Anda di halaman 1dari 106

Teknik Asepsis

OLEH :
ANGKATAN XXI
ANNETE NABILA, DRG. (TEA)
FERDIAN RIZKY HUTOMO, DRG. (HUT)
WIDHI SATRIO NUGROHO, DRG. (WHO)
CHARISSA RODERICA HOEDIONO, DRG. (CRZ)

PEMBIMBING :
ANDRA RIZQIAWAN., drg., Ph.D., Sp.BMM
TAHAPAN STERILISASI

DESINFEKSI CLEANING PACKAGING

STERILISASI
PENYIMPANAN
CSSD
ASEPSIS

Desinfeksi Sterilisasi
• Alkohol • Panas :- Kering
• Iodine Compounds - Uap
• Iodophors • Radiasi : - Sinar UV
• Chlorhexidine - Sinar Pengion
• Kimia : - Gas Ethylen
oxide
- Gas Formaldehid
- Gas Ozon
- H2O2
• Filtrasi
DESINFEKSI

Terbagi dalam 3 level :


1. LOW-LEVEL DISINFECTION
- Proses disinfeksi yang kurang efektif
- Tidak membunuh spora bakteri, kuman TBC
2. INTERMEDIATE-LEVEL DISINFECTION:
- Proses disinfeksi yang dapat membunuh kuman TBC,
HBV, HIV
- Tidak membunuh spora bakteri
3. HIGH-LEVEL DISINFECTION :
- Membunuh beberapa spora bakteri
Mekanisme Kerja Desinfektan
5

A. Bahan Kimia yang Merusak Membran Sel


– Surface-active disinfectans

• Kationik  Zephiran, Triton K-12


• Anionik  Duponol LS, Triton W-30
• Nonionik  Carbowax 1500, Tween 80
• Amphoterik  Tego
– Senyawa Fenolik

• Fenol
• Kresol  Lysol, Creolin
– Alkohol

(Suprapto, 2009)
23/10/2018
B. Bahan Kimia yang Mendenaturasi Protein
 asam, alkali, alkohol, aseton dan solven organik
C. Bahan Kimia yang Memodifikasi Grup Fungsional dari
Protein dan Asam Nukleat
1. Logam Berat  Mercurial : Methaphene, Merthiolate
 Senyawa Perak : Perak nitrat
2. Agen Pengoksidasi
 Iodine
 Klorin
 Hidrogen Peroksida
3. Dyes  Trifenilmetan, acridine, klorheksidine.
4. Bahan Pengalkilasi
- Kelompok Aldehid  Formaldehide, Glutaraldehide
- Etilen Oksida
6 (Suprapto,23/10/2018
2009)
1. Alkohol
8

• Sifat : Mudah menguap, relatif murah, mudah didapat,


relatif non-toksik untuk pemakaian topikal.
• Efektif terhadap banyak mikroorganisme
• Mampu melarutkan lemak dan menurunkan tegangan
permukaan  pembersih permukaan.
• Tidak meninggalkan residu
• Disebut sebagai antimikrobial non-spesifik karena efek
toksik yang ditimbulkan beragam.
• Kelompok alkohol yang sering digunakan : etanol, propanol.

(Suprapto, 2009)
23/10/2018
Sifat Antiseptik Alkohol

1. Terhadap bakteri vegetatif


- Sebagai bakteriostatik pada konsentrasi 10%
- Sebagai bakteriosid pada konsentrasi 30% atau lebih
- Terhadap mikroorganisme di lingkungan kering,
konsentrasi 60% - 70% dianggap paling efektif

2. Terhadap spora bakteri


- Tidak bersifat sporisidal
- Aktivitas sporisidal meningkat dengan penambahan:
natrium hidroksida, hidrogen peroksida, formaldehide.

9 23/10/2018
3. Terhadap Virus
-Virus ber-enveloped (enveloped viruses) -vaccinia, influenza
A, togavirus, rabies- lebih mudah diinaktivasi daripada virus
yang telanjang (naked viruses) -picornavirus, poliovirus,
coxackievirus, echovirus-
-HIV  kelompok retrovirus yang mudah diinaktivasi dengan
alkohol. Direkomendasikan menggunakan etanol 25% selama
2-10 menit.

4. Terhadap jamur
diperlukan konsentrasi 35% - 85% untuk mematikan
berbagai spesies jamur

5. Terhadap protozoa
Belum banyak diketahui.
(Suprapto, 2009)
10 23/10/2018
Keuntungan:
- Onsetnya cepat
- Efektif mengurangi mikroorganisme vegetatif
- Tingkat efektifitasnya berkurang bila terkena darah atau
bahan organik lainnya
- Tidak meninggalkan stain
- Murah

Available at : www.drguide.mohp.gov.eg/NewSite/e-
learning/InfectionControl/Part2/07OperatingTheatre.doc

11 23/10/2018
Kekurangan:
- Ada efek mengeringkan kulit
- Tidak bisa digunakan pada mukosa
- Cepat menguap dan sulit untuk mencapai waktu kontak yang
diperlukan
- Aktifitasnya tidak bisa diperpanjang setelah diaplikasikan

Available at : www.drguide.mohp.gov.eg/NewSite/e-
learning/InfectionControl/Part2/07OperatingTheatre.doc
Perhatian:
- Tidak bisa digunakan jika kulit masih kotor.
- Harus digunakan pada permukaan kulit yang kering agar
efektif
- Sangat efektif sebagai antiseptik untuk tangan jika
digunakan sebagai formula tanpa air.

Available at : www.drguide.mohp.gov.eg/NewSite/e-
learning/InfectionControl/Part2/07OperatingTheatre.doc
2.Iodine Compounds

- Tidak hanya mematikan mikroorganisme namun juga


berinteraksi dengan material yang didesinfeksi.
- Merupakan senyawa yang aktivitasnya hampir eksklusif
sebagai bakterisidal karena juga efektif terhadap organisme
berspora.
- Digunakan utama sebagai desinfektan kulit dan dikatakan
sebagai desinfektan terbaik untuk kulit.
- Termasuk di sini adalah Iodine tincture (iodine dan
alkohol)

(Suprapto, 2009)
Keuntungan:
- Onsetnya cepat

Kerugian:
- Menyebabkan iritasi kulit
- Tingkat efektifitasnya berkurang jika terkena darah atau
bahan organik lainnya
- Aktifitasnya kurang persisten

Available at : www.drguide.mohp.gov.eg/NewSite/e-
learning/InfectionControl/Part2/07OperatingTheatre.doc
Perhatian:
- Karena menyebabkan dermatitis kontak maka
penggunaannya terbatas
- Jika harus dipakai untuk kulit, setelah aplikasi harus
dibiarkan sampai kering kemudian disapu dengan alkohol

Available at : www.drguide.mohp.gov.eg/NewSite/e-
learning/InfectionControl/Part2/07OperatingTheatre.doc
3. Iodophors

- Efektif terhadap berbagai mikroorganisme (terutama gram


+ dan gram -, kurang efektif terhadap mycobakteria)
- Produk yang terkenal : Povidone-Iodine
- Mengandung tidak kurang dari 9% dan tidak lebih dari 12%
iodine
- Digunakan pada daerah wajah, genetalia eksterna dan
selaput lendir, mencuci luka kotor dan terinfeksi.
- Mudah dicuci karena larut dalam air dan stabil karena
tidak menguap.
(Suprapto, 2009)
Keuntungan:
- Tidak iritasi pada kulit dibandingkan iodine tincture
- bisa digunakan pada mukosa

Kerugian:
- Tingkat efektifitasnya berkurang jika terkena darah atau
bahan organik lainnya
- Butuh waktu lama untuk reaksi, harus dibiarkan lebih dari 2
menit agar efektif
- Aktifitas antimikrobanya kurang persisten dibanding
klorhexidine

Available at : www.drguide.mohp.gov.eg/NewSite/e-
learning/InfectionControl/Part2/07OperatingTheatre.doc
4. Khlorheksidin Glukonate

 Aktivitas antibakteri level tinggi, namun kurang efektif


terhadap bakteri gram negatif, jamur dan M.tuberculosis
 Toksisitas terhadap mamalia rendah dan mempunyai
afinitas yang kuat untuk berikatan dengan kulit dan
membran mukosa.
 Banyak digunakan sebagai antiseptik topikal untuk kulit,
luka, membran mukosa dan bidang kedokteran gigi.
 Bersifat Bakterisid dan fungisid
 Tidak berwarna, mudah larut dalam air, tidak merangsang
kulit dan mukosa, dan baunya tidak menusuk ke hidung.
(Suprapto, 2009)
• Mempunyai efek antimikroba yang panjang dan lebih baik
jika diaplikasikan lebih dari satu kali
• 2 kali aplikasi chloehexidine sama efektifnya dengan aplikasi
povidone iodine selama 5 menit dalam mengurangi jumlah
bakteri selama 2 jam.

(Samira, 1999)
Mekanisme kerja klorheksidin sebagai antibakterial

1. Cepat tertarik ke sel bakteri


2. Diabsorpsi secara kuat dan spesifik terutama oleh
permukaan sel bakteri yang mengandung fosfat
3. Memiliki kerja khusus thdp dinding sel bakteri
4. Cepat menuju ke membran sitoplasma
5. Mengakibatkan kebocoran dari komponen sitoplasma dan
hambatan thdp enzim yang terikat pada membran
6. Mengendapkan sitoplasma dengan cara membentuk
kompleks senyawa fosfat.
(Suprapto, 2009)
Aktivitas Virusidal
- memiliki aktivitas yang baik thdp virus yang diselimuti
komponen lipid (envelope di bagian luar)
- kurang efektif terhadap virus kecil yang diselubungi
protein, seperti : virus enteric, poliomyelitis dan virus
papilloma.
- efektif terhadap HIV.

(Suprapto, 2009)
Aplikasi Klinis
1. Desinfeksi Kulit
- digunakan secara luas untuk desinfektan tangan bagi
dokter bedah, perawat.
- Larutan klorheksidin berbasis alkohol terutama sesuai
untuk desinfektan pada bagian tubuh yang akan dibedah.
Dan harus dibiarkan basah selama 2 menit agar
efektivitasnya maksimal.
- Konsentrasi yang digunakan adalah rata2 klorheksidin 4%.

26 23/10/2018
2. Permukaan Tubuh sebelum Pembedahan
- Penggunaan konsentrasi klorheksidin 4 % disebutkan
sebelum pembedahan dapat menekan terjadinya infeksi
luka pascapenyembuhan.

3. Di Bidang Obstetri dan Ginekolog


- Banyak digunakan untuk cuci vagina sebelum kelahiran
agar tidak terjadi kolonisasi neonatal dan menekan angka
kematian bayi karena sepsis saat dilahirkan.  konsentrasi
4%

4. Untuk luka dan luka bakar


- Kontrol terjadinya infeksi.  konsentrasi 0,05%

27 23/10/2018
5. Penyakit Rongga Mulut
- Pemakaian 2x sehari menghasilkan efek antiseptik rongga
mulut yang optimal.
- Preparat cair cuci mulut maupun gel dapat digunakan
sebelum dan sesudah pembedahan rongga mulut untuk
mencegah terjadinya postextraction bacteremia. Dan
menurunkan level kontaminan mikrobial pada luka operasi.
- Efek samping pd rongga mulut, pewarnaan pada permukaan
gigi.
(Suprapto, 2009)

28 23/10/2018
Keuntungan:
- Memiliki efek yang baik dan persisten, tetap efektif selama
6jam setelah aplikasi
- Efektifitasnya tidak berkurang oleh darah dan bahan
organik lainnya

Kerugian:
- Meninggalkan bercak coklat pada kain
- Efektifitasnya berkurang jika terkena air, krim tangan dan
sabun.

Available at : www.drguide.mohp.gov.eg/NewSite/e-
learning/InfectionControl/Part2/07OperatingTheatre.doc

29 23/10/2018
Perhatian:
- Direkomendasikan untuk antiseptik tangan dan persiapan
pada kulit.
- Sediaan tanpa cetrimide lebih dianjurkan.
- Produk yang memiliki konsentrasi lebih rendah dari 4%
dalam alkohol tidak boleh digunakan untuk mukosa
- Tidak boleh kontak dengan otak, meninges, mata dan
telinga tengah.

Available at : www.drguide.mohp.gov.eg/NewSite/e-
learning/InfectionControl/Part2/07OperatingTheatrec.doc

23/10/2018
Produk :
- Savlon Antiseptic
(0,3 g chlorhexidine, 3,0 g cetrmide per 100mL)
- Hibiscrub
(4% chlorhexidine gluconate, 6% isopropylalkohol in
detergent base)

31 23/10/2018
III. Packaging
Sterilisasi  storage & transportation  produk dalam
wadah harus tetap seril (cegah rekontaminan)
 Rekontaminasi berasal dari :
 Udara yg masuk ke alat sterilisasi – mengandung partikel
yang membawa mikrgoorganisme
 Kontak dengan udara setelah keluar dari alat
 Dalam penyimpanan
 Dalam perjalanan menuju user
 Packaging :
1. Cegah rekontaminasi setelah sterilisasi
2. Dapat ditembus oleh udara atau bahan pensterilisasi
3. Mampu melindungi isinya dari kerusakan selama
transport
Syarat-syarat Packaging Primer :

1. Menjaga sterilitas peralatan setelah sterilisasi


2. Compatibel dengan proses sterilisasi
3. Pembungkus dapat ditembus oleh udara at bahan
pensteril
4. Kuat
5. Keamanan pasien terjamin – tidak melepaskan bahan
kimia ttt at partikel
6. Indikator
7. Mudah dibuka
Bahan Packaging

1. Kain, keuntungan :
 kuat
 dapat digunakan berulang kali
 flexible
2. Kertas, merupakan alternatif pengganti kain
porinya lebih kecil dari tekstil.
3. Laminated film pouch
untuk packaging individual instrument atau small
instrument sets
IV. Sterilisasi

DRY HEAT STERILIZATION


 Mensterilkan objek dengan bahan dasar yang tidak
menyerap minyak, tidak terbuat dari minyak dan bubuk.
 Mekanisme oksidasi fisik koagulasi protein dalam sel.
 Karena tidak menggunakan tekanan atmosfir sehingga
memerlukan suhu lebih tinggi
KEUNTUNGAN :
 Metode protektif untuk mensterilkan bahan yang lembut atau
instrumen tajam seperti gunting
 Dapat mensterilkan bahan kaca, instrumen yang dapat
dibongkar pasang
 Instrumen dengan bahan carbon steel tidak akan tumpul atau
berubah warna dengan panas kering

KEKURANGAN :
 Waktu paparan lama
 Over exposure dapat merusak beberapa material
 Tidak dapat digunakan untuk material kain dan karet
WAKTU PROSES :
 1 jam  suhu 340ºF (171ºC)
 2 jam  suhu 320ºF (160ºC)
 3 jam  suhu 285ºF (140ºC)
 6 jam  suhu 250ºF (121ºC)
Dry Heat Sterilization
AUTOKLAF

 Membunuh mikroorganisme
dengan tekanan uap.
 Denaturasi & koagulasi protein sel.
 Sesuai untuk instrumen bedah yang terbuat dari metal,
plastik, fibers.

All American Non Electric Sterilizer 1925X


Cara penggunaan :
 Masukkan sedikit air
 Masukkan alat yang akan disterilkan pada inner container
 Nyalakan kompor
 Setelah mencapai temperature 250˚F / 121˚C dan tekanan 17
psi, pertahankan pada kondisi ini selama 35 menit.
 Keluarkan uap air
 Keluarkan alat.

www.allamericancanner.com/allamerican1925xsterilizer.htm
KEUNTUNGAN :
 Mudah digunakan dan aman.
 Total siklus waktu yang dibutuhkan cepat, yaitu : penetrasi
agen sterilisasi, waktu bunuh, serta pembersihannya
 Stainless stell dapat disterilkan dengan metode ini secara
berulang tanpa kerusakan
 Tidak meninggalkan residu yang berbahaya.
KEKURANGAN :
 Bersifat korosif
 Bahan yang akan disterilkan harus bersih, bebas dari lemak
dan minyak, dan tidak rusak karena panas.
 Uap harus dpt berkontak secara langsung dengan seluruh
area yang akan disterilkan.
Temperatur penggunaan Autoklaf :
Temperatur Tekanan Waktu tunggu Waktu siklus
(˚C) minimal keseluruhan
(min) (min)

p.si kPa
134-138 30 69 3 20
126-129 20 104 10 30
121-124 15 138 15 40
115-118 10 207 30 50

Tabel & Kombinasi Waktu-Suhu yang dibutuhkan sterilisasi dengan Autoklaf


( Samaranayake and Jones, 2002)
Mengapa penggunaan waktu Autoklaf lebih singkat dengan
temperatur rendah dibanding Dry Heat Sterilization ?

Karena pada Autoklaf terdapat tekanan yang berfungsi dapat


meningkatkan suhu lebih tinggi sedangkan dry heat
sterilization tidak.
Sterilisasi Radiasi
49

Tipe :
1. Radiasi Ionik
• Massa bermuatan atau tidak bermuatan
• Berenergi saja
(Sinar X elektromagnetik, sinar gamma, sinar katode)
 Sumber utama partikel beta dan sinar gamma.
 Bekerja melalui gelombang elektromagnetik.
 Kekuatan sinar gamma>>> sinar beta.
 Waktu efektif sterilisasi sekitar 10-20 jam.

(Suprapto,2009)
23/10/2018
Keuntungan

 Dapat masuk ke material lebih detail


 Temperatur yang rendah dan prosesnya kering.
 Tidak ada residu yang dihasilkan
 Sinar gamma dapat penetrasi ke objek yang besar
 Metode yang efisien
 Kenaikan suhu dapat diabaikan
 Bahan2 yang akan disterilkan dapat dikemas dalam wadah2
yang dipakai untuk menyerahkan sebelum sterilisasi

(Suprapto,2009)
50 23/10/2018
Kerugian
• Efek terpapar radiasi  Pemakaian terbatas untuk yang
mempunyai ijin.
• Membutuhkan peralatan yang lengkap
• Waktu sterilisasi lama jika menggunakan radiasi ionik
dengan sumber Cobalt-60
• Menimbulkan bau pada bahan makanan yang disterilkan
• Kadang2 dapat timbul perubahan warna

(Suprapto,2009)

51 23/10/2018
2. Radiasi Non- Ionik
Sinar UV :
– Sterilisasi air

– Aliran udara

 Sinar UV dapat membunuh Bakteri vegetatif, fungi dan


lipoprotein virus
 Sinar UV  desinfeksi kamar operasi  untuk menurunkan
mikroorganisme di udara pada level terendah.
 Sinar UV  kerusakan kulit dinyalakan min.8jam, saat
ruang operasi tidak ada orang.

(Suprapto,2009)

52 23/10/2018
Sterilisasi Kimiawi

 Ethyleneoxyde dan formaldehide adalah gas yang paling


banyak digunakan.
 Untuk alat yang tidak tahan pemanasan tinggi terutama
untuk alat2 yang sekali pakai
Keuntungan:
 Bahan yang disterilkan tidak rusak selama proses sterilisasi
 Perubahan kimia atau fisika dari bahan yang disterlkan
jarang terjadi
 Penetrasi gas ke dalam alat baik

Kerugian :
 Packing alat harus dibiarkan terbuka selama proses
 Kontrol kelembaban sulit sehingga pelaksanaannya juga sulit
 Memerlukan waktu yang panjang
 Biayanya lebih mahal
Gas Ethyleen Oxid

 Aktif terhadap semua jenis bakteri termasuk juga spora dan


basili tuberkel
 Daya kerjanya perlahan
 Digunakan pada material yang tidak tahan pemansan tinggi
 Terutama pada alat2 yang sekali pakai
Keuntungan
• Efektif untuk plastik dengan titik lebur rendah.
• Tidak mengakibatkan ketumpulan.
• Tidak bersifat korosif & tidak mengakibatkan kerusakan.
• Dapat masuk ke dalam porus-porus material.

Kerugian :
 Packing alat harus dibiarkan terbuka selama proses
 Kontrol kelembaban sulit sehingga pelaksanaannya juga sulit
 Memerlukan waktu yang panjang
 Biayanya lebih mahal

57 23/10/2018
Gas formaldehid
59

 Mengkoagulasikan protein dari sel.


 Pemakaian formaldehid sebagai sterilan gas membutuhkan
proses yang komplek dan kurang efektif dibandingkan
dengan metode sterlisisasi yang lain.
 Aktivitas sterilisasinya sangat bergantung pada
kelembaban, yaitu tidak boleh lebih dari 75%.

23/10/2018
Keuntungan
• Dapat digunakan untuk bahan yang sensitif terhadap panas
• Tidak mudah terbakar
• Tidak mudah meledak.

Kerugian
 Beracun & merupakan alergen yang poten, mutagenik dan
karsinogenik.
 Batas yang diijinkan adalah 8 jam terpapar 1ppm
formaldehid.
 Menimbulkan bau yang tidak enak dan dapat mengiritasi
mata serta membran mukosa.

60 23/10/2018
Gas Ozon
61

 Mensterilkan  oksidasi menghancurkan material


organik & non-organik.
 Gas yang tidak stabil tetapi mudah dipisahkan dari oksigen.
 Pemakaian konsentrasi 6%-12% dalam wadah selama 60
menit.

23/10/2018
Keuntungan
 Pemakaiannya mudah dpt dicampurkan dgn bahan yang
lain seperti air.
 Tidak berpengaruh terhadap titanium, krom, silikon, teflon
 Tidak memerlukan pengaliran udara ,
 Tidak meninggalkan residu
 Dpt menjadi oksigen dalam waktu cepat

Kerugian
 Bersifat korosif terhadap baja, kuningan & aluminium
 Dapat merusak karet seperti latex dan beberapa plastik

62 23/10/2018
Hidrogen peroxide

Keuntungan
 Prosesnya kering & tdk toksik
 Tidak diperlukan penjemuran
 Terutama untuk bahan yang sensitif terhadap panas
 Tidak merusak pada bahan metal dan tidak mengakibatkan
korosi

Kerugian
 Tidak cocok untuk bahan dari selulosa seperti kain kasa dan
kertas
 Nylon menjadi rapuh setelah terpapar
64 23/10/2018
Sterilisasi dengan Filtrasi
65

 Proses memisahkan partikel yang tidak larut dari suatu


cairan atau gas dengan cara melewatkan cairan atau gas
tersebut melalui suatu medium yang porous sehingga
medium ini akan membiarkan cairan atau gas tersebut lewat.
 Tujuan dari filtrasi adalah membuat cairan atau gas menjadi
bersih atau menjadi steril atau kedua-duanya.
 Tipe:
 Screen filters

 Depth filters

 Cake filters

(Suprapto,2009)

23/10/2018
Kriteria Filter Ideal
 Filter harus absolut
 Filter harus efisien
 Bahan yang difiltrasi tidak boleh terpengaruh oleh filter
 Filter tidak boleh bersifat toksik atau pirogenik
 Filter harus mudah dibersihkan
 Filter harus bersifat ekonomis

(Suprapto,2009)

66 23/10/2018
Macam- macam Filter :
 Filter kertas (cellulose papers)
 Kertas dan Pad Asbestos
 Filter Sintered Gelas
 Filter Sintered Metal
 Kertas Gelas
 Filter Membrane

(Suprapto,2009)

67 23/10/2018
Keuntungan :
 Dapat digunakan pada bahan yang tidak tahan panas
 Dapat digunakan untuk mensterilkan larutan dalam jumlah
kecil
 Proses relatif cepat
 Semua mikroba baik hidup maupun mati dapat dihilangkan
dari larutan

Kerugian :
 Relatif mahal
 Ada beberapa filter yang sukar dicuci
 Filter yang terbuat dari asbestos dapat memberikan reaksi
alkalis pada filtrat.
 Adanya absorpsi dari filter
(Suprapto,2009)
68 23/10/2018
Vacuum Flask
V. CSSD
 Pusat kegiatan sterilisasi di RS
 Fungsi :
 penyediaan peralatan steril (Apa saja?)
 menunjang kegiatan unit lain di rs
 Struktur organisasi
Sebaiknya : dibawah penunjang medis
 dalam ifrs (Instalasi Farmasi Rumah Sakit)
 luar ifrs
 Ciri khusus pelayanan CSSD
 segera
 tepat % sesuai untuk suatu kebutuhan
 berulang serta terus menerus
 Central
 harus terpusat dan tersentralisasi o.k untuk mengontrol/
pengendalian infeksi.
Penanganan Alat Kesehatan Steril

 Alat kesehatan (UU 23 th 1992) :


Instrumen, apparatus, mesin, implan yg mengandung obat,
digunakan untuk mencegah, diagnosa, menyembuhkan &
meringankan penyakit, merawat orang sakit serta
memulihkan kesehatan manusia & / membangun struktur
dan memperbaiki fungsi tubuh
 Alat Kesehatan :
1. Non steril co : plester, cruck
2. Steril, ada 2 :
 Disposable use : cateter, jarum, syringe
 Reusable  dipakai berulang-ulang – cycle
VI. Ruang Penyimpanan
Pada ruang steril – menjamin sterilitas
Perlu diketahui ed peralatan steril.
Stock management

Syarat ruangan :
Ruangan harus kering
Dirancang u/ tdk menahan debu
Tekanan positif
Ruang transisi
System FIFO (First In First Out)
Pembersih ruang dg penghisap debu

Syarat almari :
Harus kering
1 x seminggu dibersihkan
RUANG OPERASI
Pembagian Ruang Operasi
 Daerah Publik daerah yang boleh dimasuki oleh semua
orang, tanpa ada syarat khusus. Daerah ini misalnya : kamar
tunggu.
 Semi-Publik hanya boleh dimasuki oleh orang-orang
tertentu saja, yaitu para petugas dan sudah ada pembatasan
tentang pakaian yang dipakai petugas-petugas tersebut.
 Aseptik daerah kamar operasi itu sendiri, yang hanya boleh
diasuki oleh orang-orang yang langsung ada hubungan
dengan kegiatan pembedahan saat itu. Dan merupakan derah
yang harus dijaga kebersihannya.
Meliputi : - Daerah Aseptik 0
- Daerah Aseptik 1
- Daerah Aseptik 2
Puruhito, Wibowo S. PEDOMAN TEHNIK OPERASI, Airlangga University Press,
Surabaya, 2001
Daerah Aseptik
Daerah Publik

Ruang tunggu pasien di RSUA


Ruang tunggu pasien di Instalasi Bedah Sentral di RSGM FKG UNAIR
Daerah Aseptik 0

Kamar Operasi di RSUA


Daerah Aseptik 2

Kamar Ganti di RSUD Soewandhi


Ruang Instrumen STERIL di RSUA
Tempat para perawat instrumen mengatur dan mempersiapkan alat di RSUA
Kamar Ganti di RSUA
Kamar Ganti di Instalasi Bedah Sentral di RSGM FKG UNAIR
Daerah Aseptik 1

Tempat cuci tangan di Ruang OK RSUD DR.Soetomo


Tempat cuci tangan di Ruang OK RSUD Soewandhi
Tempat cuci tangan di Ruang OK RSUA
Tempat cuci tangan di Ruang OK Instalasi Bedah Sentral RSGM FKG UNAIR
Universal Precaution

Upaya yg dilakukan dalam rangka perlindungan, pencegahan


& meminimalkan infeksi silang antara petugas-pasien
akibat adanya kontak langsung dengan pasien/ cairan
tubuh pasien yg terinfeksi penyakit menular.

Tujuan Universal Precaution :


1) Mengendalikan infeksi secara konsisten
2) Memastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak
didiagnosis beresiko
3) Mengurangi resiko bagi petugas kesehatan & pasien
Macam Universal Precautions :
1) Cuci Tangan
Menurut Fuerbringer
 Basahi tangan dan lengan dengan air mengalir, ambil sikat
halus steril, celupkan dalam larutan sabun
 Gosokkan ke ujung jari, kuku, sela jari, telapak tangan,
punggung tangan, lengan secara memutar sampai batas siku,
dalam kedudukan lengan ke atas
 Bilas dengan air
 Ulangi tahap di atas sampai 10 menit
 Bilas dengan air sampai bersih, dibantu sikat
 Bilas dengan larutan alkohol 70%
 Keringkan tangan dan lengan dengan handuk steril.
Puruhito, Wibowo S. PEDOMAN TEHNIK OPERASI, Airlangga University Press,
Surabaya, 2001
 Basahi jari dan lengan untuk mengawali pencucian tangan.
Gunakan beberapa tetes sabun khusus, gosok sampai
berbusa, lalu gosokkan pada jari dan lengan sampai setinggi
2 inchi di atas siku.

 Basuh jari dan lengan secara menyeluruh, biarkan airnya


mengalir dari lengan ke siku. Jangan digoyangkan, biarkan
airnya menetes.

 Bersihkan ujung jari dan daerah di bawah kuku, gunakan air


mengalir. Lakukan pada kedua tangan.

 Ambil sikat steril, basahi, teteskan sabun dan buat berbusa.


 Gunakan bagian spon dari sikat untuk membuat busa pada
ujung jari. Kemudian sikat bagian bawah ujung kuku
sekitar 30 kali putaran. Lakukan dengan badan agak
menunduk, tekuk lengan sedikit di atas siku dan jauhkan
dari badan.
 Sikat bagian jari 20 kali putaran pada ke-empat sisinya.
 Sikat bagian telapak, bagian punggung tangan dan daerah
antara ibu jari dan telunjuk. Masing-masing 20 kali putaran
tiap permukaan
 Lanjutkan dengan menyikat lengan. Sikat 20 kali putaran
tiap sisi. Sikat sampai 2 inchi di atas siku.
 Sabun dan air boleh ditambahkan kapan saja selama proses
berlangsung.
 Ulangi langkah di atas untuk lengan yang lainnya.
 Buang sikat pada tempatnya.
 Basuh tangan dan lengan tangan dengan searah.
 Tekuk tangan sedikit di atas siku dan biarkan air menetes
dari siku sebelum memasuki kamar operasi.
U.S. Army Medical Departement Center and School, Texas, SCRUB, GOWN, AND GLOVE PROCEDURES,
Subcourse MD 0933 EDITION 100. Available from: www.tpub.com/content/armymedical/md0933
Mengeringkan Tangan

• Ambil handuk tangan dari tempatnya kemudian melangkah


mundur sedikit. Buka handuknya dengan posisi terlipat dua
memanjang. Handuk tidak boleh menyentuh daerah tidak
steril. Posisikan tangan dan lengan lebih tinggi dari siku dan
jaga jaraknya dari badan.

U.S. Army Medical Departement Center and School, Texas, SCRUB, GOWN, AND GLOVE PROCEDURES,
Subcourse MD 0933 EDITION 100. Available from: www.tpub.com/content/armymedical/md0933
• Pegang ujung handuk dengan satu tangan lalu keringkan
tangan yang lain dengan gerakan memutar. Awali dari ujung
jari ke arah siku. Jangan mengulang bagian yang sudah
dikeringkan. Keringkan semua permukaan jari, telapak dan
punggung tangan serta lengan secara menyeluruh. Jika ada
yang belum kering akan menyulitkan pemakaian sarung
tangan.

Keringkan bagian Keringkan Keringkan bagian siku


ujung jari lengan
2) Penggunaan alat pelindung diri (APD)
 Sarung tangan steril

Sarung tangan steril


•Cara menggunakan sarung tangan
steril
•Cara memakaikan sarung tangan steril
kepada orang lain
 Tangan kanan didahulukan
 Pegang sarung tangan pada bagian dalam lipatan setinggi pinggang,
ibu jari ke arah dokter dengan lipatan ujung baju operasi diatas jari-
jari yang memakaikan.
 Kemudian pemakai akan mendorong tangannya masuk ke dalam
sarung tangan.
 Lepaskan lipatan sarung tangan di atas ujung baju operasi.
Gaun Operasi

 Dengan satu tangan, ambil gaun yang terlipat


dari tempatnya. Perhatikan hanya menyentuh
bagian dalam dari gaun operasi yang telah
terbuka.
 Pegang bagian bahu gaun operasi bagian dalam
dan lubang lengannya menghadap operator
 Masukkan lengan ke dalam lengan gaun operasi,
jaga tangan setinggi bahu dan jauh dari badan.
 Saat ujung jari sudah mencapai ujung lengan gaun
operasi, jepit bagian dalam agar ujung jari tidak
keluar dari ujung lengan baju operasi.
 Dengan bantuan asisten, gaun operasi diposisikan
pada bahu operator dengan memegang bagian
dalam gaun operasi.
 Asisten kemudian mengikat bagian belakang
gaun operasi bagian leher. Kemudian mengikat
bagian belakang setinggi pinggang operator. Hal
ini dilakukan untuk mencegah kontak antara
bagian belakang gaun operasi dengan bagian
depan ataupun daerah steril lainnya.
 Masker dan kacamata (google)

Masker & kacamata / pelindung wajah

Melindungi membran mukosa mata, hidung &


mulut
 Alas Kaki

 Hanya digunakan dalam ruang operasi saja.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai