Jawaban UTS Hukum Penitensier
Jawaban UTS Hukum Penitensier
Berita :
Berdasarkan data dari Kepolisian Republik Indonesia, angka kejahatan dari bulan
Januari-April 2023 sebanyak 137.419 kasus kejahatan. Angka tersebut meningkat
sebanyak 30,7% dibandingkan bulan dan tahun sebelumnya yakni sebanyak 105.133
kasus. Pencurian dengan pemberatan merupakan kasus yang paling mendiminasi.
Selain itu terdapat 10 jenis kejahatan lainnya sepanjang Januari-April 2023 diantaranya:
pencurian dengan pemberatan sebanyak 30.019 kasus, pencurian biasa sebanyak 20.043
kasus, penipuan terjadi sebanyak 6.425 kasus, penganiyaan sebanyak 6.374 kasus,
narkotika dengan angka kasus sebanyak 5.287, penggelapan asal-usul terjadi sebanyak
3.516 kasus, curanmor roda dua sebanyak 3.136 kasus, pencurian dengan kekerasan
3.124 kasus, pengroyokan sebanyak 1.953 kasus, dan penggelapan sebanyak 7 kasus.
Sementara itu, jumlah penghuni Lapas di Indosnesia mencapai 265.897 orang per 24
Maret 2023
Berita tersebut memiliki relevansi yang cukup kuat dengan perspektif hukum
penitensier, terutama dalam konteks penanganan tindak pidana dan pengelolaan
tahanan di Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) di Indonesia. Beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dari perspektif ini adalah:
a. Overcrowding di Lapas: Jumlah penghuni Lapas yang mencapai 265.897 orang per
24 Maret 2023 mengindikasikan masalah overcrowding atau kelebihan penghuni di
sistem penjara. Hal ini dapat memengaruhi kondisi tahanan, kualitas hidup di dalam
Lapas, serta kemampuan sistem penjara untuk memberikan rehabilitasi kepada
tahanan.
b. Jenis Tindak Pidana yang Mendominasi: Pencurian dengan pemberatan adalah
kasus yang paling mendominasi dalam statistik kejahatan. Dalam konteks hukum
penitensier, ini mungkin mempengaruhi distribusi tahanan di Lapas, dengan jumlah
tahanan yang dituduh melakukan pencurian dengan pemberatan mungkin
meningkat.
c. Dampak Peningkatan Angka Kejahatan: Peningkatan signifikan sebanyak 30,7%
dalam angka kejahatan dari tahun sebelumnya dapat mempengaruhi beban sistem
penjara. Sistem penitensier harus mampu menangani peningkatan jumlah tahanan
baru yang masuk ke Lapas, memastikan keamanan di dalam Lapas, dan
memberikan layanan rehabilitasi yang memadai.
d. Peran Hukuman dan Rehabilitasi: Hukum penitensier melibatkan pemahaman
tentang hukuman, rehabilitasi, dan resosialisasi tahanan. Dalam konteks
peningkatan kejahatan, penting untuk mempertimbangkan efektivitas hukuman
sebagai tindakan pencegahan kriminalitas lebih lanjut dan rehabilitasi tahanan agar
mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik.