The United Kingdom first reported an unexpected significant increase in cases of severe
acute hepatitis of unknown origin in young, generally previously healthy children. An
unexpected increase of such cases has now been reported by several other countries. To
prevent this mysterious hepatitis, we need to maintain cleanliness and good health
conditions, one of which is by using hepatoprotector. Medicinal plants play an important
role in maintaining health and survival of humans and animals. Villagers use curcuma
xanthoriza and Acanthus ilicifolius to maintain liver health. As a doctor, you was expected to
give an evidence based explanation on fruitful literatures such as traditional medicine
books. If the medicinal plants proven having efficacy, it will be formulated as new potential
drug in the future. The villagers sometimes also use complementary medicine like cupping
and accupuncture. However the applications of the traditional and complimentary medicine
have to follow the government regulations.
Terminologi :
1. Hepatitis / hepatitis akut (acute hepatitis)
Istilah hepatitis dipakai untuk semua jenis peradangan pada sel-sel hati, yang bisa
disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk obt
tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebihan, penyakit autoimmune. Ada 5
jenis hepatitis yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Antara yang satu dengan yang lain
tidak saling berhubungan. (infodatin situasi dan analisis hepatitis)
Penyakit hepatitis adalah peradangan pada hati berupa peradangan (sel) hati.
Peradangan ini ditandai dengan meningkatnya kadar enzim hati. Peningkatan ini
disebebakan adanya gangguan atau kerusakan memberan hati (repository unimus)
2. Hepatoprotektor
Hepatoprotektor adalah suatu senyawa yang dapat memberikan perlindungan pada
hati dari kerusakan hati.
Hepatoprotektor (pelindung hati) adalah istilah yang diberikan pada produk yang
dipasarkan untuk melindungi hati dan/atau memulihkan hati yang telah dirusak oleh
racun, obat atau penyakit.
Terapi Komplementer adalah pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari
negara yang bersangkutan. Misalnya, jamu bukan termasuk pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional (WHO).
7. Bekam (cupping)
Bekam merupakan salah satu pelayanan kesehatan tradisional yang sedang
berkembang di masyarakat Indonesia. Pelayanan kesehatan tradisional ini
merupakan salah satu perawatan kesehatan tertua di dunia: berusia ribuan tahun
dan telah dipraktikkan oleh berbagai macam peradaban besar kuno di dunia,
termasuk Mesir, Persia, Babilonia, Cina, India, Yunani dan Romawi. Oleh karena itu,
tidak mengherankan jika bekam diminati oleh semua kalangan. Terapi bekam sendiri
terbagi menjadi dua jenis, yakni bekam basah dan bekam kering. Yang membedakan
antara bekam basah dan bekam kering adalah keberadaan darah yang dikeluarkan.
Bekam adalah suatu metode pengobatan dengan menggunakan tabung atau gelas
yang ditelungkupkan pada permukaan kulit agar menimbulkan bendungan lokal. Hal
ini disebabkan oleh tekanan negatif dalam tabung , agar terjadi pengumpulan darah
lokal. Kemudian darahtersebut dikeluarkan dari kulit dengan dihisap, dengan tujuan
meningkatkan sirkulasi energi chi dan darah, menimbulkan efek analgetik
(menghilangkan nyeri), mengurangi pembengkakan, serta mengusir pathogen angin
baik dingin maupun lembab
Bekam adalah pengobatan dengan cara menghisap permukaan kulit, sehingga darah
dan segala sesuatu yang berada di bawah kulit akan ikut tersedot dan membanjiri
daerah yang dihisap tersebut, dan terjadilah “fenomena pengumpulan darah
8. Akupuntur (accupuncture)
Akupunktur berasal dari kata acus yang memiliki arti jarum dan puncture yang
berarti tusuk. Akupunktur merupakan salah satu pengobatan dengan cara
menusukkan jarum ke titiktitik aku punktur di dalam tubuh.
Akupuntur adalah teknik pengobatan Cina kuno dengan menggunakan jarum yang
sangat tipis untuk merangsang titik tertentu di tubuh. Akupuntur dilakukan dengan
keyakinan bahwa setiap titik yang ada di tubuh memiliki hubungan tersendiri dengan
penyakit tertentu, sehingga dengan merangsang titik tertentu, penyakit yang
berhubungan dengan titik tersebut dapat disembuhkan. Akupuntur dipercaya dapat
mengembalikan keseimbangan energi tubuh, oleh karena itu terapi ini paling efektif
untuk menangani nyeri kronis, mual, pusing, dan muntah. Sebagai jenis terapi yang
efektif untuk menghilangkan rasa sakit, akupuntur banyak digunakan untuk
mengobati sakit kepala kronis, nyeri pada bagian bawah punggung, dan pengapuran
sendi lutut. Akupuntur juga dipercaya dapat menangani gejala kanker.
Rumusan masalah :
1. Apa manfaat hepatoprotektor ?
Penggunaan obat golongan hepatoprotektor bertujuan untuk menjaga fungsi sel-sel
hati dan membantu mempercepat penyembuhan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sirait (2014), menjelaskan bahwa terdapat pengaruh
pemberian dekok rimpang temulawak dalam mencegah kerusakan hepar tikus jantan
dewasa galur Sprague dawley yang diinduksi aspirin. Pemberian dekok rimpang
temulawak dengan dosis 2,6 g/kgBB dan 5,2 g/kgBB memiliki efekhepatoprotektif
terhadap hepar tikus yang diinduksi aspirin dibandingkan dengan kelompok yang
hanya diberidekok rimpang temulawak dosis 1,3 g/kgBB
Hasil penelitian Majid pada tahun 2009, menyatakan bahwa di bawah kulit, otot,
maupun fascia terdapat suatu poin atau titik yang mempunyai sifat istimewa. Antara
poin satu dengan poin lainnya saling berhubungan membujur dan melintang
membentuk jaring-jaring (jala). Jala ini dapat disamakan dengan meridian.
Dengan adanya jala maka ada hubungan yang erat antar bagian tubuh, sehingga
membentuk satu kesatuan yang tak terpisahkan dan dapat bereaksi secara serentak.
Kelainan yang terjadi pada satu poin dapat menular dan memengaruhi poin lainnya.
Pengobatan pada satu titik juga bisa mengobati titik yang lain.
Adapun penelitian yang dilakukan Hana pada tahun 2008, menyatakan bahwa
prinsip
bekam sama dengan prinsip akupunktur dan akupresur. Pada bekam basah terjadi
pengeluaran darah, sedangkan pada akupunktur dan akupresur menggunakan
penekanan dan stimulasi pada titik tertentu untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Pengeluaran darah (blood letting) itu sebenarnya merupakan salah satu teknik
akupunktur tertua. Terapi bekam dilakukan pada area tertentu yang memiliki
kesamaan dengan titik meridian.
Ada beberapa teori yang menjelaskan mekanisme bekam, di antaranya teori Taibah
dan teori Traditional Chinese Medicine (TCM). Menurut teori Taibah, terapi bekam
merupakan sebuah tindakan bedah minor, di mana tekanan negatif (kekuatan isap)
yang dilakukan di permukaan kulit menggunakan cup mengakibatkan kulit terisap ke
dalam cup. Karena tekanan negatif ini membuat laju filtrasi kapiler menuju daerah
cupping meningkat dan menurunkan absorbsi di kapiler vena yang meninggalkan
daerah cupping. Peningkatan filtrasi kapiler-kapiler kulit ini menyebabkan banyaknya
cairan dan zat-zat berbahaya yang terfiltrasi menumpuk di daerah cupping. Selain
itu, tekanan negatif ini juga akan mengumpulkan cairan limfe dan interstisial di
daerah cupping. Subtansi kimia, mediator inflamasi, dan mediator nyeri akan
merangsang ujung-ujung saraf sensoris di daerah cupping dan memutus adhesi
jaringan, sehingga rasa nyeri berkurang. Tindakan dengan perlukaan pada daerah
cupping akan membuka barrier kulit untuk mengeluarkan cairan bersama zat-zat
berbahaya dan mencegah absorbsinya di ujung kapiler vena. Tindakan dengan
perlukaan pada daerah cupping ini mengakibatkan peningkatan pembersihan plasma
darah dari material-material penyebab penyakit, seperti radikal bebas, kolesterol,
dan zat-zat berbahaya lainnya. Setelah dilakukan tindakan dengan perlukaan,
tekanan negatif kembali diulang menggunakan cupping pada daerah tersebut.
Tekanan negatif yang kedua kalinya ini mengakibatkan seluruh cairan yang
terkumpul (bersama zat-zat berbahaya) keluar, sehingga seluruh cairan yang
terkumpul pada area cupping habis. Pada tindakan cupping kedua, terjadi gradien
tekanan yang sangat besar di ujung kapiler arteriol dan venula yang menyebabkan
filtrasi pada kedua ujung kapiler tersebut.
Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan pembersihan plasma darah, yang
ditandai dengan timbulnya luka pada jaringan tersebut. Luka tersebut secara
fisiologis akan membaik karena proses hemostasis tubuh. Hemostasis fisiologi ini
ditandai dengan munculnya cairan interstisial melalui filtrasi pada arteriol kapiler
kulit setelah pembersihan cairan yang berisi zat-zat berbahaya sebelumnya.
Bila suatu titik akupunktur dirangsang maka secara subyektif akan dirasakan:
1. Nyeri tajam (serabut saraf A-group delta)
2. Nyeri tumpul (serabut saraf C)
3. Rasa berat (serabut korpuskel peka tekanan)
4. Rasa pembengkakan (terpengaruhnya mikrosirkulasi dan peninggian permeabilitas
)
5. Korona kemerah-merahan sekitar jarum masuk (dilatasi mikrosirkulasi)
6. Rasa hangat sekitar jarum masuk (Peningkatan mikrosirkulasi)
7. Perangsangan lebih lanjut akan menimbulkan peninggian ambang nyeri dan
apabila
diteruskan akan timbul efek analgetik di daerah yang jauh dari titik yang dirangsang.
Fenomena ini berlangsung selama lebih kurang 48 jam yaitu waktu yang dibutuhkan
tubuh menyembuhkan luka tusukan. Degenerasi aksonal atau demielinisasi
segmental menyebabkan saraf yang rusak menjadi peka berlebihan terhadap
asetilkolin. Arus listrik searah yang dihasilkan penjaruman mengurangi kepekaan
tersebut, dan memicu proses regenerasi saraf.
2. Efek sistemik
a. Efek analgetik
Efek analgetik tindakan akupunktur dimediasi oleh endorfin atau oleh serotonin.
Pada rangsangan yang lama dan kuat, dapat menimbulkan Stress induced analgesia,
yang tidak dapat dihilangkan oleh nalokson atau sinanserin, tetapi dapat dihilangkan
oleh deksametason. Penjaruman lokasi bukan titik akupunktur tidak menimbulkan
efek analgesi, karena rangsang penjaruman itu tidak menuju substansia grisea
periakuaduktus, sebagaimana rangsang titik akupunktur; tetapi menuju ke
hipotalamus posterior dan nukleus sentromedian lateralis talami (bagian dari
analgesia inhibitory system) dgn mediator kolesistokinin, suatu antagonis opiat
endogen yg akan menduduki reseptor opiat di substansia grisea periakuaduktus.
b. Efek regulasi
Tubuh manusia mempunyai kecenderungan mempertahankan homeostasis yang
melibatkan : Sistem saraf, endokrin, dan mediator kimiawi
6. Apa saja proses yang harus ditempuh dalam penggembangan obat baru?