Anda di halaman 1dari 26

TELAAH DAN

IMPLEMENTASI
UNDANG UNDANG
NO 41 TAHUN
2009
Tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan
ANGGOTA KELOMPOK 8

Ahmad Nisa Reni Tasha


Nashiruddin Nuraeni Oktafiyana Oxviara
Fawwaz Astiqomah Yunantias
UNDANG UNDANG
NO 41 TAHUN 2009
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009
merupakan undang undang yang mengatur
perlindungan lahan pertanian pangan
berkelanjutan. Undang-undang ini memiliki
18 BAB dan 77 pasal.
TUJUAN UU NO 41 TAHUN 2009
Melindungi kawasan dan lahan Melindungi kepemilikan
pertanian pangan secara lahan pertanian pangan
berkelanjutan milik petani

Menjamin tersedianya lahan Meningkatkan kemakmuran


pertanian pangan secara serta kesejahteraan petani
berkelanjutan dan masyarakat

Mewujudkan kemandirian, Meningkatkan


ketahanan, dan kedaulatan perlindungan dan
pangan pemberdayaan petani
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 1
Ketentuan Umum

Memberikan pengertian yang penting dalam memahami undang-undang ini. Definisi yang
diberikan dalam Pasal 1 membantu memastikan pemahaman yang konsisten dan jelas
tentang istilahistilah yang digunakan dalam undang-undang ini. Misalnya, lahan
didefinisikan sebagai bagian daratan dari permukaan bumi yang meliputi tanah beserta
faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya. Definisi ini memberikan pemahaman
yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan lahan dalam konteks perlindungan lahan
pertanian pangan berkelanjutan.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 2
Asas Tujuan dan Ruang Lingkup

• Asas perlindungan LPPB mencakup asas manfaat, keberlanjutan dan konsisten,


keterpaduan, keterbukaan dan akuntabilitas, kebersamaan dan gotong-royong,
partisipatif, dsb.
• Tujuan dibentuknya perlindungan LPPB yaitu untuk melindungi lahan pertanian pangan
secara berkelanjutan sehingga tercipta kemakmuran, kesejahteraan petani dan
masyarakat serta memperkuat ketahanan pangan nasional dan menjaga kelestarian
lingkungan untuk mewujudkan revitalisasi pertanian yang ada di Indonesia.
• Ruang lingkup perlindungan LPPB meliputi perencanaan, pengembangan, penelitian,
pengawasan, pemberdayaan petani, pembiayaan, serta pengelolaan kualitas lahan dan
air. Lahan Pertanian Pangan yang ditetapkan sebagai LPPB dapat berupa lahan
beririgasi, lahan reklamasi rawa pasang surut dan nonpasang surut (lebak); dan lahan
tidak beririgasi.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 3
Perencanaan dan Penetapan

Perencanaan, mengatur tentang Perencanaan kebutuhan dan ketersediaan Lahan


Pertanian Pangan Berkelanjutan. Perencanaan didasarkan pada 6 komponen yaitu
pertumbuhan penduduk, kebutuhan pangan nasional, musyawarah petani, dsb.
Perencanaan lahan dijadikan dasar untuk menyusun prediksi jumlah produksi, luas baku
lahan, dan sebaran lokasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan serta kegiatan yang
menunjang.
Perencanaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan disusun baik di tingkat nasional,
provinsi, maupun kabupaten/kota. Perencanaan yang dilakukan terdiri atas perencanaan
jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan
.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 3 (Lanjutan)

Perencanaan dan Penetapan

Bagian ketiga penetapan, mengatur tentang penetapan rencana perlindungan lahan


pertanian pangan berkelanjutan yang dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana
Tahunan baik nasional melalui Rencana Kerja Pemerintah (RKP), provinsi, maupun
kabupaten/kota
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 4
Pengembangan

Pengembangan lahan pertanian pangan berkelanjutan meliputi intensifikasi dan


ekstenfikasi. Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pengembangan lahan pertanian berkelanjutan dengan kegiatan pokok
bidang agribisnis tanaman pangan. Dalam rangka pengembangan lahan pertanian
pangan berkelanjutan, UU ini juga mengatur tentang pengadaan tanah, baik melalui
pembelian, pemberian hak guna usaha, atau pengambilalihan tanah telantar dan tanah
bekas kawasan hutan. Kriteria penetapan, tata cara, dan mekanisme pengambilalihan
serta pendistribusian tanah telantar diatur dengan Peraturan Pemerintah.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 5
Penelitian

Pihak yang terlibat atau berperan dalam penelitian lahan pertanian yaitu pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, lembaga penelitian atau
perguruan tinggi.
Penelitian lahan pangan pertanian harus mencangkup pengembangan
penganekaragaman pangan, identifikasi dan pemetaan kesesuaian lahan, pemetaan
zonasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, inovasi pertanian, fungsi agroklimatologi
dan hidrologi, fungsi ekosistem, dan sosial budaya dan kearifan lokal serta hasil
penelitian merupakan informasi public, dapat diakses oleh petani dan pengguna lainnya.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 6
Pemanfaatan

Pengembangan lahan pertanian pangan berkelanjutan dilakukan dengan menjamin


konservasi tanah dan air. Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan konservasi tanah dan air, termasuk perlindungan sumber daya
lahan dan air, pelestarian sumber daya lahan dan air, pengelolaan kualitas lahan dan air,
serta pengendalian pencemaran.
UU ini juga mengatur kewajiban setiap orang yang memiliki hak atas tanah yang
ditetapkan sebagai lahan pertanian berkelanjutan dimana harus memanfaatkan tanah
sesuai peruntukan dan mencegah kerusakan irigasi serta berperan dalam menjaga dan
meningkatkan kesuburab tanah, mencegah kerusakan, dan memelihara kelestarian
lingkungan. Apabila tidak melaksanakan kewajibannya dan menimbulkan kerusakan
maka wajib untuk memperbaiki kerusakan tersebut
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 7
Pembinaan

Pembinaan dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah kepada setiap orang yang
terikat dengan pemanfaatan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Dalam pembinaan
yang dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah meliputi koordinasi
perlindungan, sosialisasi peraturan perundang-undangan, pemberian bimbingan,
supervisi, konsultasi, pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat,
penyebarluasan informasi Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, serta peningkatan kesadaran dan tanggung jawab
masyarakat.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 8

Pengendalian

• Pengendalian LPPB dilakukan secara terkoordinasi oleh pemerintah (Menteri).


• Pengendalian meliputi pemberian insentif dan disinsentif dengan mempertimbangkan
beberapa komponen meliputi jenis lahan pertanian pangan berkelanjutan, lokasi,
kesuburan tanah, luas tanam, irigasi, dsb..
• Alih fungsi lahan, lahan yang sudah ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan dilindungi dan dilarang dialihfungsikan. Selain ganti rugi kepada
pemilik pihak yang mengalihfungsikan wajib mengganti nilai investasi infrastruktur.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 9

Pengawasan

Pengawasan dilakukan untuk memastikan tercapainya perlindungan lahan pertanian


pangan berkelanjutan. Pengawasan meliputi kinerja perencanaan dan penetapan,
pengembangan, pemanfaatan, pembinaan, dan pengendalian. Pengawasan
dilaksanakan secara berjenjang oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
pemerintah daerah kabupaten/kota sesui kewenangannya. Pengawasan tersebut
meliputi pelaporan, pemantauan, dan evaluasi.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 10

Sistem Informasi

Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota wajib


menyelenggarakan Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang dapat
diakses oleh masyarakat. Sistem informasi ini dilakukan secara terpadu dan
terkoordinasi. Sistem informasi tersebut harus memuat data lahan tentang kawasan
pertanian pangan berkelanjutan, lahan pertanian pangan berkelanjutan, lahan cadangan
pertanian pangan berkelanjutan, dan tanah terlantar dan subyek haknya.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 11

Perlindungan dan Pemberdayaan Petani

Perlindungan petani berupa pemberian jaminan harga komoditas pangan pokok yang
menguntungkan, memperoleh sarana produksi dan prasarana pertanian, pemasaran
hasil pertanian pangan pokok, dsb. Pemberdayaan petani meliputi penguatan
kelembagaan petani, penyuluhan dan pelatihan untuk peningkatan kualitas sumber daya
manusia, pemberian fasilitas sumber pembiayaan /permodalan, pemberian bantuan
kredit kepemilikan lahan pertanian, pembentukan Bank Bagi Petani, serta pemberian
fasilitas untuk mengakses ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 12

Pembiayaan

Pembiayaan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dapat bersumber dari


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
provinsi, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota. Selain itu,
pembiayaan juga dapat diperoleh dari dana tanggung jawab sosial dan lingkungan dari
badan usaha.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 13

Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat dilakukan dalam tahapan perencanaan, pengembangan,


penelitian, pengawasan, pemberdayaan petani; dan/atau pembiayaan. Contohnya yaitu
dilakukan melalui pemberian usulan perencanaan, tanggapan, dan saran perbaikan atas
usulan perencanaan Pemerintah dan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota
dalam perencanaan
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 14

Sanksi Administratif

Adapaun sanksi administratif yang diberikan yaitu peringatan tertulis, penghentian


sementara kegiatan, penghentian sementara pelayanan umum, penutupan lokasi,
pencabutan izin, pembatalan izin, pembongkaran bangunan, pemulihan fungsi lahan,
pencabutan insentif, dan denda administratif. Ketentuan mengenai tata cara pengenaan
sanksi dan besarnya denda administratif diatur dengan Peraturan Pemerintah.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 15

Penyidikan

Pihak yang memiliki wewenang untuk melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana
adalah penyidik pegawai negeri sipil di lingkungan instansi pemerintahan yang lingkup
dan tugasnya di bidang perlindungan lahan pangan berkelanjutan untuk membantu
pejabat penyidik kepolisian dalam melakukan penyelidikan. Penyidik melakukan
koordinasi dengan pihak kepolisian jika diperlukan tindak pennagkapan. Hasil dari
penyidikan diserahkan kepada penuntut umum untuk diproses lebih lanjut.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 16

Ketentuan Pidana

Pemberian sanksi pidana yang tegas bagi pelaku alih fungsi lahan pertanian pangan
berkelanjutan, baik itu orang perseorangan maupun korporasi, sebagai upaya untuk
mencegah dan menghukum pelanggaran terhadap perlindungan lahan pertanian pangan
berkelanjutan.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 17

Ketentuan Peralihan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang belum menetapkan Kawasan


Pertanian Pangan Berkelanjutan, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan
Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan disesuaikan paling lama dalam waktu 2 (dua)
tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.
TELAAH UU NO 41 TAHUN 2009
BAB 18

Ketentuan Penutup

Peraturan Pemerintah sebagai pelaksana Undang-Undang ini harus telah ditetapkan


paling lama 24 (dua puluh empat) bulan sejak Undang-Undang ini diundangkan. Undang-
Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan yaitu 14 Oktober 2009.
IMPLEMENTASI UU
NO 41 TAHUN 2009
• Pengendalian Alih Fungsi Lahan
• Penetapan dan Pemanfaatan Lahan
• Penerapan Teknik Pertanian
Berkelanjutan
• Pengawasan dan Penegakkan Hukum
• Pengembangan Varietas Unggul
• Pengembangan infrastruktur pertanian
• Perlindungan dan Pemberdayaan Petani
• Penyediaan Sarana dan Prasarana
Produksi
DOKUMENTASI PEMBERDAYAAN PETANI
THANK YOU ☺

Anda mungkin juga menyukai