Anda di halaman 1dari 20

Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:……….

(Insan Firdaus)

PERANAN PEMBIMBING KEMASYARAKATAN DALAM UPAYA PENANGANAN


OVERCROWDED PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN
(The Role Of Correctional Adviser In Overcrowded Handling Efforts
in Correctional Institutions)

Insan Firdaus
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Jalan H.R.Rasuna Said Kavling 4-5, Kuningan Jakarta Selatan, 12940
Telp.: 021-2525015/0812 1234 5678; Fax: 021-2526438
firdaus_insan@yahooo.co.id

Tulisan Diterima: 05-09-2019; Direvisi: 18-10-2019; Disetujui Diterbitkan:06-11-2019


DOI: http://dx.doi.org/10.30641/kebijakan.2019.V13.339-358

ABSTRAK
Overcrowded penghuni lembaga pemasyarakatan merupakan masalah utama pengelolaan
sistem pemasyarakatan. Jumlah overcrowded meningkat tiap tahun dan terjadi dihampir semua
Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah overcrowded
adalah meningkatkan peran Pembimbing Kemasyarakatan dalam mengurangi jumlah warga
binaan pemasyarakatan. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana perananan pembimbing
kemasyarakatan dalam Penanganan Overcrowded di Lembaga Pemasyarakatan. Penelitian bersifat
yuridis empiris dan menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung data yang bersifat kuantitatif.
Pembimbing kemasyarakatan berperan penting dalam proses restorative justice, reintegrasi sosial,
dan pembinaan dan rehabilitasi. Berdasarkan data di sistem database pemasyarakatan, keberhasilan
proses diversi pada proses peradilan anak cukup tinggi, hal ini berdampak pada berkurangnya
anak berhadapan hukum yang menjalani hukuman di Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Dalam
program reintegrasi sosial Pembimbing Kemasyarakatan berperan aktif dalam pemberian hak
warga binaan pemasyarakatan menjalani hukuman di Luar Lembaga Pemasyarakarakatan.
Pembimbing kemasyarakatan juga berperan dalam pembinaan warga binaan pemasyarakatan
yaitu melakukan penelitian kemasyarakatan, assesment resiko dan kebutuhan yang berguna bagi
Lembaga Pemasyarakatan melakukan pembinaan dan rehabilitas narkotika. Oleh karena itu, Untuk
meningkatkan peran Pembimbing Kemasyarakatan dalam menangani overcrowded Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan harus meningkatkan kompetensi dan kuantitas sumber daya manusia
pembimbing kemasyarakatan, dan menambah jumlah balai pemasyarakatan serta menambah
anggaran bimbingan kemasyarakatan.
Kata kunci: overcrowded; lembaga pemasyarakatan; peranan pembimbing pemasyarakatan

Abstract
Overcrowded inmates of prisons is a major problem in managing the correctional system. The number
of overcrowded increases every year and occurs in almost all Penal Institutions in Indonesia. One
effort to overcome the overcrowded problem is to increase the role of correctional adviser in reducing
the number of prisoners. The problem of this research is how the role of correctional adviser in
overcrowded Handling in Correctional Institutions. The research is emperical juridical and uses a
qualitative approach supported by quantitative data. Correctional adviser play an important role in
the process of restorative justice, social reintegration, and coaching and rehabilitation. Based on

339
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358

data in the correctional database system, the success of the diversion process in the juvenile justice
process is quite high, this has an impact on the reduced number of children before the law who are
serving sentences at the Special Child Development Institute. In the social reintegration program the
Community Guidance have an active role in granting the rights of prison-assisted citizens to serve
their sentence outside the Correctional Institution. Correctional adviser also play a role in fostering
prisoners who are conducting community research in risk assessment and needs that are useful for
correctional institutions conducting guidance and rehabilitation of narcotics. Therefore, to increase
the role of the correctional adviser in overcrowded the Directorate General of Corrections must
increase the competency and quantity of human resources supervisors, and increase the number of
correctional centers and increase the budget of social guidance.
Keywords : overcrowded, correctional institution, correctional adviser

PENDAHULUAN kejahatan, menyelesaikan kejahatan yang


terjadi sehingga masyarakat menjadi puas
Latar Belakang
bahwa keadilan telah ditegakkan dan pelaku
Overcrowded penghuni Lembaga
kejahatan telah dipidana dan berusaha
Pemasyarakatan (Lapas) dalam tahap yang
agar masyarakat yang pernah melakukan
mengkhawatirkan. Pada acara Seminar
kejahatan itu tidak mengulangi perbuatannya
Nasional Pembimbing Kemasyarakatan
lagi2. Dengan demikian, pemberian hukuman
dan Pidana Alternatif yang diselenggarakan
penjara merupakan salah satu bentuk
oleh Ikatan Pembimbing Kemasyarakatan
pelaksanaan tugas sistem peradilan pidana
Indonesia (IPKEMINDO) pada 19 April 2018,
untuk menegakkan keadilan dengan cara
Menteri Hukum dan HAM menyatakan bahwa
menghukum pelaku kejahatan.
terjadi peningkatan yang sangat tajam jumlah
Dalam sistem peradilan pidana, Lembaga
tahanan di Lapas maupun Rumah Tahanan
Pemasyarakatan merupakan satu-satunya
(Rutan). Jika tren tersebut terus menerus
tempat bagi terpidana untuk menjalankan
terjadi tanpa ada suatu perubahan yang besar
putusan hakim yang berupa hukuman pidana
terkait kondisi Lapas, maka diperkirakan
penjara. Penggunaan istilah penjara memiliki
dalam lima tahun ke depan akan terjadi “bom
makna ganda yakni sebagai salah satu jenis
waktu” diLapas1 .
sanksi pidana sebagaimana yang diatur
Fenomena Overcrowded di Lembaga
dalam Pasal 10 KUHP dan sebagai tempat
Pemasyarakatan tidak terlepas dari sistem
bagi terpidana untuk menjalani hukuman3.
peradilan pidana yang berlaku di Indonesia.
Istilah penjara digunakan oleh hakim dalam
Penegakan hukum pidana yang diatur
amar putusan sebagai jenis sanksi pidana
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
yang dijatuhkan. Namun demikian, tempat
(KUHP) menerapkan hukuman penjara
pelaksanaan hukuman pidana penjara tidak
sebagai bentuk hukuman utama. Menurut
lagi menggunakan istilah penjara, tetapi
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah
disebut dengan lembaga pemasyarakatan
yang dikutip oleh Kristina Sitanggang bahwa
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12
sistem peradilan pidana atau Criminal
tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
Justice System mempunyai tugas, yaitu
mencegah masyarakat menjadi korban
2 Kristina Sitanggang, “Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara 2014,” Jurnal Fakultas Hukum
1 https://nasional.sindonews.com/ Universitas Sumatera Utara (2014).
read/1299409/13/jumlah-napi-terus-meningkat- 3 I Wayan Putu Sucana Aryana, “Efektivitas Pidana
lapas overkapasitas -1524199759)” diakses pada Penjara Dalam Membina Narapidana” 11, no. 21
selasa, 13 Mei 2019. (2015): 39–44.

340
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)

Dominasi pemilihan pidana penjara dan Rutan. Selama 5 tahun penambahan


oleh Hakim sebagai jenis sanksi yang utama Lapas dan Rutan sebanyak 59 atau sekitar
berimplikasi terhadap pengelolaan lembaga 12.7% sedangkan kenaikan jumlah WBP
pemasyarakatan. Dampak langsung adalah dan tahanan mencapai 96.106 atau sekitar
terjadi peningkatan yang cukup signifikan 57.5%. hal ini akan berdampak langsung
narapidana di lembaga pemasyarakatan. terhadap kenaikan tingkat Overcrowded yang
Berdasarkan hasil penelitian oleh I Wayan sebelumnya pada tahun 2014 sebesar 53%
Putu Aryana pada tahun 2015, bahwa Pada menjadi 106% pada tahun 2019.
tahun 2014 terdapat 463 lapas dan rumah Tabel.1. Perbandingan Pertumbuhan Jumlah
tahanan (Rutan) di seluruh Indonesia yang Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah
hanya sanggup menampung 109.231 orang Tahanan dan Tingkat Overcrowded Tahun
tahanan dan narapidana, namun pada 2014 dan 2019
kenyataannya di huni oleh 167.163 orang, Uraian Tahun Tahun Keterangan
sehingga mengalami Overcrowded mencapai
2014 2019
53% 4. (Bulan
Juni)
Data terbaru jumlah lapas dan rutan
Jumlah Lapas 463 522 Bertambah
pada tahun 2019 berjumlah 522 lapas dan rutan 59 Lapas dan
dan Rutan dengan kapasitas 130. 536 Rutan atau
orang. Berdasarkan sistem data base 12.7%

pemasyarakatan jumlah warga binaan


pemasyarakatan (WBP) dan Tahanan hingga Jumlah 167.163 263.268 Bertambah
Penghuni 96.105 atau
Juni 2019 berjumlah 263.267 orang. Sehingga Lapas dan 57.5%
terjadi Overcrowded mencapai 102% yang Rutan (orang)
terjadi di 414 Lapas/Rutan5
Kapasitas 109.231 128.626 Bertambah
Direktorat Jenderal (Ditjen) Hunian 19.395 atau
Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan (orang) 17.1%
HAM sebagai instansi pemerintah yang
berwenang dan bertanggung jawab dalam Selisih Jumlah 57.932 134.642 Bertambah
Penghuni dan 76.710 atau
mengelola lembaga pemasyarakatan, telah Kapasitas 132.4
melakukan berbagai upaya untuk mengatasi Hunian(orang)
Overcrowded di lapas antara lain dengan cara Overcowding 53% 106% Naik 100%
membangun Lapas dan Rutan Baru. Dalam
kurun waktu 5 tahun dari 2014 s.d 2019 Ditjen Sumber data sistem database pemasyarakatan
Pemasyarakatan telah membangun 59 Lapas tahun 2019
dan Rutan Baru. Permasalahan overcrowded di Lapas
Namun penambahan Lapas dan Rutan dan Rutan ini diperkirakan akan terus terjadi
baru, tidak serta merta dapat mengatasi dan meningkat setiap tahun. Oleh karena itu,
permasalahan Overcrowded, karena pada Dirjen Pemasyarakatan melakukan upaya lain
kenyataan laju pertambahan WBP dan untuk mengatasi permasalahan overcrowded
Tahanan lebih besar dan cepat dibandingkan pada Lapas dan Rutan, yaitu dengan
dengan penambahan kapasitas Lapas cara mengoptimalkan tugas dan fungsi
bimbingan kemasyarakatan. Bimbingan
4 Ibid.hlm.40
Kemasyarakatan adalah kegiatan yang
5 Http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/current/ dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan
monthly/year/2019/month/6, “Diakses Pada 9 Juli dalam menangani klien pemasyarakatan,
2019.”

341
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358

yang meliputi: penelitian kemasyarakatan, menjalani hukuman pidana di Lembaga


pendampingan pembimbingan, pengawasan, Pemasyarakatan melalui proses diversi.
dan sidang tim pengamat pemasyarakatan6 2. Ikut serta dalam upaya mempercepat
Bimbingan kemasyarakatan tersebut WBP dan anak didik keluar dari
dilakukan mulai dari tahap pra-adjudikasi, Lapas atau Lembaga Pembinaan
adjudikasi dan post adjudikasi. Khusus Anak (LPKA), dengan cara
memaksimalkan pemenuhan hak warga
Kaitannya peran pembimbing
binaan pemasyarakatan untuk menjalani
pemasyarakatan dengan upaya mengatasi
hukuman di luar lapas.
Overcrowded di Lapas dan Rutan, yaitu
bahwa dampak keberhasilan pelaksanaan Berdasarkan uraian singkat di atas,
tugas dan fungsi bimbingan kemasyarakatan pembimbing kemasyarakatan memiliki
pembimbing pemasyarakatan, baik kepada peran penting dan strategis dalam upaya
anak yang berhadapan dengan hukum mengurangi overcrowded penghuni lembaga
dan WBP dapat mengurangi jumlah pemasyarakatan.
penghuni Lapas dan Rutan. Berdasarkan Rumusan Masalah
data yang ada hingga akhir 2018, jumlah Bagaimana peranan pembimbing ke-
Pembimbing Kemasyarakatan (PK) yang masyarakatan dalam menjalankan tugas dan
ada di seluruh Indonesia baik yang ada fungsinya untuk mengurangi overcrowded
di Balai Pemasyarakatan, Kantor Wilayah penghuni lembaga pemasyarakatan?
Kementerian Hukum dan HAM maupun di
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam Tujuan
kurun waktu tiga tahun terakhir (2015- 2017) Untuk mengetahui peranan pembimbing
berjumlah 1.022 orang.7 kemasyarakatan dalam upaya mengurangi
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Overcrowded untuk mengurangi Overcrowded
Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan penghuni lembaga pemasyarakatan.
disebutkan bahwa pembimbing Metode Penelitian
kemasyarakatan merupakan petugas
1. Pendekatan
pemasyarakatan yang dikategorikan sebagai
Penelitian ini menggunakan pendekatan
pejabat fungsional penegak hukum yang
kualitatif yang didukung data yang bersifat
melaksanan tugas pembimbingan warga
kuantitatif. Secara kualitatif dilakukan
binaan pemasyarakatan. Secara sederhana
dengan cara mengumpulkan dan
peranan pembimbing kemasyarakatan untuk memanfaatkan semua informasi yang
menanggulangi permasalahan overcrowded terkait dengan pokok permasalahan.
penghuni lembaga pemasyarakatan melalui Kemudian didukung beberapa data
2 cara, yaitu: yang bersifat kuantitatif yang dilakukan
1. Berusaha mengurangi jumlah anak secara terbatas terhadap data-data yang
didik pemasyarakatan yang masuk ke berupa angka terkait dengan pokok
Lapas dan Rutan, yaitu dengan cara permasalahan penelitian.
meminimalisir anak berhadapan hukum 2. Sifat
Penelitian ini bersifat bersifat yuridis
6 (Pasal 1 Angka 7 Permenpan RB Nomor 22 Tahun empiris yang bertujuan untuk mengetahui
2016 Tentang Jabatan Fungsional Pembimbing pelaksanaan peran pembimbing
Kemasyarakatan) kemasyarakatan dalam menjalankan
7 Trisapto Agung Nugroho, “Analisa Kebutuhan
Pembimbing Kemasyarakatan Balai tugas dan fungsinya sebagai upaya untuk
Pemasyarakatan (BAPAS) Bandung,” Jurnal mengurangi overcrowded penghuni
Ilmiah Kebijakan Hukum 13, no. 1 (2019): 69. lembaga pemasyarakatan.

342
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)

3. Metode Pengumpulan Data 1. Untuk menjaga tertib hukum


Data yang digunakan dalam penelitian ini dimasyarakat,
adalah data sekunder yang dikumpulkan 2. Untuk mencegah orang melakukan
berdasarkan penelusuran literatur, kejahatan, dan
peraturan perundang-undang dan data 3. Untuk membuat terpidana menjadi jera
yang bersumber dari berbagai sumber sehingga tidak mengulangi perbuatan
seperti sistem database pemasyarakatan pidana kembali
dan berita di media sosial.
Sedangkan penjatuhan pidana
berdasarkan teori relatif/ utilitarian/
PEMBAHASAN
doeltheorieen menitikberatkan pada hakekat
Konsep Sistem Pemasyarakatan dalam
dari manfaat tujuan pidana. Menurut teori
Pelaksanaan Hukuman Pidana
tujuan, dasar pembenaran pidana semata-
Secara tata bahasa arti pidana adalah
mata pada satu tujuan tertentu, dimana
hukuman8. Hukuman tersebut diberikan
pidana itu semata-mata berupa11:
kepada siapa saja yang telah terbukti
1. Tujuan untuk memulihkan kerugian yang
melakukan perbuatan pidana atau delik
ditimbulkan oleh kejahatan atau
berdasarkan putusan pengadilan. Perbuatan
2. Tujuan untuk mencegah agar orang lain
pidana yang oleh hukum pidana dilarang dan
tidak melakukan kejahatan.
diancam dengan pidana adalah perbutan yang
menurut wujud atau sifatnya bertentangan Menurut Herbert L. Packer yang dikutip
dengan tata atau ketertiban yang dikehendaki oleh Marcus Priyo Gunarto Pandangan
oleh hukum dan merugikan masyarakat9 utilitarian melihat pemidanaan dari segi
manfaat atau kegunaanya dimana yang
Pelaksanaan hukuman pidana
dilihat adalah situasi atau keadaan yang ingin
merupakan suatu rangkaian dalam
dihasilkan dengan dijatuhkannya pidana itu.
sistem peradilan pidana yang secara teori
Di satu pihak, pemidanaan dimaksudkan
mempunyai 3 tujuan pemidanaan, yaitu:
untuk memperbaiki sikap atau tingkah laku
1. Teori Absolut atau Teori Pembalasan terpidana dan di pihak lain pemidanaan itu
(retributive/vergeldings theorieen);
juga dimaksudkan untuk mencegah orang lain
2. Teori Relatif atau Teori Tujuan (utilitarian/ dari kemungkinan melakukan perbuatan yang
doeltheorieen). serupa. Pandangan ini dikatakan berorientasi
3. Teori Gabungan (vereniging theorieen). ke depan (forward-looking) dan sekaligus
Menurut teori absolut, pidana melekat mempunyai sifat pencegahan (detterence)12.
pada setiap terjadinya kejahatan, artinya setiap Teori Gabungan yaitu penggabungan
perbuatan kejahatan harus dibalas dengan teori pembalasan dengan teori tujuan.
suatu hukuman/pidana agar masyarakat Gabungan kedua teori itu mengajarkan
mendapatkan keadilan. Dasar pembenaran bahwa penjatuhan hukuman adalah untuk
pidana terdapat di dalam kategorischen mempertahankan tata tertib hukum dalam
imperatif, yakni yang menghendaki agar masyarakat dan memperbaiki pribadi si
setiap perbuatan melawan hukum itu harus penjahat.13.
dibalas. Pembalasan terhadap perbuatan
pidana mempunyai 3 tujuan yaitu10: Agustus/2013,” Lex Crimen II/ No. 5, no. 4 (2013):
113–121.
8 Seyiawan Widagdo, Kamus Hukum (Jakarta: 11 Ibid.47
Pretasi Pusaka Publisher, 2012). 12 Marcus Priyo Gunarto, “Sikap Memidana Yang
9 Moeljatno, Asas-Asas Hukum Oudana Edisi Berorientasi Pada Tujuan Pemidanaan,” Jurnal
Revisi (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). Mimbar Hukum Vol.21, no. No. 1 (2009): hlm.108.
10 Henny C.Kamea, “Lex Crimen Vol. II/No. 4/ 13 C.Kamea, “Lex Crimen Vol. II/No. 4/Agustus/2013.”

343
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358

Jika dikaitkan pada tiga teori tujuan ditujukan untuk memulihkan konflik atau
pemidanaan diatas, maka pelaksanaan menyatukan kembali terpidana dengan
hukuman pidana di Indonesia saat ini masyarakatnya (reintegrasi).15
lebih menerapkan teori gabungan. Hal ini Pembaharuan paradigma pelaksanaan
terlihat adanya perubahan konsep dalam pemidanaan di Indonesia dipelopori
pelaksanaan pemidanaan yang menurut oleh Sahardjo yang mengemukakan ide
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 pemasyarakatan bagi terpidana. Sahardjo
tentang Pemasyarakatan, yang tidak lagi memberi 3 alasan hukuman pidana
menggunakan sistem kepenjaraan karena menggunakan sistem pemasyarakatan16,
tidak sesuai dengan sistem pemasyarakatan yaitu:
yang berdasarkan Pancasila dan Undang- 1. Tiap orang adalah makhluk
Undang Dasar 1945. kemasyarakatan;
Dalam sistem pemasyarakatan, untuk 2. Tidak ada orang yang hidup di luar
mencapai tujuan pemidanaan yaitu menjaga masyarakat;
tata tertib hukum dalam masyarakat di 3. Kemudian narapidana hanya dijatuhi
lakukan dengan cara mencabut kemerdekaan hukuman hilang kemerdekaan bergerak,
narapidana selama kurun waktu tertentu. jadi perlu diusahakan supaya tetap dapat
Kehilangan kemerdekaan tersebut mempunyai mata pencaharian.
merupakan satu-satunya penderitaan yang Ide sistem pemasyarakatan Saharjo
harus ditanggung oleh narapidana sebagai tersebut, kemudian di gunakan dalam
bentuk hukuman. Oleh karena itu Warga Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995
Binaan Pemasyarakatan tetap memperoleh tentang Pemasyarakatan, yang menentukan
hak-haknya yang lain seperti layaknya arah tujuan pemidanaan berdasarkan sistem
manusia, dengan kata lain hak perdatanya pemasyarakatan, yaitu
tetap dilindungi seperti hak memperoleh 1. Agar warga binaan pemasyarakatan
perawatan kesehatan, makan, minum, menyadari kesalahannya;
pakaian, tempat tidur, latihan keterampilan,
2. Agar warga binaan pemasyarakatan
olah raga, atau rekreasi14. memperbaiki diri, dan;
Sedangkan upaya untuk memperbaiki 3. Agar warga binaan pemasyarakatan
kepribadian narapidana, maka pelaksanaan tidak mengulangi tindak pidana
pemidanaan hukuman di lapas tidak lagi 4. Agar warga binaan pemasyarakatan
menekankan unsur balas dendam dan dapat diterima kembali oleh lingkungan
penjeraan terhadap narapidana, namun masyarakat;
untuk mengimplementasikan konsep 5. Agar warga binaan pemasyarakatan
rehabilitasi dan reintegrasi sosial, sebagai dapat aktif berperan dalam
suatu upaya agar narapidana tersebut pembangunan,
menyesali perbuatannya dan dapat kembali
ke masyarakat. Hal ini wujud nyata konsep
pemasyarakatan yang sejalan dengan filosofi 15 Ahmad Sanusi, “Evaluasi Pelaksanaan Cetak
reintegrasi sosial yang berasumsi kejahatan Biru Sistem Pemasyarakatan Pada Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan,” Jurnal Ilmiah
adalah konflik yang terjadi antara terpidana Kebijakan Hukum 11, no. 2 (2017): 121–137,
dengan masyarakat. Sehingga pemidanaan https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/
kebijakan/article/view/150/pdf_1.
16 Petrus Irwan Panjaitan dan Pandapotan
14 Penjelasan Pasal 5 Huruf F Undang-Undang Simorangkir, Lembaga Pemasyarakatan Dalam
Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, Perspektif Sistem Peradilan Pidana (Jakarta:
No Title, n.d. Pustaka Sinar Harapan, 1995).

344
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)

6. Agar warga binaan pemasyarakatan Grafik.1 Jumlah Kasus Kerusuhan dan


dapat hidup secara wajar sebagai warga Pemberontakan
yang baik dan bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan pemidanaan
tersebut, sistem pemasyarakatan berfungsi
menyiapkan warga binaan pemasyarakatan
agar dapat berintegrasi secara sehat dengan
masyarakat, sehingga dapat berperan
kembali sebagai anggota masyarakat yang
bebas dan bertanggung jawab.
Sumber paparan Direktorat Jenderal
Dengan demikian lembaga
Pemasyarakatan Temu Ilmiah Pemanfaatan Hasil
pemasyarakatan sejatinya tidak lagi hanya
Kajian Badan Penelitian dan Pengembangan
difungsikan sebagai tempat menjalani Hukum dan HAM Tahun 2018
hukuman semata, tetapi lebih dari itu Lapas
Peristiwa kerusuhan terbaru yang terjadi
adalah sebagai tempat berlangsungnya
pada tahun 2019, yaitu kerusuhan di Lapas
proses pembinaan dan pembimbingan bagi
Narkotika Langkat Sumatera Utara pada
setiap warga binaan pemasyarakatan agar
tanggal 16 Mei 2019 dan Rutan Kelas IIB Siak
dapat kembali dan diterima oleh masyarakat
Sri Indrapura yang terjadi 11 Mei 2019. Saat
(reintegrasi sosial).
kejadian jumlah penghuni Lapas Narkotika
Dampak Negatif Overcrowded Penghuni Langkat berdasarkan SDP (Sistem Database
Lembaga Pemasyarakatan Pemasyarakatan) adalah 1.478 orang dari
Overcrowded penghuni di Lembaga kapasitas seharusnya untuk 915 orang
Pemasyarakatan dan Rutan menimbulkan sehingga terjadi overcrowded sebesar 62%.
dampak negatif, yaitu timbulnya berbagai Demikian Rutan Kelas IIB Siak Sri Indrapura
permasalahan lain di dalam Lapas dan Rutan, yang overcrowded sebesar 13%18.
antara lain: Pemicu kerusuhan pada umumnya
1. Meningkatkan potensi gangguan disebabkan permasalahan kecil, seperti
keamanan dan ketertiban masalah air minum, penegakan ketertiban
Keamanan dan ketertiban merupakan di lapas dan lain sebagainya, namun karena
aspek utama yang harus dijaga didalam situasi Lapas dan Rutan yang overcrowded
Lapas dan Rutan. Terjadinya overcrowded menyebabkan WBP dan tahanan mudah
meningkatkan risiko terjadinya gangguan terprovokasi melakukan tindakan kekerasan
keamanan dan ketertiban di dalam Lapas dan kerusuhan, sehingga situasi menjadi sulit
dan Rutan. Potensi gangguan keamanan dan dikendalikan oleh petugas keamanan yang
ketertiban, antara lain kerusuhan, pelarian jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah
WBP, peredaran narkoba di dalam Lapas dan WBP dan tahanan.
pengendalian peredaran narkoba dari dalam
Lapas. Peristiwa kerusuhan di dalam Lapas
Penelitian dan Pengembangan Hukum dan
dan Rutan terjadi hampir setiap tahun . HAM dengan Tema: Penguatan Penelitian dan
Pengkajian Serta Pengembangan Kebijakan
Misalkan Dalam kurun waktu 2014 s.d
Hukum dan HAM dalam Menyukseskan Tugas
Juli 2018 telah terjadi 34 kasus kerusuhan di dan Fungsi HAM, No Title (Jakarta, 18 September
Lapas dan Rutan17. 2018).
18 Http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl /
current/monthly/kanwil/db6b9640-6bd1-1bd1-
17 Paparan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan ebc 7 -3 13134 33303 9/ yea r/ 2019 /month /5,
Temu Ilmiah Pemanfaatan Hasil Kajian Badan “Diakses Pada Tanggal 22 Juli 2019.”

345
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358

Resiko gangguan keamanan terkait ketersediaan air bersih, makanan


dan ketertiban menjadi tinggi, karena dan pelayanan kesehatan hal ini disebabkan
perbandingan Jumlah petugas pengamanan anggaran negara untuk pengadaan makanan
tidak sebanding dengan jumlah penghuni. dan pemberian layanan kesehatan terbatas.
Data Ditjen Pemasyarakatan pada tahun Ketika terjadi overcrowded anggaran
2018 jumlah petugas pengamanan di seluruh tersebut tidak dapat mencukupi sesuai
Lapas dan Rutan adalah 28.589 orang yang dengan kebutuhan dan hal ini berdampak
dibagi 4 shift, sedangkan jumlah Narapidana makanan yang diberikan tidak sesuai standar
dan Tahanan mencapai 248.446 orang. gizi yang ditentukan. Demikian pula pelayanan
Sehingga jika dirata-rata perbandingannya kesehatan, overcrowded dapat menyebabkan
adalah 1:34, dengan artian 1 orang petugas lingkungan Lapas tidak sehat dan mudahnya
pengamanan menjaga dan mengawasi 34 terjangkit penyakit. Anggaran dan petugas
WBP atau tahanan19. Perbandingan tersebut kesehatan yang terbatas menyebabkan
tidak ideal dan berpengaruh terhadap penanganan kesehatan tidak optimal. Data
kemampuan petugas pengamanan untuk tahun 2018 tercatat 35.640 Napi/tahanan
menjalankan tugas dan fungsinya secara sakit dengan beragam jenis penyakitnya dan
optimal. 257 orang meninggal dunia20.
2. Pemenuhan Hak-hak narapidana tidak 3. Program Pembinaan dan Rehabilitasi
optimal tidak optimal
Selama proses pelaksanaan hukuman di Inti dari sistem pemasyarakatan
Lembaga Pemasyaratan, narapidana masih adalah pembinaan, dalam Pasal 1 angka
mendapatkan hak-haknya yang lain seperti 1 Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995
layaknya manusia, karena dalam sistem disebutkan bahwa “Pemasyarakatan adalah
pemasyarakatan dianut suatu asas bahwa kegiatan untuk melakukan pembinaan
kehilangan kemerdekaan merupakan satu- warga binaan pemasyarakatan berdasarkan
satunya penderitaan yang ditanggung oleh sistem, kelembagaan dan cara pembinaan
WBP selama di Lapas. yang merupakan bagian akhir dari
Hak-hak warga binaan pemasyarakatan sistem pemidanaan dalam tata peradilan
diatur dalam Undang-Undang Nomor pidana”. Oleh karena keberhasilan sistem
12 Tahun 1995 pasal 14 ayat 1, yang pemasyarakatan ditentukan oleh pelaksanaan
menyebutkan 12 hak narapidana antara lain, pembinaan di Lapas dan Rutan.
hak ibadah, kesehatan, pendidikan, remisi Pembinaan terhadap WBP dan Anak
dan pembebasan bersyarat. Pemenuhan hak Didik di Lapas dan LPKA bersifat individual,
tersebut merupakan tanggungjawab negara artinya pembinaan tersebut dilakukan
dalam hal ini dilaksanakan oleh Lembaga kepada setiap warga binaan pemasyarakatan
Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan. yang memiliki karakteriktik dan kebutuhan
Overcrowded menyebabkan beberapa pembinaan yang berbeda-beda. Pembinaan
hak narapidana tidak dapat terpenuhi tersebut dilakukan melalui 3 tahap, yaitu
optimal. Penyebabnya adalah keterbatasan tahap awal, tahap lanjutan dan tahap akhir.
anggaran dan sumber daya manusia petugas Pelaksanaan pembinaan pada tahap awal
pemasyarakatan. Salah satu hak yang tidak dan tahap lanjutan dilakukan oleh petugas
optimal adalah hak kesehatan. Permasalahan pemasyarakatan di dalam Lapas sedangkan
krusial dalam pemenuhan hak kesehatan di tahap akhir dilakukan oleh Pembimbing

19 HAM, No Title. 20 Ibid.

346
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)

Kemasyarakatan yang dilaksanakan diluar narapidana kasus narkotika sebanyak


Lapas. 116.019 orang atau sekitar 46.63% dari total
Overcrowded menyebabkan pelaksana- seluruh tahanan/narapidana di Indonesia
an pembinaan tidak berjalan optimal baik yang berjumlah 248.806, terdiri dari: bandar/
secara kualitas dan kuantitas. Secara pengedar sebanyak 69.358 orang dan
kualitas pembinaan terhadap individu tidak pengguna sebanyak 46.661 orang22.
bisa dilakukan sesuai dengan standar atau Dari jumlah narapidana yang berkategori
kebutuhan/karakteristikWBPyangdisebabkan pengguna tersebut diatas, hanya sebagian
jumlah WBP yang tidak sebanding dengan kecil yang mendapatkan layanan rehabilitasi,
jumlah petugas pemasyarakatan. Demikian hal ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
juga kuantitas program pembinaan yang Tabel 3. Jumlah WBP/Tahanan yang
sedikit mengakibatkan tidak seluruh WBP mendapatkan pelayanan Rehabilitasi
mendapatkan pembinaan sebagaiamana Narkotika23
mestinya. Hal ini dapat dilihat data Ditjen Tahun Jumlah (orang)
Pemasyarakatan pada tahun anggaran 2018 2015 3.485
dalam tabel dibawah ini21: 2016 4.613
Tabel 2. Presentase Jumlah WBP yang 2017 2.563
mendapatkan pembinaan Sumber “Paparan Dirjen Pemasyarakatan,
Jenis Pembinaan Presentase Arah Kebijakan Ditjenpas Dalam Penanganan
Jumlah WBP yang Pecandu Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika
mendapatkan
pembinaan Dalam Proses Hukum,” 2018
Keagamaan 60% Kemudian untuk meningkatkan program
Kepribadian(olahraga) 15% rehabilitasi Direktur Jenderal Pemasyarakatan
Kesenian 27% mengeluarkan surat keputusan Nomor
Kemandirian 5.060 orang PAS.121.PK.01.07.01 Tahun 2017
Sumber Paparan Direktorat Jenderal tentang Penetapan UPT Pemasyarakatan
Pemasyarakatan pada Temu Ilmiah Penyelenggara Layanan Rehabilitasi
Pemanfaatan Hasil Kajian Badan Penelitian dan Tahanan dan WBP Penyalahguna Narkotika,
Pengembangan Hukum dan HAM. Tahun 2018 yang menetapkan 128 Unit Pelaksana Teknis
Demikian juga, program rehabilitasi untuk melakukan rehabilitasi dengan target
narkotika di Lapas tidak berjalan optimal. 6000 orang. Pada tahun 2018 target tersebut
Menurut Undang-Undang Pemasyarakatan baru tercapai 11%24.
rehabilitasi termasuk salah satu hak bagi Overcrowded berdampak terhadap
WBP dan anak didik, yaitu hak kesehatan. program pembinaan dan rehabilitasi tidak
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor berjalan optimal, yang disebabkan beberapa
35 Tahun 2009 tentang Narkotika, rehabilitasi hal, antara lain:
bersifat wajib bagi pencandu dan korban 1. Jumlah petugas pemasyarakatan
penyalahgunaan narkotika. Oleh karenanya, terbatas
bagi WBP dan anak didik yang berkategori
pecandu dan korban penyalahgunaan
narkotika diharuskan ikut program rehabilitasi.
22 “Paparan Dirjen Pemasyarakatan, Arah Kebijakan
Data Ditjen Pemasyarakatan hingga Ditjenpas Dalam Penanganan Pecandu Dan
Oktober tahun 2018 jumlah tahanan dan Korban Penyalahgunaan Narkotika Dalam Proses
Hukum,” 2018.
23 Ibid.
21 Ibid. 24 Ibid.

347
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358

2. Kompetensi petugas pemasyarakatan dan kedudukannya ditetapkan oleh Menteri


belum maksimal menguasai pelaksanaan Kehakiman. Pegawai istmewa tersebut
rehabilitasi mempunyai tugas untuk mengawasi
3. Program tugas dan fungsi Lapas lebih terpidana yang menjalani pidana bersyarat
cenderung memprioritaskan pada dan bebas bersyarat26.
terciptanya keamanan dan ketertiban di Kemudian istilah Pembimbing
dalam Lapas.
Kemasyarakatan diperkenalkan pada tahun
4. Anggaran terbatas dan lebih banyak 1968 seiring dengan perkembangan konsep
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemasyarakatan yang dikemukakan oleh
bahan makanan yang terus meningkat.
Saharjo. Namun, Undang-Undang Nomor
Kedudukan Pembimbing Kemasyarakatan 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
Dalam sejarah sistem peradilan pidana belum menyebutkan/menggunakan istilah
di Indonesia keberadaan pembimbing pembimbing kemasyarakatan secara
kemasyarakatan sudah dikenal sejak tegas. Undang-undang tersebut hanya
zaman penjajahan Belanda. Pada saat menyebutkan bahwa tugas pembimbingan
itu pembimbing kemasyarakatan disebut WBP dilaksanakan oleh petugas pe-
Ambtenaar der Reclassering atau Bijzondere masyarakatan yang merupakan pejabat
Ambtenaar „pegawai negeri istimewa‟ yang fungsional penegak hukum dan pranata yang
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah melaksanakan klien pemasyarakatan adalah
Probation Officer, yang berarti „pekerja sosial Balai Pemasyarakatan.
kehakiman tugas dan tanggung jawabnya Kemudian secara normatif, penggunaan
telah diatur dalam Wetboek van Strafrecht istilah pembimbing kemasyarakatan dimuat
yang pada 1917 dilakukan penerjemahan dalam Undang Undang Nomor 3 Tahun 1997
dan perubahan dengan judul KUHP yang tentang Pengadilan Anak yang menyebutkan
diberlakukan mulai 1 Januari 191825. Pembimbing Kemasyarakatan adalah petugas
Pasal 14b angka 2 KUHP menyebutkan pemasyarakatan pada Balai Pemasyarakatan
bahwa hakim boleh mewajibkan kepada yang melakukan bimbingan Warga Binaan
pejabat tertentu, supaya memberi Pemasyarakatan. Kemudian dalam Undang-
pertolongan atau bantuan kepada terpidana Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
dalam memenuhi syarat-syarat khusus yang Sistem Peradilan Pidana Anak, menyebutkan
dikenakan hukuman masa percobaan. Yang bahwa Pembimbing Kemasyarakatan
dimaksud pejabat tertentu tersebut adalah sebagai pejabat fungsional penegak hukum
pembimbing kemasyarakatan. Selain itu, yang secara khusus melakukan bimbingan
berdasarkan ordonansi Pidana Bersyarat kemasyarakatan terhadap anak di dalam dan
dan Bebas Bersyarat, Stbl. Nomor 251 di luar proses peradilan pidana.
Tanggal 4 Mei 1926 dan G. General Nomor Kedudukan Pembimbing
18 yang diberlakukan 9 Juli 1926, bahwa Kemasyarakatan sebagai Aparatur Sipil
disetiap pengadilan negeri mendapatkan Negara (ASN) merupakan pejabat fungsional.
seorang petugas atau pegawai istimewa Menurut Peraturan Menteri Pemberdayaan
(pembimbing kemasyarakatan) yang tempat Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Jabatan
Fungsional Pembimbing Kemasyarakatan.
25 Balitbang Hukum dan HAM, Pelaksanaan
Pembinaan Jabatan Fungsional Tertentu Pejabat Pembimbing Kemasyarakatan
Pembimbing Kemasyarakatan Oleh Direktorat
Jenderal Pemasyarakatan (Jakarta:
Balitbangkumham Press, 2018). 26 Ibid.

348
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)

adalah Pegawai yang diberikan tugas, peranan tersebut, untuk mengetahui peranan
tanggung jawab, wewenang dan hak untuk pembimbing kemasyarakatan dapat diukur
melakukan kegiatan di bidang bimbingan dari pelaksanaaan tugas dan fungsi dalam
kemasyarakatan. melakukan bimbingan kemasyarakatan
Dengan demikian, berdasarkan sesuai dengan kedudukannya sebagai
uraian diatas kedudukan Pembimbing aparat penegak hukum dan petugas
Kemasyarakatan terbagi 3 (tiga), yaitu pemasyarakatan. Tugas dan fungsi
1. Aparat Penegak Hukum bimbingan kemasyarakatan meliputi:
Pembimbing Kemasyarakatan sebagai 1. Penelitian Kemasyarakatan yaitu
aparat penegak hukum mempunyai kegiatan penelitian untuk mengetahui
tugas dan fungsi untuk ikut serta dalam latar belakang kehidupan warga binaan
setiap proses tahapan peradilan pidana pemasyarakatan yang dilaksanakan
anak. Kedudukannya sejajar dengan oleh pembimbing kemasyarakatan.
aparat penegak hukum lainnya seperi 2. Pendampingan yaitu upaya yang
Polisi, Jaksa dan Hakim. dilakukan pembimbing kemasyarakatan
2. Petugas Pemasyarakatan dalam membantu klien untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapinya
Sebagai petugas pemasyarakatan,
sehingga klien dapat mengatasi
Pembimbing Kemasyarakatan mem-
permasalahan tersebut dan mencapai
punyai peran penting dalam mencapai
perubahan hidup ke arah yang lebih
tujuan sistem pemasyarakatan,
baik.
yaitu membimbing warga binaan
pemasyarakatan agar dapat berintegrasi 3. Pembimbingan yaitu pemberian
dan diterima kembali oleh lingkungan tuntunan untuk meningkatkan kualitas
masyarakat. ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, intelektual, sikap dan perilaku,
3. Pejabat Fungsional
propresionalisme, kesehatan jasmani
Sebagai pejabat fungsional, Pembimbing dan rohani klien pemasyarakatan.
Pemasyarakatan harus memiliki
4. Pengawasan yaitu kegiatan
keahlian dan keterampilan khusus untuk
pengamatan dan penilaian terhadap
melakukan tugas dan fungsi bimbingan
pelaksanaan program layanan,
kemasyarakatan. Oleh karena itu,
pembinaan dan pembimbingan warga
untuk menduduki jabatan fungsional
binaan pemasyarakatan berdasarkan
pembimbing kemasyarakatan harus
rekomendasi laporan penelitian
memiliki kompetensi dan memenuhi
kemasyarakatan/penetapan/putusan
syarat-syarat yang ditentukan.
hakim.
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan 5. Sidang tim pengamat pemasyarakatan
dalam penanganan overcrowded Rumah adalah kegiatan yang dilakukan oleh
Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan tim pengamat pemasyarakatan untuk
Peranan menurut Soerjono Soekanto, memberikan saran dan rekomendasi
merupakan aspek dinamis kedudukan mengenai penyelenggaraan
(status). Apabila seseorang melaksanakan pemasyarakatan.
hak dan kewajibannya sesuai dengan Tugas dan fungsi pembimbing
kedudukannya, maka ia menjalankan kemasyarakatan merupakan implementasi
suatu peranan” . Berdasarkan pengertian
27 dari 10 prinsip pemasyarakatan, yaitu28 :

27 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar 28 Peraturan Menteri Hukum Dan HAM Nomor 11
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1990). Tahun 2017 Tentang Grand Design Penanganan

349
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358

1. Ayomi dan berikan bekal hidup agar ini berarti bahwa kepada mereka harus
mereka dapat menjalankan perannya ditanamkan semangat kekeluargaan
sebagai warga masyarakat yang baik dan toleransi disamping meningkatkan
dan berguna. pemberian pendidikan rohani kepada
2. Penjatuhan pidana tidak lagi didasari mereka disertai dorongan untuk
oleh latar belakang pembalasan.(ini menunaikan ibadah sesuai dengan
berarti tidak boleh ada penyiksaan kepercayaan agama yang dianutnya.
terhadap narapidana dan anak didik 8. Narapidana dan anak didik bagaikan
pada umumnya, baik yang berupa orang yang sakit perlu diobati agar
tindakan, perlakuan, ucapan, cara mereka sadar bahwa pelanggaran
perawatan ataupun penempatan. hukum yang pernah dilakukannya
Satu satunya derita yang dialami oleh adalah merusak dirinya, keluarganya
narapidana dan anak didik hanya dan lingkungannya, kemudian dibina/
dibatasi kemerdekaannya untuk leluasa dibimbing kejalan yang benar. Selain
bergerak didalam masyarakat beba). itu mereka harus diperlakukan sebagai
3. Berikan bimbingan (bukan penyiksaan) manusia biasa yang memiliki pula harga
supaya mereka bertobat. Berikan kepada diri agar tumbuh kembali kepribadiannya
mereka pengertian mengenai norma- yang percaya akan kekuatan sendiri.
norma hidup dan kegiatan-kegiatan 9. Narapidana dan anak didik hanya
sosial untuk menumbuhkan rasa hidup dijatuhi pidana berupa membatasi
kemasyarakatannya. kemerdekaannya dalam jangka waktu
4. Negara tidak berhak membuat mereka tertentu.
lebih buruk atau lebih jahat daripada 10. Untuk pembinaan dan bimbingan para
sebelum dijatuhi pidana. Salah satu narapidana dan anak didik, maka
cara diantaranya agar tidak mencampur disediakan sarana yang diperlukan.
baurkan narapidana dengan anak didik Semua hasil tugas dan fungsi
yang melakukan tindak pidana berat pembimbing kemasyarakatan digunakan
dengan yang ringan dan sebagainya.
oleh Polisi, Jaksa dan Hakim serta Lembaga
5. Selama kehilangan (dibatasi) Pemasyarakatan, sebagai salah satu dasar
kemerdekaan bergeraknya para dalam pelaksanaan peradilan pidana anak
narapidana dan anak didik tidak boleh
dan pembinaan WBP di Lapas dan Rutan.
diasingkan dari masyarakat. Perlu
Oleh karenanya, Pekerjaan Pembimbing
ada kontak dengan masyarakat yang
Kemasyarakatan tidak mudah dan harus
terjelma dalam bentuk kunjungan
hiburan ke lapas dan rutan/cabang dilakukan hati-hati dan teliti.
rutan oleh anggota-anggota masyarakat Peranan pembimbing kemasyarakatan
bebas dan kesepatan yang lebih banyak dalam penanganan overcroweded di Rumah
untuk berkumpul bersama sahabat dan Tahanan dan Lembaga Pemasyarakatan,
keluarga. yaitu terlibat aktif menjalankan tugas dan
6. Pekerjaan yang diberikan kepada fungsi bimbingan kemasyarakatan dalam 3
narapidana dan anak didik tidak boleh proses, yaitu restrorative justice, reintegrasi
bersifat sekedar pengisi waktu luang. sosial, dan pembinaan warga binaan
7. Pembinaan dan pembimbingan yang pemasyarakatan.
diberikan kepada narapidana dan anak
didik adalah berdasarkan Pancasila. Hal

Overcrowded Pada Rumah Tahanan Negara Dan


Lembaga Pemasyarakatan, n.d.

350
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)

Peranan Pembimbing Kemasyarakatan sebagian besar responden menilai bahwa


dalam Proses Restorative Justice peranan pembimbing kemasyarakatan
Sistem peradilan pidana anak di dan hasil penelitian kemasyarakatan telah
Indonesia menggunakan dan mengutamakan dimanfaatkan oleh aparat penegak hukum.
mekanisme penyelesaian restorative justice Bentuk pemanfaatannya antara lain:
dalam penyelesaian perkara anak berhadapan 1. Petugas PK dilibatkan sejak proses
dengan hukum. Menurut Undang-Undang penyidikan sampai dengan peradilan
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem kasus pidana anak dan hasil penelitian
Peradilan Pidana Anak (SPPA), pasal 1 kemasyarakatan menjadi pertimbangan
angka 6 menyebutkan restorative justice disetiap tahapan (penyidik dalam proses
merupakan suatu mekanisme atau proses diversi penyidik, pertimbangan jaksa
dalam proses di kejaksaan dan hakim
penyelesaian perkara tindak pidana dengan
dalam persidangan).
melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/
korban, dan pihak lain yang terkait untuk 2. Hakim anak selalu mempedomani
rekomendasi hasil penelitian
bersama-sama-sama mencari penyelesaian
kemasyarakatan sebagai bahan
yang adil dengan menekankan pemulihan
pertimbang hakim dalam mengambil
kembali pada keadaan semula dan bukan
putusan. Sehingga putusannya berpihak
pembalasan. pada anak
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 3. Beberapa kasus pidana anak dapat
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana diselesaikan dengan proses diversi.
memberikan peranan penting dan strategi 4. Penasehat hukum/pengacara meng-
kepada pembimbing kemasyarakatan dalam gunakan hasil penelitian kemasyarakatan
proses restorative justice. Pembimbing sebagai bahan pembelaan kliennya.
kemasyarakatan mempunyai 2 peran yaitu Hasil Penelitian kemasyarakatan
pertama berperan sebagai aparat penegak memuat beberapa data dan informasi tentang
hukum karena ikut terlibat dalam proses
klien pemasyarakatan, orang tua/keluarga
peradilan anak dan kedua, berperan sebagai
dan kondisi lingkungan klien, serta hasil
petugas kemasyarakatan yang melakukan asesmen. Kemudian data tersebut dianalisis
tugas dan fungsi bimbingan kemasyarakatan secara objektif sesuai dengan kaidah
selama proses peradilan sampai selesai. penelitian ilmiah dan peraturan perundang-
Keterlibatan pembimbing undangan. Berdasarkan data-data tersebut
kemasyarakatan dalam proses pidana pembimbing kemasyarakatan memberikan
anak ada pada setiap tahapan proses rekomendasi kepada aparat penegak hukum
penyelesaian perkara anak di luar peradilan lainnya untuk kelanjutan proses diversi.
pidana (diversi), mulai dari tingkat penyidikan, Dalam rangka mencapai kesepakatan
penuntutan sampai dengan putusan hakim. diversi Undang-Undang SPPA pasal 10 angka
Hasil penelitian kemasyarakatan yang dibuat
(2) membatasi rekomendasi pembimbing
oleh pembimbing kemasyarakatan menjadi
kemasyarakatan dalam 5 bentuk, yaitu:
dasar pertimbangan bagi penyidik, penuntut
1. Pengembalian kerugian dalam hal
umum dan Hakim dalam melakukan diversi.
korban;
Berdasarkan hasil penelitian tahun 2018
2. Rehabilitasi medis dan psikososial;
tentang Pembimbing Kemasyarakatan29
3. Penyerahan kembali kepada orang tua/
Wali
29 Balitbang Hukum dan HAM, Pelaksanaan
Pembinaan Jabatan Fungsional Tertentu
Pembimbing Kemasyarakatan Oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

351
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358

4. Keikutsertaan dalam pendidikan atau Berdasarkan hasil penelitian tahun 2018


pelatihan di lembaga pendidikan atau Grafik.2. Trend Penyelesaian Kasus Pidana
Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Anak Tahun 2014 s.d 2018
Sosial (LPKS paling lama 3 (tiga) bulan,
atau
5. Pelayanan masyarakat paling lama (3)
bulan
Selain melakukan penelitian
kemasyarakatan, pembimbing kemasya-
rakatan mempunyai kewajiban untuk
melakukan pendampingan, pembimbingan
dan pengawasan selama proses Diversi
Sumber data sistem database
berlangsung sampai dengan pelaksanaan
pemasyarakatan Tahun 2019
kesepakatan diversi dilaksanakan. Fasilitator
dalam proses Diversi adalah aparat penegak Berdasarkan gambar di atas, sejak
hukum yang berwenang pada setiap tingkatan tahun 2014 s.d. 2018 trend keberhasilan
proses peradilan pidana, Pembimbing penyelesaian diversi lebih tinggi
kemasyarakatan berperan menjadi wakil dibandingkan putusan pidana penjara.
fasilitator dan sekaligus mediator untuk Rata-rata keberhasilan penyelesaian kasus
memediasi para pihak sehingga tercapainya pidana anak dengan putusan diversi hampir
kesepakatan diversi. 67%. Hal ini berdampak pada penurunan
jumlah tahanan dan napi anak sebagaimana
Tercapainya kesepakatan diversi
tergambarkan pada chart dibawah ini.
pada proses peradilan pidana anak akan
Grafik.3. Chart Trend Jumlah Tahanan dan
memberikan dampak positif kepada korban
Napi Anak tahun 2014 s.d. 2018
dan pelaku. Selain itu, akan berdampak
terhadap berkurangnya anak berhadapan
dengan hukum yang menjalani hukuman
pidana di Lembaga Pembinaan Khusus Anak.
Tingkat hunian narapidana anak di Lembaga
Pemasyarakatan mengalami penurunan
semenjak Undang-Undang SPPA efektif
berlaku mulai tanggal 31 Juli 2014 seiring
dengan meningkatnya keberhasilan proses
diversi.

Data diolah berdasarkan sumber data sistem


database pemasyarakatan Tahun 2019
Keberhasilan proses diversi berdampak
pada berkurangnya overcrowded di Lembaga
pembinaan khusus anak yang ada disetiap
provinsi. Berdasarkan data SDP pada Juni
2019 dari 33 jumlah keseluruhan hanya 6
LPKA yang mengalami overcrowded, yaitu:

352
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)

Tabel.4. LPKA yang overcrowded dengan membaurkan Narapidana dan


pada Juni 2019 Anak dalam kehidupan masyarakat.
LPKA Penghuni Overcrowded 2. Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK) yaitu
(%) program pembinaan untuk memberikan
Bengkulu 45 25 kesempatan kepada Narapidana dan
Kutoarjo 69 6 Anak untuk berasimilasi dengan keluarga
Pekanbaru 98 32 dan masyarakat.
Maros 622 208 3. Pembebasan Bersyarat (PB), Cuti
Kendari 33 22 Menjelang Bebas (CMB), dan Cuti
Medan 200 108 Bersyarat (CB) yaitu program pembinaan
Sumber data sistem database untuk mengintegrasikan Narapidana dan
pemasyarakatan Tahun 2019 Anak ke dalam kehidupan masyarakat
setelah memenuhi persyaratan yang
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan
telah ditentukan
dalam Proses Reintegrasi sosial
Untuk mendapatkan hak-hak reinte-
Reintegrasi sosial merupakan tujuan
ngerasi sosial tersebut, WBP wajib memenuhi
akhir lembaga pemasyarakatan dalam
syarat-syarat yang telah di tentukan dalam
melaksanakan pembinaan dan pembimbingan
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor
terhadap warga binaan pemasyarakatan.
03 tahun 2018 Tentang Syarat dan Tata
Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya
Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti
bahwa reintegrasi sosial adalah suatu proses
Mengunjungi Keluarga, Pembebasan
menyiapkan warga binaan pemasyarakatan
Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti
agar memperbaiki diri sehingga dapat
Bersyarat. Syarat tersebut terdiri dari syarat
kembali dan diterima dalam kehidupan sosial
administrasi dan subtantif pembinaan. Dalam
masyarakat.
pemenuhan syarat tersebut Pembimbing
Dalam Peraturan Menteri Hukum dan kemasyarakatan memainkan peran penting
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan menentukan keberhasilan proses
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Grand reintegrasi sosial. Peran tersebut yaitu:
Design Penanganan Overcrowded Pada
Pertama, Pembimbing Kemasyarakatan
Rumah Tahanan Negara dan Lembaga
membuat Penelitian Kemasyarakatan.
Pemasyarakatan, reintegrasi sosial
Salah satu syarat untuk mendapatkan hak
merupakan kebijakan alternatif atau the
reintegrasi sosial adalah harus adanya
“back end” alternatives dalam mengatasi
laporan penelitian kemasyarakatan yang
overcrowded di Rutan dan Lapas. Kebijakan
dibuat oleh Pembimbing Kemasyarakatan.
tersebut mendorong percepatan pengeluaran
Pembimbing Kemasyarakatan melakukan
orang dari dalam Lapas/Rutan melalui proses
Penelitian Kemasyarakatan berdasarkan
integrasi.
tahapan pembinaan dan masa hukuman
Proses reintegrasi sosial tersebut dapat WBP. Jika WBP menjalani hukumannya
dilakukan sebelum masa hukuman habis, belum mencapai 1/3 nya maka penelitian
yaitu melalui pemberian hak kepada warga kemasyarakatan dipergunakan untuk
binaan pemasyarakatan untuk memperoleh pembinaan awal, jika mencapai 1/3 dan
kesempatan menjalani hukuman di luar belum mencapai ½ dari hukumannya untuk
Lapas, hak tersebut antara lain: kepentingan asimilai sedangkan jika telah
1. Asimilasi, yaitu proses pembinaan ½ atau lebih penelitian kemasyarakatan
Narapidana dan Anak yang dilaksanakan dipergunakan untuk pembebasan bersyarat.
Jumlah Penelitian Pemasyarakatan setiap

353
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358

tahunnnya meningkat seiring dengan Ketiga, Pembimbingan kemasyarakatan


meningkatnya jumlah Tahanan dan melakukan bimbingan kepada klien
Narapidana. pemasyarakatan selama masa menjalani
Tabel.5. Jumlah Penelitian Pemasyarakatan di Luar Lapas. Bimbingan tersebut terdiri
Anak dan Dewasa tahun 2014 s.d.2018 dari 2 jenis, yaitu Bimbingan Kepribadian
Tahun Litmas Litmas Jumlah dan Bimbingan Kemandirian. Bimbingan
Anak Dewasa kepribadian merupakan bentuk pemberian
2014 1081 4230 5311 bantuan/tuntunan kepada klien yang bertujuan
2015 938 2802 3740 untuk pengembangan atau penguatan
2016 1147 2236 3383 kapasitas diri pribadi dan prilaku klien. Bentuk
2017 1673 4268 5914 kegiatan bimbingan kepribadian berupa
2018 1210 5085 6295 konseling dan penyuluhan yang dilakukan
Sumber data sistem database oleh PK pada saat Klien melaksanakan
pemasyarakatan Tahun 2019 kewajiban lapor diri dan kunjungan ke
Berdasarkan analisa pembimbing ke- keluarga klien/masyarakat lingkungan tempat
masyarakatan terhadap data yang diperoleh. tinggal klien.
Pembimbing Kemasyarakatan memberikan Bimbingan Kemandirian adalah kegiatan
rekomendasi terkait apakah WBP tersebut pemberian bantuan atau tuntunan kepada
layak mendapatkan hak reintengrasi seseorang agar mampu berdiri sendiri dan
sosial atau tidak. Oleh karena pentingnya memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa
hasil laporan penelitian pemasyarakatan, bantuan orang lain. Bentuk kegiatannya
maka dalam pembuatan laporan tersebut dapat berupa keterampilan kerja, latihan
pembimbing kemasyarakatan harus mengikuti kerja dan produksi. Dalam pelaksanaanya
dan sesuai dengan format dan standar dapat berkerja sama dengan mitra kerja
yang ditetapkan dalam Keputusan Direktur yang berasal dari instansi pemerintah,
Jenderal Pemasyarakatan Kementerian non pemerintah maupun masyarakat baik
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik perseorangan maupun sebagai suatu
Indonesia Nomor: Pas- 219 .Pk.01.04.03 organisasi.
Tahun 2019 Tentang Standar Kualitas Hasil Bimbingan kepribadian dan kemandirian
Kerja Penelitian Kemasyarakatan Jabatan merupakan satu kesatuan upaya untuk
Fungsional Pembimbing Kemasyarakatan mencapai tujuan pemasyarakatan.
dan Asisten Pembimbing Kemasyarakatan. Pembimbing kemasyarakatan harus
Kedua, menjadi anggota tim yang terlibat berupaya memotivasi wbp untuk memperbaiki
dalam sidang tim pengamat pemasyarakatan. mental dan kepribadian dirinya agar dapat
Pembimbing Kemasyarakatan memberikan kembali dan diterima dalam kehidupan
saran dan rekomendasi kepada Kepala sosial masyarakat. Selain itu, pembimbing
Lapas mengenai penyelenggaraan kemasyarakatan berusaha membantu WBP
pemasyarakatan dalam rangka pembahasan untuk mendapatkan penghidupan ketika
penelitian pemasyarakatan dan pembinaan bebas, oleh karena itu pembina/pembimbing
narapidana atau anak di Lapas/LPKA. Hasil kemasyarakatan harus mampu menghasilkan
tim pengamat pemasyaratan menjadi dasar narapidana yang tetap mempunyai mata
Kepala Lapas dalam menyampaikan usul pencaharian setelah keluar dari penjara30
pemberian hak reintegrasi kepada Direktur
Jenderal Pemasyarakatan. 30 Petrus Irwan Panjaitan dan Pandapotan
Simorangkir, Lembaga Pemasyarakatan Dalam
Perspektif Sistem Peradilan Pidana.

354
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)

Tabel.6. Jumlah Bimbingan Pemasyarakatan Pencabutan hak asimiliasi, Pembebasan


Anak dan Dewasa tahun 2014 s.d.2018 Bersyarat, Cuti Menjelang Beas dan Cuti
Tahun Jumlah Bimbingan Bersyarat, jika WBP melakukan pelanggaran
Kemasyarakatan melakukan perbuatan pidana kembali atau
2014 31.047 pelanggaran tidak memenuhi kewajiban
2015 32.443 selama masa bimbingan kemasyarakatan,
2016 32.797 seperti menimbulkan keresahan masyarakat,
2017 32.960 tidak melaksanakan wajib lapor 3 (tiga) kali
2018 28.649 berturut-turut, tidak melaporkan pindah
Sumber data sistem database tempat tinggal dan mengikuti program
pemasyarakatan Tahun 2019 pembimbingan yang tidak ditetapkan. Tabel
Keempat, Pembimbing Pemasyarakatan dibawah ini jumlah pengawasan terhadap
melakukan pengawasan terhadap pe- pelanggaran yang dilakukan oleh klien
laksanaan program/kegiatan serta mem- pemasyarakatan.
berikan tindakan korektif, agar program/ Tabel.7. Jumlah Pengawasan klien
kegiatan terhadap penetapan atau putusan pemasyarakatan Tahun 2014 s.d. 2018
hakim dan surat keputusan lainnya terkait Tahun Pengawasan Jumlah
asimilasi dan integrasi. PTPA PTPD PPLA PPLD
Untuk melakukan pengawasan pem- 2014 52 139 255 2484 2930
bimbing pemasyarakatan mempunyai 3 Alat 2015 65 20 204 2783 3072
ukur yaitu: 2016 93 26 233 2729 3081
2017 138 220 201 1687 2246
1. Rekomendasi Litmas dapat gunakan
sebagai acuan untuk mengetahui 2018 260 422 2 1346 2030

apakah kegiatan berjalan sesuai dengan Sumber data sistem database


rencana. pemasyarakatan Tahun 2019
2. Program Bimbingan, untuk mengetahui Keterangan:
pelaksanaan keputusan program PTPA = Anak Melakukan Tindakan Pidana
reintegrasi dan ijin ke Luar Negeri/ke luar PTPD= Dewasa Melakukan Tindak Pidana
kota/ke luar wilayah. PPLA= Anak Pelangaran Bimbingan Lain
3. Penetapan Pengadilan/putusan PPLD= Dewasa Pelanggaran Bimbingan Lain
Hakim, untuk mengetahui pelaksanaan Secara keseluruhan Jumlah klien
penetapan hakim dalam kasus pidana
pemasyarakatan meningkat setiap tahunnya
anak.
yang jumlahnya mencapai puluhan ribu
Tindakan korektif dilakukan Pembimbing orang. Peningkatan tersebut berpengaruh
Kemasyarakatan terhadap klien yang terhadap pengurangan overcrowded di
melakukan pelanggaran dalam proses Lapas. Berikut ini perbandingan jumlah
pembimbingan asimilasi dan integrasi. klien pemasyarakatan dengan jumlah warga
Tindakan korektif teserbut bisa peringatan/ binaan pemasyarakatan tahun 2014 s.d 2018.
sanksi ringan sampai dengan sanksi
berat berupa pencabutan hak asimiliasi,
Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang
Bebas dan Cuti Bersyarat.

355
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358

Tabel.8. Perbandingan jumlah klien 1. Lapas Super Maximun Security


pemasyarakatan dan jumlah warga binaan 2. Lapas Maximun Security
pemasyarakatan tahun 2014 s.d 2018
3. Lapas Medium Security
Tahun Jumlah Klien Jumlah
Pemasyarakatan WBP
4. Lapas Minimun Security
2014 57.142 109.577 Pengukuran tingkat resiko terhadap
2015 68.143 116.833 narapidana juga dipergunakan untuk
2016 66.041 135.268 menentukan program pembinaan yang akan
2017 61.232 160.073 diberikan oleh Lembaga Pemasyarakatan.
2018 60.458 179.694 Program pembinaan tersebut bertujuan untuk
Data diolah berdasarkan sumber data sistem mendorong perubahan sikap dan prilaku
database pemasyarakatan Tahun 2019 serta penurunan tingkat resiko warga binaan
pemasyarakatan.
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan
Penilaian resiko warga binaan
dalam Proses Pembinaan warga binaan
pemasyarakatan merupakan salah satu
pemasyarakatan
upaya untuk mengurangi dampak negatif
Dalam Peraturan Menteri Hukum dan overcrowded di Lapas. Terjadinya gangguan
HAM Nomor 35 Tahun 2018 tentang Revitali- keamanan dan ketertiban di Lapas dapat
sasi Penyelenggaraan Pemasyarakatan, disebabkan karena tidak optimalnya
Pasal 2 huruf c disebutkan bahwa salah pengawasan dan pembinaan terhadap
satu tujuan revitalisasi penyelenggaraan narapidana yang mempunyai tingkat
pemasyarakatan adalah meningkatkan peran resiko tinggi. Sebagai contoh, jika warga
pembimbing kemasyarakatan, terutama binaan pemasyarakatan bandar narkotika
optimalisasi pemanfaatan hasil penelitian ditempatkan di Lapas yang minimun
kemasyaratan dalam pembinaan tahanan security, wbp tersebut akan berpotensi besar
dan WBP. mengulang perbuatan pidana mengendalikan
Hasil penelitian pemasyarakatan peredaran narkoba dari dalam Lapas.
membantu petugas pemasyarakatan Pembimbing kemasyarakatan juga
dalam memberi pelayanan tahanan yang berperan dalam program rehabilitasi
dipergunakan untuk melakukan penilaian narkotika bagi warga binaan pemasyarakatan
resiko, penyusunan program pelayanan yang dikategorikan pencandu , penyalahguna
tahanan dan kepentingan perawatan dan korban penyalahgunaan narkoba.
kesehatan tahanan, sehingga pelayanan Program rehabilitasi narkotika merupakan
tahanan tersebut dilakukan sesuai dengan salah satu upaya pemenuhan hak warga
kebutuhan setiap tahanan. binaan pemasyarakatan. Berdasarkan
Demikian juga, pembinaan warga binaan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
pemasyarakatan di Lapas peran pembimbing Manusia Nomor 12 Tahun 2017 tentang
kemasyarakatan yaitu melakukan penelitian Penyelenggaraan Layanan Rehabilitasi
kemasyarakatan terhadap warga binaan Narkotika Bagi Tahanan dan Warga Binaan
pemasyarakatan yang baru masuk Lapas. Pemasyarakatan, rehabilitasi terdiri dari
Hasil penelitian pemasyarakatan tersebut jenis, yaitu rehabilitasi medis, rehabilitasi
sebagai dasar dalam penempatan narapidana sosial dan pascarehabilitasi. Pembimbing
sesuai dengan tingkat resiko terpidana. Ada 4 kemasyarakatan bertugas melakukan
tingkatan lapas berdasarkan resiko yaitu: pendampingan pada pascarehabilitasi.
Layanan pasca rehabilitasi ditujukan bagi
klien pemasyarakatan yang telah mengikuti

356
Peranan Pembimbing Kemasyarakatan:………. (Insan Firdaus)

rehabilitasi medis dan atau sosial di Lapas, Anak. Kedua, Peranan Pembimbing
tujuannya agar klien dapat pulih, produktif Kemasyarakatan dalam program reintegrasi
dan berfungsi sosial sosial yang berperan aktif dalam pemberian
Pada tahun 2018 terdapat 42 Balai hak warga binaan pemasyarakatan menjalani
Pemasyarakatan yang ditetapkan sebagai unit hukuman di luar Lapas yang jumlah klien
pelaksana teknis penyelenggara rehabilitasi, pemasyarakatannya mencapai ribuan
yang ditargetkan klien pemasyarakatan orang. Ketiga, Pembimbing kemasyarakatan
yang mengikuti pasca rehab sebanyak juga berperan dalam pembinaan warga
2000 klien. Tugas dan tanggungjawab binaan pemasyarakatan sejak awal masuk
pembimbing kemasyarakatan dalam program lapas yaitu dengan melakukan penelitian
pascarehabilitasi, yaitu: kemasyarakatan assesment resiko dan
1. Mendampingi program manager untuk kebutuhan yang berguna sebagai panduan
menjalankan layanan pasca rehabilitasi. bagi Lapas untuk melakukan pembinaan,
selain itu Pembimbing Kemasyarakatan
2. Memberikan konseling adiksi kepada
klien. berperan juga dalam rehabilitas narkotika
bagi WBP pencandu narkotika.
3. Melakukan edukasi kepada klien, berupa
seminar terkait adiksi. Saran
4. Membuat Laporan perkembangan klien Direktorat Jenderal Pemasyarakatan
5. Menjalin Komunikasi berkelanjutan harus meningkatkan kompetensi dan
dengan keluarga klien dalam hal kuantitas sumber daya manusia pembimbing
pemulihannya. kemasyarakatan dan menambah jumlah balai
6. Bertanggung jawab kepada program pemasyarakatan serta menambah anggaran
manager. bimbingan kemasyarakatan.
Tugas ini tidak mudah, pembimbing
kemasyarakatan harus mempunyai UCAPAN TERIMA KASIH
pengetahuan dan kemampuan rehabilitasi Dalam penulisan karya tulis ilmiah
narkotika. Peranan pembimbing kemasya- ini, penulis mengucapkan terima kasih
rakatan dalam rehabilitasi narkoba ini adalah kepada semua pihak yang telah membantu
untuk membantu klien pemasyarakatan penulis, khususnya kepada rekan-rekan
pencandu narkotika supaya idak lagi Peneliti di Pusat Pengkajian dan Kebijakan
mengulangi perbuatannya. dan kepada Mas Nasirudin Acil dari Dirjen
Pemasyarakatan yang telah berkenan
PENUTUP meluangkan waktu untuk berdiskusi tentang
Kesimpulan Pembimbing Kemasyarakatan.

Pembimbing kemasyarakatan mem-


punyai peranan penting dalam upaya
penanganan overcrowded di lembaga
pemasyarakatan yaitu, Pertama, Peranan
Pembimbing Kemasyarakatan dalam proses
restorative justice, keberhasilan proses
diversi pada proses peradilan anak cukup
tinggi berdampak pada berkurangnya
anak berhadapan hukum yang menjalani
hukuman di Lembaga Pembinaan Khusus

357
Volume 13, Nomor 3, November 2019 : 339-358

DAFTAR PUSTAKA Pemasyarakatan, Undang-Undang Nomor 12


Tahun 1995 Tentang. No Title, n.d.
-1524199759)., https://nasional.sindonews. Petrus Irwan Panjaitan dan Pandapotan
com/read/1299409/13/jumlah-napi- Simorangkir. Lembaga Pemasyarakatan
terus-meningkat-lapas overkapasitas. Dalam Perspektif Sistem Peradilan
“No Title.” Pidana. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
Aryana, I Wayan Putu Sucana. “Efektivitas 1995.
Pidana Penjara Dalam Membina Sanusi, Ahmad. “Evaluasi Pelaksanaan Cetak
Narapidana” 11, no. 21 (2015): 39–44. Biru Sistem Pemasyarakatan Pada
Balitbang Hukum dan HAM. Pelaksanaan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.”
Pembinaan Jabatan Fungsional Tertentu Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 11, no.
Pembimbing Kemasyarakatan Oleh 2 (2017): 121–137. https://ejournal.
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. balitbangham.go.id/index.php/kebijakan/
Jakarta: Balitbangkumham Press, 2018. article/view/150/pdf_1.

C.Kamea, Henny. “Lex Crimen Vol. II/No. 4/ Sitanggang, Kristina. “Fakultas Hukum
Agustus/2013.” Lex Crimen II/ No. 5, no. Universitas Sumatera Utara 2014.”
4 (2013): 113–121. Jurnal Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara (2014).
HAM, Paparan Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan Temu Ilmiah Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu
Pemanfaatan Hasil Kajian Badan Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Penelitian dan Pengembangan Hukum Persada, 1990.
dan HAM dengan Tema: Penguatan Widagdo, Seyiawan. Kamus Hukum. Jakarta:
Penelitian dan Pengkajian Serta Pretasi Pusaka Publisher, 2012.
Pengembangan Kebijakan Hukum dan “Paparan Dirjen Pemasyarakatan, Arah
HAM dalam Menyukseskan Tugas dan Kebijakan Ditjenpas Dalam Penanganan
Fungsi. No Title. Jakarta, n.d. Pecandu Dan Korban Penyalahgunaan
Http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/ Narkotika Dalam Proses Hukum,” 2018.
current/monthly/kanwil/db6b9640-6bd1- Peraturan Menteri Hukum Dan HAM Nomor
1bd1-ebc7-313134333039/year/2019/ 11 Tahun 2017 Tentang Grand Design
month/5. “Diakses Pada Tanggal 22 Juli Penanganan Overcrowded Pada
2019.” Rumah Tahanan Negara Dan Lembaga
Http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/ Pemasyarakatan, n.d.
current/monthly/year/2019/month/6.
“Diakses Pada 9 Juli 2019.”
Marcus Priyo Gunarto. “Sikap Memidana Yang
Berorientasi Pada Tujuan Pemidanaan.”
Jurnal Mimbar Hukum Vol.21, no. No. 1
(2009): hlm.108.
Moeljatno. Asas-Asas Hukum Oudana Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Nugroho, Trisapto Agung. “Analisa Kebutuhan
Pembimbing Kemasyarakatan Balai
Pemasyarakatan (BAPAS) Bandung.”
Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum 13, no.
1 (2019): 69.

358

Anda mungkin juga menyukai