Alkalinitas
Alkalinitas dalam air biasanya disebabkan oleh bikarbonat, karbonat, dan hidroksida.
Jumlah masing-masing penyebab alkalinitas itu ditentukan dengan titrasi menggunakan
larutan standar asam kuat sampai titik ekuivalen bikarbonat atau asam bikarbonat
berdasarkan perubahan warna indicator.
Dengan indicator phenol pthalein ditentukan alkalinitas hidroksida dan setengah dari
karbonat. Untuk menentukan alkalinitas jumlah ( hidroksida, karbonat, dan bikarbonat )
digunakan indicator yang perubahan warnanya berkisar pada pH 4-5.
Air sampel + PP merah / CO3 (positif)
tidak merah / CO3 (negative)
Air sampel + MO kuning / CO3 /
(positif)
Orange / CO3 /
(negative)
Asiditas
Asiditas dalam air disebabkan oleh karbon dioksida (CO 2) asam mineral. Adanya
asiditas dalam air ditunjukkan oleh pH air tersebut di bawah 8,5. Air dengan pH < 4,5 hanya
mengandung asam mineral (kuat).
Asiditas oleh CO 2 dan asam mineral ini ditentukan dengan menggunakan
menggunakan larutan baku
asam. Asam mineral di titrasi sampai pH mencapai kira-kira 4,5. Karena Methyl Orange
(MO) / metil jingga biasanya digunakan sebagai
sebagai indicator untuk penentuan asiditas oleh asam
mineral, maka biasa disebut sebagai asiditas MO.
Titrasi dengan menggunakan indicator PP sampai pH 8,3 untuk menentukan asam
mineral dan asam lemah (asiditas jumlah). Asiditas jumlah ini sering disebut sebagai asiditas
phenol pthalein.
Untuk lebih jelasnya dapat dinyatakan sebagai berikut :
10
9
--------------------------
8 titik akhir phenol pthalein (timbul warna rose)
pH 7
6 Asiditas oleh asam lemah (CO2)
5 Asiditas jumlah
-------------
4 titik akhir MO (perubahan warna dari orange menjadi kuning)
3
2 Asiditas oleh asam mineral
1
Pada percobaan penentuan alkalinitas dan asiditas dapat menggunakan air sampel
apapun, seperti air sungai, danau, rawa, dan lain-lain. Percobaan ini untuk menentukan kadar
alkalinitas dan asiditas air kran. Sebelum memulai percobaan dilakukan persiapan alat dan
bahan yang akan digunakan.
Isikan 100 ml air pada labu A dan labu B, kemudian beri tiga tetes indicator MO pada
labu A dan tiga tetes indicator PP pada labu B. amati perubahan warna pada labu, yaitu pada
labu A berwarna kuning dan labu B tidak berwarna. Dengan demikian, maka labu A
dikatakan negative dan labu B positif, karena jika air mengandung ion-ion pembentuk asam
(CaCO3 dan CO2), maka, maka ketika ditetesi indicator MO akan berwarna orange, dan
ketika ditetesi indicator PP tidak berwarna.
Untuk mengetahui asiditas air, maka metode yang digunakan, yaitu metodde titrasi,
karena asiditas, maka menggunakan NaOH 0,1 N (basa kuat) sebagai titrannya. Pada proses
titrasi dilakukan dari yang tidak berwarna hingga tepat berubah menjadi pink tipis. Catat
volume sebelum titrasi dan catat pula volume akhir titrasi dan catat pula volume akhir titrasi
untuk mendapatkan volume titrasi. Percobaan ini dilakukan tiga kali agar lebih akurat data
yang di peroleh.
Setelah semua data yang di peroleh, lakukan perhitungan asiditasair dengan rumus
(V = volume titrasi, F = faktor koreksi, BE =
berat ekuivalen), sehingga di dapat nilai 32,860 ppm sebagai CO 2 pada asiditas PP. Namun,
pada asiditas MO bernilai 0 ppm, karena ketika labu A ditetesi indicator MO bernilai
negative, maka tidak dilakukan titrasi, sehingga bernilai 0 ppm. Dengan demikian, air
tersebut mengandung 32,860 mg setiap liternya sebagai CO 2.
Kesimpulan
1. Penyebab alkalinitas air kran karena HCO 3, sebanyak 132,470 mg/l
2. Penyebab asiditas air kran karena CO 2, sebanyak 32,860 mg/l