Laporan Rancangan Pelatihan
Laporan Rancangan Pelatihan
Kelompok 1
Anggota:
Adji Sumantri (1006688514)
Aisyah Aulia Putri (1106081884)
Ayu Karlina (1106020623)
Desita Ramadani (1106082174)
Putri Miftahul Jannah (1106006386)
Rika Noor Athari (1106057544)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, DESEMBER 2014
BAB I
PENDAHULUAN
II.1 Asertif
Bishop (2010) menyatakan bahwa,
“Assertiveness is about effective communication and this
does not just mean choosing the right words to say in a given
situation. Tone of voice, intonation, volume, facial
expression, gesture and body language all play a part in the
message you are sending to the other person, and unless all
parts of the equation match, you will be sending a garbled
message (p. 1)”
Perilaku asertif merupakan salah satu bentuk komunikasi efektif dimana dalam
komunikasi asertif tersebut individu memperhatikan tidak hanya peduli dengan pilihan
kata yang digunakan tetapi juga berbagai aspek penting lainnya. Tanpa adanya nada
suara, intonasi, volume suara, ekspresi wajah, gestur dan bahasa tubuh yang tidak
sesuai, maka pesan yang disampaikan dapat dipahami lawan bicara atau bahkan
berubah makna (Bishop, 2010).
Bishop (2010) menjelaskan bahwa individu yang asertif merupakan individu
yang mampu menampilkan atau mengekspresikan diri dengan penuh keyakinan tanpa
perlu bersikap pasif, agresif maupun manipulatif. Individu asertif juga memiliki
self-awareness yang lebih tinggi. Dengan self-awareness yang tinggi, mereka mampu
mengenal seperti apa dirinya yang sebenarnya dan bertanggung jawab atas diri sendiri.
Individu yang asertif terlihat dari kemampuannya untuk mengekspresikan pendapat dan
perasaan secara jujur kepada orang lain. individu yang demikian yakin bahwa dia tidak
akan didominasi, dieksploitasi atau dipaksa melawan keinginan sendiri.
Selain itu, perilaku asertif juga terlihat pada individu yang mendengarkan dan
merespon kebutuhan orang lain tanpa harus mengorbankan hak, prinsip-prinsip dan
kebutuhan diri sendiri. Individu asertif senantiasa meningkatkan keterampilan
interpersonal mereka dengan membentuk komunikasi yang efektif dan mengendalikan
stres dengan penanganan yang tepat ketika menghadapi suatu masalah (Bishop, 2010).
Bishop (2010) juga menambahkan individu yang asertif akan mengarahkan
komunikasi pada win-win situations dimana kedua belah pihak sama-sama berada di
posisi yang baik dan menguntungkan.
4. Tricky situation.
Tricky situation menjelaskan bagaimana individu mampu melihat konflik dan
bagaimana untuk mengubah stuasi negatif menjadi interaksi positif.
A. Peralatan
● 21 bangku bermeja, yang terdiri dari 15 bangku untuk peserta dan 6 bangku
cadangan
● 1 meja besar untuk menaruh laptop 2 Laptop berisi tayangan materi
● 1 perangkat microphone dan pengeras suara
● 15 nametag untuk tanda pengenal peserta
● 1 flipchart untuk mencatat refleksi peserta saat RO
● 1 spidolmarker berwarna hitam untuk menulis refleksi peserta RO
● 1 spidolmarker berwarna biru untuk menulis refleksi peserta RO
● 1 spidolmarker berwarna merah untuk menulis refleksi peserta RO
● 15 pulpen yang akan diberikan kepada peserta untuk menulis catatan di lembar
handout
B. Instrumen Tertulis
● 15 kartu instruksi untuk pemeran role play
● 15 bundel handout presentasi materi sesi pelatihan yang akan diberikan di saat
abstract conceptualization (AC).
C. Alat Bantu
● 1 LCD
● 1 white screen
● Pointer laser untuk membantu pemandu mempresentasikan materi
● 2 buah wireless microphone, 1 microphone digunakan pemandu dan 1
microphone untuk peserta yang menjawab pertanyaan saat RO
● Materi yang ditayangkan dalam bentuk Power Point Presentation
● 1 proyektor untuk menampilkan materi
● 2 buah audiospeaker sebagai pengeras suara
Evidence Pertanyaan
Evidence Pertanyaan
Evidence Pertanyaan
Evidence Pertanyaan
- Diam ketika ditanya mengenai Apakah dalam diskusi tidak ada yang
pendapatnya. menjawab? Atau hanya menyetujui
- Menyetujui pendapat orang lain pendapat anggota lain tanpa adanya
tanpa menyatakan pendapat sendiri. jawaban dari dirinya?
- Mengangguk-anggukkan kepala Probing : sapa pendapat kamu mengenai
pada setiap pendapat yang disampaikan orang tersebut?
orang lain.
Tidak terlibat dalam interaksi kelompok. Bagaimana ekspresi yang muncul dari
anggota kelompok dalam menjawab dan
menanggapi pendapat dari anggota
kelompok?
- Tidak berusaha menyatakan Apakah ada yang diam atau ikut dengan
pendapat sendiri. pendapat anggota lain?
- Mengatakan kata “terserah”, “ya Probing : menurut kalian apakah hal itu
udah”. baik untuk dilakukan?
Evidence Pertanyaan
Apa kesimpulannya?
Setelah proses tanya jawab yang dilakukan selama RO, di akhir sesi pemandu
menyimpulkan bahwa making and refusing request yang baik dan tanpa menyinggung
orang lain adalah dengan menyatakan permintaan dan penolakan pribadi secara asertif.
B. Instruksi
Pembagian kelompok kecil peserta telah ditetapkan oleh pemandu secara acak.
Setelah pemandu menyebutkan nama setiap anggota kelompok, pemandu
menginstruksikan peserta untuk berkumpul sesuai dengan kelompok yang sudah
ditentukan. Setelah peserta berkumpul dan berada di posisi yang nyaman, pemandu
memberikan instruksi umum kepada seluruh peserta secara lisan. Instruksi yang
disampaikan pemandu adalah:
“Masing-masing kelompok akan bermain peran sebagai anggota kelompok
untuk tugas akhir pelajaran kesenian dan keterampilan. Anda sedang
berkumpul dengan seluruh anggota kelompok untuk mendiskusikan
rancangan tugas akhir mata pelajaran tersebut. Anda melakukan
brainstorming ide menarik untuk tugas akhir Anda, dengan koordinasi
seorang ketua kelompok. Sebelum Anda memulai kegiatan bermain peran,
saya akan membagikan instruksi pada setiap anggota kelompok.”
http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi-0432
http://www.zfxg.com/xl/news/edit/uploadfile/20125/2012-5-22-10-38-26.pdf.
22(3), 364-382
Eitington, J. (2002) The Winning Trainer: Winning Ways to Involve People in Learning.
Woburn: Butterworth–Heinemann.
Mestry, R., Merwe, M. V. D., & Squelch, J. (2006). Bystander Behaviour of School
Novalia, & Daykisni, T. (2013). Perilaku asertif dan kecenderungan menjadi korban
November 2014
Papalia, D., & Feldman R. (2011). Experience Human Development Twelfth Ed. New
York: McGraw-Hill.
http://thejakartaglobe.beritasatu.com/archive/bullying-in-schools-a-worry-in-in
dari http://m.thejakartapost.com/news/2014/09/29/bullying-tradition-going-
http://edukasi.kompas.com/read/2011/12/23/09443360/Bullying.Masih.Jadi.M