Anda di halaman 1dari 10

Praktikum 3 Disinfektan

Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit. Pengertian lain dari
disinfektan adalah senyawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan membunuh
mikroorganisme yang terpapar secara langsung oleh desinfektan. Disinfektan tidak memiliki
daya penetrasi sehingga tidak mampu membunuh mikroorganisme yang terdapat di dalam celah
atau cemaran mineral. Di samping itu disinfektan tidak dapat membunuh spora bakteri sehingga
dibutuhkan metode seperti sterilisasi dengan otoklaf. Efektivitas disinfektan dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya lama paparan, suhu, konsentrasi disinfektan, pH dan ada tidaknya
bahan pengganggu. pH merupakan factor penting dalam menentukan efektivitas disinfektan,
misalnya senyawa klorin akan kehilangan. aktivitas disinfeksinya pada pH lingkungan lebih dari
10. Contoh senyawa pengganggu yang dapat menurunkan efektivitas disinfektan adalah senyawa
organik.

a. Tujuan
 Dapat menganalisis keunggualan dan kelemahan bahan desinfektan
 Dapat menggunakan jenis bahan desinfektan yang tepat
b. Prosedur kerja
 Carilah informasi minimal 7 bahan yang dapat digunakan sebagai desinfektan!
 Analisis keunggulan dan kelemahan setiap bahan desinfektan tersebut!
 Tentukan cara menggunakan bahan deseinfektan tersebut!
 Catat semua informasi seperti table pada pengamatan!
c. Pengamatan

No Nama Keunggulan Kelemahan Cara Keterangan


desinfektan menggunakan

1 Klorin Keunggulan dari Kelemahan Untuk membuat


disinfektan ini disinfektan larutan
adalah mudah berbahan disinfektan
digunakan, dan klorin chlorine
jenis menyebabkan kadarnya
mikroorganisme korosi pada disesuaikan
yang dapat pH rendah dengan
dibunuh dengan (suasana kebutuhan
senyawa ini juga asam), mulai dari
cukup luas, meskipun kadar chlorine
meliputi bakteri sebenarnya pH 0.05% semisal
gram rendah untuk lantai
positif dan bakteri diperlukan puskesmas
gram negatif untuk sampai kadar
mencapai chlorine 3%
efektivitas untuk cairan
optimum tubuh. Kadar
disinfektan chlorine untuk
ini. disinfektan dari
berbagai
Klorin juga
referens mulai
cepat
dari 0,05%
terinaktivasi
sampai 6%.
jika terpapar
Semakin pekat
senyawa
semakin baik
organik
daya basminya.
tertentu.
Yang kadar
kecil biasanya
untuk ruangan
yang kurang
terinfeksi
namun kalau di
ruang operasi
dan sejenisnya
termasuk IGD
dan rawat inap
perlu
konsentrasi
lebih pekat.
Agar lebih
efektif setelah
di disinfeksi di
tunggu sampai
90 menit.

2 Iodine Sifatnya stabil, Kelemahan Untuk 3 ml air


(Iodofor) memiliki waktu iodofor dan 10 tetes
simpan yang diantaranya larutan KI/I2
cukup panjang, aktivitasnya (larutan ungu
aktif mematikan tergolong tua-coklat),
hampir semua sel lambat pada diteteskan tiga
bakteri, tetapi pH 7 (netral) tetes senyawa
tidak aktif dan lebih dan yang akan
mematikan spora, mahal. Iodofor dievaluasi. Sam
nonkorosif, dan tidak dapat pai warna gelap
mudah terdispersi. digunakan larutan hilang
pada suhu menjadi merah
lebih tinggi jambu, larutan
dari 49 °C. NaOH 10
persen
dioleskan tetes
demi tetes.

3
4
5 Formaldehid Berfungsi sebagai Berbau Formalin
a (formalin) antimikroba yang menyengat, adalah larutan
dapat membunuh dapat gas
bakteri, jamur menyebabkan formaldehida
bahkan virus iritasi pada 37% dalam air.
mata, kulit, Diencerkan
dan menjadi 5%
pernapasan formaldehida
jika terpapar merupakan
langsung. disinfektan
yang efektif;
pada 0,2% -
0,4% dapat
menonaktifkan
bakteri dan
virus.
Paparannya
harus dibatasi
karena dapat
menyebabkan
iritasi.
6 Kalium Kalium Dapat Bersihkan luka
Permanganat permanganat mengiritasi terlebih dahulu
cocok untuk jika terpapar sebelum
membersihkan langsung memberikan
luka dan berbagai dengan kulit larutan PK.
macam infeksi atau mata. Obat ini dapat
kulit yang tidak dapat mengiritasi
dalam. Sering juga mengotori lapisan lendir,
digunakan sebagai baju yang hindari
air mandi untuk nodanya sulit penggunaan di
menghindari untuk area mata.
infeksi pada kulit dihilangkan Selalu ikuti
yang luka. anjuran dokter
atau petunjuk
penggunaan
yang tertera
pada kemasan
sebelum mulai
menggunakann
ya.
Gunakanlah
antara satu
dosis dengan
dosis lainnya
pada jarak jam
yang sama,
misalkan dua
kali sehari
berarti per 12
jam, tiga kali
sehari berarti
per 8 jam. Oleh
sebab itu, untuk
memudahkan
usahakan untuk
menggunakann
ya pada jam
yang sama
setiap hari.

7 Fenol sifatnya yang susah Koefisien fenol


stabil, persisten, terbiodegradas ditentukan
dan ramah i, bersifat dengan cara
terhadap beberapa racun, dan membagi
jenis material korosif pengenceran
tertinggi dari
fenol yang
mematikan mik
roorganisme dal
am sepuluh
menit tetapi
tidak
mematikannya
dalam lima
menit terhadap
pengenceran
tertinggi bahan
antimikrobial
yang
mematikan
mikroorganism
e dalam sepuluh
menit tetapi
tidak dalam
lima menit.
Waktu untuk
menguji
antibiotika
adalah 18-24
jam, sedangkan
untuk mata
tidak mungkin
selama
itu. Oleh karena
itu, digunakan
waktu tertentu
dengan metode
kontak
secara konvensi
onal, waktu
yang paling
cepat adalah 2,5
menit, paling
lama 15
menit. Kekuata
n fenol untuk
menguji
desinfektan
adalah tidak
lebih besar dari
5%
d. Pembahasan
 Uraikan cara kerja setiap desinfektan secara kimia

1. Senyawa klorin yang paling aktif adalah asam hipoklorit. Mekanisme kerjanya adalah
menghambat oksidasi glukosa dalam sel mikroorganisme dengan cara menghambat
enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat
 Disinfektan yang digunakan untuk tujuan ini terdiri dari senyawa klorin yang
dapat menukar atom dengan senyawa lain, seperti enzim pada bakteri dan sel.
Ketika enzim bersentuhan dengan klorin, satu atau lebih atom hidrogen dalam
molekul akan digantikan oleh klor.
 Hal ini dapat menyebabkan seluruh molekul berubah bentuk atau hancur.
Enzim yang sudah tidak berfungsi dengan baik bisa mengakibatkan sel atau
bakteri akan mati. Untuk itu, diperlukan dosis klorin yang tepat dalam
membuat disinfektan yang aman. Ketika memberi dosis, seseorang perlu
memperhitungkan bahwa klorin dapat bereaksi dengan senyawa di dalam air.
Dosis ini harus cukup tinggi agar sebagian besar klorin tetap berada di dalam
air untuk disinfeksi.
 Klorin dapat ditambahkan untuk disinfeksi dengan beberapa cara berbeda.
Ketika klorinasi biasa diterapkan, klorin hanya ditambahkan ke air dan tidak
memerlukan perawatan sebelum penggunaannya.
 Klorin membunuh patogen seperti bakteri dan virus dengan memutus ikatan
kimia dalam molekulnya. Disinfektan yang digunakan untuk tujuan ini terdiri
dari senyawa klorin yang dapat menukar atom dengan senyawa lain, seperti
enzim pada bakteri dan sel lain.
 Ketika enzim bersentuhan dengan klorin, satu atau lebih atom hidrogen dalam
molekul digantikan oleh klorin. Hal ini menyebabkan seluruh molekul berubah
bentuk atau hancur. Ketika enzim tidak berfungsi dengan baik, sel atau bakteri
akan mati. Ketika klorin ditambahkan ke air, asam underchloric terbentuk:
Cl2 + H2O -> HOCl + H+ + Cl-
Tergantung pada nilai pH, asam klorida sebagian akan kadaluarsa menjadi ion
hipoklorit:
Cl2 + 2H2O -> HOCl + H3O + Cl-
HOCl + H2O -> H3O+ + OCl-
Ini terurai menjadi atom klorin dan oksigen:
OCl- -> Cl- + O
Asam klorida (HOCl, yang netral secara listrik) dan ion hipoklorit (OCl-,
negatif secara listrik) akan membentuk klorin bebas ketika terikat bersama.
Hal ini menyebabkan desinfeksi. Kedua zat tersebut mempunyai perilaku yang
sangat berbeda. Asam underchloric lebih reaktif dan merupakan desinfektan
yang lebih kuat dibandingkan hipoklorit. Asam underchloric dipecah menjadi
asam klorida (HCl) dan atomair oksigen (O). Atom oksigen adalah desinfektan
yang kuat. Sifat desinfektan klorin dalam air didasarkan pada kekuatan
oksidasi atom oksigen bebas dan reaksi substitusi klorin.
2. Iodine (iodofor) Iodin merupakan disinfektan yang efektif untuk proses desinfeksi air
dalam skala kecil. Dua tetes iodine 2% dalam larutan etanol cukup untuk
mendesinfeksi 1 liter air jernih. Salah satu senyawa iodine yang sering digunakan
sebagai disinfektan adalah iodofor.
 Iodoform memiliki geometri molekul tetrahedral dimana terdapat 4 ikatan
pada molekul iodoform. Dari 4 ikatan tersebut, satu adalah ikatan C-I dan
yang lainnya adalah ikatan C-H. Di tengah empat substituen yang terletak di
sudut tetrahedron, terdapat atom pusat dalam geometri molekul tetrahedral.
 Reaksi iodoform adalah reaksi kimia dimana metil keton dioksidasi menjadi
karboksilat melalui reaksi dengan hidroksida berair dan iodida. Reaksi
iodoform mengidentifikasi gugus CH2CH2 (OH) dalam alkohol. Ketika
menambahkan yodium dan natrium hidroksida ke senyawa yang mengandung
metil keton atau alkohol sekunder dengan gugus metil pada posisi alfa, akan
terbentuk endapan iodoform berwarna kuning pucat. Anda dapat
menggunakannya untuk mengidentifikasi grup CH3CH=0. Senyawa spesifik
yang memberikan hasil tes iodoform positif adalah – Asetaldehida, Metil
Keton, Etanol, dll.
 Reaksi iodoform terjadi ketika metil keton direaksikan dengan adanya ion
hidroksida dengan yodium menghasilkan ion karboksilat dan haloform. Reaksi
ini dapat digunakan untuk identifikasi aldehida dan keton. Satu-satunya
aldehida yang mengalami reaksi haloform adalah asetaldehida karena
merupakan satu-satunya aldehida dengan gugus CH₃C=O.
 Dalam kimia, reagen adalah zat yang ditambahkan ke suatu sistem untuk
memperoleh reaksi kimia atau ditambahkan untuk menguji apakah suatu
reaksi telah terjadi. Terdapat dua reagen iodoform untuk memeriksa reaksi
iodoform.
 Larutan yodium ditambahkan ke dalam sejumlah kecil alkohol, disertai dengan
larutan natrium hidroksida secukupnya untuk menghilangkan warna yodium.
Munculnya residu iodoform berwarna kuning sangat pucat menunjukkan hasil
positif. Anda juga dapat mengenali endapan yang benar dari warna dan baunya
yang ‘medis’. Ada penambahan larutan kalium iodida ke dalam sejumlah kecil
alkohol, diikuti dengan natrium klorat (I). Jika tidak ada presipitasi, campuran
mungkin perlu dihangatkan secara perlahan. Hasil positif berupa endapan
berwarna kuning pucat
3. Formaldehida (formalin)
Formalin adalah senyawa kimia berbentuk gas dan memiliki bau sangat
menusuk, mengandung 37% air, ditambahkan methanol sebagai stabilisator
sebanyak 15%. Formalin berfungsi sebagai antimikroba yang dapat
membunuh bakteri, jamur bahkan virus. Sehingga formaldehid yang terkandung
dalam formalin mampu digunakan sebagai desinfektan. Formaldehid dapat
mematikan jaringan dengan cara mendenaturasi protein sehingga jaringan kehilangan
fungsi biologisnya.
4. Fenol
Fenol (C6H5OH) merupakan zat pembaku daya antiseptik sehingga daya
antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Koefisien fenol merupakan sebuah nilai
aktivitas germisidal suatu antiseptik dibandingkan dengan efektivitas germisidal
fenol. Aktivitas germisidal adalah kemampuan suatu senyawa antiseptik untuk
membunuh mikroorganisme dalam jangka waktu tertentu.
Fenol merupakan salah satu germisidal kuat yang telah digunakan dalam jangka
waktu panjang (Campbell, 2004). Senyawa golongan fenol dan fenol terhalogenasi
yang telah banyak dipakai antara lain fenol (asam karbolik), kresol, para kloro kresol
dan para kloro xylenol. Golongan ini berdaya aksi dengan cara denaturasi dalam
rentang waktu sekitar 10 - 30 menit dan umum digunakan dalam larutan air dengan
konsentrasi 0,1-5%. Aplikasi proses disinfeksi dilakukan untuk membunuh beberapa
jenis bakteri Gram positif dan Gram negatif.

5. Kalium Permanganat
Kalium Permanganat termasuk golongan peroksidan yang dapat melepaskan
oksigen (proses oksidasi) sehingga dapat membunuh kuman (bakterisid). Kalium
permanganas berupa kristal ungu, mudah larut dalam air. Dalam larutan encer
merupakan peroksidan. penglepasan Oksigen terjadi bila zat ini bersentuhan dengan
zat organik. Inaktivasi menyebabkan perubahan warna larutan dari ungu menjadi biru.
Zat ini bekerja sebagai iritan, deodoran dan astringen.
 kompres luka dan segala macam infeksi kulit
 sebagai antidotum pada intoksikasi bahan bahan yang mudah teroksidasi
misalnya alkaloid, kloralhidrat dan barbiturat
 irigasi kandung kemih yang terinfeksi
 pencuci perineum pasca persalinan
Efeknya ialah antiseptik, dan astringen. Pada dermatitis dipakai pengenceran
1/10.000, sedangkan pada infeksi digunakan pengenceran 1/5000. Pada dermatitis,
kulit telah peka, karena itu dipakai yang lebih encer. Jika konsentrasinya lebih kuat
daripada 1 : 5000 dapat mengiritasi kulit. Cairan ini murah dan sering dipakai,
kekurangannya berwarna merah, sehingga mewarnai kulit dan pakaian

e. Simpulan
f. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai