya yang bekerja di
Rumah Sakit Umum Daerah, Komite Kesehatan Lainnya menyelenggarakan fungsi
a. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis
b. Melakukan verifikasi persyaratan kredensial
c. Merekomendasikan kewenangan klinis tenaga kesehatan lainya.
d. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis tenaga kesehatan lainnya
e. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang telah ditetapkan
f. Melaporkan seluruh proses kredensial kepada ketua komite kesehatan lainnya untuk
diteruskan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah.
4. Dalam melaksanakan tugas Menjaga disiplin, etika dan perilaku tenaga kesehatan lainnya
yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah, Komite Kesehatan Lainnya menyelenggarakan
fungsi:
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga kesehatan lainnya
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga kesehatan lainnya
c. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik profesi
dalam pelayanan kesehatan
d. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis
e. Memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Bagian Keempat
Komite Mutu

Pasal 54

1. Komite mutu paling sedikit terdiri atas:


a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Sub Komite
2. Komite Mutu bertugas membantu Kepala atau Direktur Rumah Sakit dalam pelaksanaan dan
evaluasi peningkatan mutu, keselamatan pasien, dan manajemen risiko di Rumah Sakit
3. Uraian Tugas Komite Mutu (disesuiakan dengan peraturan)
a. menyusun dan merencanakan pelaksanaan kegiatan program kerja PMKP;
b. Memimpin, mengkoordinir, dan mengevaluasi pelaksanaan operasional PMKP
secara efektif, efisien dan bermutu;
c. Mengumpulkan data indikator baik dari Koordinator Peningkatan Mutu maupun
dari Koordinator Keselamatan Pasien RS dan unit kerja terkait;
d. Menganalisa data indikator mutu pelayanan baik indikator mutu klinis RS maupun
indikator mutu manajerial RS serta indikator keselamatan pasien;
e. Mengevaluasi pelaksanaan 5 (lima) area prioritas yang sudah ditetapkan oleh
Direktur dengan fokus utama pada penggunaan PPK, clinical pathway dan indikator
mutu kunci;
f. Melaksanakan analisis terhadap data yang dikumpulkan dan diubah menjadi
informasi;
g. Melakukan validasi data PMKP secara internal dan dilakukan secara periodik;
h. Menyebarkan informasi tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien
secara regular melalui rapat staf;
i. Meningkatkan pengetahuan anggota dengan memberikan pelatihan terhadap
staf yang ikut serta dalam program PMKP.
4. Wewenang Komite Mutu
a. Memerintahkan dan menugaskan staf dalam melaksanakan Program
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien;
b. Meminta laporan pelaksanaan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien dari unit kerja terkait;
c. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RSUD Solok Selatan
terkait pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
d. Memberikan pengarahan dalam hal penyusunan, pelaksanaan, evaluasi, dan
tindak lanjut rekomendasi dari program peningkatan mutu dan keselamatan pasien;

PAGE \* MERGEFORMAT 1
e. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu dan keselamatan
pasien dari unit-unit kerja di lingkungan RSUD Solok Selatan.
5. Tanggung Jawab Komite Mutu
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien rumah sakit;
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
mutu dan keselamatan pasien;
c. Bertanggung jawab untuk melaporkan hasil pelaksanaan program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien kepada Direktur RSUD Solok Selatan;
d. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan data dan informasi yang berhubungan
dengan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit;
e. Bertanggung jawab dalam pemberian informasi yang berhubungan dengan mutu dan
keselamatan pasien rumah sakit;
f. Bertanggung jawab terhadap disiplin dan kinerja kerja staf di Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.

Bagian Kelima
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Pasal 55

1. Tugas Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


a. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar;
b. Turut menyusun pedoman dan penulisan resep antibiotika dan surveilans;
c. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi
antibiotika;
d. Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB;
e. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang
berhubungan dengan prosedur terapi;
f. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien;
g. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan
dan pengendalian infeksi.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Komite PPI


a. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI;
b. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami
dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit;
c. Membuat SPO PPI;

PAGE \* MERGEFORMAT 1
d. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut;
e. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah
KLB infeksi nosokomial;
f. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan
dan pengendalian infeksi;
g. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dalam PPI;
h. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman
bagi yang menggunakan;
i. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam PPI;
j. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan;
k. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur;
l. Berkoordinasi dengan unit terkait lain;
m. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang rasional di
rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya terhadap antibiotika
dan menyebar-luaskan data resistensi antibiotika;
n. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3);
o. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety;
p. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji kembali
rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen rumah sakit;
q. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan
alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI;
r. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial
menyebarkan infeksi;
s. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari
standar prosedur / monitoring surveilans proses;
t. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi bila
ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya;
3. Tugas Sekretaris Komite PPI
a. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi agar proses kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
dapat berjalan lancer;
b. Membuat notulen setiap rapat kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi;
c. Mengurus logistik dan kerumahtanggaan kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi;

PAGE \* MERGEFORMAT 1
d. Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan intern organisasi yang telah
dijadwalkan secara tertib dan bertanggungjawab;
e. Melaksanakan tugas lain dari Ketua.

4. Tugas dan Tanggung Jawab IPCN


a. Memonitor kejadian infeksi di ruangan setiap hari;
b. Memonitor penerapan PPI, SOP & kewaspadaan isolasi;
c. Melaksanakan surveilans infeksi;
d. Melatih petugas kesehatan tentang PPI;
e. Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama Komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi;
f. Memonitor kesehatan petugas RS/fasilitas kesehatan;
g. Merekomendasi prosedur isolasi dan menerima konsultasi pengendalian infeksi
bagi kasus di rumah sakit;
h. Melakukan audit PPI termasuk terhadap limbah, laundry, gizi, dll;
i. Memonitor kesehatan lingkungan;
j. Memonitor penggunaan antibiotika yang rasional;
k. Mendesain, melaksanaan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi;
l. Memberikan motivasi & teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI;
m. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI;
n. Memberi saran desain ruangan agar sesuai dengan PPI;
o. Meningkatkan kesadaran pasien/pengunjung tentang PPIRS;
p. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga
tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan
insiden tinggi;
q. Mengkoordinasi PPI antara unit.
5. Tugas IPCLN : IPCLN sebagai perawat pelaksana harian / penghubung bertugas :
a. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit rawat
inap masing-masing, kemudian menyerahkan kepada Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (IPCN) ketika pasien pulang;
b. Memberikan motivasi dan bimbingan tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit
rawatnya masing-masing;
c. Memberikan laporan kepada Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit (IPCN) apabila ada kecurigaan adanya infeksi nosokomial pada pasien;
d. Berkoordinasi kepada Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Saki
(IPCN) saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan bagi pengunjung di

PAGE \* MERGEFORMAT 1
rapat masing masing, konsultasi prosedur yang harus dijalankan bila belum
paham;
e. Melaksanakan tugas sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) dan
ketentuan yang berlaku;
f. Melaksanakan tata laksana dan penyuluhan tentang pencegahan dan pengendalian
infeksi rumah sakit.

Bagian Keenam
Komite Farmasi dan Terapi

Pasal 56

1. Komite Farmasi dan Terapi (KFT) Dalam pengorganisasian Rumah Sakit


dibentuk Komite Farmasi dan Terapi (KFT) yang merupakan unit kerja dalam memberikan
rekomendasi kepada pimpinan Rumah Sakit mengenai kebijakan penggunaan Obat
di Rumah Sakit yang anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili semua spesialisasi yang
ada di Rumah Sakit, Apoteker Instalasi Farmasi, serta tenaga kesehatan lainnya apabila
diperlukan. KFT harus dapat membina hubungan kerja dengan komite lain di dalam
Rumah Sakit yang berhubungan/berkaitan dengan penggunaan Obat;
2. Ketua KFT dapat diketuai oleh seorang dokter atau seorang Apoteker, apabila diketuai
oleh dokter maka sekretarisnya adalah Apoteker, namun apabila diketuai oleh Apoteker,
maka sekretarisnya adalah dokter;
3. KFT harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan sekali. Rapat KFT
dapat mengundang pakar dari dalam maupun dari luar Rumah Sakit yang dapat
memberikan masukan bagi pengelolaan KFT, memiliki pengetahuan khusus, keahlian-
keahlian atau pendapat tertentu yang bermanfaat bagi KFT;
4. KFT mempunyai tugas:
a. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan Obat di Rumah Sakit;
b. Melakukan seleksi dan evaluasi Obat yang akan masuk dalam
formularium Rumah Sakit;
c. Mengembangkan standar terapi;
d. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan Obat;
e. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan Obat yang rasional;
f. Mengkoordinir penatalaksanaan Reaksi Obat yang tidak dikehendaki;
g. Mengkoordinir penatalaksanaan medication error;
h. Menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan Obat di Rumah
Sakit

Bagian Ketujuh

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Satuan Pemeriksaan Internal (SPI)

Pasal 57

1. Satuan Pemeriksaan Internal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur;
2. Susunan Organisasi Satuan Pemeriksaan Internal terdiri dari Kepala dan beberapa
bidang pemeriksaan sesuai kebutuhan;
3. Bidang Pemeriksaan sebagaimana tersebut dalam ayat (2) diatas sekurang kurangnya
meliputi kegiatan pengelolaan keuangan, pelayanan medis, pelayanan penunjang medis
dan pengelolaan administrasi umum lainnya;
4. Kepala Satuan Pemeriksaan Internal diangkat dan diberhentikan oleh Direktur;
5. Masa jabatan Kepala Satuan Pemeriksaan Internal adalah 3 (Tiga) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
6. Kepala Satuan Pemeriksaan Internal dapat diberhentikan pada masa jabatannya
apabila:
a. Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit;
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan dan
atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan Rumah Sakit;
e. Mempunyai benturan kepentingan dengan penyelenggaraan Rumah Sakit;
f. Adanya kebijakan dari Pemilik Rumah Sakit.
7. Pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diberitahukan
secara tertulis oleh Direktur kepada yang bersangkutan.

Pasal 58
1. Satuan Pemeriksaan Internal bertugas melaksanakan pemeriksaan audit kinerja internal
rumah sakit;
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Satuan Pemeriksaan
Internal menyelenggarakan fungsi:
a. Memantau dan evaluasi pelaksanaan manajemen risiko di unit kerja rumah
sakit;
b. Melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian, pengelolaan, dan
pemantauan efektifitas dan efisiensi sistem dan prosedur dalam bidang administrasi
pelayanan, serta administrasi umum dan keuangan;
c. Memantau pelaksanaan tugas khusus dalam lingkup pengawasan intern yang
ditugaskan oleh direktur Rumah Sakit;
d. Memantau pelaksanaan dan ketepatan pelaksanaan tindak lanjut atas laporan hasil
audit; dan
PAGE \* MERGEFORMAT 1
e. Pemberian konsultasi, advokasi, pembimbingan, dan pendampingan dalam
pelaksanaan kegiatan operasional rumah sakit.
3. Hasil pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2)
disampaikan dalam bentuk laporan dan rekomendasi kepada Direktur.

BAB VI
KOMITE MEDIK

Bagian Pertama
Struktur Organisasi dan Keanggotaan

Pasal 59

1. Komite Medik adalah organisasi non struktural yang dibentuk oleh Direktur
2. Komite Medik dipimpin oleh ketua yang dipilih oleh anggota dengan masa kerja selama
3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali oleh anggota.
3. Ketua Komite Medik sebagaimana dimaksud ditetapkan dan diberhentikan oleh
Direktur.
4. Komite Medik dapat membentuk peraturan internal dan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga sendiri yang ditetapkan oleh Direktur.
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi

Pasal 60

1. Tugas Komite Medik adalah meningkatkan profesionalisme staf medis dengan:


a. melakukan kredensial dan rekredensial seluruh staf medis:
b. memelihara mutu profesi staf medis dalam pelayanan, pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat,dan
c. menjaga disiplin, etika dan perilaku staf medis.
2. Dalam melaksanakan tugas kredensial komite medik memiliki fungsi sebagai berikut :
a. penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan
dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku,
penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian:
1) Kompetensi,
2) Kesehatan fisik dan mental,
3) Perilaku:dan
4) Etika profesi.
PAGE \* MERGEFORMAT 1
b. evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan,
wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis,
c. penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat:
d. pelaporan hasil penilaian kredensiai dan menyampaikan
e. rekomendasi kewenangan klinis kepada Direktur, melakukan proses rekredensial
pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan
dari komite medik, dan rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat
penugasan klinis.
3. Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis komite medik memiliki
fungsi sebagai berikut:
a. pelaksanaan audit medis,
b. rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi
staf medis,
c. rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medis rumah sakit tersebut, dan rekomendasi proses pendampingan (proctoring)
bagi staf medis yang membutuhkan.
4. Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis
komite medik memiliki fungsi sebagai berikut:
a. pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran,
b. pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin,
c. rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit: dan pemberian
nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan
d. etis pada asuhan medis pasien.
5. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite medik berwenang:
a. memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical
privilege),
b. memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical appointment),
c. memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical priullege)
tertentu,
d. memberikan rekomendasi perubahan /modifikasi rincian kewenangan klinis
(delineation of clinical privilege),
e. memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis,
f. memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan,
g. memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring), dan
h. memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin profesi.
6. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Komite Medik dapat dibantu oleh panitia
adhoc dari mitra bestari yang ditetapkan oleh Direktur.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Bagian Ketiga
Pola Hubungan Komite Medik Dengan Direktur

Pasal 61

1. Direktur Rumah Sakit menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber daya yang
diperlukan untuk menjalankan tugas dan fungsi komite medik.
2. Ketua komite medik bertanggungjawab kepada Direktur Rumah Sakit.
3. Direktur bersama Komite Medik untuk menyusun pengaturan layanan medis
(medical staff rules and regulations)

Bagian Keempat
Panitia Adhoc

Pasal 62
1. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Medik dapat dibantu oleh
panitia adhoc.
2. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit berdasarkan usulan Ketua Komite Medik
3. Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari Staf Medis yang
tergolong sebagai Mitra Bestari.
4. Staf medis yang tergolong sebagai Mitra Bestari sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dapat berasal dari rumah sakit lain, perhimpunan dokter spesialis/
dokter gigi spesialis, kolegium dokter/ dokter gigi, kolegium dokter spesialis/
dokter gigi spesialis, dan/ atau institusi pendidikan kedokteran/ kedokteran
gigi.
Bagian Kelima
Subkomite

Pasal 63
1. Komite Medik dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh sub komite, yang terdiri dari:
a. Sub komite Kredensial:
b. Sub komite Mutu Profesi:
c. Sub komite Etika dan Disiplin Profesi.
2. Pembentukan sub komite ditetapkan oleh Direktur dengan masa kerja 3 (tiga) tahun atas
usulan ketua Komite Medik setelah memperoleh kesepakatan dalam rapat pleno Komite
Medik.
3. Susunan organisasi sub komite terdiri dari :
a. Ketua,
b. Sekretaris:
c. Anggota.
PAGE \* MERGEFORMAT 1
Bagian Keenam
Rapat Komite Medik

Pasal 64

1. Rapat Komite Medik :


a. Mekanisme pengambilan keputusan Komite Medik berdasarkan pendekatan berbasis
bukti (evidence-based).
b. Keputusan sebagaimana pada ayat (1) diputuskan melalui Rapat Komite Medik dan
Sub Komite.
c. Mekanisme jenis rapat dan pelaksanaan rapat tersebut diatur lebih lanjut dalam
Pedoman Rapat Pengambilan Keputusan Komite Medik.

2. Jenis Rapat Komite Medik terdiri :


a. Rapat Rutin;
- Komite Medik menyelenggarakan rapat rutin dua bulan sekali pada waktu dan
tempat yang ditetapkan oleh Komite Medik
- Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta agenda
rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat 3 (tiga) hari kerja
sebelum rapat dilaksanakan
- Rapat rutin dihadiri oleh pengurus Komite Medik
- Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu
b. Rapat khusus;
Rapat khusus komite medis di selenggarakan dalam hal :
- Diperintahkan oleh ketua;
- Permintaan yang diajukan secara tertulis oleh paling sedikit tiga pengurus komite
medis dalam waktu 48 jam sebelumnya atau;
- Permintaan ketua komite medik untuk hal-hal yang memerlukan penetapan
kebijakan komite medis dengan segera.
c. Rapat pleno
- Rapat Pleno Komite Medik diselenggarakan satu kali dalam 1 (satu) tahun;
- Agenda Rapat Pleno paling kurang memuat: laporan kegiatan yang telah
dilaksanakan komite medik dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan komite
medik dan agenda lainnya yang ditetapkan,

PAGE \* MERGEFORMAT 1
- Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat tahunan secara
tertulis beserta agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat
lima hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan.

d. Setiap rapat Komite Medik dinyatakan sah hanya apabila undangan telah disampaikan
secara pantas kecuali seluruh anggota Komite Medik yang berhak memberikan suara
menolak undangan tersebut.

Bagian Ketujuh
Quorum

Pasal 65

1. Quorum rapat tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah dari jumlah pengurus
komite medic ditambah satu yang berhak untuk hadir dan memberikan suara;
2. Keputusan hanya dapat ditetapkan bila quorum telah tercapai.

Bagian Kedelapan
Pengambilan Putusan Rapat

Pasal 66

1. Pengambilan putusan rapat diupayakan melalui musyawarah dan mufakat;


2. Dalam hal tidak tercapainya mufakat, maka putusan diambil melalui pemungutan suara
berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir; dan
3. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka ketua berwenang membuat
keputusan hasil rapat.
Bagian Kesembilan

Pasal 67

1. Pada saat rapat Komite Medik, seluruh pengurus Komite Medik berhak hadir
2. Rapat Komite Medik dipimpin oleh Ketua Komite Medik atau yang ditunjk oleh Ketua
Komite Medik
3. Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan atas perintah Ketua Komite Medik
4. Setiap peserta rapat Komite Medik wajib mengikuti rapat sampai selesai
5. Setiap peserta rapat Komite Medik hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan
rapat
6. Setiap peserta rapat wajib menjaga ketertiban rapat selama rapat berlangsung
7. Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan ditetapkan oleh katua sebelum
rapat dimulai
Bagian Kesepuluh
Notulen Rapat
PAGE \* MERGEFORMAT 1
Pasal 68

1. Setiap rapat Komite Medik harus dibuat notulennya


2. Semua notulen rapat Komite Medik dicatat oleh sekretaris Komite Medik atau penggantinya
yang ditunjuk
3. Notulen akan diberikan kepada semua peserta rapat yang berhak hadir sebelum rapat
berikutnya
4. Notulen rapat tidak boleh dirubah kecuali untuk hal-hal yang berkaitan dengan keakuratan
notulen
5. Notulen rapat ditandatangani oleh Ketua Komite Medik dan sekretaris Komite Medis pada
rapat berikutnya dan notulen diberlakukan sebagai dokumen yang sah
6. Sekretaris memberikan salinan notulen kepada Direktur paling lambat satu minggu setelah
ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Komite Medis.
7. Komite Medik dipimpin oleh seorang ketua dan disebut sebagai Ketua Komite Medik dengan
susunan perangkat organisasinya sebagai berikut:
a. Ketua Komite Medik:
b. Wakil Ketua Komite Medik,
c. Sekretaris Komite Medik:dan
d. Anggota terdiri dari:
1. Sub Komite Kredensial:
2. Sub Komite Mutu Profesi Medis:dan
3. Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi.
8. Pengangkatan dan Pemberhentian seluruh Personalia Komite Medik oleh Direktur.
9. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana angka 2, di atas Komite Medik menyusun dan
membuat Pedoman yang diperlukan untuk kemudian ditetapkan penggunaannya oleh
Direktur.

BAB VII
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
(MEDICAL STAFF BYLAWS)

Bagian Kesatu
Tujuan dan Ruang Lingkup Pengaturan

Pasal 69

1. Tujuan dari peraturan internal staf medis (medical staff bylaws) diantaranya adalah:
a. agar komite medik dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik (good
clinical governance) melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi,
dan penegakan disiplin profesi;

PAGE \* MERGEFORMAT 1
b. sebagai pedoman dalam meningkatkan kualitas pelayanan medis di Rumah Sakit
terhadap pasien tanpa memandang agama, ras, jenis kelamin, suku, kebangsaan, dan
golongan;
c. sebagai acuan rumah sakit dalam mengorganisasi staf medis dan membentuk Komite
Medik;
d. sebagai acuan dalam meningkatkan profesionalisme staf medis di Rumah Sakit yang
meliputi kompetensi dan perilaku seorang dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter sub
spesialis dan dokter gigi spesialis; dan
e. sebagai acuan dalam menyusun dan menetapkan standar pelayanan medis untuk setiap
jenis disiplin ilmu kedokteran sesuai dengan kondisi dan situasi.
2. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) ini berlaku bagi seluruh staf medis
yang melakukan pelayanan medis baik didalam maupun diluar Rumah Sakit dalam
rangka
menjalankan penugasan klinis.
Bagian Kedua
Kewenangan Klinis (Clinical Privilige)

Pasal 70

1. Kewenangan Klinis (Clinical Previlege) adalah kewenangan untuk melaksanakan pelayanan


Medik sesuai dengan kompetensi profesi dan keahliannya.
2. Kewenangan Klinis (clinical privilege) seorang staf medis ditetapkan dengan keputusan
Direktur setelah memperhatikan rekomendasi dari Komite Medik.
3. Penetapan kewenangan klinis (clinical privilege) oleh Direktur sebagaimana dimaksud pada
angka 2, diberikan melalui penerbitan penugasan klinis (clinical appointment)..
4. Tanpa penugasan klinis (clinical appointment) maka seorang dokter, dokter spesialis, dokter
gigi dan dokter gigi spesialis tidak dapat melakukan tindakan medis.
5. Kewenangan Klinis diberikan oleh Direktur berdasarkan pertimbangan Clinical Appraisal
(Tinjauan atau Telaah hasil proses kredensial dan atau rekredensial) berupa surat
rekomendasi dari Komite Medik, dengan mengacu pada:
a. Standar Profesi dari organisasi profesi,
b. Standar Pendidikan:dan
c. Standar Kompetensi dari Kolegium.
6. Setiap dokter yang diterima sebagai staf medis rumah sakit diberikan kewenangan klinis
(Clinical privilege) setelah memperhatikan rekomendasi dari komite medik, terkait dengan:
a. penentuan kewenangan klinis didasarkan atas jenis ijazah/ sertifikat yang diakui oleh
masing - masing organisasi profesi,
b. berdasarkan hasil kredensial sub komite kredensial di rumah sakit:dan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
c. dalam hal kesulitan menentukan kewenangan klinik maka komite medik dapat meminta
informasi atau pendapat dari mitra bestari.
7. Dalam hal menghendaki agar kewenangan klinisnya diperluas maka staf medis yang
bersangkutan harus mengajukan permohonan kepada Direktur dengan menyebutkan alasan
serta melampirkan bukti berupa ijazah/sertifikat pelatihan yang diakui oleh organisasi
profesi dan atau pendidikan yang dapat mendukung permohonannya.
8. Sesuai dengan yang dimaksud pada angka 7, maka Direktur akan meminta Komite Medik
untuk melakukan rekredensial.
9. Direktur berwenang mengabulkan atau menolak permohonan sebagaimana dimaksud dalam
angka 7, setelah mempertimbangkan rekomendasi Komite Medik.
10. Setiap permohonan perluasan kewenangan klinis yang dikabulkan dituangkan pada
penugasan klinis dalam bentuk Surat Keputusan Direktur dan disampaikan kepada pemohon
serta ditembuskan kepada Komite Medik.
11. Apabila permohonan perluasan kewenangan klinis ditolak maka dituangkan dalam Surat
Pemberitahuan Penolakan yang ditandatangani oleh Direktur dan disampaikan kepada
pemohon serta ditembuskan kepada Komite Medik.
12. Dalam keadaan tertentu Direktur dapat menerbitkan surat penugasan klinis sementara
(Temporary Clinical Appointment) untuk Dokter konsultan/ Dokter tamu yang diperlukan
sementara oleh rumah sakit.
13. Direktur dapat memperluas, mempersempit, membekukan untuk waktu tertentu, atau
mengakhiri penugasan klinis (Clinical Appointment) seorang staf medis berdasarkan
pertimbangan Komite Medik atau alasan tertentu.
14. Dengan dibekukan atau diakhirinya penugasan klinis (Clinical Appointment) seorang staf
medis tidak berwenang lagi melakukan pelayanan medis di rumah sakit.
15. Dalam keadaan bencana alam, kegawatdaruratan akibat bencana massal, kerusuhan yang
menimbulkan banyak korban maka semua staf medis rumah sakit dapat diberikan
kewenangan klinis untuk dapat melakukan tindakan penyelamatan di luar kewenangan klinis
yang dimiliki, sepanjang yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk melakukannya.

Bagian Ketiga
Penugasan Klinis (Clinical Apointment)

Pasal 71

1. Setelah melalui proses Kredensial Direktur menerbitkan Surat Penugasan Klinis yang
menghimpun seluruh Kewenangan Klinis yang dimiliki oleh seorang Staf Medis Fungsional.
2. Kewenangan Klinis yang terhimpun dalam Surat Penugasan Klinis sebagaimana dimaksud
pada angka 1, ditetapkan oleh Direktur dengan memperhatikan rekomendasi yang diberikan
oleh Komite Medik.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
3. Surat Penugasan Klinis hanya dapat diberikan kepada Staf Medis yang mempunyai Surat
Ijin Praktik (SIP) dan Surat Tanda Registrasi (STR) yang diterbitkan oleh Konsil
Kedokteran/ Kedokteran Gigi Indonesia. Surat Penugasan Klinis di Rumah Sakit pada
seorang Staf Medis hanya dapat ditetapkan bila yang bersangkutan menyetujui syarat-syarat
sebagai berikut :
a. memenuhi syarat sebagai Staf Medis berdasarkan peraturan perundang-undangan
kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Internal Rumah Sakit ini,
b. menangani pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan oleh Direktur setelah
mempertimbangkan daya dukung fasilitas Rumah Sakit,
c. mencatat seluruh pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, untuk
menjamin agar rekam medis tiap pasien yang ditanganinya di Rumah Sakit diisi dengan
lengkap, benar dan tuntas dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
d. memperhatikan segala permintaan Rumah Sakit yang dianggap wajar sehubungan
dengan pelayanan dan tindakan medis di Rumah Sakit dengan mengacu pada Panduan
Praktik Klinik (PPK), Clinical Pathway dan prosedur operasional/ manajerial/
administrasi yang berlaku di Rumah Sakit,
e. mematuhi etika kedokteran yang berlaku di Indonesia, baik yang berkaitan dengan
kewajiban terhadap masyarakat, kewajiban terhadap pasien, teman sejawat dan diri
sendiri berdasarkan kode etik kedokteran Indonesia:dan
f. memperhatikan syarat-syarat umum praktik klinis yang berlaku di rumah sakit.
4. Surat Penugasan Klinis sebagaimana dimaksud pada angka 1, berlaku selama 5 (lima) tahun.
5. Surat Penugasan Klinis sebagaimana dimaksud dalam angka 5 dapat berakhir sebelum
jangka waktu 5 (lima) tahun dalam hal:
a. Ijin praktik yang bersangkutan sudah tidak berlaku sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, atau kondisi fisik atau mental Staf Medis yang
bersangkutan tidak
b. tidak mampu lagi melakukan pelayanan Medis secara menetap, atau
c. staf medis telah berusia 60 tahun atau dokter pendidik klinis telah berusia 65 tahun.
Namun yang bersangkutan masih dapat diangkat berdasarkan kebijakan/
pertimbangan Direktur, atau
d. staf medis tidak memenuhi kriteria dan syarat-syarat yang ditetapkan dalam
kewenangan klinis (Clinical Privilege) atau kontrak, atau
e. staf medis ditetapkan telah melakukan tindakan yang tidak profesional, kelalaian,
atau perilaku menyimpang lainnya sebagaimana ditetapkan oleh Komite Medik,
atau staf medis diberhentikan oleh Direktur karena melakukan pelanggaran disiplin
kepegawaian sesuai peraturan yang berlaku, atau

PAGE \* MERGEFORMAT 1
f. staf medis diberhentikan oleh Direktur karena yang bersangkutan mengakhiri
kontrak dengan Rumah Sakit setelah mengajukan pemberitahuan satu bulan
sebelumnya.
g. Jangka waktu penugasan Staf Medis akan berakhir sesuai dengan ketetapan
dan/atau kontrak kerja yang berlaku (bagi tenaga kontrak, tenaga honorer, tamu dan
konsultan).

Bagian Keempat
Tata Kelola, Pengaturan Jam Kerja dan Referal Staf Medis

Pasal 72

1. Dokter Umum yang Dinas Jaga berdasarkan pembagian shift yang ditetapkan oleh Direktur
dengan memenuhi minimal 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja dalam seminggu.
Dokter Umum yang Dinas Jaga melakukan pelayanan di Unit Gawat Darurat dan
melakukan visite delegasi pasien rawatan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan tersendiri
oleh Direktur.
2. Dokter Umum yang ditunjuk hanya sebagai Dokter ruangan jam kerjanya 5 (lima) hari kerja
dengan ketentuan Hari Senin s.d Kamis (jam 08.00 s.d 16.00) dan Hari Jumat (jam 08.00 s.d
16.30).
3. Hari Kerja Dokter Gigi adalah 5 (lima) hari kerja dari Hari Senin s.d Kamis (jam 08.00 s.d
16.00) dan Hari Jumat (jam 08.00 s.d 16.30).
4. Hari Kerja Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan ketentuan :
a. Memenuhi Jam kerja minimal 37,5 jam dalam seminggu
b. Hari Kerja Reguler adalah 5 hari kerja dari Senin s.d Jumat
c. Jam kerja Hari Senin s.d Kamis adalah jam 08.00 s.d 16.00 dan hari Jumat jam
adalah jam 08.00 s.d 16.30
d. Menjawab konsultasi pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan pasien rawat inap
baik di dalam dan di luar jam kerja reguler. Dalam Hal di luar jam kerja reguler,
Dokter spesialis menjawab dengan via telepon berdasarkan jadwal On Call yang
ditetapkan oleh Direktur atau memberikan pelayanan langsung untuk tindakan
Emergency atau Cyto yang tidak dapat dilegasikan
e. Dokter Spesialis yang bekerja di luar jam kerja regular terkait pelayanan dan
tugas tambahan lainnya dianggap sebagai kinerja yang dapat dihitung sebagai
pemenuhan jam kerja yang dibuktikan dengan dokumen yang diketahui oleh
Direktur RSUD

Pasal 73

PAGE \* MERGEFORMAT 1
1. Dokter Spesialis RSUD Solok Selatan yang melakukan referal ke RS Pemerintah lain harus
mendapatkan ijin dari Direktur RSUD Solok Selatan dan diketahui oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Solok Selatan yang didahului oleh Kesepakatan Bersama antar
daerah/Instansi dan Perjanjian Kerjasama Antara Rumah Sakit dengan ketentuan :
a) Tidak mengganggu pelayanan di RSUD Solok Selatan dengan mengaktifkan sistem kerja
konsultasi, delegasi dan penjadwalan
b) Melakukan absensi pada Rumah Sakit tempat referal sebanyak 1x
2. Dokter Spesialis Tamu dari RS luar bisa melakukan referal ke RSUD Solok Selatan
berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit yang diusulkan oleh Direktur RSUD Solok Selatan dan
diketahui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Solok Selatan.

Bagian Kelima
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Pasal 74
1.Setiap staf medis wajib dan berhak meningkatkan kemampuan dan kewenangan klinis dengan
mengikuti Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB)
2.Setiap staf medis berhak melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi (Pendidikan spesialis
dan sub spesialis) untuk peningkatan kompetensi dalam memenuhi kebutuhan pelayanan
RSUD berdasarkan persetujuan direktur.

3.

BAB VIII
KOMITE KEPERAWATAN

Bagian Kesatu
Struktur Organisasi dan Keanggotaan

Pasal 75

1. Komite keperawatan merupakan organisasi non struktural yang dibentuk oleh Direktur
RSUD Solok Selatan dan ber tanggung jawab kepada Direktur, Keanggotaan Komite
Keperawatan ditetapkan oleh Direktur dengan mempertimbangan sikap profesional,
reputasi, dan perilaku
2. Susunan organisasi Komite Keperawatan terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris
3. Ketua Komite Keperawatan ditunjuk oleh Direktur serta jumlah sub komite di usulkan
oleh komite keperawatan dan ditetapkan oleh Direktur sementara Sekretaris Komite dan
PAGE \* MERGEFORMAT 1
Ketua Sub Komite ditetapkan oleh Direktur berdasarkan rekomendasi Ketua Komite
Keperawatan dengan memperhatikan masukan dari staf keperawatan yang bekerja di
rumah sakit.
4. Sub Komite terdiri dari :
a. Sub Komite Kredensial
b. Sub Komite Mutu
c. Sub Komite Etik dan Disiplin
5. Bagan Struktur Organisasi Komite Keperawatan adalah sebagai berikut :

DIREKTUR

KETUA KOMITE KEPERAWATAN KABID PELAYANAN MEDIS


DAN KEPERAWATAN

SEKRETARIS

KASIE
KEPERAWATAN

SUB KOMITE SUB KOMITE SUB KOMITE ETIK


KREDENSIAL MUTU PROFESI DAN DISIPLIN
PROFESI

6. Personil Komite Keperawatan harus memiliki kompetensi yang tinggi sesuai jenis
pelayanan/ area praktik, mempunyai semangat profesionalisme serta reputasi baik
7. Komite Keperawatan memberikan jaminan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Solok Selatan bahwa tenaga keperawatan memiliki kompetensi kerja yang tinggi sesuai
standar pelayanan dan berperilaku baik sesuai etika profesinya.

Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi

Pasal 76

1. Secara umum Komite Keperawatan berfungsi untuk meningkatkan profesonalisme tenaga


keperawatan RSUD Solok Selatan dengan cara melakukan :
b. Melakukan Kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan pelayanan
keperawatan
c. Memelihara mutu profesi tenaga keperawatan
d. Menjaga disiplin etika dan perilaku profesi tenaga keperawatan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
2. Komite Keperawatan mempunyai tugas pokok membantu Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Solok Selatan dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga
keperawatan serta pengembangan profesional berkelanjutan.
3. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Komite
Keperawatan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Dalam melaksanakan fungsi kredensial komite keperawatan memiliki tugas :
a. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis dan Buku Putih.
b. Melakukan verifikasi persyaratan kredensial keperawatan
c. Merekomendasikan kewenangan klinis tenaga keperawatan
d. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis
e. Melakukan kredensial ulang (rekredensial) secara berkala sesuai waktu yang
ditetapkan
f. Melaporkan seluruh proses kredensial untuk dilanjutkan kepada Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Solok Selatan.
2) Dalam fungsi memelihara mutu keperawatan komite keperawatan bertugas :
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik.
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesionalisme berkelanjutan ten
kep.
c. Melaksanakan audit keperawatan (perawat/ bidan)
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.
3) Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan
komite keperawatan memiliki tugas :
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan.
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan.
c. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis.
d. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etik asuhan keperawatan
baik untuk perawat atau bidan.

Bagian Ketiga
Kewenanangan

Pasal 77

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi komite keperawatan mempunyai Kewenangan :
a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis
b. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis
c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis tertentu
d. Memberikan rekomendasi perubahan/ modifikasi rincian kewenangan klinis
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit klinik

PAGE \* MERGEFORMAT 1
f. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan berkelanjutan
g. Memberikan rekomendasi pendampingan
h. Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin
Bagian Keempat
Kedudukan Komite Keperawatan

Pasal 78

1. Direktur menetapkan kebijakan prosedur dan sumber daya yang diperlukan untuk
menjalankan tugas dan fungsi Komite Keperawatan
2. Komite Keperawatan bertanggung jawab kepada Direktur
3. Hubungan antara Direktur dan Komite Keperawatan terbatas pada hal yang berkaitan
dengan profesionalisme staf keperawatan
4. Direktur bekerjasama dengan Komite Keperawatan menyusun peraturan layanan
keperawatan agar menjamin pelayanan yang profesional mulai dari pasien masuk rumah
sakit hingga keluar rumah sakit.
5. Anggota Komite Keperawatan berhak memperoleh insentif sesuai dengan kemampuan
keuangan RSUD Solok Selatan.
6. Pelaksanaan dengan anggaran sesuai dengan ketentuan berlaku.
Bagian Kelima
Panitia Ad Hoc

Pasal 79
1. Dalam menjalankan fungsinya Komite Keperawatan dibantu oleh Panitia Ad Hoc.
2. Panitia Ad Hoc ditetapkan oleh Direktur berdasarkan usulan Komite Keperawatan
3. Panitia Ad Hoc sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berasal dari daftar Mitra Bestari
sesuai dengan disiplin/ spesifikasi dan peminatan tenaga keperawatan berdasarkan
kebutuhan rumah sakit
4. Mitra Bestari yang dimaksud dalam ayat (3) dapat derasal dari rumah sakit lain PPN/BI dan
atau institusi pendidikan perawat/ bidan.
Bagian Keenam
Koordinasi

Pasal 80
1. Komite Keperawatan melaksanakan koordinasi dengan Bidang Pelayanan dan tidak
bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan.
2. Komite Keperawatan bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan Kepala Bidang
Pelayanan serta saling memberikan masukan tentang perkembangan profesi keperawatan
dan kebidanan di rumah sakit
Bagain Ketujuh
Pembinaan dan Pengawasan Komite Keperawatan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Pasal 81

1. Pembinaan dan Pengawasan penyelenggaraan Komite Keperawatan dilakukan Direktur


sesuai dengan tugas dan fungsi masing –masing.
2. Pembinaan dan Pengawasan diarahkan untuk meningkatkan kinerja dalam rangka menjamin
mutu pelayanan keperawatan dan keselamatan pasien di rumah sakit dan dilaksanakan
melalui :
a. Advokasi sosialisasi dan bimbingan teknis
b. Pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia
c. Monitoring dan Evaluasi

BAB IX
PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN
(Nursing Staf By Laws)

Bagian Pertama
Umum

Pasal 82

Dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan yang dimaksud dengan :


1. Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf By Laws) adalah aturan yang mengatur
tata kelola klinis untuk menjaga profesionalisme tenaga Keperawatan di RSUD Solok
Selatan.
2. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural Rumah Sakit yang mempunyai fungsi
utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika disiplin profesi.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
3. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagia
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu kiat keperawatan ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat baik sehat maupun sakit.
4. Praktek keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh perawat dan bidan dalam
bentuk asuhan perawatan dan bidan.
5. Asuhan Keperaawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan pasien dan lingkungannya
untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian pasien dalam merawat
dirinya.
6. Staf Keperawatan Rumah Sakit adalah seluruh perawat dan bidan Rumah Sakit Umum
Daerah Solok Selatan yang memberikan asuhan di empat besar yaitu anak, penyakit dalam,
bedah dan kebidanan unit khusus, dan kegawatdaruratan.
7. Kewenangan Klinis adalah uraian intervensi keperawatan dan kebidanan yang dilakukan
oleh tenaga keperawatan sesuai dengan area prakteknya.
8. Penugasan Klinis adalah penugasan yang diberikan oleh Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Solok Selatan terhadap staf keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau
kebidanan di Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan berdasarkan daftar Kewenangan
klinis.
9. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf keperawatan untuk menentukan kelayakan
pemberian Kewenangan Klinis.
10. Rekredensial adalah proses revaluasi terhadap staf keperawatan yang telah memiliki
kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis tersebut.
11. Profesionalisme adalah sifat profesional dari seseorang yang memiliki pengetahuan dan
keahlian khusus meliputi integritas diri, kejujuran, budi pekerti, dan bersedia memenuhi
sesuai dengan standar etik.
12. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya sehingga dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif, dan efisien
serta sesuai dengan standar kinerja yang disyaratkan.
13. Asesmen kompetesi/ Uji kompetensi adala suatu proses penilaian terhadap perawat/ bidan
yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja minimal yang harus
dimiliki seseorang sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.
14. Panitia Ad Hoc adalah panitia yang di bentuk oleh Komite Keperawatan untuk membantu
melaksanakan tugas Komite Keperawatan dalam masa tugas tertentu.
15. Mitra Bestari (Peer Group) adalah kelompok staf keperawatan dengan reputasi dan
kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala sesuatu yang terkait dengan
profesional keperawatan yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Solok
Selatan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
16. Pelimpahan wewenang delegatif adalah melakukan sesuatu tindakan medis diberikan oleh
tenaga medis kepada tenaga keperawatan dengan disertai pelimpahan tanggung jawab.
17. Pelimpahan wewenang secara mandat adalah melakukan sesuatu tindakan medis diberikan
oleh tenaga medis kepada tenaga keperawatan dalam pengawasan sementara tanggung jawab
tetap berada pada yang melimpahkan wewenang.
18. Rapat Kerja yaitu rapat yang dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun untuk membahas
rencana kerja.
19. Rapat Pleno yaitu rapat koordinasi yang diadakan untuk mengeluarkan rekomendasi
keperawatan
20. Sidang Tahunan yaitu sidang yang dilakukan oleh Keperawatan untuk melakukan evaluasi
terhadap program kerja yang telah dilaksanakan.

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan

Pasal 83
1. Maksud dibuatnya Peraturan Internal Staf Keperawatan adalah agar Komite Keperawatan
dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik melalui mekanisme kredensial,
peningkatan mutu profesi dan penegakan disiplin etik profesi perawat di Rumah Sakit
Umum Daerah Solok Selatan.
2. Tujuan dari Peraturan Internal Staf Keperawatan adalah
a. Sebagai pilar utama akuntabilitas kinerja.
b. Menjamin agar staf keperawatan dan tata laksana klinis pasien di rumah sakit
dilaksanakan sesuai standar pelayanan dan efesiensi yang tinggi.
c. Memungkinkan peran serta staf keperawatan dalam pembuatan kebijakan serta
perencanaan rumah sakit.
d. Staf Keperawatan dapat berperan serta dalam pendidikan dan pelatihan keperawatan.
e. Staf Keperawatan dapat berperan serta dalam pendidikan profesional pelayanan
kesehatan secara berkelanjutan.
f. Menjamin bahwa tingkat keperawatan terus meningkat dengan menerapkan kaidah
ilmiah dalam praktik dengan pertimbangan etika.
g. Dimilikinya suatu tatanan peraturan dasar yang mengatur staf keperawatan atau Nursing
Staf By Laws di RSUD Solok Selatan.
h. Meningkatkan profesionalisme staf keperawatan di RSUD Solok Selatan.
i. Mengembangkan dan meningkatkan mutu profesi staf keperawatan di RSUD Solok
Selatan
j. Menegakkan etik dan disiplin profesi staf keperawatan di RSUD Solok Selatan.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
k. Menjamin agar keperawatan di rumah sakit dilaksanakan secara efisien dan standar
tinggi.
l. Memberikan dasar hukum bagi mitra bestari dalam pengambilan keputusan profesi
melalui komite keperawatan.

BAGIAN KETIGA
KEWENANGAN KLINIS

Pasal 84

Tata cara Penentuan Kewenangan Klinis :


1. Asuhan Keperawatan hanya boleh dilakukan oleh staf keperawatan yang telah diberi
Kewenangan Klinis melalui proses Kredensial.
2. Kewenangan klinis keperawatan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan oleh direktur.
3. Dalam penetapan kewenangan klinis tersebut Direktur mendapat rekomendasi dari
Komite Keperawatan yang dibantu oleh mitra bestari sebagai phak yang yang paling
mngetahui masalah keprofesian yang bersangkutan.
4. Kewenangan klinis setiap staf keperawatan dapat berbeda walaupun mereka memiliki
area klinis yang sama.
5. Rincian Kewenangan klinis setiap area kekhususan di di tetapkan dengan berpedoman
pada reverensi intervensi keperawatan (NIC) yang sesuai dengan tindakan keperawatan
yan ada di RSUD Solok Selatan

Bagian Keempat
Jenjang Klinis dan Jenjang Karir Keperawatan

Pasal 85
1. Komite keperawatan wajib menetapkan dan mendokumentasikan syarat-syarat yang terkait
kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan keperawatan yang mengacu kepada
jenjang karir keperawatan. Jenjang Klinis Keperawatan terdiri dari :
b. Jenjang Perawat Klinik 1
c. Jenjang Perawat Klinik 2
d. Jenjang Perawat Klinik 3
e. Jenjang Perawat Klinik 4
f. Jenjang Perawat Klinik 5
2.Penetapan Jenjang Karir keperawatan dimulai dari proses mapping

PAGE \* MERGEFORMAT 1
a. Untuk tenaga keperawatan PNS sisesuaikan dengan jabatan fungsional dengan angka
kredit yang telah dicapai.
b. Untuk tenaga keperawatan non PNS deisuaikan dengan pendidikan dan masa kerja.
c. Untuk tenaga keperawatan non PNS yang memiliki pengalaman kerja sebelum
bertugas di RSUD Selatan di akui 50% untuk yang berpraktek di puskesmas/ klinik,
dan 75% untuk yang berpraktek di rumah sakit dengan menunjukan bukti berupa
surat pengalaman kerja dari institusi tempat bekerja sebelumnya.

Bagian Kelima
Kewenangan Klinis

Pasal 86
Komite keperawatan menyusun buku putih untuk pelayanan keperawatan tertentu dengan
melibatkan mitra bestari dari beberapa area kekhususan. Selanjutnya pemberian kewenangan
klinis kepada staf keperawatan yang akan melakukan tindakan tertentu tersebut mengacu kepada
buku putih yang telah disusun bersama antara panitia Ad Hoc komite keperawatan dan mitra
bestari.
Pasal 87
Dalam rangka mendapatkan Kewenangan klinis, staf keperawatan mengajukan secara tertulis
kepada komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan dengan melampirkan
syarat-syarat yang telah ditentukan.
Pasal 88
Komite Keperawatan menugaskan kepada sub komite kredensial untuk melakukan proses
kredensial kepada Staf Keperawatan sebagai dasar mengeluarkan rekomendasi Kewenangan
Klinis Staf Keperawatan.

Pasal 89
(1) Dalam hal proses kredensial telah selesai, maka sub Komite Kredensial mengeluarkkan
rekomendasi kepada Komite Keperawatan sehingga komite keperawatan menetapkan
kewenangan klinis Staf Keperawatan atas dasar rekomendasi Sub Komite Kredensial kepada
Direktur.
(2) Rekomendasi Sub Komite dapat berupa
a. Direkomendasikan diberi kewenangan klins
b. Tidak direkomendasikan
c. Direkomendasikan dengan syarat

Pasal 90

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Komite Keperawatan menetapkan kewenangan klinis seorang staf keperawatan tidak hanya
didasarkan peada kredensial terhadap kompetensi keimuan dan keterampilannya saja akan tetapi
juga didasarkan pada kesehatan jasmani, kesehatan mental, dan perilaku staf keperawatan
tersebut.
Pasal 91
Dalam keadaan tertentu Kewenangan Kklinis dapat diberikan kepada staf keperawatan dengan
melihat kondisi berupa :
a. Kewenangan Klinis Sementara
b. Kewenangan Klinis dalam keadaan darurat
c. Kewenangan Klinis Bersyarat

Bagian Keenam
Penugasan Klinis

Pasal 92

Tata cara penentuan penugasan klinis :


1. Rumah Sakit bertugas mengatur kewenangan klinis setiap staf keperawatan agar staf
keperawatan dapat melaksanakan tugasnya dengan kualitas yang baik.
2. Untuk mewujudkan tata kelola klinis yang baik semua pelayanan keperawatan yang
dilakukan oleh setiap staf keperawatan di rumah sakit dilakukan atas penugasan klinis oleh
Direktur.
3. Penugasan klinis sebagaimana dimaksud ayat (1) berupa pemberian kewenangan klinis oleh
Direktur melalui penerbitan surat penugasan klinis kepada staf keperawatan.
4. Surat Penugasan Klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh Direktur
setelah mendapat rekomendasi dari komite keperawatan.
5. Rekomendasikan Komite Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diberikan
setelah dilakukan proses keredensial.
6. Dengan memilki surat penugasan klinis maka seorang staf keperawatan tergabung dalam
anggota kelompok staf keperawatan yang memiliki kewenangan klinis untuk melakukan
pelayanan keperawatan di RSUD Solok Selatan.

Pasal 93
1. Dalam keadaan tertentu atau darurat direktur dapat pula menerbitkan surat penugasan
klinis sementara tanpa rekomendasi komite keperawatan.
2. Direktur dapat mengubah, membekukan untuk waktu tertentu atau mengakhiri penugasan
klinis seorang staf keperawatan berdasarkan pertimbangan komite keperawatan
(rekomendasi sub komite etik dan disiplin profesi) atau alasan tertentu.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
3. Dengan dibekukan atau diakhiri penugasan klinis seorang staf keperawatan tidak
berwenang lagi melakukan pelayanan keperawatan di RSUD Solok Selatan.

Bagian Ketujuh
Tugas dan Wewenang Tenaga Keperawatan

Pasal 94

1. Dalam menyelenggarakan praktik keperawatan di rumah sakit tenaga keperawatan bertugas


sebagai :
a. Pemberi Asuhan Keperawatan
b. Pengelola pelayanan keperawatan
c. Peneliti Keperawatan
d. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
2. Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di rumah sakit tenaga
keperawatan berwenang :
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien/ klien
b. Menetapkan masalah keperawatan
c. Merencanakan tindakan keperawatan
d. Melaksanakan tindakan keperawatan
e. Melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan
3. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola pelayanan keperawatan tenaga keperawatan
berwenang :
a. Melakukan pengkajian, menetapkan masalah keperawatan
b. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelayanan keperawatan
c. Mengelola kasus
4. Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti keperawatan berwenang :
a. Melakukan penelitian sesuai dengan standar etika
b. Menggunakan sumber daya pada fasilitas rumah sakit atas izin pimpinan
c. Menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai etika profesi dan ketentuan
perundang-undangan.
Pasal 95
1. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pasal 93 ayat
(1) huruf d hanya dapat diberikan secara tertulis oleh tenaga medis kepada perawat/ bidan
untuk melakukan sesuatu tindakan medis dan mlakukan evaluasi pelaksanaannya.
2. Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara
delegatif atau mandat.
3. Pelimpahan wewenang secara delegatif utuk melakukan sesuatu tindakan medis diberikan
oleh tenaga medis kepada perawat/ bidan disertai pelimpahan tanggung jawab.

PAGE \* MERGEFORMAT 1
4. Pelimpahan wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud dalam pasal 93 ayat (3)
hanya dapat diberikan kepada perawat profesi atau perawat vokasi terlatih memiliki
kompetensi yang diperlukan.
5. Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh tenaga medis kepada perawat/ bidan
untuk melakukan suatu tindakan dibawah pengawasan.
6. Tanggung jawab atas tindakan medis pada pelimpahan wewenang mandat sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) berada pada pemberi pelimpahan wewenang.
7. Dalam melaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) perawat/ bidan berwenang :
a. Melakukan tindakan medis yang sesuai dengan kompetensinya atas pelimpahan
wewenang delegatif tenaga medis.
b. Melakukan tindakan medis dibawah pengawasan atas pelimpahan wewenang mandat.

Bagian Ketujuh
Hak dan Kewajiban

Pasal 96

Perawat/ bidan dalam melaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit berhak :


a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar
pelayanan, standar prosedur, standar prosedur operasional, dan ketentuan perundang-
undangan.
b. Memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari pasien atau keluarganya.
c. Menerima imbalan jasa atas pelayanan keperawatan yang diberikan.
d. Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik, standar
profesi, dan standar prosedur operasional atau ketentuan perundang-undangan
e. Memperoleh fasilitas kerja sesuai kinerja.

Pasal 97
Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit berkewajiban :
a. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik, standar pelayana
keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional dan ketentuan perundag-
undangan
b. Merujuk pasien/ klien yang tidak dapat ditangani kepada perawat atau tenaga medis serta
tenaga kesehatan lain yang lebih tepat sesuai ruang lingkup dan kompetensinya
c. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai standar

PAGE \* MERGEFORMAT 1
d. Memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah dimengerti mengenai
tindakan keperawatan kepada pasien/ klien dan keluarganya sesuai dengan batas
kewenangannya.
e. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga medis maupun tenaga kesehatan
yang lain yang sesuai dengan kempetensi perawat/ bidan

Bagian Kedelapan
Rapat Komite dan Koordinasi

Pasal 98

1. Rapat Komite Keperawatan terdiri dari :rapat rutin, rapat khusus & rapat tahunan
a. Rapat Rutin adalah rapat yang memantau dan mengendalikan seluruh kegiatan komite
keperawatan yang diselenggarakan sekurangnya 10 (sepuluh) kali dalam 1 (satu) tahun.
b. Rapat Khusus bertujuan untuk membahas dan memutuskan segala hal yang di anggap
perlu di luar rapat rutin dan dapat dilaksanakan setiap saat.
c. Rapat Tahunan bertujuan untuk melakukan evaluasi kinerja komite keperawatan selama
setahun dan menetapkan kegiatan tahunan
2. Komite Keperawatan dan Bidang Pelayanan melaksanakan kerja dan koordinasi secara
berkala dan berkesinambungan melalui rapat koordinasi keperawatan.
3. Rapat Koordinasi Keperawatan terdiri dari : Rapat Kerja, Rapat rutin, rapat Pleno dan sidang
tahunan.
Rapat kerja
a. Rapat kerja keperawatan dilaksanakan dalam setahun sekali dan bersifat terbuka
b. Rapat kerja keperawatan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala Bidang
Pelayanan dan dihadiri oleh Sekretaris Komite Keperawatan, Komite Keperawatan Sub
Komite, Kasie Keperawatan, Panitia-panitia Keperawatan dan Kepala Ruang
Keperawatan.
c. Agenda rapat kerja adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam 5 (lima) tahun.

Rapat rutin
a. Rapat rutin Keperawatan dilaksanakan satu kali dalam dua minggu diikuti oleh Bidang
Pelayanan, Kasie Keperawatan, Komite keperawatan dan Kepala Ruang Keperawatan
b. Rapat Rutin Keperawatan dipimpin oleh Kepala Bidang Pelayanan, Kasie Keperawatan
atau Ketua Komite Keperawatan.
c. Agenda Rapat Rutin adalah membahas masalah-masalah harian Keperawatan.
Rapat Pleno
a. Rapat Pleno Keperawatan diadakan sewaktu-waktu bila dibutuhkan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
b. Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala Bidang Pelayanan,
Kasie Keperawatan dan dihadiri oleh Sekretaris Komite Keperawatan, Sub Komite dan
Kasie Keperawatan
c. Agenda Rapat Pleno adalah membahas Persoalan Etik dan disiplin staf Keperawatan
d. Kehadiran Rapat Pleno adalah 100% peserta rapat
Sidang Tahunan
a. Sidang Tahunan Keperawatan diadakan satu kali dalam setahun.
b. Sidang Tahunan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala Bidang
Pelayanan Medis dan Keperawatan, Sub Komite, Kasie Keperawatan, Panitia-panitia
Keperawatan dan Kepala Ruang Keperawatan.
c. Agenda sidang tahunan adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam 1 (satu) tahun
dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun yang lalu
d. Keputusan yang diambil harus disetujui sekurang-kurangnya oleh 2/3 peserta yang hadir

Bagian Kesembilan
Standar Kompetensi

Pasal 99

1. Untuk menjaga keselamatan pasien maka dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya seorang staf keperawatan wajib menjaga standar kompetensi dengan
melakukan uji standar kompetensi sesuai ketentuan kolegium
2. Standar kompetensi harus mengacu kepada standar kompetensi keperawatan atau
pedoman kompetensi rumah sakit
3. Kompetensi meliputi 2 aspek :
4. Kompetensi profesi perawat atau bidan terdiri atas pengetahuan, keterampilan,dan
perilaku profesional
5. Kompetensi fisik dan mental
6. Rumah sakit sebagai penyelenggara uji standar kompetensi staf keperawatan wajib
melakukan verifikasi sertifikat kompetensi terhadap keabsahan buku kompetensi
seseorang dan menetapkan kewenangan klinis untuk melakukan pelayanan keperawatan
dalam lingkup area kekhususan/ spesialisasi tersebut.
7. Seorang staf keperawatan dinyatakan kompeten wajib melalui suatu proses kredensial
yang dilakukan oleh rumah sakit
8. Apabila seorang staf keperawatan dinyatakan kompeten maka rumah sakit berhak
menerbitkan ijin bagi yang bersangkutan untuk melakukan serangkaian pelayanan
keperawatan tertentu di rumah sakit sesuai dengan kewenangan kliniknya’
9. Tanpa adanya kewenangan klinis tersebut seorang staf keperawatan tidak diperkenankan
melakukan pelayanan keperawatan di rumah sakit
PAGE \* MERGEFORMAT 1
10. Luasnya ruang lingkup kewenangan klinis seorang perawat/ bidan dapat berbeda dengan
sesama koleganya dalam spesialisasi yang sama berdasarkan hasil proses kredensial
11. Apabila seorang staf keperawatan telah melakukan pelayanan keperawatan yang
membahayakan pasien maka penugasan klinis seorang staf keperawatan tersebut dapat
diakhiri untuk suatu periode tertentu atau dilakukan modifikasi (peruabahan) terhadap
penugasan klinisnya sehingga yang bersangkutan hanya diperkenankan untuk melakukan
pelayanan keperawatan tertentu atau diakhiri hubungan kerjanya
12. Tatacara usulan pengakhiran dan modifikasi penugasan klinis tersebut diatas ditetapkan
oleh Direktur atas usulkan komite keperawatan yang dituangkan dalam peraturan
tersendiri
13. Apabila dipandang perlu Direktur rumah sakit berhak menentukan kebutuhan dan
penambahan staf keperawatan dalam hal ini Direktur dapat meminta komite keperawatan
untuk melakukan kajian kompetensi terhadap calon staf keperawatan yang dibutuhkan.

Bagian Kesepuluh
Proses Kredensial
Pasal 100
1. Proses kredensial dilaksanakan dengan semangat keterbukaan, adil, objektif, sesuai prosedur
atau ketentuan yang berlaku dan terekomendasi dengan baik
2. Rangkaian kegiatan proses kredensial diatur sebagai berikut :
a. Menyusun mitra bestari
b. Melakukan penilaian kompetensi seorang staf keperawatan yang meminta kewenangan
klinik tertentu
c. Sub Komite Kredensial menyiapkan instrumen meliputi :
1. Kebijakan tentang kredensial dan kewenangan klinis
2. Petunjuk pelaksanaan Jenjang Karir Keperawatan
3. Formulir
3. Ketentuan dan Peraturan Pelaksanaan sebagaimana tercantum dalam pasal ayat 2 tersebut
diatas akan di atur dalam ketentuan tersendiri yang ditetapkan Direktur
4. Pada akhir proses kredensial Komite Keperawatan menerbitkan rekomendasi kepada
Direktur tentang lingkup kewenangan klinis seorang staf keperawatan
BAB X
SUB KOMITE KREDENSIAL, MUTU PROFESI,
ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Pasal 101
1. Sub Komite Kredensial bertugas :
a. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis
b. Menyusun buku putih
PAGE \* MERGEFORMAT 1
c. Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial
d. Merekomendasikan tahapan proses kredensial
e. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis setiap tenaga keperawatan
f. Melakukan kredensial ulang sacara berkala setiap 5 (lima) tahun
g. Membuat laporan seluruh proses kredensial kepada Ketua Komite Keperawatan untuk di
teruskan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Solok Selatan
2. Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana tersebut dalam pasal 27 ayat (1), Sub Komite
Kredensial dapa mengusulkan dibentuknya team Ad Hoc kepada Ketua Komite
Keperawatan
Pasal 102
(1) Sub Komite Mutu Profesi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) huruf b bertugas :
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktek.
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
keperawatan
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
d. Memfasilitasi proses pendampingan tenaga keperawatan sesuai kebutuhan
(2) Dalam Menjalankan tugasnya sebagaimana tersebut dalam pasal 28 ayat (1), sub komite
mutu profesi dapat mengusulkan dibentuknya tim Ad Hoc kepada ketua komite keperawatan
baik insidental atau permanen
Pasal 103
1. Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) huruf c
bertugas :
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalah-
masalah etik dalam kehidupan profesi, asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
e. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis/ surat penugasan klinis
f. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan keperawatan
dan asuhan kebidanan
2. Guna menindak lanjuti rekomendasi dari Sub Komite Etik dan Disiplin sebagaimana
tersebut dalam pasal 29 ayat (1), Komite Keperawatan membentuk panitia Ad Hoc baik
insidental atau permanen
3. Hasil Kerja Panitia Ad Hoc sebagaimana tersebut dalam pasal 29 ayat (2) dibawa dalam
rapat pleno sebagaimana tersebut dalam pasal 26 ayat (4).

Pasal 104

PAGE \* MERGEFORMAT 1
1. Dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan diperlukan standar profesi,
standar pelayanan, standar prosedur operasional dan kebutuhan dasar pasien
2. Memenuhi kebutuhan sebagaimana tersebut dalam pasal 30 ayat (1), Komite Keperawatan
bersama-sama bidang pelayanan keperawatan berkewajiban menyusun :
a. Standar Profesi keperawatan dan kebidanan
b. Standar pelayanan keperawatan dan kebidanan
c. Standar prosedur operasional keperawatan dan kebidanan
3. Dalam keadaan tidak mampu, setiap staf keperawatan berkewajiban melakukan konsultasi
dengan atau merujuk pasien kepada tenaga keperawatan lain yang dianggap lebih mampu

BAB XI
PERUBAHAN PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT

Pasal 105
1. Perubahan Peraturan Internal Rumah Sakit RSUD Solok Selatan dapat dilakukan sesuai
dengan kebutuhan;

PAGE \* MERGEFORMAT 1
2. Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan atas permohonan secara
tertulis dari salah satu hal yang terkait dengan Peraturan Internal Rumah Sakit, yaitu Pemilik,
Direktur Rumah Sakit, Staf Medis, Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Lainnya.

BAB XII
KETENTUAN
PENUTUP
Pasal 106
Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal diundangkan

PAGE \* MERGEFORMAT 1
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
penempatannnya dalam Berita Daerah Kabupaten Solok Selatan.

Ditetapkan di : Solok Selatan


Pada Tanggal : 2022

BUPATI SOLOK SELATAN

KHAIRUNNAS

PAGE \* MERGEFORMAT 1

Anda mungkin juga menyukai