1. Kebijakan fiskal berupa perubahan pajak dan/atau belanja publik mempengaruhi
tingkat permintaan agregat. Selama resesi, pemerintah dapat meningkatkan pengeluaran pemerintah dan/atau mengurangi pajak. Dengan cara ini, permintaan agregat dan juga PDB negara meningkat. Namun bila terjadi sebaliknya, pemerintah dapat mengurangi pengeluaran pemerintah dan/atau menaikkan pajak. Ini mengurangi permintaan agregat dan membantu mengurangi inflasi. 2. Kebijakan moneter dapat mempengaruhi permintaan agregat dengan menyediakan uang. Ketika kebijakan moneter diterapkan meningkatkan jumlah uang beredar, maka likuiditas juga meningkat dan orang memilih untuk membelanjakan dan menggunakan uang. 3. Kebijakan moneter merupakan salah satu kebijakan bank sentral terpenting. Setiap negara memiliki bank sentral yang bertugas mengatur kelancaran perputaran uang di wilayah kedaulatannya. Kebijakan moneter adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka menunjang aktivitas ekonomi melalui berbagai hal yang berkaitan dengan penetapan jumlah peredaran uang di masyarakat. Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ketersediaan uang suatu negara. Karena persediaan uang negara mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi, seperti inflasi, suku bunga bank, dan sebagainya. Oleh sebab itu, penanggung jawab dan pelaksana kebijakan moneter di Indonesia yaitu Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia. Hal ini didasari pada Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 mengenai Kebijakan Moneter Bank Indonesia.
4. Kebijakan diskonto (discount policy)
Diskonto adalah suatu kebijakan dimana terjadi pengurangan dan penambahan jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan cara mengubah diskonto yang dimiliki oleh bank umum. apabila pada suatu kondisi dimana bank sentral telah memperhitungkan bahwasannya jumlah uang yang beredar telah mencapai atau melebihi kebutuhan (termasuk gejala inflasi), maka bank sentral secara otomatis akan mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga dengan hal ini maka jumlah uang yang beredar di masayarakat sedikit demi sedikit akan berkurang, biasanya banyak orang yang berkeinginan untuk menabungkan uangnya di Bank. Contohnya ketika Bank sentral memberlakukan kenaikan dan penurunan suku bunga, hal ini dilakukan untuk menstabilkan jumlah uang yang beredar di masyarakat, ketika terjadi gejala inflasi dimana uang masyarakat yang beredar banyak maka diterapkanlah sistem diskonto kenaikan suku bunga agar masyarakat mau dan tertarik untuk menabung.
5. Pemerintah mengeluarkan kebijakan Subsidi Listrik sebesar Rp1.000/KWH. Tapi
ingin menanggulangi ketimpangan ekonomi yang dimana masyarakat kurang mampu masih kesulitan untuk mendapatkan tenaga listrik dengan harga dibawah Rp600/kWh (Enam Ratus Rupiah per kWh). Cara pemerintah adalah Pemerintah akan belanja lewat APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) untuk memberi potongan harga tersebut dan sudah pasti subsidi ini untuk masyarakat yang kurang mampu.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro