LKJ Sekretariat Kabinet Tahun 2021
LKJ Sekretariat Kabinet Tahun 2021
SEKRETARIAT KABINET
TAHUN 2021
SEKRETARIAT KABINET
2022
SEKRETARIAT KABINET
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KINERJA
SEKRETARIAT KABINET
TAHUN 2021
SEKRETARIAT KABINET
2022
KATA PENGANTAR
SEKRETARIS KABINET
Pramono Anung
........................................................................................................................... 197
Visi Sekretariat Kabinet tahun 2020—2024 sejalan dengan visi Presiden yaitu
“Sekretariat Kabinet yang berwibawa dan andal dalam membantu Presiden dan Wakil
Presiden mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong”. Sekretariat Kabinet memiliki peran strategis
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2020 yaitu sebagai
pemberi dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
Pada tahun 2021, Sekretariat Kabinet memiliki 4 (empat) sasaran strategis yang
keberhasilan capaiannya diukur melalui 11 (sebelas) IKU. Secara keseluruhan, rata-rata
capaian kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2021 sebesar 103,8% masuk dalam kategori
“Memuaskan”. Jika disandingkan dengan capaian kinerja tahun 2020, capaian kinerja
di tahun 2021 memang terlihat mengalami penurunan, namun hal ini disebabkan adanya
kenaikan target yang ditetapkan untuk tahun 2021. Perolehan capaian kinerja sasaran
strategis pertama dan kedua sebesar 109,89%, capaian kinerja sasaran strategis ketiga
sebesar 97,22%, dan capaian kinerja sasaran strategis keempat sebesar 98,18%.
Perbandingan capaian kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2021 dengan tahun sebelumnya
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
103.8%
INDIKATOR CAPAIAN
2020 2021
Persentase rekomendasi atas rencana
kebijakan dan program pemerintah yang 111.11% 109.89%
1st Sasaran
dimanfaatkan
Terwujudnya rekomendasi
kebijakan pemerintah
Persentase rekomendasi atas rencana
yang berkualitas
kebijakan kementerian/lembaga dalam
bentuk peraturan menteri/kepala lembaga 111.11% 109.89%
yang perlu mendapatkan persetujuan
Presiden yang ditindaklanjuti
3rd Sasaran
Persentase tingkat kepuasan pengelolaan
Terwujudnya sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang 97.26% 94.43%
penyelenggaraan dukungan dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden
kerja kabinet yang dan/atau Wakil Presiden
berkualitas
Persentase naskah kepresidenan yang 100% 100%
dimanfaatkan
LAPORAN KINERJA
LAPORAN SEKRETARIAT
KINERJA KABINET
SEKRETARIAT TAHUN
KABINET 2021
TAHUN 2021 BAB
BABI PENDAHULUAN
I PENDAHULUAN 3
1.2 KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Landasan organisasi Sekretariat Kabinet adalah Perpres Nomor 55 Tahun 2020 tentang
Sekretariat Kabinet dan peraturan pelaksanaannya yaitu Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet (Perseskab Nomor 1 Tahun 2020).
Berikut ini kedudukan, tugas, dan fungsi Sekretariat Kabinet.
a. Kedudukan
Sekretariat Kabinet adalah lembaga pemerintah yang dipimpin oleh Sekretaris Kabinet,
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
b. Tugas
Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan manajemen kabinet
kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan.
c. Fungsi
Pelaksanaan tugas dimaksud didukung oleh fungsi yang diselenggarakan oleh
Sekretariat Kabinet, meliputi:
1) Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan dan program
pemerintah;
2) Penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang
mengalami hambatan;
3) Pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah;
4) Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan
kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu
mendapatkan persetujuan Presiden;
5) Penyampaian rekomendasi atas hasil pengamatan dan penyerapan pandangan
terhadap perkembangan umum;
6) Penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan, dan pengelolaan sidang kabinet,
rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil
Presiden, penyiapan naskah bagi Presiden dan/atau Wakil Presiden, pelaksanaan
penerjemahan, serta penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan
keprotokolan;
7) Pemberian dukungan pemikiran, teknis, dan administrasi dalam pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya kepada Tim Penilai Akhir;
8) Penyelenggaraan pembinaan jabatan fungsional penerjemah;
LAPORAN KINERJA
LAPORAN SEKRETARIAT
KINERJA KABINET
SEKRETARIAT TAHUN
KABINET 2021
TAHUN 2021 BAB
BABI PENDAHULUAN
I PENDAHULUAN 5
d. Asisten Deputi Bidang Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
5. Deputi Bidang Kemaritiman dan Investasi, terdiri atas:
a. Asisten Deputi Bidang Kelautan, Perikanan, dan Kehutanan;
b. Asisten Deputi Bidang Sumber Daya Mineral dan Lingkungan Hidup;
c. Asisten Deputi Bidang Perhubungan dan Pekerjaan Umum; dan
d. Asisten Deputi Bidang Penanaman Modal dan Kepariwisataan.
6. Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet, terdiri atas:
a. Asisten Deputi Bidang Penyelenggaraan Persidangan;
b. Asisten Deputi Bidang Pelaporan Persidangan;
c. Asisten Deputi Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Protokol; dan
d. Asisten Deputi Bidang Naskah dan Penerjemahan.
7. Deputi Bidang Administrasi, terdiri atas:
a. Biro Perencanaan dan Keuangan;
b. Biro Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Tata Laksana;
c. Biro Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi; dan
d. Biro Umum.
8. Staf Ahli Sekretariat Kabinet, terdiri atas:
a. Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat;
b. Staf Ahli Bidang Politik dan Hukum;
c. Staf Ahli Bidang Komunikasi;
d. Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi; dan
e. Staf Ahli Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Hubungan Internasional.
9. Inspektorat
10. Pusat Data dan Teknologi Informasi
11. Pusat Pembinaan Penerjemah
Kekuatan dan peluang yang dimiliki Sekretariat Kabinet dapat menjadi penentu
potensi strategis Sekretariat Kabinet yang tidak terlepas dari peran serta tugas dalam
memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Peran strategis Sekretariat Kabinet dalam pemberian
dukungan manajemen kabinet dipertegas dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun
Sekretariat Kabinet selaku Sekretaris Tim Penilai Akhir (TPA) dalam penyiapan
administrasi pemberhentian dan pengangkatan jabatan pimpinan tinggi utama, turut
berperan dalam pemberian penilaian dan masukan kepada Presiden untuk penetapan
pengangkatan. Perubahan mendasar yang dilakukan dalam TPA adalah mekanisme
penyiapan Keputusan Presiden (Keppres) pemberhentian dan pengangkatan pimpinan
tinggi utama. Melalui mekanisme baru, Keppres semakin cepat dikeluarkan, yang
sebelumnya membutuhkan waktu 3 s.d. 6 bulan menjadi maksimal 2 (dua) hari setelah
sidang TPA.
Sejak tahun 2018 Sekretariat Kabinet telah menerapkan manajemen risiko dengan
disusunnya Daftar Risiko (Risk Register), Peta Risiko, dan Rencana Penanganan Risiko yang
dihadapi dan perlu dilakukan seluruh unit kerja Eselon II. Dalam penyusunan tersebut,
dilakukan diskusi bersama Pejabat/Pegawai, wakil dari setiap Eselon II yang dipandu oleh
narasumber dan guna efektivitas penerapan manajemen risiko, maka dalam tahap akhir
penyusunan dokumen Daftar Risiko, Peta Risiko dan Rencana Penanganan Risiko, setiap
pimpinan unit kerja memberikan pernyataan komitmen manajemen risiko.
Nilai maturitas SPIP Sekretariat Kabinet telah berada pada level 3 yaitu sebesar 3,17,
mencerminkan bahwa Sekretariat Kabinet telah melaksanakan praktik pengendalian
intern dan terdokumentasikan dengan baik. Dengan adanya kesadaran dalam
mengidentifikasi risiko yang dihadapi dalam pencapaian tujuan, diharapkan setiap unit
kerja dapat mengembangkan strategi untuk melakukan mitigasi risiko melalui
pemberdayaan sumber daya yang dimiliki sesuai pernyataan komitmen setiap pimpinan
unit kerja (Eselon II) untuk menerapkan manajemen risiko.
Peluang yang dapat dimanfaatkan Sekretariat Kabinet untuk tetap eksis atau
menjaga sustainability keberadaan Sekretariat Kabinet antara lain harapan stakeholders
dalam manajemen kabinet, kebijakan making Indonesia 4.0, dan kebijakan debirokratisasi.
Tuntutan stakeholders untuk Sekretariat Kabinet menjalankan fungsi perencanaan,
pengorganisasian, koordinasi, dan pengendalian dalam proses manajemen kabinet dan
kebijakan pemerintah bertolak dari kedudukan dan kewenangan yang diberikan.
Sekretariat Kabinet dilibatkan dalam penyusunan dan pembahasan kebijakan, Menteri
Koordinator melaporkan tindak lanjut hasil Rapat Koordinasi, Sidang Kabinet Paripurna
atau Rapat Terbatas kepada Presiden melalui Sekretaris Kabinet setiap 3 (tiga) bulan atau
sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Perkembangan industri di dunia telah memasuki tahap revolusi industri 4.0, yang
merupakan lompatan besar bagi sektor industri dengan memanfaatkan sepenuhnya
teknologi informasi dan komunikasi guna meminimalkan kesalahan kerja, menciptakan
efisiensi, mengurangi waktu dan biaya, dan peningkatan akurasi dan kualitas produk.
Proses produksi telah berkembang dari teknologi komputer dan otomasi menuju sistem
Revolusi industri 4.0 yang dapat menjadi salah satu peluang untuk mempercepat
pencapaian Visi Indonesia untuk menjadi 10 ekonomi terbesar di dunia, guna
mengimplementasikannya disusun inisiatif “Making Indonesia 4.0” dalam peta jalan
berdasar Proyek Prioritas Strategis (Major Project) yang ditetapkan dalam RPJMN 2020 –
2024 (Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020) yang melibatkan berbagai pemangku
kepentingan termasuk Instansi Pemerintah dengan 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas
sektoral untuk mempercepat perkembangan industri manufaktur di Indonesia dapat
dilaksanakan. Pelaksanaan inisiatif tersebut, khususnya harmonisasi aturan dan kebijakan
Indonesia untuk mendukung daya saing industri dan memastikan koordinasi pembuat
kebijakan yang erat antara K/L terkait dengan Pemerintah Daerah, merupakan peluang
bagi Sekretariat Kabinet dalam melaksanakan peran manajemen kabinet untuk
mendukung Presiden dan Kabinet Indonesia Maju menyelenggarakan pemerintahan.
Sekretariat Kabinet dapat memberikan kontribusi dalam menyediakan alternatif
rekomendasi kebijakan yang sesuai tuntutan kebutuhan mewujudkan Making Indonesia
4.0. khususnya dalam pemberian kajian dan rekomendasi atas kebijakan dalam bentuk
peraturan menteri yang perlu mendapat persetujuan Presiden, dan melakukan
pemantauan, evaluasi dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan guna dapat dirasakan
manfaatnya oleh kalangan industrial bahkan masyarakat pada umumnya.
Gambar
Gambar 1.4.1.3.
Tampilan SIPPERMEN dan SITAP
Tampilan SIPPERMEN dan SITAP
Media Sosial Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Gambar 1.6. Jumlah Followers/fans/subscribers Media Sosial Sekretariat Kabinet Tahun 2017—2021
Dalam pengelolaan tugas dan fungsi manajemen kabinet, Sekretariat Kabinet selalu
mengikuti perkembangan teknologi. Sebagai upaya penerapan Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE) atau e-government, Sekretariat Kabinet telah membangun dan
mengembangkan beberapa sistem dan TI guna mendukung proses bisnis utama dan
pendukung. Untuk proses bisnis utama, di antaranya SITAP, SIPPERMEN, Sistem Informasi
Sidang Kabinet (SISKAB) yang telah dikembangkan menjadi e-cabinet (sedang dalam tahap
ujicoba), Sistem Informasi Perundang-Undangan (SIPUU/JDIH Sekretariat Kabinet), situs
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), serta situs Setkab.go.id. Untuk
proses bisnis pendukung, diantaranya Sistem Informasi Persuratan Terpadu (SIPT), Sistem
Informasi Kinerja Terpadu (SIKT), sistem aplikasi penetapan dan penilaian Sasaran Kerja
Pegawai (SKPonline), Sistem Informasi Keuangan (SISKA), Sistem Informasi Kepegawaian
(SIMPEG), serta penyediaan email dinas. Pada masa pandemi Covid-19 yang sampai saat ini
belum berakhir, Sekretariat Kabinet melaksanakan pengaturan jumlah pegawai yang
bekerja di kantor dan sebagian pegawai melaksanakan tugas fungsi secara Work From
Home (WFH), untuk pencatatan kehadiran pegawai dilaksanakan dengan sistem presensi
online yang dapat di akses melalui URL presensi.setkab.go.id.
Sekretariat Kabinet juga sedang menyusun talent pool dan talent map. Ke depan
manajemen SDM perlu terus dioptimalkan khususnya penerapan prinsip the right man in
the right place atau menempatkan orang sesuai keahliannya. Perencanaan pengembangan
pegawai saat ini belum berdasarkan gap analysis kompetensi pegawai yang menyeluruh
dan tunjangan kinerja masih berbasis absensi dan belum berbasis kinerja individu.
Selanjutnya, dari hasil evaluasi SAKIP tahun 2020, memberikan informasi diantaranya
bahwa, adanya ketidaksetaraan beban kerja terhadap struktur organisasi yang ada, serta
ketidaksesuaian terhadap pemberian rewards and punishment yang seharusnya sudah
mengacu pada ukuran kinerja individu.
Keberhasilan dan kualitas peran aktif dan kontribusi Sekretariat Kabinet dalam
keseluruhan siklus kebijakan, tidak berdiri sendiri namun sebagai hasil kerja
sama/kolaborasi antara Sekretariat Kabinet dan K/L, selaku mitra kerja. Kerja
sama/kolaborasi para stakeholders, dalam hal ini seluruh jajaran Kabinet Indonesia Maju
dilakukan dengan mengedepankan kepentingan masyarakat, bahkan negara dan bangsa.
Berdasar tugas yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2020, dan
kebijakan lainnya, seperti Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2017, Peraturan Presiden
Nomor 67 Tahun 2019, dan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2021, Sekretariat Kabinet
memiliki peran dan kedudukan yang sangat strategis, yaitu memberikan dukungan
manajemen kabinet, dalam mendukung Presiden dan Wakil Presiden, dan Kabinetnya
dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Sekretariat Kabinet melalui situs setkab.go.id dan medsos selama ini telah menjadi
acuan utama bagi publik untuk mendapatkan informasi terkait kebijakan-kebijakan yang
diambil pemerintah dan Presiden maupun dalam mengklarifikasi berita-berita yang
beredar di masyarakat. Untuk itu, Sekretariat Kabinet perlu memperkuat perannya sebagai
salah satu corong pemerintah dalam melawan dan meredam ancaman penyebaran hoaks
yang semakin masif di masyarakat.
Berdasarkan Permen PANRB Nomor 53 Tahun 2014, LKj Sekretariat Kabinet Tahun
2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab III Akuntabilitas Kinerja, memuat hasil pengukuran kinerja, analisis disertai dengan
perbandingan capaian kinerja tahun ini dengan tahun sebelumnya, evaluasi capaian
kinerja, serta akuntabilitas keuangan Sekretariat Kabinet tahun 2021.
Bab IV Penutup, berisi kesimpulan menyeluruh dari LKj Sekretariat Kabinet dan
rekomendasi perbaikan kedepan untuk meningkatkan kinerja.
Andal berarti Sekretariat Kabinet menjadi institusi yang mampu dan konsisten
menghasilkan kinerja dengan kualitas tinggi. Keandalan diperlukan untuk menjawab
tuntutan peningkatan kontribusi Sekretariat Kabinet dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
Gambar 2.2
Penjabaran Misi Sekretariat Kabinet
Visi dan misi Sekretariat Kabinet diwujudkan melalui peran manajerial kabinet,
dengan tugas utama Sekretariat Kabinet adalah memberikan hasil analisis berupa saran
dan rekomendasi kebijakan yang bersifat second opinion dan menyelenggarakan Sidang
Kabinet serta Rapat Terbatas (Ratas). Sekretariat Kabinet terlibat dalam semua keputusan
dan kebijakan yang diambil Presiden yang bersifat penting dan berdampak luas pada
masyarakat, memberikan alternatif-alternatif kebijakan yang dapat digunakan oleh
Presiden dalam mengambil keputusan pada setiap Sidang Kabinet dan Ratas. Selain itu
terdapat tugas baru yaitu pengkajian dan pemberian rekomendasi atas rencana kebijakan
K/L dalam bentuk Permen/Perka L yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden. Peran
baru ini merupakan peran penting Sekretariat Kabinet dalam memberikan dukungan
kepada Presiden untuk memastikan Permen/Perka L yang menyangkut hajat hidup rakyat
atau bersifat strategis sejalan dengan kebijakan Presiden. Presiden dapat mengetahui
sejauh mana kebijakan yang dikeluarkan bawahannya serta mencegah Permen/Perka L
yang tidak sejalan dengan kebijakan Presiden. Dukungan Sekretariat Kabinet bertujuan
untuk membantu Presiden dalam mengambil kebijakan secara efektif, tepat dan dapat
diimplementasikan.
Pengelolaan Sidang Kabinet dan tindak lanjut hasil Sidang Kabinet menjadi bagian
dari manajemen kabinet karena kebijakan dan arahan Presiden yang diputuskan dalam
Sidang Kabinet merupakan kebijakan nasional yang akan berdampak luas kepada
masyarakat maka dalam pengelolaan Sidang Kabinet perlu disiapkan dengan baik terkait
perumusan masalah serta alternatif pemecahannya guna mendukung Presiden dalam
pengambilan keputusan dan memberikan arah kebijakan dalam Sidang Kabinet.
Sedangkan tindak lanjut hasil Sidang Kabinet perlu diawasi, dikawal, dimonitoring dan
dievaluasi guna tindak lanjut dilaksanakan dengan efektif dan sesuai arahan Presiden.
Target tujuan strategis merupakan target pada akhir periode Renstra. Guna
mencapai tujuan tersebut Sekretariat Kabinet menetapkan 4 (empat) buah sasaran
strategis di dalam Renstra beserta indikator keberhasilan sebagai berikut.
Dengan adanya proses perubahan informasi kinerja, maka Sekretariat Kabinet juga
melakukan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) baru yang telah ditetapkan melalui
Perseskab Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Sekretariat Kabinet, selaras dengan yang tertuang dalam Renstra Sekretariat Kabinet
Tahun 2020—2024. Berikut ini sandingan antara IKU lama yang ditetapkan dengan
Perseskab Nomor 1 Tahun 2017 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan
Sekretariat Kabinet pada tanggal 10 Januari 2017 dengan IKU baru yang telah ditetapkan.
Gambar 2.5. IKU Sekretariat Kabinet 2020-2024
Sejak tahun tahun 2019, Sekretariat Kabinet telah menetapkan PK sampai dengan
level Staf. Selain itu, Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang sebelumnya pengisian Kegiatan
Tugas Jabatan (KTJ) berorientasi kepada aktivitas dan output, mulai tahun 2019 seluruh
pegawai dihimbau untuk memasukkan indikator kinerja pada PK yang sudah didorong ke
arah outcome untuk dituangkan sebagai KTJ pada SKP. Hal ini dilakukan sebagai wujud
implementasi dalam rangka lebih mengefektifkan penerapan budaya kinerja dan
implementasi manajemen berbasis kinerja sesuai dengan hasil evaluasi dari Kementerian
PAN dan RB yang disampaikan melalui Surat Menteri PANRB Nomor B/813/M.AA.05/ 2018
hal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2018, pada poin
pertama bahwa Sekretariat Kabinet perlu melakukan penyempurnaan pada penjabaran
(cascade down) kinerja, dengan menitikberatkan pada keselarasan tujuan dan sasaran
strategis dari level paling atas sampai level yang terendah.
Setelah evaluasi tahun 2019 masih terdapat temuan terkait cascading, sebagaimana
tertuang dalam Surat Menteri PANRB Nomor B/128/M.AA.05/ 2019 hal Hasil Evaluasi atas
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 yaitu cascading yang ada belum
dapat memberikan pemahaman yang utuh mengenai keterkaitan kinerja dari level
Lembaga dengan level unit-unit kerja yang ada dalam struktur organisasi Sekretariat
Kabinet. Rekomendasi yang disampaikan Kementerian PANRB selain masih perlu
dilakukannya penyempurnaan kualitas cascading, juga perlu diikuti dengan evaluasi untuk
menentukan kesesuaian proses bisnis dan struktur organisasi dengan kinerja yang
diharapkan.
Oleh karena adanya peningkatan kualitas cara pengukuran kinerja yang semula
penghitungan “outcome rasa output” menjadi “outcome rasa impact”, serta
mempertimbangkan adanya risiko tidak semua rekomendasi akan dimanfaatkan atau
ditindaklanjuti stakeholder maka target pada tahun kedua periode Renstra ditetapkan 91%
naik sebesar 1% dari target tahun sebelumnya, dengan rencana peningkatan target pula
pada tahun-tahun mendatang. Target kinerja 91% tersebut cukup menantang untuk
diwujudkan karena tidak mudah dicapai tetapi masih memungkinkan untuk dicapai.
Pencapaian tujuan dan sasaran organisasi perlu didukung arah kebijakan dan
strategi yang memuat langkah-langkah berupa program-program indikatif untuk
memecahkan permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu.
Program merupakan alat kebijakan (policy tool) yang dimiliki oleh K/L dalam
menjabarkan tugas dan fungsi sesuai visi dan misi Presiden, yang dilaksanakan oleh satu
atau lebih Satuan Organisasi. Dengan adanya redesain kegiatan K/L, kegiatan saat ini tidak
lagi mencerminkan tugas dan fungsi Unit Kerja atau Satuan Kerja vertikal dari K/L, sehingga
memungkinkan kegiatan tersebut dilaksanakan lebih dari 1 (satu) Unit Kerja. Hal tersebut
diharapkan dapat mencerminkan kegiatan sebagai suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh
K/L untuk menghasilkan keluaran (output) dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran
pembangunan.
1 Penyelenggaraan Layanan
Presiden dan Wakil Presiden
Kepada
2 Dukungan Manajemen
Berdasarkan data Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tingkat K/L anggaran awal
untuk program Dukungan Manajemen adalah sebesar Rp.302.303.941.000,00 dan setelah
revisi menjadi Rp.274.375.330.000,00 dengan alokasi terbesar ada pada belanja pegawai
sebesar Rp.170.361.392.000,00.
Tahun 2021 merupakan tahun kedua dari periode ketiga atau periode terakhir Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010—2025. Pada tahap akhir ini, Reformasi Birokrasi (RB)
diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy)
yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan
tata kelola yang semakin efektif dan efisien. Guna mewujudkan visi tersebut, dalam Road
Map RB Nasional ditetapkan 3 (tiga) sasaran, yaitu birokrasi yang bersih dan akuntabel,
birokrasi yang kapabel, dan pelayanan publik yang prima. Ketiga sasaran tersebut
merupakan pengungkit utama dari pencapaian tujuan pemerintahan yang baik dan bersih.
Pelaporan kinerja merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyokong
pencapaian sasaran RB di mana sebelum dilaksanakan suatu pelaporan kinerja maka
terlebih dahulu terdapat tahapan evaluasi terhadap kinerja. Hasil dari evaluasi kinerja
tersebut yang akan dituangkan dalam suatu pelaporan kinerja, yakni dengan
mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran untuk mencapai sasaran dan target
kinerja K/L serta perangkat unit organisasi dan unit kerja di bawahnya yang telah ditetapkan
di dalam PK, menganalisis berbagai kendala dan hambatan yang dihadapi, serta
memperoleh rekomendasi perbaikan kinerja ke depannya.
Tahun 2021 merupakan tahun kedua masa RPJMN Tahun 2020—2024, Sekretariat
Kabinet sudah sepenuhnya menjalankan perannya sesuai dengan Peraturan Presiden
Nomor 55 Tahun 2020 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet
Nomor 1 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet. Sekretariat
Kabinet tahun 2020—2024 tidak lagi menjalankan tugas pemberian persetujuan kepada
Menteri Sekretaris Negara atas permohonan izin prakarsa penyusunan rancangan
peraturan perundang-undangan dan atas substansi rancangan peraturan perundang-
undangan. Sekretariat Kabinet diberikan tugas baru yaitu: pengkajian dan pemberian
rekomendasi atas rencana kebijakan kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan
menteri/kepala lembaga yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden; pemberian
dukungan pemikiran, teknis, dan administrasi dalam pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan
Pejabat lainnya kepada Tim Penilai Akhir; dan penyelenggaraan pembinaan jabatan
fungsional penerjemah. Sedangkan tugas pengawasan pelaksanaan kebijakan dan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 37
program pemerintah dielaborasi menjadi penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan
dan program pemerintah yang mengalami hambatan dan pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Perubahan ini
tentunya berdampak pula pada rumusan sasaran, program, dan kegiatan Sekretariat
Kabinet tahun 2020—2024.
Sekretariat Kabinet juga memperbaiki sasaran dan ukuran kinerja outcome di setiap
program dan kegiatan. Di level program, Eselon I yang sebelumnya pengukuran hasil
rekomendasi berdasarkan persetujuan Sekretaris Kabinet, di ubah menjadi pemanfaatan
rekomendasi oleh stakeholders, sehingga capaian eselon I akan menopang capaian
Sekretariat Kabinet, begitu juga dengan sasaran kegiatan eselon II diukur oucome-nya
berdasar hasil rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholders, tidak lagi berdasar
rekomendasi yang disetujui Deputi. Hasil RSPP ini telah berlaku efektif di tahun 2021.
Selain itu sejak tahun 2019, penyusunan PK dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) seluruh
pegawai dihimbau untuk menggunakan indikator kinerja outcome, yang sebelumnya
mayoritas menggunakan indikator kinerja output diubah menjadi indikator kinerja
outcome. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 8 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Permen
PANRB Nomor 8 Tahun 2021) telah diterapkan di Sekretariat Kabinet sesuai Surat Edaran
Menteri PANRB Nomor 3 Tahun 2021 tentang Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai dan
Penilaian Kinerja PNS Tahun 2021.
Salah satu sasaran program dari birokrasi yang bersih dan akuntabel adalah
menguatnya integritas dan budaya anti korupsi dalam birokrasi. Upaya penguatan
integritas ASN Sekretariat Kabinet dilaksanakan melalui kegiatan berikut: (1) Setiap acara
dan kegiatan yang diselenggarakan Sekretariat Kabinet wajib untuk menyanyikan lagu
Mars Sekretariat Kabinet, himbauan ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Kabinet
38 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Nomor 62 Tahun 2018. Lirik Mars
Sekretariat Kabinet dapat dilihat pada gambar 3.1.
sebagai wujud semangat ASN Sekretariat Kabinet
mengabdi pada bangsa dan negara; (2)
Pelaksanaan kegiatan apel dan mendengarkan
lagu Indonesia Raya, Mars Sekretariat Kabinet, dan
Naskah Pancasila secara rutin sesuai jadwal yang
telah ditentukan sesuai Surat Edaran Sekretaris
Kabinet Nomor 1 Tahun 2021, yang merupakan
tindak lanjut dari himbauan Kementerian PANRB
Nomor: B/75/M.KT.00/2021. Kegiatan ini bertujuan
untuk memelihara dan meningkatkan rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, pengabdian
Gambar 3.1. terhadap negara dan rakyat Indonesia, serta
Lirik Lagu Mars Sekretariat Kabinet
ketaatan terhadap ideologi Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan (3) Sosialisasi
Internalisasi Core Values “BerAKHLAK” dan Employer Branding “Bangga Melayani Bangsa”
di Lingkungan Sekretariat Kabinet sebagai wujud komitmen dalam
mengimplementasikan core values dan employer branding ASN yang telah diluncurkan
Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 27 Juli 2021, sebagai panduan dalam berpikir,
bertutur, dan berperilaku bagi ASN di Sekretariat Kabinet.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 39
a. pengoordinasian penyusunan rencana, program, dan anggaran;
b. pengoordinasian pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja dan penyusunan laporan
akuntabilitas kinerja;
c. pengoordinasian pemberian dukungan penatausahaan, teknis, dan administrasi;
d. pengoordinasian dan penyusunan laporan pelaksanaan reformasi birokrasi;
e. pengumpulan dan penyiapan data manajemen kinerja; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Deputi.
Berdasarkan tugas dan fungsi di atas maka FO berperan sebagai Person in Charge
(PIC) Manajemen Kinerja di setiap kedeputian tercermin dari sasaran eselon II yang diberi
amanat untuk mengoordinasikan pelaksanaan SAKIP dan RB yaitu “Meningkatnya kualitas
pengelolaan program dan anggaran, akuntabilitas kinerja serta reformasi birokrasi di
lingkungan Sekretariat Kabinet”, sedangkan Deputi Bidang Administrasi c.q. Biro
Akuntabilitas Kinerja dan Reformasi Birokrasi berperan sebagai koordinator seluruh PIC
Manajemen Kinerja di lingkungan Sekretariat Kabinet. Berikut ini gambaran PIC Manajemen
Kinerja.
40 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Melalui SIKT realisasi capaian kinerja beserta data dukungnya di-input setiap
triwulan, guna seluruh pejabat dan pegawai dapat memonitor capaian kinerjanya secara
periodik dan sebagai early warning bagi Pimpinan sehingga dapat melaksanakan
pengendalian atas pencapaian kinerja. Penyempurnaan terus dilaksanakan dari
sebelumnya SIKT menjadi SIKT versi 2.
PK dicetak dengan menu Perjanjian Kinerja dan fitur sync anggaran yang digunakan
untuk meng-update data anggaran. Setiap triwulannya PIC Manajemen Kinerja membantu
memastikan realisasi output, outcome, serta data dukung telah diunggah di SIKT. Biro AKRB
melakukan verifikasi dan mengoordinasikan capaian level K/L.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 41
Berikut ini tampilan menu monitoring SIKT untuk capaian PK Sekretariat Kabinet
tahun 2021 yang diukur sampai dengan triwulan keempat.
42 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Rencana pengembangan yang sedang berlangsung antara lain penambahan fitur
komunikasi antara atasan dan bawahan, fitur rekap data perbandingan capaian antar unit
kerja untuk memudahkan monitoring capaian secara keseluruhan, serta diagram pohon
kinerja. Upaya pengintegrasian ke SKPOnline juga sedang diupayakan namun
mempertimbangkan sistem informasi nasional yang akan dikembangkan Badan
Kepegawaian Negara (BKN) yaitu Sistem Informasi Kepegawaian Nasional (SIMPEGNAS)
Modul Kinerja maka pada tahun 2021 Sekretariat Kabinet menggunakan Tool Kit SKP dari
BKN yang merupakan prototype dari SIMPEGNAS Modul Kinerja.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 43
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan di Tingkat Kementerian Negara dan Lembaga
Pemerintah (Inpres Nomor 7 Tahun 2017).
Selain itu, menguatkan tata laksana penanganan Apres telah ditetapkan Keputusan
Sekretaris Kabinet Nomor 40 Tahun 2019 tentang Standar Operasional Prosedur
Pelaksanaan Tindak Lanjut Arahan Presiden melalui Sistem Informasi Tindak Lanjut Arahan
Presiden di Lingkungan Sekretariat Kabinet pada tanggal 14 Juni 2019. Sebagaimana telah
digambarkan pada Bab I dalam rangka monitoring Apres, Sekretariat Kabinet
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Tindak Lanjut Arahan Presiden (SITAP) yang dapat
diakses oleh Kementerian Koordinator.
Berikut ini tabel perkembangan penanganan arahan Presiden sejak tahun 2014
sampai dengan tahun 2021.
44 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.1 Jumlah Rekapitulasi Tindak Lanjut Arahan Presiden
KEGIATAN LAPORAN INDIKATOR TINDAK LANJUT
JUMLAH
TAHUN TINDAK TINDAK
RATAS/SKP HIJAU KUNING MERAH
LANJUT LANJUT
2014 24 30 30 28 1 1
2015 60 75 75 67 8 0
2016 68 107 107 93 13 1
2017 139 237 237 185 52 0
2018 101 282 282 254 28 0
2019 80 224 224 190 27 7
2020 124 228 212 167 43 2
2021 84 308 309 269 40 0
JUMLAH 680 1.491 1.476 1.253 212 11
Sejak tahun 2014 sudah sebanyak 1491 Apres yang dikelola dan Sekretariat Kabinet
menghasilkan 1476 laporan tindak lanjut yang berdasarkan indikator warna yang telah
selesai atau progress on track sebanyak 1253 Apres (indikator warna hijau), perlu kerja keras
sebanyak 212 Apres (indikator warna kuning), dan sulit terwujud sebanyak 11 Apres
(indikator warna merah). Pada tahun 2021 ini jumlah Apres yang telah selesai atau progress
on track sebanyak 269 Apres dan 40 Apres masih perlu kerja keras. Beberapa contoh Apres
beserta tindak lanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 9.
Pengawasan terhadap tindak lanjut Apres adalah salah satu peran pengendalian
yang dilaksanakan Sekretariat Kabinet, selanjutnya akan dijabarkan analisis dan evaluasi
atas capaian kinerja Sekretariat Kabinet selengkapnya yakni capaian kinerja jangka pendek
atau tahunan dan jangka menengah.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 45
Tabel 3.2 Capaian Kinerja Jangka Menengah Sekretariat Kabinet
Tujuan Strategis
Target* Realisasi Capaian
Indikator Tujuan Strategis
1. Peningkatan kualitas rekomendasi kebijakan pemerintah
Persentase rekomendasi kebijakan pemerintah yang
100% 100% 100%
berkualitas
2. Peningkatan kualitas hasil pengendalian penyelenggaraan pemerintahan
Persentase hasil pengendalian penyelenggaraan
100% 100% 100%
pemerintahan yang berkualitas
3. Peningkatan kualitas penyelenggaraan dukungan kerja kabinet
Persentase penyelenggaraan dukungan kerja kabinet yang
97% 92,97% 95,84%
berkualitas
4. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Sekretariat Kabinet
Indeks Reformasi Birokrasi 81,70 82,18 100,59%
* target tahun 2024.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa dari 4 (empat) tujuan strategis, ada
sebanyak 3 (tiga) tujuan strategis yang sudah dicapai targetnya. Melihat rumusan dari
indikator yang merupakan rata-rata dari indikator kinerja sasaran, dan sasaran strategis dari
masing-masing tujuan tersebut hanya 1 (satu) maka perlu dikaji kembali rumusan dari
tujuan dan indikator tujuannya. Pada tujuan strategis pertama dan kedua, sepanjang
seluruh rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dimanfaatkan atau ditindaklanjuti oleh
stakeholders maka target akan tercapai sehingga fungsi early warning dari indikator ini
masih belum optimal. Oleh karena itu, pada tahun 2021 Sekretariat Kabinet mulai
menginisiasi penyempurnaan pohon kinerja dengan merumuskan tujuan dan sasaran serta
critical success factor dari setiap tujuan. Perubahan tujuannya mengarah kepada
“Meningkatnya efektivitas kebijakan dan program prioritas pemerintah”, akan tetapi guna
mengukur efektivitas tersebut perlu dipersiapkan terlebih dahulu instrumen
pengukurannya.
Tujuan strategis ketiga representasi dari tingkat kepuasan peserta Sidang Kabinet
terhadap pengelolaan Sidang Kabinet dan pemanfaatan dokumen naskah kepresidenan.
46 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Dari sisi tingkat kepuasan peserta sidang, target tahun 2024 adalah 94% yang
mendekati sempurna, sehingga Sekretariat Kabinet perlu terus meningkatkan kualitas tata
laksana penyelenggaraan dukungan kerja kabinet.
Target tujuan strategis keempat sudah tercapai juga di tahun 2021, dengan tujuan
peningkatan kualitas maka akan tercermin jika ada peningkatan target. Karena target
tahun 2024 sudah tercapai, dipandang perlu untuk menyesuaikan target tahun-tahun
berikutnya serta target tujuan guna mencerminkan suatu peningkatan kualitas. Namun,
mempertimbangkan dinamika pelaksanaan evaluasi RB yang kualitasnya semakin
meningkat dengan diterbitkannya pedoman baru yakni Peraturan Menteri PANRB Nomor
26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Permen
PANRB Nomor 26 Tahun 2020) di mana evaluasi terhadap setiap area perubahan
mempertimbangkan 3 (tiga) aspek yaitu aspek pemenuhan, aspek hasil antara, dan aspek
reform maka perlu kerja keras untuk mempertahankan nilai yang sudah dicapai.
109.89%
111%
111%
98.18%
Sasaran 3: Terwujudnya
97.22%
95.44%
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 47
Berdasarkan grafik di atas, pada sasaran pertama dan kedua nampak seolah-olah
terjadi penurunan capaian kinerja dari 111% menjadi 109,89%, tetapi hal tersebut terjadi
karena adanya peningkatan target, pada tahun 2020 ditargetkan 90% dan di tahun 2021
target meningkat menjadi 91% di mana realisasi konstan 100%. Penjelasan serta analisis lebih
mendalam terhadap pencapaian sasaran strategis Sekretariat Kabinet tahun 2021 akan
diuraikan lebih lanjut berdasarkan indikator kinerja masing-masing sasaran strategis.
Gambar di samping
menunjukkan output yang
dihasilkan, dan sesuai dengan
bidang Kementerian Koordinator,
Sekretariat Kabinet menangani 4
(empat) bidang yaitu 1) bidang
politik, hukum, dan keamanan; 2)
bidang perekonomian; 3) bidang
48 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
pembangunan manusia dan kebudayaan; dan 4) bidang kemaritiman dan investasi.
Perubahan nomenklatur pada Kementerian Koordinator mempengaruhi struktur
organisasi Sekretariat Kabinet yang sebelumnya investasi ditangani di bidang
perekonomian dialihkan ke bidang kemaritiman. Sekretariat Kabinet menyesuaikan
struktur organisasi dengan menyesuaikan nomenklatur Eselon I yang sebelumnya Deputi
Bidang Kemaritiman menjadi Deputi Bidang Kemaritiman dan Investasi.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 49
Indikator “Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan dan program
pemerintah yang dimanfaatkan” dan “Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan
kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu
mendapatkan persetujuan Presiden yang ditindaklanjuti”, sesuai PK yang ditetapkan pada
awal tahun 2021 dan selaras pula dengan target yang ditetapkan pada Renstra, keduanya
memiliki target 91%. Berikut ini gambaran pencapaian indikator pertama dan kedua sasaran
pertama.
120% 600
501
100% Target
501 500
91% Capaian
60% 91%
274 300 Output
40% 274 Outcome
200
20%
Gambar 3.10 Grafik Target, Realisasi,
0% 100 Capaian, Output, dan Outcome Sasaran
2021 2021 Strategis 1 Sekretariat Kabinet Tahun 2021
IKU 1 IKU 2
Grafik di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2021 terdapat sebanyak 501 output
rekomendasi atas rencana kebijakan dan program pemerintah yang dihasilkan dan
seluruhnya dimanfaatkan, sedangkan output rekomendasi atas rencana kebijakan
kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan menteri/kepala lembaga yang perlu
mendapatkan persetujuan Presiden ada sebanyak 274 rekomendasi yang seluruhnya
ditindaklanjuti stakeholders. Dengan realisasi sebesar 100% dibandingkan target sebesar
91% maka capaian sasaran pertama adalah 109,89% masuk dalam kategori memuaskan.
50 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Analisis lebih lanjut atas pencapaian kinerja sasaran strategis pertama akan
dijabarkan berdasarkan masing-masing IKU.
a. Rekomendasi berdasarkan berkas masuk, baik yang berasal dari instansi pemerintah
maupun dari pengaduan masyarakat;
b. Rekomendasi berdasarkan permintaan langsung dan segera dari Presiden;
c. Rekomendasi berdasarkan tugas khusus yang diberikan Presiden;
d. Rekomendasi atas hasil pengamatan dan penyerapan pandangan terhadap
perkembangan umum;
e. Rekomendasi atas masalah yang muncul secara spontan;
f. Rekomendasi berdasarkan kajian akademik;
g. Rekomendasi dalam penyiapan materi sidang kabinet.
Jika dikaitkan dengan tugas dan fungsi pada level eselon I kedeputian substansi di
dalam Perseskab Nomor 1 Tahun 2020 maka indikator kinerja pertama ini menunjukkan
pencapaian kinerja Sekretariat Kabinet yang spesifik, relevan, dapat dicapai, dikuantifikasi
dan diukur melalui pengukuran kualitas rekomendasi kebijakan yang terkait dengan tugas
dan fungsi Sekretariat Kabinet, yaitu: (1) pengkajian dan pemberian rekomendasi atas
rencana kebijakan dan program pemerintah; (2) penyampaian rekomendasi atas hasil
pengamatan dan penyerapan pandangan terhadap perkembangan umum; dan (3)
penyiapan bahan substansi sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau
dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden di bidang politik, hukum, keamanan,
perekonomian, pembangunan manusia dan kebudayaan, serta kemaritiman dan investasi.
Definisi pemanfaatan dapat dilihat di gambar 3.9 di atas.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 51
Selama tahun 2021, Sekretariat Kabinet telah menghasilkan 501 rekomendasi atas
rencana kebijakan dan program pemerintah. Tabel berikut ini memperlihatkan output dan
outcome rekomendasi per bidang.
Dari 501 output rekomendasi atas rencana kebijakan dan program pemerintah yang
dihasilkan, seluruhnya termanfaatkan sehingga realisasi dari IKU adalah 100%. Target IKU 1
Sasaran Strategis pertama di tahun 2021 adalah 91% meningkat dari tahun sebelumnya 90%.
Jika dibandingkan dengan target maka capaian IKU 1 Sasaran Strategis 1 adalah 109,98%.
Berikut ini perbandingan capaian tahun 2020 dengan tahun 2021.
120%
111.11%
501 550
100% 100.00% Target
501
90% 450
80% 109.89% Realisasi
100.00%
Persen
350 Capaian
60%
Jumlah
91%
Capaian kinerja IKU 1 di th 2021 adalah 109,89%, dengan realisasi yang sama yakni
100% rekomendasi termanfaatkan capaian kinerja terlihat turun dari tahun sebelumnya, hal
ini disebabkan karena target yang ditetapkan mengalami peningkatan dari 90% menjadi
52 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
91%. Target ditetapkan mempertimbangkan risiko tidak termanfaatkannya suatu
rekomendasi namun berdasarkan pemantauan dan tracking surat ke K/L serta memo ke
Presiden tidak menunjukkan adanya penolakan dan rekomendasi yang diberikan
dimanfaatkan. Jumlah output nampak terdapat peningkatan tajam dari 106 rekomendasi
kebijakan menjadi 501 rekomendasi kebijakan, hal itu disebabkan pada tahun 2020
peralihan ke pengukuran sasaran dan indikator kinerja yang baru di mulai sejak triwulan ke
IV atau sejak bulan Oktober, setelah pelantikan pejabat untuk menempati nomenklatur
sesuai Perseskab 1 Tahun 2020. Sehingga output sebesar 106 rekomendasi kebijakan
merupakan kontribusi dari triwulan ke IV saja.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 53
b. Melaksanakan vaksinasi bagi kelompok prioritas di daerah guna memberikan
kepercayaan dan rasa aman pada masyarakat; serta
c. Secara aktif dan inovatif memberikan berbagai pengetahuan dan informasi terkait
vaksinasi kepada masyakarat.
54 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pemerintah RI juga telah melakukan rapat Pokja
Hibah tanggal 11 Desember 2020 dan dicapai
persetujuan peralihan peruntukan hibah untuk Nauru
tersebut. Pada tanggal 5 Maret 2021, Presiden
mengeluarkan arahan tertulis untuk ditindak lanjuti
sesuai aturan yang berlaku yang kemudian disampaikan
oleh Sekretaris Kabinet kepada Menteri Luar Negeri dan
Menteri Keuangan untuk diproses lebih lanjut melalui
surat nomor: B.0063/Seskab/Polhukam/03/2021 tanggal
8 Maret 2021 mengenai Penyampaian Arahan Presiden
RI tentang Permohonan Peralihan Peruntukan Bantuan
Dana Hibah kepada Pemerintah Nauru. Gambar 3.13 Surat Sekretaris Kabinet
kepada Menteri Luar Negeri dan Menteri
Keuangan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 55
Permohonan Video Message Presiden RI untuk Acara Roll-Out Ceremony KF-X/IF-X
tanggal 9 April 2021
diharapkan dapat menunjukkan hubungan yang solid antara kedua kepala negara. Atas
permohonan tersebut, Sekretariat Kabinet berpendapat bahwa sejatinya ucapan selamat
dan sambutan Presiden RI cukup diwakili oleh Menteri Pertahanan. Namun apabila
Presiden tetap berkenan untuk memberikan video message, kami telah menyiapkan naskah
singkat untuk keperluan dimaksud.
56 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
perbatasan negara, dengan hasil tersepakati 60 program pada RInpres yang akan
dilaksanakan dan diselesaikan paling lambat dua tahun terhitung sejak ditetapkan dan
rincian program dan fokus yaitu: a) Aruk: 21 program di bidang pertanian (padi) dan
perkebunan (lada, kelapa, serta jeruk); b) Motaain: 20 program di bidang peternakan (sapi
dan ayam); dan c) Skouw: 19 program di bidang perikanan dan pertanian (padi, jagung,
serta sagu).
Modal INA bersumber dari penyertaan modal negara dan/atau sumber lainnya dan
bertanggung jawab kepada Presiden, dengan struktur organisasi INA terdiri atas: (1) Dewan
Pengawas (Menteri Keuangan sebagai Ketua merangkap anggota dan Menteri BUMN);
dan (2) 3 orang dari unsur profesional dan Dewan Direktur (berjumlah 5 orang unsur
profesional).
Dasar hukum pendirian INA yaitu 9 pasal (mandat) UU Cipta Kerja yang diturunkan
ke dalam pembentukan 3 (tiga) PP yaitu: (a) PP Nomor 74 Tahun 2020 tentang LPI; (b) PP
Nomor 73 Tahun 2020 tentang Modal Awal LPI; dan (c) PP Nomor 49 Tahun 2021 tentang
Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Yang Melibatkan LPI dan/atau Entitas yang
Dimilikinya. Peran Sekretariat Kabinet dalam pembentukan LPI: memberikan saran
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 57
masukan dan Apres dalam beberapa kali Rapat Terbatas terkait LPI yang dipimpin oleh
Presiden yaitu:
a. Rapat Internal tanggal 2 Oktober 2020, 19 Oktober 2020, 5 November 2020, dan 26
November 2020;
b. Pemberian saran, rekomendasi dan pertimbangan atas surat Ketua Dewan Pengawas
INA tanggal 28 April 2021 mengenai permohonan persetujuan pemenuhan modal INA di
Tahun 2021.
Tindak Lanjut Arahan Presiden tentang Kebijakan Ekspor (Mineral dan Batubara)
Dalam Rapat Internal Presiden tentang Kebijakan Peningkatan Ekspor pada tanggal
21 Januari 2021, Presiden memberikan arahan kepada Sekretaris Kabinet untuk:
a. membahas mengenai defisit neraca perdagangan di sektor minyak dan gas bumi (migas)
dan mineral dan batubara (minerba), yang memberikan sumbangan negatif dalam
neraca perdagangan komoditas;
b. melaporkan komoditas ekspor minerba yang akan direlaksasi, rencana kebijakan
relaksasi, serta mekanisme kontrol Pemerintah;
c. melaporkan data (kapasitas produksi dan kebutuhan bahan baku industri serta
konsumsi di dalam negeri) komoditas minerba yang konkret dan mengkalkulasikan total
nilai tambah ekspor komoditas dimaksud beserta turunannya.
58 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Sekretaris Kabinet kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
menyampaikan hasil kesepakatan rapat koordinasi Tingkat Eselon I pada tanggal
24 Februari 2021 di Sekretariat Kabinet, dan meminta agar Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian melakukan penajaman rencana relaksasi ekspor minerba bersama K/L
terkait sesuai arahan Presiden (surat Nomor: B.0068/Seskab/Ekon/03/2021, tanggal 9 Maret
2021).
Kedua Kepmen ESDM mulai berlaku tanggal 6 April 2021 dan berakhir tanggal
31 Desember 2021. Dalam dua Keputusan Menteri ESDM tersebut, relaksasi ekspor minerba,
tetap dikenakan biaya keluar.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 59
Adapun sub topik yang akan dibahas antara lain adalah:
a. Perubahan daftar PSN;
b. Pemenuhan kebutuhan dana untuk pengadaan lahan proyek PSN sektor jalan tol;
c. Percepatan penyelesaian Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) melalui Bantuan Teknis
di Kementerian ATR/BPN; dan Payung hukum alternatif skema pembiayaan melalui Land
Value Capture (LVC).
Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2021, Prioritas Nasional Ketiga
(PN3) yaitu Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing, memiliki
arah kebijakan peningkatan kualitas SDM dalam rangka optimalisasi tingginya bonus
demografi yang dimiliki agar Indonesia dapat keluar dari middle income trap dengan
mencapai pertumbuhan negara di atas 5% dan menjadi negara maju pada tahun 2045.
Program Prioritas yang telah ditetapkan adalah Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan
Kesehatan dengan Kegiatan Prioritas yaitu Penguatan Sistem Kesehatan dan Pengawasan
Obat dan Makanan; dan Proyek Prioritas yaitu Pemenuhan dan Peningkatan Daya Saing
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dengan sasaran terlaksananya pemenuhan dan
peningkatan daya saing sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Namun, adanya pandemi COVID-19 secara global sejak tahun 2020 menjadi
tantangan besar bagi pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM. Penyebaran COVID-
19 di Indonesia secara langsung berdampak pada kondisi perekonomian serta
mempengaruhi sasaran pembangunan SDM. Oleh karena itu, percepatan penanggulangan
pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional harus segera dilaksanakan
di antaranya adalah prioritas pengembangan Vaksin Merah Putih (VMP) sebagai wujud
kemandirian pengadaan vaksin dalam negeri.
60 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Tahun 2021 yang mengatur bahwa dalam rangka penanggulangan wabah/pandemi COVID-
19 dan menjaga kesehatan masyarakat, diperlukan percepatan dan kepastian pengadaan
vaksin dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sesuai dengan ketersediaan dan kebutuhan
yang ditetapkan oleh pemerintah. Cakupan pelaksanaan pengadaan vaksin dan
pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tersebut sesuai dengan pasal 1 meliputi: (a) pengadaan
vaksin COVID-19; (b) pelaksanaan vaksinasi COVID-19; (c) pendanaan pengadaan vaksin
COVID-19 dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19; dan (d) dukungan dan fasilitas kementerian,
lembaga, dan pemerintah daerah. Dengan demikian, percepatan pengadaan vaksin dan
vaksinasi COVID-19 memerlukan langkah-langkah yang luar biasa (extraordinary) dan
pengaturan khusus untuk pengadaan dan pelaksanaannya.
Dalam Rapat Terbatas tentang Rencana Pengadaan dan Pelaksanaan Vaksinasi pada
tanggal 26 Oktober 2020, Presiden memberikan arahan, yakni:
a. VMP siap diproduksi masal pada triwulan III tahun 2021;
b. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN)
dan para pemimpin K/L terkait lainnya agar mendesain sejak awal untuk mengerem
pembelian vaksin dari luar negeri dan mendorong VMP untuk segera dapat masuk paling
tidak pada kuartal IV tahun 2021;
c. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kemen BUMN) agar mendorong Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma dalam pengembangan vaksin
buatan dalam negeri, yaitu VMP yang diharapkan dapat selesai pada pertengahan tahun
2021;
d. VMP benar-benar dihitung dan didesain sehingga dapat segera masuk dan terlibat dalam
vaksinasi; dan
e. Pemerintah akan memberikan “panggung” kepada VMP pada saatnya nanti telah siap
untuk diproduksi masal. Hal yang sama juga berlaku untuk dukungan dana terhadap
pengembangan VMP.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 61
b. Kemenko Ekon diharapkan segera menyusun roadmap penyelesaian dengan melibatkan
K/L terkait sebagai dasar awal dan upaya percepatan pengembangan target produksi
masal VMP untuk selanjutnya dilakukan monitoring bersama Sekretariat Kabinet.
62 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
b. Perlu dilakukan strategi dan kebijakan dari pemerintah dalam penyiapan dan rekrutmen
relawan yang memenuhi kriteria dan penentuan wilayah uji klinis sedari awal (misalnya
dari tahap uji preklinik) mengingat saat ini proses vaksinasi sedang berjalan yang
dikhawatirkan dapat menciptakan herd immunity (sehingga tidak memenuhi kriteria)
dan mempertimbangkan bahwa kebutuhan sampel yang cukup banyak antara 5.000
sampai 20.000 orang;
c. Perlu dukungan lain dari pemerintah untuk mempermudah proses pengembangan VMP,
antara lain insentif fiskal, kemudahan pengiriman impor penyediaan sarana dan
prasarana, misalnya bioreaktor, serta jaminan penggunaan vaksin dari pelaku industri
(jika memenuhi standar dan berkualitas baik);
d. Pertemuan rutin akselerasi pengembangan VMP akan dilakukan 2 (dua) minggu sekali.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 63
vaksinasi saat ini sedang berjalan sehingga hal tersebut berpotensi menciptakan herd
immunity dan jumlah relawan yang akan dijadikan sampel menjadi sangat terbatas.
c. masalah keterbatasan bahan baku dan peralatan pengembangan vaksin, baik hewan uji
makaka, mice, bahan baku seed vaccine seperti sel vero dan peralatan seperti reagen kit
yang mulai langka, tidak hanya di Indonesia, tetapi seluruh dunia sedang membutuhkan
bahan baku dan peralatan yang sama dalam pengembangan vaksin di masing-masing
negara, seperti India dan Amerika Serikat.
d. pengaturan regulasi terkait penggunaan VMP, perlu adanya dukungan dari Kemenkes
agar dapat mengubah Perpres sehingga dapat memasukkan VMP sebagai salah satu
vaksin yang dapat digunakan untuk vaksinasi. Di samping itu, perlu dilakukan persiapan
pendaftaran VMP ke World Health Organization (WHO).
Lebih lanjut, dalam Rapat Internal Presiden tentang Vaksin Bio Farma pada tanggal
5 Mei 2021, Presiden memberikan arahan lanjutan terkait pengembangan VMP, yaitu:
a. Menteri BUMN, laporkan terkait perkiraan perhitungan (kalkulasi) produksi VMP di
tahun 2022 diperkirakan total jumlah produksi vaksin baik oleh PT Bio Farma (Persero)
maupun PT Biotis Pharmaceutical Indonesia dapat mencapai 1 miliar dosis, terdiri dari
produksi oleh PT Bio Farma (Persero) sebesar 250 juta dosis dan PT Biotis
Pharmaceutical Indonesia sebesar 750 juta dosis;
b. Menteri BUMN dan Menteri Kesehatan, pastikan 1 miliar dosis vaksin tersebut hanya
ditujukan khusus untuk vaksin COVID-19;
c. Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan Menteri Kesehatan, pastikan tidak terdapat
masalah pada sisi anggaran terkait pengembangan VMP. Meski demikian, Menteri
BUMN menambahkan bahwa diperlukan kalkulasi lebih lanjut terkait skema
komersialisasi vaksin tersebut antara dibeli oleh Menteri Kesehatan atau dijual ke luar
negeri;
d. Perkiraan sementara harga VMP oleh Menteri BUMN dianggap telah bagus dan
kompetitif. Biaya produksi VMP diprediksi berkisar US$5 per dosis vaksin (disamakan
dengan harga vaksin AstraZeneca saat ini) sehingga penetapan harga untuk penjualan
ke luar negeri maupun harga yang diberlakukan di dalam negeri masih akan mengalami
penyesuaian;
e. Menteri Keuangan, pastikan anggaran untuk pengadaan vaksin di tahun 2022 sebesar
Rp.77 tiriliun tetap ada meskipun VMP mulai diproduksi pada Maret hingga Mei 2022;
f. Para pimpinan K/L terkait, tindak lanjuti berbagai skema kerja sama pengembangan VMP
baik di berbagai universitas, LBM Eijkman, BUMN, maupun pihak swasta. Jangan sampai
Indonesia memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada impor vaksin COVID-19.
64 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Terhadap permasalahan tersebut, Sekretaris Kabinet telah menyampaikan kepada
Menko Bidang Perekonomian melalui surat Nomor: B.0231/Seskab/Ekon/07/2021, tanggal
1 Juli 2021 perihal Percepatan Penyelesaian Vaksin Merah Putih, yang pada intinya
menyampaikan agar Menko Bidang Perekonomian dapat mengoordinasikan beberapa hal
guna percepatan tindak lanjut arahan Presiden tersebut, sebagai berikut:
1. Menteri Keuangan:
a. untuk dapat menindaklanjuti percepatan realokasi dan rencana anggaran kepada
BRIN sebesar Rp700 miliar, Kemenkes sebesar Rp257 miliar, dan anggaran terkait
penelitian dalam kerangka Pemulihan Ekonomi Nasional;
b. untuk melakukan kajian penghapusan Pajak Pertambahan Nilai dan Bea Masuk untuk
alat-alat penelitian;
2. Menteri BUMN bersama dengan Menteri Kesehatan untuk terus mengawasi, mengawal,
dan memberikan dukungan terkait produksi 1 miliar dosis VMP, yang terdiri dari 250 juta
dosis PT Bio Farma (Persero) dan 750 juta dosis PT Biotis Pharmaceutical Indonesia;
3. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan/atau Kepala BRIN untuk
memberikan kepastian dan kejelasan terkait Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 dan
pendanaan pengembangan VMP sehubungan dengan masa transisi dan atas
pelaksanaan Perpres No. 31 Tahun 2021 tentang Penataan Tugas dan Fungsi
Kemendikbudristek dan Kementerian Investasi/BKPM, Perpres No. 32 Tahun 2021
tentang Perubahan Atas Perpres No. 68 Tahun 2019 tentang Organisasi Kementerian
Negara, Keppres No.72/P Tahun 2021, tentang Pembentukan dan Pengubahan
Kementerian Serta Pengangkatan Beberapa Menteri Negara, dan Keppres No.19/P
Tahun 2021 tentang Pengangkatan Kepala BRIN;
4. Kepala BPOM untuk terus memberikan pendampingan yang intensif dan relaksasi
persyaratan kepada pelaku industri untuk pemenuhan kualifikasi dan sertifikasi
pembuatan vaksin sesuai dengan GMP dan pembangunan fasilitas dan infrastruktur
sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Sesuai arahan Presiden pada Juli 2018 sewaktu menerima Lalu Zohri dan saat Pidato
Presiden Terpilih tentang “Visi Indonesia” pada 14 Juli 2019, Presiden secara spesifik
berbicara di publik tentang Manajemen Talenta Nasional (MTN). MTN akan diposisikan
sebagai kebijakan terobosan untuk memperbaiki ekosistem talenta SDM Indonesia sebagai
momentum menuju Indonesia Emas 2045.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 65
Beberapa rekomendasi terhadap Manajemen Talenta Nasional yang disampaikan
kepada Presiden melalui memorandum nomor: M.0219/Seskab/03/2021 pada tanggal
30 Maret 2021 adalah:
1. Perlu diperjelas tugas dan fungsi Lembaga Manajemen Talkenta Nasional (termasuk
Gugus Tugas MTN) dalam konteks pembangunan SDM, mengingat pelaksanaan
pengembangan SDM secara nasional telah diemban oleh K/L teknis.
2. Selanjutnya, MTN memerlukan pembenahan tata laksana berupa penguatan fungsi
koordinasi dan sinergi K/L terkait MTN. Perlu dikaji kembali apakah diperlukan
pembentukan Lembaga baru, mengingat Presiden telah membubarkan 10 (sepuluh)
lembaga non struktural melalui Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2020 tanggal
26 November 2020.
3. Sebagai salah satu alternatif adalah dilakukan pembenahan tata laksana penguatan
fungsi koordinasi dan sinergi K/L terkait MTN, dengan membentuk Project Management
Office (PMO). Namun perlu ditentukan PMO tersebut akan berada di bawah koordinasi
K/L mana, apakah berada di salah satu Kemenko.
4. Namun, apabila kelembagaan MTN akan tetap dibentuk, maka perlu dikaji pendirian
kelembagaan tersebut apakah berbentuk LNS atau bersifat independen. Alternatif lain
adalah dengan mengembangkan Pusat Prestasi Nasional yang sudah ada
di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai visi dan strategi yang ditetapkan
dalam MTN.
5. Selain itu susunan keanggotaan Tim Koordinasi MTN sebaiknya tidak hanya terdiri dari
perwakilan K/L, namun juga dapat diisi dari unsur perorangan/profesional dengan
keahlian masing-masing sesuai bidangnya.
66 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Peningkatan Budaya Literasi
Misi Presiden dalam Pembangunan Nasional 2020‒2024 yang ada dalam ranah
bidang pembangunan manusia dan kebudayaan yaitu peningkatan kualitas manusia
Indonesia, pembangunan yang merata dan berkeadilan, dan kemajuan budaya yang
mencerminkan kepribadiaan bangsa. Budaya literasi, inovasi, dan kreativitas menjadi salah
satu kegiatan prioritas nasional revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.
Sekretariat Kabinet setelah terlibat dalam beberapa kali Rapat Koordinasi terkait
peningkatan budaya literasi menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Pemerintah Pusat perlu melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan indikator Budaya Literasi agar dapat mencapai target pada tahun 2024.
2. Pemerintah perlu mendukung peningkatan posisi Indonesia dalam berbagai indikator
global seperti Programme for International Student Assesment (PISA) dan indeks daya
saing global.
3. Pemerintah perlu segera menyusun Roadmap Peningkatan Budaya Literasi sebagai
wadah kolaborasi dan sinergi peran seluruh pemangku kepentingan dalam peningkatan
budaya literasi.
4. Pemerintah perlu melakukan upaya peningkatan nilai Dimensi Budaya Literasi agar
dapat mencapai target dengan melakukan upaya berikut: peningkatan akses dan
kualitas layanan literasi (perpustakaan umum provinsi/kabupaten/kota, perpustakaan
sekolah/madrasah, perpustakaan desa, dan taman bacaan masyarakat); peningkatan
ketersediaan konten literasi yang berkualitas dalam berbagai moda (buku, ebook, video,
dll); peningkatan budaya kegemaran membaca melalui sekolah, keluarga dan
masyarakat; dan peningkatan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi dalam
mendukung transformasi digital.
Atas rekomendasi tersebut telah dilakukan tindak lanjut berupa pelaksanaan Rapat
Koordinasi untuk membahas Penyusunan Peta Jalan Gerakan Literasi Nasional 2020—2024
yang diprakarsai oleh Kemenko Bidang PMK pada tanggal 25 Februari 2021; Rapat
Koordinasi untuk membahas Penyediaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)/Perpustakaan
pada Setiap Desa yang diprakarsai Kemenko Bidang PMK pada tanggal 18 Februari 2021;
Rapat Koordinasi Pembahasan Peta Jalan Peningkatan Budaya Literasi yang diprakarsai
oleh Kemenko PMK pada tanggal 20 Mei 2021.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 67
Persiapan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX dan Pekan
Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVI di Papua Tahun 2021
68 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
4. Pemerintah Provinsi Papua segera mengajukan permohonan tambahan anggaran
penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021 kepada Presiden,
untuk selanjutnya dapat dilakukan reviu bersama Kemenpora dan Kementerian
Keuangan.
5. Persiapan penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI Papua Tahun 2021 perlu dibahas
dalam Rapat Terbatas untuk memperoleh arahan Presiden guna memastikan
penyelenggaraan PON Papua dapat berjalan dengan sukses.
Kota Tarakan yang termasuk dalam WPP 716, tidak termasuk dalam lokasi proyek
prioritas strategis (integrasi Pelabuhan Perikanan dan Fish Market Bertaraf Internasional)
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 (Sulawesi
Utara, Sumatera Utara/Riau, dan Maluku). Pembangunan industri perikanan di Juata Laut,
Kota Tarakan perlu dikaji ulang dengan memperhatikan RPJMN Tahun 2020-2024,
mengingat di lokasi terdekat sudah terdapat SKPT Sebatik. Sehingga, Pemerintah perlu
mengoptimalkan dan memperkuat SKPT Sebatik Nunukan yang berlokasi di Kalimantan
Utara yang telah berjalan dengan baik. Demikian rekomendasi yang disampaikan kepada
Presiden melalui memorandum nomor: M.0029/Seskab/01/2021 tanggal 13 Januari 2021.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 69
Presiden guna meningkatkan konektivitas nasional dan mendukung pertumbuhan
ekonomi khususnya di Kabupaten Purbalingga dan Provinsi Jawa Tengah secara umum.
Bandara Jenderal Besar Soedirman dibangun diatas lahan milik TNI AU dan memiliki
panjang runway 1.600 x 30 m serta apron yang dapat menampung 2 pesawat sejenis ATR-
72. Saat ini Bandara Jenderal Besar Soedirman memiliki terminal penumpang sementara
seluas ± 457 m2 (tahap 1) yang dapat melayani penumpang sebanyak ± 13.000 penumpang/
tahun.
Pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar -9,31% (YoY).
Penurunan realisasi penerimaan daerah Provinsi Bali sebesar 18,05% (yoy), konstraksi
dimaksud sangat mempengaruhi perekonomian Bali karena pariwisata berkontribusi sebesar
54% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Sekretariat Kabinet menyampaikan briefing sheet dan infografis Rapat Internal Upaya
Pemulihan Pariwisata Bali melalui memorandum Sekretaris Kabinet nomor:
M.0486/Seskab/06/2021 (Rapin dipimpin Presiden telah dilaksanakan tanggal 7 Juni 2021)
dengan rekomendasi:
1. perlu ditingkatkan rasa aman berwisata di Bali, antara lain melalui percepatan
pelaksanaan vaksinasi di Bali, optimalisasi penggunaan e-Hac, dan penerapan protokol
kesehatan yang ketat dalam pelaksanaan ritual keagamaan;
2. perlu upaya peningkatan minat wisatawan lokal, antara lain melalui promosi
membangkitkan kepercayaan wisatawan nusantara;
3. perlu upaya diversifikasi ekonomi Bali, antara lain melalui pengembangan sektor
produktif lainnya selain pariwisata, seperti sektor ekonomi kreatif (film, kriya, dan
70 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
fashion) dan pertanian mengingat sektor pertanian merupakan sektor penyumbang
pendapatan daerah terbesar kedua setelah pariwisata; dan
4. persiapan pembukaan Koridor Bali untuk Wisman, antara lain melalui kesiapan protokol
kesehatan di bandara, pelabuhan, dan moda trasnportasi lain; pelaksanaan vaksinasi; dan
penyediaan fasilitas kesehatan.
Pada tanggal 7 Juli 2021, Presiden telah menyelenggarakan Rapat Internal tentang
Mekanisme Pengaturan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Sekretariat Kabinet
menindaklanjuti penyelenggaraan Rapat Internal tersebut dengan menyiapkan bahan
berupa briefing sheet dan infografis yang telah disampaikan kepada Presiden melalui
memorandum Sekretaris Kabinet nomor M.0566/Seskab/07/2021 tanggal 7 Juli 2021.
Beberapa rekomendasi yang disampaikan oleh Sekretariat Kabinet diantaranya adalah
mencari cara agar mekanisme disposal stok dapat diimplementasikan, memanfaatkan stok
CBP yang masih banyak untuk bantuan sosial beras, serta percepatan pembentukan Badan
Pangan Nasional.
Dalam Rapat Internal tersebut, Presiden memberikan arahan dan persetujuan atas
usulan Menteri Keuangan terkait jumlah stok beras Perum BULOG yang akan disalurkan
melalui bansos sebesar 200 ribu ton dan diberikan kepada nama-nama penerima Program
Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (BST) sebanyak 20 juta Keluarga
Penerima Manfaat (KPM). Setiap KPM akan mendapatkan tambahan 10 kg beras. Berkaitan
dengan hal tersebut, Menteri Keuangan pastikan untuk:
a. Memberikan tambahan anggaran kepada Menteri Sosial sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) agar dapat membeli beras ke Perum BULOG;
b. Bersama Menteri Sosial, Dirut Perum BULOG, dan para pimpinan K/L terkait, untuk
segera mengatur terkait mekanisme penyaluran stok beras tersebut sehingga dapat
terealisasi. Apabila memungkinkan, lakukan penyaluran beras tersebut dalam kurun
waktu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini;
c. Total kebutuhan anggaran Rp.2,3 triliun dihitung berdasarkan kebutuhan Perum BULOG
untuk menyerap 500 ribu ton gabah petani dengan harga Rp.4.250 per kg. Menteri
Keuangan menghitung kembali kebutuhan anggaran penyaluran stok beras Perum
BULOG sebanyak 200 ribu ton melalui bansos oleh Menteri Sosial.
Menindaklanjuti Apres tersebut, Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan
Rakor Tingkat Eselon I dengan mengundang K/L terkait (Kemenko Perekonomian,
Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, dan Perum BULOG) pada tanggal 8 Juli dan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 71
9 Juli 2021 untuk mendetailkan program penyaluran/bantuan beras CBP tersebut agar
segera dapat dilaksankan di masa PPKM.
Gambar 3.21 Rakor Tingkat Es. I, 8 Juli 2021 Gambar 3.22 Rakor Tingkat Es. I, 9 Juli 2021
Sekretariat Kabinet Sekretariat Kabinet
Menindaklanjuti Arahan Presiden dan surat Sekretaris Kabinet, Perum BULOG telah
menyalurkan beras CBP tersebut kepada masyarakat pada masa PPKM dimulai pada
pertengahan Juli 2021 dan mencapai 100% sebesar 200.000 ton pada tanggal 8 Juli 2021.
72 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Gambar 3.23 Realisasi Penyaluran Bantuan CBP per 8 Agustus 2021
Selanjutnya, pasca realisasi 100% penyaluran bantuan beras dimaksud, Sekretariat
Kabinet tetap terlibat aktif dalam kegiatan evaluasi terhadap program penyaluran bantuan
beras tersebut, yaitu dengan mengikuti FGD Evaluasi dan Rekonsiliasi Pelaksanaan
Pendistribusian BB-PPKM Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Perum BULOG (27
Agustus 2021), serta melaksanakan kegiatan pemantauan (monitoring dan evaluasi)
bersama Perum BULOG ke Banyuwangi, Jawa Timur (16-18 September 2021) dan provinsi
Lampung (22-24 September 2021).
Hasil pelaksanaan kegiatan BB-PPKM Tahun 2021 yang telah mencapai 100 % dan
dilengkapi dengan kegiatan pemantauan ke Jawa Timur dan Lampung telah dilaporkan
kepada Presiden melalui memorandum Sekretaris Kabinet nomor M.0820/Seskab/09/2021
tanggal 29 September 2021.
Sejarah mencatat, Indonesia pernah berjaya sebagai negara produsen gula terbesar
di dunia, yang memiliki pabrik pengolahan mencapai 179 unit dan menjadikan Indonesa
sebagai negara eksportir ke-2 terbesar di dunia setelah Kuba. Berangkat dari catatan
tersebut, dalam RPJMN 2020-2024 peningkatan produksi Gula Kristal Putih (GKP) menjadi
target yang ditetapkan dalam mendukung tercapainya swasembada gula konsumsi.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 73
Berdasarkan data Kementerian BUMN kebutuhan gula nasional diprediksi akan mengalami
peningkatan hingga mencapai 3,8 juta ton di tahun 2025 dan 4,4 juta ton di tahun 2030.
Namun demikian, hingga saat ini produksi komoditas gula ini belum menunjukkan
perbaikan yang signifikan. Kelangkaan komoditas gula dan tingginya harga di tingkat
konsumen merupakan permasalahan yang berulang kali terjadi.
74 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
d. Menko Perekonomian dan Menteri Perindustrian agar dalam memberikan kuota impor
kepada BUMN, memperhatikan: (a) perhitungan besaran alokasi impor raw sugar
produk GKP telah memaksimalkan kecukupan produksi dalam negeri; (b) tidak
memberikan izin impor pada masa giling tebu; (c) mengkalkulasi jadwal kedatangan izin
impor; dan (d) mekanisme penentuan kuota impor sesuai Permendag 14/2020.
Menteri BUMN dan Menteri Keuangan diharapkan dapat terus mengawal proses
pembentukan Sugar Co. dan mengawasi dengan baik sehingga proses pembentukannya
tidak mengganggu pelaksanaan produksi gula. Mitigasi secara cermat potensi resiko yang
akan terjadi dan siapkan solusinya. Dalam hal ini, termasuk resiko penyelarasan kebijakan
dan target penyelesaian pembentukan Sugar Co pada 31 Desember 2021.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 75
digunakan untuk penanganan Covid-19, untuk penanganan kesehatan yang menjadi
prioritas pemerintah dalam menekan laju kenaikan kasus Covid-19.
b. Refocusing dilaksanakan bersumber dari jenis belanja barang, belanja modal, dan
belanja pegawai yang berasal dari belanja barang operasional dan non operasional.
Kriteria refocusing K/L, antara lain sisa anggaran belanja K/L per 19 Juli 2021 yang belum
terserap di luar program pemulihan ekonomi nasional, tetapi dapat meliputi alokasi
program prioritas nasional dan anggaran multiyear contract yang dapat
direkomposisi/diluncurkan di tahun anggaran berikutnya, yang antara lain berasal
diantaranya dari belanja honorarium, perjalanan dinas, paket meeting, belanja jasa,
bantuan kepada masyarakat bukan arahan Presiden, pembangunan gedung, serta
belanja pegawai dan belanja operasional pada akhir tahun yang tidak akan terserap.
c. Sebagaimana yang telah diatur dalam surat Menteri Keuangan tersebut, refocusing
dapat dilakukan melalui jenis belanja barang, belanja modal, dan belanja pegawai yang
berasal dari belanja barang operasional dan non operasional (belanja yang produktif
sehingga kualitas belanja menjadi kunci). Oleh karena itu, BP2MI dapat melakukan
refocusing dan realokasi belanja K/L TA 2021 Tahap IV yang tidak hanya bersumber dari
Belanja Tidak Mengikat, namun berasal dari Belanja Mengikat APBN BP2MI.
76 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Sekretariat Kabinet berpandangan Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang dan
Pengembang PLTB Sidenreng Rappang Ekspansi perlu segera menyampaikan rencana
pembangunan PLTB Sidrap Ekspansi tersebut kepada Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (Kementerian ESDM), termasuk penyelesaian proses Perjanjian Jual Beli
Listrik (PJBL) antara PT PLN dengan PT UPC Sidrap Bayu Energi selaku pengembang.
Adapun permohonan Bupati Sidrap terkait percepatan proses pengadaan Proyek PLTB
Sidrap Ekspansi telah disampaikan ke Kementerian ESDM guna penelaahan lebih lanjut.
Adapun tindak lanjut dan perkembangan dari Rapat Internal tersebut antara lain:
a. OJK akan melakukan moratorium untuk penerbitan izin fintech atas pinjaman online
legal yang baru dan Kemenkominfo juga akan melakukan moratorium penerbitan
penyelenggara sistem elektronik untuk pinjaman online yang baru.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 77
b. Per 22 Oktober 2021, Kepolisian telah menangani 13 kasus pinjaman online ilegal
dengan 57 tersangka yang terungkap serta tertangkap.
c. Per 16 Oktober 2021, Kemenkominfo telah melakukan penutupan terhadap 1.856
lembaga pinjaman online ilegal yang tersebar di website, Google Play Store, YouTube,
Facebook, dan Instagram, serta di file sharing.
Kehadiran Presiden dalam National Day pada Expo 2020 Dubai Expo
Gambar 3.24 Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Paviliun Indonesia dan menghadiri
National Day Expo 2020 Dubai, tanggal 4 November 2021 di Persatuan Emirat Arab
Expo 2020 Dubai akan berlangsung pada tanggal 1 Oktober 2021 s.d. 31 Maret 2022
(182 hari) di Dubai, Persatuan Emirat Arab, yang diharapkan dapat menjadi platform bagi
Indonesia untuk menarik investasi, mempromosikan kerja sama perdagangan dan
pariwisata internasional, sekaligus momentum bangkitnya citra bangsa setelah pandemi.
Tema paviliun Indonesia adalah Transforming Future Civilization through Innovation and
Diversity dengan tagline Home of Diversity A Feeling of Tomorrow, dengan konsep
keberagaman budaya, kreativitas dan inovasi anak bangsa, serta pencapaian dan prestasi
Indonesia.
78 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
c. Kesempatan untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Negara
Persatuan Emirat Arab dan Negara peserta Expo 2020 Dubai lainnya.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 79
rencana strategis masing-masing kementerian/lembaga sebagai bagian dari dokumen
perencanaan pembangunan; dan
b. pedoman bagi gubernur dan bupati/wali kota untuk penyusunan kebijakan
percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan
pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota terkait.
6. Ketentuan PUU yang mengatur percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
(PSN) berlaku bagi pelaksanaan Perpres.
7. Dalam rangka melaksanakan percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan
Jawa Barat Bagian Selatan, K/L dan Pemda memberikan dukungan sesuai dengan
kewenangan berdasarkan ketentuan PUU.
8. Dalam rangka meningkatkan kemanfaatan pembangunan Kawasan Rebana dan
Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan, K/L dan/atau Pemda dapat melakukan kerja sama
dengan daerah lain maupun pihak ketiga sesuai dengan ketentuan PUU.
9. Pendanaan untuk pelaksanaan percepatan pembangunan Kawasan Rebana dan
Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan dapat bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
c. kerja sama pemerintah dengan badan usaha; dan/atau
d. sumber pembiayaan lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
10. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah melakukan pengawasan atas tata kelola
percepatan pelaksanaan Rencana Induk sesuai dengan ketentuan PUU.
11. Dalam rangka mendukung pelaksanaan percepatan pembangunan Kawasan Rebana
dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Prioritas (KPPIP) yang dibentuk dengan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2014
tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 75 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas,
melaksanakan:
a. pendampingan atas ketersediaan dokumen perencanaan, penyiapan, dan
pelaksanaan Rencana Induk; dan
b. penyelesaian hambatan dan pengawasan percepatan pembangunan Kawasan
Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.
12. Perubahan proyek dalam Rencana Induk, monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan Perpres ini dilakukan sesuai dengan ketentuan PUU yang mengatur
mengenai PSN.
80 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
13. Perubahan Rencana Induk dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pembangunan Kawasan
Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan.
14. Pada saat Perpres mulai berlaku, menteri/kepala lembaga, gubernur, dan bupati/wali
kota wajib menyesuaikan dokumen perencanaan K/L dan Pemda dengan berpedoman
pada Perpres ini.
Sekretariat Kabinet telah menetapkan Perseskab Nomor 1 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Pengkajian dan Pemberian Rekomendasi Atas Rencana Kebijakan
Kementerian/Lembaga Dalam Bentuk Peraturan Menteri/Kepala Lembaga Yang Perlu
Mendapatkan Persetujuan Presiden pada tanggal 29 Januari 2021. Pada pasal 3 disebutkan
bahwa rencana kebijakan K/L dalam bentuk Permen/Perka L yang wajib dimintakan
persetujuan Presiden terlebih dahulu adalah yang memiliki kriteria: a) berdampak luas bagi
kehidupan masyarakat; b) bersifat strategis (antara lain berpengaruh pada program
prioritas Presiden, target yang ditetapkan Pemerintah dalam RPJM dan RKP, pertahanan
dan keamanan, serta keuangan negara); atau lintas sektor atau lintas K/L. Perseskab
tersebut mengatur teknis penanganan permohonan persetujuan dari pemrakarsa sampai
dengan penyampaian hasil persetujuan Presiden kepada pemrakarsa. Kemudian pada
tanggal 2 Agustus 2021 terbit Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2021 tentang Pemberian
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 81
Persetujuan Terhadap Rancangan Peraturan Menteri/Kepala Lembaga. Persetujuan
Presiden didefinisikan sebagai petunjuk atau Apres, baik yang diberikan secara lisan atau
tertulis maupun pemberian keputusan dalam sidang kabinet/rapat terbatas. Ditegaskan
dalam Perpres bahwa sebelum dimintakan Persetujuan Presiden, Rancangan
Permen/Perka L telah melalui pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi
yang dikoordinasikan oleh menteri atau kepala lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pembentukan peraturan perundang-undangan.
IKU kedua ini mengukur keberhasilan kinerja Sekretariat Kabinet atas layanan
pemberian rekomendasi Permen/Perka L melalui proses pengkajian yang dilaksanakan
Sekretariat Kabinet. Berikut ini formulasi pengukuran IKU kedua sasaran strategis pertama:
Kriteria yang digunakan untuk menetapkan rekomendasi atas rencana kebijakan K/L
dalam bentuk Permen/Perka L yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden yang
ditindaklanjuti dapat dilihat pada gambar 3.9., yakni 1) rekomendasi Sekretariat Kabinet
berupa ditetapkannya atau dibatalkannya suatu Permen/Perka L disetujui Presiden, 2) hasil
analisis atas substansi Permen/Perka L berupa usulan perbaikan kepada K/L pemrakarsa
ditindaklanjuti oleh K/L pemrakarsa
82 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Gambar 3.25 Tampilan Dashboard Laporan SIPPERMEN
Sampai dengan tahun 2021 jumlah usulan Permen yang telah ditangani Sekretariat
Kabinet sesuai data SIPPERMEN adalah sebanyak 315 usulan dan yang sesuai kriteria telah
dikaji Sekretariat Kabinet kemudian disampaikan kepada Presiden adalah sebanyak 274
rekomendasi yang seluruhnya telah ditindaklanjuti. Jumlah rekomendasi terkait
Permen/Perka L per-bidang beserta hasil tindaklanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 83
Target IKU 2 Sasaran Strategis pertama di tahun 2021 adalah 91% meningkat dari
tahun sebelumnya 90%, berikut ini perbandingan capaian tahun 2020 dengan tahun 2021.
120%
274
111.11% 274
100% 260
100.00% Target
109.89%
90% 100.00% 210 Realisasi
80%
91%
Persen
Capaian
60% 160
Jumlah
Output
40% 110
Outcome
20% 26 60
26
0% 10
2020 2021
Gambar 3.26 Grafik Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Strategis 1
Tahun 2020 dan Tahun 2021
Target yang ditetapkan pada IKU 2 sasaran strategis 1 tahun 2021 sebesar 91%, naik
dari target yang ditetapkan di tahun 2020 sebesar 90%. Pada tahun 2021 diperoleh realisasi
sebesar 100% dan capaian 109,98%. Sama seperti IKU pertama, output tahun 2020
menunjukkan data penanganan Permen/Perka selama triwulan ke IV sehingga baru
berjumlah 26 rekomendasi dan dikarenakan terdapat peningkatan target dari 90% menjadi
91% dengan realisasi 100% maka capaian kinerja tahun 2021 menjadi 109,89%.
Sebagai gambaran pencapaian IKU kedua sasaran strategis 1, berikut ini beberapa
rekomendasi yang dihasilkan Sekretariat Kabinet dan telah ditindaklanjuti stakeholders.
84 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Sekretariat Kabinet turut berpartisipasi dalam
diskusi informal maupun rapat harmonisasi akhir
terhadap RPermendagri tentang DPMPTSP yang
diselenggarakan oleh Kemendagri bersama dengan
Kemenkumham, guna pembulatan dan pemantapan
konsepsi, baik dari sisi substansi maupun prosedur
penyusunan PUU. Selanjutnya, RPermendagri
tersebut telah mendapat persetujuan tertulis dari
Presiden dan telah disampaikan kepada Mendagri,
melalui surat Sekretaris Kabinet Nomor
B.0153/Seskab/Polhukam/04/2021 tanggal 30 April
Gambar 3.27 Surat Sekretaris Kabinet
2021, dengan mempertimbangkan bahwa: kepada Menteri Dalam Negeri perihal
1. RPermendagri telah sejalan dengan UU Cipta Persetujuan Presiden terhadap
RPermendagri tentang DPMPTSP
Kerja dan PP Nomor 6 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di Daerah.
2. Substansi RPermendagri telah sesuai dengan arahan Presiden terkait penyederhanaan
birokrasi melalui pemangkasan beberapa jabatan struktural dan mengalihkannya
menjadi jabatan fungsional.
3. RPermendagri tentang DPMPTSP akan menjadi pedoman bagi pemerintah daerah
dalam memperbarui dan menyeragamkan kelembagaan DPMPTSP agar pelaksanaan
tugasnya dapat berjalan optimal.
4. RPermendagri telah dibahas dan disepakati dengan instansi terkait serta telah melalui
proses harmonisasi.
Pengkajian dan pemberian rekomendasi atas Tarif BLU Badan Pengelola Dana
Perkebunan Kelapa Sawit pada Kementerian Keuangan
Presiden dalam Rapat Internal tentang Kebijakan Pungutan Ekspor dan Bea Keluar
Kelapa Sawit pada tanggal 12 April 2021 memberikan arahan yang intinya meminta agar tarif
Pungutan Ekspor (PE) dihitung kembali dengan mempertimbangkan daya saing produk
kelapa sawit, kesejahteraan petani, dan kelangsungan layanan BLU BPDPKS antara lain
insentif program Biodiesel B30 dan layanan Peremajaan Sawit Rakyat. Menindaklanjuti
arahan tersebut, Sekretariat Kabinet berperan aktif dalam mengawal penyusunan
RPermen Keuangan mengenai Perubahan Kedua PMK Nomor 57/PMK.05/2020 tentang
Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada
Kementerian Keuangan.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 85
Sekretariat Kabinet juga
melakukan pengkajian guna pemberian
rekomendasi kepada Presiden pada
saat pengajuan persetujuan Presiden
atas RPermen dimaksud dengan tujuan
untuk memastikan bahwa substansi
RPermen tidak berpotensi
menimbulkan polemik dan sesuai
dengan arahan Presiden dalam Rapat
Gambar 3.28 Rapat Pembahasan RPMK BLU Badan
Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Internal tersebut.
Kemenkeu
Sekretariat Kabinet telah
memberikan rekomendasi kepada Presiden untuk dapat memberikan persetujuan atas
penerbitan RPermen dimaksud. Persetujuan Presiden telah diberikan melalui surat Seskab
Nomor B.0212/Seskab/Ekon/06/2021 dan telah terbit PMK dengan Nomor 76/PMK.05/2021
yang mengatur tarif BLU Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada
Kementerian Keuangan.
86 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
d. Permen Perindustrian tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bidang Perindustrian;
e. Permen Perindustrian tentang Tata Cara Pengawasan dan Pengendalian Industri;
f. Permen Perindustrian tentang Ketentuan Penjualan atau Pemindahtanganan Bahan
Baku dan/atau Bahan Penolong Sisa; dan
g. Permen Perindustrian tentang Pelaporan Perusahaan Industri Strategis yang Telah
Ditetapkan Jumlah Produksi, Distribusi, dan Harga Produknya.
Peraturan yang disusun tentunya harus bisa menjawab permasalahan yang ada di
lapangan serta permasalahan yang selama ini menjadi hambatan, utamanya dalam
pelaksanaan perizinan berusaha. Sekretariat Kabinet mengawal proses penyusunan aturan
pelaksana UU Cipta Kerja, termasuk substansi pengaturan Permen yang diamanatkan
dalam Peraturan Pemerintah pelaksana UU Cipta Kerja. Sekretariat Kabinet terlibat aktif
baik dalam proses penyusunan, proses harmonisasi serta perolehan persetutujuan
Presiden. Berikut ini Permen di Bidang Pengembangan Usaha dan Wilayah yang telah
diberikan persetujuan Presidennya selama Tahun 2021.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 87
Tabel 3.5 Daftar Permen di Bidang Pengembangan Usaha dan Wilayah selama Tahun 2021
88 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
No Judul Rancangan Peraturan Menteri Nomor Surat
Persetujuan Presiden
12 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pelaksanaan B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan
Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang
13 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Koordinasi B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
Penyelenggaraan Penataan Ruang
14 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pendidikan dan B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
Pelatihan Bidang Penataan Ruang dan Pembinaan
Profesi Perencana Tata Ruang
15 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Tata Cara B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah
Telantar
16 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pelaksanaan B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Pengawasan
Penataan Ruang
17 RPermen ATR/Kepala BPN tentang Pertimbangan B.0164/Seskab/Ekon/05/2021
Teknis Pertanahan
18 RPeraturan BIG tentang Pengusulan Penyelenggaraan B.0165/Seskab/Ekon/05/2021
Informasi Geospasial di Luar Rencana Aksi
Penyelenggaraan Informasi Geospasial Nasional
19 RPeraturan BIG tentang Sistem Referensi Geospasial B.0189/Seskab/Ekon/05/2021
Indonesia
20 RPeraturan BIG tentang Tenaga Profesional yang B.0189/Seskab/Ekon/05/2021
Tersertifikasi di Bidang Informasi Geospasial
21 RPeraturan BIG tentang Tata Cara Pemberian B.0189/Seskab/Ekon/05/2021
Persetujuan Pengolahan Data Geospasial dan
Informasi Geospasial di Luar Negeri Bidang Informasi
Geospasial
22 RPeraturan BIG tentang Pelaksanaan Persetujuan B.0189/Seskab/Ekon/05/2021
Pengumpulan Data Geospasial
23 Rancangan Permen Keuangan tentang Perubahan atas B.0103/Seskab/Ekon/04/2021
Permen Keuangan Nomor 237/PMK.010/2020 tentang
Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan, dan Cukai pada
KEK
24 Rancangan Permen Keuangan tentang Pemasukan B.0154/Seskab/Ekon/04/2021
dan Pengeluaran Barang ke dan dari Kawasan yang
Telah Ditetapkan Sebagai Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas
Permen tersebut selain menjadi acuan teknis dalam implementasi tetapi juga
sebagai jawaban atas permasalahan yang selama ini menghambat pengembangan usaha
dan wilayah. Sebagai contoh, sebelum UU Cipta Kerja berlaku, Izin Lokasi dan
Pertimbangan Teknis Pertanahan menjadi syarat untuk kegiatan pemanfaatan ruang.
Penerbitan Izin Lokasi dan Pertimbangan Teknis Pertanahan dinilai lambat dengan
memerlukan waktu 22 hari. Namun, pada implementasinya pelaksanaan tersebut dapat
berlangsung lebih lama, terlebih apabila suatu kegiatan tidak terdapat dalam rencana tata
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 89
ruang maka izin lokasi tidak bisa diberikan. Hal tersebut tentunya menjadi hambatan dalam
kegiatan berusaha. Melalui UU Cipta Kerja, Pemerintah menghapus Izin Lokasi dan
mengubahnya menjadi pemberian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang atau KKPR.
KKPR juga telah mencakup pertimbangan teknis pertanahan. Ketentuan detail mengenai
KKPR diatur dalam Permen Agraria dan Tata Ruang.
Terkait paket regulasi UU Cipta Kerja di bidang Pertanian, Sekretariat Kabinet telah
terlibat dalam mengawal proses penyusunan 7 (tujuh) Rancangan Permen Pertanian
sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Pertanian. Sekretariat Kabinet telah
memberikan rekomendasi kepada Presiden untuk dapat memberikan persetujuan atas
penerbitan RPermentan dimaksud dan telah dikeluarkan persetujuan Presiden melalui
surat Sekretaris Kabinet Nomor B.149/Seskab/ Ekon/4/2021, tanggal 26 April 2021 dan Surat
Sekretaris Kabinet Nomor B.163/Seskab/ Ekon/05/2021, tanggal 7 Mei 2021.
Untuk Bidang Riset dan Teknologi, Sekretariat Kabinet telah terlibat dalam
mengawal proses penyusunan Rancangan Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
90 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Sektor Ketenaganukliran, dan telah memproses persetujuan Presiden atas substansi
Peraturan dimaksud dengan mengeluarkan Surat Sekretaris Kabinet Nomor B.116/Seskab/
Ekon/04/2021, tanggal 12 April 2021. Lebih lanjut, pada tanggal 31 Mei 2021 telah ditetapkan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 3 Tahun 2021 tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Standar Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Ketenaganukliran.
Gambar 3.29 Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk via Zoom, 5 Maret 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 91
a. RPMK merupakan dasar hukum untuk ditetapkannya jenis dan tarif PNBP atas
pemberian layanan pengujian validitas produk RDT Antigen yang diperlukan untuk
memastikan terpenuhinya standar kualitas produk RDT Antigen dalam pelaksanaan
tracing dan screening COVID-19.
b. Penetapan jenis dan besaran tarif PNBP yang akan ditetapkan dalam RPMK terhadap
layanan uji validitas sebesar Rp694.000 (enam ratus sembilan puluh empat ribu Rupiah)
dan dalam hal terdapat pertimbangan tertentu tarif layanan tersebut dapat ditetapkan
sebesar Rp.0 (nol Rupiah) atau 0%.
92 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Permohonan Persetujuan dari Menteri Kelautan dan Perikanan kepada Presiden
guna menyisipkan Perizinan Berusaha membangun, membongkar, dan
memperpanjang pemanfaatan bangunan dan/atau instalasi di laut dalam Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No. 10 Tahun 2021 tentang Standar
Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor Kelautan dan Perikanan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 93
Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Dana Pelayanan Kepariwisataan melalui
surat Seskab Nomor B.0066/Seskab/MARVES/03/2021:
1. RPermen merupakan amanat dari Pasal 5 ayat (6) Perpres Nomor 113 Tahun 2020 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021.
2. RPermen akan menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam penggunaan DAK
Nonfisik Dana Pelayanan Kepariwisataan, serta format pelaporan dan evaluasi secara
berkala.
3. RPermen pada intinya mengatur mengenai kegiatan yang dapat didanai menggunakan
DAK Nonfisik Dana Pelayanan Kepariwisataan, serta pelaporan, pemantauan, dan evaluasi
penggunaan DAK Nonfisik.
4. RPermen merupakan salah satu kebijakan untuk mendukung kelancaran
penyelenggaraan urusan daerah di bidang pelayanan kepariwisataan sebagaimana
tertuang dalam RPJMN 2020-2024.
94 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
1. RPermen diperlukan untuk mengganti Permen Pariwisata Nomor 22 Tahun 2015 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Kementerian Pariwisata, yang beberapa kali diubah
terakhir dengan Permen Pariwisata Nomor 13 Tahun 2017, yang sudah tidak sesuai lagi
dengan tugas dan fungsi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini.
2. Sebagai pedoman bagi Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di daerah dalam
penyelenggaraan dekonsentrasi untuk mewujudkan penyelarasan dan pemerataan
pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif di seluruh provinsi dalam mendukung
pencapaian agenda prioritas pembangunan nasional.
3. RPermen pada intinya mengatur mengenai penyelenggaraan dekonsentrasi serta
pembinaan dan pengawasan.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 95
RPermendagri dimaksud telah diharmonisasi di Kemenkumham (surat Sesjen
Kemenkumham Nomor: PPE.PP.01.03-1675 tanggal 22 September 2021). Namun demikian,
Sekretariat Kabinet tidak terlibat dalam forum
harmonisasi tersebut.
Plt. Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik (BPS) kepada Deputi Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan menyampaikan undangan rapat Harmonisasi Rancangan Peraturan
Kepala Badan Pusat Statistik tentang Master File Standar Data Statistik Tahun 2021 (RPerka
BPS tentang MFSDS Tahun 2021) dan Rancangan Peraturan BPS tentang Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara (RPerka BPS tentang LHKPN).
Rapat diselenggarakan secara daring pada hari Rabu tanggal 29 September 2021,
yang dihadiri perwakilan dari Kemenkumham serta Sekretariat Kabinet. Dalam rapat
diantaranya disampaikan bahwa RPerka BPS tentang MFSDS Tahun 2021 merupakan
penyempurnaan dan penguatan Perka BPS tentang MFSDS Tahun 2020 yang berisi data
rujukan atau pedoman bagi K/L dalam penyusun data statistik dan pembentukan RPerka
BPS tentang LHKPN dimaksudkan guna mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih
dan bebas dari KKN di lingkungan BPS.
96 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Sekretariat Kabinet memberikan rekomendasi mengingat RPerka BPS tentang
MFSDS Tahun 2021 merupakan pedoman atau petunjuk teknis bagi K/L dalam menyusun
data statistik dan dijadikan dasar rujukan dalam kegiatan statistik guna kepentingan
program Satu Data Indonesia (SDI), maka RPerka BPS tersebut bersifat sangat strategis
serta lintas sektoral sehingga memerlukan persetujuan Presiden. Sedangkan untuk RPerka
BPS tentang LHKPN di Lingkungan BPS tidak memerlukan persetujuan Presiden,
mengingat Rancangan Peraturan BPS tersebut hanya bersifat mengatur secara internal
BPS saja, serta tidak berdampak luas bagi masyarakat dan tidak lintas sektoral.
RPerka BNN ini sendiri mengatur bahwa penyelenggaraan KOTAN di daerah harus
memenuhi variabel seperti ketahanan keluarga, ketahanan masyarakat, kewilayahan,
kelembagaan, dan hukum yang berpotensi bersinggungan dengan program K/L terkait
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 97
serta pemda yang dilaksanakan di daerah. Lebih lanjut, Pemda dapat menyinergikan
stakeholder dari K/L serta sektor non pemerintah demi mendukung upaya antisipasi,
adaptasi, dan mitigasi ancaman narkoba. Sekretaris Kabinet melalui surat nomor:
B.0316/Seskab/Polhukam/09/2021 tanggal 23 September 2021 kepada Kepala BNN
menyampaikan persetujuan Presiden atas peraturan dimaksud.
RPMK ini bertujuan untuk memberikan kemudahan pemanfaatan insentif yang lebih
luas sehingga dapat mendukung stabilitas ekonomi dan produktivitas masyarakat sebagai
pekerja maupun pelaku usaha.
Perubahan kedua mencakup sektor eligible untuk jenis insentif Pengurangan PPh
Pasal 25, Pembebasan PPh Pasal 22 Impor, dan Restitusi PPN dipercepat. Selain itu, RPMK
dimaksud juga mencakup relaksasi penyampaian pemberitahuan pemanfaatan insentif
pengurangan PPh Pasal 25 untuk Masa Oktober 2021 paling lambat 15 November 2021, serta
perpanjangan jangka waktu pembetulan laporan realisasi PPh DTP Masa Pajak Jan-Jun 2021
paling lambat 30 November 2021.
98 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
berjumlah 216 kodel KLU menjadi 481 kode KLU, dan dapat dimanfaatkan sejak Masa
Pajak Oktober 2021 dengan penyampaian pemberitahuan paling lambat 15 November
2021; (3) penambahan sektor penerima insentif pengembalian pendahuluan PPN lebih
bayar dari sebelumnya berjumlah 132 kode KLU menjadi 229 kode KLU, dan dapat
dimanfaatkan untuk Masa Pajak Oktober 2021 s.d. Masa Pajak Desember 2021 serta
disampaikan paling lambat 31 Januari 2022; dan (4) pembetulan laporan realisasi
pemanfaatan insentif PPh Pasal 21 DTP, PPh Final DTP, dan PPh Final DTP atas
penghasilan WP Penerima Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-
TGAI) untuk Masa Pajak Januari 2021 s.d. Juni 2021 disampaikan paling lambat 30
November 2021 (sebelumnya 31 Oktober 2021).
Presiden menyetujui penetapan RPMK tersebut, dengan pokok pertimbangan di
atas dan disampaikan melalui surat Sekretaris Kabinet Nomor B.360/Seskab/Ekon/10/2021
tanggal 25 Oktober 2021. Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet dimaksud, Menteri
Keuangan telah menetapkan PMK Nomor 149/PMK.03/2021 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak untuk Wajib
Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 yang berlaku efektif mulai tanggal 26
Oktober 2021.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 99
Manfaat Jaminan Kehilangan Pekerjaan telah ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 28
Juli 2021 menjadi Permenaker Nomor 15 Tahun 2021.
100 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Muatan materi yang diatur dalam RPerBRIN meliputi: (i) kedudukan, tugas, dan
fungsi Poltek Nuklir; (ii) susunan organisasi Poltek Nuklir; (iii) kelompok jabatan fungsional
pada Poltek Nuklir; (iv) tata kerja organisasi Poltek Nuklir; dan (v) jabatan, pengangkatan,
pemberhentian pejabat dalam organisasi Poltek Nuklir.
Selain itu, Sekretariat Kabinet juga menyampaikan bahwa RPerBRIN tersebut perlu
mendapatkan persetujuan Presiden karena dinilai
memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam
ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Presiden
Nomor 68 Tahun 2021. Dalam hal ini, kegiatan
Poltek Nuklir terkait dengan penyelenggaraan
pendidikan yang diberikan kepada masyarakat luas
dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya
manusia di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi nuklir. Selain itu, pengembangan dan
pembinaan Poltek Nuklir bersifat lintas sektor
dengan melibatkan peran BRIN,
Gambar 3.32 Surat Sekretaris Kabinet Nomor
Kemendikbudristek, dan KemenPANRB. B-0359/Seskab/Ekon/10/2021 tanggal 25
Oktober 2021
Sehubungan hal tersebut, Kepala BRIN
melalui surat Nomor B-281/HK.01.01/10/2021 tanggal 18 Oktober 2021, menyampaikan
permohonan persetujuan Presiden atas RPerBRIN kepada Sekretaris Kabinet dengan
menyertakan naskah penjelasan urgensi dan surat keterangan selesai harmonisasi dari
Kemenkumham sesuai ketentuan Pasal 6 Perpres No. 68/2021. Atas permohonan tersebut,
Sekretariat Kabinet menyampaikan persetujuan Presiden atas RPerBRIN melalui surat
Nomor B-0359/Seskab/Ekon/10/2021 tanggal 25 Oktober 2021. Selanjutnya, Kepala BRIN
melakukan penetapan RPerBRIN menjadi Peraturan BRIN Nomor 13 Tahun 2021 pada
tanggal 28 Oktober 2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1210), dan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 101
peresmian status Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia di Yogyakarta pada tanggal
30 Oktober 2021.
Gambar di atas menunjukkan output yang dihasilkan untuk mencapai sasaran kedua
“Terwujudnya hasil pengendalian peyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas” yaitu
rekomendasi alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah yang mengalami hambatan dan rekomendasi hasil pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Fungsi yang pertama
adalah penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang
102 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
mengalami hambatan, peran Sekretariat Kabinet memberikan dukungan manajemen
kabinet sehingga dapat mengatasi hambatan/kendala dari pelaksanaan kebijakan
pemerintah. Fungsi kedua, Sekretariat Kabinet melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Diharapkan dari hasil
pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah maka visi
dan misi Presiden dapat terwujud.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 103
Target yang ditetapkan pada PK tahun 2021 untuk indikator “Persentase alternatif
penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang
mengalami hambatan yang ditindaklanjuti” dan “Persentase hasil pemantauan, evaluasi,
dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang
ditindaklanjuti”, adalah 91%. Capaian indikator pertama dan kedua sasaran kedua dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
109.89%
120% 150
109.89% 136
Capaian
60% 69
Jumlah
69 70 Output
40%
50 Outcome
g
Pada tahun ke-2 periode Renstra target yang ditetapkan untuk kedua indikator
kinerja adalah 91%, grafik di atas menunjukkan bahwa selama periode tahun 2021 terdapat
sebanyak 69 output rekomendasi alternatif penyelesaian masalah atas pelaksanaan
kebijakan dan program pemerintah yang mengalami hambatan yang dihasilkan dan
seluruhnya ditindaklanjuti, sedangkan output rekomendasi atas hasil pemantauan,
evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah ada
sebanyak 136 rekomendasi yang seluruhnya ditindaklanjuti stakeholders. Dengan realisasi
sebesar 100% dibandingkan target sebesar 91% maka capaian sasaran pertama adalah
109,89% masuk dalam kategori memuaskan.
104 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Kebijakan dan program pemerintah yang dalam pelaksanaannya menghadapi
masalah besar sehingga perlu diurai menjadi masalah kecil dan sederhana sehingga dengan
mudah dapat dicari solusinya. Upaya untuk mengurai atau menghilangkan hambatan yang
sering kita sebut sebagai “debottlenecking”. Sekretariat Kabinet ikut andil dalam
memberikan alternatif penyelesaian masalah guna mengurai hambatan-hambatan yang
terjadi dalam pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Oleh karena itu Sekretariat
Kabinet harus mampu mengenali kebijakan dan program mana yang sedang mengalami
hambatan. Indikator kinerja pertama sasaran strategis kedua “Persentase alternatif
penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang
mengalami hambatan yang ditindaklanjuti” diukur dengan kriteria tindak lanjut yakni
“Alternatif penyelesaian masalah yang disampaikan Sekretariat Kabinet digunakan sebagai dasar
bertindak Presiden, Menteri dan/atau Kepala Lembaga untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi”, dengan formulasi pengukuran IKU sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 105
Tabel 3.6 Persentase Realisasi IKU 1 Sasaran Strategis 2 per Bidang
Bidang Output Outcome % Realisasi Keterangan
Politik, Hukum, Seluruh rekomendasi
9 9 100%
dan Keamanan dimanfaatkan
Seluruh rekomendasi
Perekonomian 45 45 100%
dimanfaatkan
Pembangunan
Seluruh rekomendasi
Manusia dan 6 6 100%
dimanfaatkan
Kebudayaan
Kemaritiman dan Seluruh rekomendasi
9 9 100%
Investasi dimanfaatkan
Total 69 69 100%
Target IKU 1 Sasaran Strategis kedua di tahun 2021 adalah 91% meningkat dari tahun
sebelumnya 90%, berikut ini perbandingan capaian tahun 2020 dengan tahun 2021.
90 Capaian
Jumlah
60% 69
70 Output
40% 44 69
50 Outcome
44
20% 30
0% 10
2020 2021
IKU 2.1
Gambar 3.36 Grafik Perbandingan IKU 2.1 Strategis 2 Tahun 2020 dan Tahun 2021
Capaian IKU 1 Sasaran
Capaian kinerja IKU 1 sasaran strategis kedua tahun 2021 adalah 109,89%, realisasi
100% namun karena target yang ditetapkan meningkat dari tahun sebelumnya sehingga
capaian terkesan turun dari 111,11% menjadi 109,89%. Berikut ini sekilas gambaran kinerja
yang dilaksanakan Sekretariat Kabinet pada tahun 2021 dalam rangka pelaksanaan tugas
dan fungsi penyelesaian masalah atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah
yang mengalami hambatan yang mencerminkan pencapaian indikator pertama sasaran
strategis 2, di mana rekomendasi yang dihasilkan Sekretariat Kabinet telah ditindaklanjuti
stakeholders.
106 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Terdapat beberapa poin yang disampaikan, diantaranya: Mahkamah Konstitusi
(MK) pada tanggal 18 Januari 2021 telah meregister 132 perkara perselisihan hasil pemilihan
(PHP) kepala daerah pada 116 daerah. Berdasarkan hasil pemeriksaan pendahuluan,
terdapat 100 perkara tidak dilanjutkan ke tahapan pemeriksaan persidangan selanjutnya.
Adapun perkara yang dilanjutkan ke tahapan pemeriksaan persidangan sebanyak 32
perkara pada 31 daerah, dengan keputusan sebagai berikut: 5 perkara tidak dapat diterima;
10 perkara ditolak seluruhnya; serta 17 perkara dikabulkan sebagian dan seluruhnya ( 1
perkara di Kabupaten Sekadau diperintahkan untuk dilakukan Penghitungan Suara Ulang,
serta 16 perkara dalam 15 daerah diperintahkan untuk dilakukan PSU).
Dalam penanganan perkara PHP Kepala Daerah khususnya bagi beberapa daerah
yang akan menyelenggarakan pemungutan suara ulang (PSU), Sekretariat Kabinet
memandang perlu agar penyelenggara Pilkada (KPU dan Bawaslu) memperhatikan proses
penganggaran serta kesiapan sarana dan prasarana PSU guna memastikan pelaksanaan
berjalan lancar serta tingkat partisipasi pemilih tetap tinggi.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 107
Permohonan Mediasi atas Permasalahan Bongkar Muat di Pelabuhan Nunukan
108 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Apres; b) Perlu dipertimbangkan pelibatan K/L lain, yaitu: Kementerian ATR/BPN guna
mendukung proses pembebasan lahan yang sedang berjalan serta perumusan tata ruang
wilayah di area sekitar monument; Kementerian Kominfo guna mendukung komunikasi
kepada publik bahwa percepatan pembangunan monumen dimaksud merupakan bagian
dari upaya mengenang sejarah perjuangan bangsa dan hal tersebut tidak akan
berpengaruh pada refocussing anggaran Pemerintah sebagaimana dimaksud pada Inpres;
dan c) Perlu dirumuskan mekanisme monitoring dan evaluasi dalam upaya percepatan
pembangunan monumen tersebut, guna memastikan semua yang diimplementasikan di
lapangan tetap sesuai dengan koridor perencanaan yang dirumuskan serta peraturan
perundang-undangan.
Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun Anggaran 2021 yang akan digunakan untuk
memenuhi pendanaan program vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Tapanuli Utara
Berdasarkan arahan tersebut dan sesuai dengan hasil kajian secara mendalam atas
substansi permohonan, Sekretariat Kabinet memberikan rekomendasi kepada Presiden:
a. Permohonan Bupati Taput belum menjadi prioritas untuk dipenuhi dengan
pertimbangan penetapan DAU telah didasarkan pada perhitungan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, dan kebijakan earmarking merupakan bagian dari
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 109
pelaksanaan arahan Presiden. Pemberian tambahan DAU TA 2021 kepada Kab. Taput
juga dikhawatirkan dapat menyebabkan daerah lain mengajukan permintaan tambahan
DAU.
b. Kekurangan pendanaan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah dapat dipenuhi dengan
cara mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), melakukan efisiensi anggaran,
serta refocussing dan realokasi anggaran pada program dan kegiatan prioritas untuk
penanganan kesehatan, perlindungan sosial, dan pemulihan ekonomi.
Direktur PT. Aneka Gas Industri, Tbk. (PT. AGI) kepada Sekretaris Kabinet
menyampaikan surat permohonan penyelesaian pemanfaatan Ammonium Nitrate
(NH4NO3) sebagai bahan baku produksi gas nitrous oxide (N20) untuk keperluan rumah
sakit di Indonesia.
Inti permasalahan yaitu NH4NO3 yang diimpor oleh PT. AGI tiba di daerah pabean
Indonesia pada saat Persetujuan Impor (PI) dan Importir Terdaftar (IT) yang dimiliki oleh
PT AGI telah habis masa berlakunya (dalam proses perpanjangan). PI dan IT sebelum
NH4NO3 memasuki wilayah pabean Indonesia, namun terkendala oleh proses pengurusan
perizinan Sertifikat Badan Usaha (SBU) di Kementerian Pertahanan, akibat dampak
pandemi COVID-19.
110 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
B.49/Seskab/Ekon/2/2021 tanggal 18 Februari 2021 yang intinya agar Menteri Perdagangan
dapat melakukan diskresi untuk mengatasi persoalan konkret dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan di bidang perdagangan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor
29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan (pelaksanaan dari UU Cipta
Kerja).
Sertifikat Elektronik
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 111
4. Kesiapan infrastruktur atau keamanan sistem dan data dalam proses penyediaan
sertifikat elektronik tersebut.
Selain itu dalam surat juga disampaikan bahwa ke depan, Menteri ATR sebelum
menetapkan Permen yang bersifat strategis, lintas K/L, dan/atau berdampak luas kepada
masyarakat, dapat melaporkannya terlebih dahulu kepada Presiden guna mendapatkan
persetujuan.
112 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
2. pembangunan nursery tersebut untuk tetap fokus pada 3 komoditas yakni kopi, kelapa,
dan jambu mete sebagaimana arahan Presiden dalam Rapin, dengan lokasi yang dapat
mendukung program penyiapan benih hingga replanting (end to end);
3. Kementerian Keuangan, dan Bappenas untuk menyelaraskan perencanaan dan
anggaran pembangunan nursery tanaman perkebunan dalam Rencana Kerja
Pemerintah pada tiap tahun anggaran;
4. Kemendagri sesuai tugas dan fungsinya untuk memastikan perencanaan program dan
kegiatan di daerah, agar sejalan dengan program kebijakan nasional.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 113
Pengalihan Status Lahan Kampus ITB Pangheotan Walini
Perlu percepatan pengembangan Multi Kampus GTA ITB, mengingat rencana ini
sesuai dengan program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan
mempersiapkan SDM terutama di bidang Sains, Teknologi, Teknik Rekayasa dan
Matematika (STEM). Hal tersebut diperkuat dengan Arahan Presiden dalam Ratas yaitu
bahwa lahan di sekitar Walini akan diberikan oleh pemerintah kepada ITB. Untuk itu, Rektor
ITB agar memperluas ITB dengan konsentrasi pada bidang teknik atau teknologi. Pokok
permasalahan yang saat ini dibahas adalah terkait mekanisme pengalihan aset tanah PTPN
VIII di bawah Kemen BUMN kepada Kemendikbudristek. Permasalahan tersebut saat ini
sedang ditindaklanjuti oleh ITB berkoordinasi dengan Menteri ATR.
Mengingat pipa Transmisi Gas Bumi Ruas Cirebon-Semarang termasuk PSN yang
diprioritaskan percepatan pembangunannya untuk mendukung kawasan ekonomi di Jawa
Tengah sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2019, Menko Bidang
Kemaritiman dan Investasi agar membahas permasalahan dalam pembangunan pipa
Transmisi Gas Bumi Ruas Cirebon-Semarang dalam Rapat Koordinasi bersama Menteri dan
Kepala Lembaga terkait serta BPH Migas, untuk disepakati penyelesaiannya sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
114 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Aliran Sungai (DAS dan Mangrove). Kementerian LHK perlu mempercepat penyusunan dan
penetapan Rencana Umum RHL DAS (Rencana Umum RHL DAS digunakan sebagai
panduan dalam percepatan pelaksanaan dan fokus program RHL); dan Kementerian LHK,
gubernur, atau bupati/wali kota sesuai kewenangannya serta pemegang hak pengelolaan
atau perizinan berusaha pemanfaatan hutan perlu segera menyusun dan menetapkan
rencana tahunan rehabilitasi hutan dan rehabilitasi lahan.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 115
Kementerian Keuangan, agar menyusun pembagian kewenangan dan tanggung jawab
antara Pemerintah Pusat dan Pemda terkait pendampingan UMK dimaksud.
4. Kementerian Investasi/Kepala BKPM agar mengintegrasikan sistem OSS RBA dengan
sistem penerbitan sertifikat halal pada BPJPH, serta mengakomodir seluruh kriteria
(positif list Bahan Baku dan Pendukung Halal) yang ditetapkan BPJPH ke dalam sistem
OSS RBA sebagai tapisan untuk mengajukan permohonan sertifikat halal melalui
mekanisme self declare.
5. BPJPH agar menyusun Standar Biaya Keluaran Khusus (SBKK) untuk menghitung
besaran biaya penerbitan sertifikat halal secara self declare, untuk diajukan kepada
Kementerian Keuangan sebagai dasar perhitungan penetapan alokasi anggaran
sertifikat halal selanjutnya.
Sebagai tindak lanjut dari surat tersebut, Kepala BPJPH dengan surat nomor S-
7820/BD.II/Set.BD.II/KU.00/11/2020 tanggal 24 November 2021 menyampaikan surat
balasan, yang intinya :
1. BPJPH telah mengusulkan rancangan Naskah Akademik Standar Biaya Masukan
Lainnya (SBML) kepada Menteri Agama yang kemudian akan disampaikan kepada
Menteri Keuangan untuk mendapatkan persetujuan.
2. BPJPH juga sedang melakukan finalisasi Rancangan Keputusan Menteri Agama
(RKMA) tentang Jenis Bahan Tidak Kritis dalam Proses Produk Halal yang Dikecualikan
dari Kewajiban Bersertifikat Halal. Rincian bahan tidak kritis dalam RKMA tersebut
akan digunaan sebagai referensi pada OSS untuk menentukan resiko pelaku usaha.
Pemanfaatan ekonomi digital Indonesia masih relatif kecil dan terfokus pada
konsumsi. Untuk itu, diperlukan akselerasi pembangunan prasyarat melalui investasi di
bidang SDM digital, infrastruktur digital, dan ekosistem inovasi; kerja sama Pemerintah dan
dunia usaha melalui kebijakan dan regulasi yang memfasilitasi hilirisasi ekonomi digital,
serta perlunya orkestra kebijakan hilirisasi ekonomi digital untuk membangun ekonomi
digital Indonesia yang dapat bersaing secara global.
116 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Ketenagakerjaan, dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; Direktur
Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan; Kepala Badan Pengkajian
dan Pengembangan Perdagangan, Kementerian Perdagangan; Sekretaris Jenderal
Kementerian Komunikasi dan Informatika; Direktur Jenderal Aplikasi Informatika,
Kementerian Komunikasi dan Informatika; dan Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas; dan Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM
Bidang Hubungan Antar Lembaga.
Hasil kesepakatan dalam rapat disampaikan dalam surat Sekretaris Kabinet Nomor:
B.0262/Seskab/Ekon/07/2021 tanggal 30 Juli 2021 yang intinya:
a. Pengembangan Ekonomi Digital perlu disusun ke dalam suatu masterplan yang
berfungsi sebagai platform kolaborasi dan koordinasi bagi kementerian/lembaga,
dengan menginduk pada masterplan transformasi digital saat ini dalam penyusunan di
bawah koordinasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas;
b. Perlu disusunnya rencana aksi pengembangan ekonomi digital sampai dengan tahun
2030, dengan target jangka pendek (Quick Win) 2022-2024;
c. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian segera mengoordinasikan penyusunan
masterplan ekonomi digital dan pembentukan PMO ekonomi digital sesuai arahan
Presiden.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 117
menyelenggarakan rapat membahas terkait infrastruktur pendukung Kilang Minyak Tuban
pada tanggal 19 Oktober 2021 dan 19 November 2021.
Tindak Lanjut Arahan Presiden pada Rapat Internal tentang Optimalisasi Ekspor
di Bidang Perkebunan dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional
Gambar 3.38
Peninjauan Lapangan ke Kebun Entres Jambu Mete di Balai Penelitian Tanaman Rempah & Obat
Cikampek Jawa Barat, 20-22Oktober 2021
118 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Sekretariat Kabinet telah melaporkan kepada Presiden terkait capaian tindak lanjut
Apres ini melalui memorandum Sekretaris Kabinet nomor: M.1108/Seskab/12/2021, tanggal
23 Desember 2021. Inti laporan tersebut yaitu bahwa Apres tersebut telah dilaksanakan
oleh K/L terkait dengan pengawalan dari Sekretariat Kabinet, dengan beberapa modifikasi
implementasi. Hal ini mengingat adanya kekhususan kharakteristik dari usaha perbenihan,
antara lain telah banyak pelaku penangkar benih UMK sehingga apabila pemerintah
mengambil alih memonopoli penyediaan benih dalam skala besar akan berdampak pada
pelaku UMK yang telah ada.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 119
Pada tahun 2021 Sekretariat Kabinet telah menghasilkan 136 rekomendasi hasil
pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah dan hasil monitoring atas tindak lanjut rekomendasi seluruhnya ditindaklanjuti.
Tabel berikut ini memperlihatkan output dan outcome rekomendasi per-bidang.
Target IKU 2 sasaran strategis kedua di tahun 2021 adalah 91% meningkat dari tahun
sebelumnya yaitu 90%. Berikut ini perbandingan capaian IKU 2 tahun 2020 dengan tahun
2021.
120% 150
136
100% 111.11% 100%
136 130
100% 91% Target
109.89% 110
80% 90% Realisasi
Jumlah Output
90 Capaian
Persen
70
60%
70 70 Output
40%
50 Outcome
20% 30
0% 10
2020 2021
Gambar 3.39 Grafik Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Strategis 2 Tahun 2020 dan Tahun 2021
120 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Tahun 2020 dan tahun 2021 memiliki realisasi yang sama yakni 100%, dengan adanya
peningkatan target maka persentase capaian menjadi terlihat mengalami penurunan dari
111,11% ke 109,89% walaupun kinerjanya sudah maksimal seluruh rekomendasi
ditindaklanjuti. Selanjutnya akan dijabarkan sekilas gambaran kinerja yang dilaksanakan
Sekretariat Kabinet pada tahun 2021 berkaitan dengan pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang mencerminkan
pencapaian indikator kedua sasaran strategis 1.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 121
Laporan Pengembangan dan Implementasi Sistem Peradilan Pidana Terpadu
berbasis Teknologi Informasi Tahun 2019-2020
Menteri Luar Negeri melalui surat no: 089/TI/03/2021/07/01 pada intinya melaporkan
hasil pelaksanaan kegiatan TKMPP periode Maret 2021, dengan inti:
1. RI berhasil menjaga komitmen serta meningkatkan kontribusi pada Misi Pemeliharaan
Perdamaian PBB (MPP-PBB) sehingga tetap menjadi negara kontributor pasukan
terbesar ke-8 (total 2.825 personel, 190 diantaranya personel perempuan) yang terbagi
di 8 MPP-PBB;
2. RI berhasil berkontribusi dalam forum tata kelola MPP-PBB;
122 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3. peningkatan eskalasi situasi keamanan di Mali mendorong pihak RI dan Australia
membatalkan rencana co-deployment pasukan ke MINUSMA-Mali;
4. kontribusi Satgas FPU RI ke MINUSMA tidak dapat dilanjutkan karena PBB telah
menunjuk negara lain yang lebih siap; dan
5. dinamika perubahan kebijakan PBB berimplikasi pada kebutuhan pengiriman pasukan
MPP PBB secara cepat dan di luar perencanaan dan penganggaran, untuk itu TKMPP
perlu mencari terobosan baru guna mengatasi permasalahan teknis dalam pengiriman
pasukan RI ke MPP-PBB.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 123
Penyampaian update dan analisis perkembangan
ekonomi terkini setiap bulan
124 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
b. Perbaikan fungsi intermediasi perbankan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan BI yang menurunkan batas maksimum suku bunga kartu kredit (dari 2% menjadi
1,75% per bulan) merupakan langkah positif untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga.
Namun, kebijakan ini perlu dievaluasi secara cermat mengingat komposisi transaksi kartu
kredit hanya sekitar 2,6% dari konsumsi rumah tangga tahun 2020.
Dampak atas rencana perluasan basis pajak dan kenaikan tarif pajak pada tahun 2022
sebagaimana termuat dalam RUU Ketentuan Umum Perpajakan agar mulai dikaji secara
lebih mendalam, terutama dari aspek tahapan dan waktu (timing) pemberlakuannya agar
tidak mengganggu pemulihan dan trajectory pertumbuhan ekonomi ke depan.
Presiden pada beberapa Sidang Kabinet Terbatas atau Sidang Kabinet Paripurna,
menyampaikan arahan kepada Kementerian PUPR agar benar-benar mendukung
infrastruktur yang berkaitan dengan pariwisata, seperti pembangunan runway, terminal
airport, trotoar dan jalan-jalan menuju ke tempat pariwisata yang telah menjadi prioritas
pemerintah, termasuk juga pembangunan pasar.
Apres pada Sidang Kabinet Paripurna tanggal 18 Juli 2018 tentang Rancangan APBN
TA 2019, bahwa proyek revitalisasi atau pembangunan fisik yang saat ini dilaksanakan oleh
Kementerian Perdagangan agar digeser ke Kementerian PUPR, sehingga konsentrasi
Kementerian Perdagangan benar-benar pada urusan perdagangan yang berkaitan dengan
ekspor-impor dan perdagangan dalam negeri dan tidak lagi berkaitan dengan fisiknya.
Selain itu, Presiden juga telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun
2019 (Perpres 43 Tahun 2019) tentang Pembangunan, Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar
Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan
Pendidikan Dasar dan Menegah, yang didalam lampirannya menetapkan pembangunan,
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 125
rehabilitasi, atau renovasi terhadap 8 (delapan) pasar rakyat, yakni Pasar Klewer Timur di
Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah; Pasar Sukawati di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali;
Pasar Legi (Songgolangit) di Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur; Pasar Kaliwungu di
Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah; Pasar Renteng di Kabupaten Lombok Tengah
Provinsi Nusa Tenggara Barat; Pasar Pariaman di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat;
Pasar Legi di Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah; Pasar Pon di Kabupaten Trenggalek
Provinsi Jawa Timur; dan Pasar Benteng Pancasila di Kota Mojokerto Provinsi Jawa Timur.
Perpres 64 Tahun 2018 dan Perpres 43 Tahun 2019 juga mengamanatkan kepada
Menteri PUPR untuk melaporkan pelaksanaan renovasi, rehabilitasi, atau renovasi pasar
rakyat secara berkala (Perpres 64 Tahun 2018) dan setiap 6 (enam) bulan sekali (Perpres 43
126 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Tahun 2019) atau sewaktu-waktu diperlukan. Selanjutnya, dalam ketentuan Pasal 7 Perpres
43 Tahun 2019 intinya disebutkan pula bahwa dalam hal terdapat lokasi pembangunan,
rehabilitasi, atau renovasi pasar rakyat selain tercantum dalam Lampiran Peraturan
Presiden tersebut, Menteri PUPR dapat menetapkan lokasi pembangunan/revitalisasi
Pasar sesuai arahan Presiden. Implementasi dari ketentuan ini, Sekretaris Kabinet (atas
nama Presiden) telah beberapa kali menyampaikan surat kepada Menteri PUPR guna
menyampaikan arahan/janji Presiden terkait pembangunan/ revitalisasi pasar rakyat di
beberapa daerah di Indonesia.
Atas surat Sekretaris Kabinet tersebut, Menteri PUPR telah menyampaikan laporan
dimaksud melalui surat Nomor PR.0303-Mn/243 tanggal 15 Februari 2021, yang kemudian
telah dilaporkan oleh Sekretaris Kabinet kepada Presiden melalui memorandum Nomor
M.103/Ekon/03/2021, tanggal 10 Maret 2021, perihal Laporan Pelaksanaan Pembangunan
dan Revitalisasi Pasar Rakyat.
Penataan Ekosistem Logistik Nasional juga merupakan salah satu stimulus ekonomi
non fiskal yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi logsitik nasional agar dapat lebih
memberikan dorongan terhadap kegiatan ekspor-impor. Untuk memastikan implementasi
Inpres tersebut, Sekretariat Kabinet secara rutin melakukan pengawasan atas capaian-
capaian dalam rencana aksi Inpres 5 Tahun 2020 melalui serangkaian rapat koordinasi yaitu
pada tanggal 15 Maret dan 16 Juni 2021. Sampai dengan Juni 2021, capaian-capaian renaksi
Inpres 5 Tahun 2020 sebagai berikut:
1. Penerapan Sistem SSm Kepabeanan dan Karantina secara bertahap;
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 127
2. Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) oleh K/L yang terkait dengan proses
pemberitahuan keberangkatan dan kedatangan kapal melalui Sistem SSm
Pengangkutan;
3. Penerbitan Permen Perdagangan Nomor 17 Tahun 2021 terkait prosedur perizinan
ekspor dan impor untuk pengguna jasa yang mempunyai profil yang baik (reputable
trader);
4. Terlaksananya pemesanan truk secara online untuk pengangkutan/trucking dalam
negeri;
5. Terlaksananya uji coba layanan permintaan, pembayaran, sampai penyerahan (layanan
D/O);
6. Terlaksananya layanan D/O secara online melalui platform kolaborasi pada 5 (lima)
pelabuhan besar;
7. Proses bisnis terkait jadwal kapal, ketersediaan tempat, pemesanan tempat yang
disesuaikan dengan proses pemesanan truk untuk kegiatan ekspor;
8. Terlaksananya satu siklus inbound melalui platform kolaborasi di 5 pelabuhan utama.
Untuk memastikan Apres terkait Food Estate tersebut dilaksanakan dengan baik,
Sekretariat Kabinet mengawal pengembangan program Food Estate dengan terlibat aktif
dengan menyelenggarakan Rakor Tingkat Es. I pada tanggal 19 Juni 2020 dengan
kesepakatan matriks kegiatan tindaklanjut Arahan Presiden serta terlibat secara rutin sejak
tahun 2020 dalam pembahasan dalam Rakor Tingkat Teknis baik untuk Es. I dan Es. II,
maupun seminar/workshop terkait Food Estate.
128 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Selanjutnya, Sekretariat Kabinet juga terlibat aktif dalam penyusunan dan
pembahasan RPerpres Peningkatan Penyediaan Pangan Melalui Pengembangan Kawasan
Food Estate, dengan memberikan catatan dan masukan kepada Menteri Sekretaris Negara
guna menyempurnakan substansi RPerpres Food Estate tersebut (surat Sekretaris Kabinet
B.392/Seskab/Ekon/12/2021 tanggal 17 Desember 2020) serta pada Rapat Klarifikasi
RPerpres Food Estate (23 April, 26 April, dan 25 Juni 2021). Masukan-masukan Sekretariat
Kabinet terhadap RPerpres tersebut diantaranya adalah terkait lokasi Food Estate sesuai
Apres dalam Ratas, pengaturan mengenai kelembagaan, serta integrasi program Food
Estate dengan program Korporasi Petani.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 129
dengan formula penghitungan DAU (formula Alokasi Dasar dan Celah Fiskal), tidak serta
merta ada tambahan anggaran khusus untuk gaji dan tunjangan guru PPPK sesuai
dengan jumlah rekrutmen guru PPPK di dalam DAU yang akan diterima daerah.
3. Ada potensi bahwa tidak semua dari 742.459 guru honorer di sekolah negeri yang telah
terdata dalam data pokok pendidikan akan lulus pada perekrutan guru PPPK tahun 2021,
sehingga guru honorer tersebut akan kehilangan pekerjaan karena digantikan oleh guru
dari sekolah swasta dan para pemegang sertifikat PPG atau fresh graduate yang lulus
seleksi guru PPPK.
Sekretariat Kabinet menyampaikan rekomendasi terkait permasalahan tersebut
dan telah dilakukan Rapat Koordinasi yang diprakarsai oleh Kemenko Bidang PMK pada
tanggal 3 Juni 2021 untuk membahas persiapan pelaksanaan seleksi guru PPPK dan tanggal
17 Juni 2021 untuk membahas terobosan kebijakan kesinambungan pembiayaan guru PPPK
oleh pemerintah daerah.
130 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Monitoring dan Evaluasi Program Peningkatan Penyediaan Pangan Nasional (Food
Estate)
Untuk memastikan Apres dan program Pemerintah terkait Food Estate tersebut
dilaksanakan dengan baik, Sekretariat Kabinet sepanjang tahun 2021 telah melakukan
serangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Program Peningkatan
Penyediaan Pangan Nasional atau yang dikenal sebagai Food Estate yang dimulai oleh
Pemerintah sejak tahun sebelumnya. Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Sekretariat
Kabinet dalam rangka mengawal program Food Estate pada tahun 2021 melibatkan
beberapa K/L yaitu Kemenko Perekonomian, Kemenko Marves, Kementerian Pertanian,
Kementerian PPN/Bappenas, serta Kementerian PUPR. Kegiatan pemantauan tersebut
dilakukan di 4 (empat) provinsi Food Estate sesuai Apres dalam Ratas tanggal 23 September
2020.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 131
Dalam surat tersebut, Sekretariat Kabinet menyampaikan beberapa saran dan
rekomendasi, yang intinya adalah:
1. Kemenko Bidang Perekonomian agar:
a. Mengoordinasikan percepatan penyelesaian RPerpres Program Peningkatan
Penyediaan Pangan Nasional (Food Estate) sebagai payung hukum program Food
Estate secara nasional.
b. Mengoordinasikan dan memfasilitasi percepatan penyelesaian perencanaan Food
Estate khususnya terkait dengan pengajuan Area of Interest sesuai penetapan lahan
dari SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan oleh Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten terkait di Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur,
Sumatera Selatan, dan Papua.
c. Mengoordinasikan dengan melibatkan Kementerian PPN/Bappenas, untuk
percepatan penyusunan Masterplan Food Estate di Kalimantan Tengah, Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
132 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
(enam belas) target sedang dalam tahap penyelesaian atau pengembangan. Adapun 16
(enam belas) target yang belum rampung akan diselesaikan paling lama sampai dengan
tahun 2024, disesuaikan dengan target masing-masing keluaran rencana aksi.
3. NLE akan diimplementasikan secara bertahap di 6 pelabuhan besar nasional (Tanjung
Priok, Tanjung Mas, Tanjung Perak, Belawan, Makassar, dan Batam), serta mulai
dilaksanakan pula di beberapa pelabuhan lain, seperti Merak, Kuala Tanjung, Balikpapan,
Samarinda, Kendari dan Bitung. Saat ini juga sedang dilaksanakan persiapan
pengembangan di pelabuhan udara, seperti Bandara Ngurah Rai dan Bandara Soekarno
Hatta.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 133
percepatan joint system platform warehouse dan depo; dan mendorong kolaborasi
dengan pemerintah daerah terkait komoditas unggulan lokal.
134 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran pertama dan kedua karena
keduanya berkaitan dengan pemberian rekomendasi akan digabungkan menjadi satu.
Berikut ini tabel kendala yang dihadapi dan upaya penyelesaian yang sudah dilaksanakan.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 135
Perlu adanya evaluasi secara berkala Mendorong Pusdatin untuk melakukan
terkait pengembangan sistem informasi evaluasi secara berkala terkait
yang dibangun di Sekretariat Kabinet agar pengembangan sistem informasi di
sistem tersebut lebih bermanfaat bagi lingkungan Serkab agar lebih bermanfaat
pengguna. bagi pengguna di lingkungan Sekretariat
Kabinet, serta secara rutin menjaring
masukan dari user guna membangun sistem
informasi baru yang dibutuhkan dalam
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi.
136 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Guna perbaikan kinerja ke depannya, berikut ini beberapa rekomendasi perbaikan
yang perlu segera dilaksanakan:
1. Meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM melalui pelatihan-pelatihan yang sesuai (link
and match) dengan kebutuhan dasar pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing unit
kerja, terutama dengan keberadaan kualifikasi SDM yang masih belum sesuai dengan
tugas dan fungsinya serta terkait dengan pelaksanaan tusi Setkab yang baru dalam
melakukan analisis atas suatu kebijakan yang dibuat K/L dalam bentuk Peraturan
Menteri, antara lain melalui penyelenggaraan pelatihan/diklat/workshop/shortcourse
maupun dengan mengundang narasumber dan/atau tenaga ahli guna capacity building
dan sharing of knowledge.
2. Peningkatan koordinasi secara intensif secara formal maupun informal baik di internal
maupun dengan mitra kerja.
3. Peningkatan hubungan koordinasi dengan kementerian/lembaga di tingkat pusat,
pemerintah daerah, dan pihak-pihak lain di luar pemerintahan sebagai salah satu
strategi dalam merumuskan dan menyampaikan analisis dan evaluasi mengenai
rencana/pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah, termasuk menyerap isu
utama yang berkembang di publik, sehingga dapat segera direspons melalui
pendekatan yang lebih proaktif. Selain itu, dapat menyamakan persepsi K/L yang masih
berbeda-beda dalam menyikapi Perpres 68 Tahun 2021 tentang Pemberian Persetujuan
Presiden terhadap Rpermen/Kepala Lembaga, sehingga dapat bersinergi.
4. Fungsi manajemen kabinet membawa konsekuensi pada peningkatan kebutuhan staf
yang mampu melakukan analisis, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
secara cepat dan akurat. Oleh karena itu, perlu penambahan SDM dan kegiatan
pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan teknik analisis dan evaluasi kebijakan
perlu ditingkatkan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.
5. Pemanfaatan dan pemaksimalan SITAP terutama di masa pandemi covid-19, serta
perlunya pengembangan sistem database (bank data) yang terhubung secara terbuka
dengan database K/L lain yang mudah diakses untuk dapat memperkaya dan
mengakselerasi proses pemberian rekomendasi yang berkualitas.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 137
Sasaran strategis ketiga yaitu “Terwujudnya penyelenggaraan dukungan kerja
kabinet yang berkualitas” merupakan wujud dari peran Sekretariat Kabinet dalam
melaksanakan fungsi terkait penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan, dan
pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden, penyiapan naskah bagi Presiden dan/atau Wakil
Presiden, dan pelaksanaan penerjemahan. Sidang Kabinet sebagai forum koordinasi
tertinggi yang dipimpin langsung oleh Presiden, menghasilkan berbagai keputusan yang
penting untuk diketahui oleh publik. Berbagai kebijakan yang diputuskan tersebut
merupakan kebijakan berskala nasional yang berdampak luas pada masyarakat. Fungsi
penting Sekretariat Kabinet dalam pelaksanaan persidangan kabinet berkenaan dengan:
penyelenggaraan urusan administrasi dan penyiapan bahan-bahan sidang kabinet serta
memastikan kelancaran persidangan kabinet;
a. penyusunan risalah dan pendokumentasian, pendistribusian hasil sidang kabinet
diantaranya Arahan Presiden dan Risalah Persidangan Kabinet; serta
b. penyelenggaraan urusan pendokumentasian dan publikasi hal-hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan sidang kabinet.
138 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Gambar 3.44 Output, Fungsi, dan IKU Sasaran Strategis Ketiga Sekretariat Kabinet
Gambaran pencapaian dari setiap indikator sasaran ketiga, yang selanjutnya akan
dianalisis pencapaiannya berdasarkan masing-masing IKU dapat terlihat pada gambar
berikut.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 139
120% 600
Capaian
60%
Jumlah
300 Output
40%
Outcome
20% 160 200
160 Gambar 3.45 Grafik Target, Realisasi,
0% 100 Capaian, Output, dan Outcome Sasaran
2021 2021 Strategis 3 Sekretariat Kabinet
IKU 1 IKU 2 Tahun 2021
IKU ini menunjukkan pencapaian kinerja Sekretariat Kabinet yang spesifik, relevan,
dapat dicapai, dikuantifikasi, dan diukur melalui pengukuran kualitas kinerja Sekretariat
Kabinet terkait penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan, dan pelaporan sidang
kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden.
140 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Dari tabel 3.10, terlihat bahwa penyelenggaraan persidangan kabinet secara tatap
muka lebih banyak jika dibandingkan dengan penyelenggaraan persidangan kabinet
melalui video conference. Jumlah penyelenggaraan persidangan kabinet melebihi target
tahun 2021 yaitu sebanyak 50 kali. Jumlah yang melebihi target tahunan ini disebabkan oleh
tingginya jumlah persidangan kabinet yang membahas dampak pandemi COVID-19 dan
pemulihan pada segala sektor di Indonesia. Sekretariat Kabinet secara umum telah
melakukan pengelolaan persidangan kabinet dengan baik dan optimal.
Pada tahun 2021, sesuai imbauan Presiden RI untuk Aman COVID-19 dan Produktif
atau yang disebut dengan adaptasi new normal, Sekretariat Kabinet menyelenggarakan
persidangan kabinet secara tatap muka dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
Dalam menghadapi pandemi COVID-19, Sekretariat Kabinet melakukan berbagai upaya
guna menjaga kualitas pelayanan kepada stakeholders antara lain:
1. Menyelenggarakan persidangan kabinet melalui video conference dengan berpedoman
pada Panduan Video Conference (Surat Edaran Sekretaris Kabinet Nomor 2 Tahun 2020
tentang Penyelenggaraan Sidang Kabinet/Rapat Terbatas yang Dipimpin oleh Presiden
dan/atau Wakil Presiden melalui Video Conference).
2. Menyelenggarakan persidangan kabinet secara tatap muka sebanyak 104 kali dengan
tetap menerapkan protokol kesehatan dan berpedoman pada panduan sebagai
berikut:
a. peserta diminta untuk menunjukkan hasil tes usap/swab test kepada petugas
sebelum penyelenggaraan persidangan kabinet berlangsung;
b. peserta akan dideteksi suhu tubuh dan masuk ke bilik disinfektan;
c. format kursi di dalam Istana Kepresidenan menerapkan physical distancing 1,5 s.d. 2
meter dan di setiap meja disediakan hand sanitizer dan tissue basah;
d. hardcopy bahan paparan diubah dalam bentuk softcopy yang dimasukkan kedalam
tablet. Tablet dimaksud diperuntukkan bagi para peserta persidangan kabinet.
3. Merancang pembangunan aplikasi e-kabinet guna memudahkan pelayanan
pengelolaan sidang kabinet mulai dari penyampaian informasi, penyampaian bahan
paparan, dan pendistribusian risalah hasil persidangan kabinet, bekerjasama dengan
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Kementerian Komunikasi
dan Informatika.
4. Risalah persidangan kabinet disampaikan kepada para peserta dalam bentuk hardcopy
dengan menggunakan kertas pengaman (security paper) melalui jasa pengiriman.
Namun demikian, dalam menghadapi pandemi COVID-19, maka penyampaian risalah
dilakukan melalui teknologi digital (surat elektronik/e-mail resmi) dalam bentuk
softcopy dengan tetap menggunakan kertas pengaman (security paper). Perubahan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 141
cara penyampaian tersebut berdampak pada kecepatan, efisiensi dan efektivitas
distribusi risalah.
5. Memfasilitasi kegiatan konferensi pers usai persidangan kabinet baik melalui video
conference maupun secara tatap muka sesuai dengan protokol kesehatan.
6. Penyebarluasan informasi melalui kanal resmi yang dikelola oleh Sekretariat Kabinet
seperti Website, Youtube, Instagram, Fanpage Facebook, dan Twitter.
7. Pengelolaan tamu yang akan melakukan audiensi dengan Sekretaris Kabinet sesuai
protokol kesehatan.
IKU 1 sasaran strategis ketiga Sekretariat Kabinet tahun 2021 ini diukur dengan
menggunakan metode survei. Survei dilaksanakan secara periodik sebanyak 2 (dua)
kali dalam setahun. Pada periode Januari s.d. Juni 2021, Sekretariat Kabinet telah
melaksanakan Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap Pengelolaan Sidang
Kabinet terkait kinerja 2 (dua) jenis layanan utama pengelolaan persidangan kabinet yakni
layanan penyelenggaraan dan pelaporan persidangan kabinet. Penyusunan hingga
pengumpulan survei kepuasan peserta sidang kabinet terhadap pengelolaan sidang
kabinet dilaksanakan oleh tim penyusun survei yang ditunjuk oleh Deputi DKK melalui
Surat Perintah Deputi Bidang Dukungan Kerja Kabinet Nomor Sprint.40/DKK/06/2021.
Survei periode pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Juni s.d. 30 Juni 2021, dengan
responden berjumlah 22 peserta Sidang Kabinet. Sedangkan periode kedua survei
dilaksanakan pada tanggal 1 Desember s.d. 20 Desember 2021 dengan responden
berjumlah 14 peserta Sidang Kabinet. Survei kepuasan pengelolaan sidang kabinet, rapat,
atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
terkait kinerja 2 (dua) jenis layanan utama pengelolaan persidangan kabinet yaitu layanan
penyelenggaraan dan pelaporan persidangan kabinet. Mengingat kondisi pandemi Covid-
19, maka teknis pelaksanaan Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap
Pengelolaan Sidang Kabinet dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para
142 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Peserta Sidang Kabinet melalui e-mail. Responden peserta Persidangan Kabinet, terdiri
atas:
a. Menteri Kabinet Kerja dan Pejabat Setingkat Menteri;
b. Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian;
c. Pejabat Eselon I Kementerian/Lembaga;
d. Pejabat Lainnya.
Aspek utama yang menjadi landasan untuk mengukur Indikator Kinerja tersebut,
ditandai dengan tingkat kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap layanan pengelolaan
Sidang Kabinet oleh Sekretariat Kabinet. Kuesioner survei kepuasan peserta sidang
kabinet terhadap pengelolaan sidang kabinet tahun 2021 telah mengimplementasikan
unsur-unsur survei kepuasan masyarakat yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.
Hasil survei kepuasan peserta sidang kabinet terhadap pengelolaan sidang kabinet
periode Januari s.d. Desember 2021 adalah sebagai berikut.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 143
Hasil Survei (%)
No. Aspek/Pernyataan
Semester I Semester II Rata-rata
5. Arahan Presiden dalam Risalah 82,95 93,75 88,35
bermanfaat untuk ditindaklanjuti
6. Kompetensi/kemampuan 90,91 85,94 88,43
Penyelenggara Sidang Kabinet
7. Perilaku, Kesopanan, dan Keramahan 92,05 90,63 91,34
Penyelenggara Sidang Kabinet
8. Kemudahan dalam Pengaduan 85,23 85,94 85,58
Pelayanan Sidang Kabinet
9. Sarana dan prasarana Sidang Kabinet 84,09 89,06 86,58
berfungsi dengan baik
Pengelolaan Sidang Kabinet 85,23 86,63 85,93
Persentase rata-rata tertinggi diperoleh pada aspek perilaku, kesopanan, dan
keramahan penyelenggara Sidang Kabinet sebesar 91,34%. Sekretariat Kabinet selalu
mengimplementasikan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun) dalam setiap
pelayanan yang diberikan. Hal ini yang menyebabkan tingginya perolehan hasil survei pada
aspek perilaku, kesopanan, dan keramahan penyelenggara persidangan kabinet.
Hasil survei kepuasan terhadap pengelolaan sidang kabinet, rapat, atau pertemuan
yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden semester I adalah
sebesar 85,23%, sedangkan pada semester II adalah sebesar 86,63%. Sehingga rata-rata
hasil survei pada tahun 2021 adalah sebesar 85,93%. Jika dibandingkan dengan target IKU
sebesar 91%, maka capaian kinerja IKU pertama pada sasaran strategis ketiga adalah
sebesar 94,43%, masuk dalam rentang capaian kinerja 81,25% - 100% yang menunjukkan
predikat Sangat Memuaskan.
144 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
TARGET REALISASI CAPAIAN
Berdasarkan gambar di atas, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2020 sebesar
94,73% dan tahun 2021 sebesar 94,43%, terdapat penurunan capaian sebesar 0,30%. Hal-hal
yang menjadi penyebab belum tercapainya persentase kepuasan peserta sidang kabinet
terhadap pengelolaan sidang kabinet tahun 2021 antara lain:
1. Dinamika perubahan waktu sidang kabinet, sehingga mempengaruhi proses
penyelesaian bahan sidang kabinet yang dilaksanakan oleh K/L.
2. Kurangnya pemahaman peserta persidangan kabinet mengenai sifat kerahasiaan dari
bahan paparan. Tedapat bahan paparan yang bersifat sangat rahasia, sebagaimana
telah dijelaskan di atas. Bahan paparan dimaksud sifatnya terbatas hanya diberikan
untuk Presiden dan Wakil Presiden.
3. Dukungan sarana dan prasarana penyelenggaraan persidangan kabinet yang dinilai
masih kurang optimal.
4. Peserta belum memiliki akses yang mudah dan cepat dalam memberikan pengaduan
terhadap pelayanan persidangan kabinet.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 145
Dalam rangka peningkatan kepuasan stakeholders, pada tahun 2021 Sekretariat
Kabinet telah berupaya menindaklanjuti saran serta masukan yang diberikan responden
dalam survei tahun 2020. Berdasarkan hasil survei pengelolaan sidang kabinet yang
dilaksanakan tahun 2020, beberapa masukan dan saran dari responden ditindaklanjuti
Sekretariat Kabinet sebagai berikut:
Tabel 3.13 Saran dan Masukan Survei Kepuasan Peserta Sidang Kabinet terhadap Pengelolaan
Sidang Kabinet Tahun 2020 serta Tindak Lanjut Tahun 2021
NO. SARAN DAN MASUKAN TAHUN 2020 TINDAK LANJUT TAHUN 2021
146 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
NO. SARAN DAN MASUKAN TAHUN 2020 TINDAK LANJUT TAHUN 2021
2. Penggunaan teknologi digital dalam kecuali terdapat hal mendesak (Pasal 9 ayat
penyampaian bahan paparan/materi 1).
persidangan kabinet. Buku panduan kabinet yang berisi tata cara
pengelolaan persidangan kabinet telah
3. Terdapat informasi kerahasiaan dari
didistribusikan kepada seluruh Menteri dan
bahan paparan/materi, sehingga
Kepala Lembaga.
bahan paparan/materi yang sifatnya
Sekretariat Kabinet cq. Deputi DKK
tidak rahasia dapat segera
merancang pembangunan aplikasi e- kabinet
disampaikan kepada para peserta
yang akan mempercepat dan memudahkan
persidangan kabinet.
dalam penyampaian bahan paparan/materi
4. Bahan paparan Menteri dapat persidangan kabinet.
disampaikan kepada Para Menteri
sebelum Sidang atau Rapat
Terbatas dimulai.
5. Setiap Menteri mendapat seluruh
paparan Menteri lain.
V. Aspek Lainnya
1. Perlu dibuat aturan mengenai Buku panduan kabinet yang berisi tata cara
pengaturan tanya jawab pengelolaan persidangan kabinet telah
pelaksanaan sidang kabinet, didistribusikan kepada seluruh Menteri dan
sehingga peserta dapat lebih Kepala Lembaga.
mempersiapkan.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 147
Tabel 3.14 Kendala dan Upaya Penyelesaian
148 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
NO. IDENTIFIKASI KENDALA UPAYA PENYELESAIAN
kemanfaatan risalah persidangan
kabinet dan Arahan Presiden
untuk ditindaklanjuti, masih belum
mencapai target kinerja.
4 Tingkat kepuasan terhadap Mengajukan keikutsertaan dalam pendidikan
kompetensi/kemampuan penye- dan pelatihan terkait pengelolaan sidang
lenggara sidang kabinet masih di kabinet bagi penyelenggara sidang kabinet.
bawah target kinerja disebabkan
oleh kurangnya kompetensi
khusus penyelenggara sidang
kabinet terhadap pengelolaan
sidang kabinet.
5 Tingkat kepuasan terhadap Menginternalisasi budaya kerja 5S (Senyum,
perilaku, kesopanan, dan Sapa, Salam, Sopan, Santun) kepada para
keramahan penyelenggara sidang penyelenggara sidang kabinet guna
kabinet masih di bawah target meningkatkan kualitas pelayanan.
kinerja disebabkan oleh
kurangnya kesopanan dan
keramahan penyelenggara sidang
kabinet.
6 Tingkat kepuasan terhadap Website Sekretariat Kabinet telah
kemudahan pengaduan terintegrasi langsung dengan SP4N-LAPOR!
pelayanan sidang kabinet masih di Kementerian PANRB.
bawah target kinerja disebabkan Layanan pengaduan juga tersedia pada
oleh terbatasnya informasi yang undangan resmi persidangan kabinet yang
dimiliki peserta persidangan memuat informasi: “Untuk konfirmasi dan
kabinet terhadap alur pengaduan keluhan kegiatan sidang/rapat silakan
pelayanan pengelolaan sidang hubungi 0812-9800-2003“ dan tersedia pada
kabinet. website setkab.go.id berupa nomor
whatsapp messenger, alamat e-mail dan
nomor telepon.
7 Tingkat kepuasan terhadap sarana Kewenangan terkait sarana dan prasarana
dan prasarana sidang kabinet persidangan kabinet berada pada
masih di bawah target kinerja Kementerian Sekretariat Negara.
disebabkan oleh kondisi sarana Sekretariat Kabinet dapat memberikan
dan prasarana yang tersedia. saran/masukan maupun usulan terhadap
penyempurnaan fungsi dan kelengkapan
sarana dan prasarana persidangan kabinet.
8 Tingkat kepuasan terhadap Sekretariat Kabinet mengoptimalkan layanan
penyebarluasan informasi terkait penyebarluasan informasi terkait kegiatan
kegiatan kabinet pada media kabinet pada berbagai media sosial
sosial dan website Sekretariat Sekretariat Kabinet serta laman website
Kabinet masih di bawah target www.setkab.go.id. Dengan meningkatkan
kinerja disebabkan oleh performa, performa, penyajian yang menarik,
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 149
NO. IDENTIFIKASI KENDALA UPAYA PENYELESAIAN
manfaat, keakuratan informasi, kecepatan penyampaian dan variasi konten
penyajian informasi, kecepatan informasi.
penyampaian, dan variasi konten
informasi masih belum optimal.
150 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Kabinet dalam menyiapkan naskah kepresidenan, maka Sekretariat Kabinet telah
menetapkan target IKU 2 sasaran strategis ketiga, secara paripurna, yakni 100%.
Untuk itu, segenap jajaran dituntut untuk memastikan setiap naskah yang
disampaikan kepada Presiden telah melalui serangkaian langkah-langkah penyiapan
naskah kepresidenan yang sesuai dengan standar penyiapan naskah kepresidenan dan
telah melalui tahapan koordinasi yang matang dengan seluruh pemangku kepentingan
terkait. Hal tersebut mengingat setiap naskah kepresidenan yang disampaikan kepada
Presiden telah diputuskan oleh Menteri Luar Negeri dengan mempertimbangkan urgensi
dari perlunya korespondensi kenegaraan antara Presiden RI dengan Kepala
Negara/Pemerintahan Negara-Negara Sahabat sebagai tools dalam diplomasi, sehingga
diharapkan langsung mendapatkan persetujuan dan tanda tangan dari Presiden.
Total output yang dihasilkan selama tahun 2021 ini yaitu sebanyak 160 (seratus
enam puluh) naskah kepresidenan yang seluruhnya dimanfaatkan oleh stakeholders.
Naskah Naskah
160 Kepresidenan yang
disampaikan
160 Kepresidenan yang
dimanfaatkan
Realisasi IKU 2 sasaran strategis ketiga adalah 100% karena seluruh naskah
kepresidenan dimanfaatkan oleh Presiden. Jika dibandingkan dengan target kinerja
sebesar 100% maka capaian kinerjanya adalah sebesar 100% dan masuk dalam predikat
“Sangat Memuaskan”. Jika dibandingkan dengan target kinerja sebesar 100%, maka
capaian kinerjanya adalah sebesar 100%.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 151
Dengan penetapan target 100% maka realisasi akan sama dengan capaian, indikator
kedua dari sasaran ketiga ini konsisten memenuhi target. Perbandingan capaian yang di
raih di tahun 2021 dengan capaian akhir tahun 2020 dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.49 Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Ketiga Tahun 2020 dan Tahun 2021
Berikut ini contoh proses pelaksanaan kegiatan untuk mencapai IKU 2 sasaran
strategis ketiga:
a. Proses kegiatan
1) Menerima surat Menteri Luar Negeri kepada Presiden RI mengenai permohonan
penyiapan Naskah Kepresidenan, baik terkait korespondensi antara Presiden RI
dengan Kepala Negara/Pemerintahan Negara Sahabat dan Pimpinan Organisasi
Internasional, Surat Kepercayaan (Letter of Credence) dan Surat Penarikan Kembali
(Letter of Recall) Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) RI untuk
Negara Sahabat, Surat Permohonan Pertimbangan Pencalonan Dubes LBBP
Negara Sahabat untuk RI, maupun Surat Tauliah (Letter of Commission)
Konsul/Konsul Jenderal/Konsul Kehormatan RI dan Surat Pengakuan (Exequatur)
untuk Konsul Jendral/Konsul/Konsul Kehormatan Negara Sahabat.
2) Melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan instansi terkait lainnya
dalam rangka memastikan rancangan Naskah Kepresidenan telah disiapkan dan
dikoordinasikan secara paripurna, baik substansi maupun redaksional, mengingat
sifat krusial Naskah Kepresidenan sangat terkait dengan hubungan diplomatik
antara Indonesia dengan negara-negara sahabat dan organisasi-organisasi
internasional.
3) Memorandum Sekretaris Kabinet kepada Presiden RI guna menyampaikan
rancangan Naskah Kepresidenan dimaksud.
4) Menyiapkan rancangan Naskah Kepresidenan serta Terjemahan Tidak Resmi
(Unofficial Translation).
152 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
5) Mengoordinasikan kembali dengan unit kerja terkait di lingkungan Kementerian
Luar Negeri dalam rangka menindaklanjuti Naskah Kepresidenan yang telah
mendapatkan persetujuan dan tanda tangan Presiden melalui jalur diplomatik.
b. Output dari kegiatan yang dilakukan adalah terselesaikannya 160 Naskah
Kepresidenan, diantaranya adalah:
1) Dokumen surat Presiden RI kepada Kepala Negara/Pemerintahan Negara Sahabat
dan Pimpinan Organisasi Internasional;
a) Naskah Surat Balasan Presiden RI kepada Presiden Republik Korea atas
Undangan untuk Menghadiri Open Government Partnership (OGP) Global Summit;
b) Naskah Surat Ucapan Selamat Presiden RI kepada Raja dan Perdana Menteri
Kerajaan Thailand sehubungan dengan Peringatan Hari Nasional Thailand;
c) Naskah Surat Presiden RI kepada Amir Negara Qatar sehubungan dengan
Undangan untuk Menghadiri Doha Forum.
2) Dokumen Letter of Credence (LC) Sdr. Mohammad Oemar, yang diangkat sebagai
Duta Besar LBBP RI untuk Kepangeranan Monako dan Kepangeranan Andorra
berkedudukan di Paris, Republik Prancis;
3) Dokumen Letter of Recall (LR) Sdr. Arrmanatha Christiawan Nasir, yang
diberhentikan sebagai Duta Besar LBBP RI untuk Kepangeranan Monako dan
Kepangeranan Andorra berkedudukan di Paris, Republik Prancis;
4) Dokumen Pencalonan Duta Besar LBBP Negara Sahabat untuk RI:
a) Tuan Dato’ Sri Haji Tajuddin bin Abdul Rahman, Duta Besar LBBP Malaysia untuk
Indonesia berkedudukan di Jakarta;
b) Tuan Macocha Moshe Tembele, Duta Besar LBBP Republik Persatuan Tanzania
untuk Indonesia berkedudukan di Jakarta.
c. Manfaat/Outcome yang di dapat yaitu tersedianya Naskah Kepresidenan yang sesuai
standar, untuk ditindaklanjuti oleh Kementerian Luar Negeri selaku koordinator
penyelenggaraan urusan pemerintahan pada sektor kerja sama dan hubungan luar
negeri.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 153
Dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025 (Perpres Nomor 81 Tahun 2010), Pemerintah menegaskan pentingnya
penerapan prinsip-prinsip clean governance dan good governance yang secara universal
diyakini menjadi prinsip yang diperlukan untuk memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat. Sekretariat kabinet sebagai salah satu unsur Pemerintah ikut andil dalam
membangun aparatur negara melalui penerapan reformasi birokrasi. Jika seluruh pihak
mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi maka akan tercapai tujuan yang diharapkan,
yaitu:
a. Mengurangi dan akhirnya menghilangkan setiap penyalahgunaan kewenangan publik
oleh pejabat di instansi yang bersangkutan;
b. Menjadikan negara yang memiliki most-improved bureaucracy;
c. Meningkatkan mutu perumusan dan pelaksanaan kebijakan/program instansi;
d. Meningkatkan efisiensi (biaya dan waktu) dalam pelaksanaan semua segi tugas
organisasi;
e. Menjadikan birokrasi Indonesia antisipatif, proaktif, dan efektif dalam menghadapai
globalisasi dan dinamika perubahan lingkungan strategis.
154 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
birokrasi diukur dengan 2 (dua) IKU. Output keempat yaitu layanan penyebarluasan
informasi terkait kegiatan Kabinet diukur dengan 1 (satu) IKU. Gambar berikut ini
menunjukkan IKU dari masing-masing output.
Gambar 3.50 Output, Fungsi, dan Indikator Kinerja Sasaran Keempat Sekretariat Kabinet
Berikut ini gambaran pencapaian dari setiap indikator sasaran keempat pada tahun
2021, yang selanjutnya akan dianalisis pencapaiannya berdasarkan masing-masing IKU.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 155
120%
60%
40%
20%
N/A
0%
IKU 1 IKU 2 IKU 3 IKU 4 IKU 5
Gambar 3.51 Grafik Target, Realisasi, dan Capaian Sasaran Keempat Sekretariat Kabinet Tahun 2021
Salah satu fungsi Sekretariat Kabinet adalah penyelenggaraan dukungan teknis dan
administrasi dalam pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan
Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya melalui Tim Penilai
Akhir. IKU pertama sasaran keempat mengukur kinerja Sekretariat dalam memberikan
pelayanan penyelesaian administrasi tersebut. Peran ini memiliki dampak dalam
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di mana salah satu tujuan pelaksanaan RB
yang dijabarkan di atas akan tercapai jika Pemerintahan didukung oleh pejabat yang
profesional dan berintegritas.
156 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama,
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang Tim Penilai Akhir.
Target indikator kinerja pertama sasaran strategis keempat sebesar 92% diukur
dengan melaksanakan survei tingkat kepuasan atas pelayanan penyelesaian administrasi
terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama,
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang Tim Penilai Akhir dengan
membagikan kuesioner kepada responden yang berasal dari kementerian/lembaga
(Instansi pengusul). Penghitungan tingkat kepuasan dilaksanakan dengan menilai proses
pelayanan dukungan teknis dan administrasi sidang Tim Penilai Akhir sejak pengusulan,
pemberitahuan waktu sidang, sampai dengan penyerahan keputusan presiden terkait
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya kepada kementerian/lembaga terkait.
x 100%
Pada tahun 2021, instrumen pengukuran tingkat kepuasan atas pelayanan
penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian JPT
Utama, JPT Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang TPA masih dalam tahap harmonisasi
disesuaikan dengan ketentuan PermenPANRB Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, yang
dilakukan oleh Kementerian PANRB, sehingga survei belum dapat dilaksanakan. Dengan
demikian realisasi dan capaian untuk indikator tingkat kepuasan atas pelayanan
penyelesaian administrasi terkait pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Jabatan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 157
Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya hasil sidang
Tim Penilai Akhir tahun 2021 belum dapat diukur, dan tidak menjadi pembanding dalam
perhitungan capaian kinerja sasaran keempat. Ke depan, apabila pertimbangan terhadap
poin-poin substansi survei telah sejalan dengan ketentuan PermenPANRB dimaksud, maka
survei dapat dilaksanakan pada tahun 2022. Walaupun belum dilaksanakan survei namun
pelaksanaan penyelenggaraan dukungan teknis dan administrasi dalam pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya, dan Pejabat lainnya melalui Tim Penilai Akhir dipastikan dengan tingkat
keakuratan tinggi dan tidak boleh terdapat kesalahan.
Pada tahun 2021, Sekretariat Kabinet telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam
rangka menjalankan tugas dan fungsi sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional
Penerjemah (JFP). Kegiatan tersebut antara lain (i) penyelenggaraan sosialisasi sistem JFP,
(ii) sosialisasi pola baru pembinaan JF, (iii) rapat konsultasi rancangan tugas jabatan, uraian
kegiatan, dan hasil kerja penerjemah, (iv) penyusunan naskah akademik dalam rangka
merevisi peraturan pembinaan JFP, (v) pelaksanaan penilaian kinerja JFP, (vi) penyusunan
modul pendidikan dan pelatihan (diklat), (vii) penyelenggaraan diklat, (viii) uji kompetensi,
dan (ix) pengembangan sistem informasi JFP.
158 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
menilai kinerja pelayanan Sekretariat Kabinet selaku Instansi Pembina kepada para Pejabat
Fungsional Penerjemah (PFP). Target yang ditetapkan untuk indikator ini pada tahun 2021
adalah 90%.
Dalam kuesioner survei juga disediakan kolom isian terbuka bagi PFP untuk dapat
menyampaikan keluhan, saran dan masukan terhadap pelayanan Pembinaan JFP kepada
Sekretariat Kabinet sebagai Instansi Pembina dan Pusbinter selaku pelaksana teknis
pembinaan JFP.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 159
masukan dari responden survei kepuasan tersebut, sebagian besar telah ditindaklanjuti
pada tahun 2021, sebagaimana dapat dilihat pada matriks berikut.
Tabel 3.15 Tindak Lanjut Saran dan Masukan Survei 2020 Pada Tahun 2021
Saran dan Masukan
Tindak Lanjut Tahun 2021
Tahun 2020
1. Menguatkan kelembagaan unit Menyampaikan permohonan penambahan SDM di
kerja pelaksana tugas teknis lingkungan Pusbinter melalui memorandum Kapusbinter
pembinaan dan pengembangan JFP nomor: M.0228/PUSBINTER/06/2021, tanggal 9 Juni 2021.
yaitu Pusat Pembinaan Penerjemah Pada semester 2 tahun 2021, seluruh formasi jabatan
(Pusbinter) baik dari struktur struktural telah terisi dan terdapat penambahan staf,
maupun tugas dan fungsinya. sehingga Pusbinter dalam menyelenggarakan tugas dan
fungsinya telah didukung dengan SDM yang memadai
baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
2. Memperkuat perangkat hukum Proses Revisi Peraturan Menteri PANRB Nomor 49 Tahun
yang melandasi dan menunjang 2014 tentang Jabatan Fungsional Penerjemah sebagaimana
tugas Sekretariat Kabinet sebagai telah diubah dengan Peraturan Menteri PANRB Nomor 1
Instansi Pembina JFP, dengan Tahun 2016 akan memasuki tahap harmonisasi dengan
menyesuaikan peraturan atau Kementerian PANRB dan Kementerian Hukum dan HAM.
menyusun peraturan baru yang
dapat menunjang pembinaan dan
pengembangan JFP secara lebih
optimal.
3. Mendorong dan mempercepat Pusbinter bersama dengan Biro SDMOT sedang melakukan
penyusunan dokumen-dokumen penyusunan draf dokumen SOP dan SP terkait pembinaan
ketatalaksanaan yang terkait dan pengembangan JFP.
dengan pembinaan dan
pengembangan JFP.
4. Meningkatkan sarana prasana Pada tahun 2021, Pusbinter bekerja sama dengan Pusat
layanan baik sarana prasarana fisik Data dan Teknologi Informasi selaku unit kerja yang
maupun IT guna menunjang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pengelolaan dan
pelaksanaan e-learning, penilaian pengembangan IT di lingkungan Sekretariat Kabinet secara
SKP penerjemah secara online, bertahap akan melakukan pengembangan web/aplikasi e-
pelaksanaan meeting dengan video JFP sesuai kebutuhan, sehingga pelaksanaan pembinaan
conference, dll. JFP dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.
5. Meningkatkan penyediaan dan a. Menyediakan sarana pengaduan dan saran/masukan
penanganan pengaduan dan bagi para PFP melalui:
saran/masukan dari para Pejabat Kolom isian saran/masukan survei terkait layanan
Fungsional Penerjemah (PFP), JFP yang dilaksanakan secara periodik setiap akhir
Instansi Pengguna PFP, serta tahun.
khayalak umum (akademisi, Kolom isian saran/masukan pada survei kepuasan
mahasiswa, masyarakat) peserta diklat setiap penyelenggaraan diklat selesai
diselenggarakan.
Whatsapp Group Ikatan Penerjemah Pemerintah
Indonesia (IPPI).
Fitur chat dalam menu JFP yang terdapat pada
website Sekretariat Kabinet.
160 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Saran dan Masukan
Tindak Lanjut Tahun 2021
Tahun 2020
b. Menyediakan sarana pengaduan dan saran/masukan
bagi Instansi Pengguna PFP, dan khalayak umum,
melalui fitur chat dalam menu JFP yang terdapat pada
website Sekretariat Kabinet.
6. Mendorong peningkatan jumlah Sekretariat Kabinet melaksanakan kegiatan sosialisasi JFP
PFP. secara daring pada tanggal 12 Januari 2021 yang bertujuan
untuk mendorong instansi pemerintah pusat dan daerah
melakukan pengangkatan PFP.
Sekretariat Kabinet melaksanakan sosialisai JFP secara
daring di Komisi Yudisial pada tanggal 10 Agustus 2021
untuk mendorong Lembaga KY melakukan pengangkatan
PFP.
Sekretariat Kabinet memberikan kesempatan bagi
pengangkatan PNS menjadi PFP melalui jalur penyesuaian
(inpassing), yang berlaku sampai dengan 6 April 2021,
yang disampaikan melalui Surat Deputi Bidang
Administrasi Nomor B-0027/Adm/01/2021, tanggal 25
Januari 2021, ditujukan kepada Kementerian, Lembaga
Pemerintah Non Kementerian, Lembaga Non Struktural,
dan Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.
Sekretariat Kabinet mendorong pengangkatan PFP
melalui mekanisme pengangkatan CASN dan PPPK JFP
maupun pengangkatan peralihan dari jabatan lain.
7. Mendorong peningkatan Sekretariat Kabinet telah melaksanakan kegiatan diklat
penguasaan jumlah/jenis bahasa penguasaan bahasa asing (Inggris, Korea, Jepang, dan
asing maupun bahasa daerah oleh Mandarin) dan tes EPT untuk meningkatkan penguasaan
para PFP. bahasa Inggris, serta pelaksanaan diklat teknis
penerjemahan lisan dalam beberapa Bahasa asing.
8. Melakukan peningkatan kualitas Sekretariat Kabinet telah menyelenggarakan beberapa
PFP. kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) teknis, serta
Bimbingan Teknis (Bimtek) guna memenuhi aspirasi dan
kebutuhan para PFP maupun diinisiasi sendiri oleh
Setkab, antara lain:
a. Diklat Teknis JFP Bidang Pariwisata Angkatan 1 pada
tanggal 15 s.d. 22 Maret 2021;
b. Diklat Teknis Penerjemahan Lisan Angkatan II pada
tanggal 14 s.d. 21 Juni 2021;
c. Diklat Teknis Penerjemahan Lisan Angkatan III, pada
tanggal 22 s.d 29 Juli 2021;
d. Diklat Teknis Penerjemahan Takarir Angkatan I, pada
tanggal 19 s.d. 25 Agustus 2021;
e. Diklat Teknis Penerjemahan Takarir Angkatan II, pada
tanggal 22 s.d. 28 September 2021;
f. Diklat Teknis Penerjemahan Teks Jurnalistik Angkatan
I Tahun 2021, pada tanggal 15 s.d. 19 Nopember 2021;
g. Bimtek Pengembangan Karier PFP, pada tanggal 9 s.d.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 161
Saran dan Masukan
Tindak Lanjut Tahun 2021
Tahun 2020
11 November 2021.
Sekretariat Kabinet telah melakukan penyusunan
kurikulum dan modul diklat JFP sesuai kompetensi yang
harus dimiliki PFP dalam setiap jenjang jabatan, yang
dapat dimanfaatkan oleh para PFP sebagai alat
pembelajaran sehingga dapat mendorong peningkatan
kualitas PFP pada pelaksanaan diklat maupun panduan
belajar mandiri.
Sekretariat Kabinet telah melaksanakan uji kemahiran
berbahasa Inggris (EPT) bekerja sama dengan LBI UI bagi
seluruh PFP secara daring pada tanggal 20 s.d 22 Oktober
2021 yang didahului oleh pembekalan materi tes pada
tanggal 13 s.d. 15 Oktober 2021.
9. Meningkatkan kerja sama dengan Sekretariat Kabinet telah melakukan kerja sama dengan
berbagai pihak baik dalam negeri berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri. Kerja
maupun luar negeri misalnya
sama yang telah dilakukan yaitu kerja sama dengan instansi
dengan lembaga pendidikan
maupun instansi pemerintah dan pemerintah pusat dan daerah antara lain dengan BKN dan
pihak swasta terkait program BKD, Kementerian PANRB, Kementerian Luar Negeri,
pendidikan dan pelatihan Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Pariwisata
fungsional dan teknis maupun dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Komunikasi dan
program non gelar maupun Informatika, Lembaga Administrasi Negara, dan beberapa
bergelar.
Universitas Negeri.
Sekretariat Kabinet tengah menjajaki kerja sama dengan
Pemerintah Tunisia, Pemerintah Selandia Baru, beberapa
Pemerintah negara sahabat/negara donor dan sejumlah
lembaga asing.
Sekretariat Kabinet juga telah mengadakan kerjasama
dengan Universitas Indonesia dan melakukan penjajagan
untuk melaksanakan Kerjasama dengan beberapa
universitas negeri lainnya, yaitu UNS dan UNPAD.
10. Meningkatkan penerjemahan bagi Berkoordinasi secara intensif dengan Pusat Pembinaan
kemajuan nasional, antara lain: Bahasa dan Sastra pada Badan Pengembangan dan
a. Mendorong upaya penerjemah-
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
an berbagai literatur interna-
sional ke dalam bahasa Riset, dan Teknologi untuk mendorong peningkatan
Indonesia. penerjemahan berbagai literatur internasional ke dalam
b. Mendorong upaya penerje- bahasa Indonesia serta penerjemahan berbagai karya
mahan berbagai karya sastra sastra Indonesia dan karya sastra kuno kedalam bahasa
Indonesia dan karya sastra kuno Inggris dan bahasa asing lainnya.
kedalam bahasa Inggris dan
bahasa asing lainnya.
11. Mendorong upaya peningkatan Secara bertahap telah dilakukan penerjemahan dokumen-
penerjemahan dokumen-dokumen dokumen hukum dan penerjemahan peraturan perundang-
hukum dan penerjemahan undangan (PUU) oleh PFP.
peraturan perundang-undangan
(PUU).
162 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Saran dan Masukan
Tindak Lanjut Tahun 2021
Tahun 2020
12. Meningkatkan kualitas SDM Untuk meningkatkan kompetensi, pejabat/pegawai
pelaksana pada Pusat Pembinaan Pusbinter telah mengikuti diklat yang diselenggarakan oleh
Penerjemah.
Biro SDMOT.
Tabel 3.16 Interpretasi Indeks Kepuasan Survei Kepuasan Layanan Pembinaan JFP
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 163
Pelaksanaan survei menggunakan formulir kuesioner dalam bentuk google form
melalui URL: https://forms.gle/sFX2XiJepVxa9h3T8 sebagai upaya untuk mengurangi
penggunaan kertas (paperless) dan mempermudah pengambilan sampel, selain itu para
PFP diundang untuk mengisi survei tersebut melalui WA Group Ikatan Penerjemah
Pemerintah Indonesia (IPPI) atau organisasi profesi yang mewadahi PFP.
Dari 229 orang Pejabat Fungsional Penerjemah (PFP) di seluruh Indonesia yang
diproyeksikan menjadi target survei, 68 orang PFP memberikan respon dan bersedia
menjadi responden survei. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh rata-rata indeks
dari sepuluh item pertanyaaan yang diberikan sebesar 3,56 atau realisasinya 88,93% masuk
dalam rentang kategori kinerja pelayanan 88,31% - 100% dengan kategori Sangat Baik.
Karena target kinerja ditetapkan 90% dan realisasinya adalah 88,93%, maka capaian kinerja
indikator “Persentase Tingkat Kepuasan Layanan Pembinaan JFP” sebesar 98,81%, dengan
kategori capaian Sangat Baik.
Gambar 3.54 Perbandingan Capaian IKU 2 Sasaran Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021
Analisis dan deskripsi lebih lanjut tentang indikator “Persentase tingkat kepuasan
pada layanan pembinaan JFP” dapat dilihat pada elaborasi hasil survei kepuasan layanan
pembinaan JFP dengan penjelasan sebagai berikut.
164 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Survei kepuasan layanan pembinaan JFP dilaksanakan secara online kepada PFP
dengan menyampaikan kuesioner berisi 10 (sepuluh) poin pernyataan dengan rekapitulasi
hasil survei sebagai berikut:
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 165
Berdasarkan tabulasi rata-rata indeks kepuasan diatas untuk setiap aspek kepuasan
layanan, dapat disimpulkan bahwa secara umum kinerja layanan pembinaan JFP sudah
sangat memuaskan karena 5 aspek pelayanan mendapatkan rerata indeks dalam kategori
Sangat Baik dan 5 aspek pelayanan mendapatkan rerata indeks dalam kategori Baik.
Lima aspek pelayanan yang mendapatkan kategori penilaian Sangat Baik adalah
aspek kemampuan/kompetensi pelaksana, waktu pelayanan, biaya/tariff, komitmen anti
KKN, dan perilaku pelaksana. Dapat disimpulkan bahwa layanan pembinaan JFP yang
diberikan tidak dipungut biaya/gratis, tidak terdapat unsur KKN di dalam pemberian
layanan dan petugas pemberi layanan telah memberikan layanan dengan sikap yang sopan,
ramah dan simpatik.
Sementara itu, tiga aspek yang mendapatkan nilai lebih rendah adalah aspek
penanganan pengaduan, saran, dan masukan, aspek mekanisme dan prosedur, dan aspek
sarana dan prasarana layanan. Hal ini disebabkan karena web/aplikasi e-JFP sebagai media
informasi pengembangan karir PFP sedang dalam proses pengembangan sehingga belum
bisa mengakomodir kebutuhan pembinaan PFP. Namun demikian, secara umum kinerja
unit pelaksana teknis sudah sangat baik, hal ini tercermin dengan tidak adanya aspek
layanan yang penilaiannya mendapat predikat/kategori kurang baik/kurang memuaskan.
Untuk efektifitas dan memudahkan proses pelaksanaan survei yang akan datang,
sebagai bagian dari pengembangan web/aplikasi e-JFP, akan menempatkan survei dalam
web/aplikasi e-JFP sehingga semakin banyak responden yang memberikan saran dan
masukan untuk perbaikan layanan pembinaan JFP ke depan.
1. Melakukan koordinasi secara lebih intensif dengan pihak terkait untuk meningkatkan
kualitas pembinaan jabatan fungsional penerjemah. Pembinaan JFP tidak dapat
dilakukan sendiri oleh Sekretariat Kabinet sehingga agar upaya pelaksanaan
pembinaan JFP dapat dilakukan dengan berkualitas, efektif, transparan dan akuntabel
perlu adanya koordinasi dengan stakeholders dan para pemangku kepentingan lainnya.
2. Berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk mengupayakan kesempatan melanjutkan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi PFP. Sebagai Instansi Pembina JFP,
Sekretariat Kabinet berkewajiban untuk menyiapkan, melayani, dan memfasilitasi PFP
dalam meningkatkan kapasitas dan mengembangkan diri melalui Pendidikan gelar
maupun non gelar baik di dalam maupun di luar negeri.
3. Melakukan reviu web/aplikasi e-JFP agar pengunggahan data yang dilakukan oleh PFP
166 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
menjadi lebih mudah. Upaya penyempurnaan web/aplikasi e-JFP sebagai media
informasi untuk pengembangan karir PFP akan terus dilakukan seiring dengan
kebutuhan PFP dan pembinaan PFP secara keseluruhan.
4. Melanjutkan pengembangan web/aplikasi e-JFP untuk IOS. Pengembangan
web/aplikasi e-JFP sebagai media informasi pengembangan karir JFP terus dilakukan
secara bertahap berdasarkan ketersediaan anggaran dan prioritas kebutuhan
pembinaan PFP.
5. Melakukan reviu fitur dan tampilan web/aplikasi e-JFP sehingga lebih menarik, user
friendly dan eye catching. Pembenahan fitur dan tampilan web/aplikasi e-JFP akan terus
diilakukan, disamping untuk mengetahui langkah-langkah pengembangan yang perlu
ditindaklanjuti, juga agar tampilan web/aplikasi e-JFP lebih menarik, menyenangkan,
dan memotivasi PFP untuk lebih aktif menggunakan web/aplikasi e-JFP.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 167
Gambar 3.55 Model Penilaian Mandiri Pelaksanaan RB
Pelaksanaan RB dilaksanakan dengan menerapkan 8 (delapan) komponen
pengungkit dan 4 (empat) komponen hasil. Delapan komponen proses dimaksud meliputi:
1. Manajemen Perubahan;
2. Deregulasi Kebijakan;
3. Penataan dan Penguatan Organisasi;
4. Penataan Tata Laksana;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur;
6. Penguatan Akuntabilitas;
7. Penguatan Pengawasan; dan
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
168 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Tabel 3.18 Perbandingan Komponen Penilaian dan Pengungkit
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 169
No. Komponen Penilaian Bobot Tahun 2020
3 Pemerintah yang Bersih dan Bebas 10,00 9,45
KKN
4 Kinerja Organisasi 10,00 8,93
Total Komponen Hasil 40,00 35,50
Indeks Reformasi Birokrasi
100,00 82,18
(Pengungkit + Hasil)
170 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Perbandingan capaian yang di raih di tahun 2021 dengan capaian akhir tahun 2020
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.57 Perbandingan Capaian IKU 3 Sasaran Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021
Tahun 2021
81,40 82,18 100,95%
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 171
9. Agar pelaksanaan RB memang bersifat perubahan secara substantif dalam upaya
mencapai 3 (tiga) sasaran RB, dan bukan hanya sekedar pemenuhan dokumen semata.
1. Manajemen Perubahan
Sekretariat Kabinet telah menyusun rencana kerja RB Tahun 2021 ditandai dengan
diterbitkannya Perseskab Nomor 2 Tahun 2021 tentang Rencana Kerja (Work Plan)
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Kabinet Tahun 2021 sebagai bentuk komitmen
pimpinan terhadap pelaksanaan reformasi. Sekretariat Kabinet juga menetapkan
Perseskab Nomor 6 Tahun 2021 tentang Quick Wins Reformasi Birokrasi Sekretariat Kabinet
Tahun 2021 guna peningkatan pelayanan publik khususnya terkait penanganan
Permen/Perka L yang perlu mendapatkan persetujuan Presiden.
172 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
sampai dengan 2017 yang masih berlaku, dilakukan dari dua sisi. Pertama dari sisi efektivitas
pelaksanaan peraturan dan kedua dari sisi normatif peraturan.
Dari sisi efektivitas pelaksanaan peraturan, secara umum Perseskab pada periode
tersebut belum optimal dilaksanakan. Belum optimalnya pelaksanaan Perseskab tersebut
di antaranya karena tidak dijadikan dasar hukum peraturan pelaksanaannya, belum adanya
peraturan pelaksanaan, atau masih perlunya dilakukan sosialisasi secara berkala kepada
seluruh pegawai di lingkungan Sekretariat Kabinet agar terinformasikan dan ditaati.
Sementara itu dari analisis secara normatif, hampir keseluruhan Perseskab perlu
penyesuaian dan penyempurnaan, khususnya terhadap peraturan perundang-undangan
yang baru atau lebih tinggi. Tercatat sebanyak 50 persen atau 17 Perseskab
dipertimbangkan untuk diubah, baik secara teknis maupun substansi peraturan. Sementara
itu, terdapat 23,5 persen atau 8 Perseskab dipertimbangkan untuk dicabut dan diatur
sesuai peraturan perundang-undangan yang baru. Namun demikian, sebanyak 26,5 persen
atau 9 Perseskab belum ada urgensi untuk diubah atau dicabut, namun dipertimbangkan
untuk pembentukan atau penyesuaian peraturan pelaksanaannya.
4. Penataan Ketatalaksanaan
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 173
pemerintahan; 2) terciptanya pemanfaatan teknologi informasi terintegrasi yang
menghasilkan keterpaduan proses bisnis, data, infrastruktur, dan aplikasi, 3) meningkatnya
efektifitas dan efisiensi proses manajemen pemerintahan; dan 4) meningkatnya kinerja
instansi pemerintah. Indikator penerapan SPBE adalah hasil evaluasi SPBE oleh
Kementerian PANRB, pada tahun 2022 ini Sekretariat Kabinet memperoleh hasil penilaian
2,22 dengan predikat Cukup, sebagaimana tercantum dalam lampiran Kepmen PANRB
Nomor 1503 Tahun 2021 tentang Hasil Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
pada Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah Tahun 2021. Hasil penilaian 2021
mengalami penurunan dibandingkan nilai tahun sebelumnya yaitu 2,83. Penurunan ini
berkaitan dengan adanya pembaharuan terhadap pedoman evaluasi SPBE, mulai tahun
2021 PermenPANRB Nomor 59 Tahun 2020 tentang Pemantauan dan Evaluasi SPBE menjadi
pedoman dalam proses evaluasi yang merupakan pembaharuan dari PermenPANRB
Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pedoman Evaluasi SPBE yang digunakan hingga 2020.
Kendala yang dihadapi Sekretariat Kabinet salah satunya adalah belum ditetapkannya
grand design TIK Sekretariat Kabinet.
174 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
sebelumnya. Sekretariat Kabinet telah menetapkan Sebagian kebijakan kearsipan dan
menyosialisasikan pada unit pengolah dan unit kearsipan di lingkungan Sekretariat Kabinet.
Ke depan yang masih perlu ditingkatkan adalah:
a. Penetapan rancangan kebijakan yang telah disusun, revisi kebijakan kearsipan yang
masih belum sesuai dan menyusun serta menetapkan kebijakan kearsipan yang belum
ditetapkan termasuk kebijakan Penerapan Aplikasi Umum Bidang Kearsipan Dinamis
dengan sistem informasi kearsipan dinamis terintegrasi (SRIKANDI).
b. Intensitas pembinaan kearsipan terutama dalam pengelolaan arsip terjaga sampai
dengan pelaporan dan penyerahan salinan autentik arsip terjaga ke ANRI.
c. Pencanangan, sosialisasi dan penerapan seluruh sasaran tertib dalam Gerakan Nasional
Sadar Tertib Arsip.
d. Pengolahan arsip inaktif yang menghasilkan daftar informasi tematik.
e. Intesitas penyusutan arsip baik pemindahan maupun penyerahan arsip statis ke ANRI
sesuai prosedur.
f. Pengolahan, penataan dan penggunaan arsip inaktif, serta penyelamatan dan
pelestarian arsip negara yang tercipta Periode 2014 – 2019 dan arsip penanganan
COVID-19.
g. Mengimplementasikan Aplikasi SRIKANDI di seluruh unit pengolah.
h. Partisipasi aktif serta melaksanakan seluruh tanggungjawab sebagai Simpul Jaringan
dalam Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN).
i. Perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) kearsipan sehingga dapat
menjamin ketersediaan SDM Kearsipan yang memenuhi kompetensi dan sesuai
dengan analisis kebutuhan.
j. Penyediaan sarana dan prasarana kearsipan yang belum terpenuhi sesuai standar
kearsipan.
k. Perencanaan dan alokasi pendanaan untuk kegiatan kearsipan secara kontinyu.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 175
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
Pada Bidang ini setiap aspek telah berjalan dengan baik dalam mendukung
tercapainya tujuan peningkatan ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparatur,
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur, disiplin SDM aparatur,
efektivitas manajemen SDM aparatur, dan profesionalisme SDM aparatur. Upaya perbaikan
senatiasa dilakukan Sekretariat Kabinet mulai dari penyusunan perencanaan kebutuhan
pegawai yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, pelaksanaan penerimaan
pegawai secara transparan, objektif, akuntabel, dan bebas korupsi, kolusi, nepotisme
(KKN), pelaksanaan promosi jabatan yang dilakukan secara terbuka, penyempurnaan
evaluasi jabatan sehingga terpenuhinya kebutuhan jabatan sesuai kompetensi pegawai,
pelaksanaan penetapan kinerja individu, pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian,
pelaksanaan pengembangan pegawai berbasis kompetensi, pengembangan manajemen
talenta, dan penegakkan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai.
176 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
penerapan sistem merit dalam manajemen ASN di instansinya, tetapi sudah dapat
menerapkan seleksi terbatas dari talent pool dengan pengawasan KASN serta dievaluasi
setiap tahun.
7. Penguatan Pengawasan
Pada tahun 2021, seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Sekretariat Kabinet
telah melakukan penyampaian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)
dan Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN).
Kapabilitas APIP diukur dengan Indeks Internal Audit Capacity Model (IACM),
Sekretariat Kabinet berada pada “Level 3 (Integrated) dengan perbaikan” yang berarti
APIP Sekretariat Kabinet telah menerapkan praktik profesional dan manajemen audit
intern secara beragam. APIP yang memiliki kapabilitas level 3 dianggap mampu menilai
efisiensi, efektivitas, dan ekonomis suatu program/kegiatan dan mampu memberikan
konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 177
Hasil penilaian maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) 3,17
(Terdefinisi) yang berarti Sekretariat Kabinet telah melaksanakan praktik pengendalian
intern dan terdokumentasi dengan baik. Namun, evaluasi atas pengendalian intern
dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai dan masih ada beberapa kelemahan
pengendalian terjadi dengan dampak yang cukup berarti bagi pencapaian tujuan
organisasi.
Hal-hal yang harus mendapat perhatian lebih lagi dalam pengembangannya antara
lain pada pengembangan whistle blowing system yang dinilai belum optimal dalam tataran
implementasi dan pengelolaannya.
Gambar 3.59 Deputi DKK Thanon Aria Dewangga mewakili Seskab menerima penghargaan Pembina
Pelayanan Publik Kategori “Pelayanan Prima” Tahun 2020 dari Kementerian PANRB yang
diserahkan oleh Menteri PANRB Tjahjo Kumolo, Selasa (09/03/2021), di Jakarta
178
pelayanan-prima/
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pelaporan keuangan pemerintah merupakan ujung dari pengelolaan keuangan
negara yang memiliki posisi penting dalam penilaian transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara. Sekretariat Kabinet sebagai salah satu Instansi Pemerintah
wajib menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan menyusun Laporan Keuangan
berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan secara tepat waktu sesuai dengan Undang-
undang (UU) untuk kemudian disampaikan kepada Kementerian Keuangan dan selanjutnya
dikonsolidasi menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).
Pengawasan oleh pihak eksternal dilaksanakan oleh BPK dengan memberikan opini.
Opini merupakan pernyataan resmi yang merupakan simpulan pemeriksa terhadap tingkat
kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Pemberian opini BPK atas
Laporan Keuangan Sekretariat Kabinet mengacu pada beberapa kondisi di bawah ini:
1. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP);
2. Kecukupan pengungkapan (Adequate Disclosure);
3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
4. Efektifitas Sistem Pengendalian Internal (SPI).
Realisasi indikator keempat diukur berdasarkan opini yang diberikan BPK terhadap
Laporan Keuangan Sekretariat Kabinet, dengan melakukan kuantifikasi realisasi ke dalam
persentase guna memudahkan dalam perhitungan capaian kinerja.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 179
Tabel 3.21 Persentase Realisasi Berdasarkan Opini BPK
Informasi mengenai penilaian atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan
(Menkeu), Sri Mulyani, melalui surat bertanggal 24 Mei 2021. Perolehan opini WTP itu
merupakan perolehan yang kesembilan kalinya berturut-turut diraih oleh Sekretariat
Kabinet, sejak dilakukan pemeriksaan keuangan atas laporan Sekretariat Kabinet pada
tahun 2013 untuk pelaporan tahun 2012. Menkeu menyampaikan apresiasi atas pencapaian
KL yang telah mampu mendapatkan opini WTP, di tengah situasi pandemi COVID-19. Selain
itu Presiden berpesan bagi yang telah memperoleh opini WTP harus dapat
mempertahankan dan tetap melakukan reform, rekomendasi perbaikan secepatnya
180 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
ditindaklanjuti, melakukan terobosan dan melakukan langkah-langkah perubahan yang
signifikan.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 181
Sekretariat Kabinet memiliki 5 (lima) platform digital yaitu laman resmi
www.setkab.go.id serta 4 (empat) media sosial yaitu twitter @setkabgoid, facebook page
@setkabgoid, instagram @setkretariat.kabinet, dan youtube Sekretariat Kabinet RI.
Berdasar data per 31 Desember 2021, laman setkab.go.id telah dikunjungi oleh sekitar 13
juta entitas sedangkan jumlah pengikut media sosial Sekretariat Kabinet mencapai lebih
dari dua juta entitas.
182 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Pada tahun 2021, survei kepuasan penyebarluasan informasi terkait kegiatan
kabinet dilaksanakan pada bulan Desember 2021, dengan responden stakeholders
kehumasan Sekretariat Kabinet yaitu kalangan media atau wartawan, pemerintahan
termasuk perwakilan RI di luar negeri, BUMN, pelajar/mahasiswa, dan masyarakat umum
yang seluruhnya berjumlah 311 orang, dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3.22 Jumlah Respoden SKM Penyebarluasan Informasi terkait Kegiatan Kabinet
Para responden mengisi kuesioner yang tautan dibagikan melalui surat elektronik,
laman setkab.go.id, platfrom media sosial Sekretariat Kabinet, dan WhatsApp Group.
Penggunaan berbagai kanal ini dimaksudkan agar hasil survei lebih representatif dan riil
serta dapat menjaring dan memetakan lebih banyak masukan dari beragam stakeholders.
Berikut kategori pertanyaan dalam kuesioner beserta capaiannya.
Tabel 3.23 Realisasi IKU 5 Sasaran Strategis Keempat Sekretariat Kabinet Tahun 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 183
TARGET REALISASI CAPAIAN
Gambar 3.62 Capaian Kinerja IKU 5 Sasaran Strategis Keempat Tahun 2021
Perbandingan capaian yang di raih di tahun 2021 dengan capaian akhir tahun 2020
dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.63 Perbandingan Capaian IKU 5 Sasaran Strategis Keempat Tahun 2020 dan Tahun 2021
Tahun 2021
91% 84,58% 92,95%
Jika dibandingkan capaian tahun 2020 sebesar 91,60% dan tahun 2021 sebesar
92,95%, terdapat kenaikan capaian sebesar 1,35%.
Tabel 3.24 Saran dan Masukan Survei Kepuasan Penyebarluasan Informasi terkait Kegiatan
Kabinet dan Sekretariat Kabinet Tahun 2021
Saran Keterangan
Variasi Konten Keberagaman konten kreatif, berita, dan lainnya baik
jenis, isu, maupun sumber informasi
Gaya Bahasa, Visualisasi Konten, Gaya bahasa yang mudah dimengerti serta visualisasi yang
dan Berita mendukung penyampaian
Kecepatan Penyampaian Informasi Kecepatan penyampaian informasi dan selalu update
Variasi Media Perluasan media penyebarluasan informasi
184 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Saran Keterangan
Kerja Sama dengan Kerja sama dengan pemandu opini, masyarakat, dan
Masyarakat/Media media terutama media lokal
Keakuratan Informasi Peningkatan keakuratan informasi
Intensitas Berita dan Konten Peningkatan jumlah berita dan konten kreatif
Interaksi dan Layanan Pengaduan Komunikasi dua arah dan merespons pengaduan
Masyarakat masyarakat
Perluasan Jangkauan Informasi Peningkatan sosialisasi secara masif ke berbagai kalangan
Branding Sekretariat Kabinet Pengenalan Setkab kepada masyarakat
Aksesibilitas Laman Kecepatan dan kemudahan akses website
Saluran Khusus Media Peningkatan pengiriman rilis ke media
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 185
3. Peningkatan Variasi Konten
Sekretariat Kabinet juga akan lebih menggali kreativitas dalam pembuatan dan
penyajian konten terutama konten kreatif. Selain itu, informasi yang disajikan juga
akan diperkaya baik dari segi isu yang disampaikan maupun sumber informasi yang
dipergunakan. Salah satu jenis konten yang menjadi masukan responden adalah siniar
atau podcast (125 responden). Untuk itu, di tahun 2022 Sekretariat Kabinet akan
mengkaji peluang untuk menyajikan konten tersebut. Selain lebih variatif, beragam
konten yang akan disajikan juga akan diupayakan untuk menggunakan gaya bahasa
yang mudah dimengerti serta visualisasi yang menarik serta mendukung pemahaman
audiens terhadap isu yang ingin disampaikan.
Dari saran dan masukan hasil survei yang dilaksanakan pada tahun 2020, Sekretariat
Kabinet telah melakukan beberapa tindak lanjut di tahun 2021, antara lain:
1. Meningkatkan Kerja Bersama dengan Instansi Pemerintah
Sekretariat Kabinet telah menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah terutama
kementerian/lembaga (K/L) guna mendukung penyampaian informasi publik kepada
masyarakat. Salah satu kerjasama yang intensif dilakukan adalah terkait materi
publikasi sidang kabinet dan rapat terbatas. Dengan dukungan data dan informasi dari
K/L, Sekretariat Kabinet dapat menyajikan informasi hasil sidang kabinet dan rapat
terbatas yang biasanya disampaikan oleh menteri atau kepala lembaga terkait secara
lebih cepat dan akurat. Selain itu, Sekretariat Kabinet juga memberikan suplai
informasi yang dibutuhkan oleh K/L untuk meningkatkan komunikasi publiknya terkait
dengan sidang kabinet dan rapat terbatas atau kegiatan lainnya. Hal ini dilakukan
Setkab dalam koridor pelaksanaan fungsi manajemen kabinet.
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia
Dengan keterbatasan jumlah maupun kapasitas sumber daya manusia (SDM),
Sekretariat Kabinet terus berupaya memperoleh tambahan sumber daya dengan
mengintensifkan penerimaan pemagang yang berasal dari perguruan tinggi di tanah
air. Kehadiran pemagang ini antara lain berkontribusi dalam peningkatan intensitas
dan variasi konten. Selain itu, pemagang juga memberikan perspektif dari generasi
muda yang merupakan demografi terbesar di media sosial saat ini.
3. Meningkatkan Sarana dan Prasarana
Peningkatan sarana dan prasarana terus dilakukan secara berkala, terutama yang
berkaitan dengan kebutuhan teknologi, informasi, komunikasi (TIK) agar informasi
yang disajikan dapat lebih variatif, informatif, edukatif, cepat, akurat, dan tentu saja
berkualitas, menarik, dan mudah dipahami oleh publik. Di tahun 2021, dukungan sarana
dan prasarana yang telah diperoleh antara lain perangkat foto dan video, peralatan
186 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
livestreaming, serta perangkat komputer dan perangkat lunak untuk desain
komunikasi visual.
4. Perluasan Media Penyampaian Informasi
Sekretariat Kabinet telah berupaya memperluas media penyampaian informasi yang
selama ini lebih didominasi oleh website dan media sosial. Di tahun 2021, Sekretariat
Kabinet telah menginisiasi pengiriman newsletter kepada media dan juga perwakilan
tetap RI di luar negeri.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 187
Gambar 3.65 Beragam Konten yang Disajikan untuk Diseminasi Informasi sekaligus
Meningkatkan Citra Sekretariat Kabinet
188 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
periode Januari s.d. Desember 2021, respon masyarakat pengguna layanan informasi
kegiatan kabinet dan Sekretariat Kabinet tersebut sangat baik dan cenderung meningkat.
Hal ini terlihat dari jumlah fans/followers/subscribers pada media sosial yang dikelola
Sekretariat Kabinet sebagaimana tabel di atas. Sedangkan periode 1 Januari s.d 31
Desember 2021, jumlah pengunjung website resmi Sekretariat Kabinet (www.setkab.go.id)
adalah sebanyak 13.005.206 pengunjung.
Sumber: Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Kinerja Anggaran Sekretariat Kabinet TA 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 189
Sekretariat Kabinet pada awal tahun anggaran 2021 mendapatkan alokasi anggaran
sebesar Rp.339.755.142.000,-, dialokasikan untuk 2 (dua) buah program yaitu program
teknis “Penyelenggaraan Layanan kepada Presiden dan Wakil Presiden” dan program
generik “Dukungan Manajemen”. Pagu awal tersebut termasuk anggaran SKP dan SKWP
sebesar Rp.11.550.000.000,00 yang seluruhnya masuk ke program teknis.
Realisasi anggaran tahun 2021 dalam upaya pencapaian sasaran strategis Sekretariat
Kabinet dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.26 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun 2021
% Capaian % Capaian
Sasaran Pagu Anggaran* Realisasi* % Realisasi*
Kinerja Output**
Terwujudnya Rp.12.734.354.000 Rp.11.801.260.962 92,67% 109,89% 109,35%
Rekomendasi
kebijakan yang
Berkualitas
190 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
% Capaian % Capaian
Sasaran Pagu Anggaran* Realisasi* % Realisasi*
Kinerja Output**
Terwujudnya hasil Rp.2.973.819.000 Rp.2.828.568.341 95,12% 109,89% 108,10%
pengendalian
penyelenggaraan
pemerintahan yang
berkualitas
Terwujudnya Rp.4795.965.000 Rp.4.597.878.861 95,87% 97,22% 95,41%
Pengelolaan
Persidangan
Kabinet yang
Berkualitas
Terwujudnya tata Rp.277.164.538.000 Rp.267.417.196.055 96,48% 98,18% 82,81%
Kelola
Pemerintahan yang
Baik di Lingkungan
Sekretariat Kabinet
Total Rp.297.668.676.000 Rp. 286.644.904.219 96,30% 103,80% 98,92%
* Sumber data Laporan Realisasi Anggaran Belanja Tingkat KL menurut Sumber Dana/Program/Kegiatan s.d.
Bulan Desember 2021
**Berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi Pelaksaan Kinerja Anggaran Tahun 2021
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 191
3.2.2. SUMBER DAYA MANUSIA
Berdasarkan data kepegawaian per 31 Desember 2021, Sekretariat Kabinet
didukung oleh 561 orang Sumber Daya Manusia (SDM). Jika dibandingkan dengan data
pada bulan Desember tahun 2020, yaitu 509 orang maka terdapat kenaikan jumlah pegawai
sebanyak 62 orang. Kenaikan signifikan terjadi seiring penerimaan Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) sebanyak 60 CPNS yang telah dilakukan pengangkatan menjadi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) per tanggal 1 Desember 2021. Berikut ini gambaran perbandingan
komposisi SDM Sekretariat Kabinet per 31 Desember 2021 dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Gambar 3.68 Perbandingan Jumlah Pegawai Gambar 3.69 Perbandingan Jumlah Pegawai
Berdasarkan Pendidikan Tahun 2020—2021 Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2020—2021
PELAKSANA
Ia
Ib
IIa
16
Setara Menteri
CPNS
IVa
FUNGSIONAL
15 12 14 15
12
20 89 8 7 31 5
0 00 00
0
II/a
III/d
III/c
III/b
III/a
II/c
TNI/Polri
II/d
II/b
NON PNS
CPNS (III/a)
IV/e
IV/d
IV/c
IV/a
IV/b
2020 2021
Gambar 3.70 Perbandingan Jumlah Pegawai Gambar 3.71 Perbandingan Jumlah Pegawai
Berdasarkan Golongan Tahun 2020—2021 Berdasarkan Eselon Tahun 2020—2021
Dari gambar di atas dapat terlihat jika dibandingkan dengan data tahun sebelumnya
terdapat kenaikan pegawai yang memperoleh jenjang pendidikan S3 sebanyak 1 orang. Pada tahun
2021 posisi Eselon II dan Eselon III terisi penuh, sedangkan Eselon IV yang belum terisi sebanyak 21
jabatan.
192 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Sekretariat Kabinet berupaya memperbaiki kualitas SDM dengan memberikan
beasiswa dalam negeri dan juga mendorong pegawai untuk memperoleh beasiswa luar
negeri. Kualitas SDM merupakan faktor terpenting dalam pemberian pelayanan publik
yang prima oleh karena itu SDM perlu dibekali dengan kompetensi baik teknis (hard skills)
maupun non-teknis (soft skills). Program pendidikan dan pelatihan yang telah dilaksanakan
selama tahun 2021 dapat dilihat pada Lampiran 4.
Selain dari sisi kualitas, dari sisi kuantitas SDM dilakukan pemetaan kebutuhan
pegawai di setiap unit kerja untuk menganalisis kesesuaian kompetensi dan jumlah SDM
yang dibutuhkan. Pengisian Eselon II dilaksanakan dengan pengadaan seleksi terbuka, hal
ini membuktikan komitmen Sekretariat Kabinet untuk menempatkan orang terbaik dan
kompeten. Ke depan Sekretariat Kabinet perlu menerapkan sistem merit dalam pembinaan
Pegawai ASN, dengan melaksanakan perencanaan suksesi atau succession planning melalui
sistem merit maka suatu K/L dapat dikecualikan dari proses seleksi terbuka dalam pengisian
JPT.
Pelaksanaan sistem merit juga akan mempermudah K/L dalam mengaitkan capaian
kinerja dengan reward dan punishment, penilaian kinerja dapat dilakukan lebih objektif dan
memotivasi pegawai untuk meningkatkan kinerja.
Selain itu, pada tahun 2021 telah dilakukan penataan ulang ruang kerja di lantai 1 dan
lantai basement. Penataan ulang ruang kerja ini seiring dengan penambahan unit kerja baru
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 193
dan adanya penerimaan CPNS baru. Tata ruang kantor merupakan cara pengaturan semua
sarana dan prasarana yang dimiliki kantor di dalam ruangan yang tersedia agar dapat
digunakan dengan maksimal oleh pegawai. Tata ruang kantor harus diatur dengan sebaik
mungkin berdasarkan prinsip penataan layout yang efektif sesuai dengan kebutuhan
pegawai. Renovasi terhadap tata ruang kantor Sekretariat Kabinet merupakan arahan
Sekretaris Kabinet yang bertujuan untuk menciptakan atmosfer yang lebih terbuka guna
meningkatkan kinerja pegawai.
194 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Kinerja pegawai dapat dipengaruhi oleh faktor sistem penataan tata ruang kantor
tempat mereka bekerja, kantor dapat membuat para pegawai nyaman dengan tata ruang
kantor yang mereka tempati setiap hari atau justru sebaliknya pegawai merasa sesak dan
bosan dengan tata ruang di kantor. Selain itu, motivasi kerja melalui intensitas interaksi
yang diberikan oleh pimpinan akan mempengaruhi kemampuan pegawai dalam mencapai
hasil kerja yang maksimal. Untuk itu diharapkan tata ruang yang baru akan lebih
memudahkan interaksi setiap pegawai dan interaksi dengan pimpinan. Penataan ruang
kerja di tahun 2021 adalah lantai basement dan lantai 1 yang ditempati Kedeputian Bidang
Administrasi dan beberapa unit kerja yang berada di bawahnya.
LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 195
4. Pembelian BMN berupa peralatan dan mesin untuk menunjang kegiatan dukungan
kerja kabinet. Adapun pembelian barang tersebut antara lain:
a. Alat Pengolah Data antara lain berupa Laptop, printer, scanner, external harddisk,
dan digital voice recorderbagainya dengan untuk mendukung kegiatan
penyelenggaraan persidangan dan pelaporan persidangan;
b. Kamera digital beserta kelengkapan pendukungnya seperti tripod, clip on nirkabel,
microphone nirkabel, memory card dan lain sebagainya untuk mendukung kegiatan
pelaporan persidangan dan peliputan persidangan;
c. Laptop yang dilengkapi dengan software SDL Trados untuk mendukung tugas
pejabat fungsional penerjemahaan.
5. Pembelian BMN berupa Peralatan dan Mesin untuk mendukung kegiatan pembinaan
pejabat fungsional penerjemah. Adapun pembelian barang tersebut antara lain berupa
Laptop, Scanner, Kamera Video, Tripod, Teleprompter, dan alat pendukung lainnya.
6. Pembelian alat pendukung rapat secara offline antara lain berupa webcam, mic meja
rapat, power amplifier, dan sound system.
7. Pembelian PC sebanyak 115 unit untuk mengganti komputer sewa sebanyak 75 unit dan
penyediaan untuk CPNS sebanyak 60 unit. Komputer tersebut sudah memiliki kamera
sehingga tidak memerlukan tambahan webcam.
8. Pembelian alat kantor lainnya seperti dispenser, televisi, kulkas dan lain sebagainya
untuk mendukung sarana prasarana yang diperlukan di setiap unit kerja.
9. Pembelian alat pendukung penanganan Covid-19 antara lain berupa UV Sterilizer,
tabung oksigen, alat pengukur suhu tubuh, dan lain sebagainya.
Guna menunjang pelaksanaan Work From Home (WFH) agar tugas dan fungsi
berjalan dengan efisien dan efektif, Sekretariat Kabinet juga memfasilitasi peminjaman Alat
Pengolah Data berupa Laptop atau PC bagi pejabat/pegawai yang melaksanakan WFH.
196 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
Capaian kinerja Sekretariat Kabinet pada tahun 2021 sebesar 103,80% masuk dalam
kategori “Memuaskan”, dengan rincian IKU sasaran pertama memperoleh capaian
109,89%, IKU sasaran kedua memperoleh capaian 109,89%, IKU sasaran ketiga sebesar
97,22%, dan IKU sasaran keempat sebesar 98,18%. Capaian tersebut merupakan hasil rata-
rata capaian seluruh IKU Sekretariat Kabinet yang telah diperjanjikan dalam Perjanjian
Kinerja awal tahun 2021.
Dalam mengatasi kendala yang terjadi sepanjang tahun 2021, Sekretariat Kabinet
selalu mengedepankan kerjasama yang baik antar seluruh unit kerja di lingkungan
Sekretariat Kabinet. Sekretariat Kabinet terus berupaya melakukan perbaikan dalam
pelaksanaan setiap kegiatan. Untuk itu Sekretariat Kabinet telah melakukan identifikasi
langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan ke depan melalui hasil pemetaan risiko
setiap unit kerja di lingkungan Sekretariat Kabinet, yang digunakan sebagai panduan bagi
Sekretariat Kabinet untuk meminimalisir risiko yang dapat menghambat kinerja organisasi,
dan mengoptimalkan seluruh pelayanan yang diberikan Sekretariat Kabinet kepada
stakeholders.
Pada sisi lain, dampak dari pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini, menyebabkan
banyak perubahan, baik dari sisi tatanan kerja maupun anggaran. Paradigma tatanan kerja
menjadi lebih efektif dan efisien, terlihat dari percepatan penerapan SPBE yang telah
menjadi kebutuhan pada semua level birokrasi, sebagai konsekuensi praktik bekerja dari
rumah atau work from home. Rapat-rapat koordinasi juga diselenggarakan menggunakan
Kinerja Anggaran
Sasaran Indikator Kinerja
Target Realisasi Capaian Pagu Realisasi %
Terwujudnya Persentase Rekomendasi atas Rencana dan
rekomendasi Penyelenggaraan Pemerintahan yang Dimanfaatkan 91% 100% 109.89%
kebijakan pemerintah Persentase rekomendasi atas rencana kebijakan
yang berkualitas Rp.12.734.354.000 Rp. 11.801.260.962 92,67%
kementerian/lembaga dalam bentuk peraturan
91% 100% 109.89%
menteri/kepala lembaga yang perlu mendapatkan
persetujuan Presiden yang ditindaklanjuti
Terwujudnya hasil Persentase alternatif penyelesaian masalah atas
pengendalian pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang 91% 100% 109.89%
penyelenggaraan mengalami hambatan yang ditindaklanjuti Rp. 2.828.568.341
Rp.2.973.819.000 95, 12%
pemerintahan yang Persentase hasil pemantauan, evaluasi, dan
berkualitas pengendalian atas pelaksanaan kebijakan dan program 91% 100% 109.89%
pemerintah yang ditindaklanjuti
Terwujudnya Persentase tingkat kepuasan pengelolaan sidang
penyelenggaraan kabinet, rapat, atau pertemuan yang dipimpin dan/atau 91% 85.93% 94.43%
dukungan kerja dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden Rp.4. 795.965.000 Rp. 4.597.878.861 95,87%
kabinet yang
Persentase naskah kepresidenan yang dimanfaatkan 100% 100% 100%
berkualitas
Terwujudnya tata Persentase tingkat kepuasan atas pelayanan
kelola pemerintahan penyelesaian administrasi terkait pengangkatan,
yang baik di pemindahan, dan pemberhentian Jabatan Pimpinan 92% N/A N/A
lingkungan Sekretariat Tinggi Utama, Jabatan Pimpinan Tinggi Madya, dan
Kabinet Pejabat lainnya hasil sidang Tim Penilai Akhir
Persentase tingkat kepuasan pada layanan pembinaan
jabatan fungsional penerjemah 90% 88.93% 98.81% Rp.277.164.538.000 Rp.267.417.196.055 96, 48%
Indeks Reformasi Birokrasi A(81,40) 82.18 100.95%
Opini Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Laporan
WTP WTP 100%
Keuangan
Persentase tingkat kepuasan penyebarluasan informasi
terkait kegiatan kabinet 91% 84.58% 92.95%
LAMPIRAN 3
PENYERAPAN ANGGARAN SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
Sekretariat Kabinet (B.A. 114) pada Tahun Anggaran 2021 memperoleh alokasi anggaran
sebesar Rp339.755.142.000,-. Selama Tahun Anggaran 2021 untuk penanganan pandemi
covid-19 sudah dilakukan 4 kali refocusing sebesar Rp42.086.466.000,- sehingga alokasi
anggaran tersisa setelah revisi refocusing anggaran sebesar Rp297.668.676.000,-.
PERSEN
UNIT KERJA Pagu Awal PAGU ANGGARAN REALISASI
PENYERAPAN
Rincian anggaran per sasaran dalam Perjanjian Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2021:
SASARAN PAGU ANGGARAN PERSEN
PAGU AWAL REALISASI
UNIT KERJA SETELAH REVISI PENYERAPAN
Penyelenggaraan Layanan
kepada Presiden dan Wakil Rp 37,451,201,000 Rp 23,293,346,000 Rp 21,699,915,507 93.16%
Presiden
Program Dukungan
Rp 302,303,941,000 Rp274,375,330,000 Rp264,944,988,712 96.56%
Manajemen
Terwujudnya rekomendasi
kebijakan pemerintah yang Rp 19,927,046,000 Rp 12,734,354,000 Rp 11,801,260,962 92.67%
berkualitas
PROGRAM STUDI,
NO. NAMA, NIP JABATAN
FAKULTAS
MULAI TAHUN 2021
1. Eko Nuryaddin K.I., S.Sos. Kepala Subbidang Peningkatan Mutu Magister Perencanaan
198003282006041004 Pendidikan Tinggi pada Asisten dan Kebijakan Publik
Deputi Bidang Pendidikan dan
Kebudayaan, Deputi Bidang
Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
2. Sari Oktavia, S.Sos. Pengelola Naskah pada Asisten Magister Perencanaan
199210052018012001 Deputi Bidang Pelaporan dan Kebijakan Publik
Persidangan, Deputi Bidang
Dukungan Kerja Kabinet
3. Tri Dara Marhamah, S.E. Analis Tata Laksana pada Biro Magister Perencanaan
199405252018012002 Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Kebijakan Publik
dan Tata Laksana, Deputi Bidang
Administrasi
4. Tri Eka Sunarti Dewi, S.IP. Kepala Subbidang Pengembangan Ilmu Administrasi –
197801302005012002 Sumber Daya Pendidikan Tinggi pada Analisis Kebijakan
Asisten Deputi Bidang Pendidikan Publik
dan Kebudayaan, Deputi Bidang
Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
5. Aliyyah Damar Fitriyani, S.Kom. Analis Data dan Informasi pada Ilmu Administrasi –
199602202018012002 Asisten Deputi Bidang Pelaporan Analisis Kebijakan
Persidangan, Deputi Bidang Publik
Dukungan Kerja Kabinet
6. Rizki Muhamad Fadilah, S.I.A. Analis Laporan Akuntabilitas Kinerja Ilmu Administrasi –
199512102018011002 pada Biro Akuntabilitas Kinerja dan Analisis Kebijakan
Reformasi Birokrasi, Deputi Bidang Publik
Administrasi
LAMPIRAN 4
PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
UNIVERSITAS, MASA
NO. NAMA, NIP JABATAN
PROGRAM PERKULIAHAN
TAHUN 2021
1. Gigih Rizki Yuwantra, S.E., Analis Perekonomian Ajou University 12 Agustus
M.M. pada Subbidang Hilir Program: Energy 2021 - 11
19861110 201801 1 001 Minyak dan Gas, Science and Policy Januari 2023
Bidang Minyak dan
Gas, Asisten Deputi
Bidang Sumber Daya
Mineral dan
Lingkungan Hidup,
Deputi Bidang
Kemaritiman dan
Investasi Sekretariat
Kabinet
2. Ika Narwidya Putri, S.I.A. Kepala Subbidang International 30 Agustus
19900816 201402 2 006 Kependudukan dan Institute of Social 2021 - 16
Keluarga Berencana Studies, Erasmus Desember
pada Bidang University 2022
Kesehatan, Program: Master
Kependudukan, dan of Arts in
Keluarga Berencana, Development
Asisten Deputi Studies
Bidang Agama,
Kesehatan, Pemuda,
dan Olahraga, Deputi
Bidang
Pembangunan
Manusia dan
Kebudayaan
Sekretariat Kabinet
LAMPIRAN 5
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS KEBIJAKAN
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO BIDANG KEGIATAN
1. Kedeputian Bidang Politik, Forum Group Discussion (FGD) Protokol 3 ASEAN MAFLPAS on
Hukum, dan Keamanan Domestic Code-Share Rights Between Points Within the Territory
of Any Other ASEAN Member States, tanggal 17 Februari 2021
FGD Penyusunan Rancangan Rencana Aksi Nasional (RAN)
Implementasi Global Compact for Safe, Orderly, and Regular
Migration (GCM), tanggal 4 Maret 2021
FGD Perkembangan Situasi HAM di ASEAN dan Konsultasi
Nasional ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights
(AICHR), Tanggal 31 Maret 2021
FGD Pembahasan Legal and Technical Readiness Checklists untuk
Rencana Aksesi Framework Agreement on Facilitation of Cross-
Border Paperless Trade the United Nations Economic and Social
Commission for Asia and the Pacific
FGD "Tema Optimalisasi Pemanfaatan Data Dalam Peyusunan
Kebijakan di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan"
ilaksanakan pada 31 Agustus secara daring dengan narasumber
yaitu Deputi Statistik Sosial, Badan Pusat Statistik (BPS), Direktur
Center for Innovation Policy and Governance (CIPG), dan
Pengajar/Akademisi dari FISIPOL UGM.
NO BIDANG KEGIATAN
Bedah Bab Trade in Goods dan Rules of Origin dalam Perjanjian
RCEP, diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan pada
tanggal 16 Maret 2021
Reformasi World Trade Organization (WTO): Relevansi WTO
dalam Menghadapi Tantangan Global, diselenggarakan oleh
Kementerian Perdagangan pada tanggal 17 Juni 2021
Working-Level Seminar bertema “Statutory Interpretation and
Presentation of Opinion” bersama dengan Kementerian Legislasi
Pemerintah Republik Korea, 27 Mei 2021
FGD “Model Proyeksi Pertumbuhan PDB Menggunakan
Nowcasting” tanggal 18 November 2021
Legal Couching Clinic "Advokasi Hukum Perkara Pengujian
Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi", 8 Oktober 2021
Webinar "Praktik Terbaik dalam Pelaksanaan Goverment Process
Re-Enginering (GPRe) untuk Meningkatkan Ekosistem Investasi di
Indonesia", 29 November 2021
FGD “Capaian Inpres Nomor 5 Tahun 2020 serta dampak dari
implementasi Inpres tersebut terhadap perbaikan kinerja logistik
nasional" pada 9 September 2021 secara virtual melalui media
zoom meeting.
Pendidikan dan Pelatihan Regulatory Impact Assessment
diselenggarakan secara daring pada hari Senin s.d. Jumat
tanggal 6-10 September 2021
Webinar 3rd UQ-UI Bilateral Research Forum: Sustainable
Urbanisation and Sustainable Development Goals in Indonesian
Cities pada Selasa, 14 September 2021
Legal Coaching Clinic Advokasi Hukum Perkara Pengujian
Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi pada tanggal 08
Oktober 2021
3. Kedeputian Bidang FGD Pembahasan Lanjutan Terkait Peningkatan Status Peraturan
Pembangunan Manusia Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (PBM)
dan Kebudayaan Nomor 9 dan Nomor 8 Tahun 2006 Menjadi Peraturan Presiden
Working Level Seminar bertema "Statutory Interpretation and
Presentation of Opinion"
Working Level Seminar bertema "Legal System and Legislative
Process"
Review Regulasi dan Hukum Program Pendidikan Islam
LAMPIRAN 5
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS KEBIJAKAN
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO BIDANG KEGIATAN
Focus Group Discussion Identifikasi Kebutuhan Penyusunan
Peraturan/Standar/Pedoman di Bidang Obat, Narkotika,
Psikotropika, Prekursor dan Zat adiktif tahun 2022
Focus Group Discussion Penguatan Sistem Pengelolaan
Penanganan Aduan Masyarakat: Upaya Inisiasi Sistem
Pengaduan Masyarakat terkait Program Stunting
FGD Telemedicine: Regulasi dan Tantangan Dalam Implementasi
Seminar Strategi Memahami Bahan Referensi dalam Rangka
Penyusunan Analisis Kebijakan di Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
Focus Group Discussion Strategi Nasional Kesejahteraan Anak dan
Remaja Tahun 2021-2024
Diskusi Internal Penerapan Sport Science dalam Memajukan
Keolahragaan Nasional
FGD Pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
sebagai Dasar Penyaluran Bantuan Sosial yang Tepat Sasaran
FGD Pengelolaan Prasarana dan Sarana Olahraga Pasca PON
Webinar Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia bertema
Pendidikan Indonesia untuk Masa Depan Bangsa dan
Kemanusiaan
Seminar “Digitalisasi dan Visualisasi 3 Dimensi (3D) Candi
Borobudur”
Webinar Bedah Buku: Potret Pendidikan Tinggi Di Masa Pandemi
Covid-19
Seminar Strategi Memahami Bahan Referensi dalam Rangka
Penyusunan Analisis Kebijakan di Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan
Mengikuti workshop inforgrafis dalam rangka peningkatan
kualitas penyajian informasi secara visual. Kegiatan workshop
dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting.
4. Kedeputian Bidang Program Digital Learning Manajemen Keuangan Negara (MKN)
Kemaritiman dan Investasi Dasar Tahun 2021
Seminar Nasional Pengelolaan Limbah Medis, dalam Rangka
Peringatan Hari Sumpah Pemuda
Workshop Desain Komunikasi Visual dan Infografis
Seminar tentang Strategi Penyusunan Analisis Kebijakan Secara
Efektif di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK)
Working-Level Seminar bertema Support System for Local
Government Legislation
LAMPIRAN 5
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS KEBIJAKAN
SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2021
NO BIDANG KEGIATAN
Working-Level Seminar bertema “Statutory Interpretation and
Presentation of Opinion”
Working-Level Seminar bertema “Introduction to the statutory
Improvement Project of the Ministry of Government Legislation ”
Working-Level Seminar bertema “Legal System and Legislative
Process”
Legal Coaching Clinic Advokasi Hukum Perkara Pengujian
Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi pada tanggal 08
Oktober 2021
FGD Integrasi Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis pada 23 November 2021 secara virtual melalui media
zoom meeting
FGD Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Terluar
dalam Perspektif Menjaga Kedaulatan Negara dan
Kesejahteraan Masyarakat pada 23 September 2021 secara
virtual melalui media zoom meeting
Pendidikan dan Pelatihan Regulatory Impact Assessment
diselenggarakan secara daring pada hari Senin s.d. Jumat
tanggal 6-10 September 2021
FGD Dukungan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Dalam Rangka
Peningkatan Fungsi Untuk Mendukung Konservasi SDA Melalui
Program Padat Karya pada 3 September 2021 secara virtual
melalui media zoom meeting
FGD Pengembangan Ekonomi Kreatif melalui Game Developer
pada 30 Agustus 2021 secara virtual melalui media zoom meeting
Focus Group Discussion (FGD) Podcast for Goverment: Cara
Memulai Siniar bagi Instansi Pemerintah tanggal 26 Agustus 2021
secara virtual melalui media zoom meeting
FGD Optimalisasi Pemanfaatan Waduk dan Bendungan pada 27
Juli 2021 secara virtual melalui media zoom meeting
Pendidikan dan Pelatihan Regulatory Impact Assessment tanggal
6-10 September 2021
NO BIDANG KEGIATAN
Pendidikan dan Pelatihan Regulatory Impact Assessment
diselenggarakan secara daring pada hari Senin s.d. Jumat
tanggal 6-10 September 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Permohonan Mediasi atas Permasalahan Ketua Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM)
Bongkar Muat di Pelabuhan Nunukan Pelabuhan Nunukan menyampaikan permohonan mediasi
sehubungan dengan adanya koperasi lain yang melakukan
kegiatan bongkar muat batu bara (Koperasi Jasa Maju
Bersama Sentosa/Koperasi MBS) dan bekerja sama dengan
Perusahaan Bongkar Muat Nunukan Hijau Sentosa (PBM NHS)
di Pelabuhan Nunukan, Kalimantan Utara.
Terhadap permohonan tersebut kami menyampaikan bahwa
pada setiap pelabuhan dibentuk 1 Koperasi TKBM pelabuhan
dan mendapatkan rekomendasi dari Penyelenggara
Pelabuhan, dimana wilayah kerja Koperasi TKBM berada di
dalam DLKr dan DLKp (apabila bongkar muat dilakukan di luar
DLKr dan DLKp maka dilakukan oleh Koperasi TKBM di bawah
pembinaan pelabuhan terdekat), serta perusahaan bongkar
muat yang melakukan kegiatan bongkar muat barang dari dan
ke kapal di DLKr dan DLKp harus menggunakan jasa TKBM dari
Koperasi TKBM Pelabuhan setempat.
Perkembangan Penanganan Perkara Dalam penanganan perkara PHP Kepala Daerah khususnya
Perselisihan Hasil Pemilihan (PHP) Kepala bagi beberapa daerah yang akan menyelenggarakan
Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2020 di pemungutan suara ulang (PSU), Sekretariat Kabinet
Mahkamah Konstitusi memandang perlu agar penyelenggara Pilkada (KPU dan
Bawaslu) memperhatikan proses penganggaran serta
kesiapan sarana dan prasarana PSU guna memastikan
pelaksanaan berjalan lancar serta tingkat partisipasi pemilih
tetap tinggi.
Penetapan Tarif BLU pada Badan Pengelola Sekretariat Kabinet telah memproses surat persetujuan
Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kemenkeu Presiden atas kedua peraturan dimaksud setelah sebelumnya
memberikan rekomendasi kepada Presiden bahwa kedua
rancangan peraturan dimaksud tidak berpotensi
menimbulkan masalah secara substansi. Persetujuan Presiden
telah diberikan melalui surat Seskab Nomor
B.0212/Seskab/Ekon/06/2021, telah terbit PMK dengan Nomor
76/PMK.05/2021 yang mengatur tarif BLU Badan Pengelola
Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kemenkeu.
Permohonan Persetujuan Rancangan Peraturan a. RPermen telah diberikan persetujuan Presiden melalui
Menteri Desa, Daerah Tertinggal dan surat Sekretaris Kabinet Nomor
Transmigrasi tentang Prioritas Penggunaan B.0287/Seskab/PMK/08/2021 tanggal 25 Agustus 2021 dan
Dana Desa Tahun 2022 ditetapkan melalui Permendesa PDTT Nomor 7 Tahun 2021
tentang Prioritas Penggunaan Desa Tahun 2022
b. Sebelum RPermen ditetapkan agar terlebih dahulu
dimintakan persetujuan Presiden, mengingat
RPermendesa dimaksud memenuhi 3 (tiga) kriteria yaitu
berdampak luas bagi kehidupan masyarakat, bersifat
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
strategis dan lintas sektor atau lintas
kementerian/lembaga.
Direktur PT. Aneka Gas Industri, Tbk. (PT. AGI) Sehubungan dengan permasalahan dimaksud, Sekretariat
kepada Sekretaris Kabinet menyampaikan surat Kabinet menyelenggarakan rapat pembahasan penyelesaian
permohonan penyelesaian pemanfaatan permasalahan PT. AGI yang dihadiri oleh para pejabat dari
Ammonium Nitrate (NH4NO3) sebagai bahan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertahanan,
baku produksi gas Nitrous Oxide (N2O) untuk Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Perindustrian
keperluan rumah sakit di Indonesia. pada tanggal 1 Februari 2021. Hasil kesepakatan dalam rapat
disampaikan agar Menteri Perdagangan dapat melakukan
diskresi untuk mengatasi persoalan konkret dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang
perdagangan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan
(pelaksanaan dari UU Cipta Kerja).
Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet dimaksud, Direktur
Jenderal Perdagangan Luar Negeri a.n. Menteri Perdagangan
menerbitkan surat kepada Direktur PT AGI dengan Nomor
M.247/M.DAG/SD/3/2021 tanggal 12 Maret 2021 perihal
Pemberian Izin Pengeluaran Barang Impor Ammonium Nitrate
(NH4NO3) yang intinya PT. AGI diberikan izin pengeluaran
NH4NO3 sebanyak 66 (enam puluh enam) ton dengan
menggunakan persetujuan impor bahan peledak
Nomor.04.PI-27.20.0009 tanggal 21 April 2020 dan Bill Landing
Nomor 910151534 tanggal 17 Februari 2020.
Permohonan Persetujuan Presiden terhadap a. Sekretariat Kabinet berpandangan substansi
Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri RPermendagri tentang SMKI wajib mendapatkan
(RPermendagri) tentang Sistem Manajemen persetujuan Presiden sebelum ditetapkan, merujuk Pasal 3
Keamanan Informasi Administrasi Ayat (2) Perpres Nomor 68 Tahun 2021. RPermendagri
Kependudukan dimaskud bersifat strategis karena mengatur penguatan
tata kelola administrasi kependudukan serta lintas sektor
atau lintas K/L yakni melibatkan Dinas Dukcapil Provinsi
dan Kabupaten/Kota, UPT Disdukcapil Kabupaten/Kota,
serta Kedutaan Besar RI, Konsulat Jenderal RI, dan
Konsulat RI.
b. Presiden telah memberikan persetujuan terhadap
RPermendagri tentang SMKI tersebut dan telah
ditindaklanjuti oleh Seskab melalui kepada Mendagri (surat
Seskab Nomor: B.0364/Seskab/Polhukam/10/2021 tanggal
27 Oktober 2021).
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Pengelolaan anggaran pendidikan oleh Rapat Internal tentang Dana Pendidikan dan Tata Kelola
Kementerian/Lembaga melalui perguruan tinggi Perguruan Tinggi oleh Kementerian/LPNK Lain yang dipimpin
oleh Kementerian/LPNK lain (PTKL) oleh Presiden pada tanggal 26 Agustus 2021. Tindak lanjut dari
arahan Presiden dalam Rapat Internal 26 Agustus 2021,
sebagai berikut:
a. Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008
tentang Pendanaan Pendidikan.
b. Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang
Perguruan Tinggi oleh Kementerian/Lembaga Pemerintah
Non Kementerian Lain (PTKL).
c. Revisi Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Dana Abadi Pendidikan.
Persiapan Penyelenggaraan PON XX dan a. Sehubungan dengan pembentukan UPTD belum mendapat
PEPARNAS XVI di Papua Tahun 2021 persetujuan dari Kemendagri, maka perlu segera dipastikan
pihak yang akan mengelola prasarana dan sarana termasuk
dukungan sumber alokasi anggarannya guna menjaga
prasarana dan sarana dimaksud tetap prima dan laik guna
hingga pelaksanaan.
b. Dalam hal pembentukan lembaga pengelola prasarana dan
sarana baik sebelum maupun setelah penyelenggaraan PON
XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021, perlu
dipertimbangkan dengan membentuk Badan Layanan
Umum Daerah agar prasarana dan sarana dapat dikelola
dengan efektif, efisien, dan memiliki fleksibilitas dalam
penggunaan anggaran.
c. Selain itu, perlu diantisipasi efek yang timbul mengingat
PON XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021
diselenggarakan di tengah pandemi COVID-19. Hal tersebut
menjadi penting karena Indonesia belum memiliki
pengalaman dalam menyelenggarakan event olahraga di
tengah pandemi COVID-19, terlebih saat ini beberapa event
olahraga telah mengalami penundaan.
d. Pemerintah Provinsi Papua segera mengajukan
permohonan tambahan anggaran penyelenggaraan PON
XX dan PEPARNAS XVI di Papua tahun 2021 kepada Presiden,
untuk selanjutnya dapat dilakukan reviu bersama
Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kemenkeu.
e. Persiapan penyelenggaraan PON XX dan PEPARNAS XVI
Papua Tahun 2021 perlu dibahas dalam Rapat Terbatas
untuk memperoleh arahan Presiden guna memastikan
penyelenggaraan PON Papua dapat berjalan dengan sukses.
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal a. Telah dilakukan pembahasan Rancangan Peraturan
(PPDT) Presiden tentang Strategi Nasional Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024
(RPerpres) sebagai dasar bagi Kementerian/Lembaga
untuk menyusun rencana strategis masing-masing terkait
PPDT. RPerpres saat ini dalam proses penetapan oleh
Presiden.
b. Perlu segera dilakukan percepatan pembahasan
penyusunan Rancangan Keputusan Presiden tentang
Rencana Aksi Nasional PPDT yang digunakan sebagai dasar
Kementerian/Lembaga dalam menyusun program dan
kegiatannya terkait PPDT agar pembangunan di daerah
tertinggal dapat segera terimplementasi.
c. Perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan PPDT setiap
tahunnya. hasil evaluasi dimaksud dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam merumuskan kebijakan PPDT
berikutnya.
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Penggunaan Pakaian Seragam dan Atribut bagi Terdapat polemik di masyarakat terkait dengan SKB Tiga
Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Menteri atas Penggunaan Pakaian Seragam dan Atribut
Kependidikan di Lingkungan Sekolah tersebut, atas permasalahan tersebut, terdapat rekomendasi
sebagai berikut:
a. SKB harus dipahami oleh pemerintah daerah dan
masyarakat secara komprehensif, karena masih banyak
mispersepsi terkait aturan dalam SKB ini sehingga
menimbulkan polemik di masyarakat. Salah satunya adalah
terkait satuan pendidikan yang diatur oleh SKB. Padahal
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah
daerah tidak mencakup madrasah dan sekolah keagamaan.
b. Mengingat bahwa SKB adalah kebijakan yang dikeluarkan
oleh 3 kementerian, maka Kemendikbud bersama-sama
dengan Kemendagri dan Kemenag perlu untuk melakukan
dialog dan pertemuan lebih intensif dengan pemerintah
daerah yang menolak SKB. Perlu ada penjelasan kepada
Kepala Daerah tentang pentingnya memperkuat moderasi
beragama di sistem pendidikan, salah satunya dalam
penggunaan seragam.
c. Perbedaan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah perlu diselesaikan secara bijak sebelum pada
akhirnya ada sanksi yang lebih berat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan mengingat masalah
terkait agama di Indonesia adalah isu yang sensitif dan
seringkali menimbulkan reaksi yang besar di masyarakat.
d. Pemerintah harus segera secara cepat menyiasati
perbedaan persepsi antara aturan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah agar tidak menimbulkan kesan adanya
perpecahan kepada masyarakat. Selain itu juga untuk
mengantisipasi agar perbedaan persepsi tentang SKB tidak
melebar ke daerah lainnya.
Pengembangan Kawasan Pusat Perikanan a. Merujuk pada amanat RPJMN Tahun 2020-2024 bahwa
Terpadu di Provinsi Maluku pembangunan wilayah Kepulauan Maluku diarahkan pada
optimalisasi keunggulan wilayah sebagai lumbung ikan
nasional.
b. Perlu mendorong pembangunan wilayah Maluku melalui
transformasi ekonomi sehingga lebih maju dan bernilai
tambah tinggi melalui percepatan pembangunan
perekonomian berbasis maritim.
c. Langkah strategis untuk mewujudkan pengembangan
kawasan pusat perikanan di Provinsi Maluku, diantaranya
melalui infrastruktur yang terintegrasi, kemudahan
perizinan berusaha, dan optimalisasi rantai pasok.
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Percepatan Penanganan Pasca Bencana Gempa Beberapa permasalahan dalam upaya penanggulangan
Bumi, Tsunami, dan Likuefaksi di Provinsi bencana di Provinsi Sulawesi Tengah, diantaranya:
Sulawesi Barat a. Data penerima bantuan belum terverifikasi dan tervalidasi
dengan baik.
b. Pemilik dari lahan yang digunakan untuk hunian sementara
telah meminta kembali lahannya, sehingga perlu
penyediaan lahan dan fasilitas hunian sementara bagi
pengungsi yang belum mendapatkan hunian tetap.
c. Terdapat permasalahan hukum pada lahan yang akan
digunakan untuk pembangunan hunian tetap.
d. Hunian tetap yang telah dibangun belum dilengkapi
fasilitas penunjang.
Rekomendasi terkait permasalahan tersebut:
a. BNPB perlu segera meningkatkan koordinasi dengan
Pemerintah Daerah untuk melakukan pembenahan data.
b. Terkait permasalahan penyediaan lahan hunian sementara,
BNPB bersama dengan Kemensos, Badan Pertanahan
Nasional (Kementerian ATR/BPN), dan Pemerintah Daerah
dapat menyusun kebijakan penyediaan hunian sementara,
sehingga tidak diperlukan lagi penyusunan aturan baru.
c. Terkait permasalahan penyediaan lahan hunian tetap dan
fasilitas pendukung:
BNPB bersama dengan Kementerian ATR/BPN perlu
segera berkoordinasi guna membahas keberlanjutan
penyediaan lahan bagi hunian tetap yang belum selesai.
BNPB agar meningkatkan koordinasi dengan
Kementerian PUPR, Kementerian Badan Usaha Milik
Negara, dan Pemerintah Daerah untuk memastikan
ketersediaan fasilitas pendukung hunian tetap.
Kebutuhan dukungan pemerintah dalam Menindaklanjuti hal dimaksud, Sekretariat Kabinet telah
pembangunan kilang minyak dalam negeri, di menyelenggarakan rapat dengan Kementerian/Lembaga
antaranya kebutuhan infrastruktur pendukung terkait pada tanggal 25 Agustus 2021. Hasil kesepakatan rapat
konektivitas Grass Root Refinery (GRR) Tuban intinya agar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
mengkaji percepatan pembangunan jalan tol guna
mendukung konektivitas GRR Tuban sebagai Proyek Strategis
Nasional (disampaikan melalui surat Sekretaris Kabinet
Nomor: B.0291/Seskab/Marves/09/2021 tanggal 3 September
2021).
Menindaklanjuti surat Sekretaris Kabinet dimaksud,
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah
menyelenggarakan rapat membahas terkait infrastruktur
pendukung Kilang Minyak Tuban pada tanggal 19 Oktober 2021
dan 19 November 2021.
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Pencegahan Perkawinan Anak Data dari Kementerian PPPA menunjukkan bahwa angka
perkawinan anak di Indonesia berada pada persentase 10,19%
pada tahun 2020, yang mana angka tersebut masih tergolong
jauh dibandingkan target persentase perkawinan anak di
dalam RPJMN, yaitu sebesar 8,74% di tahun 2024. Salah satu
upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah menaikkan
batas usia minimal perkawinan menjadi 19 tahun bagi laki-laki
dan perempuan dengan ditetapkannya Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Namun,
ternyata perubahan batas usia minimal tersebut belum cukup
efektif mengurangi angka perkawinan anak di Indonesia. Sejak
dinaikkannya batas minimal usia perkawinan, terdapat
peningkatan permohonan dispensasi perkawinan.
Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa rekomendasi
yang dapat kami sampaikan diantaranya:
a. Perlu adanya edukasi dan konsultasi bagi anak dan orang
tua terkait dampak buruk perkawinan anak;
b. Perlu adanya sinergi dengan lembaga hukum, terutama
Pengadilan Agama, agar tidak mudah untuk memberikan
dispensasi perkawinan.
c. Perlu adanya peningkatan kegiatan pemberdayaan
perempuan maupun forum-forum anak guna mengedukasi
anak agar dapat fokus pada pendidikan dan terhindar dari
perkawinan anak; serta
d. Perlu penguatan peran seluruh lapisan masyarakat untuk
ikut berkontribusi dalam upaya mencegah dan menangani
permasalahan perkawinan anak.
Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) a. Terdapat persoalan terkait status badan hukum BUM Desa
yang belum jelas dalam peraturan perundang-undangan.
Telah dilakukan revisi Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa melalui Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja untuk menegaskan bahwa
BUM Desa adalah badan hukum.
b. Telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2021 tentang Badan Usaha Milik Desa dan Peraturan
Menteri Desa PDTT Nomor 3 Tahun 2021 tentang
Pendaftaran, Pendataan dan Pemeringkatan, Pembinaan
dan Pengembangan, dan Pengadaan Barang dan/atau Jasa
BUM Desa/BUM Desa Bersama sebagai peraturan teknis
pelaksana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja yang mengatur bawah BUM Desa adalah badan
hukum.
c. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap
implementasi peraturan perundang-undangan terbaru
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
yang mengatur BUM Desa tersebut untuk memastikan
peraturan dimaksud dapat benar-benar menyelesaikan
persoalan terkait BUM Desa yang selama ini terjadi.
Penataan/pemekaran desa di Kabupaten a. Menteri Desa PDTT perlu segera menyampaikan Surat
Mentawai, Provinsi Sumatera Utara untuk Keputusan terkait kesediaan sebagai instansi pemrakarsa
mengoptimalkan rentang kendali pemerintahan penataan/pemekaran desa di Kabupaten Kepulauan
dan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini Mentawai kepada Menteri Dalam Negeri.
sejalan dengan upaya pengentasan wilayah b. Kemenkeu akan membahas lebih lanjut terkait anggaran
Kabupaten Mentawai dari daerah tertinggal yang harus disiapkan dalam pelaksanaan
berdasarkan Perpres Nomor 63 Tahun 2020 penataan/pemekaran desa di Kabupaten Kepulauan
tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun Mentawai, termasuk apabila memungkinkan
2020-2024 penganggarannya dilakukan bersama dengan pemerintah
daerah.
c. Dalam pelaksanaan penataan/pemekaran desa di
Kabupaten Mentawai tidak diperlukan Norma, Standar,
Prosedur, dan Kriteria (NSPK). Ketentuan teknis
pelaksanaannya cukup mengacu pada Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2017.
d. Tim Teknis lintas Kementerian/Lembaga akan melakukan
kunjungan lapangan ke Kabupaten Kepulauan Mentawai
untuk melakukan kajian dan analisis kelayakan atas
pelaksanaan penataan/pemekaran desa.
Usulan rencana pembangunan di perbatasan a. Usulan rencana pembangunan Kawasan Industri Perikanan
Kalimantan Utara berbasis industri kelautan dan dari Pemerintah Kota Tarakan tersebut telah sesuai dengan
perikanan melalui pembangunan pelabuhan Pasal 43 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 4
ekspor dan Kawasan Industri berbasis kelautan Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
dan perikanan di Kota Tarakan Tarakan Tahun 2012 - 2032, dimana peruntukan kawasan
budidaya perikanan (pengolahan hasil perikanan) berada di
Kelurahan Juata Laut dan Kelurahan Mamburungan
b. Rencana pembangunan Pelabuhan Perikanan di Kelurahan
Juata Laut belum diakomodir dalam Rencana Induk
Pelabuhan Perikanan Nasional/RIPPN (Kepmen KP 6/2018
tentang RIPPN) dan Rencana Induk Pelabuhan
Nasional/RIPN (Kepmenhub 432/2017 sebagaimana telah
diubah dengan Kepmenhub 30/2020 tentang RIPN). Namun
demikian, berdasarkan RIPN, terdapat Pelabuhan Kelas I
Juwata Laut/Tarakan yang berfungsi sebagai pelabuhan
penyeberangan dan sudah beroperasi.
c. Kota Tarakan yang termasuk dalam WPP 716, tidak
termasuk dalam lokasi proyek prioritas strategis (integrasi
Pelabuhan Perikanan dan Fish Market Bertaraf
Internasional) pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 (Sulawesi Utara,
Sumatera Utara/Riau, dan Maluku).
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
d. Pembangunan industri perikanan di Juata Laut, Kota
Tarakan perlu dikaji ulang dengan memperhatikan RPJMN
Tahun 2020-2024, mengingat di lokasi terdekat sudah
terdapat SKPT Sebatik. Sehingga, Pemerintah perlu
mengoptimalkan dan memperkuat SKPT Sebatik Nunukan
yang berlokasi di Kalimantan Utara yang telah berjalan
dengan baik.
Rencana Penggabungan BUMN Pelabuhan a. Dalam rangka sinkronisasi untuk menjamin percepatan
cipta kerja, Pemerintah telah melakukan terobosan hukum
guna menyelesaikan berbagai permasalahan yang tersebar
dalam beberapa peraturan perundangan-undangan
menjadi satu Undang-Undang yang komprehensif, melalui
penerbitan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang
Cipta Kerja (UU Cipta Kerja). Implementasi UU Cipta Kerja
berdampak positif terhadap kemudahan berusaha pada
sektor kelautan dan perikanan, khususnya terkait dengan
penyederhanaan perizinan pada subsektor perikanan
tangkap. Namun dalam rangka mendukung kemudahan
berusaha pada sektor perikanan tangkap, diperlukan
optimalisasi dan peningkatan infrastruktur pada Pelabuhan
Perikanan.
b. Optimalisasi dan peningkatan infrastruktur Pelabuhan
Perikanan yang diperlukan secara menyeluruh meliputi
akses jalan, penahan gelombang (breakwater) dan turap
(revertment), drainase, instalasi perbekalan (suplai air
besih, BBM, Listrik), navigasi pelayaran dan komunikasi
telepon, internet, radio komunikasi), coldstorage, dock
kapal, serta fasilitas sosial dan umum. Hal tersebut
diperlukan dalam rangka mendukung pelayanan jasa
pelabuhan, termasuk menjaga sistem rantai dingin.
c. peningkatan infrastruktur pelabuhan perikanan perlu
disertai dengan peningkatan pelayanan pelabuhan karena
akan berdampak pula pada peningkatan penerimaan
negara yang bersumber dari jasa pengusahaan pelabuhan
perikanan (pajak dan penerimaan negara bukan pajak).
Pengelolaan atas fungsi Pelabuhan Perikanan selama ini
belum dilaksanakan secara optimal, sehingga belum
memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi negara.
Penguatan Pengawasan Regulasi terhadap a. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa banyak
Pinjaman Online masyarakat yang menjadi korban terlilit hutang akibat
tingginya bunga pinjaman yang menjerat, bahkan ada yang
mencapai 60% per tahun, yang diibaratkan seperti rentenir
online. Bunga yang melebihi batas wajar tersebut
umumnya diberikan oleh lembaga pinjaman online ilegal
yang juga menjadi masalah tersendiri.
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
b. Seluruh stakeholder termasuk aparat keamanan secara
keseluruhan bersinergi dan berkoordinasi secara maksimal
agar bisa terus mengawasi dan mengawal perkembangan
pinjaman online ilegal yang sudah meresahkan masyarakat,
serta menciptakan skema-skema mitigasi resikonya.
c. Kunci utama dan paling efektif untuk bisa memberantas
fintech lending ilegal ialah dengan meningkatkan literasi
keuangan dari masyarakat.
d. OJK dan Kemenkominfo agar bisa menguatkan proses
pembinaan, evaluasi, dan verfikasi terhadap fintech
maupun Koperasi Simpan Pinjam yang sudah ada maupun
yang baru terbentuk kedepannya. Proses tersebut harus
dilakukan secara prosedural bertahap mulai dari proses
pendaftaran, penyertaan permodalan, hingga memastikan
adanya sistem teknologi yang reliabel dan aman secara
maksimum.
Akselerasi pemberian sertifikasi halal secara a. Kemenko Perekonomian agar mengoordinasikan: (1)
gratis kepada pelaku UMK sesuai ketentuan PP penyederhanaan prosedur permohonan sertifikasi halal
Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan melalui mekanisme self declare, dalam hal ini termasuk
Bidang Jaminan Produk Halal memastikan bahwa seluruh kriteria baik berdasarkan risiko
maupun kehalalan bahan sesuai positif list BPJPH telah
tertanam dalam sistem OSS RBA; dan (2) penyusunan
sektor UMK yang diprioritaskan untuk mendapatkan
sertifikat halal secara gratis.
b. Kementerian Koperasi dan UKM agar berkoordinasi
dengan Kementerian/Lembaga terkait yang memiliki
program/kegiatan berkaitan dengan pembinaan,
pendampingan, dan pelatihan pelaku UMK, untuk
mensinergikan kegiatan pendampingan penerbitan
sertifikat halal sebagai bagian dalam program/kegiatan
pembinaan dan pelatihan pelaku UMK yang diprioritaskan.
c. Kemendagri agar mengoordinasikan seluruh Pemerintah
Daerah untuk mengalokasikan anggaran pada program
pelatihan dan pendampingan UMK di Daerah, dengan
prioritas kegiatan pada pendampingan penerapan izin
tunggal bagi UMK, khususnya pendampingan penerbitan
sertifikat halal. Selain itu, bersama Kementerian Koperasi
dan UKM, dan Kemenkeu, agar menyusun pembagian
kewenangan dan tanggung jawab antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah terkait pendampingan UMK
dimaksud.
d. Kepala BKPM agar mengintegrasikan sistem OSS RBA
dengan sistem penerbitan sertifikat halal pada BPJPH, serta
mengakomodir seluruh kriteria (positif list Bahan Baku dan
Pendukung Halal) yang ditetapkan BPJPH ke dalam sistem
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
OSS RBA sebagai tapisan untuk mengajukan permohonan
sertifikat halal melalui mekanisme self declare.
e. BPJPH agar menyusun Standar Biaya Keluaran Khusus
(SBKK) untuk menghitung besaran biaya penerbitan
sertifikat halal secara self declare, untuk diajukan kepada
Kemenkeu sebagai dasar perhitungan penetapan alokasi
anggaran sertifikat halal ke depan
Penyesuaian Anggaran BP2MI Refocusing dan Sehubungan dengan permohonan tersebut, Sekretariat
Realokasi Belanja K/L TA 2021 Tahap IV Kabinet melaksanakan Rapat Koordinasi pada tanggal 19
Agustus 2021 dengan hasil kesepakatan antara lain:
a. Pemerintah akan melakukan refocusing anggaran sebesar
Rp 55,21 triliun untuk memenuhi kebutuhan penanganan
pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi yang
digunakan untuk penanganan COVID-19, untuk
penanganan kesehatan yang menjadi prioritas pemerintah
dalam menekan laju kenaikan kasus COVID-19.
b. Refocusing dilaksanakan bersumber dari jenis belanja
barang, belanja modal, dan belanja pegawai yang berasal
dari belanja barang operasional dan non operasional.
Kriteria refocusing K/L, antara lain sisa anggaran belanja K/L
per 19 Juli 2021 yang belum terserap di luar program
pemulihan ekonomi nasional, tetapi dapat meliputi alokasi
program prioritas nasional dan anggaran multiyear contract
yang dapat direkomposisi/diluncurkan di tahun anggaran
berikutnya, yang antara lain berasal dari belanja
honorarium, perjalanan dinas, paket meeting, belanja jasa,
bantuan kepada masyarakat bukan arahan Presiden,
pembangunan gedung, serta belanja pegawai dan belanja
operasional pada akhir tahun yang tidak akan terserap.
c. Sebagaimana yang telah diatur dalam surat Menteri
Keuangan tersebut, refocusing dapat dilakukan melalui
jenis belanja barang, belanja modal, dan belanja pegawai
yang berasal dari belanja barang operasional dan non
operasional (belanja yang produktif sehingga kualitas
belanja menjadi kunci). Oleh karena itu, BP2MI dapat
melakukan refocusing dan realokasi belanja K/L TA 2021
Tahap IV yang tidak hanya bersumber dari Belanja Tidak
Mengikat, namun berasal dari Belanja Mengikat APBN
BP2MI.
Tindak lanjut arahan Presiden untuk a. Sekretariat Kabinet melakukan kegiatan Evaluasi dan
mengevaluasi dan menyampaikan Monitoring sistem OSS RBA yang diselenggarakan dengan
perkembangan investasi dan perkembangan melakukan pertemuan dengan Kementerian/Lembaga,
dari pemberlakuan UU Cipta Kerja dan Pemerintah Daerah, Asosiasi Pengusaha, Asosiasi UMKM,
peraturan perundang-undangan turunannya dan beberapa stakeholders lain.
serta implementasinya dalam sistem OSS RBA b. Hasil rangkaian pertemuan tersebut dirapatkan bersama
dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
dan Kementerian Investasi/BKPM pada tanggal 7
September 2021 dengan kesepakatan yang disampaikan
kepada Menko Perekonomian dan Menteri Investasi
melalui Surat Seskab Nomor B.0304/Seskab/Ekon/09/2021
pada tanggal 13 September 2021.
Permasalahan dalam pelaksanaan penyaluran a. Terdapat beberapa data dari Data Terpadu Kesejahteraan
Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam masa Sosial (DTKS) KPM dari Kementerian Sosial yang tidak
Pemberlakuan Pembatasan Masyarakat (PPKM) valid/mutakhir sehingga bantuan beras tersebut tidak
dari tanggal 28 Juli s.d. 8 Agustus 2021 dengan dapat disalurkan kepada KPM.
realisasi penyaluran CBP kepada Keluarga b. Harga beras belum termasuk biaya pengemasan dan biaya
Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan transportasi Perum BULOG karena payung hukum terkait
(KPM PKH) dan Bantuan Sosial Tunai (KPM BST) penganggaran biaya tersebut belum ditetapkan oleh
di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 200 ribu ton Kementerian Sosial yakni revisi atas Permensos Nomor 22
(100%). Tahun 2019. Hal tersebut berdampak pada terganggunya
arus keuangan Perum BULOG.
c. Jumlah penyaluran bantuan beras dari stok CBP di gudang
BULOG masih belum maksimal sehingga kegiatan
pembelian gabah/beras petani oleh Perum BULOG belum
maksimal memenuhi target pengadaan tahun 2021.
d. Dalam rangka penyelesaian laporan pelaksanaan program
di atas, Sekretariat Kabinet telah mendorong
Kemenkoekon untuk mengoordinasikan penyelesaian hal
di atas.
1. RPerpres Korporasi Petani dan Nelayan Sehubungan dengan permasalahan dimaksud, Sekretariat
yang belum ditetapkan Kabinet telah menyampaikan surat kepada K/L terkait intinya
2. Keterbatasan modal sehingga belum menyampaikan hasil kesepakatan rapat koordinasi Tingkat
mampu menyerap semua hasil panen Eselon I pada tanggal 10 Agustrus 2021 di Sekretariat Kabinet,
petani anggotanya dengan kesepakatan sebagai berikut:
3. Belum sinkronnya program/kegiatan antar a. Ditetapkan 3 (tiga) lokasi Percontohan Utama, yaitu:1)
K/L menyebabkan beberapa K/L Koperasi Citra Kinaraya/PT. Tasbiha Mulia Tani, Kab. Demak
melaksanakan program korporasi petani (Komoditas Padi); 2) PT. Java Preanger Lestari Mandiri,
dengan lokus yang berbeda-beda Kab. Bandung (Komoditas Perkebunan/Kopi); 3) Koperasi
Unit Desa Mino Saroyo, Kab. Cilacap (Komoditas Perikanan
Tangkap).
b. Ditetapkan 4 (empat) lokasi Percontohan Lainnya, yaitu: 1)
Koperasi Gemilang Brahmana Sejahtera, Kab Subang
(Komoditas Peternakan/Sapi Potong); Koperasi Tani
Mulus/PT. Tani Mulus Emas, Kab. Indramayu (Komoditas
Padi); Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq, Kab. Bandung
(Komoditas Hortikultura); 4) Koperasi Produsen Mina Mitra
Mandiri, Kab. Ogan Komering Ulu timur (Komoditas
Perikanan Budidaya).
c. Selanjutnya K/L terkait yang telah teridentifikasi agar dapat
mendukung terwujudnya KPN (Kemendagri, Kemendes
PDTT, Kemenkop UKM, Kemendag, Kemenperin, Kemen
BUMN), untuk dapat mendukung pengembangan KPN
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
Percontohan melalui sinergitas program, kegiatan dan
anggaran.
Permohonan perihal persetujuan penyusunan Berkenaan dengan permasalahan tersebut sekaligus untuk
rancangan peraturan presiden terkait bantuan memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
sosial non tunai 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
bahwa mengamanatkan kementerian sebagai pemrakarsa
untuk membentuk Panitia Antar Kementerian dan/atau Antar
Non-Kementerian dalam penyusunan Rancangan Peraturan
Presiden, Sekretariat Kabinet berpartisipasi bersama
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
Kementerian Sosial, Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional, Kemenkeu, Kementerian Sekretariat Negara,
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian
Agama, Kemendagri, Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kantor Staf
Presiden, Sekretariat Wakil Presiden, Sekretariat Kabinet,
Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan, bergabung
dalam kepanitiaan dimaksud.
Evaluasi Kebijakan Penyaluran dan Pemanfaatan a. Meskipun terjadi kenaikan yang signifikan terhadap
BLT Dana Desa dan Pembahasan Dasbor Desa penyaluran BLT DD setelah adanya kebijakan dari
kementerian/lembaga terkait, namun masih diperlukan
upaya percepatan penyaluran BLT DD mengingat sampai
saat ini belum mencapai target 8 juta KPM per bulan.
Kemendes PDTT dan Kemendagri diharapkan dapat terus
memfasilitasi percepatan penyaluran dimaksud.
b. Masih terdapat 1233 desa yang belum menyalurkan BLT DD,
pada umumnya di Provinsi Papua. Kemendagri diharapkan
untuk lebih fokus mendorong Pemerintah Daerah untuk
segera menyalurkan BLT DD.
c. Terkait rencana pemerintah pusat untuk mengambil alih
otorisasi penyaluran BLT DD apabila tidak terserap
seluruhnya dan belum mencapai target 8 juta KPM,
diharapkan Kemenkeu agar menginformasikan kebijakan
tersebut baik dari substansi maupun mekanismenya kepada
pihak terkait.
d. Dasbor Desa akan terus dikembangkan dan akan
mengintegrasikan data OM-SPAN, Siskeudes dan data
BUMDes melalui nota kerjasama dan kesepahaman antar
kementerian.
Percepatan Proses Pengadaan Proyek Sekretariat Kabinet berpandangan Pemkab Sidrap dan
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap Pengembang PLTB Sidrap Ekspansi perlu segera
Ekspansi menyampaikan rencana pembangunan PLTB Sidrap Ekspansi
tersebut kepada Kementerian ESDM, termasuk penyelesaian
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
proses Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara PT PLN dengan
PT UPC Sidrap Bayu Energi selaku pengembang. Adapun
permohonan Bupati Sidrap terkait percepatan proses
pengadaan Proyek PLTB Sidrap Ekspansi telah disampaikan ke
Kementerian ESDM guna penelaahan lebih lanjut.
Rancangan Peraturan Polri (R-Perpolri) tentang a. R-Perpolri tersebut telah dilakukan pengharmonisasian,
Pengangkatan Khusus dari 57 (Lima Puluh pembulatan, dan pemantapan konsepsi melibatkan
Tujuh) Eks Pegawai KPK Menjadi Pegawai Kemenko Polhukam, Kemenkumham, Kemenpan-RB, BKN,
Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lingkungan Polri, dan Sekretariat Kabinet. Selain itu, Menpan-RB juga
Kepolisian Negara Republik Indonesia telah menetapkan SK Nomor 1209 Tahun 2021 tentang
Penetapan Tambahan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Polri T.A. 2021 tanggal 3 November 2021 yang
menetapkan 52 formasi untuk 57 eks pegawai KPK.
b. Menindaklanjuti pembahasan dan harmonisasi RPerpolri
dimaksud, maka Seskab melalui surat nomor:
B.0433/Seskab/Polhukam/11/2021 tanggal 26 November
2021 kepada Kapolri menyampaikan persetujuan Presiden
atas peraturan dimaksud.
Sinergisitas antar K/L Program Penanggulangan a. Perlu segera dirumuskan mekanisme monitoring dan
Terorisme evaluasi atas RAS dimaksud sebagai instrumen kontrol atas
capaian kinerja berdasarkan time frame yang telah
ditentukan
b. Atas isu-isu strategis yang memerlukan intervensi khusus,
agar dapat dilaporkan kepada Presiden melalui Sekretariat
Kabinet
c. Sinergi lintas K/L perlu dikembangkan dengan pelibatan
perguruan tinggi, BUMN, serta sektor swasta
melalui Corporate Social Responsibility (CSR);
d. Pemerintah Pusat (dalam hal ini BNPT) perlu meningkatkan
komunikasi intensif terhadap Daerah (Badan Kesbangpol)
dalam pelaksanaan program sinergisitas
e. Pelibatan pemerintah daerah sejak tahap perencanaan
sehingga rencana aksi tepat sasaran, baik dari aspek
penentuan komposiis satgaswil, lokus, maupun jenis
kegiatan yang akan dilakukan di daerah.
Percepatan Penetapan Peta Batas Wilayah a. Perpres No. 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Administrasi Kewenangan Pengelolaan Sumber Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala
Daya Laut Provinsi 1:50.000 sebagaimana telah diubah dengan Perpres No. 23
Tahun 2021 mengamanatkan dalam Rencana Aksi Kebijakan
Satu Peta salah satunya penetapan Peta Batas Wilayah
Administrasi Kewenangan Pengelolaan Sumber Daya Laut
Provinsi Skala 1:250.000 – 1:25.000, dengan target untuk
seluruh wilayah Indonesia tersedia peta kerja indikatif
(September 2021) dan integrasi (Desember 2021).
b. Karena adanya keterbatasan sumber daya, sampai dengan
Juni 2021, provinsi yang penetapan batas wilayah
LAMPIRAN 8
BEBERAPA REKOMENDASI KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN
SEKRETARIAT KABINET PADA TAHUN 2021
PERMASALAN REKOMENDASI
administrasi kewenangan pengelolaan sumber daya
lautnya sedang diupayakan, baru batas antara DKI Jakarta,
Banten, Jawa Barat, dan Lampung, sehingga perlu
ditentukan provinsi yang diprioritaskan penetapan batas
wilayah administrasi kewenangan pengelolaan sumber
daya lautnya.
c. Sekretariat Kabinet telah menginisiasi rapat koordinasi
percepatan penyelesaian batas wilayah admnistrasi
kewenangan pengelolaan sumber daya laut provinsi untuk
mengidentifikasi provinsi yang perlu diprioritaskan
penetapan batas wilayah administrasi kewenangan
pengelolaan sumber daya lautnya berdasarkan kegiatan
prioritas/strategis sektor (Kementerian/Lembaga).
Kesepakatan rapat telah disampaikan melalui surat Deputi
Bidang Marves Nomor. B.0313/MARVES/7/2021 tanggal 2
Juil 2021.
d. Kesepakatan rapat di Sekretariat Kabinet telah
ditindaklanjuti oleh Kemendagri dengan penyelenggaraan
rapat penyamaan persepsi garis pantai yang akan
digunakan dalam penetapan batas wilayah administrasi
kewenangan pengelolaan sumber daya laut provinsi dan
pembahasan batas wilayah laut dengan pemerintah
provinsi.
Pembangunan akses menuju Kawasan Kertajati a. Menindaklanjuti surat tersebut, Sekretariat Kabinet telah
Aerocity dari Jalan Tol Cisumdawu yang dibiayai menyelenggarakan rapat koordinasi pada 12 Maret 2021
dengan APBN dengan melibatkan beberapa kementerian/lembaga
terkait;
b. Selanjutnya, Sekretariat Kabinet merekomendasikan
kepada Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk
melakukan kajian urgensi pembangunan jalan akses
dimaksud untuk berikutnya dapat dimuat dalam RPerpres
pengembangan kawasan Jawa Barat yang saat itu sedang
disusun.
c. Tindaklanjut rekomendasi tersebut, permohonan
pembangunan jalur akses tersebut belum dapat dipenuhi
dengan pertimbangan telah dibangun jalur akses menuju
Kawasan Kertajati dari Jalan Tol Cipali dan jalur akses Jalan
Tol Cisumdawu menuju Jalan Tol Cipali.
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
Arahan Presiden pada Rapat Sekretariat Kabinet terlibat aktif dalam Rapat Koordinasi Pengembangan
Terbatas tanggal 2 Juni 2021 DPSP Mandalika yang dikoordinasikan oleh Kemenko Marves. Beberapa
tentang Persiapan upaya yang telah dilakukan guna peyelesaian pemasalahan lahan:
Penyelenggaraan FIBA Asia Cup 1. Saat ini ITDC sedang bekerja sama dengan Pemda Lombok Tengah untuk
2021 dan World Super Bike 2021 melakukan relokasi penduduk ke Dusun Ngolang (sekitar 2.5 km dari
Indonesia Grand Prix. jalan provinsi atau sekitar 3 km dari permukiman sebelumnya).
2. Pemkab Lombok Tengah telah bersurat kepada Menteri PUPR (surat
Nomor 656/117/2020 tanggal 21 Oktober 2020) guna pembangunan
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
Arahan Presiden pada Ratas Laporan tindak lanjut dihimpun oleh Setkab:
Evaluasi Pemberlakuan
a. Menkeu telah menetapkan PMK Nomor 94/PMK.07/2021 yang pada
Pembatasan Kegiatan
diantaranya memberikan relaksasi penyaluran Dana Desa dan BLT Dana
Masyarakat (PPKM) melalui
Desa berupa penyaluran sekaligus untuk kebutuhan BLT Dana Desa
Video Conference 2 Agustus
selama 3 bulan.
2021.
b. Sampai dengan 26 November 2021 telah disalurkan Dana Desa untuk BLT
Dana Desa sebesar Rp 19,42 triliun (67,45% dari target) disalurkan kepada
5,62 juta KPM.
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
Arahan Presiden pada Rapat Sekretariat Kabinet mengoordinasikan rapat Tingkat Eselon I sebanyak 7
Internal tentang Penataan (tujuh) kali yang terakhir pada 23 Agustus 2021, dengan hasil kesepakatan
Perizinan Pertambangan dan sebagai berikut:
Perkebunan pada tanggal 4 Juni a. Progres penataan perizinan usaha pertambangan dalam kawasan hutan:
2021. 1) Kemenko Bidang Perekonomian bersama K/L terkait telah
menginventarisasi perizinan usaha pertambangan dalam kawasan
hutan. Dari hasil inventarisasi tersebut, terdapat perizinan usaha
pertambangan dalam kawasan hutan seluas ±5.253.936 hektar,
dengan perizinan yang tidak bermasalah seluas ±529.013 (10%) dan
perizinan yang terindikasi bermasalah ±4.724.923 (90%);
2) Hasil inventarisasi tersebut dituangkan dalam Rancangan Peta
Indikatif Tumpang Tindih (PITTI) perizinan usaha pertambangan
dalam kawasan hutan yang akan segera ditetapkan dengan
Keputusan Menko Bidang Perekonomian selaku Ketua Tim Koordinasi
Penyelesaian Ketidaksesuaian (saat ini tengah diproses oleh Biro
Hukum, Kemenko Bidang Perekonomian). Penyelesaian penataan
perizinan usaha pertambangan akan mengacu pada PITTI tersebut;
3) Sekretariat Kabinet telah menginisiasi penyusunan Rencana Aksi
penyelesaian penataan perizinan usaha pertambangan dalam
kawasan hutan untuk ditindaklanjuti Kementerian/Lembaga terkait;
4) Pada bulan September minggu ke-4 Menteri ESDM ditargetkan untuk
menyelesaikan Laporan Rencana Penyelesaian Ketidaksesuaian Izin
Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK),
Kontrak Karya Pertambangan, dan Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B) di dalam Kawasan Hutan.
b. Untuk penataan perizinan usaha perkebunan, terdapat permasalahan
yang cukup serius dalam progres Penetapan PITTI Izin Usaha
Perkebunan, yaitu :
1) Ketersediaan data penyusun utama yaitu Peta Izin Usaha Perkebunan
dan Peta Izin Lokasi belum memenuhi cakupan nasional, sehingga
identifikasi ketidaksesuaian antara usaha perkebunan dan kawasan
hutan belum dapat dilaksanakan;
2) Proses kompilasi dan integrasi Peta Izin Usaha Perkebunan dan Peta
Izin Lokasi dari masing-masing Kabupaten/Kota yang dikoordinasikan
Kementerian Pertanian dan didampingi Badan Informasi Geospasial
masih berlangsung hingga saat ini, namun terkendala data Izin Usaha
Perkebunan (IUP) dan Izin Lokasi (ILOK) Perkebunan yang formatnya
belum standar;
3) Hingga saat ini hanya 2 (dua) Provinsi yang telah memiliki Peta Izin
Usaha Perkebunan dan Peta Izin Lokasi yang sudah terkompilasi dan
terintegrasi, yaitu Kalimantan Tengah dan Papua Barat.
LAMPIRAN 9
BEBERAPA HASIL PENGAWASAN TINDAK LANJUT
ARAHAN PRESIDEN TAHUN 2021
LN 11
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
1. 1/TPA 05 Januari 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Perindustrian
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
2. 2/TPA 05 Januari 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Sekretariat
Negara
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
3. 3/TPA 12 Januari 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat
Jenderal Komisi Yudisial
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
4. 4/TPA 12 Januari 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
5. 5/TPA 12 Januari 2021
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
6. 6/TPA 12 Januari 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
7. 7/TPA 12 Januari 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Luar Negeri
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
8. 8/TPA 12 Januari 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Keuangan
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
9. 9/TPA 12 Januari 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Perindustrian
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
10. 10/TPA 12 Januari 2021
Tinggi Utama di Lingkungan Badan Informasi
Geospasial
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
11. 11/TPA 12 Januari 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Badan Usaha Milik Negara
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
12. 12/TPA 12 Januari 2021
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pemuda
dan Olahraga
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
13. 13/TPA 12 Januari 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
Pengawas Tenaga Nuklir
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari
Jabatan Fungsional Ahli Utama di Lingkungan
14. 14/TPA 12 Januari 2021
Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
15. 15/TPA 12 Januari 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Sekretariat Negara
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
16. 16/TPA 12 Januari 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
17. 17/TPA 26 Januari 2021
Tinggi Utama di Lingkungan Badan Nasional Pencarian
dan Pertolongan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
18. 18/TPA 02 Februari 2021 Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan
Pengawas Tenaga Nuklir
Keputusan Presiden tentang Pembentukan Panitia
19. 19/TPA 02 Februari 2021 Seleksi Calon Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
20. 20/TPA 02 Februari 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
Narkotika Nasional
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
21. 21/TPA 02 Februari 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
22. 22/TPA 09 Februari 2021
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
23. 23/TPA 11 Februari 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
24. 24/TPA 11 Februari 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Riset dan
Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
25. 25/TPA 11 Februari 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Kabinet
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
26. 26/TPA 15 Februari 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pemuda
dan Olahraga
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
27. 27/TPA 18 Februari 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Komunikasi
dan Informatika
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
28. 28/TPA 18 Februari 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
29. 29/TPA 18 Februari 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari
30. 30/TPA 1 Maret 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Agama
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
31. 31/TPA 1 Maret 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
32. 32/TPA 1 Maret 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen Negara
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
33. 33/TPA 1 Maret 2021 Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di
Lingkungan Badan Standarisasi Nasional
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari
34. 34/TPA 1 Maret 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
Narkotika Nasional
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
35. 35/TPA 1 Maret 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
36. 36/TPA 9 Maret 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
37. 37/TPA 9 Maret 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
38. 38/TPA 9 Maret 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
39. 39/TPA 9 Maret 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Perhubungan
Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di
40. 40/TPA 26 Maret 2021
Lingkungan Kementerian Kesehatan
Pemberhentian Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di
41. 41/TPA 31 Maret 2021
Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau
Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam
42. 42/TPA 31 Maret 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
Intelijen Negara
Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Pimpinan
43. 43/TPA 31 Maret 2021 Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam
44. 44/TPA 31 Maret 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Ketenagakerjaan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
45. 45/TPA 6 April 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertanian
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
46. 46/TPA 6 April 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Perdagangan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
47. 47/TPA 6 April 2021 Pengangkatan Sekretaris Badan dan Deputi di
Lingkungan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
48. 48/TPA 6 April 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Kalimantan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
49. 49/TPA 6 April 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
50. 50/TPA 6 April 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Lembaga Ketahanan
Nasional Republik Indonesia
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
51. 51/TPA 6 April 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Ketenagakerjaan
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
52. 52/TPA 6 April 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
53. 53/TPA 6 April 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
54. 54/TPA 6 April 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
55. 55/TPA 6 April 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Badan Usaha Milik Negara
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
56. 56/TPA 6 April 2021
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Lingkungan
57. 57/TPA 6 April 2021
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Deputi di
58. 58/TPA 6 April 2021
Lingkungan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
Keputusan Presiden tentang Pembentukan Panitia
59. 59/TPA 6 April 2021
Seleksi Calon Kepala Badan Pusat Statistik
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
60. 60/TPA 6 April 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pusat Statistik
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
61. 61/TPA 6 April 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
Narkotika Nasional
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
62. 62/TPA 6 April 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
63. 63/TPA 6 April 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Sekretariat Kabinet
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
64. 64/TPA 23 April 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Perdagangan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
65. 65/TPA 23 April 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Keputusan Presiden tentang Perpanjangan Masa
66. 66/TPA 23 April 2021 Jabatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di
Lingkungan Badan Pusat Statistik
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di
67. 67/TPA 10 Mei 2021
Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
68. 68/TPA 10 Mei 2021
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
69. 69/TPA 10 Mei 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertanian
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
70. 70/TPA 10 Mei 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintahan
Provinsi Kalimantan Tengah
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
71. 71/TPA 28 Mei 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
Pimpinan Tinggi Madya dan Pengangkatan Pimpinan
72. 72/TPA 28 Mei 2021
Tinggi Utama di Lingkungan Arsip Nasional Republik
Indonesia
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
73. 73/TPA 28 Mei 2021
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
74. 74/TPA 28 Mei 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
75. 75/TPA 28 Mei 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kejaksaan
Agung Republik Indonesia
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
76. 76/TPA 28 Mei 2021
Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan
Umum
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
77. 77/TPA 28 Mei 2021
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
78. 78/TPA 28 Mei 2021
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari
Jabatan Pimpinan Tinggi Utama dan Madya dan
79. 79/TPA 28 Mei 2021
Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Utama di
Lingkungan Badan Pusat Statistik
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
80. 80/TPA 28 Mei 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
81. 81/TPA 28 Mei 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
82. 82/TPA 28 Mei 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
83. 83/TPA 28 Mei 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Badan Narkotika Nasional
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
84. 84/TPA 28 Mei 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan
dan Perikanan
Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana
85. 85/TPA 28 Mei 2021 Tugas Sekretaris Utama Badan Pembinaan Ideologi
Pancasila
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
86. 86/TPA 28 Mei 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Komisi
Pemberantasan Korupsi
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
87. 87/TPA 28 Mei 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Komisi
Pemberantasan Korupsi
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana
88. 88/TPA 31 Mei 2021 Tugas Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Komisi Pemberantasan Korupsi
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
89. 89/TPA 16 Juni 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Badan Siber dan Sandi
Negara
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
90. 90/TPA 16 Juni 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
91. 91/TPA 16 Juni 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
92. 92/TPA 21 Juni 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
93. 93/TPA 21 Juni 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen Negara
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
94. 94/TPA 21 Juni 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat
Jenderal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
95. 95/TPA 13 Juli 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Keuangan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
96. 96/TPA 27 Juli 2021 Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di
Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
97. 97/TPA 27 Juli 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
98. 98/TPA 27 Juli 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Luar Negeri
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
99. 99/TPA 28 Juli 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Keuangan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
100. 100/TPA 28 Juli 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kesehatan
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
101. 101/TPA 28 Juli 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
102. 102/TPA 5 Agustus 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
103. 103/TPA 5 Agustus 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
104. 104/TPA 5 Agustus 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Riau
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
105. 105/TPA 5 Agustus 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
106. 106/TPA 5 Agustus 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
107. 107/TPA 5 Agustus 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
108. 108/TPA 5 Agustus 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Komunikasi dan Informatika
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
109. 109/TPA 5 Agustus 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
110. 110/TPA 5 Agustus 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Keputusan Presiden tentang Perpanjangan Masa
Jabatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di
111. 111/TPA 5 Agustus 2021
Lingkungan Sekretariat Jenderal Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
112. 112/TPA 5 Agustus 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Badan Usaha Milik Negara
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
113. 113/TPA 5 Agustus 2021
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
114. 114/TPA 5 Agustus 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pelindungan
Pekerja Migran Indonesia
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
115. 115/TPA 18 Agustus 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
116. 116/TPA 26 Agustus 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
117. 117/TPA 26 Agustus 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
01 September Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
118. 118/TPA
2021 Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
01 September
119. 119/TPA Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
2021
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
01 September
120. 120/TPA Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
2021
Luar Negeri
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
01 September Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
121. 121/TPA
2021 Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
06 September Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
122. 122/TPA
2021 Tinggi Madya di Lingkungan Pengawas Obat dan
Makanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
08 September
123. 123/TPA Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
2021
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari
21 September
124. 124/TPA Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
2021
Siber dan Sandi Negara
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana
21 September
125. 125/TPA Tugas Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
2021
Barang/Jasa Pemerintah
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
21 September
126. 126/TPA Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
2021
Perhubungan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
21 September
127. 127/TPA Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Sosial
Keputusan Presiden tentang Pembentukan Panitia
21 September
128. 128/TPA Seleksi Calon Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
2021
Barang/Jasa Pemerintah
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
21 September
129. 129/TPA Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
2021
Narkotika Nasional
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
27 September Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
130. 130/TPA
2021 Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
27 September Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
131. 131/TPA
2021 Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
27 September
132. 132/TPA Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah
2021
Provinsi Jawa Tengah
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
27 September
133. 133/TPA Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
27 September
134. 134/TPA Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
2021
Kementerian Agama
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
27 September
135. 135/TPA Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
2021
Kementerian Keuangan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
27 September Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
136. 136/TPA
2021 Tinggi Madya di Lingkungan Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
27 September Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
137. 137/TPA
2021 Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Pencarian
dan Pertolongan
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
27 September
138. 138/TPA Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
2021
Tinggi Madya di Lingkungan Badan Keamanan Laut
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
27 September Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
139. 139/TPA
2021 Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
27 September
140. 140/TPA Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
2021
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
27 September
141. 141/TPA Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
2021
Standarisasi Nasional
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
27 September
142. 142/TPA Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Pusat
2021
Statistik
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
27 September
143. 143/TPA Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
2021
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
27 September
144. 144/TPA Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
2021
Hukum dan Hak Asasi Manusia
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
145. 145/TPA 05 Oktober 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen
Negara
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
146. 146/TPA 05 Oktober 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan Siber
dan Sandi Negara
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
147. 147/TPA 07 Oktober 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Pengelola
Perbatasan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
148. 148/TPA 11 Oktober 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Papua
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
149. 149/TPA 11 Oktober 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Papua
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
150. 150/TPA 25 Oktober 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
151. 151/TPA 25 Oktober 2021
Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dari
152. 152/TPA 25 Oktober 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
Riset dan Inovasi Nasional
Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana
153. 153/TPA 28 Oktober 2021
Tugas Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
154. 154/TPA 9 November 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Badan Intelijen Negara
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
155. 155/TPA 1 Desember 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Badan Nasional Pengelola
Perbatasan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
156. 156/TPA 6 Desember 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
157. 157/TPA 6 Desember 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pertahanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
158. 158/TPA 6 Desember 2021 Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
159. 159/TPA 6 Desember 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Perindustrian
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
160. 160/TPA 6 Desember 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
161. 161/TPA 6 Desember 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
162. 162/TPA 6 Desember 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Koperasi
Usaha Kecil dan Menengah
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
163. 163/TPA 6 Desember 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
164. 164/TPA 6 Desember 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
Informasi Geospasial
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Dalam
165. 165/TPA 6 Desember 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Arsip
Nasional Republik Indonesia
Keputusan Presiden tentang Usulan Mutasi Pejabat
166. 166/TPA 6 Desember 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Perdagangan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
167. 167/TPA 6 Desember 2021
Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
Perindustrian
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di
168. 168/TPA 6 Desember 2021
Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
169. 169/TPA 6 Desember 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
Keamanan Laut
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
170. 170/TPA 6 Desember 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
Pembinaan Ideologi Pancasila
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
171. 171/TPA 6 Desember 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Badan
Pengawas Obat dan Makanan
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Dalam
172. 172/TPA 6 Desember 2021 Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan
Kementerian Agama
Keputusan Presiden tentang Penunjukan Pelaksana
173. 173/TPA 6 Desember 2021 Tugas Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di
174. 174/TPA 6 Desember 2021
Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
175. 175/TPA 6 Desember 2021 Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Maluku
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
16 Desember Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
176. 176/TPA
2021 Tinggi Madya di Lingkungan Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika
LAMPIRAN 10
REKAPITULASI KEPUTUSAN PRESIDEN KODE TPA
TAHUN 2021
NOMOR TANGGAL
NO PERIHAL
KEPPRES KEPUTUSAN
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
16 Desember
177. 177/TPA Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
2021
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi
Keputusan Presiden tentang Perpanjangan Masa
16 Desember
178. 178/TPA Jabatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di
2021
Lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian Pejabat
29 Desember
179. 179/TPA Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian
2021
Luar Negeri
Keputusan Presiden tentang Pemberhentian dan
31 Desember Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan
180. 180/TPA
2021 Tinggi Madya di Lingkungan Kejaksaan Agung
Republik Indonesia
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
31 Desember
181. 181/TPA Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kejaksaan
2021
Agung Republik Indonesia
Keputusan Presiden tentang Pengangkatan Pejabat
31 Desember
182. 182/TPA Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Lembaga
2021
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LAMPIRAN 11
PENINGKATAN KAPASITAS SDM APIP SEKRETARIAT KABINET
TAHUN 2021
17 Sosialisasi Aplikasi SPSE versi 4.4. Auditor 11 dan 12 Juni 2021 Tangerang
(Non E-Tendering, Non E-Purchasing, Selatan
dan E-Kontrak).
18 Pelatihan penilaian SPIP terintegrasi Auditor 14 - 18 juni 2021 Bogor
bagi APIP K/L mitra kerja di
lingkungan kedeputian bidang PIP
bidang polhukam PMK
33 PPM pengawasan PNBP pada APIP Auditor 22 September 2021 Hybrid (Jakarta)
II 2021