(Insan Firdaus)
Insan Firdaus
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Jalan H.R.Rasuna Said Kavling 4-5, Kuningan Jakarta Selatan, 12940
Telp.: 021-2525015/0812 1234 5678; Fax: 021-2526438
firdaus_insan@yahooo.co.id
ABSTRAK
Overcrowded penghuni lembaga pemasyarakatan merupakan masalah utama pengelolaan
sistem pemasyarakatan. Jumlah overcrowded meningkat tiap tahun dan terjadi dihampir semua
Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah overcrowded
adalah meningkatkan peran Pembimbing Kemasyarakatan dalam mengurangi jumlah warga
binaan pemasyarakatan. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana perananan pembimbing
kemasyarakatan dalam Penanganan Overcrowded di Lembaga Pemasyarakatan. Penelitian bersifat
yuridis empiris dan menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung data yang bersifat kuantitatif.
Pembimbing kemasyarakatan berperan penting dalam proses restorative justice, reintegrasi sosial,
dan pembinaan dan rehabilitasi. Berdasarkan data di sistem database pemasyarakatan, keberhasilan
proses diversi pada proses peradilan anak cukup tinggi, hal ini berdampak pada berkurangnya
anak berhadapan hukum yang menjalani hukuman di Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Dalam
program reintegrasi sosial Pembimbing Kemasyarakatan berperan aktif dalam pemberian hak
warga binaan pemasyarakatan menjalani hukuman di Luar Lembaga Pemasyarakarakatan.
Pembimbing kemasyarakatan juga berperan dalam pembinaan warga binaan pemasyarakatan
yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan, assesment resiko dan kebutuhan yang berguna bagi
Lembaga Pemasyarakatan melakukan pembinaan dan rehabilitas narkotika. Oleh karena itu, Untuk
meningkatkan peran Pembimbing Kemasyarakatan dalam menangani overcrowded Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan harus meningkatkan kompetensi dan kuantitas sumber daya manusia
pembimbing kemasyarakatan, dan menambah jumlah balai pemasyarakatan serta menambah
anggaran bimbingan kemasyarakatan.
Kata kunci: overcrowded; lembaga pemasyarakatan; peranan pembimbing pemasyarakatan
Abstract
Overcrowded inmates of prisons is a major problem in managing the correctional system. The number
of overcrowded increases every year and occurs in almost all Penal Institutions in Indonesia. One
effort to overcome the overcrowded problem is to increase the role of correctional adviser in reducing
the number of prisoners. The problem of this research is how the role of correctional adviser in
overcrowded Handling in Correctional Institutions. The research is emperical juridical and uses a
qualitative approach supported by quantitative data. Correctional adviser play an important role in
the process of restorative justice, social reintegration, and coaching and rehabilitation. Based on
339
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358
data in the correctional database system, the success of the diversion process in the juvenile justice
process is quite high, this has an impact on the reduced number of children before the law who are
serving sentences at the Special Child Development Institute. In the social reintegration program the
Community Guidance have an active role in granting the rights of prison-assisted citizens to serve
their sentence outside the Correctional Institution. Correctional adviser also play a role in fostering
prisoners who are conducting community research in risk assessment and needs that are useful for
correctional institutions conducting guidance and rehabilitation of narcotics. Therefore, to increase
the role of the correctional adviser in overcrowded the Directorate General of Corrections must
increase the competency and quantity of human resources supervisors, and increase the number of
correctional centers and increase the budget of social guidance.
Keywords : overcrowded, correctional institution, correctional adviser
340
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)
341
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358
342
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)
343
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358
Jika dikaitkan pada tiga teori tujuan ditujukan untuk memulihkan konflik atau
pemidanaan diatas, maka pelaksanaan menyatukan kembali terpidana dengan
hukuman pidana di Indonesia saat ini masyarakatnya (reintegrasi).15
lebih menerapkan teori gabungan. Hal ini Pembaharuan paradigma pelaksanaan
terlihat adanya perubahan konsep dalam pemidanaan di Indonesia dipelopori
pelaksanaan pemidanaan yang menurut oleh Sahardjo yang mengemukakan ide
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 pemasyarakatan bagi terpidana. Sahardjo
tentang Pemasyarakatan, yang tidak lagi memberi 3 alasan hukuman pidana
menggunakan sistem kepenjaraan karena menggunakan sistem pemasyarakatan16,
tidak sesuai dengan sistem pemasyarakatan yaitu:
yang berdasarkan Pancasila dan Undang- 1. Tiap orang adalah makhluk
Undang Dasar 1945. kemasyarakatan;
Dalam sistem pemasyarakatan, untuk 2. Tidak ada orang yang hidup di luar
mencapai tujuan pemidanaan yaitu menjaga masyarakat;
tata tertib hukum dalam masyarakat di 3. Kemudian narapidana hanya dijatuhi
lakukan dengan cara mencabut kemerdekaan hukuman hilang kemerdekaan bergerak,
narapidana selama kurun waktu tertentu. jadi perlu diusahakan supaya tetap dapat
Kehilangan kemerdekaan tersebut mempunyai mata pencaharian.
merupakan satu-satunya penderitaan yang Ide sistem pemasyarakatan Saharjo
harus ditanggung oleh narapidana sebagai tersebut, kemudian di gunakan dalam
bentuk hukuman. Oleh karena itu Warga Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995
Binaan Pemasyarakatan tetap memperoleh tentang Pemasyarakatan, yang menentukan
hak-haknya yang lain seperti layaknya arah tujuan pemidanaan berdasarkan sistem
manusia, dengan kata lain hak perdatanya pemasyarakatan, yaitu
tetap dilindungi seperti hak memperoleh 1. Agar warga binaan pemasyarakatan
perawatan kesehatan, makan, minum, menyadari kesalahannya;
pakaian, tempat tidur, latihan keterampilan,
2. Agar warga binaan pemasyarakatan
olah raga, atau rekreasi14. memperbaiki diri, dan;
Sedangkan upaya untuk memperbaiki 3. Agar warga binaan pemasyarakatan
kepribadian narapidana, maka pelaksanaan tidak mengulangi tindak pidana
pemidanaan hukuman di lapas tidak lagi 4. Agar warga binaan pemasyarakatan
menekankan unsur balas dendam dan dapat diterima kembali oleh lingkungan
penjeraan terhadap narapidana, namun masyarakat;
untuk mengimplementasikan konsep 5. Agar warga binaan pemasyarakatan
rehabilitasi dan reintegrasi sosial, sebagai dapat aktif berperan dalam
suatu upaya agar narapidana tersebut pembangunan,
menyesali perbuatannya dan dapat kembali
ke masyarakat. Hal ini wujud nyata konsep
pemasyarakatan yang sejalan dengan filosofi 15 Ahmad Sanusi, “Evaluasi Pelaksanaan Cetak
reintegrasi sosial yang berasumsi kejahatan Biru Sistem Pemasyarakatan Pada Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan,” Jurnal Ilmiah
adalah konflik yang terjadi antara terpidana Kebijakan Hukum 11, no. 2 (2017): 121–137,
dengan masyarakat. Sehingga pemidanaan https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/
kebijakan/article/view/150/pdf_1.
16 Petrus Irwan Panjaitan dan Pandapotan
14 Penjelasan Pasal 5 Huruf F Undang-Undang Simorangkir, Lembaga Pemasyarakatan Dalam
Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, Perspektif Sistem Peradilan Pidana (Jakarta:
No Title, n.d. Pustaka Sinar Harapan, 1995).
344
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)
345
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358
346
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)
347
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358
348
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)
adalah Pegawai yang diberikan tugas, peranan tersebut, untuk mengetahui peranan
tanggung jawab, wewenang dan hak untuk pembimbing kemasyarakatan dapat diukur
melakukan kegiatan di bidang bimbingan dari pelaksanaaan tugas dan fungsi dalam
kemasyarakatan. melakukan bimbingan kemasyarakatan
Dengan demikian, berdasarkan sesuai dengan kedudukannya sebagai
uraian diatas kedudukan Pembimbing aparat penegak hukum dan petugas
Kemasyarakatan terbagi 3 (tiga), yaitu pemasyarakatan. Tugas dan fungsi
1. Aparat Penegak Hukum bimbingan kemasyarakatan meliputi:
Pembimbing Kemasyarakatan sebagai 1. Penelitian Kemasyarakatan yaitu
aparat penegak hukum mempunyai kegiatan penelitian untuk mengetahui
tugas dan fungsi untuk ikut serta dalam latar belakang kehidupan warga binaan
setiap proses tahapan peradilan pidana pemasyarakatan yang dilaksanakan
anak. Kedudukannya sejajar dengan oleh pembimbing kemasyarakatan.
aparat penegak hukum lainnya seperi 2. Pendampingan yaitu upaya yang
Polisi, Jaksa dan Hakim. dilakukan pembimbing kemasyarakatan
2. Petugas Pemasyarakatan dalam membantu klien untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapinya
Sebagai petugas pemasyarakatan,
sehingga klien dapat mengatasi
Pembimbing Kemasyarakatan mem-
permasalahan tersebut dan mencapai
punyai peran penting dalam mencapai
perubahan hidup ke arah yang lebih
tujuan sistem pemasyarakatan,
baik.
yaitu membimbing warga binaan
pemasyarakatan agar dapat berintegrasi 3. Pembimbingan yaitu pemberian
dan diterima kembali oleh lingkungan tuntunan untuk meningkatkan kualitas
masyarakat. ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, intelektual, sikap dan perilaku,
3. Pejabat Fungsional
propresionalisme, kesehatan jasmani
Sebagai pejabat fungsional, Pembimbing dan rohani klien pemasyarakatan.
Pemasyarakatan harus memiliki
4. Pengawasan yaitu kegiatan
keahlian dan keterampilan khusus untuk
pengamatan dan penilaian terhadap
melakukan tugas dan fungsi bimbingan
pelaksanaan program layanan,
kemasyarakatan. Oleh karena itu,
pembinaan dan pembimbingan warga
untuk menduduki jabatan fungsional
binaan pemasyarakatan berdasarkan
pembimbing kemasyarakatan harus
rekomendasi laporan penelitian
memiliki kompetensi dan memenuhi
kemasyarakatan/penetapan/putusan
syarat-syarat yang ditentukan.
hakim.
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan 5. Sidang tim pengamat pemasyarakatan
dalam penanganan overcrowded Rumah adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan tim pengamat pemasyarakatan untuk
Peranan menurut Soerjono Soekanto, memberikan saran dan rekomendasi
merupakan aspek dinamis kedudukan mengenai penyelenggaraan
(status). Apabila seseorang melaksanakan pemasyarakatan.
hak dan kewajibannya sesuai dengan Tugas dan fungsi pembimbing
kedudukannya, maka ia menjalankan kemasyarakatan merupakan implementasi
suatu peranan” . Berdasarkan pengertian
27 dari 10 prinsip pemasyarakatan, yaitu28 :
27 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar 28 Peraturan Menteri Hukum Dan HAM Nomor 11
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990). Tahun 2017 Tentang Grand Design Penanganan
349
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358
1. Ayomi dan berikan bekal hidup agar ini berarti bahwa kepada mereka harus
mereka dapat menjalankan perannya ditanamkan semangat kekeluargaan
sebagai warga masyarakat yang baik dan toleransi disamping meningkatkan
dan berguna. pemberian pendidikan rohani kepada
2. Penjatuhan pidana tidak lagi didasari mereka disertai dorongan untuk
oleh latar belakang pembalasan.(ini menunaikan ibadah sesuai dengan
berarti tidak boleh ada penyiksaan kepercayaan agama yang dianutnya.
terhadap narapidana dan anak didik 8. Narapidana dan anak didik bagaikan
pada umumnya, baik yang berupa orang yang sakit perlu diobati agar
tindakan, perlakuan, ucapan, cara mereka sadar bahwa pelanggaran
perawatan ataupun penempatan. hukum yang pernah dilakukannya
Satu satunya derita yang dialami oleh adalah merusak dirinya, keluarganya
narapidana dan anak didik hanya dan lingkungannya, kemudian dibina/
dibatasi kemerdekaannya untuk leluasa dibimbing kejalan yang benar. Selain
bergerak didalam masyarakat beba). itu mereka harus diperlakukan sebagai
3. Berikan bimbingan (bukan penyiksaan) manusia biasa yang memiliki pula harga
supaya mereka bertobat. Berikan kepada diri agar tumbuh kembali kepribadiannya
mereka pengertian mengenai norma- yang percaya akan kekuatan sendiri.
norma hidup dan kegiatan-kegiatan 9. Narapidana dan anak didik hanya
sosial untuk menumbuhkan rasa hidup dijatuhi pidana berupa membatasi
kemasyarakatannya. kemerdekaannya dalam jangka waktu
4. Negara tidak berhak membuat mereka tertentu.
lebih buruk atau lebih jahat daripada 10. Untuk pembinaan dan bimbingan para
sebelum dijatuhi pidana. Salah satu narapidana dan anak didik, maka
cara diantaranya agar tidak mencampur disediakan sarana yang diperlukan.
baurkan narapidana dengan anak didik Semua hasil tugas dan fungsi
yang melakukan tindak pidana berat pembimbing kemasyarakatan digunakan
dengan yang ringan dan sebagainya.
oleh Polisi, Jaksa dan Hakim serta Lembaga
5. Selama kehilangan (dibatasi) Pemasyarakatan, sebagai salah satu dasar
kemerdekaan bergeraknya para dalam pelaksanaan peradilan pidana anak
narapidana dan anak didik tidak boleh
dan pembinaan WBP di Lapas dan Rutan.
diasingkan dari masyarakat. Perlu
Oleh karenanya, Pekerjaan Pembimbing
ada kontak dengan masyarakat yang
Kemasyarakatan tidak mudah dan harus
terjelma dalam bentuk kunjungan
hiburan ke lapas dan rutan/cabang dilakukan hati-hati dan teliti.
rutan oleh anggota-anggota masyarakat Peranan pembimbing kemasyarakatan
bebas dan kesepatan yang lebih banyak dalam penanganan overcroweded di Rumah
untuk berkumpul bersama sahabat dan Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan,
keluarga. yaitu terlibat aktif menjalankan tugas dan
6. Pekerjaan yang diberikan kepada fungsi bimbingan kemasyarakatan dalam 3
narapidana dan anak didik tidak boleh proses, yaitu restrorative justice, reintegrasi
bersifat sekedar pengisi waktu luang. sosial, dan pembinaan warga binaan
7. Pembinaan dan pembimbingan yang pemasyarakatan.
diberikan kepada narapidana dan anak
didik adalah berdasarkan Pancasila. Hal
350
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)
351
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358
352
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)
353
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358
354
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)
355
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358
356
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)
rehabilitasi medis dan atau sosial di Lapas, Anak. Kedua, Peranan Pembimbing
tujuannya agar klien dapat pulih, produktif Kemasyarakatan dalam program reintegrasi
dan berfungsi sosial sosial yang berperan aktif dalam pemberian
Pada tahun 2018 terdapat 42 Balai hak warga binaan pemasyarakatan menjalani
Pemasyarakatan yang ditetapkan sebagai unit hukuman di luar Lapas yang jumlah klien
pelaksana teknis penyelenggara rehabilitasi, pemasyarakatannya mencapai ribuan
yang ditargetkan klien pemasyarakatan orang. Ketiga, Pembimbing kemasyarakatan
yang mengikuti pasca rehab sebanyak juga berperan dalam pembinaan warga
2000 klien. Tugas dan tanggungjawab binaan pemasyarakatan sejak awal masuk
pembimbing kemasyarakatan dalam program lapas yaitu dengan melakukan penelitian
pascarehabilitasi, yaitu: kemasyarakatan assesment resiko dan
1. Mendampingi program manager untuk kebutuhan yang berguna sebagai panduan
menjalankan layanan pasca rehabilitasi. bagi Lapas untuk melakukan pembinaan,
selain itu Pembimbing Kemasyarakatan
2. Memberikan konseling adiksi kepada
klien. berperan juga dalam rehabilitas narkotika
bagi WBP pencandu narkotika.
3. Melakukan edukasi kepada klien, berupa
seminar terkait adiksi. Saran
4. Membuat Laporan perkembangan klien Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
5. Menjalin Komunikasi berkelanjutan harus meningkatkan kompetensi dan
dengan keluarga klien dalam hal kuantitas sumber daya manusia pembimbing
pemulihannya. kemasyarakatan dan menambah jumlah balai
6. Bertanggung jawab kepada program pemasyarakatan serta menambah anggaran
manager. bimbingan kemasyarakatan.
Tugas ini tidak mudah, pembimbing
kemasyarakatan harus mempunyai UCAPAN TERIMA KASIH
pengetahuan dan kemampuan rehabilitasi Dalam penulisan karya tulis ilmiah
narkotika. Peranan pembimbing kemasya- ini, penulis mengucapkan terima kasih
rakatan dalam rehabilitasi narkoba ini adalah kepada semua pihak yang telah membantu
untuk membantu klien pemasyarakatan penulis, khususnya kepada rekan-rekan
pencandu narkotika supaya idak lagi Peneliti di Pusat Pengkajian dan Kebijakan
mengulangi perbuatannya. dan kepada Mas Nasirudin Acil dari Dirjen
Pemasyarakatan yang telah berkenan
PENUTUP meluangkan waktu untuk berdiskusi tentang
Kesimpulan Pembimbing Kemasyarakatan.
357
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358
C.Kamea, Henny. “Lex Crimen Vol. II/No. 4/ Sitanggang, Kristina. “Fakultas Hukum
Agustus/2013.” Lex Crimen II/ No. 5, no. Universitas Sumatera Utara 2014.”
4 (2013): 113–121. Jurnal Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara (2014).
HAM, Paparan Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan Temu Ilmiah Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu
Pemanfaatan Hasil Kajian Badan Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Penelitian dan Pengembangan Hukum Persada, 1990.
dan HAM dengan Tema: Penguatan Widagdo, Seyiawan. Kamus Hukum. Jakarta:
Penelitian dan Pengkajian Serta Pretasi Pusaka Publisher, 2012.
Pengembangan Kebijakan Hukum dan “Paparan Dirjen Pemasyarakatan, Arah
HAM dalam Menyukseskan Tugas dan Kebijakan Ditjenpas Dalam Penanganan
Fungsi. No Title. Jakarta, n.d. Pecandu Dan Korban Penyalahgunaan
Http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/ Narkotika Dalam Proses Hukum,” 2018.
current/monthly/kanwil/db6b9640-6bd1- Peraturan Menteri Hukum Dan HAM Nomor
1bd1-ebc7-313134333039/year/2019/ 11 Tahun 2017 Tentang Grand Design
month/5. “Diakses Pada Tanggal 22 Juli Penanganan Overcrowded Pada
2019.” Rumah Tahanan Negara Dan Lembaga
Http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/ Pemasyarakatan, n.d.
current/monthly/year/2019/month/6.
“Diakses Pada 9 Juli 2019.”
Marcus Priyo Gunarto. “Sikap Memidana Yang
Berorientasi Pada Tujuan Pemidanaan.”
Jurnal Mimbar Hukum Vol.21, no. No. 1
(2009): hlm.108.
Moeljatno. Asas-Asas Hukum Oudana Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Nugroho, Trisapto Agung. “Analisa Kebutuhan
Pembimbing Kemasyarakatan Balai
Pemasyarakatan (BAPAS) Bandung.”
Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 13, no.
1 (2019): 69.
358