Disusun oleh:
Mohamad akbar gumelar
(221FF03057)
Stamper
Sudip
Kalkulator
Kertas
saring
Bahan
Etiket
dan
Label
Resep
Dokter
Hidroco
rtison
Cr dan
Oint
Sacch
Lactis
CTM
Tisue
Sarung
Tangan
Masker
V. Prosedur Kerja
Prosedur
Langkah selanjutnya dilakukan sebagai berikut:
VI. Hasil Praktikum
No keterangan Gambar
1 Skrining Resep
Skrining resep
Check Drug Related Problem
Kriteria pemeriksaan
List (DRP)/Medication Eror
Nama Dokter
Persyaratan administratif
SIP
Tanggal Penulisan Resep
Tanda Tangan/Paraf
BB dan Jenis Kelamin Pasien tidak
Penulis Resep
ada.
Nama, Alamat, Umur, Berat
Konfirmasi pada pasien
Badan, dan Jenis Kelamin Pasien
Nama Obat Potensi, Dosis, Jumlah
Pengkajian resep
Yang Diminta
Cara Pemakaian Yang Jelas
Bentuk Sediaan
Dosis Obat
Farmasetik
Kesesuain
Potensi Obat
Stabilitas
Inkompatibilitas
Cara dan Lama Pemberian
Adanya Alergi
Efek Samping
Pertimbangan
Interaksi
klinis
CTM
Penyiapan
3
sediaan
Hydrocortisone
Saccharum lactis
Penimbangan
4
SL 50mg
Memasukan
Sebagian SL ke
dalam mortir
5
untuk melapisi
pori pori mortir
lalu di gerus
Memasukan
CTM sebanyak
6 2,5 tablet sesuai
dengan
perhitungan
Setelah CTM di
masukan di
gerus lalu,
masukan SL
7
yang belum di
masukan lalu di
gerus ad
homogen
Pembagian obat
ke kertas
8
perkamen
sebanyak 10
Pembungkusan
sediaan obat
9
yang sudah di
racik
10 Eso
11 Meso
12 PIO
Sediaan obat
yang sudah di
13
beri etiket putih
dan biru
Copy resep
untuk menebus
14
Sebagian obat
yang kurang
Dokumentasi/
15
Data PIO
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai compunding dan
dispending, yang bertujuan untuk melakukan pengkajian
Resep, coumpounding dan dispending yang terdiri dari
penyiapan, penyerahan dan pemberian KIE dan pemberian
etiket copy resep. Hal pertama yang di lakukan yaitu Skrining
resep, pengkajian resep, pengkajian resep terdiri dari beberapa
bagian yaitu persyaratan administrasi, kesesuain farmasetika
dan pertimbangan klinis.
VIII. Kesimpulan
Dari hasil yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa sudah terlatihan dalam melakukan pengkajian
resep , yaitu dimulai dari pengkajian administrasi, pengkajian
farmasetika dan pengkajian klinis. Sudah mampu melakukan
compounding yaitu peracikan suatu obat dan dispensing yang
terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian KIE.
Pemberian etiket berdasarkan warna, dimana untuk warna biru
yaitu untuk obat luar/tidak melalui tenggorokan dan untuk
yang berwarna putih untuk obat dalam/melalui tenggorokan.
IX. Daftar Pustaka
Anderson R.W. et.al, Risk of Handling Injectable Antineoplastic
Agents. Am.J.Hosp.Pharm.,1982, 39:1881-1887
Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. P. 25.
Anonim. 1980. Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1980
tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No.
26 tahun 1965 tentang
Anonim. 2004. Keputusan Mentri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Jakarta: Direktorat Jendral Yanfar dan Alkes Depkes
RI.
Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Aseptic Dispensing, Dr. Mohd. Baidi Bahari. Associate
Professor of Clinical Pharmacy. School of
Pharmaceutical Sciences. University sains Malaysia.
ASHP, Study Guide, Safe Handling of Cytotoxic and Hazardous
Drugs, 1990.
Berpotensi Menimbulkan Medication Error di Rumah Sakit dan
10 Apotek di Yogyakarta. Yogyakarta
Dwiprahasto Iwan, Erna Kristin. 2008. Intervensi Pelatihan
untuk Meminimalkan Risiko Medication Error di
Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. Jurnal Berkala
Ilmu Kedokteran
Hartayu, T.S, dan Widayati, A. Kajian Kelengkapan Resep
Pediatri yang Injectable Drug Administration Guide.
UCL Hospitals. The Pharmacy Department.
University College London Hospitals. 2000.
Kemenkes. 2019. Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2019
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Apotik.
Khairunnisa, dkk. 2013. Laporan Penelitian: Kelengkapan
Persyaratan dan Kesalahan Penulisan Resep Pada
Apotek – Apotek di Kota Medan.