Anda di halaman 1dari 3

Aniendaghista Alifia Firdani Faurin

195160100111032
FKG UB 19

ANTISEPTIK

1. Etakridin Laktat

Senyawa embran berkristal kuning oranye yang berbau menyengat. Penggunaannya sebagai
embrane c dalam larutan 0,1% lebih dikenal dengan merk dagang rivanol. Tindakan bakteriostatik
rivanol dilakukan dengan mengganggu proses vital pada asam nukleat sel mikroba. Efektivitas
rivanol cenderung lebih kuat pada bakteri gram positif daripada gram embrane. Meskipun fungsi
antiseptiknya tidak sekuat jenis lain, rivanol memiliki keunggulan tidak mengiritasi jaringan, sehingga
banyak digunakan untuk mengompres luka, bisul, atau luka bernanah.

2. Glutaradehyde

Keunggulan dari glutaraldehyde adalah sifatnya yang stabil, persisten, dan cocok dengan
beberapa material peralatan. Desinfektan ini memiliki daya aktivitas optimum pada pH antara 7,5 dan
8,5. Bahan ini biasanya digunakan sebagai disinfektan alat-alat operasi yang tidak bisa disterilkan
menggunakan suhu panas. Bahan ini juga bisa digunakan untuk membersihkan permukaan benda-
benda lainnya.

3. Triclosan

Senyawa ini merupakan salah satu embrane c yang embran dan cukup efektif. Biasanya
triclosan dapat ditemukan dalam obat kumur, pewangi badan (deodorant), sabun dsb. Triclosan
dapat melawan berbagai maca bakteri sehingga disebut dapat memiliki daya anti mikroba dengan
embrane yang luas. Selain itu, senyawa ini juga mempunyai sifat toksisitas yang rendah. Mekanisme
kerja triclosan yakni dengan menghambat biosintesis lipid sehingga embrane mikroba kehilangan
kekuatan dan fungsinya.

4. Chlorhexidine

Chlorohexidine digunakan di rumah sakit berbagai embra sebagai embrane c. Sangat efektif
sebagai disinfektan pada kulit sebelum operasi, cuci tangan sebelum operasi serta sebagai
disinfektan dan alat-alat kedokteran, terutama alat-alat operasi. Telah dibuktikan bahwa
chlorhexidine dapat mengikat bakteri, mungkin disebabkan adanya interaksi antara muatan positif
dan molekul-molekul chlorhexidine dengan dinding sel yang bermuatan negative. Interaksi ini akan
meningkatkan permeabilitas dinding sel bakteri yang menyebabkan terjadinya penetrasi ke dalam
sitoplasma yang menyebabkan kematian mikroorganisme. Streptokokus tertentu dapat terikat oleh
chlorhexidine pada media polisakarida di luar sehingga dapat meningkatkan sensitivitas
streptokokus dalam rongga mulut terhadap chlorhexidine.
Aniendaghista Alifia Firdani Faurin
195160100111032
FKG UB 19

Disinfektan

1. Fenol

Secara embr fenol memberikan efek: (1) bakteriostatik pada kadar 0,02% - 1%; (2) bakterisid
pada kadar 0,04% sampai di atas 1,6%; (3) bersifat fungisid pada kadar di atas 1,3%; (4) tidak
bersifat sporosidal. Efek sistemik fenol yaitu pada mukosa mulut dan mukosa lambung usus, bahan
ini bersifat korosif, dapat merangsang muntah, dan menimbulkan rasa sakit di mulut dan perut, bila
diminum dalam percobaan bunuh diri dapat menimbulkan keracunan sistemik, depresi kardio
embrane serta kematian.

a) Mekanisme Kerja :
- Menyebabkan perubahan struktur protein dan menghasilkan denaturasi protein.
- Permukaan aktif agen mengendapkan protein selular dan mengganggu embrane sel.

b) Penggunaan Fenol :

Fenol digunakan sebagai bahan disinfektan dengan kadar 5%. Efektif untuk menyerang bakteri
(khususnya untuk bakteri gram positif) dan envelope viruses. Tidak efektif menyerang unenvelope
viruses dan spora. Tapi penggunaan fenol ini telah digantikan oleh bahan disinfektan lain yang lebih
sedikit menimbulkan iritasi dan toksik serta penghambat mikroorganisme yang lebih baik.

2. Kresol

Jenis-jenis kresol, antara lain asam kresilat dan trikesol yang merupakan gabungan dari tiga
isomer metilfenol. Kresol bersifat bakterisidal yang lebih kuat dibandingkan fenol, namun selalu
digunakan dalam konsentrasi tinggi, bersifat iritatif , lebih sering dipakai untuk disinfektan alat, serta
larut dalam air.

a) Mekanisme Kerja :
- Secara umum mekanisme kerja Kresol sama seperti Fenol.
- Bersifat racun dan harus digunakan di bagian luar tubuh atau secara eksternal.

b) Penggunaan
Untuk menggunakan larutan kresol ini sebagai disinfektan, diperlukan kadar sebesar 2%
hingga 5%.

3. Beta – Propiolakton
a) Mekanisme Kerja
- Menyebabkan reduksi enzim-enzim
b) Penggunaan
- Sterilisasi jaringan saat okulasi.
- Membunuh virus hepatitis.
- Room disinfection.
Aniendaghista Alifia Firdani Faurin
195160100111032
FKG UB 19

DAFTAR PUSTAKA

Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. (2004).


KUMPULAN KULIAH FARMAKOLOGI, Ed.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. [Online].

Utami, Sartika Putri, dkk. 2016. PERBANDINGAN DAYA ANTIBAKTERI DISINFEKTAN INSTRUMEN
PREPARASI SALURAN AKAR NATRIUM HIPOKLORIT 5,25%, GLUTARALDEHID 2%, DAN DISINFEKTAN
BERBAHAN DASAR GLUTARALDEHID TERHADAP Bacillus subtilis, Jurnal Ked Gi, Vol. 7, No. 2, April 2016:
151 – 156. (online) (journal.ugm.ac.id Diakses pada 23 April 2020)

Prameswari.2014. DISINFEKTAN DAN ANTISEPTIK. Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya:


Sidoarjo. [Online].

McDonnell, G., & Russell, A. D. (1999). Antiseptics and disinfectants: activity, action, and
resistance. Clinical microbiology reviews, 12(1), 147-179.

Anda mungkin juga menyukai