Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia (JPTI) DOI: https://doi.org/10.52436/1.jpti.

42
Vol. 1, No. 5, Mei 2021, Hal. 199-208 p-ISSN: 2775-4227
e-ISSN: 2775-4219

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAYANAN SURAT KETERANGAN


BERBASIS WEB
(Studi Kasus : Desa Dawungan Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen)
Wihda Nashir Fathoni*1, Maryam2
1,2
Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: 1nashirsragen2016@gmail.com, 2mar290@ums.ac.id

Abstrak

Kantor Desa Dawungan merupakan instansi Pemerintahan di Desa Dawungan, Kecamatan Masaran, Kabupaten
Sragen. Pembuatan surat keterangan merupakan salah satu pelayanan yang dilakukan Pemerintah Desa
Dawungan terhadap masyarakat. Selama ini proses pembuatan surat keterangan masih dilakukan secara manual,
masyarakat datang ke Kantor Desa untuk mengurus surat keterangan dan verifikasi oleh petugas. Sering kali
masyarakat perlu berulang kali menuju Kantor Desa karena kurangnya beberapa persyaratan. Terbatasnya jam
layanan kantor, menjadikan pelayanan ini kurang efektif dan efisien. Tujuan yaitu membangun sistem informasi
pelayanan surat keterangan berbasis web. Sistem dikembangkan menggunakan metode waterfall, melalui lima
tahapan yaitu Requirement Analysis, Design, Coding, Testing, dan Implementation. Sistem dibangun
menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan framework Codeigniter dan database MySQL. Hasil pengujian
blackbox menyatakan bahwa jalannya fungsi sistem memperoleh hasil valid. Sedangkan pengujian SUS (System
Usability Scale) mendapatkan nilai 72,2% yang masuk dalam kategori nilai acceptable. Sistem ini mampu
memudahkan petugas kantor desa dalam melakukan pelayanan surat keterangan, meringkas waktu pekerjaan,
masyarakat mampu membuat surat keterangan secara mudah dengan input data sesuai kebutuhan dan dapat
diakses secara online di website.
Kata Kunci : Pelayanan Surat Keterangan, Sistem Informasi, Web, Waterfall, Blackbox, SUS

DESIGN AND BUILD INFORMATION SYSTEM WEB-BASED DESCRIPTION


SERVICES
(Case Study: Dawungan Village, Masaran District, Sragen Regency)
Abstract

The Dawungan Village Office is a government agency in Dawungan Village, Masaran District, Sragen Regency.
Making a certificate is one of the services provided by the Dawungan Village Government to the community. So
far, the process of making a certificate is still done manually, the community comes to the Village Office to take
care of the certificate and verification by the officer. Often times the community needs to repeatedly go to the
Village Office due to the lack of several requirements. Limited office service hours make this service less
effective and efficient. The purpose is to build a web-based information service information system. The system
was developed using the waterfall method, through five stages, namely Requirement Analysis, Design, Coding,
Testing, and Implementation. The system was built using the PHP programming language with Codeigniter
framework and MySQL database. The blackbox test results state that the running of the system functions obtains
valid results. Meanwhile, the SUS (System Usability Scale) test got a value of 72.2% which is considered an
acceptable value. This system is able to make it easier for village office officers to provide certificate services,
summarize work time, the community is able to make certificates easily by inputting data as needed and can be
accessed online on the website.
Keywords: Certificate Services, Information Systems, Web, Waterfall, Blackbox, SUS

1. PENDAHULUAN
Pemerintah Desa Dawungan terletak di Desa Dawungan, Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen,
Provinsi Jawa Tengah. Kondisi geografis Desa Dawungan didominasi dengan pemukiman penduduk dan sawah.
Kantor Pemerintah Desa Dawungan menjalankan fungsinya sebagai pusat administrasi Desa Dawungan.

199
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia (JPTI) p-ISSN: 2775-4227
e-ISSN: 2775-4219

Dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan dibantu beberapa perangkat desa guna memaksimalkan pengayoman
terhadap masyarakat. Desa Dawungan merupakan desa yang sudah ditunjang dengan sarana internet yang
memadai. Hal ini mampu menunjang pelayanan adminitrasi menjadi lebih baik dan cepat. Berkaitan dengan
adminitrasi surat, Kantor Desa Dawungan melayanai pebuatan surat keterangan dari pegajuan masyarakat.
Sistem pembuatan dan pengajuan surat masih manual. Mulai dari pemohon menuju Kantor Desa, menemui
perangkat desa bagian pembuatan surat, Petugas memasukkan data data pemohon, mencetakan dan diberikan
stempel serta ditandatangani oleh Kepala Desa. Namun, seiring berjalannya waktu sistem ini mengalami
kendala, diantaranya terbatasnya waktu pelayanan pada jam kerja kantor, tidak adanya pemeberitahuan
mengenai berkas-berkas yang perlu disiapkan untuk pembuatan surat keterangan, sampai kendala tidak
masuknya perangkat desa yang mengurusi pembuatan surat keterangan. Sehingga masyarakat harus menuju
Kantor Desa berulang kali, hal ini menghabiskan banyak waktu dan belum termasuk waktu tunggu ketika antri
pembuatan surat keterangan.
Perkembangan zaman seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi menjadikan tatanan dalam masyarakat
serba cepat dan mudah. Pemerintah Indonesia sudah memulai sistem e-goverment. Impelementasi e-goverment
tidak hanya di laksanakan di pemerintah daerah, namun juga di Pemerintah Desa. Penerapan e-goverment di
pemerintah desa, memudahkan masyarakat mendapatkan informasi terkait desa dan pelayanan pembuatan surat
keterangan. Sistem pelayanan surat keterangan keterangan dapat mengurangi kesalahan dalam pengumpulan
persyaratan pembuatan surat keterangan [1]. E-goverment mampu menyeragamkan alur pelayanan pembuatan
surat keterangan di berbagai pemerintah desa. Faktor –faktor yang menentukan keberhasilan penerapan e-
goverment di bidang pelayanan admistrasi berbasis IT, diantaranya Sumber Daya Manusia (SDM), Standard
Layanan Administrasi Desa/Kelurahan, Kelembagaan; Anggaran; Pelayanan IT dan Sarana dan Prasarana [2].
Pelayanan pembuatan surat keterangan berbasis website, yaitu masyarakat mengirimkan surat
permohonan dalam bentuk isian formulir di website Pemerintah Desa yang dapat diakses melalui internet. Yang
mana, sistem ini dapat diakses 24 jam dan tidak memerlukan sistem antrian langsung, namun hanya menunggu
surat diproses oleh perangkat desa dan akan muncul pemberitahuan di sistem. Untuk mengakses pembuatan surat
keterangan masyarakat akan diminta memasukkan nomor NIK dan memenuhi persyaratan pendukung
pembuatan surat keterangan [3]. Pembuatan sistem pelayanan surat keterangan berbasis online ini sudah
disesuaikan dengan format surat standart pemerintah. Perangkat desa bertugas memvalidasi surat keterangan dan
diajukan oleh masyarakat dan memastikan tidak adanya duplikasi dan penyalahgunaan surat keterangan tersebut.
Sistem yang sama telah diterapkan pada Desa Menturus, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang
merpakan salah satu desa. Perangkat Desa dalam menjalankan tugasnya kini menggunakan layanan aplikasi
dalam bentuk web. Yang terdiri dari 2 sisi yaitu sisi server dan sisi client. Dalam prosesnya, client akan diminta
mengisi data dalam form yang telah disediakan di web. Kemudian data akan dikirim ke server untuk ditindak
lanjuti [4]. Sistem informasi pembuatan surat berbasis online juga diterapkan di Desa Pangkalan Batang di
Kecamatan Bengkalis dengan menggunakan Framework Laravel. Sistem ini memudahkan pelayanan terhadap
pembuatan surat keterangan dari pengajuan masyarakat. Metode pembuatan menggunakan model Waterfall serta
didukung dengan software bahasa pemrograman PHP, PhpMyAdmin, Framework CodeIgniter, XAMPP dan
database MySQL. Sedangkan dalam prosesnya masyarakat diminta untuk login dalam website desa dengan
menggunakan NIK. Kemudian mengisi data dalam form. Selanjutnya surat akan di verifikasi dan dicetak oleh
petugas desa [5].
Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti mengimplementasikan Sistem Pelayanan Surat Berbasis
Web pada Desa Dawungan, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Perbedaan yang terdapat pada sistem
sebelumnya dengan sistem peneliti ialah terdapat informasi terkait berkas yang diperlukan dalam pembuatan
surat keterangan serta terdapat notifikasi yang menunjukkan proses pengajuan surat keterangan dari masyarakat.

2. METODE
Metode Waterfall merupakan metode yang sering digunakan dalam pembuatan software [6]. Siklus
waterfall yang di terapkan memiliki lima tahapan yaitu Requirement Analysis, Design, Coding, Testing, dan
Implementation. Siklus waterfall dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1, dapat dijelaskan lebih
detil tentang tahapan-tahapan tersebut.
A. Requirement Analysis
Requirement Analysis merupakan tahapan pengumpulan data guna memenuhi fungsi yang dapat
dijalankan di sistem. Tahap ini dibagi menjadi 2 yaitu analisis kebutuhan fungsional dan analisis kebutuhan non-
fungsional. Analisis fungsional berhubungan dengan fungsi yang dijalankan oleh sistem sedangkan analisis non-
fungsional berhubungan dengan perangkat kebutuhan sistem, baik software maupun hardware [7].
Analisis kebutuhan sistem pelayanan surat keterangan dapat didefinisikan sebagai berikut :
a) Kebutuhan Fungsional
1. Sistem memiliki fitur login

200
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia (JPTI) DOI: https://doi.org/10.52436/1.jpti.42
Vol. 1, No. 5, Mei 2021, Hal. 199-208 p-ISSN: 2775-4227
e-ISSN: 2775-4219

2. Sistem memiliki fitur pilihan surat keterangan


3. Sistem memiliki fitur mengisi form pendataan
4. Sistem memiliki fitur mengirim form pendataan
5. Sistem memiiki fitur notifikasi proses pengajuan
6. Sistem memiliki fitur membuat surat kelahiran
7. Sistem memiliki fitur membuat surat ktp baru
8. Sistem memiliki fitur membuat surat kematian
9. Sistem memiliki fitur membuat surat pindah domisili

b. Kebutuhan Non-Fungsional
Kebutuhan non fungsional yang dibutuhkan untuk implementasi sistem adalah sumber daya manusia
sebagai admin pengelola. Kebutuhan hardware seperti laptop atau PC dengan spesifikasi minimal core i3, ram 4
gb, hardisk 500gb dan printer untuk mencetak laporan. Kebutuhan software seperti web browser (Mozilla
Firefox, Google Chrome atau Interrnet Explorer), XAMPP Control Panel, Windows 10. Kebutuhan pembuatan
dan pengembangan sistem menggunakan software Framework CodeIgniter dan Visual Studio Code.

Gambar 1. Metode Waterfall

B. Design
Perancangan sistem menggunakan UML (Unifield Modelling Language) adalah suatu metode permodelan
secara visual yang berfungsi sebagai sarana perancangan sistem berorientasi objek. Hal ini dilakukan untuk
mengentahui kebutuhan yang dapat dilakukan oleh admin seperti input, edit, delete, dan view. Menggunakan
Use Case, ER Diagram dan Activity Diagram [8],

Gambar 2. Use Case Diagram

201
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia (JPTI) p-ISSN: 2775-4227
e-ISSN: 2775-4219

Gambar 2 mendeskripsikan usecase diagram yang merupakan penjelasan mengenai sistem kinerja
kendali yang dapat dilakukan oleh admin dan user. Admin adalah petugas desa dan user adalah masyarakat.
Admin dapat melakukan login, melihat web, mengelola web dan mengelola surat keterangan. Sedangkan user
dapat melakukan login, melihat web dan membuat surat keterangan.
Activity Diagram merupakan gambaran dari alur sistem yang berjalan. Sehingga akan mempermudah
dalam pembuatan dan pengembangan sistem. Alur dari Activity Diagram. Ditunjukkan pada Gambar 3
menujukan Activity Diagram admin (kiri) dan Activity Diagram user (kanan).

Gambar 3. Activity Diagram Admin dan Activity Diagram User

Activity Diagram Admin berfungsi menggambarkan alur proses yang terjadi dari awal sampai akhir
sistem pada sisi admin. Admin dapat melakukan login, mengelola data, menyimpan dan mencetak surat
keterangan dari pengajuan user. Admin dapat mengolah dan update informasi terkait web. Admin juga dapat
mengelola surat keterangan yang diajukan oleh user untuk dicetak. Sedangkan Activity Diagram User yang
menggambarkan alur yang dilalui ketika mengajukan atau membuat surat keterangan. Proses diagram activity
user dimulai dari login user, membuat surat keterangan sesuai kebutuhan user dengan memasukkan data untuk
membuat surat keterangan dan selanjutnya dikirim kepada admin.
Penggambaran dari database sistem dapat direpresentatikan melaui ER Diagram,seperti tampak pada
Gambar 4. ER Diagram ini memuat fungsi-fungsi yang dapat dijalankan oleh admin dan user. Pembuatan ER
Diagram akan mempermudah dalam pembuatan dan pengembangan sistem. Diagram ini berguna untuk
memudahkan dalam membuat database. Hubungan antar tabel tersebut akan mempengaruhi alur kinerja dari
sistem. Tabel user menjadi tabel utama dalam pembuatan surat keterangan. Tabel user berisikan NIK, nama dan
alamat. Tabel-tabel yang lainnya merupakan tabel jenis surat yang dapat diakses oleh user, yaitu tabel surat
kelahiran, surat kematian, pembuatan ktp dan surat pindah. Masing-masing jenis surat membutuhkan data yang
berhubungan dengan user. Terdapat tabel admin yang berisikan data petugas kantor desa seperti nama dan
alamat.
C. Coding
Selanjutnya adalah tahap coding. Coding meurapakan kegiatan menuliskan skrip atau kode dalam bentuk
bahasa pemrograman guna menjalankan fungsi dari sistem. Software yang digunakan di pembangunan sistem
dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, Framework CodeIgniter, database MySQL, software coding
Visual Studio Code, browser Google Chrome, dan server XAMPP.

202
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia (JPTI) DOI: https://doi.org/10.52436/1.jpti.42
Vol. 1, No. 5, Mei 2021, Hal. 199-208 p-ISSN: 2775-4227
e-ISSN: 2775-4219

D. Testing
Tahap testing menggunakan pengujian Blackbox dan pengujian SUS. Pengujian Blackbox dilakukan
untuk menguji dari keseluruhan sistem. Melalui pengamatan hasil eksekusi dan fungsional dari sistem [5].
Testing blackbox akan menguji seberapa layak sistem ini terhadap kesesuaian output dari input pembuatan surat
keterangan. Tahapan ini menjadi tolak ukur seberapa besar nilai fungsional sistem. Pengujian System Usability
Scale (SUS) merupakan kuesioner untuk mengukur persepsi kegunaan diciptakan oleh John Brooke pada tahun
1986. Tahap testing berguna untuk menguji kemampuan sistem. Sedangkan testing SUS akan mengetahui
seberapa besar capaian dalam berjalannya sistem.

Gambar 4. ER Diagram Sistem

E. Implementation
Tahap terakhir adalah implementation. Sistem ini diimplementasikan pada Kantor Desa Dawungan untuk
keperluan pelayanan surat keterangan secara online. Pemeliharaan sistem juga dilakukan untuk memperbaiki
kesalahan yang timbul dan meningkatkan kinerja dari sistem. Dalam prosesnya, disertai uji kegunaan fungsi dan
pelatihan sumber daya manusia dalam mengoperasikan sistem.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil yang di dapat berupa sistem informasi layanan surat keterangan yang dapat dioperasikan secara
online oleh masyarakat desa. Pada sistem ini admin mampu mengelola surat yang diajukan oleh masyarakat.
User mampu membuat surat keterangan sesuai dengan kebutuhan.

203
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia (JPTI) p-ISSN: 2775-4227
e-ISSN: 2775-4219

A. Hasil
Halaman login berguna untuk verifikasi status admin atau user dengan memasukkan username dan
password. Apabila username dan password benar selanjutnya akan memasuki dashboard admin untuk admin dan
dashboard pengajuan surat keterangan untuk user. Namun bila username dan password salah maka akan tertahan
di halaman login. Bagi masyarakat yang berlum memiliki akun, akan diarahkan untuk mendaftar terlebih dahulu.
Halaman login dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 6. Halaman Login

Halaman pengajuan surat keterangan pada sisi user merupakan halaman yang dituju apabila login user
berhasil. Apabila user belum memiliki akun maka akan diarahkan untuk mendaftar dengan mengisikan data diri
seperti nama, nik dan alamat. Adapun fungsi pengajuan surat keterangan yang dapat diakses seperti : surat
kelahiran, surat kematian, surat pembuatan ktp baru, surat pindah domisili. Setiap user ingin membuat pengajuan
surat keterangan, user diminta untuk mengisi data berdasarkan kebutuhan masing-masing dari surat keterangan.
Halaman pengajuan surat keterangan dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Halaman pengajuan surat keterangan.

204
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia (JPTI) DOI: https://doi.org/10.52436/1.jpti.42
Vol. 1, No. 5, Mei 2021, Hal. 199-208 p-ISSN: 2775-4227
e-ISSN: 2775-4219

Pada setiap halaman pembuatan surat keterangan terdapat sub menu buat dan riwayat. Salah satu fungsi
dari pembuatan surat keterangan yang dapat diakses user adalah pembuatan surat kelahiran. Halaman pengajuan
mengharuskan user untuk mengisi data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan surat keterangan. Untuk data
yang perlu dimasukkan meliputi nama, nik, alamat, waktu kelahiran, dan saksi dan lain sebagainya. Setelah surat
selesai dibuat maka akan muncul keterangan di sub menu riwayat sebagai tanda surat berhasil terkirim. User
menunggu admin untuk verifikasi dan cetak surat, selanjutnya user datang ke kantor desa untuk mengambil surat
keterangan. Halaman pengajuan surat keterangan kelahiran seperti pada Gambar 7.

Gambar 7. Halaman pengajuan surat kelahiran.

Halaman admin berguna untuk mengelola keseluruhan web. Merupakan halaman yang dituju apabila
login admin berhasil. Sidebar dashboard admin terdapat menu user activation, pengelolaan surat keterangan, dan
pengelolaan informasi web. Menu user activation berfungsi untuk mengaktifkan akun yang berhasil dibuat oleh
user. Pengelolaan surat terdapat sub menu terkirim, selesai dan tolak sebagai notifikasi pengajuan surat pada
setiap jenis surat keterangan. Pengelolaan web meliputi penambahan dan update informasi terkait keadaan Desa
Dawungan. Halaman admin seperti pada Gambar 8.

Gambar 8. Halaman Admin

Halaman pengelolaan surat dari pengajuan surat keterangan. Halaman ini berfungsi untuk mengelola dan
memilah surat keterangan yang sudah dan belum memenuhi syarat. Pada halaman ini terdapat 2 menu yaitu, lihat

205
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia (JPTI) p-ISSN: 2775-4227
e-ISSN: 2775-4219

dan cetak. Untuk menu lihat berguna untuk melihat informasi tentang user yang mengajukan atau membuat. Jika
sudah sesuai, maka surat diverifikasi dan dapat dicetak. Jika tidak memenuhi syarat maka akan ditolak.
Notifikasi diterima atau ditolak akan muncul di dashboard user. Sedangkan menu cetak berguna untuk mencetak
surat keterangan dan selanjutnya dimintakan stempel dan tandatangan Kepala Desa. Halaman pengelolaan surat
keterangan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Halaman pengelolaan surat

Halaman cetak surat keterangan menampilkan file surat dalam bentuk pdf. Ketika surat sudah memenuhi
persyaratan, maka surat akan dicetak. Untuk fungsi yang dapat digunakan yaitu print dan download. Setelah
admin mencetak surat maka user dapat menuju ke Kantor Desa untuk mengambil surat tersebut. Untuk proses 1
sampai 2x24 jam sejak surat berhasil terkirim oleh user. Halaman cetak surat keterangan dapat dilihat pada
Gambar 10.

Gambar 10. Halaman Cetak Surat Keterangan

Halaman pengelolaan informasi web berguna untuk mengupdate informasi terkait kegiatan atau peristiwa
yang terjadi di Desa Dawungan. Adapun menu yang ada meliputi: slide, profil, struktur, dan kegiatan. Admin
dapat edit dan delete. Halaman pengelolaan web dapat dilihat pada Gambar 11.

206
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia (JPTI) DOI: https://doi.org/10.52436/1.jpti.42
Vol. 1, No. 5, Mei 2021, Hal. 199-208 p-ISSN: 2775-4227
e-ISSN: 2775-4219

Gambar 11. Halaman Pengelolaan Web

B. Pengujian Blackbox
Pengujian Blackbox adalah teknik pengujian perangkat lunak itu bekerja pada spesifikasi fungsional
perangkat lunak [9]. Berikut adalah hasil dari pengujian blackbox terhadap sistem yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Uji Blackbox


Pengujian Kondisi Pengujian Harapan Hasil
Login Admin 1. Username dan password benar 1. Sistem masuk ke halaman admin valid
2. Username dan password salah 2. Sistem kembali ke halaman login
Login User 1. Username dan password benar 1. Sistem masuk ke halaman user valid
2. Username dan password salah 2. Sistem kembali ke halaman login
Logout Keluar dari sistem kemudian masuk Sistem berhasil keluar halaman dan masuk ke valid
halaman login halaman login
Menu Profil Sistem menampilkan informasi di Sistem berhasil menampilkan halaman profil valid
halaman profil
Menu Edit Sistem 1. Admin dapat mengkases CRUD 1. Admin berhasil mengakses CRUD valid
2. Sistem dapat memperbarui informasi 2. Sistem berhasil memperbarui informasi
Menu kelola surat 1. Admin dapat melihat surat pengajuan 1. Admin berhasil melihat surat pengajuan valid
keterangan 2. Admin dapat mencetak surat 2. Admin berhasil mencetak surat keterangan
keterangan 3. Admin berhasil menolak surat dengan data tidak
3. Admin dapat menolak surat dengan lengkap
data tidak lengkap
Menu cetak surat Sistem dapat mencetak surat Surat berhasil dicetak valid
Menu buat surat 1. Sistem dapat menampilkan halaman 1. Sistem berhasil menampilkan halaman pembuatan valid
pembuatan surat surat
2. User dapat mengisi surat 2. User berhasil mengisi surat
3. User dapat membatalkan surat 3. User berhasil membatalkan surat
4. User mengsisi data lengkap 4. Sistem berhasil mengirim surat
5. User mengisi data tidak lengkap 5. Sistem memunculkan peringatan data tidak
lengkap
Menu riwayat Sistem dapat menampilkan riwayat Sistem berhasil menampilkan riwayat pembuatan valid
surat pembuatan surat dari user surat dari user
Menu kegiatan Sistem dapat menampilkan kegiatan Sistem berhasil menampilkan kegiatan valid
Menu profil Sistem dapat menampilkan profil Sistem berhasil menampilkan profil valid

Menu organisasi Sistem dapat menampilkan organisasi Sistem berhasil menampilkan organisasi valid

C. Pengujian Kuisioner
Pengujian SUS (System Usability Scale) merupakan pengujian terhadap sistem yang dilhat dari faktor
penggunaan, efisien dan kinerja [10]. Pengujian kuisioner dilakukan oleh penguji terhadap petugas Kantor Desa
Dawungan dan masyarakat. Pengujian ini untuk mengetahui pengalaman penggunaan sistem informasi
pembuatan surat keterangan. Penguji memberikan 5 poin penilaian yaitu, sangat setuju, setuju, netral, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju terhadap 10 pertanyaan dari penguji. Jumlah koresponden yang mengikuti
pengujian kuisioner berjumlah 30 orang, 10 orang diantaranya merupakan petugas perangkat desa. Rumus yang
dipakai di pengujan ini yaitu :

207
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia (JPTI) p-ISSN: 2775-4227
e-ISSN: 2775-4219

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Persentase : x 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑥
Jumlah max didapat dari jumlah koresponden pengujian sebanyak 30 orang = 30 x 5 = 150
Adapun hasil kuisioner dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Kuisioner
Pertanyaan Jumlah Total Persentase
SS(5) S(4) N(3) TS(2) STS(1)
Saya berpikir akan menggunakan sistem ini lagi (Q1) 13 14 3 0 0 121 80%
Saya merasa sistem ini rumit untuk digunakan (Q2) 4 4 6 10 6 80 53%
Saya merasa sistem ini mudah digunakan (Q3) 14 13 3 0 0 131 87%
Saya membutuhkan bantuan dari orang lain atau teknisi dalam 10 4 9 4 3 104 69%
menggunakan sistem ini (Q4)
Saya merasa fitur-fitur sistem ini berjalan dengan semestinya (Q5) 15 12 2 1 0 131 87%
Saya merasa ada banyak hal yang tidak konsisten (tidak serasi pada 5 2 10 8 5 84 56%
sistem ini) (Q6)
Saya merasa orang lain akan memahami cara menggunakan sistem 12 13 3 2 0 125 83%
inidengan cepat (Q7)
Saya merasa sistem ini membingungkan (Q8) 7 0 4 12 7 78 52%
Saya merasa tidak ada hambatan dalam menggunakan sistem ini 9 13 4 3 1 116 77%
(Q9)
Saya perlu membiasakan diri terlebih dahulu sebelum 11 10 5 3 1 117 78%
menggunakan sistem ini (Q10)
Rata-rata Persentase 72,2%

Hasil kuisioner mendapatkan rata-rata jumlah 72,2%. Q1=80% koresponden berpikir akan menggunakan
sistem ini lagi, Q2=53% koresponden merasa sistem ini rumit untuk digunakan, Q3=87% koresponden merasa
sistem ini mudah digunakan, Q4=69% koresponden membutuhkan bantuan dari orang lain atau teknisi dalam
menggunakan sistem ini, Q5=87% koresponden merasa fitur-fitur sistem ini berjalan dengan semestinya,
Q6=56% koresponden merasa ada banyak hal yang tidak konsisten (tidak serasi pada sistem ini), Q7=83%
koresponden merasa orang lain akan memahami cara menggunakan sistem ini dengan cepat, Q8=52%
koresponden merasa sistem ini membingungkan, Q9=77% koresponden merasa tidak ada hambatan dalam
menggunakan sistem ini, dan Q10=78% koresponden perlu membiasakan diri terlebih dahulu sebelum
menggunakan sistem ini. Hasil uji SUS didapat angka 72,2% yang mana sudah dikatakan acceptable. Pengujian
SUS terdapat 3 kriteria hasil pengujian yaitu Not Acceptable, Marginal, dan Acceptable [11]. Untuk
penggolongan kriteria dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Penggolongan Nilai uji SUS

4. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil sistem informasi pelayanan surat keterangan di Desa Dawungan. Melalui uji blackbox
diperoleh hasil yang sesuai perencanaan dan dinyatakan valid yaitu berjalan sesuai fungsinya. Sedangkan uji
kuisioner dengan 30 koresponden dimana 10 diantaranya petugas perangkat desa mendapatkan nilai rata-rata
72,2% yang menunjukkan bahwa sistem ini masuk dalam kategori acceptable. Sistem ini mampu mempermudah
admin dalam mengelola surat, sistem ini juga mampu mempermudah masyarakat untuk membuat surat
keterangan dengan cara mengakses website, mengisi data yang diperlukan, dan menuggu verifikasi dari petugas
sehingga proses pembuatan menjadi lebih efektif dan efisien.
B. Saran
Disarankan selanjutnya untuk dapat menambah fitur dan fungsi yang membantu, seperti menjadi suatu
aplikasi mobile, meningkatkan tampilan antar muka pengguna, memberikan inovasi pengembangan sistem
informasi dan sosialisasi terhadap masyarakat yang lebih banyak dalam mengoperasikan sistem.

208
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia (JPTI) DOI: https://doi.org/10.52436/1.jpti.42
Vol. 1, No. 5, Mei 2021, Hal. 199-208 p-ISSN: 2775-4227
e-ISSN: 2775-4219

DAFTAR PUSTAKA
[1] T. Prasetyo and R. P. Dhaniawaty, “Sistem Informasi Administrasi Pemerintahan Desa pada Desa Cilayung
Kabupaten Kuningan,” J. Tek. Inf., vol. 10, no. 1, ISSN 2088-2270, 2020, doi: 10.34010/jati.v10i1.
[2] Z. Rifai, T. Bratakusuma and R. Arvianti, “Perancangan Sistem Informasi Desa Terintegrasi Studi Kasus
Desa Melung,” J. IT. CIDA., vol. 5, no. 2, pp. ISSN: 2477-8133, 2019.
[3] H. Asikin and B. Bhae, “Sistem Informasi Pelayanan Desa Kuatae Berbasis Mobile Web,” J. Sem. Nas.
Tek. Komp. Sains., vol. 7, no. 3, pp. 362-366, 2020.
[4] H. Sucipto, A. H. Mujianto, C. Mashuri, M. Ali, and Mahfudiyanto, “Implementasi Aplikasi E-Surat Pada
Perangkat Desa di Desa Menturus Kudu Jombang,” J. Abidumasy., vol. 1, no. 1, pp. 34-41, 2020.
[5] R. Wahyuni, L. Marwati, Yulisman, and A. Muhaimin, “Sistem Informasi Administrasi Desa Pangkalan
Batang di Kecamatan Bengkalis Menggunakan Framework Laravel,” Riau. J. Comp. Sci., vol. 6, no. 2,
ISSN : 2460 – 0679, 2020.
[6] M. Huda, S. Wiyono, M. F. Hidayatullah, and S. Bahri, “Studi Kasus Sistem Informasi dan Pelayanan
Administrasi Kependudukan,” Komputika. J. Sist. Komp., vol. 9, no. 1, ISSN: 2252-9039, 2020, doi:
10.34010/komputika.v9i1.2518
[7] M. M. Gultomi, and Maryam, “Sistem Informasi Penjualan Material Bangunan pada Toko Bangunan
Berkah,” J. Tek. Inf., vol. 1, no. 2, pp. 79-86, 2020, doi: 10.20884/1.jutif.2020.1.2.19.
[8] A. D. Rahmawati, and A. Fatmawati, “Sistem Administrasi Desa Mendiro Kecamatan Ngrambe Kabupaten
Ngawi Berbasis Web,” Emit. J. Tek. Elektro., vol. 20, no. 02, ISSN 1411-8890, 2020.
[9] Supriyono, “Software Testing with the approach of Blackbox Testing on the Academic Information
System,” Int. J. Inf. Sys. Tech., vol. 3, no. 2, pp. 227-233, 2020.
[10] A. A. J. Permana, “Usability Testing pada Website E-Commerce Menggunakan Metode System Usability
Scale (SUS) (Studi Kasus : UMK BULELENG.COM)” J. Sains. Tek., vol. 8, no. 2, ISSN : 2303-3142,
2019
[11] Brooke, J, “SUS: A Retrospective,” JUS. Int. J. Usab. Stud., vol. 8, no. 2, pp. 29–40, 2013.

209

Anda mungkin juga menyukai