HEMATOLOGI
Penyusun :
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
perkenan-Nya kami diberikan kesehatan dan kekuatan dalam masa pandemi infeksi
COVID-19 di Indonesia. Dalam rangka pencegahan penyebaran infeksi COVID-19 ini,
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia dan Universitas
Brawijaya telah menetapkan kegiatan pendidikan dan pengajaran dilakukan secara
daring. Untuk itu dalam praktikum hematologi ini dilakukan penyesuaian mengikuti
proses pembelajaran secara daring, dengan tetap mengacu pada capaian
pembelajaran pendidikan mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi.
Buku panduan praktikum ini merupakan salah satu unsur penunjang dalam
proses pembelajaran mahasiswa pendidikan sarjana kedokteran gigi untuk
mencapai kompetensinya, khususnya untuk lebih memahami dasar-dasar
pemeriksaan laboratorium di bidang hematologi. Kami berharap buku ini dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh mahasiswa selama proses belajar daring.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua staf Departemen Biologi Oral
FKG UB, yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
“Buku Panduan Praktikum Daring Hematologi” untuk mata kuliah Blok 4 Ilmu
Kedokteran Gigi Dasar 2 Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi Tahun Ajaran
2020/ 2021 dapat terselesaikan.
Penyusun mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan
buku ini. Saran dan kritik kami butuhkan untuk perbaikan dan peningkatan mutu
buku panduan praktikum ini. Semoga buku panduan praktikum ini bermanfaat bagi
mahasiwa, staf pengajar, serta seluruh komponen yang terlibat pada proses
pembelajaran pendidikan sarjana kedokteran gigi.
Malang, April 20201
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
TATA TERTIB
PRAKTIKUM DARING HEMATOLOGI
iii
TIM DOSEN PENGAMPU PRAKTIKUM HEMATOLOGI
No Nama Dosen
1. dr. Novikhila Firani, M.Kes.,Sp.PK
2. drg. Nenny Prasetyaningrum, M.Ked
2. drg. Viranda Sutanti M.Si
3. drg. Ratih Pusporini M.Si
4. drg. R. Setyohadi M.S
6. drg. Ariyati Retni Pratiwi, M.Kes
JADWAL PRAKTIKUM
NO. HARI/TANGGAL JAM TOPIK
1
PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN
PENDAHULUAN
Hemoglobin (Hb) terkandung di dalam sel darah merah, yang berperan
penting sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh. Hemoglobin
merupakan senyawa kompleks antara metalloporfirin (heme) dan protein (globin).
Sintesis Hb membutuhkan berbagai nutrisi, antara lain asam amino untuk sintesis
globin maupun porfirin, mineral (zat besi) dalam bentuk ion Fe2+ yang bertindak
sebagai pengikat oksigen (O2), dan vitamin B12 serta asam folat yang penting untuk
maturasi sel darah merah.
Kelainan akibat kadar Hb dalam darah yang lebih rendah dari harga normal
disebut anemia. Penyebab anemia bermacam-macam, antara lain anemia akibat
defisiensi fe, defisiensi asam folat, defisiensi vitamin B12, anemia hemolitik, anemia
karena penyakit kronis ataupun perdarahan. Mengingat pentingnya fungsi
hemoglobin, maka bila kadarnya kurang akan mengganggu transportasi oksigen,
sehingga berpengaruh pada kinerja sel-sel tubuh.
Metode pengukuran kadar Hb pada prinsipnya menggunakan sifat
hemoglobin sebagai pigmen berwarna. Adapun metode pemeriksaan Hb antara lain
metode fotometri dengan mengukur Cyanmethemoglobin, dan metode manual lain
yang sederhana yaitu menggunakan alat hemoglobinometer dengan metode Sahli.
Meskipun cara penetapan kadar Hb dalam darah yang dianjurkan bukanlah memakai
metode Sahli, namun metode yang sederhana ini masih berguna dalam laboratorium
kecil.
TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami cara pengukuran kadar Hb yang ditayangkan melalui video secara
daring di Google Classroom
2. Memahami manfaat pemeriksaan Hb dalam mendeteksi kelainan darah
2
3. Melakukan interpretasi terhadap hasil pengukuran kadar Hb
PRAKTIKUM PENGUKURAN KADAR Hb DENGAN METODE SAHLI
Prinsip :
Hemoglobin bereaksi dengan larutan HCl 0,1N menjadi asam hematin. Warna
yang terjadi dibandingkan secara visual dengan warna batang standar pada alat
hemometer Sahli.
3
2. Hisap darah dengan pipet Sahli sampai dengan tanda batas 20μL.
3. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet dengan kertas
tissue.
4. Kelebihan darah dalam pipet dikeluarkan dengan cara menyentuh ujung pipet
dengan memakai kertas tissue
5. Segera alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer dengan jalan
meniupnya, tetapi jangan sampai terjadi gelembung udara
6. Pipet dibilas dengan cara menghisap dan meniup larutan HCI 2 atau 3 kali.
7. Kocoklah tabung aqar darah dan HCl bereaksi membentuk asam hematin yang
berwarna coklat tua
8. Encerkan dengan aquades tetes demi tetes sambil diaduk dengan pengaduk
gelas, sambil dibandingkan dengan warna standar pada alat hemometer Sahli.
9. Persamaan warna campuran dengan warna standar harus dicapai dalam
waktu 3-5 menit setelah saat darah dan HCI dicampur.
10. Bacalah kadar hemoglobin dengan satuan gram/dL
Keuntungan dari metode Sahli yaitu murah, praktis dan mudah dilakukan.
Namun kekurangan metode Sahli untuk pengukuran kadar Hb yaitu kurang teliti.
Kesalahan-kesalahan yang bisa terjadi pada penetapan kadar hemoglobin cara Sahli
yaitu :
1. Tidak tepat mengambil 20 ul darah.
2. Sisa darah yang menempel pada pipet Sahli tidak dihapus
3. Darah dalam pipet tidak sempurna dikeluarkan semua ke dalam larutan HCl ,
dan tidak dibilas.
4. Tidak sempurna saat mengaduk campuran darah dan HCl.
5. Tidak memperhatikan waktu yang seharusnya berlalu saat melakukan
pembandingan warna.
6. Ada gelembung udara di permukaan pada waktu membaca.
7. Membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang.
4
HCL
1
1
Interpretasi
Kadar Hb normal : Pria dewasa : 14-18 g/dL
Wanita dewasa : 12-16 g/dL
TUGAS PRAKTIKUM 1
Mahasiswa mengerjakan tugas praktikum yang sudah diunggah di Google Classroom
sesuai jadual yang sudah ditentukan.
5
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH
PENDAHULUAN
Laju endap darah (LED) atau erithrocyte sedimentation rate (ESR) adalah
kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan
mm/jam. Pada orang sehat pengendapan eritrosit ini berlangsung secara konstan.
Kecepatan laju endap darah dipengaruhi kadar albumin, globulin dan fibrinogen.
LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan
kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, keganasan, dan
kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Sebagian ahli hematologi beranggapan
LED tidak handal karena merupakan uji yang tidak spesifik, dan dipengaruhi oleh
faktor fisiologis yang menyebabkan temuan tidak akurat. Namun, beberapa dokter
masih mengharuskan uji LED bila ingin membuat penilaian kasar mengenai proses
penyakit, dan bermanfaat untuk mengikuti perjalanan penyakit.
TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami cara pengukuran laju endap darah dengan metode Westergren
yang ditayangkan melalui video secara daring di Google Classroom
2. Memahami manfaat pemeriksaan laju endap darah dalam mendeteksi
penyakit
3. Melakukan interpretasi terhadap hasil pengukuran laju endap darah
6
Alat dan Bahan :
Tabung Westergren
Rak tabung Westergren
Stopwatch
Bola Hisap
Larutan Na Sitrat 3,8%
Sampel darah EDTA
7
Interpretasi
LED normal : Pria : kurang dari 10 mm/1 jam
Wanita : kurang dari 15 mm/1 jam
TUGAS PRAKTIKUM 2
Mahasiswa mengerjakan tugas praktikum yang sudah diunggah di Google Classroom
sesuai jadual yang sudah ditentukan.
8
PEMERIKSAAN HAPUSAN DARAH TEPI DAN HITUNG JENIS
LEUKOSIT
PENDAHULUAN
Di dalam darah terdapat beberapa jenis sel darah, yaitu eritrosit (sel darah
merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping darah). Eritrosit
mengandung haemoglobin, yang berperan dalam transportasi oksigen ke seluruh
jaringan tubuh. Leukosit merupakan salah satu jenis sel darah yang berfungsi sebagai
pertahanan tubuh, yaitu membunuh benda asing / patogen yang masuk ke dalam
tubuh. Ada beberapa jenis sel lekosit yang normal berada di darah tepi, yaitu eosinofil,
basofil, netrofil stab, netrofil segmen, limfosit, dan monosit. Sedangkan trombosit
berperan penting dalam mekanisme pembekuan darah.
Pemeriksaan evaluasi hapusan darah tepi bermanfaat untuk mengetahui
morfologi sel-sel darah, yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit. Selain itu juga dapat
digunakan untuk menaksir jumlah leukosit dan trombosit. Abnormalitas jumlah sel
leukosit maupun hitung jenis leukosit dapat menggambarkan kelainan atau proses
penyakit dalam tubuh, antara lain infeksi, inflamasi, alergi, maupun keganasan.
Sehingga melalui pemeriksaan hapusan darah tepi maupun hitung jenis leukosit
dapat diketahui penyakit pada tubuh seorang pasien.
TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami pemeriksaan evaluasi hapusan darah tepi dan hitung jenis lekosit
menggunakan mikroskop yang ditayangkan melalui video secara daring di Google
Classroom
2. Memahami manfaat pemeriksaan evaluasi hapusan darah tepi dan hitung jenis
lekosit untuk mendeteksi penyakit
3. Melakukan interpretasi terhadap hasil pemeriksaan evaluasi hapusan darh tepi
dan hitung jenis lekosit
9
PRAKTIKUM PEMERIKSAAN HAPUSAN DARAH TEPI DAN HITUNG JENIS
LEUKOSIT
Prinsip : Pembuatan hapusan darah tepi dan pengecatan Wright yang memenuhi
syarat untuk dilakukan evaluasi hapusan darah tepi dan hitung jenis
leukosit. Penghitungan jenis sel leukosit pada sediaan hapusan darah
dengan menggunakan mikroskop sampai ditemukan 100 sel dari 10 lapang
pandang atau lebih.
10
4. Setelah tetes darah menyebar pada sudut kaca penggeser, maka segera dorong
kaca penggeser ke arah kiri hingga terbentuk hapusan darah. Sediaan hapusan
darah yang baik adalah sediaan rata, tidak berlubang-lubang, panjang ½ hingga
2/3 panjang gelas objek, ada bagian yang cukup tipis sebagai “counting area”
(eritrosit tidak bertumpukan dan leukosit tersebar merata).
5. Sediaan hapusan darah dibiarkan kering di udara
6. Pada bagian sediaan yang tebal ditulis identitas menggunakan pensil.
11
B. Membuat pewarnaan Wright pada sediaan hapusan darah
Cara kerja:
1. Letakkan gelas objek berisi sediaan hapusan darah yang sudah kering diatas rak
pengecatan.
2. Sediaan hapusan darah ditetesi dengan cat Wright 12 tetes menggunakan pipet
dan biarkan selama 2 menit.
3. Dilanjutkan dengan larutan buffer sama banyak, dicampurkan dengan cara
ditiup-tiup sampai muncul warna metalik, kemudian dibiarkan selama 20 menit.
4. Bilas larutan pewarna tadi dengan menyiram air ke gelas objek dengan posisi
gelas objek mendatar (jangan sampai miring).
5. Sediaan hapusan darah dikeringkan di udara.
12
D. Pemeriksaan hitung jenis leukosit pada sediaan hapusan darah
Cara kerja:
1. Pemeriksaan dengan pembesaran lensa objektif 100 X dengan minyak emersi
2. Mulailah menghitung pada pinggir atas sediaan dan berpindahlah ke arah pinggir
bawah dengan menggunakan mikromanipulator mikroskop.
3. Pada pinggir bawah geserlah lapangan ke kanan agak iebih banyak dari lebarnya
lapangan imersi, kemudian ke arah pinggir atas lagi.
4. Sesampai di pinggir atas geserlah ke kanan lagi dan kemudian ke arah pinggir
bawah.
5. Lakukanlah pekerjaan itu terus-menerus sampai 100 sel leukosit dihitung
menurut jenisnya.
6. Melaporkan hasil hitung jenis hendaknya mengikuti urutan yang pasti; mulai
dengan sel eosinofil, kemudian basofil, neutrofil (stab dan segmen), limfosit
dan terakhir monosit.
7. Buatlah tabel seperti contoh
8. Setiap kali menemukan jenis sel tertentu, buat turusnya pada tiap-tiap baris tabel
tersebut; kalau sudah tercapai 10 turus pada sebuah baris, lanjutkan ke baris
berikutnya. Jadi, kalau kesepuluh baris sudah terisi, berarti sudah memeriksa
100 leukosit. Selanjutnya, hitung jumlah turus total per kolom.
Tabel hitung jenis leukosit
Eosinofil Basofil Stab Segmen Limfosit Monosit Jumlah
1 I IIIII I II II 10
2 IIIII III II 10
IIIII
3 10
IIIII
dst dst dst
10
Jumlah
1 0 0 70 25 4
(%)
Total 100
13
Interpretasi
Nilai normal:
Eosinofil / Basofil / stab / segmen / limfosit / monosit
0-4% / 0-1% / 0-5% / 50-70% / 20-40% / 1-6%
Limfosit Monosit
Neutrofil Segmen
TUGAS PRAKTIKUM 3
Mahasiswa mengerjakan tugas praktikum yang sudah diunggah di Google Classroom
sesuai jadual yang sudah ditentukan.
14
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP OTOMATIK DENGAN ALAT
HEMATOLOGY ANALYZER DAN INTERPRETASINYA
PENDAHULUAN
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan darah lengkap yang akurat dan
mendapatkan hasil pemeriksaan yang cepat dan tepat dapat menggunakan alat
hematology autoanalyzer. Penggunaan alat analisis darah secara otomatis
(hematology autoanalyzer) dapat mengukur beberapa parameter hematologi, antara
lain hemoglobin, hematokrit, lekosit, trombosit, hitung jenis lekosit dan indeks
eritrosit.
Pemeriksaan dengan darah dengan alat hematology autoanalyzer didasarkan
pada impedansi elektrik yang menimbulkan sinyal elektrik akibat dilewati oleh sel-
sel darah, baik itu eritrosit, leukosit dan trombosit, yang mempunyai ukuran
tertentu. Sedangkan untuk pemeriksaan haemoglobin pada alat hematology
autoanalyzer didasarkan pada metode cyanmethemoglobin, setelah eritrosit
dilisiskan terlebih dahulu.
Pemeriksaan darah menggunakan alat otomatis ini mempunyai kelebihan
memberikan hasil dengan cepat, namun penggunaan alat ini masih mempunyai
kelemahan, karena tidak bisa membedakan jenis sel yang masih muda (blast) yang
seringkali berada di dalam darah tepi pada penyakit-penyakit keganasan, misalnya
leukemia.
TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami cara pemeriksaan Darah Lengkap menggunakan alat hematology
autoanalyzer melalui video yang diunggah di Google Classroom.
2. Memahami manfaat pemeriksaan Darah Lengkap untuk mendeteksi penyakit
3. Melakukan interpretasi terhadap hasil pengukuran darah lengkap
menggunakan alat hematology autoanalyzer
15
PRAKTIKUM PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP DENGAN ALAT HEMATOLOGY
AUTOANALYZER
Prinsip :
Pemeriksaan parameter sel-sel darah dengan prinsip flowsitometri dengan
impedansi elektrik dan pemeriksaan haemoglobin dengan spektrofotometri.
16
Gambar Panel alat hematology autoanalyzer ABX Micros 60
17
Interpretasi
Parameter Reference
Hb Pria : 14 – 18 g/dL
Wanita : 12 – 16 g/dL
Eritrosit Pria : 4,0-5,5 x 106/µL
Wanita : 4,0-5,0 x 106/µL
Lekosit Pria : 4,3 – 10,3 x 103/µL
Wanita : 4,7 – 11,3 x 103/µL
Trombosit 142-424 x 103/µL
MCV 80-93 fL
MCH 27-31 pg
MCHC 32-36 g/dL
RDW 11,5-14,5 %
Hct 38 – 42 %
Diff. count Eosinofil : 0-4%
(Hitung jenis Basofil : 0-1%
leukosit) Stab : 0-5%
Segmen : 50-70%
Limfosit : 20-40%
Monosit : 1-6%
Eosinofilia : > 500 /µL
Basofilia : > 50 /µL
Netrofilia : > 10.000 /µL
Netropenia : < 1.500 /µL
Limfositosis : > 4.000/µL
Limfopenia : < 1.500 /µL
Monositosis : > 750 /µL
TUGAS PRAKTIKUM 4
Mahasiswa mengerjakan tugas praktikum yang sudah diunggah di Google Classroom
sesuai jadual yang sudah ditentukan.
18
PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN (BLEEDING TIME)
PENDAHULUAN
Hemostasis adalah proses tubuh secara fisiologis untuk menghentikan
perdarahan dari tempat yang cedera, dan sekaligus mempertahankan darah dalam
keadaan cair di dalam kompartemen vaskular. Pada proses hemostasis terdapat
beberapa komponen yang berperanan, yaitu sistem pembuluh darah, trombosit,
sistem koagulasi, serta sistem fibrinolysis.
Pemeriksaan masa perdarahan merupakan salah satu pemeriksaan fungsi
hemostasis. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi kapiler serta fungsi
trombosit. Kelainan berupa pemanjangan masa perdarahanan dapat terjadi pada
beberapa kondisi, antara lain penurunan jumlah trombosit (trombositopenia),
kelainan fungsi trombosit, setelah minum aspirin, penyakit Von Willebrand, dan
penyakit hati yang berat.
Ada 2 metode pengukuran masa perdarahan, yaitu metode Duke dan metode
Ivy. Pada praktikum ini dilakukan pengukuran masa perdarahan dengan
menggunakan metode Duke.
TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami cara pengukuran masa perdarahan dengan metode Duke melalui
video yang diunggah di Google Classroom
2. Melakukan interpretasi terhadap hasil pengukuran masa perdarahan dengan
metode Duke
3. Menjelaskan macam-macam penyebab pemanjangan masa perdarahan
19
PRAKTIKUM PENGUKURAN MASA PERDARAHAN (METODE DUKE)
Alat dan Bahan :
1. Pencatat waktu (Stop watch)
2. Blood lancet steril
3. Kapas alkohol
4. Kertas saring
5. Masker
6. Handscoen
Interpretasi
Nilai Normal : 1-3 menit
TUGAS PRAKTIKUM 5
Mahasiswa mengerjakan tugas praktikum yang sudah diunggah di Google Classroom
sesuai jadual yang sudah ditentukan.
20
PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN (CLOTTING TIME)
PENDAHULUAN
Hemostasis adalah proses tubuh secara fisiologis untuk menghentikan
perdarahan dari tempat yang cedera, dan sekaligus mempertahankan darah dalam
keadaan cair di dalam kompartemen vaskular. Pada proses hemostasis terdapat
beberapa komponen yang berperanan, yaitu sistem pembuluh darah, trombosit,
sistem koagulasi, serta sistem fibrinolysis.
Pemeriksaan masa pembekuan merupakan salah satu pemeriksaan fungsi
hemostasis. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan lamanya waktu yang
diperlukan darah untuk membeku sebagai ukuran aktifitas faktor-faktor koagulasi
darah terutama faktor-faktor yang membentuk tromboplastin dan faktor yang
berasal dari trombosit. Pemeriksaan masa pembekuan juga dapat digunakan untuk
memantau penderita yang mendapat terapi dengan heparin.
Bermacam-macam kesalahan teknik cenderung memperpendek masa
pembekuan, antara lain percampuran darah dengan tromboplastin jaringan, pungsi
vena yang tidak segera berhasil baik, terjadinya busa dalam semprit atau dalam
tabung, menggoyang-goyangkan tabung yang tidak sedang diperiksa, semprit dan
tabung kotor, dan sebagainya. Selain itu, diameter tabung yang dipakai juga
berpengaruh pula terhadap hasil pemeriksaan masa pembekuan, semakin lebar
tabung semakin lama masa pembekuan
TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami cara pengukuran masa pembekuan melalui video yang telah
diunggah di Google Classroom
2. Melakukan interpretasi terhadap hasil pengukuran masa pembekuan
3. Menjelaskan macam-macam penyebab pemanjangan masa pembekuan
21
PRAKTIKUM PENGUKURAN MASA PEMBEKUAN (Cara Modifikasi LEE &
WHITE)
Prinsip :
Mengukur waktu pembekuan darah, dimulai saat darah masuk spuit sampai darah
membeku.
Interpretasi
Normal : darah membeku dalam 5-15 menit
TUGAS PRAKTIKUM 6
Mahasiswa mengerjakan tugas praktikum yang sudah diunggah di Google Classroom
sesuai jadual yang sudah ditentukan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23