Anda di halaman 1dari 1

Kesehatan merupakan salah satu nikmat paling berharga yang Allah SWT berikan kepada setiap

makhluk di dunia, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Terutama bagi kita manusia. Mengapa?
Tentu hampir semua manusia pernah merasakan yang namanya sakit. Ketika sakit bahkan makanan
yang paling lezat pun tak bisa kita nikmati, minuman kesukaan kita juga mungkin akan terasa
berbeda.

Sejak jaman dahulu hingga era modern ini kita sudah dikenalkan dengan yang namanya obat. Dalam
salah satu hadist Rasulullah SAW disebutkan, jika sakit maka berobatlah. Karena sesungguhnya Allah
SWT tidak menurunkan penyakit, tanpa menurunkan juga obatnya. Kecuali satu penyakit yaitu Tua
(HR.Tirmidzi 2038, dan disahihkan oleh al-Albani dalam Sunan Ibnu Majah 3436).

Ungkapan setiap penyakit ada obatnya bermakna secara umum. Sebab di dunia medis sendiri pun
setiap penyakit selalu ada algoritma terapi nya. Ada perlakuan yang berbeda akan diberikan untuk
masing-masing penyakit. Meskipun dalam dunia medis pula masih terdapat beberapa penyakit yang
belum diketemukan obat nya, tentu karena ilmu pengetahuan manusia yang terbatas. Namun hal
tersebut yang mendasari adanya perkembangan ilmu medis secara kontinyu dan berkesinambungan.

Perkembangan dunia pengobatan baik kimia atau sintesis maupun herbal masih akan terus berjalan.
Senyawa kimia dengan rumus-rumus baru selalu ditemukan, bahkan hingga penelitian mengenai
pemanfaatan tanaman yang berkhasiat sebagai obat juga terus mengalami perkembangan.

Beberapa tanaman yang mungkin kita kenal sebagai bumbu dapur seperti seledri (Apium Graveolens)
yang dapat menurunkan tekanan darah hingga tanaman yang kerap tumbuh di halaman seperti
kumis kucing (Orthosiphon Aristatus) juga dapat menurunkan tekanan darah atau tanaman meniran
(Phyllanthus Niruri) yang berfungsi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh merupakan
beberapa contoh tanaman yang telah melewati uji klinis pada manusia dan menjadi obat golongan
fitofarmaka.

Segala sesuatu pada dasarnya akan menjadi obat ketika berada pada dosis yang tepat, dan justru bisa
berpotensi sebagai racun ketika berada dosis yang tidak tepat.

Bahkan termasuk air minum yang kita perlukan setiap hari tentu ada dosis atau takarannya. Ketika
takarannya kurang dari yang kita perlukan maka bisa dehidrasi, sebaliknya jika air yang kita minum
berlebihan mungkin bisa mengalami overhidrasi yang mana tentu sangat berbahaya untuk tubuh.

Ungkapan yang bermakna baik lainnya seperti makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang
juga merupakan pola untuk menjaga dosis atau takaran itu tadi. Dimana tubuh mengolah asupan-
asupan dari luar dengan kapasitas yang wajar.

Bahkan dalam agama islam, serta di agama lain pun juga diajarkan untuk berpuasa. Puasa juga
termasuk suatu mekanisme untuk memberikan pengaturan asupan ke dalam tubuh. Tak heran jika
tokoh-tokoh filsuf besar seperti Hippocrates, Plato, Socrates, Aristoteles dan Galen semuanya
memuji manfaat puasa.

Anda mungkin juga menyukai