Anda di halaman 1dari 8

p-ISSN 2623-2111

e-ISSN 2623-212X

PENGOLAHAN CABAI SEGAR MENJADI PRODUK OLAHAN


“ TEPUNG CABAI “

1
Yukiman Armadi, 2 Neti Kesumawati, 3 Rita Hayati
1,2,3)
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Corresponding author : Yukiman001@gmail.com

ABSTRAK
Kecamatan Curup Utara yang terletak di Propinsi Bengkulu
Informasi Artikel merupakan dataran tinggi dengan kondisi tanah yang subur dan
Terima : 05/04/2021 cocok untuk usaha budidaya tanaman. Banyak hasil-hasil
Revisi : 05/04/2021 pertanian yang berasal dari daerah ini, salah satunya adalah
Disetujui : 30/04/2021 cabai merah keriting yang mempunyai tingkat kepedasan yang
tinggi. Biasanya cabai ini menjadi inceran wisatawan yang
Kata Kunci: datang ke daerah ini untuk dijadikan buah tangan. Kondisi ini
Holtikultura, Umur merupakan peluang bisnis yang tidak dapat diabaikan karena
Simpan, Tepung Cabai menguntungkan secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan
perekonomian para petani cabai. Pada tahu 2016 luas tanam di
Kecamatan Curup Utara 34 ha dengan produksi mencapai 289
ton. Hasil yang berlimpah ini di satu sisi sangat membahagiakan
para petani tetapi di sisi lain membuat miris hati petani karena
banyaknya cabai yang tidak laku terjual dan membusuk. Apalagi
hasil produksi cabai mereka kalah bersaing dengan cabai-cabai
yang masuk dari daerah lain, seperti Lampung dan Padang.
Berdasarkan hasil pembicaraan awal dengan anggota kelompok
wanita tani Matahari, mereka menghendaki agar para penyuluh
member informasi berupa ilmu pengetahuan dan ketrampilan
tentang pengolahan cabai segar menjadi tepung cabai. Hal
mendasari permintaan mereka adalah produk ini akan dapat
dijual ke pasaran pada saat harga melonjak tinggi sehingga dapat
meraup keuntungan yang besar; pembuatannya sangat mudah;
serta bahan bahan bakunya (cabai) sangat melimpah di
Kecamatan Curup Utara. Bentuk kegiatan yang akan dilakukan
diantaranya berupa; pendidikan dan penyuluhan tentang
pengolahan pascapanen; pelatihan dalam pembuatan tepung
cabai. Kegiatan pengabdian yang dilakukan diharapkan akan
meningkatkan wawasan anggota kelompok wanita tani Matahari
dalam pengolahan cabai segar menjadi tepung cabai dan
meminimalisir kerugian di tingkat petani cabai akibat banyaknya
cabai yang rusak/busuk. Dari aspek produksi akan dihasilkan
produk tepung cabai.

I. PENDAHULUAN kaki bukit Basah dengan luas daerah

Kecamatan Curup Utara 395 Ha atau hampir 0,26 % dari luasan

Kabupaten Rejang Lebong terdapat di kabupaten secara keseluruhan. Ibu

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir , April 2021, Vol 4 No.1, hal 527-534 527


p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

kecamatan berjarak 3 km dari ibu tinggi, Pemanfaatan komoditas sayuran


kabupaten dan 88 km dari ibu kota tersebut sebagaian besar adalah untuk
Propinsi Bengkulu. Konturnya keperluan rumahtangga yang
berbukit, suhu rata-rata 23 – 320 C dikonsumsi dalam bentuk segar, kering
dengan tingkat kelembaban 40 – 80 %. atau olahan. Sedangkan (Warnita &
Kondisi geografi yang terletak di kaki Aisman, 2017) , cabai merah sebagian
bukit Basah inilah yang menyebabkan besar digunakan untuk konsumsi rumah
tanah di sekitarnya sangat subur sekali tangga dan sebagiannya diperdagangkan
sehingga cocok untuk budidaya dalam bentuk cabai merah segar.
pertanian. Hasil-hasil pertanian banyak Penjualan dalam bentuk segar sering
berasal dari daerah ini, salah satunya menimbulkan permasalahan kerugian
adalah cabai merah keriting yang secara ekonomi, terutama pada saat
menjadi unggulan daerah ini, dimana panen berlimpah dan cabai tidak laku
luas tanam pada tahun 2014 lalu 34 ha, terjual. Cabai ini akan mengalami
dengan produksi 271,5 ton (BPS, pembusukan sehingga tidak layak untuk
2020). diperjual-belikan. Kondisi inilah yang
akhirnya berdampak pada menurunnya
Cabai merah keriting berukuran
pendapatan petani cabai. Keadaan
agak kecil, rasanya sangat pedas,
seperti ini dialami oleh petani cabai di
banyak mengandung gizi, diantaranya
Desa Tasik Malaya, terutama anggota
kalori, protein, lemak, kabohidarat,
kelompok wanita tani Matahari yang
kalsium, vitamin A, B1 dan vitamin C
pada umumnya merupakan petani cabai.
(Nurfalach, 2010). Sedangkan menurut
.
(Hudzaifah, 2014), vitamin yang
terkandung dalam cabai dan berguna Perilaku petani tersebut di atas
bagi tubuh, salah satunya adalah vitamin yang menjual dalam cabe segar harus
C dan Provitamin A (β-karoten). diarahkan pada penjualan cabe dalam
Menurut (Moekasan & bentuk produk olahan yang berniali jual
Prabaningrum, 2011), cabai merah tinggi. Kebiasasaan menjual cabai
merupakan salah satu komoditas merah keriting untuk kebutuhan rumah
tanaman sayuran yang banyak tangga dan keperluan industri,
dibudidayakan karena daya adaptasinya diantaranya industri bumbu masakan,
yang luas dan mempunyai nilai ekonomi industri makanan dan industri obat-

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir , April 2021, Vol 4 No.1, hal 527-534 528


p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

obatan atau jamu harus dirubah.. Semua merupakan komoditas yang


ini membuka peluang bisnis yang sangat mempunyai masa simpan pendek
menguntungkan bagi petani dan sehinggga sering mengalami
pedagang cabai sehingga memiliki pembusukan.
potensi untuk meningkatkan b) Komoditas cabai segar asal Desa
perekonomian mereka. (Dewanti et al., Tasik Malaya Kecamatan Curup
2010), menyatakan cabai (Capsicum Utara belum termanfaatkan secara
annum L.) merupakan salah satu optimal sehingga petani
komoditas sayuran yang banyak mengalami kerugian
dibudidayakan oleh petani di Indonesia c) Pengetahuan dan ketrampilan
karena memiliki harga jual yang tinggi. petani dalam pengolahan
Apalagi kalau cabai segar ini diolah pascapanen cabai segar menjadi
menjadi produk olahan yang bernilai produk olahan tepung cabai masih
tambah tinggi akan lebih minim
memungkinkan para petani Berdasarkan permasalahan di
mendapatkan keuntungan yang besar. atas, maka perlu dilakukan penyuluhan
Selain itu, penjualan dalam pengolahan cabai segar segar menjadi
bentuk produk olahan dapat produk olahan tepung cabai kepada
meminimalisir kerugian akibat anggota kelompok wanita tani Matahari
pembusukan cabai yang merupakan yang diharapkan bisa menjadi informan
sampah organik yang berpotensi kunci dalam penyebaran teknologi
menghasilkan air lindi sebagai polutan tersebut kepada masyarakat sekitarnya
pencemar lingkungan. (Widarti & serta mencapai tujuan pengabdiaan
Muryani, 2018), tumpukan sampah masyarakat, antara lain :
organik mudah terurai dan
menghasilkan air lindi yang berbau
a) Memperkenalkan teknologi
busuk dan berpotensi mencemari tanah,
sederhana kepada anggota
air tanah dan sungai sekitarnya.
kelompok wanita tani Matahari
Sehubungan perilaku petani
Desa Tasik Malaya tentang
yang menjual cabe segar diketemukan
pengolahan tepung cabai
beberapa permasalahan, seperti :
b). Memanfaatkan sumberdaya alam
a). Komoditas cabai segar

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir , April 2021, Vol 4 No.1, hal 527-534 529


p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

yang berlimpah, berupa komoditi dipilih haruslah sederhana, murah,


cabai yang belum termanfaatkan mudah dilaksanakan dan berbasis pada
secara optimal potensi lokal.
c) Meningkatkan pengetahuan dan
Agar mempermudah
ketrampilan anggota kelompok
pelaksanaan kegiatan maka sangat perlu
wanita tani Matahari Desa Tasik
dibagi dalam beberapa tahap , yaitu :
Malaya dalam pengolahan tepung
cabai a) Pendidikan dan Penyuluhan
Untuk menambah wawasan

II. METODELOGI PENELITIAN anggota kelompok tani dilakukan


melalui pendidikan dan
Sifat cabai merah keriting dalam
penyuluhan tentang arti
bentuk segar memiliki umur simpan
pentingnya mengolah cabai segar
yang pendek akibat kerusakan
menjadi produk olahan tepung
mikrobiologi/fisiologi dan kerusakan
cabai
fisiologis (Kesumawati & Hayati,
b) Pelatihan
2016). Sementara cabai merah dari
Agar anggota kelompok tani
Kecamatan Curup Utara kalah bersaing
dapat lebih memahami cara
dengan cabai dari luar daerah kota
mengolah cabai segar menjadi
Curup (Lampung, Jambi dan beberapa
tepung cabai yang benar maka
kota di Sumatera Selatan) yang
mereka akan diberi pelatihan
kualitasnya lebih baik dan lebih murah
Pembuatan tepung cabai sangat
dan kadar airnya lebih rendah. Hal ini
sederhana, baik dari bahan dan alat yang
berakibat pada penimbunan hasil
digunakan maupun cara mengolahnya.
panen, terutama pada saat harga anjlok
Bahan-bahan yang digunakan mudah
dipasaran dan menimbulkan kerugian di
didapat di pasaran dengan harga yang
tingkat petani. Maka dirasa tepat bila
tidak terlalu mahal. Sedangkan peralatan
cabai merah keriting tersebut bisa diolah
yang digunakan bisa memanfaatkan
menjadi tepung cabai (bubuk cabai).
peralatan di dapur, seperti terlihat tabel
agar memiliki nilai tambah. Menurut
1.
Agar solusi lebih mudah diterima dan
diserap oleh anggota kelompok wanita
tani Matahari maka teknologi yang

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir , April 2021, Vol 4 No.1, hal 527-534 530


p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

Tabel 1. Bahan dan perlatan pembuatan 6. Tata cabe yang sudah diangkat
tepung cabai
dari rendaman di atas nyiru, lalu
No. Bahan Peralatan
dijemur di panas matahari sampai
1. Cabai Baskom
benar-benar kering atau setelah
2. Natrium Blender
metasulfit 0,2 kadar air mencapai 12% .
%
7. Giling cabe yang sudah kering
3. Air Saringan
dengan menggunakan hingga
4, Ayakan
menjadi serbuk cabe
5. 5 buah pisau
6. Nampan
Sortasi cabaai
Sumber : (Saputro & Susanto, 2016)

Di samping bahan dan alat yang


Pencucian
sangat sederhana, cara kerja pembuatan
tepung cukup sederhana juga. Adapun
prosedur kerja pembuatan tepung cabai, Natrium Perendaman air
metasul panas
sebagai berikut : fit

1. Pilihlah cabe yang sudah masak


Penirisan
dan bersihkan

2. Hilangkan tangkai cabe yang


Penjemuarn
sudah dibersihkan dan lakukan
pembelahan

3. Celupkan belahan cabe dalam air Penghalusan

panas yang susunya mendekati


titik didih (900) (blanching)
TEPUN Pengayakan
selama 60 detik G CABAI
4. Agar warna cabe tetap bewarna
merah, masukkan Natrium Gambar 1. Diagram alir pembuatan
metasulfit 0,2 % kedalam air tepung cabai

celupan di atas
5. Angkat cabe dari perendaman dan
tiriskan

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir , April 2021, Vol 4 No.1, hal 527-534 531


p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

III. HASIL DAN PEMBAHASAN peserta diberi ilmu pengetahuan tentang


arti pentingnya mengolah cabai segar
menjadi produk olahan, terutama tepung
cabai serta cara pembuatan tepung cabai
secara teori. Sedangkan pada
pendekatan secara pelatihan, para
peserta diajak langsung membuat

Gambar 2. Pelatihan pembuatantepung tepung cabai dengan didampingi para


cabai penyuluh. Dari kedua pendekatan yang
Pembuatan tepunga cabai merah dilaksanakan telah menambah wawasan
di Desa Tasik Malaya belum pernah para anggota KWT karena sebelumnya
dilaksanakan oleh masyarakat petani
mereka hanya mengenal cara mengolah
Desa Tasik Malaya, khususnya anggota
kelompaok wanita tani Matahari. cabai segar menjadi cabai kering saja.
Mereka pada umumnya menjual cabai
mereka dalam bentuk segar yang Dari minat mereka yang cukup
menimbulkan reziko pembusukan pada besar dalam mengikuti penyuluhan/
saat panen. Menurut (Bahar et al.,
pelatihan, alangkah sebaiknya
2020), penanganan hasil cabai merah
yang banyak dilakukan ditingkat petani ditindaklanjuti kegiatan ini dengan
hanya sebatas penanganan segar, berupa pembuatan produk - produk lannya,
pembersihan, sortasi, penirisan dan seperti abon cabai, manisan cabai, cabai
pengepakan sederhan, bahkan tidak
melakukan tahapan itu sama sekali. kering, dlll
Penangan cabai seperti itu akan
berdampak penumpukan hasil panen
apabila tidal laku terjual. Oleh karena
itu, perlu diperkenalkan produk olahan
yang lain, seperti tepung cabai.
Pengenalan bertujuan untuk
memberikan pengetahuan tentang
pengolahan cabai segar menjadi tepung
Gambar 3. Tepung cabai
cabai.

Metode yang digunakan dengan


Diakhir kegiatan diharapkan
dua metode pendekatan hanya dalam
anggota kelompok wanita tani paham
bentuk penyuluhan dan pelatihan. Pada
dan memiliki kemampuan untuk
pendekatan secara penyuluhan, para
memperpanjang masa simpan cabai

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir , April 2021, Vol 4 No.1, hal 527-534 532


p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

merah, mampu mengurangi resiko egar menjadi tepung cabai


kegagalan dalam usaha cabai merah,
terutama pada saat terjadinya Saran
penimbunan hasil panen, mampu
a. Perlu penyuluhan dan pelatihan
memanfaatkan teknologi pengolahan
.pembuatan produk olahan cabai
cabai merah menjadi saos cabai
segar yang
Selain itu, pada akhir kegiatan Bervariasi
pengabdiaan masyarakat diharapkan b. Bagi anggota kelompok wanita
dapat memenuhi target, sebagai berikut : teratai bisa berfungsi sebagai
informan kunci
a) Pemberdayaan kelompok wanita tani
dalam penyebaran pengetahuan
Matahari melalui penguasaan
dan ketrampilan tentang
teknologi pengolahan cabai merah
pengolahan cabai
menjadi tepung cabai
menjadi produk olahan saos cabai
b) Produk olahan tepung cabai

IV. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan Bahar, Y. H., Achidayat, Promosiana,


A., Suharto, Y. B., & Ichniarsyah,
a) Kegiatan peyuluhan/pelatihan A. N. (2020). Kaji Terap Teknologi
berhasil memberdayakan anggota Penanganan Pascapanen Cabai
Rawit Merah (Capsicum frutescens
KWT L.) Melalui Proses Pengempaan
Matahari Dan Diversifikasi Pengolahan
Aneka Cabai.
b) Kegiatan pengabdian masyarakt
BPS, 2020. (2020). Rejang lebong
direspon yang tinggi dan antusias dalam angka. 2020.
oleh anggota KWT Matahari
Dewanti, T., Rukmin, W. D., Nurcholis,
terhadap semua kegiatan yang M., & Maligan, J. M. (2010).
telah dirancang oleh tim penyuluh Aneka produk olahan tomat dan
cabe. 7 November 2010.
c). Pelaksanaan kegiatan memberikan
Hudzaifah. (2014). PENGARUH
dampak positif bagi anggota PROSES PEMASAKAN PADA
kelompok wanita dalam hal CABAI BESAR (CAPSICUM
ANUNUM L) TERHADAP KADAR
peningkatan pengetahuan dan VITAMIN C DAN PROVITAMIN A
ketrampilan pengolahan cabai (β -KAROTEN). UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir , April 2021, Vol 4 No.1, hal 527-534 533
p-ISSN 2623-2111
e-ISSN 2623-212X

SURAKARTA. PAKEM, KECAMATAN


GEBANG, PURWOREJO, JAWA
Kesumawati, N., & Hayati, R. (2016). TENGAH. Tanah Dan Air (Soil
DIVERSIFIKASI PRODUK and Water Journal), 15(Juni), 1–9.
OLAHAN CABAI MERAH
KERITING SEBAGAI
ALTERNATIF PENANGANAN
PASCA PANEN CABAI MERAH
DI KECAMATAN CURUP
UTARA KABUPATEN REJANG
LEBONG. Dharma Raflesia Unib
Tahun XIV, 167–176.
Moekasan, T. K., & Prabaningrum, L.
(2011). Budidaya Cabai Merah di
Bawah Naungan untuk Menekan
Serangan Hama dan Penyakit.
Nurfalach, D. R. (2010). Budidaya
Tanaman Cabai Merah (Capsicum
annum L.) Di UPTD Perbibitan
Tanaman Hortikultura Desa
Pakopen Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang. Universitas
Sebelas Maret.
Saputro, M. A. P., & Susanto, W. H.
(2016). PEMBUATAN BUBUK
CABAI RAWIT ( KAJIAN
KONSENTRASI KALSIUM
PROPIONAT DAN LAMA
WAKTU PEREBUSAN
TERHADAP KUALITAS
PRODUK ). Pangan Dan
Agroindustri, 4(1), 62–71.
Warnita, & Aisman. (2017).
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI
BUDIDAYA TANAMAN CABAI
MERAH DALAM POT. Ilmiah
Pengabdian Kepada Masyarakat,
1(2), 41–50.
Widarti, I. W., & Muryani, E. (2018).
KAJIAN KUALITAS AIR LINDI
TERHADAP KUALITAS AIR
TANAH DI SEKITAR TPA
(TEMPAT PEMROSESAN
AKHIR) SAMPAH JETIS, DESA

http://jurnal.umb.ac.id/index.php/pengabdianbumir , April 2021, Vol 4 No.1, hal 527-534 534

Anda mungkin juga menyukai