Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PANCASILA

NAMA: RAHELIA G KOMALING


NIM: 230211030007
TENTANG PAHLAWAN MILENIAL ATAU MASA KINI
Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan melalui
tokoh proklamator pada tanggal 17 Agustus 1945, namun para
penjajah di belum mengakui dan enggan melepaskan belenggu
penjajahan du bumi pertiwi. Segala upaya tentara Belanda dan
tentara sekutu melalui kekuatan militer menekan bangsa
Indonesia untuk tunduk dibawah penguasaan penjajah
Sebagaimana yang terjadi di kota Surabaya, rakyat
melakukan perlawanan terhadap penguasaan tentara Inggris
yang ingin kembali menguasai Indonesia. Perlu kami sampaikan
kronologi terjadinya peristiwa pertempuran 10 November 1945
di Surabaya. Pertempuran bermula setelah penandatanganan
gencatat senjata antara pihak Indonesia dan pihak tentara
Inggris pada 29 Oktober 1945. Kala itu, keadaan berangsur-
angsur mereda. Meski begitu, bentrokan-bentrokan bersenjata
antara rakyat dan tentara Inggris di Surabaya masih tetap
terjadi.
Puncak bentrokan disebabkan terbunuhnya Brigadir Jendral
Mallaby (Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur) pada
tanggal 30 Oktober 1945. Kematian Jendral Mallaby ini
menyebabkan pihak Inggris marah kepada pihak Indonesia. Hal
itu meyebabkan dikeluarkannya Ultimatum 10 November 1945
oleh pengganti Mallaby yakni Mayor Jendral Eric Carden Robert
Mansergh,
Pihak Inggris harus mengeluarkan ultimarum 10 November
1945 yang berisikan perintah kepada pihak Indonesia
menyerahkan persenjataan san menghentikan perlawanan
pada tentara AFNEI dan administrasi NICA serta ancaman akan
menggempur kota Surabaya dari darat, laut, dan udara apabila
orang-orangIndonesia tidak menaati perintah INggris.
Mereka juga mengeluarkan instruksi yang isinya bahwa
semuapimpinan bangsa Indonesia dan para oemuda di
Surabaya harus dating selambat-lambatnya pada tanggal 10
November 1945, ppukul 06:00 pagi di tempat yang telah
ditentukan. Namu, ultimatum itu tidak diindahkan oleh rakyat
Surabaya, sehungga terjadilah pertempuran Surabaya yang
amat hebat pada tanggal 10 November 1945,selama lebih
kurang tiga minggu lamanya
Pertempuran 10 November di Surabaya telah mengakibatkan
sekitar 20 ribu rakyat Surabaya menjadi korban, sebagian besar
adalah warga sipil. Selain itu, diperkirakan 150 ribu orang
terpaksa meninggalkan kota Surabayadan tercatat sekitar 1.600
orang prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka serta
puluhhan alat perang rusak dan hancur. Beberapa Pahlawan
Nasional yang juga memiliki andil dalam pertempuran 10
November 1945 di Surabaya, di antaranya adalah KH.
HasyimAsy’ari, gubernur Surjoo, Bung Tomo dan Moestopo.
Dalam rangka memperingati perjuangan rakyat Indonesia
yang gugr dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya
dijadikan pengingat kenapa 10 November dijadikanhari
pahlawan.
Lalu, apa makna pahlawan menurut persepsi generasi
melinial saat ini? Sebagaiman kita pahami makna pahlawan
adalah orang secara langsung maupun tidak langsung berjasa
bagi bangsa negaraini, dangan berkontribusi membebaskan
Negara ini dari belengu penjajah menggapai kemerdekaan.
Namun, makna pahlawan sekarang ini mulai bergeser bukan
saja yang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan tetapi juga
seseorang yang berjasa di semua bidang yang bermanfaat bagi
banyak orang.
Bagi genrasi milenial, pahlawan mungkin dapat
dipersepsikan sabagai mereka yang dapat memberi perubahan
kearah lebih baik di masyarakat atau ,mereka yang dapat
membawa pengaruh positif bahkan menciptakan inovasi-
inovasi untuk kehidupan.
Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh litbang
Kompas pada tahum 2019, ada beberapa aspek penilaian yang
terjadi batu pijakanuntuk melihat bagaimana kaum milenial
memnadang pahlawan, ada 3 latar belakang yang perlu dilihat
terlebih dahulu, yaitu:
Pertama,persoalan bangsa yang paling membutuhkan
sikap kepahlawanan. Ada berbagai persoalan bangsa yang
sangat membutuhkan hadirnya pahlawan di Indonesia. Kaum
milenial menganggap penegakan hokum sebanyak 36,2 persen
sebagai persoalan terbesar. Persoalan berikutnya adalah
pluralisme dan toleransi sebanyak 24,4 persen, pemberantasan
korupsi sebanyak 23,2 persen, kedaulatan ekonomi sebanyak
5,2 persen, dan penanggulangan narkoba sebanyak 3,7 persen.
Kedua, kriteria paling tepat untuk mengukur
kepahlawanan di masa kini. Sebanyak 26,6 persen milenial
mengaku bahwa kriteria untuk mengukur kepahlawanan adalah
kemampuan dalam mempertahankan kesatuan bangasa. Di
bawahnya secara berturut-turut dijawab dengan adanya
keberanian dalam penegakan keadilan dan kebenaran sebanyak
24,9 persen, berprestasi dan berguna bagi banyak orang 21
peren, dan berani berkorban untuk kepentingan umum
sebanyak 18,1 persen
Ketiga, sosok yang paling tepat untuk menggambarkan
pahlawan masa kini. Bagi milenial, sosok yang paling tepat
untuk menggambarkan pahlawan adalah sosokyang kreatif dan
inovatif di bedang teknologi informasi sebanyak 32,8 persen,
entrepreneur yang menciptakan banyak lapangan pekerjaan
sebanyak 11,5 persen, ilmuwan sebanyak 11,5 persen, pekerja
seni dan budaya yang mengharumkan nama bangsa sebanyak
11,3 persen, tokoh agama atau spiritual sebanyak 7,6 persen,
dan para atlet yang mengharumkan nama bangsa di panggung
internasional sebanyak 59 persen.
Setelah melihat hasil dari jajakpendapat Litbang Kompas di
atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa pahlawan dalam
perspektif milenial adalah orang-orang yang rela berjuang
dalam penegakan hokum, orang-orang yang menguasai
teknologi digital, para innovator yang menelurkan gagasan dan
produk berkualitas demi Indonesiaserta para tokoh masyarakat,
atlt dan pengusaha yang memiliki kemampuan dalam menjaga
kesatuan bangsa, mengharumkan nama bangsa, serta mampu
mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.
Berdasarka pendapat pribadi penulis, untuk menjadi
pahlawan kita dapat memulai dari diri sendiri, keluarga,
kemudian pada masyarakat. Menjadi pahlawan tidak perlu
menunggu menjadi kaya, mempunyai jabatan tinggi atau
selebritis terlebih dahulu. Kita dapat memaksimalkan potensi
yang kita miliki untuk bekerja memberikan manfaat yang
terbaik buat orang lain. Masing-masing manusia bisa
memberikan manfaat sesuai dengan keahlian di bidangnya.
Semoga generasi milenial Indonesia bisa menghargai dan
meneruskan semangat para pahlawan, menjadi pahlawan
sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing. Generasi
yang mengharumkan nama Indonesia dangan prestasi tingkat
regional maupun internasional.

Anda mungkin juga menyukai