Kulit
terpincut produk itu.
Kopi
angkringan di Kecamatan Kalibaru, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur, itu bukan dibakar
dengan arang kayu. Namun, pembakaran satai
menggunakan briket berbahan limbah kulit
kopi.
Herdian menggunakan briket kulit kopi
karena tidak berasap sehingga tak ada abu
Jadi Api
yang beterbangan saat pengipasan. “Selain itu
saat dibakar briket mengeluarkan aroma khas
kopi sehingga menambah cita rasa satai,” kata
pemilik Angkringan Welas itu. Herdian selalu
membeli 6—8 kg briket per bulan dari Muhamad
Ravin sejak 2021. Ravin memproduksi briket
limbah kulit kopi sejak Juli 2021.
Limbah melimpah
Ravin tertarik memproduksi briket kulit kopi
karena saat panen raya limbah itu melimpah.
Harap mafhum Kabupaten Banyuwangi salah
satu sentra kopi. Perkebunan kopi terbesar
di Bumi Blambangan—julukan Kabupaten
Banyuwangi—yaitu perkebunan kopi
Malangsari di Desa Kalibaru Kulon, Kecamatan
Kalibaru seluas 2.600 hektare (ha). Perkebunan
itu mengekspor lebih dari 1.435 ton kopi ke
berbagai negara.
Tingginya produksi kopi menyebabkan
limbah berupa kulit kopi sangat besar yakni 40
ton per tahun. Belum lagi limbah dari daerah
lain yang juga sentra kopi di Banyuwangi, yaitu
Kecamatan Songgon, Licin, dan Kalipuro.
Menurut Ravin selama ini limbah itu baru diolah
menjadi pupuk dan pakan ternak. “Tetap saja
limbah kulit kopi belum terserap. Jumlahnya
masih berlimpah dan dibuang begitu saja,” kata
produsen briket di Kecamatan Giri, Kabupaten
Banyuwangi, itu.
Dosen Jurusan Keteknikan Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Api dari briket kopi nyaris tanpa asap dan beraroma kopi. Brawijaya, Dr. Ir. Bambang Susilo, M.Sc.
Agr. mengatakan hal serupa. Direktorat dengan kanji sebagai perekat agar bisa
Pascapanen dan Pembinaan Usaha, Direktorat dikempa. Kebetulan seorang rekan mempunyai
Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, alat pengempa sederhana dan dapat digunakan
menyebutkan, kebun kopi seluas 1 ha untuk membuat briket.
memproduksi sekitar 1,8 ton limbah segar. Meski dengan alat sederhana ia sukses
Menurut dosen Departemen Peternakan membuat briket berbentuk kotak berukuran 2,5
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas cm x 2,5 cm. Ravin mencetak lalu menjemur
Airlangga, drh. Bodhi Agustono, S.K.H., M.Si., briket di bawah matahari selama 2 hari. “Jika
mendung saya mengeringkannya dengan
Foto-foto: Koleksi Muhammad Ravin