Anda di halaman 1dari 31

LAMPIRAN

Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Lampiran Contoh Perhitungan Gumbel dan Mercu Bendung

Penentuan Debit Banjir Rencana


Ketinggian bendung yang akan direncanakan bergantung pada ketinggian muka air
saat banjir dengan periode ulang seratus tahun. Untuk menentukan debit banjir
dengan periode ulang seratus tahun tersebut maka penyusun menggunakan Metode
Gumbel yang akan dijelaskan di bawah ini.

Perhitungan Debit Rencana Dengan Metode Gumbel


Langkah-langkah perhitungan dengan metode Gumbel :
1) Menentukan tinggi hujan regional (Rregional) selama 10 tahun (sesuai dengan
curah
jumlah data yang dimiliki)

2) Menentukan tinggi hujan maksimum (Rmax) setiap tahun.


curah
3) Mengurutkan nilai Rmax dari setiap tahun dari besar ke kecil.

4) Menghitung nilai peluang (P) setiap tahun tersebut dengan rumus :

dimana :
m = urutan data tersebut
n = jumlah data yang digunakan

5) Mencari periode ulang (Tr) untuk setiap Rmax

6) Mencari nilai Yt setiap tahun

( )

88 Lampiran Stella Adelin 15009061


Lampiran tidak berhalaman, termasuk daftar pustaka
Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

7) Mencari nilai Kt setiap tahun

( )

dimana :
tabel apa?
Yn = nilai Y sesuai jumlah data yang dimiliki (dari table) = 0.4952 untuk n = 10
σn = nilai σ sesuai jumlah data yang dimiliki (dari table) = 0.9497 untuk n = 10

8) Mencari nilai X (curah hujan banjir)

dimana :
Sd = Standar Deviasi dari data
9) Mencari nilai X100 (debit banjir 100 tahun) dengan memasukkan nilai Tr = 100

n Re max sort P Tr yt Kt xt
1 1233.21 0.09 11 2.350619 1.953689 1133.043
2 776.68 0.18 5.5 1.60609 1.169727 923.375
3 678.25 0.27 3.666667 1.144278 0.683456 793.3236
4 641.64 0.36 2.75 0.794106 0.314737 694.7111
5 637.22 0.45 2.2 0.500651 0.00574 612.071
6 569.33 0.55 1.833333 0.237677 -0.27116 538.0144
7 514.07 0.64 1.571429 -0.01153 -0.53357 467.8338
8 425.76 0.73 1.375 -0.26181 -0.79711 397.3526
9 345.00 0.82 1.222222 -0.53342 -1.0831 320.8656
10 284.20 0.91 1.1 -0.87459 -1.44234 224.7871
100 4.600149 4.322364 1766.536

89 Lampiran Stella Adelin 15009061


tidak berhalaman, dst
Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Didapat Xt debit banjir 100 tahun =

Yn 0.4952
Σn 0.9497
Mean 611
st. deviasi 267.4462

Perhitungan Ketinggian Mercu Bendung


Bendung direncanakan sebagai bending pasangan batu dengan mercu bendung bulat
dan muka hulu berkemiringan 1 : 0.33. Untuk menentukan ketinggian mercu
bendung rencana maka dilakukan perhitungan awal seperti di bawah ini.

Keterangan Rumus Hasil Satuan


Area DAS 125.00 km2
154571.8 mm.km2/ha
Debit banjir Q = C*I*Area
9 ri
1789.03 m3/s
Lebar sungai B 90 m
Slope sungai S 0.0050
koefisien manning N 0.025
kedalaman aliran sungai saat
banjir H 3.316 m
luas penampang aliran A = b*h 298.412 m2
keliling basah P = b + 2*h 96.631 m
jari-jari efektif penampang R = A/P 3.088 m
v =
(1/n)*(R^0,67)*(S^0,
kecepatan aliran 5) 5.998 m/s
Kapasitas aliran Q' = A*v 1789.889 m3/s
Perbandingan kapasitas dan
debit banjir Q/Q' 1.0

90 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

*Untuk mendapatkan nilai kedalaman sungai saat banjir (h), maka dilakukan iterasi
dengan menggunakan goalseek pada Ms Excel dengan merubah nilai h sampai nilai
Q/Q’ = 1.
Setelah mendapat nilai kedalaman aliran sungai saat banjir (h), maka nilai tersebut
akan ditambahkan dengan factor-faktor keamanan lagi seperti di bawah ini.

Elevasi mercu bendung :


Muka air rencana (TMA pintu ukur hulu
saluran primer : +22,1
Kehilangan tinggi energi pada alat ukur : 0,4
Kehilangan tinggi energi pada pengambilan : 0,1
saluran primer
Kehilangan tinggi energi pengambilan : 0,18
Kemiringan saluran 1170 x 0,00039 : 0,46
______________+
Elevasi mercu bendung : +23,24 m

1) Untuk menghitung tinggi air yang akan melewati bendung maka digunakanlah
rumus :

dimana :
Cd = C0 x C1 x C2
Q = debit rencana (m3/s)
g = gravitasi (m/s2)
b = lebar sungai di bending (m)
Asumsi : Cd’ = 1,15 dengan debit rencana 1789,9 m3/s
Sehingga didapatkan He1 = 4,7 m

91 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

2) Asumsikan nilai jari-jari bendung (r) = 1,75 dan nilai p = 1,5 m

3) Mencari nilai koefisien C0 dengan grafik di bawah ini:

Dengan mengunakan gambar di atas, maka didapat :

→Co=1,37

4) Mencari nilai koefisien C1 dengan grafik di bawah ini :

p/H1 = 1,5/4,7 = 0,32 < 1,5 jadi harus dibuat koreksi akibat perbandingan
p/H1 < 1,50 dengan koefisien C1

92 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

p/H1 = 0,32 deri Gambar 6.2 →C1 = 0,88

5) Mencari nilai koefisien C2 dengan grafik di bawah ini

Asumsi dipakai muka hulu dengan kemiringan 1 : 0,33 diperlukan factor koreksi C2
p/H1 = 0,32 dari Gambar 6.3 → C2 = 1,006

6) Setelah mendapatkan ketiga nilai C di atas maka nilai Cd’ = C0 x C1 x C2, yaitu Cd=
1,21

7) Membandingkan nilai Cd dengan Cd’, jika nilainya sama maka nilai Cd itulah yang
dipakai, jika tidak, dilakukan perhitungan ulang dengan mengganti nilai C0, C1, dan
C2 sampai Cd = Cd’

8) Karena bendung terbuat dari pasangan batu, besar tekanan harus lebih besar dari
-1 m.
Dengan He1/r = 4,7/1,75 = 2,7
(p/πg)/ He1 = -0,2 jadi (p/πg) = -0,2 x 2,7 = -0,54 m > -1,0 OK!

93 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Lampiran Gambar Penampang Melintang Saluran


Satuan dalam mm

94 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

95 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

96 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Lampiran Gambar Sketsa Bangungan Bagi


Satuan dalam mm

97 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Lampiran Perhitungan Kantung Lumpur

 Ukuran Partikel Rencana

Partikel rencana diasumsikan berukuran 0,07 mm.


 Volume Kantung Lumpur
kenapa asumsi?
Asumsi Qn = 3,3 m3/dt (debit saluran primer pada tugas) dan T = 1
seharusnya diketahui
minggu sekali

 Luas Permukaan Rata-Rata

Di Indonesia dipakai suhu sebesar 20°C. Dengan diameter sebesar


0,07 mm, maka diperoleh kecepatan endap sebesar 0,004 m/dt

Karena L/B > 8, maka dapat dihitung : B<9,57 m dan L>76,56 m


 Penentuan in (eksploitasi normal, kantung sedimen hampir penuh)

Asumsi Vn = 0,4 m/dt dan ks = 45 m1/2/dt

Seterusnya sudah dicek, data tubes terpakai semua, OK

( √ )

98 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

in dapat ditentukan sebagai berikut :

( ) ( )

 Penentuan is (pembilasan, kantung lumpur kosong)

Asumsi kecepatan aliran untuk pembilasan adalah 1,5 m/dt dan ks =


40 m1/2/dt
Debit untuk pembilasan diambil Qs = 1,2 x Qn = 1,2 x 3,3 = 3,96 m3/dt

( )

is dapat dihitung sebagai berikut :

( ) ( )

Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik, kecepatan aliran harus


dijaga agar tetap subkritis atau Fr<1 :

√ √

99 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

 Panjang Kantung

( )

(( ) )

 Pencekan efisiensi

Melalui grafik Camp, diperoleh nilai efesiensi sebesar 0,24

Lampiran Perhitungan Bangunan Pembilas

b =7,77 m
hs = 0,34 m
diasumsikan ada 5 bukaan a’ 1 m dan 4 pilar a’ 1,25 m

100 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Jadi, kedalaman tambahan 0,53 – 0,34 = 0,19 dibulatkan menjadi 0,2 m , harus
diberikan ke dasar bangunan bilas.

Lampiran Perhitungan Saluran Pembilas

Diasumsikan panjang saluran pembilas adalah 60 m


Dengan menggunakan nilai banding b/h 2,5
( )

( )

Ks = 35

Muka air rencana di hilir pintu pembilas :


+ 14 + 60 x 0,00295 = + 14,18

Elevasi dasar titik temu sungai adalah +14,18 – 0,9 = + 13,28

Lampiran Perhitungan Bangunan Pengambilan

Q rencana = 1,2 x 3,33 = 3,996 m3/ dt ambil saja 4 m3/dt


Asumsi m = 0,8 v=15 m/dt

√ √

101 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Elevasi dasar bangunan pengambilan sebaiknya 0,2 m di atas muka kantong dalam
keadaan penuh
Dengan demikian diasumsikan :
 Elevasi dasar hilir pengambilan dengan kantung dalam keadaan penuh
: + 14,96

 Elevasi dasar bangunan pengambilan yang diperlukan


: + 15,16

 Elevasi rata-rata dasar sungai


: + 13,40

 Elevasi dasar bangunan pembilas

: + 13,40

 Elevasi minimum bangunan pembilas


: + 14,90

a = + 16,60 – 0,25 – 15,16 = 1,9

Ukuran-ukuran pintu ditentukan dengan perbandingan tinggi/lebar pintu.


Untuk mempermudah eksploitasi diperlukan nilai perbandingan 0,8-1,0.
Tinggi pintu diambil a + 0,3 m = 2,2 m. Kemudian lebar pintu menjadi 1,25 sampai 1,5
m. Dengan lebar bersih 1,3 m, diperlukan 1 bukaan. Lebar bersih bukaan 1,3 m.
Bukaan itu dipisahkan dengan pilar yang lebarnya 1,00 m.

Lampiran Perhitungan Kolam Olak

Debit satuan (Q100) :

Kedalaman kritis (Q100) : √ √

102 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Tinggi energi hulu : elevasi mercu + H1 = 23,24 + 4,7 = 27,94 m


Tinggi energi hilir : 22,1 + 0,1 = 22,2 m
ΔH = 27,94 – 22,2 = 5,74 m
 Menghitung jari-jari bak minimum yang diizinkan (Rmin)

Dalam grafik diambil

 Menghitung muka air hilir minimum (Tmin)

Dalam grafik diambil

Lampiran Rembesan

Panjang jalur rembesan sampai ke titik P = 39,08 m

103 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Lampiran Perhitungan Sipon


Untuk melintasi saringan digunakan sipon atau talang. Karakteristik salurannya
diasumsikan sebagai berikut (mengambil data salah satu saluran sekunder) :
Qmaks=1,2m3/s
b=5,77 m
h=1,65 m
i=0.14 o/oo
m=1.5
v=0.56m/s
Sipon persegi akan dibuat dalam beton bertulang. Untuk mencegah sedimentasi
dalam sipon selama debit rendah, diperlukan sipon tipe pipa rangkap, pipa yang satu
dapat ditutup selama debit rendah (Q<0.5Qmaks).
1. Luas Basah Pipa Sipon
Luas basah (A) sipon dihitung dengan kecepatan rencana 2m/s agar sedimen
dapat terangkut melalui sipon.

Karena dipakai sipon pipa persegi, dimensinya menjadi :

( ( ( ) )

Jika dipakai sipon pipa tunggal, dimensinya menjadi :


( ( ( ) )

104 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

2. Profil Memanjang
Sebelum profil memanjang sipon ditentukan, kondisi-kondisi berikut harus
dipertimbangkan :
 Sipon dalam keadaan kosong harus menahan gaya tekan ke atas, dengan
demikian diperlukan penutup tanah yang memadai. Situasi kritis untuk gaya
tekan ke atas terjadi jika muka air tanah setinggi pipa sipon.
Gaya tekan ke atas :
(Archimedes)
Gaya resistensi :
1. Penutup tanah
2. Sipon beban mati
di mana:
Fu = gaya tekan ke atas, kN
F1 = tekanan tanah, kN
F2 = beban mati, kN
w = berat jenis spesifik, 1000 kg/m3
s = berat jenis tanah, 1700 kg/m3
ct = berat jenis beton, 2400 kg/m 3
B= lebar total sipon, m
H= tinggi total sipon, m
hc = tinggi penutup tanah
Vct = volume beton sipon
fs = faktor keamanan 1.5
untuk keseimbangan :
1.5Fu < F1 + F2
1.5  w g B H < s g hc + w g Vct
1.5x1000x9.8x2.7x1.5 < 1700x9.8xhc + 2400x9.8x1.82
< 16.660hc + 42.806
hc >1m
Jadi, penutup tanah minimum pada sipon adalah 1 m.

105 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

 Pipa sipon harus ditempatkan cukup dalam di bawah dasar sungai atau
saluran pembuang berhubung adanya kemungkinan degradasi sungai dan
penggerusan lokal akibat dasar sungai yang terganggu. Jika sipon terlalu
dekat dengan permukaan, tanah penutupnya dapat terkikis oleh aliran
sungai yang deras, karena tanah penutup itu adalah tanah tak terganggu.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, penutup sipon hendaknya dibuat
dari bronjong bukan pasir atau kerikil. Membuat prakiraan yang tepat
mengenai degradasi sungai yang akan terjadi merupakan pekerjaan yang
sulit, karena hal ini berbeda-beda untuk ruas yang satu dengan ruas yang
lain pada sungai yang sama. Dalam contoh ini diandaikan bahwa bagian atas
sipon harus berada di bawah lebih dari 1.5 m di bawah titik terdalam di
dasar sungai (mengandaikan degradasi 0.5). Harus dipertimbangkan pula
bahwa dasar sungai mungkin berpindah ke samping sehingga palungnya
dapat berpindah pada potongan melintang dasar sungai. Oleh sebab itu,
pipa sipon di bawah sungai harus direncana secara horizontal, dan
panjangnya ke masing-masing tebing sungai harus cukup karena pada
tebing sungai itu dapat terjadi erosi. Untuk memenuhi persyaratan ini,
dianjurkan untuk membuat lindungan tebing sungai.
 Untuk mengurangi gaya tarik radial pada potongan melintang sipon, dapat
dipakai tanah penutup.
 Untuk mengurangi kehilangan akibat gesekan, jumlah siku atau tikungan
harus minimal. Dengan pertimbangan itu, profil memanjang sipon dapat
dibuat.
3. Perhitungan Hidrolis
a. Gesekan
Kehilangan energi akibat gesekan dapat dihitung dengan rumus :

di mana :
Hf = kehilangan energi akibat gesekan, m
v= kecepatan aliran, m/s

106 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

L= panjang sipon, m
k= koefisien kekasaran Strickler
R= jari-jari hidrolis, m
Untuk beton yang tidak halus, k=70m1/3/s; v=2m/s; A=(0,6/2)=0,3m (dua
pipa).
( )

b. Bagian siku
Kehilangan tinggi energi pada bagian siku dinyatakan sebagai fungsi
kecepatan :

di mana :
Hb= kehilangan energi di bagian siku
Kb = koefisien (andaikan aliran melingkar)
Harga-harga Kb : 15o=0,04 ; 16,5o=0,042

( )

c. Bagian peralihan
masuk = 0,20
keluar = 0,40
Bagian masuk :
Hmasuk = masuk (va-v1)2/2g
= 0,2 (0,46-2)2/19,6
= 0,024m
Bagian keluar:
Hkeluar = keluar (v2-va)2/2g

107 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

= 0,4 (2-0,46)2/19,6
= 0,048m
di mana va = kecepatan aliran pada pipa
d. Kisi-kisi penjaring
s = 10mm
 = 1,8 (jeruji-jeruji bulat)
b = 100 mm
 = 75o
c = b (s/b)4/3 sin = 1,8 (0,1)4/3 sin 75o = 0,081
hf = c V2/2g = 0,081 22/19,6 = 0,016

Jumlah kehilangan tinggi energi :


H = Hf + Hb + Hmasuk + Hkeluar + hf
= 0,34 + 0,017 + 0,024 + 0,048 + 0,016
= 0,445 m, ambil 0,45 m

Muka air di sebelah hulu sipon menjadi = 14,36 + 0,45 = 14,81 m

Lampiran Perhitungan Ambang Lebar


Qmaks = 1,2 m3/s (data salah satu saluran sekunder)
Q70 = 0,7x1,2 = 0,84 m3/s
Qmin = 0,1x1,2 = 0,12 m3/s
h max = 0,81 m
h70 = 0,7x0,81 = 0,567
b = 1.7 m
m = 1.5
Asumsi bahwa H1/L = 0,5  Cd = 0,98, Cv = 1,1

⁄ √ ⁄

h1 max = 0,57 m

⁄ √ ⁄

108 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

h1 min = 0,12 m
Pada Q min diperlukan aliran moduler yang tenang, jadi kedalaman air hilir
maksimum yang diizinkan di atas mercu (h2) menjadi :
h2 min = 0,79xh1 min = 0,79x0,12 = 0,1 m
Muka air hilir pada Q min adalah +14,65, maka elevasi mercunya menjadi:
+14,65-0,1 = +14,55
Kemudian muka air rencana pada Q maks menjadi: +14,55 + 0,57 = +15,12
Dengan dimensi yang ada sekarang, asumsi Cv dapat dikoreksi, demikian pula muka
air rencana dengan grafik Cv sebagai fungsi dari Cd.A’/A.

sehingga diperoleh Cv = 1.025


Sekarang kedalaman muka air rencana di atas meercu (h1) menjadi:

( )

Untuk menentukan dimensi hidrolis peredam energi di sebelah hilir bangunan terjun
miring pada alat ukur, harus dihitung H1.

Dengan lebar mercu bendung, b = 1,7 m; debit saluran menjadi 1,2/1,7 = 0,71 m3/s
per meter.
Muka air hilir H2 dan tinggi energi H2 adalah 0,53 m dan 0,55 m
ΔH = H1-H2 = 0.60-0.53 = 0,07 m
ΔH/H1 = 0,07/0,60 = 0,117
Nilai ini diinterpolasi berdasarkan tabel perbandingan tanpa dimensi untuk loncatan
air (buku KP Irigasi halaman 154), asumsi menggunakan data ΔH/H1yang terkecil
pada tabel maka diperoleh :

 ; sehingga Hd = 1,2229x0,60 = 0,73 m.

 ; sehingga Yu = 0,3669x0,60 = 0,22 m.

109 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Bilangan Froude pada pintu masuk kolam menjadi:

Kedalaman air di hilir y2 adalah 0,81 m, maka nilai bandingnya:

Karena Hd (=0,73) lebih kecildari Y2 (=0,81) maka alat ukur ini tidak memerlukan
kolam olak.

Lampiran Perhitungan Bangunan Bagi

Tata letak
Agar air irigasi dapat dibagi-bagi dengan baik, sekurang-kurangnya du (Q1 dan Q2)
dari ketiga debit harus diukur. Karena debit total (QT) diukur di bagian hulu, maka
debit ketiga dapat dihitung dengan rumus:
Q3 = QT-Q1-Q2
Air yang dibagi-bagi perlu diatur, karena debit yang melalui setiap bangunan sadap
akan berubah setiap periode pemberian air irigasi. Oleh sebab itu masing-masing
debit (Q1, Q2, dan Q3) diatur dengan pintu atau skot balok.
Untuk memperkeil muka air yang diperlukan di saluran hulu dari bendung, debit
yang menentukan muka air yang diperlukan hanya dilengkapi dengan alat pengatur.
Kedua debit lainnya dilengkapi juga dengan alat pengukur jika bangunan sadap
tersier menetukan tinggi muka air, maka bangunan itu masih harus diberi alat ukur.
Kemudian debit tertinggi berikutnya akan dilengkapi dengan alat pengatur saja.
Umumnya saluran berikutnya dilengkapi dengan alat pengatur dan pengukur.

Pemilihan alat pengukur dan pengatur


Pada dasarnya dalam satu bangunan akan dipakai satu tipe pintu yang sama untuk
menjamin agar air dapat dibagi secara merata selama terjadi fluktuasi muka air hulu.

110 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Ini berarti bahwa jika dipakai pintu Romijn sebagai alat ukur dan pengatur sekaligus,
maka akan dipakai juga alat ukur aliran bebas (overflow). Sebagai pintu pengatur
pintu balok digunakan secara luas.
Kelemahan penggunaan banguna pengatur skot balok adalah eksploitasinya sulit.
Pintu sorong makin banyak dipakai untuk mempermudah eksploitasi. Meskipun
pembagian air kurang proporsional penggunaan pintu sorong ternyata lebih andal.
Dalam contoh ini bangunan sadap tersier dan sekunder diberi pintu Romijn, dan
pengatur di saluran induk diberi pintu sorong.

Muka air rencana untuk bangunan sadap


Telah banyak dibicarakan mengenai debit saluran dimana bangunan sadap harus
mampu mengelakkan debit rencananya tanpa meninggikan muka air. Jika diambil
debit rencana (Q100%), elevasi saluran dapat diambil yang terendah. Ini memerlukan
konstruksi bangunan bagi dan sadap yang akurat. Selain debit (Q100%),diperlukan
penyesuaian pintu. Jika selama terjadi debit rendah muka air tetap dipertahankan
setinggi muka air rencana, sedimentasi akan bertambah karena kecepatan aliran
berkurang akibat meningginya muka air.
Karena (Q100%) hanya akan terjadi selama satu periode pemberian air irigasi setiap
tahun, maka periode-periode peninggian muka air terjadi hampir setahun penuh.

Dengan menggunakan muka air rencana yang ebih rendah untuk bangunan sadap,
periode eninggian muka air berkurang. Muka air rencana yang lebih rendah juga
memberikan flexibilitas dalam pembagian air irigasi, dan ketidaktepatan yang
mungkin terjadi selama pelaksanaan tidak secara langsung mengurangi kapasitas
bangunan sadap. Selama musim hujan pada waktu tersedianya air tidak menjadi
amsalah, jaringan irigasi akan lebih baik dieksploitasi pada persediaan minimum 70%
debit rencana. (Q70), karena kandungan sedimn akan mencapai jumlah terbanyak di
musim hujan, sedimentasi akibat peninggian muka air juga akan menjadi maksimal.
Untuk mencegah terjadinya sedimentasi yang berlebihan, muka air 70% dari debit
rencana tidak perlu ditinggikan untuk membelokkan debit rencana di bangunan
saadap. Jadi, muka air ini akan dipakai sebagai debit rencana. Perbedaan muka air
(V:variasi) antara Q100% dan Q70% adalah sekitar 0,18 x Hmax.
111 Lampiran Stella Adelin 15009061
Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Bangunan Sadap
1. Bangunan sadap tersier
Bangunan sadap tersier harus diberi pintu Romijn karena kehilangan energinya
terbatas. Karena tipe pintu harus sama, bangunan sadap sekunder juga harus diberi
pintu Romijn.
Agar pintu Romijn mampu memberikan keuntungan-keuntungan ekonois,
dimensinya harus distandardisasi. Dimensi standar yang penting adalah lebar alat
ukur itu dan aliran maksimum pada muka air rencana.
Debit rencana untuk contoh petak tersier adalah 140 l/s. Akan dipakai tipe II alat
ukur Romijn. Muka air renana pada alat ukur tersebut adalah Q70. Jadi elevasi pintu
pada posisi terendah adalah:
+15,56 – 0,3 = +15,25

Elevasi dasar (BL) pintu dapat ditentukan sebagai berikut.


BL = + 15,56 – (0,81 + V)
= + 15,56 – (0,81 + 0,31)
= + 14,44

2. Bangunan sadap sekunder


Debit rencana ke saluran sekunder adalah 2,88 m 3/s. 3ebar standar pintu diambil
1,25 m. debit maksimum per pintu Romijn adalah 0,75 m 3/s, jadi diperlukan 4 pintu.
Akan diikuti oleh prosedur yang sudah diuraikan sebelumnya. Elevasi pintu pada
posisi terendah adalah:
+15,56 – 0,50 = +15,06
Elevasi dasar pintu adalah:
+15,56 – (1,15 + V) = +15,56 – (1,15+0,31) = +14,10

2. Bangunan pengatur
Untuk mempermudah eksploitasi, bangunan pengatur dilengkapi dengan pintu
sorong. Kehilangan tinggi energi selama Q100% diandaikan 0,005 m. debit rencana
untuk bangunan pengatur adalah 7,860 m3/s.

112 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Pada waktu terjadi debit rencana, pintu harus seluruhnya diangkat dari air. Lebar
total bukaan pintu sama dengan lebar dasar saluran hulu (=7,10). Jika digunakan 4
pintu, diperlukan 3 pilar masing-masing lebarnya 0,60 m. jadi bukaan bersih (netto)
pintu menjadi 7,10 – 3 x 0,60 = 5,30 m atau 5,30/4 = 1,32 pembukaan ambil 1,30.

Lampiran Grafik Debit Banjir

Q80
12000

10000

8000
l/s

6000

4000 Series1

2000

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
bulan

Lampiran Perhitungan Curah Hujan Efektif

WINONG Jan Feb Mar April Mei Juni Juli AgustusSept Okt Nov Des probability (%)
1 579 445 752 399 509 522 205 202 196 386 578 466 9.09
2 446 420 566 311 366 354 53 113 188 361 548 432 18.18
3 403 404 469 282 258 150 30 43 137 316 491 387 27.27
4 384 281 376 273 242 85 15 28 81 166 397 327 36.36
5 300 255 354 242 181 40 13 13 50 146 202 295 45.45
6 285 206 303 200 176 27 4 13 2 132 190 283 54.55
7 279 204 268 151 138 15 1 12 0 122 163 226 63.64
8 234 172 219 141 78 0 0 5 0 28 147 180 72.73
9 231 167 195 40 72 0 0 0 0 10 133 166 81.82
10 197 135 193 25 11 0 0 0 0 9 98 155 90.91
Re50 mm/bln 293 231 329 221 179 34 9 13 26 139 196 289
Re80 mm/bln 232 168 200 60 73 0 0 1 0 14 136 169
Re50 mm/hari 6.83 5.38 7.67 5.16 4.17 0.78 0.20 0.30 0.61 3.24 4.57 6.74
Re80 mm/hari 5.40 3.92 4.66 1.41 1.71 0.00 0.00 0.02 0.00 0.32 3.17 3.94

113 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Re50
10,00
curah hujan efektif (mm/hari)
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
bulan

Re80
6,00
curah hujan efektif (mm/hari)

4,00

2,00

0,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
bulan

114 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Lampiran Perhitungan ETo

u
Bulan T (C) Rh (%) n/N (%) u (knot) (km/hari) ea ed ea-ed f(u) w 1-w Ra Rs Rns f(ed) f(n/N) f(T) Rnl Rn c ET
Januari 26.17 82.000 43.7 2.500 111.175 33.95 27.839 6.111 0.570173 0.757052 0.242948 16.04 7.51 5.64 0.1078 0.49 15.93333 0.85 4.79 1.1000 4.9184
Februari 26.31 81.833 40.5 2.500 111.175 34.23 28.01155 6.21845 0.570173 0.758496 0.241504 16.08 7.28 5.46 0.1071 0.46 15.96222 0.79 4.66 1.1000 4.8326
Maret 26.22 82.500 56.4 1.000 44.470 34.314 28.30905 6.00495 0.390069 0.757607 0.242393 15.52 8.26 6.19 0.1059 0.61 15.94444 1.03 5.17 1.0000 4.4817
April 26.50 82.333 68.0 1.000 44.470 34.944 28.77056 6.17344 0.390069 0.760385 0.239615 14.46 8.53 6.40 0.1040 0.71 16 1.18 5.21 1.0000 4.5406
Mei 26.43 81.500 67.4 2.000 88.940 34.86 28.4109 6.4491 0.510138 0.759718 0.240282 13.16 7.72 5.79 0.1055 0.71 15.98667 1.19 4.60 0.9500 4.0716
Juni 25.73 79.667 62.7 1.000 44.470 33.448 26.64691 6.801093 0.390069 0.752718 0.247282 12.48 7.03 5.27 0.1129 0.66 15.83333 1.19 4.08 0.9500 3.5440
Juli 25.20 77.833 70.4 1.000 44.470 32.289 25.13161 7.157395 0.390069 0.747385 0.252615 12.78 7.69 5.77 0.1194 0.73 15.7 1.38 4.39 1.0000 3.9885
Agustus 25.58 76.167 63.5 1.000 44.470 32.7355 24.93354 7.801961 0.390069 0.751218 0.248782 13.76 7.81 5.86 0.1203 0.67 15.79583 1.28 4.58 1.0000 4.1972
September 25.83 73.833 60.6 1.000 44.470 33.543 24.76592 8.777085 0.390069 0.753718 0.246282 14.92 8.25 6.19 0.1210 0.65 15.85833 1.24 4.95 1.1000 5.0306
Oktober 26.83 75.800 55.0 1.000 44.470 35.43167 26.8572 8.574463 0.390069 0.763697 0.236303 15.78 8.29 6.21 0.1120 0.60 16.06625 1.07 5.14 1.1000 5.1901
November 26.49 78.833 52.6 1.000 44.470 34.65 27.31575 7.33425 0.390069 0.76026 0.23974 15.96 8.19 6.14 0.1100 0.57 15.9975 1.01 5.13 1.1500 5.2757
Desember 26.63 81.333 37.7 1.000 44.470 34.9125 28.3955 6.517 0.390069 0.761671 0.238329 15.94 6.99 5.24 0.1055 0.44 16.02571 0.74 4.50 1.1500 4.6373

115 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Lampiran perhitungan dimensi saluran dengan Goal Seek

no jenis nama luas pelayanan luas pelayanan DR efisiensi i Q=DR*A m n k b h A = bh + mh2 P = b + 2h*(1+m2)1/2 R= A/P V = k*R2/3*S1/2 Q' = A*V Q/Q' b' h' f d A' v' I
saluran (Ha) kumulatif (Ha) (L/(s.Ha)) saluran (l/s) (m3/s) (b/h) (m1/3/s) m m (m2) (m) (m) (m/s) (m3/s) (m) (m) (m) (m) m2 (m/s)
1 primer 1 SA 1863.46 1863.46 1.61 0.81 0.0015 3704 3.7039 1.5 1 40 1.145777 1.145777 3.282011437 5.277 0.621954 1.129 3.704685 1.00 1.2 1.2 0.741 1.9 3.344 1.107581 0.0014
2 tersier A1-ki 68.63 1.61 0.65 0.0015 170 0.17 1 1 35 0.416282 0.416282 0.346582172 1.594 0.217469 0.490 0.169897 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.381 0.445633 0.0012
3 sekunder SA1 593.01 593.01 1.61 0.81 0.0015 1179 1.1787 1 1 40 0.818503 0.818503 1.339895629 3.134 0.427593 0.879 1.178139 1.00 0.9 0.9 0.641 1.5 1.407 0.837977 0.0014
4 tersier A2-ki 132.75 1.61 0.65 0.0015 328.8 0.3288 1 1 35 0.533145 0.533145 0.568486756 2.041 0.278519 0.578 0.328653 1.00 0.6 0.6 0.524 1.1 0.604 0.544273 0.0013
5 sekunder SA2 460.26 460.26 1.61 0.81 0.0015 914.8 0.9148 1 1 35 0.782577 0.782577 1.224852335 2.996 0.408824 0.747 0.91458 1.00 0.8 0.8 0.605 1.4 1.238 0.738673 0.0015
6 tersier A3-ki 119.70 1.61 0.65 0.0015 296.5 0.2965 1 1 35 0.512853 0.512853 0.526035514 1.963 0.267918 0.563 0.296344 1.00 0.6 0.6 0.524 1.1 0.571 0.519489 0.0013
7 sekunder SA3 340.56 340.56 1.61 0.81 0.0015 676.9 0.6769 1 1 35 0.698994 0.698994 0.977184429 2.676 0.36516 0.693 0.676725 1.00 0.7 0.7 0.566 1.3 0.978 0.692222 0.0015
8 tersier A4-ki 136.80 1.61 0.65 0.0015 338.8 0.3388 1 1 35 0.539187 0.539187 0.581445522 2.064 0.281676 0.582 0.338679 1.00 0.6 0.6 0.524 1.1 0.614 0.551651 0.0013
9 sekunder SA4 203.76 203.76 1.61 0.81 0.0015 405 0.405 1 1 35 0.576528 0.576528 0.664768618 2.207 0.301183 0.609 0.40489 1.00 0.6 0.6 0.524 1.1 0.678 0.597087 0.0014
10 tersier A5-ki 87.21 1.61 0.65 0.0015 216 0.216 1 1 35 0.455428 0.455428 0.414829057 1.744 0.237919 0.520 0.215908 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.435 0.496434 0.0014
11 sekunder SA5 116.55 116.55 1.61 0.81 0.0015 231.7 0.2317 1 1 35 0.467566 0.467566 0.437235603 1.790 0.24426 0.530 0.231596 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.452 0.512071 0.0014
12 tersier A6-ki 116.55 1.61 0.65 0.0015 288.7 0.2887 1 1 35 0.507749 0.507749 0.515618701 1.944 0.265252 0.560 0.288546 1.00 0.6 0.6 0.524 1.1 0.562 0.513256 0.0013
13 primer 2 SB 1201.82 1201.82 1.61 0.81 0.0015 2389 2.3888 1.5 1 40 0.822831 0.822831 1.692626367 3.790 0.446652 0.905 1.53219 1.56 0.9 0.9 0.641 1.5 1.756 1.36027 0.0034
14 tersier B1-ka 51.98 1.61 0.65 0.0015 128.7 0.1287 1 1 35 0.375085 0.375085 0.281378125 1.436 0.195948 0.457 0.128676 1.00 0.4 0.4 0.428 0.8 0.291 0.44282 0.0014
15 sekunder SB1 549.32 549.32 1.61 0.81 0.0015 1092 1.0919 1 1 40 0.795405 0.795405 1.265337645 3.045 0.415526 0.863 1.091551 1.00 0.8 0.8 0.605 1.4 1.269 0.860413 0.0015
16 tersier B2-ka 76.50 1.61 0.65 0.0015 189.5 0.1895 1 1 35 0.433591 0.433591 0.376002325 1.660 0.226511 0.504 0.189393 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.405 0.468098 0.0013
17 sekunder SB2 472.82 472.82 1.61 0.81 0.0015 939.8 0.9398 1 1 35 0.790518 0.790518 1.249836513 3.026 0.412973 0.752 0.939538 1.00 0.8 0.8 0.605 1.4 1.257 0.747458 0.0015
18 tersier B3-ka 130.68 1.61 0.65 0.0015 323.7 0.3237 1 1 35 0.530012 0.530012 0.561825308 2.029 0.276882 0.576 0.323528 1.00 0.6 0.6 0.524 1.1 0.599 0.540447 0.0013
19 sekunder SB3 342.14 342.14 1.61 0.81 0.0015 680.1 0.6801 1 1 35 0.700208 0.700208 0.980582794 2.681 0.365794 0.693 0.679865 1.00 0.8 0.8 0.605 1.4 1.050 0.64739 0.0013
20 tersier B4-ka 72.01 1.61 0.65 0.0015 178.4 0.1784 1 1 35 0.423867 0.423867 0.359326344 1.623 0.221431 0.496 0.178277 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.392 0.455477 0.0013
21 sekunder SB4 270.13 270.13 1.61 0.81 0.0015 536.9 0.5369 1 1 35 0.640827 0.640827 0.821317254 2.453 0.334773 0.654 0.536774 1.00 0.7 0.7 0.566 1.3 0.859 0.624886 0.0014
22 tersier B5-ka 81.16 1.61 0.65 0.0015 201 0.201 1 1 35 0.443313 0.443313 0.39305288 1.697 0.23159 0.511 0.20093 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.418 0.480716 0.0013
23 sekunder SB5 188.97 188.97 1.61 0.81 0.0015 375.6 0.3756 1 1 35 0.560464 0.560464 0.628240579 2.146 0.292791 0.598 0.375501 1.00 0.6 0.6 0.524 1.1 0.650 0.577503 0.0014
24 tersier B6-ka 94.47 1.61 0.65 0.0015 234 0.234 1 1 35 0.469291 0.469291 0.440468536 1.797 0.245161 0.531 0.233882 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.455 0.51441 0.0014
25 sekunder SB6 94.50 94.50 1.61 0.81 0.0015 187.8 0.1878 1 1 35 0.432203 0.432203 0.373598558 1.655 0.225786 0.503 0.18778 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.403 0.466203 0.0013
26 tersier B7-ka 94.50 1.61 0.65 0.0015 234.1 0.2341 1 1 35 0.469347 0.469347 0.440573439 1.797 0.245191 0.531 0.233956 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.455 0.514483 0.0014
27 primer 3 SC 600.53 600.53 1.61 0.81 0.0015 1194 1.1936 1 1 40 0.822436 0.822436 1.352800333 3.149 0.429647 0.882 1.193293 1.00 0.9 0.9 0.641 1.5 1.417 0.842611 0.0014
28 tersier C1-ka 108.00 1.61 0.65 0.0015 267.5 0.2675 1 1 35 0.493448 0.493448 0.486981284 1.889 0.257781 0.549 0.267378 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.490 0.545695 0.0015
29 tersier C1-ki 59.63 1.61 0.65 0.0015 147.7 0.1477 1 1 35 0.394905 0.394905 0.311900268 1.512 0.206302 0.473 0.147615 1.00 0.4 0.4 0.428 0.8 0.314 0.470471 0.0015
30 sekunder SC1 432.90 432.90 1.61 0.81 0.0015 860.5 0.8605 1 1 35 0.764797 0.764797 1.169827947 2.928 0.399536 0.735 0.860213 1.00 0.8 0.8 0.605 1.4 1.197 0.718993 0.0014
31 tersier C2-ki 97.20 1.61 0.65 0.0015 240.8 0.2408 1 1 35 0.474332 0.474332 0.449980976 1.816 0.247795 0.535 0.240641 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.462 0.520943 0.0014
32 sekunder SC2 335.70 335.70 1.61 0.81 0.0015 667.3 0.6673 1 1 35 0.695236 0.695236 0.966706991 2.662 0.363197 0.690 0.667068 1.00 0.7 0.7 0.566 1.3 0.970 0.687879 0.0015
33 tersier C3-ka 104.40 1.61 0.65 0.0015 258.6 0.2586 1 1 35 0.487214 0.487214 0.474755307 1.865 0.254524 0.544 0.258466 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.481 0.537628 0.0015
34 tersier C3-ki 88.20 1.61 0.65 0.0015 218.5 0.2185 1 1 35 0.45736 0.45736 0.418355895 1.751 0.238928 0.522 0.218359 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.438 0.49894 0.0014
35 sekunder SC3 143.10 143.10 1.61 0.81 0.0015 284.4 0.2844 1 1 35 0.50497 0.50497 0.509989317 1.933 0.2638 0.558 0.284353 1.00 0.6 0.6 0.524 1.1 0.558 0.509759 0.0013
36 tersier C4-ka 75.60 1.61 0.65 0.0015 187.3 0.1873 1 1 35 0.431671 0.431671 0.372679755 1.653 0.225508 0.502 0.187165 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.402 0.465606 0.0013
37 tersier C4-ki 67.50 1.61 0.65 0.0015 167.2 0.1672 1 1 35 0.41371 0.41371 0.342312124 1.584 0.216125 0.488 0.167112 1.00 0.5 0.5 0.478 1.0 0.378 0.442295 0.0012

Nama saluran optional boleh diperbaiki ataupun tidak, seharusnya di depannya ditambahkan daerah irigasi, tetapi kalo tidak
berarti jelaskan saja penamaan seharusnya diawali dengan nama daerah irigasi di bab 4

116 Lampiran Stella Adelin 15009061


Laporan Tugas Besar SI-3131 Irigasi dan Bangunan Air 2011

Overall OK, untuk perhitungan di excel yang belum dimasukkkan ke dalam subbab laporan, dimasukkan ke lampiran ya.

Excellent, Keep good work!

117 Lampiran Stella Adelin 15009061

Anda mungkin juga menyukai