(DARING)
BLOK 3
SEMESTER 2
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
NAMA KLP
NIM
RADIOLOGI DASAR
SEMESTER 2
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
PENYUSUN :
1. Drg. Farihah Septina, Sp. Rad O.M
b. Mahasiswa yang berhalangan mengikuti ujian harus melapor paling lambat 2 (dua) hari sesudah
hari ujian kepada Penanggungjawab Mata Ajar yang bersangkutan dengan mengajukan alasan
tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan, dan akan mendapat kesempatan untuk mengikuti ujian
susulan pada waktu dan menurut cara yang ditetapkan oleh Penanggungjawab SL RKG
Instruksi SL : Mahasiswa memverbalkan teknik biseksi pada instruktur sesuai elemen gigi yang
diinstruksikan olehh instruktur.
3.4 TEORI
A Radiograf Periapikal
Radiografi periapikal memerupakan teknik foto intraoral yang dirancang untuk menunjukkan gambaran gigi
individu dan jaringan di sekitar apeks (Whaites,2002).
Gambar 4.5 Garis khayal a. Rahang atas b. Rahang bawah (Margono, 1998)
.
d. Posisi film
Posisi Film Teknik Biseksi :
Perhatikan palatum atau vestibulum pasien, hipo/hipersalivasi dan refleks muntah pasien.
Letakan film dalam mulut pada regio yang akan dibuat radiograf. Cara meletakan film untuk gigi
anterior, sumbu panjang film diletakan secara vertikal sedangkan untuk gigi posterior sumbu panjang
film diletakan secara horizontal.
g. Pengaturan timer
Timer atau dosis diatur dan diatur sesuai dengan kebutuhan. Panduan timer dan dosis dapat
dilihat pada alat radiografi ataupun film.
Instruksi SL : Mahasiswa memverbalkan cara melakukan processing dan reaksi yang teradi pada
instruktur.
4.4 TEORI
Metode processing secara manual dilakukan di ruang gelap. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
Cahaya atau penerangan yang absolut
Tempat kerja yang adekuat
Luas kamar gelap kira-kira 1,2 x 1,5 m2 . Ruangan tersebut harus selalu gelap sehingga diperlukan
pintu yang dilengkapi dengan kunci agar tidak ada yang membuka pintu secara mendadak dan dapat
membakar film yang sudah dibuka.
Ventilasi yang adekuat
Ruangan harusmemiliki ventilasi yang baik agar memberikan kenyamanan pada tempat kerja dan
mengurangi panas saat proses pencucian film. Suhu ruangan yang optimal dapat memberikan kondisi
yang optimal untuk developer, fixer, dan air untuk mencuci.
Tempat mencuci yang adekuat
Fasilitas tempat penyimpanan film yang adekuat
Safelight, diposisikan 1,2 meter dari permukaan tempat kerja dengan lampu 25 Watt dan penyaring
sesuai dengan tipe film yang digunakan
Safelight memiliki gelombang cahaya yang panjang (merah) yang aman untuk film dan operator tetap
dapat melihat dengan jelas dibawah lampu tersebut. Safelight sebaiknya diletakkan pada dinding
diatas area kerja dibelakang larutan processing, sebelah kanan tangki larutan fixer. Untuk mengurangi
efek kabut pada film, maka safelight harus 15 Watt dengan ketinggian 4 feet diatas tempat kerja.[2]
Gambar 1. Safelight harus diletakkan setinggi 4 feet dari tempat kerja dengan daya 15 Watt.
Film terdiri dari lembaran plastik transparan "cellulose acetat" sebagai bahan dasar. Salah satu atau
kedua permukaannya dilapisi emulsi kimia yang peka x- ray yaitu : kristal perak bromida (AgBr).
Sinar-X akan mengenai objek maka sinar-X tersebut mengenai :
Jaringan keras : tulang,email, dentin, dsb.
Jaringan lunak : kulit, otot, mukosa gusi, dsb.
-rongga tubuh /gigi, seperti: sinus- sinus, foramen-fommen, ruang pulpa dan sebagainya.
Bila sinar –X mengenai jaringan keras maka sebagian besar akan diserap jaringan tersebut, sehingga tidak
seluruhnya mencapai film. Akibatnya: Emulsi Kimia pelapis film (AgBR) tidak kena Sinar-
Radiopak.
Bila sinar-X mengenai jaringan lunak maka sebagian diserap, tetapi sebagian besar akan diteruskan ke film.
lebih Radiolusen
Bila sinar-X mengenai rongga maka, seluruhnya akan langsung mengenai film. Gambaran yang terlihat :
Radiolusen seluruhnya.
Bagian film yang terkena Sinar-X, maka emulsi kimianya akan terurai dan terionisasi. Kumpulan AgBr yang
terionisasi akan membentuk gambaran latent.
Gambaran Latent
Adalah gambaran pada film radiografik sebelum di cuci (diproses), sehingga tidak tampak oleh mata.
Bentuk dan ukurannya sama dengan obyek yang difoto. Gambaran ini baru dapat dilihat setelah film di
proses.
Proses Pencucian film Radioprafik
Di dalam kamar gelap terdapat empat buah bak pencuci film yaitu
BAK 1 :
LARUTAN DEVELOPER,
Terdiri dari :
- HYDROQUINONE.
- METOL (ELON).
- SODIUM KARBONAT (NACO3 )
- SODIUM SULFIT (NaS03).
- POTASIUM BROMIDA (KBr).
- AIR
Dalam developer terjadi reaksi perubahan kimia emulsi AgBr yang telah terionisasi (yang terkena sinar–X
pada waktu permotretan radiografis sehingga terurai menjadi Ag+ + Br¯ ), sehingga menghasilkan endapan
Ag yang bewarna hitam. Pencucian didalam developer harus di awasi secara cermat, sebab di dalam
developerlah yang paling menentukan hasil dari suatu radiograf.
Film yang telah mengalami ionisasi dalam developer akan pelepaskan ion Br dan (mengendapkan ion Ag;
yang melekat pada -film, dan memberi warna hitam atau radiolusen.
Lamanya waktu pencucian di dalam developer ini, ditentukan secara:
1. Metode visual atau inspection.
2. Metode timer
Larutan developer harus dilindungi dari oksidasi dengan udara dan di jaga pada temperatur sekitar 18-220 C.
Pada waktu film di masukkan kedalam developer film
harus di gerakkan perlahan-lahan untuk membebaskan gelembung udara dan harus di jaga supaya film
terpisahkan satu dengan, yang lainnya, sehingga kerja zat kimia dapat merata keseluruh permukaan film.
Untuk kedua metode diatas perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Temperatur dari larutan developer tidak boleh lebih dari 24 ° C, karena pada keadaan ini larutan terlalu
hangat sehingga menyebabkan pelunakan gelatin sehingga emulsi AgBr akan lumer yang menyebabkan
gambaran menjad kabur
BAK II : AIR.
Film dicuci untuk menghilangkan sisa-sisa developer selama 10-30 detik.pada air mengalir dengan
digoyang-goyangkan untuk menghilangkan sisa developer
Dalamn larutan ini terjadi proses fiksasi dan pelarutan AgBr yang undeveloped atau unexposed, serta
pengerasan gelatin dalam emulsi film.
Film Dicelupkan ke dalam fixer selama 3-10 menit.
Proses fixing yang tidak sempurna menyebabkan film berwarna hijau kekuningan atau seperti susu karena
residu emulsi film. Seiring berjalannya waktu film akan terdiskolorisasi dan berubah warna menjadi coklat
Instruksi SL : Mahasiswa memverbalkan evaluasi mutu sesuai radiograf yang dipilih oleh instruktur.
5.4 TEORI
Sebelum dilakukan interpretasi, harus dilakukan evaluasi mutu radiograf terlebih dahulu.
Mutu radiograf harus memenuhi syarat dilakukan interpretasi, yakni Radiograf harus mencakup seluruh gigi
geligi sampai dengan daerah periapikal mencakup gambaran seluruh kelainan periapikal beserta
perluasannya, daisertai daerah yang masih normal sebagai reference site.
EVALUASI MUTU RADIOGRAF PERIAPIKAL
1. Elemen :
Menuliskan elemen gigi yang akan di evaluasi mutu
2. Menyatakan apakah obyek tercakup & terletak di tengah radiograf :
Objek tercakup artinya dalam foto mencakup batas yang jelas antara daerah yang normal dan daerah
patologis. Objek terletak di tengah radiograf artinya objek menjadi fokus dari sinar x-ray sehingga
gambaran objek terlihat paling jelas, dan elemen gigi yang dituju tidak terpotong.
3. Menentukan apakah kontras, detil dan ketajaman radiograf baik :
Kontras : Terdapat perbedaan antar daerah radioopak dan radiolusen. Daerah yang tidak terdapat obyek
harus tampak sangat hitam/radiolusen, dan daerah dengan kepadatan tinggi (contoh : email) harus
tampak sangat putih/radioopak.
Detail : Struktur anatomis objek terlihat jelas
Ketajaman : Outline/ batas tepi dari setiap struktur anatomis terlihat jelas.
4. Menentukan apakah daerah interdental terlihat jelas:
Tujuan dari melihat daerah interdental ialah melihat ada tidaknya distorsi horizontal. Jika distorsi
horizontal minimal maka daerah interdental terlihat jelas.
5. Menentukan apakah cusp bukal dan palatal/ lingual terletak sebidang : Tujuannya untuk melihat ada/
tidaknya distorsi vertikal. Untuk gigi anterior yang menjadi indikator ialah singulum.
Jika sudut vertikal terlalu besar maka gigi tampak memendek sehingga singulum berhimpit dengan
1/3 servikal mahkota dan tampak gambaran radiopak tegas.
Sedangkan jika sudut vertikal terlalu kecil maka gigi tampak elongasi sehingga jarak singulum
menjauhi servikal line dan tampak gambaran radiopak difus.
6. Menentukan apakah distorsi yang terjadi minimal :
Amati distorsi vertikal dan distorsi horizontal yang terjadi kemudian tentukan besarnya. Jika distorsi
tidak minimal/ besar, maka radiograf tidak dapat diinterpretasi.
7. Menyebutkan kekurangan atau kesalahan yang ada dalam radiograf, contoh : underdeveloper,
overdeveloper, film terbalik, anatomi terpotong, distorsi horizontal maksimal,dll
8. Menyimpulkan kualitas radiograf ( baik/dapat diterima/ tidak dapat diterima)
9. Menyimpulkan apakah radiograf dapat diinterpretasi
INTERPRETASI RADIOGRAF
1. Elemen
Elemen gigi yang akan di interpretasi
2. Mahkota
Normal atau terjadi perubahan. Jika terdapat perubahan, jika terdapat perubahan uraikan
lokasi, dan perluasan lesi di mahkota. Misal : terdapat radiolusensi yang meluas dari
distooklusal sampai ruang pulpa.
3. Ruang Pulpa
Normal atau terjadi perubahan pada ruang pulpa, jika terjadi perubahan uraikan secara
detail keterlibatan kamar pulpa akibat lesi.
4. Akar
Jumlah akar, apakah ada pembengkokan akar dan ke arah mana (contoh: Delacerasi akar
ke distal)
Normal atau terjadi perubahan. Jika terjadi perubahan, uraikan secara mendetail lokasi,
perluasan lesi di akar.
5. Membran Periodontal
Normal atau terjadi pelebaran/ hilang/ terputus/ menyempit/ tidak terlihat pada membrane
periodontal (jika lamina dura tidak terlihat maka membrane periodontal tidak dapat
ditentukan)
Untuk gigi dengan akar tunggal ditulis hanya pada bagian akar mesiolateral dan distolateral
Untuk gigi akar ganda, dijaelaskan pada aspek akar mesio medial, mesio lateral, disto
lateral, disto medial.
6. Lamina dura
Normal atau terputus/hilang/menebal/menyempit/tidak terlihat
7. Alveolar Crest
Normal atau terjadi penurunan, bila terjadi penurunan secara vertical/horizontal ( contoh:
penurunan tulang alveolar secara vertical)
Bila terjadi penurunan seberapa besar ( tulis … mm dari CEJ )
8. Furkasi
Normal ataukah ada keterlibatan furkasi pada lesi
9. Periapikal
Normal atau terdapat lesi periapikal
10. Kesan
Terdapat kelainan pada beberapa aspek di atas ( contoh : terdapat kelainan pada mahkota
dan akar)
11. Suspect Radiodiagnosis : Diagnosa penyakit dilihat dari pemeriksaan radiograf
Keterangan : Mahasiswa melakukan evaluasi mutu pada radiograf periapical dengan radiograf yang
dipilihkan oleh instruktur dan diverbalkan di hadapan instruktur, dan instruktur memberikan penilaian di
buku nilai
Keterangan : mahasiswa menghafalkan, memahami tata cara processing radiograf intra oral , dan
memverbalkan di hadapan instruktur, dan instruktur memberikan penilaian di buku nilai
1. Whaites, Eric. 2003. Essential of Dental Radiography and Radiology Third Edition. Philadelphia, USA:
Elsevier
2. White, Stuart dan Pharoah, Michael. 2004. Oral Radiology :Principles and Interpretation Fifth Edition.
Philadelphia, USA; Mosby