Anda di halaman 1dari 59

KETENTUAN

INSTALASI LISTRIK RUANG KHUSUS


PENDAHULUAN
Kita ketahui bahwa di tempat kerja terdapat berbagal macam jenis ruang kerja
sesuai jenis usaha. Masing-masing jenis ruang kerja memiliki sumber bahaya yang
berbeda-beda dan sangat dipengaruhi oleh proses kerja masing-maslng.

Ruang kerja tersebut bisa saja memiliki


atau bisa juga proses kegiatan yang dapat merusak instalasi serta peralatan listrik,
misalnya , pengaruh dan lain
sebagainya.

Mengingat kondisi yang beragam tersebut maka akan terdapat pengaruh terhadap
kondisi dari sistem instalasi beserta perlengkapannya. Oleh karena itu instalasi
listrik mulai dari kabel sampai dengan peralatan listrik serta cara pemasangannya
disesuaikan dengan jenis ruang kerja.

5
adalah ruang dengan sifat dan
keadaan tertentu yang memerlukan pengaturan
lebih khusus untuk instalasinya (8.1)
misalnya : ruang lembab, ruang berdebu, ruang kerja listrik dan lain
sebagainya

adalah instalasi listrik


dengan karakteristik tertentu sehingga
penyelenggaraannya memerlukan ketentuan
sendiri
Misalnya : instalasi derek, instalasi sistim proteksi kebakaran dll

6
1. (n) Ruang Kering
2. (l) Ruang Kerja Listrik
3. (lk) Ruang Kerja Listrik terkunci
4. (d) Ruang berdebu
5. (blg) Ruang dgn bahaya kebakaran & ledakan gas
6. (bld) Ruang dgn bahaya kebakaran & ledakan debu
7. (bks) Ruang dengan kebakaran serat
8. (ko) Ruang dengan gas, uap atau debu yg korosip
9. (lb) Ruang lembab dan basah
10. (p) Ruang sangat panas
11. (k) Ruang kerja kasar
12. (r) Ruang radiasi
7
a. Hanya boleh dimasuki oleh orang orang berwenang
b. Hanya boleh dipasang transformator dan PHB
c. Mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat-alat ukur dan
peralatan lain yang setiap kali harus dilayani, dibaca atau
diperiksa di tempat, tidak boleh dipasang dalam ruangan
kerja listrik terkunci
d. Ruangan-ruangan untuk tegangan rendah biasanya
dipisahkan dengan dinding dari ruangan-ruangan untuk
tegangan menengah.
• Konstruksi dan pemasangan aparatur yang digunakan
dalam ruangan-ruangan ini harus sedemikian hingga
kerja aparatur itu tidak terganggu oleh debu yang ada
• Motor-motor dan perlengkapan hubung bagi yang
digunakan harus dari jenis yang tertutup dan kedap
debu.
• Pengaman-pengaman lebur harus ditempatkan di
dalam perlengkapan hubung bagi (PHB).
• Aparatur dan instalasi yang dipasang dalam ruangan
demikian harus tahan terhadap pengaruh korosif dari
gas atau bahan yang ada di dalam ruangan
Ruang dengan bahaya kebakaran dibedakan
menjadi :
• Bahaya kebakaran dan ledakan debu, misalnya
pabrik kapok, pabrik kertas
• Bahaya kebakaran dan ledakan gas, misalnya
ruangan dengan bahan pelarut dalam pabrik cat,
ruangan pompa dan tangki minyak bumi.
• Bahaya kebakaran serat, misalnya ruangan
pemintalan,ruangan pencampuran dan
pengeringan dalam pabrik rokok
Ketentuan :
• Tidak boleh dipasang peralatan yang dapat
menimbulkan bunga api atau busur api
• peralatan yang suhu permukaannya melebihi suhu
penyalaan campuran gas, uap, debu atau serat yang
terdapat dalam ruangan
• Hanya peralatan yang benar-benar diperlukan saja
boleh dipasang dalam ruangan-ruangan ini
• Peralatan listrik yang terpasang serta instalasinya harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk
ruangan-ruangan tersebut. Motor-motor listrik yang
dipasang dalam ruangan dengan bahaya kebakaran dan
ledakanharus dari jenis yang tertutup sama sekali dan
tahan ledak.
• Bagian dari instalasi yang dipasang dalm ruangan lembab,
harus dapat diputuskan dari bagian instalasi lainnya dengan
sebuah sakelar yang dipasang setempat
• Kalau digunakan pipa instalasi logam, harus digunakan pipa
berulir. Kalau digunakan pipa PVC, untuk penyambungannya
harus digunakan lem
• Diperbatasan antara ruangan yang didinginkan dan yang tidak
didinginkan, pipa instalasi yang digunakan harus disumbat
rapat dengan kompon
• Semua benda bantu yang dibuat dari besi atau baja,harus
dilapisi dengan seng atau dicat dengan cat yang bebas asam
dan tahan lembab
• Semua mesin, alat dan instalasinya, harus
dipasang sedemikian hingga tidak memungkinkan
masuknya uap air ke dalamnya.
• Perlengkapan hubung bagi yang dipasang harus
berbentuk lemari atau kotak tertutup.
• Dalam ruangan pendingin sedapat
mungkin jangan dipasang perlengkapan hubung
bagi, alat pengatur, sakelar atau kotak kontak
• Bagian-bagian yang bertegangan harus diisolasi
dengan seksama dengan bahan isolasi yang tahan
lembab.
• Untuk pemasangan dalam tanah hanya boleh
digunakan kabel tanah, misalnya NYFGBY, NYRGBY,
NKBA,GPLK dan yang sederajat. Kabel NYY juga
boleh ditanam dalam tanah, asalkan diberi
perlindungan yang cukup.
• Kabel dalam tanah ditanam sekurang-kurangnya
60 cm di bawah permukaan tanah yang tidak
dilalui kendaraan, dan sekurang-kurangnya 80 cm
di bawah permukaan jalan yang dilalui kendaraan
• Kabel yang ditanam harus diletakkan
dalam pasir atau tanah yang lembut,
bebas dari batu-batuan, dan di atas
galian tanah yang stabil, kuat dan rata.
Lapisan pasir atau tanah lembut itu harus
sekurang-kurangnya 5 cm mengelilingi
kabel.
• Sebagai tambahan perlindungan, di atas
urugan pasir dapat dipasang beton, batu
atau bata pelindung.
• Kalau tanahnya mengandung zat-zat yang
merusak misalnya mengandung asam,
kabel yang ditanam harus juga dilindungi
terhadap pengaruh zat-zat ini
Instalasi Listrik sementara dibedakan menjadi :
• instalasi sementara
• instalasi semi sementara
• instalasi dalam masa pekerjaan pembangunan
• Yang dimaksud dengan instalasi sementara
adalah instalasi yang hanya dipakai untuk
suatu waktu pendek tertentu saja. Instalasi
untuk penerangan pesta dihalaman misalnya
dianggap sebagai instalasi sementara
• Untuk instalasi sementara diperbolehkan
bebearapa penyimpangan dari peraturan yang
berlaku untuk instalasi tetap.
• Instalasi semi sementara harus memenuhi
ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk
instalasi tetap.
• Lemari hubung bagi yang digunakan harus diberi
perlindungan terhadap percikan air.
• Ditempat-tempat yang lembab, instalasi yang
diperlukan harus dipasang sedemikian hingga
tidak terkena air dan sedapat mungkin berada
diluar jangkauan tangan.
• Instalasi-instalasi sementara umumnya
diperlakukan dengan kasar. Karena itu bahan
yang digunakan harus cukup kuat, kalau harus
digunakan berulangkali, instalasi-instalsi ini harus
mudah dibongkar, disimpan dan diangkut
Area Berbahaya
Instalasi Ruang Khusus

Standard IEC 60079-0


Puil 2011 Bab 8
 Mampu mengidentifikasi material yang mudah terbakar /
meledak
 Mampu mengidentifikasi sumber pelepasan dan mententukan
kadar pelepasan
( Zona 0, 1,2 atau Divisi 1 , Divisi 2)
 Mampu menentukan tingkat / ruang lingkup area
berbahaya
 Mampu menentukan kelompok gas dan klasifikasi
temperatur
 Mampu memilih perlengkapan Listrik yang sesuai dan standar
Area Berbahaya
Daerah dimana api atau ledakan mungkin
terjadi karena adanya gas atau uap, cairan,
debu dan fiber yang dapat terbakar / meledak
pada frekuensi tertentu dan membutuhkan
cara pencegahan khusus untuk desain
bangunan dan konstruksi alat-alatnya serta
pengawasan untuk sumber-sumber lain yang
berpotensi menimbulkan kebakaran pada
bangunan tersebut.
combustion triangle
Combustion ” triangle
• Bahan bakar harus ada dalam
jumlah dan konsentrasi yang

en

Su
cukup. Bisa berupa zat cair, uap

sig

mb
Ok

er
atau debu yang dapat terbakar.

er

Pa
mb

na
• Suplai oksigen. Kondisi atmosfir

s
Su
ledakan, udara sekitar
mengandung oksigen 20%.
• Sumber penyulutan (energi listrik, Sumber Bahan Bakar
percikan / gesekan, reaksi kimia,
tekanan gas dll)
• Electric arcs and spark
• Flames
• Hot surfaces
• Electrostatic sparks
• Mechanical friction
• Mechanical sparks produced by grinding
• Compression ignition
• Electromagnetic radiation
• Chemical reactions
• Ultrasonics
• Merupakan energy spark dalam Joule yang
diperlukan untuk menyulut gas
• Untuk memastikan pemilihan dan instalasi
peralatan secara benar guna mencegah
terjadinya ledakan dan menjamin keselamatan
jiwa.
• Dalam area bahaya diperlukan upaya untuk
mengeliminasi sumber-sumber nyala api
seperti spark, permukaan yang panas atau
listrik statis yang dapat menyulut campuran-
campuran di atas.
• Peralatan listrik harus dirancang dan
dikonstruksi sehingga tidak
menimbulkan/menjadi sumber-sumber
penyalaan.
• Peralatan harus diuji dan disertifikasi oleh
badan independent.
• Klasifikasi area berbahaya Standard IEC 60079-0
• Langkah pertama dalam menentukan zona berbahaya
adalah mengidentifikasikan sumber pencemaran pada
gas yang mudah terbakar, uap atau kabut untuk
kemudian ditentukan tingkat pencemarannya.
• Sumber pencemaran adalah titik di mana suatu gas, uap
atau kabut yang mudah terbakar memiliki potensi untuk
mencemari atmosfir.
• Apabila sebuah benda mengandung materi
yang mudah terbakar namun tidak terdapat
kemungkinan materi tersebut mencemari
atmosfir (contohnya sebuah pipa yang tertutup
rapat) maka benda itu tidak dikategorikan
sebagai sumber pencemaran dan tidak perlu
diikut sertakan dalam klasifikasi
Tingkat Pencemaran
Terdapat tiga tingkat pencemaran :
• Kontinu adalah suatu pencemaran yang terjadi secara
berkesinambungan dan sering terjadi atau untuk masa yang
cukup lama.
• Primer adalah suatu pencemaran yang jarang terjadi atau
hanya sesekali terjadi selama masa operasi.
• Sekunder adalah suatu pencemaran yang tidak diantisipasi
sama sekali terjadinya selama masa operasi, dan jika
terjadipun maka hanya akan berlangsung dalam masa
pendek dan sesekali saja.
• Apabila sumber pencemaran dan tingkat
pencemaran telah ditentukan, maka area yang
dimaksud dapat dimasukkan ke dalam zona yang
sesuai.
• Terdapat 3 zona: 0, 1, dan 2.
– Tingkat pencemaran kontinu masuk ke dalam zona 0
– Tingkat pencemaran primer masuk ke dalam zona 1
– Tingkat pencemaran sekunder masuk ke dalam zona 2
1. Zona 0: adanya atmosfir gas ledak secara terus menerus atau dlm
waktu yg lama (sebaiknya instalasi dihindari)
2. Zona 1: adanya atmosfir gas ledak dalam operasi normal
3. Zona 2: adanya atmosfir gas ledak dalam operasi normal tidak sering
dan berlangsung dlm waktu singkat

harus tdk mampu melepaskan energi listrik /


panas (dlm keadaan normal ataupun abnormal) yg
dpt menyalakan campuran udara dgn konsentarsi
yg paling mudah menyala

36
ZONA 0
• Zona 0 , ditemukan di dalam tangki atau vessel berisi
cairan yang mudah terbakar. Dalam gambaran
klasifikasi area berbahaya, Zona 0 ditunjukkan dalam
bentuk lingkaran-lingaran kecil atau segi empat.
Gambar zona 0 menurut standar IEC.
• Zona 1, ditemukan di sekitar ventilasi tangki, atau di
mana vessel dibuka secara rutin dan mengakibatkan
pencemaran gas, cairan atau uap yang berpotensi
menimbulkan ledakan.
Gambaran klasifikasi area berbahaya, Zona 1
ditunjukkan dalam bentuk jenjang 45 derajat.
ZONA 2
• Zona 2, ditemukan dalam area di mana terdapat pipa
pemroses yang membawa cairan atau gas mudah
terbakar melalui katup, pinggiran roda atau
penghubung. atau pada area-area sekitar vessel
proses, tangki penyimpan, kompresor dan area lain
yang mengelilingi zona 1.
ditunjukkan dalam bentuk garis 45 derajat.
• In accordance with the new regulation

Required equipment

CATEGORY 3

CATEGORY 2

CATEGORY 1
Klasifikasi Area

Tangki Penyimpanan Beratap Kerucut


Klasifikasi Area

Tangki Penyimpanan Beratap Terbuka


Zones (dusts)
• Zone 20
– Suatu tempat dimana atmosfir ledakan dalam bentuk awan
debu diudara yang ada secara kontinyu, sering atau untuk
periode yang lama
• Zone 21
– Suatu tempat dimana atmosfir ledakan dalam bentuk awan
debu diudara yang terjadi pada operasi normal
• Zone 22
– Suatu tempat dimana atmosfir ledakan dalam bentuk awan
dari debu yang dapat terbakar tidak terjadi dalam operasi
normal, seandainya terjadi hanya dalam waktu singkat
Luas Zona
– Ukuran sebuah zona bergantung pada jarak yang telah
diperkirakan atau dikalkulasikan antara lokasi atmosfir
ledakan dan jauhnya pencemaran materi yang mudah
terbakar sebelum materi itu memenuhi udara dan dapat
mengakibatkan terpicunya sebuah ledakan.
– Jarak ini disebut sebagai LEL (Lower Explosive Limit) ,
atau batas rendah ledakan
LEL dan UEL
• Lower Explosive Limit (LEL):
– Batas Bawah Konsentrasi Gas diudara dimana atmosfir gas
tidak meledak
• Upper Explosive Limit (UEL):
– Batas Atas Konsentrasi gas di udara dimana atmosfir gas
tidak meledak
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas Atau
Ukuran Sebuah Zona
• Nilai Pencemaran Gas Atau Uap
– kuantitas gas atau uap yang tercemar dalam waktu yang
ditentukan.
• VENTILASI
– Pelepasan Gas atau uap air ke atmosfir dapat dilemahkan
secara diffusi ke udara sampai konsentrasinyanya di bawah
LEL
– Terdapat dua macam ventilasi
• Ventilasi alami
• Ventilasi buatan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Luas Atau
Ukuran Sebuah Zona
• Dengan ventilasi yang semakin besar maka luas zona dapat
diperkecil
 Ventilasi Tingkat Tinggi, adalah saat nilai dan alur ventilasi melalui
sumber pelepasan / pencemaran sangat tinggi maka ventilasi itu
akan dengan seketika mengurangi konsentrasi gas hingga berada
dibawah batas mudah terbakar / ledakan
 Ventilasi Tingkat Sedang , adalah saat nilai dan alur ventilasi
dianggap memadai untuk mengendalikan konsentrasi gas mudah
terbakar / meledak di dalam udara, sehingga menciptakan batasan
zona yang stabil
 Ventilasi Tingkat Rendah , adalah dimana ventilasi dianggap tidak
mempunyai pengaruh berarti bagi konsentrasi gas mudah terbakar /
meledak yang terlepas (tercemar) dari sumber pelepasan
(pencemaran)
Gas groups
Terdapat dua kelompok Gas
• Kelompok I hanya terkait dengan tambang
bawah tanah dimana terdapat gas methane
dan debu batubara
• Kelompok II Untuk peralatan elektrik dan
mekanik yang digunakan selain pada tambang
atau pada permukaan industri
Kelompok II
KELOMPOK PERLENGKAPAN
UNTUK ZONE 0,1 DAN 2

Kelompok I:
Perlengkapan untuk penambangan (gas methan)
Kelompok II:
Untuk industri lainnya
Untuk penggunaan gas kelompok II dibagi menjadi:
IIA : Atmosfir mengandung; aceton, methan, propan atau gas lain yang
ekivalen
IIB : Atmosfir mengandung acetaldehid, etylen atau gas lain yang ekivalen
IIC : Atmosfir mengandung acetylen, hydrogen atau gas lain yang ekivalen

50
:
a. Nama Pabrikan dan atau merk
b. Indentifikasi pabrikan
c. Simbol Ex (tanda tlh lulus uji kondisi gas ledak)
d. Punya tanda jenis proteksi
- Aparat dlm minyak (o)
- Selungkup bertkanan (p)
- Aparat berisi pasir (q)
- Aparat utk selungkup tahan api (d)
- Utk keamanan ditingkatkan (e)
- Utk keamanan intrinsik kategori a (ia)
- Utk keamanan intrinsik kategori b (ib)
e. Simbol kelompok perlengkapan
f. Tanda suhu saja utk Klp II dgn T > 450oC
g. No. Seri (kecuali utk leng kapan sambungan & kecil)
h. Tanda sertifikasi (thn, no stfk)

52
Klasifikasi :
Kelompok 1 : Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila
terputus tidak berpengruh langsung
terhadap pasien

Kelompok 1 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik, yang


berfungsi langsung dengan penderita, bila
terputus dari dalam tempo kurang 10
detik harus segera mendapat catu daya
pengganti khusus (CDPK)

Kelompok 2 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik


berfungsi langsung dengan penderita, bila
terputus harus langsung mendapat catu
daya pengganti khusus (CDPK)

53
Sumber Normal Sumber Emergency
Baterai atau
G Motor Generator

< 10 dt < 0,5 dt

RUANG
KELOMPOK 1
54
ATEX is the Explosive Atmospheres directive 94/9 C which covers equipment used
in hazardous areas.

ATEX adalah Explosive Atmosphares (Atmosfer mudah meledak) instruksi 94/9 C


yang mencakup peralatan digunakan dalam daerah berbahaya kebakaran.

Adopted in 1994 with a transition period ending 6/30/03. After this date, all
products sold and used in the EU must conform to requirements of the directive.

Diambil dalam tahun 1994 dengan masa transisi akhir 30 Juni 2003. Setelah tanggal
tersebut, semua produk yang dijual dan digunakan di Eropa harus memenuhi
persyaratan instruksi (94/9 C) / standard.

In order to sell/use hazardous area products in Europe/Asia, CENELEC approval


to the ATEX directive is mandatory.

Untuk menjual / menggunakan produk dalam daerah berbahaya di Eropa / Asia,


persetujuan CENELEC terhadap instruksi ATEX adalah mutlak.
ATEX Groups
Apparatus Group I – applies to “mining operations” that may be endangered by
methane gas and/or combustible dusts

Peralatan Group I – selalu dipakai di “operasi pertambangan” yang mungkin


berbahaya oleh gas metan dan / atau debu mudah terbakar
Apparatus Group II – applies to apparatus used in all other areas that can be subject
to the hazard of an explosive atmosphere.

Peralatan Group II – selalu dipakai pada peralatan yang digunakan di semua daerah
yang dapat berresiko bahaya atmosfir mudah meledak.

Apparatus Group III – applies to apparatus used in areas with conductive dusts
Peralatan Group III – selalu dipakai pada peralatan yang digunakan dalam daerah
berisi debu konduktif.
ATEX Categories
Category 1 – The apparatus is intended for use in areas in which an explosive atmosphere is
present “ continuously” or “ for long periods of time” (Zone 0 apparatus)
Kategori 1 – Peralatan digunakan di daerah dimana atmosfir mudah meledak ada “secara
terus menerus” atau “untuk perioda waktu yang panjang” (Peralatan Zona 0)

Category 2 - The apparatus is intended for use in areas in which an explosive atmosphere
occurs “ occasionally” (Zone 1 apparatus)
Kategori 2 – Peralatan digunakan di daerah dimana atmosfir mudah meledak berada “secara
kadang-kadang” (Peralatan Zona 1)

Category 3 – The apparatus is intended for use in areas in which no occurrence of an


explosive atmosphere is expected. If it does occur, it is “only rarely” or “for a short period of
time” (Zone 2 apparatus)
Kategori 3 – Peralatan digunakan di daerah dimana atmosfir mudah meledak tidak
diharapkan ada. Jika itu terjadi, itu “hanya secara jarang” atau “untuk perioda waktu singkat”
(Peralatan Zona 2)

G = gases, liquids, vapors D = dust


G = gas, cair, uap D = debu
EEx = Meets CENELEC Standards
EEx = Merujuk Standar CENELEC

Ex = Explosion Protected Meets IEC Standards


Ex = Proteksi Ledakan Merujuk Standar IEC

AEx = Equipment conforms to NEC®


AEx = Peralatan sesuai dengan NEC®

Anda mungkin juga menyukai