Anda di halaman 1dari 109

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena hanya dengan
rahmat-Nya kita semua masih diberi segala nikmat termasuk nikmat kesempatan dan kesehatan untuk
dapat melaksanakan tugas dan kewajiban kita sebagai pengawal Keuangan Negara di seluruh penjuru
nusantara. Sebagaimana kita ketahui bahwa saat ini kita sedang berada dalam situasi pasca pandemi
covid-19 yang membuat kita harus beradaptasi dengan kebiasaan bekerja dan berinteraksi dengan
cara yang baru. Meskipun begitu, tidak mengurangi semangat dan kinerja kita untuk dapat
menjalankan kewajiban kita dengan penuh integritas, profesional, sinergi, serta memberikan
pelayanan yang terbaik, dan terus melakukan perbaikan maupun inovasi untuk mencapai
kesempurnaan sesuai dengan nilai-nilai Kementerian Keuangan.

Disamping perubahan yang terjadi pada kebiasaan kita, desain penganggaran pemerintah pun
mengalami perubahan. Situasi pandemi inipun dijadikan sebuah momentum untuk melakukan
perubahan-perubahan cara kerja, cara berinteraksi, yang akhirnya berdampak pada cara kita untuk
memanfaatkan sumber-sumber daya keuangan kita.

Dalam pelaksanaan anggaran, selain upaya kita untuk melakukan percepatan anggaran kita juga
harus mengedepankan efisiensi, efektifitas, dan menjaga akuntabilitas dengan memperhatikan
peraturan dan ketentuan yang berlaku seperti peraturan tentang pengadaan barang dan jasa, standar
biaya masukan, tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan APBN, serta beberapa kebijakan
penganggaran dan pelaksanaan anggaran 2023 seperti pembatasan honor dan perjalanan dinas
sebagaimana IMK nomor 595/IMK.01/2019 tanggal 29 Juli 2019 tentang Pelaksanaan Efisiensi
Perjalanan Dinas Dalam Negeri dan Honorarium Jasa Profesi di Lingkungan Kementerian Keuangan.

Dalam rangka menjaga pelaksanaan anggaran TA 2023 pada kantor vertikal DJPb terstandar dan
seragam, maka telah disusun sebuah buku panduan pelaksanaan anggaran untuk kantor vertikal DJPb.
Melalui buku ini diharapkan dapat membantu satuan kerja dalam pelaksanaan anggarannya. Buku ini
berisi tentang penjelasan redesain sistem penganggaran pemerintah, penyusunan RKA-K/L, tugas dan
fungsi Kanwil Ditjen Perbendaharaan atau KPPN, ketentuan dalam penyusunan dan pelaksanaan
anggaran TA 2023, serta penjelasan kertas kerja RKA-K/L TA 2023. Penjelasan Kertas Kerja RKA-KL TA
2023 berisi mengenai dukungan pendanaan dalam rangka pembentukan shadow organization serta
petunjuk dan penjelasan atau guideline bagi Kanwil Ditjen Perbendaharaan atau KPPN dalam
melaksanakan alokasi anggaran Tahun 2023.

Sebagaimana diketahui bahwa saat ini telah dibentuk shadow organization di instansi vertikal
DJPb. Sebagai representasi Kementerian Keuangan di daerah, Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan
KPPN diminta untuk meningkatkan perannya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan di daerah. Pembentukan shadow organization diharapkan dapat menguatkan fungsi
dan peran Kanwil DJPb dan KPPN sebagai treasurer, regional chief economist, dan financial advisor.
Dengan dukungan anggaran yang telah dialokasikan pada masing-masing DIPA, diharapkan shadow
organization dapat diimplementasikan di seluruh instansi vertikal DJPb, baik Kanwil DJPB maupun
KPPN.

Buku ini dapat menjadi referensi dalam pelaksanaan anggaran TA 2023 dengan harapan
pelaksanaan anggaran akan lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam Pelaksanaan
anggaran dapat dilakukan penyesuaian dengan tetap memedomani peraturan dan ketentuan yang
berlaku. Tanggung jawab terhadap penggunaan dana yang tertuang dalam Petikan DIPA sepenuhnya
berada pada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

i
Selanjutnya diharapkan kepada segenap jajaran instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan untuk
dapat bekerja lebih baik dan memberikan pelayanan kepada stakeholders dengan maksimal untuk
mewujudkan visi Ditjen Perbendaharaan “menjadi pengelola perbendaharaan negara yang unggul di
tingkat dunia/to be world-class state treasury manager”. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu
menuntun langkah kita dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang terkait pelaksanaan
anggaran maupun pelayanan kepada stakeholders dengan lebih baik lagi.

Jakarta, Januari 2023


Sekretaris Ditjen Perbendaharaan

Ditandatangani secara elektronik


Didyk Choiroel

ii
Kontrol Versi Revisi

Versi Tanggal Catatan Revisi


1.0 13 Januari 2023 Versi awal

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i


Kontrol Versi Revisi ..................................................................................................................... iii
BAB I REDESAIN SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (RSPP) ........................................ 1
1. Latar Belakang RSPP ........................................................................................................... 1
2. Tujuan RSPP....................................................................................................................... 1
3. Manfaat RSPP .................................................................................................................... 1
4. Redesain Program .............................................................................................................. 2
5. Redesain Kegiatan .............................................................................................................. 2
6. Redesain Keluaran ............................................................................................................. 2
BAB II PENYUSUNAN RENCANA KERJA ANGGARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (RKA-K/L) .............. 4
1. Pihak yang Terlibat dalam Penyusunan RKA-K/L ................................................................... 4
2. Penelitian dan Review RKA-K/L ........................................................................................... 5
3. Beberapa Pembatasan Alokasi dalam Penyusunan RKA-K/L .................................................. 6
4. Penyusunan RKA-K/L dan Informasi Kinerja Anggaran .......................................................... 7
BAB III TUGAS DAN FUNGSI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN......... 9
BAB IV KEBIJAKAN/KETENTUAN PENYUSUNAN RKA-KL DAN
PELAKSANAAN ANGGARAN TA 2023 ............................................................................... 10
1. Standar Struktur Biaya ...................................................................................................... 10
2. Beberapa Kebijakan Penyusunan Anggaran 2023 ............................................................... 12
3. Langkah-langkah Percepatan Pelaksanaan Anggaran TA 2023 ............................................. 14
4. Langkah-Langkah Peningkatan Pencapaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran
(IKPA) TA 2023 ................................................................................................................. 15
5. Penggunaan Akun TA 2023 ............................................................................................... 16
BAB V PENJELASAN KERTAS KERJA RKA-K/L KANTOR WILAYAH DJPB .......................................... 18
I. Dukungan Pendanaan Dalam Rangka Pembentukan Shadow Organization .......................... 18
II. Penjelasan RKA Kanwil DJPb T.A. 2023 .............................................................................. 22
Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko ........................................ 22
1. 4803.ABA Kebijakan Bidang Ekonomi dan Keuangan .......................................................... 22
2. 4803.FAE Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan .......................................................... 26
3. 4804.FAE Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan .......................................................... 29
4. 6212.FAC Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara ............................................................. 32
5. 6212.FAH Pengelolaan Keuangan Negara .......................................................................... 35
6. 6212.FAL Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan .......................................... 40
7. 6213.FAC Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara ............................................................. 45
8. 6213.FAE Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan .......................................................... 48
9. 6213.FAL Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan .......................................... 51
10. 6214.FAL Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan .......................................... 58

iv
11. 6215.FAH Pengelolaan Keuangan Negara .......................................................................... 61
12. 6216.FAE Pemantauan dan Evaluasi Serta Pelaporan ......................................................... 66
Program Dukungan Manajemen .............................................................................................. 69
13. 4715.EBA Layanan Dukungan Manajemen Internal ............................................................ 69
14. 4715.EBB Layanan Sarana dan Prasarana Internal .............................................................. 77
15. 4715.EBD Layanan Manajemen Kinerja Internal ................................................................. 81
16. 4718.BMB Komunikasi Publik ............................................................................................ 87
17. 4719.EBA Layanan Dukungan Manajemen Inetrnal ............................................................ 90
18. 4719.EBC Layanan Manajemen SDM Internal..................................................................... 96
19. 4722.EBA Pengelolaan Risiko, Pengendalian, dan Pengawasan Internal ............................... 99
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 102

v
BAB I
REDESAIN SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (RSPP)

1. Latar Belakang RSPP


Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan reformasi penganggaran, terdapat beberapa hal
yang harus dilakukan perbaikan antara lain:
a. Program belanja pusat dan daerah saat ini tidak sinkron sehingga capaian kinerjanya tidak
optimal,
b. Program yang digunakan dalam dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran
berbeda, sehingga sulit dikonsolidasikan,
c. Rumusan nomenklatur program dan outcome dari sebuah program tidak terlihat secara
langsung (bersifat normatif),
d. Informasi kinerja pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan sulit dipahami
oleh publik.

2. Tujuan RSPP
Atas latar belakang tersebut, maka disusun lah sebuah desain atas sistem penganggaran
yang digunakan oleh pemerintah. Adapun tujuan redesain sistem perencanaan dan
penganggaran tersebut adalah:
a. Implementasi kebijakan money follow program,
b. Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja,
c. Meningkatkan konvergensi program dan kegiatan antar kementerian/lembaga,
d. Keselarasan rumusan program dan kegiatan antara dokumen perencanaan dan dokumen
penganggaran,
e. Informasi kinerja yang mudah dipahami publik,
f. Mendorong penerapan value for money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta
pelaksanaannya,
g. Sinkronisasi rumusan program belanja pemerintah pusat dengan belanja pemerintah daerah,
h. Menyelaraskan visi dan misi Presiden, fokus pembangunan (arahan Presiden), serta 7
agenda pembangunan tusi pemerintah pusat dan daerah,
i. Rumusan nomenklatur program, kegiatan, keluaran yang mencerminkan real work (konkret).

3. Manfaat RSPP
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari redesain sistem perencanaan dan
penganggaran adalah:
a. mendapatkan hubungan yang jelas antara program, kegiatan, output, dan outcome,
b. meningkatkan sinergi antar unit kerja Eselon I atau antar Kementerian Negara/Lembaga
dalam mencapai sasaran pembangunan,
c. meningkatkan efisiensi belanja,
d. integrasi sistem IT perencanaan dan penganggaran,
e. efisiensi organisasi.

1
4. Redesain Program
Untuk Kementerian Keuangan, program yang sebelumnya terdapat 12, melalui redesain ini
menjadi hanya 5 program. Adapun program tersebut beserta pengampunya adalah sebagai
berikut:
a. Program Kebijakan Fiskal, diampu oleh BKF, DJP, DJBC, DJA, DJPPR.
b. Program Pengelolaan Penerimaan Negara, diampu oleh DJP, DJBC, DJA.
c. Program Pengelolaan Belanja Negara, diampu oleh DJA, DJPK, DJPPR.
d. Program Perbendaharaan, Kekayaan Negara dan Risiko, diampu oleh DJPPR, DJPb, DJKN,
Itjen.
e. Program Dukungan Manajemen (program generik), diampu oleh seluruh unit eselon I.

5. Redesain Kegiatan
Kegiatan tidak disusun dengan nomenklatur yang identik dengan unit kerja eselon II atau
satuan kerja vertikal dari K/L, namun lebih mencerminkan aktivitas yang dilaksanakan oleh unit
untuk menghasilkan keluaran dalam rangka mewujudkan sasaran. Kegiatan dapat bersifat lintas
unit kerja eselon II dalam unit kerja eselon I yang sama atau lintas unit kerja eselon I dalam K/L
yang sama. Redesain kegiatan tersebut dilakukan untuk menghindari tumpang tindih kegiatan
antar K/L serta banyaknya kegiatan yang tidak mencerminkan tugas dan fungsi K/L. Sejalan
dengan adanya program lintas, maka kegiatan dapat diimplementasikan secara lintas sebagai
cerminan suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh K/L untuk menghasilkan keluaran (output) dalam
rangka mendukung terwujudnya sasaran pembangunan.
Pada level kegiatan juga terdapat kegiatan yang sifatnya generik atau berlaku umum.
Kegiatan Generik merupakan kegiatan yang digunakan oleh beberapa unit-unit Eselon II/Eselon
I yang memiliki karakteristik sejenis sebagai unit pendukung, seperti Sekretariat Jenderal,
Inspektorat Jenderal, Badan Diklat, dan kesekretariatan Direktorat Jenderal /Sekretariat
Jenderal/Inspektorat Jenderal/Badan yang memiliki Program Dukungan Manajemen.
Kementerian/Lembaga yang melaksanakan Kegiatan Lintas (dalam satu Unit Kerja Eselon I yang
sama) memastikan akuntabilitas kinerja dari masing-masing Unit Kerja Pelaksana terhadap
kegiatan lintas dengan menyusun Sasaran Kegiatan dan/atau Indikator Kinerja Kegiatan yang
berbeda untuk masing-masing Unit Kerja Pelaksana.

6. Redesain Keluaran
Urgensi redesain output adalah perlunya untuk mengelompokan output yang dihasilkan oleh
K/L baik berupa barang/jasa dalam mendukung pencapaian outcome. Dengan adanya standar
output maka dapat dibandingkan tingkat efisiensinya antar unit yang menggunakan output yang
sama.
a. Keluaran/Output
Mencerminkan real work, produk akhir dari pelaksanaan kegiatan.
b. Klasifikasi Rincian Output (KRO)
KRO adalah kelompok/kumpulan produk akhir yang dihasilkan pemerintah baik berupa
barang (barang infrastruktur/barang non infrastruktur) atau jasa (jasa regulasi/non regulasi)
untuk mencapai sasaran kegiatan dalam rangka mendukung kinerja pembangunan. KRO

2
merupakan clustering atas Rincian Ouput (RO) sejenis yang memiliki satuan yang sama atau
beragam.
c. Rincian Output (RO)
Adalah produk akhir yang dihasilkan pemerintah baik berupa barang (barang
infrastruktur/barang non infrastruktur) atau jasa (jasa regulasi/non regulasi) untuk mencapai
sasaran kegiatan dalam rangka mendukung kinerja pembangunan. RO adalah barang/jasa riil
(produk akhir) yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan suatu unit/satker. Dalam hal ini RO
harus rinci dan disertai dengan volume/jumlah barang/jasa riil yang dihasilkan.
d. Komponen
Pada level ini semua komponen adalah kode 100 dengan uraian “tidak ada komponen”
kecuali untuk komponen yang bersifat operasional yaitu kode komponen 001 untuk gaji dan
tunjangan, dan komponen 002 untuk operasional dan pemeliharaan.
e. Subkomponen
Subkomponen tetap digunakan dan bersifat optional.

3
BAB II
PENYUSUNAN RENCANA KERJA ANGGARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (RKA-K/L)

1. Pihak yang Terlibat dalam Penyusunan RKA-K/L


a. Biro Perencanaan/Unit Perencanaan K/L
Dalam proses penyusunan RKA-K/L, Biro Perencanaan/unit perencanaan
Kementerian/Lembaga bertugas:
1) Mengkoordinasikan penyusunan sasaran strategis Kementerian/Lembaga beserta
indikatornya;
2) Mengkoordinasikan perumusan hubungan logis antara sasaran strategis
Kementerian/Lembaga beserta indikatornya dengan sasaran program beserta
indikatornya dan sasaran kegiatan beserta indikatornya;
3) Mengisi Formulir I RKA-K/L;
4) Biro Perencanaan/Unit Perencana K/L juga bertugas menyusun prakiraan maju 3 (tiga)
tahun berikutnya berdasarkan database RKA-KL tahun yang direncanakan yang disusun
oleh seluruh satker dalam K/L yang bersangkutan.
b. Unit Eselon I
Dalam proses penyusunan RKA-K/L, unit eselon I bertugas:
1) Memastikan hubungan logis antara sasaran program beserta indikatornya dengan
sasaran strategis K/L beserta indikatornya;
2) Menyusun output program beserta indikatornya;
3) Meneliti dan memastikan pagu anggaran K/L per progam per jenis belanja berdasarkan
Pagu Anggaran/Alokasi Anggaran K/L;
4) Menetapkan sasaran Kinerja untuk masing-masing Satker mengacu pada Dokumen RKP
dan Renja K/L tahun berkenaan untuk:
a) volume Keluaran Kegiatan dalam kerangka angka dasar;
b) volume Keluaran Kegiatan dalam kerangka inisiatif baru; dan
5) Menetapkan alokasi anggaran masing-masing satker untuk:
a) alokasi anggaran dalam kerangka angka dasar;
b) alokasi anggaran dalam kerangka inisiatif baru; dan
c) alokasi keluaran (output) prioritas sesuai dengan kesepakatan tiga pihak (trilateral
meeting);
6) Menyiapkan daftar pagu rincian per satker yang berfungsi sebagai batas tertinggi pagu
satker;
7) Menyusun Infromasi Kinerja Tingkat Kegiatan (Formulir 3) yang akan digunakan oleh
satker. Informasi kinerja tersebut adalah sasaran kegiatan serta indikatornya, keluaran
(output) kegiatan serta indikatornya, sub output dan komponen; dan
8) Melakukan penandaan anggaran (budget tagging) pada tingkat Rincian Output,
penandaan anggaran yang dilakukan adalah prioritas, nawacita, janji presiden, dan
tematik APBN.

4
c. Satker
Dalam proses penyusunan RKA-K/L, satker bertugas:
1) Menyiapkan dokumen sebagai acuan dan dasar perekaman dalam RKA satker, meliputi:
a) Informasi/analisis beban kerja eksternal yang meliputi jumlah satker, pemda,
bank/pos/LKBB, tarif transportasi lokal ke pemda dalam wilayah kerja, dll;
b) Informasi/analisis beban kerja internal yang meliputi jumlah pegawai dan ppnpn,
asset (sesuai update data terakhir pada aplikasi SIMKA), realisasi anggaran
langganan daya dan jasa, kantor filial dan layanan mobile, dll.
2) Meneliti dan memastikan kesesuaian dengan kebijakan unit eselon I dalam hal:
a) Besaran alokasi anggaran satker; dan
b) Besaran angka dasar dan/atau usulan baru.
3) Menyusun Kertas Kerja Satker (KK Satker) dan RKA Satker serta menyimpan data dalam
Arsip Data Komputer (ADK);
4) Menyusun dokumen pendukung, antara lain:
a) Kerangka Acuan Kerja/Term Of Reference (TOR)
TOR dalam kerangka Angka Dasar yang berubah komponennya disusun dan
diajukan sebagai dasar alokasi anggaran Keluaran (Output) Kegiatan Angka Dasar.
TOR ini adalah yang sudah disesuaikan dengan bagian/tahapan sebagai komponen
Keluaran (Output) Kegiatan pada tahun yang direncanakan.
b) Rincian Anggaran Biaya (RAB),
RAB mengacu pada format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 142/PMK.02/2018. Ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian dalam penyusunan RAB, yaitu:
• dokumen RAB merupakan dokumen pendukung TOR; dan
• dokumen ini menjelaskan biaya yang dibutuhkan dalam pencapaian Keluaran
(Output) Kegiatan.
c) format Penandaan Anggaran Output Kegiatan;
5) Menyiapkan dokumen pendukung teknis, antara lain Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA)
BLU, Analisis Tingkat Kerusakan (ATK) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat atau Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat setempat, RKBMN
untuk pembangunan/rekonstruksi/sewa bangunan gedung negara dan
pengadaan/sewa kendaraan dinas operasional, pricelist/penawaran pihak ke-3, dan
data dukung teknis lainnya.

2. Penelitian dan Review RKA-K/L


Dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran Kementerian/Lembaga,
RKA-K/L unit eselon I yang telah ditandatangani, disampaikan kepada Sekretariat
Jenderal/Sekretariat Utama/Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/Unit Perencanaan
Kementerian/Lembaga untuk diteliti dan APIP K/L untuk direview.
Penelitian RKA-K/L bertujuan untuk memastikan kelengkapan dan kebenaran RKA-K/L yang
disusun sebelum disampaikan kepada APIP K/L dan Dirjen Anggaran.
Penelitian RKA-K/L unit eselon I oleh Sekretariat Jenderal/Sekretariat Utama/Sekretariat c.q.
Biro Perencanaan/Unit Perencanaan Kementerian/Lembaga dilakukan melalui verifikasi atas

5
kelengkapan dan kebenaran dokumen yang dipersyaratkan serta kepatuhan dalam penerapan
kaidah-kaidah perencanaan penganggaran.

Hasil dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Biro Perencanaan dan Keuangan
Setjen dituangkan dalam Catatan Hasil Penelitian (CHP) dan disampaikan kepada unit eselon I
untuk dilakukan perbaikan dan penyesuaian serta melengkapi dokumen data dukung yang masih
belum lengkap atau belum sesuai dengan yang dipersyaratkan.

Review RKA-K/L unit eselon I dilakukan oleh Inspektorat Jenderal selaku APIP K/L untuk
memberikan keyakinan terbatas (limited assurance) dan memastikan kepatuhan penerapan
kaidah-kaidah perencanaan penganggaran.

Tujuan Review RKA-K/L adalah untuk membantu terlaksananya penyusunan RKA-K/L dan
memberikan keyakinan terbatas bahwa informasi dalam RKA-KL disusun berdasarkan Pagu
Anggaran K/L dan/atau Alokasi Anggaran K/L yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Renja K/L, RKP hasil kesepakatan Pemerintah dan DPR-RI dalam
pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN, Standar Biaya, dan kebijakan pemerintah lainnya
serta memenuhi kaidah perencanaan, penganggaran sehingga diharapkan dapat menghasilan
RKA-KL yang berkualitas.

Hasil dari pelaksanaan review yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal selaku APIP K/L
dituangkan dalam Catatan Hasil Review (CHR) dan disampaikan kepada:
▪ Unit eselon I yang memiliki alokasi anggaran (portofolio) dan sebagai penanggung jawab
program untuk dilakukan perbaikan dan penyesuaian serta melengkapi dokumen data
dukung yang masih belum lengkap atau belum sesuai dengan yang dipersyaratkan; dan
▪ Sekretariat Jenderal/Sekretariat Utama/Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/Unit Perencanaan
Kementerian/Lembaga.

Sebagai tindak lanjut penelitian dan review RKA-K/L, Sekretariat Jenderal/Sekretariat


Utama/Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/Unit Perencanaan Kementerian/Lembaga dapat
memberikan tanda ”@” pada RKA-K/L yang selanjutnya akan menjadi catatan di halaman IV A
DIPA apabila unit eselon I tidak melakukan tindak lanjut/perbaikan atas Catatan Hasil Penelitian
dan Catatan Hasil Review.

3. Beberapa Pembatasan Alokasi dalam Penyusunan RKA-K/L


Dalam penyusunan RKA-K/L terdapat hal-hal yang dibatasi, meliputi:
a. Belanja Birokrasi, sesuai dengan Hasil Reviu atas Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat
Jenderal Perbendaharaan T.A. 2023 Berdasarkan Pagu Alokasi Anggaran, disampaikan
bahwa anggaran birokrasi DJPb naik sebesar Rp5.914.880.000,00 (+3,94%) dibandingkan
dengan pagu anggaran T.A. 2023. Menindaklanjuti hal tersebut diminta kepada setiap unit
lingkup Kantor Pusat DJPb agar melakukan efisiensi anggaran birokrasi dan tidak melakukan
revisi penambahan anggaran pada akun-akun sebagai berikut:
1) 521211 Belanja Bahan;

6
2) 521213 Belanja Honor Output Kegiatan;
3) 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa;
4) 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota;
5) 524211 Belanja Perjalanan Dinas Biasa - Luar Negeri.
b. Sesuai nota dinas Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan nomor ND-543/SJ/2022
tanggal 28 April 2022, dilakukan pembatasan khusus alokasi anggaran untuk paket meeting
fullboard (akun 524114 dan 524119). Untuk kegiatan yang bersifat koordinatif agar
mengoptimalkan penggunaan video conference yang disediakan oleh Pusintek sebagai
sarana koordinasi dan pembinaan. Masing-masing unit agar tidak melakukan penambahan
alokasi belanja konsinyering (fullboard meeting) untuk akun 524114 dan 524119.
c. Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya, peresmian
kantor/proyek dan sejenisnya. Untuk peruntukan tersebut dibatasi pada hal-hal yang sangat
penting dan dilakukan sesederhana mungkin.
d. Meminimalisasi pencetakan dokumen/media cetak (laporan, buletin, majalah, bahan
ajar dan sejenisnya) secara fisik, dan melakukan peralihan ke dalam media digital,
kecuali apabila menurut ketentuan peraturan perundang-undangan diharuskan untuk
dicetak secara fisik.
e. Mekanisme pemenuhan kebutuhan belanja modal prioritas didasarkan pada data analitik
aplikasi SIMKA dengan mempertimbangkan Keputusan Menteri Keuangan nomor KMK
334/KMK.01/2021 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian
Keuangan dan Surat Edaran nomor SE-46/PB/2022 tentang Standardisasi Kebutuhan dan
Masa Manfaat Peralatan dan Mesin serta Standardisasi Luas Ruangan pada Instansi Vertikal
DJPb.
f. Penentuan belanja modal gedung dan bangunan menggunakan penilaian persentase kondisi
fisik atas 8 komponen utama gedung dan bangunan yang diperoleh dari data pada aplikasi
SIMKA.

4. Penyusunan RKA-K/L dan Informasi Kinerja Anggaran


Dalam rangka sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional, dalam
penyusunan RKA-K/L menggunakan informasi Kinerja yang diambil dari Renja-K/L, setelah
disetujui oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional
(Kementerian PPN)/Badan Pembangunan Nasional (Bappenas). Informasi Kinerja anggaran
berupa Sasaran Strategis dan indikatornya, Sasaran Program dan indikatornya, dan sasaran
Kegiatan dan indikatornya. Selanjutnya, informasi Kinerja anggaran yang diperlukan untuk
menyusun RKA-K/L adalah Keluaran Klasifikasi Rincian Output dan indikatornya, dan Rincian
Output dan indikatornya.
a. Klasifikasi Rincian Output (KRO)
KRO adalah kelompok/kumpulan produk akhir yang dihasilkan pemerintah baik berupa
barang (barang infrastruktur/barang non infrastruktur) atau jasa (jasa regulasi/non regulasi)
untuk mencapai sasaran kegiatan dalam rangka mendukung kinerja pembangunan. KRO
merupakan clustering atas Rincian Ouput (RO) sejenis yang memiliki satuan yang sama atau
beragam.

7
b. Rincian Output (RO)
Adalah produk akhir yang dihasilkan pemerintah baik berupa barang (barang
infrastruktur/barang non infrastruktur) atau jasa (jasa regulasi/non regulasi) untuk mencapai
sasaran kegiatan dalam rangka mendukung kinerja pembangunan. RO adalah barang/jasa riil
(produk akhir) yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan suatu unit/satker. Dalam hal ini RO
harus rinci dan disertai dengan volume/jumlah barang/jasa riil yang dihasilkan.
c. Komponen
Pada level ini semua komponen adalah kode 100 dengan uraian “tidak ada komponen”
kecuali untuk komponen yang bersifat operasional yaitu kode komponen 001 untuk gaji dan
tunjangan, dan komponen 002 untuk pemeliharaan.

Komponen pada RSPP satker Kanwil DJPb distandardkan sebagai berikut:

No Komponen Detail

1 Gaji dan Tunjangan a. uang lembur;


Kantor (kode: 001) b. uang makan pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN);
2 Operasional dan a. Kebutuhan sehari-hari perkantoran antara lain: alat tulis kantor, barang
Pemeliharaan cetakan, alat-alat rumah tangga, perlengkapan fotokopi/komputer, langganan
Kantor (kode: 002) surat kabar/berita/majalah, air minum pegawai, honor satuan pengamanan
(satpam), honor cleaning service, honor sopir, honor pramubakti (yang
dipekerjakan secara kontraktual), pengurusan sertifikat tanah, dan
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pengadaan/pengantian
inventaris di bawah nilai kapitalisasi, biaya penerimaan tamu;
b. Langganan daya dan jasa antara lain: listrik, telepon, air, langganan daya dan
jasa lainnya misal gas, jasa pos dan giro, sewa internet, bandwith, komunikasi
(khusus diplomat), sewa kantor/gedung, sewa kendaraan dinas, dan sewa
mesin fotokopi;
c. Pemeliharaan perkantoran antara lain bangunan/gedung, instalasi jaringan,
sarana prasarana kantor, kendaraan dinas, dan pengurusan pajak kendaraan
dinas operasional;
d. Pelaksanaan operasional kantor antara lain: honor terkait operasional kantor,
bahan makanan, penambah daya tahan tubuh (hanya diberikan kepada
pegawai yang bekerja di tempat dengan kondisi atau suhu tidak normal),
pemeriksaan kesehatan pegawai, keprotokoleran (termasuk biaya pas dan jasa
tol tamu), operasional pimpinan, pelantikan/pengambilan sumpah
jabatan/pegawai, pakaian dinas, pakaian kerja, dan perjalanan dinas dalam
rangka konsultasi/koordinasi.

8
BAB III
TUGAS DAN FUNGSI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Kanwil Ditjen Perbendaharaan merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan


yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Dirjen Perbendaharaan. Jumlah Kanwil lingkup
Direktorat Jenderal Perbendaharaan di seluruh Indonesia sesuai dengan PMK Nomor
262/PMK.01/2016 adalah sebanyak 34 Kanwil.
Kantor Wilayah mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan, supervisi, asistensi,
bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring, evaluasi, analisis kajian, penyusunan laporan, dan
pertanggungjawaban di bidang perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Wilayah menyelenggarakan fungsi :
1) penelaahan dan pengesahan atas revisi dokumen pelaksanaan anggaran;
2) pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan anggaran;
3) penyusunan reviu belanja pemerintah (spending review) dan reviu pelaksanaan anggaran;
4) pembinaan teknis sistem akuntansi;
5) pelaksanaan monitoring dan evaluasi dana transfer;
6) pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan pemerintah;
7) pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU);
8) pelaksanaan, monitoring dan evaluasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
9) pembinaan dan monitoring atas investasi pemerintah, pinjaman, dan kredit program di daerah;
10) pelaksanaan dukungan penyelenggaraan sertifikasi bendahara;
11) pelaksanaan layanan bersama Kementerian Keuangan di daerah;
12) pemberian pembinaan terkait dengan kewenangan dan pelaksanaan teknis perbendaharaan dan
Bendahara Umum Negara (BUN);
13) pelaksanaan manajemen mutu layanan dan koordinasi inovasi layanan;
14) pelaksanaan manajemen hubungan pengguna layanan (customer relationship management);
15) pelaksanaan kehumasan dan layanan Keterbukaan Infomasi Publik (KIP);
16) pelaksanaan konsolidasi data Perhitungan Fihak Ketiga (PFK);
17) pelaksanaan sistem akuntabilitas dan kinerja;
18) pelaksanaan kepatuhan internal; dan
19) pelaksanaan administrasi Kantor Wilayah.

9
BAB IV
KEBIJAKAN/KETENTUAN PENYUSUNAN RKA-KL DAN PELAKSANAAN ANGGARAN TA 2023

1. Standar Struktur Biaya


Dalam rangka penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun Anggaran 2023, seluruh Unit
Eselon I di lingkungan Kementerian keuangan mengacu pada Standar Struktur Biaya lingkup
Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2023 yang telah ditetapkan pada Surat Edaran Menteri
Keuangan Nomor SE-12/MK.1/2022:
a. Standar Struktur Biaya Operasional merupakan standardisasi atas struktur biaya pada
Rincian Output (RO) yang digunakan oleh satuan kerja dalam rangka pelayanan yang bersifat
internal kepada satuan kerja bersangkutan. Standar Struktur Biaya Operasional terdapat
pada RO Layanan Perkantoran (994) yang merupakan output satuan kerja dalam rangka
memberikan pelayanan internal kepada satker bersangkutan, antara lain untuk pembayaran
gaji dan tunjangan serta penyelenggaraaan operasional dan pemeliharaan perkantoran.
Komponen dalam Output Layanan Perkantoran dilakukan standarisasi, yaitu:
1) Gaji dan Tunjangan (Komponen 001) untuk gaji dan tunjangan serta uang makan dan
lembur; dan
2) Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran (Komponen 002)
a) Jenis belanja yang digunakan adalah Belanja Barang Operasional;
b) Pembelian barang dan/atau jasa yang habis pakai yang dipergunakan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan dasar suatu satuan kerja dan umumnya pelayanan
yang bersifat internal. Belanja barang ini merupakan kebutuhan minimal yang
harus disediakan untuk menjamin kelangsungan operasional satker;
c) Komponen 002 dilakukan standarisasi hanya terdiri dari 4 (empat) sub komponen,
yaitu:
1. Kebutuhan sehari-hari perkantoran antara lain untuk keperluan sehari-hari
perkantoran, perlengkapan fotokopi/komputer, honor satpam, cleaning
service, sopir, pramubakti, pengurusan sertifikat, pembayaran PBB;
2. Langganan daya dan jasa untuk langganan listrik, air, telepon, langganan daya
dan jasa lainnya, jasa pos dan giro, sewa internet, sewa kantor/gedung, sewa
mesin fotokopi, sewa kendaraan;
3. Pemeliharaan perkantoran untuk pemeliharaan gedung/bangunan, instalasi
jaringan dan sarana prasarana kantor, serta kendaraan bermotor;
4. Pelaksanaan operasional kantor, antara lain honor operasional satker,
penambah daya tahan tubuh sesuai SBM, pelantikan/pengambilan sumpah
kerja, pakaian dinas/kerja, perjalanan dinas dalam rangka
konsultasi/koordinasi.
b. Standar Struktur Biaya Kesekretariatan, merupakan standardisasi atas struktur biaya pada
RO yang bersifat dukungan terhadap manajemen internal (supporting) yang dapat
digunakan oleh seluruh unit eselon I diantaranya menjalankan:
1) fungsi organisasi dan sumber daya manusia;
2) fungsi keuangan, Barang Milik Negara, dan umum;
3) fungsi komunikasi dan informasi publik;
4) fungsi pengelolaan risiko, pengendalian, dan pengawasan internal; dan

10
5) fungsi legislasi dan litigasi.
Output untuk layanan kesekretariatan pada satker vertikal dilekatkan pada output layanan
Dukungan Manajemen Internal, layanan Manajemen Kinerja Internal, dan layanan
Manajemen SDM Internal dengan komponen sebagai berikut:
1) Penyusunan rencana program dan penyusunan rencana anggaran
2) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
3) Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan
4) Pengelolaan kepegawaian
5) Pelayanan umum, pelayanan rumah tangga dan perlengkapan
c. Standar Struktur Biaya Generik, merupakan standardisasi atas struktur biaya pada RO yang
dihasilkan oleh satuan kerja yang sejenis (memiliki proses bisnis yang sama) dalam satu unit
eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan.
d. Standar Struktur Biaya Spesifik, merupakan standardisasi atas struktur biaya pada RO yang
dihasilkan oleh kantor pusat atau satuan kerja tertentu termasuk Badan Layanan Umum
(BLU) di lingkungan Kementerian Keuangan karena bersifat khusus/sesuai dengan tugas dan
fungsi eselon I bersangkutan yang spesifik.

Dalam hal terdapat perubahan Standar Struktur Biaya dalam perencanaan maupun
pelaksanaan anggaran pada unit Lingkup Kementerian Keuangan yang menyebabkan perlunya
perubahan dalam Surat Edaran tersebut, wajib dilakukan melalui persetujuan Kepala Biro
Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.
Revisi DIPA/POK satker-satker lingkup Ditjen Perbendaharaan yang menyebabkan
perubahan SSB dalam Surat Edaran Menteri Keuangan nomor SE20/MK.1/2021 harus diajukan
perubahan SSB terlebih dahulu kepada Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat
Jenderal Kementerian Keuangan melalui Sekretaris Ditjen Perbendaharaan secara hierarkis.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat
Jenderal Kementerian Keuangan, baru dapat dilakukan perubahan di aplikasi SAKTI dan diajukan
usul revisi DIPA/POK.
Sesuai Surat Edaran Menteri Keuangan nomor SE-20/MK.1/2021, usulan perubahan Standar
Struktur Biaya dilakukan secara triwulanan (pada bulan Maret, Juni, September, dan November).
Mengingat proses penyampaian usulan revisi SSB dari satker-satker lingkup Ditjen
Perbendaharaan kepada Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan memerlukan proses verifikasi dan administrasi, maka penerimaan usulan
revisi SSB dari satker/direktorat/bagian lingkup Ditjen Perbendaharaan diatur sebagai berikut:

Periode Batas Akhir Penerimaan Revisi


Keterangan
Revisi SSB SSB oleh Setditjen Perbendaharaan
Paling lambat diterima tanggal 6 Maret Usulan yang diterima setelah tanggal 6 Maret
Maret
2023 akan diproses di periode berikutnya
Paling lambat diterima tanggal 6 Juni Usulan yang diterima setelah tanggal 6 Juni
Juni
2023 akan diproses di periode berikutnya
Paling lambat diterima tanggal 6 Usulan yang diterima setelah tanggal 6
September
September 2023 September akan diproses di periode berikutnya
Paling lambat diterima tanggal 6 Usulan yang diterima setelah tanggal 6
November
November 2023 November tidak akan diproses

11
2. Beberapa Kebijakan Penyusunan Anggaran 2023
a. Membatasi pemberian honorarium tim:
1) Total pagu honorarium tim Tahun Anggaran 2023 tidak lebih besar dari pagu alokasi
honorarium tim Tahun Anggaran 2022;
2) Pembentukan tim lintas K/L agar dilakukan secara selektif dan melalui proses
verifikasi Unit Kepatuhan Internal (UKI), guna dilakukan proses reviu terkait urgensi
dan kebutuhan tim dimaksud. Untuk tim-tim yang telah berusia 3 (tiga) tahun atau
lebih perlu dipertimbangkan masuk ke dalam tugas dan fungsi unit organisasi yang
dituangkan dalam dokumen hasil reviu tim unit eselon I;
3) Honorarium untuk tim pelaksana kegiatan yang keanggotaannya lintas kementerian
negara/lembaga paling banyak dapat dibayarkan sejak Keputusan Menteri Keuangan
mengenai pembentukan tim pelaksana kegiatan yang keanggotaannya lintas
kementerian negara/lembaga ditetapkan; dan
4) Mekanisme pembentukan dan batasan pembayaran honorarium tim mengacu pada
ketentuan Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2023 dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan
negara yaitu akuntabilitas, efektif, efisien dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan.
b. Membatasi Belanja Jasa Profesi
Pemberian honorarium narasumber/pembahas/moderator/pembawa acara/panitia
termasuk honorarium bagi pengajar (akun 522151, 521219, dan BLU akun 525113)
hanya diperkenankan bila narasumber/pembahas/moderator/pembawa acara/panitia/
pengajar berasal dari Kementerian/Lembaga lain dan/atau pihak lain, dalam rangka
pelaksanaan kegiatan Seminar/Rapat/Sosialisasi/Diseminasi/ BimbinganTeknis/Pendidikan/
Pelatihan/Workshop/Sarasehan/Simposium/Lokakarya/Focus Group Discussion/kegiatan
sejenis yang pelaksanaan kegiatan dilakukan secara langsung (offline) maupun daring (online)
melalui aplikasi secara live dan bukan hasil rekaman (tapping).
c. Pengadaan Belanja Modal:
1) Pengadaan belanja modal terpusat dilaksanakan berdasarkan hasil analisis data
kebutuhan pada aplikasi SIMKA, yaitu:
a) desktop; h) televisi;
b) laptop/notebook i) stationery genset;
c) printer; j) Automatic Voltage Regulator (AVR);
d) LCD Projector/Projector Interaktif; k) tablet;
e) scanner, l) kamera digital;
f) UPS; m) conference cam;
g) CCTV, n) audio system;
2) Dalam rangka standardisasi dan percepatan pelaksanaan pengadaan belanja modal,
untuk pengadaan kendaraan dinas jabatan, dilaksanakan secara terpusat sesuai
dokumen RKBMN TA 2023 yang telah disetujui.
3) Alokasi dan proses pelaksanaan pengadaan kendaraan dinas operasional dilaksanakan
oleh masing-masing satker vertikal sesuai dengan dokumen RKBMN TA 2023 yang telah
disetujui.

12
4) Selain belanja modal di atas, dapat dilakukan pengadaan di daerah dengan mengajukan
usulan kebutuhan belanja modal melalui nota dinas kepada Sekretaris Ditjen
Perbendaharaan c.q. Kepala Bagian Umum, dengan dilampiri dokumen pendukung
sebagai berikut:
a) TOR/KAK;
b) RAB; dan
c) Pricelist/penawaran pihak ke-3/Analisis Tingkat Kerusakan (ATK) Dinas PU.
5) Berdasarkan arahan pimpinan terkait implementasi Flexible Working Space
(FWS)/Activity Based Workplace (ABW)/Co-Working Space dan Satellite Office, untuk
Tahun Anggaran 2023 pelaksanaannya dilakukan penundaan (moratorium) sampai
dengan adanya hasil evaluasi komprehensif atas efisiensi dan efektivitas implementasi
kebijakan dimaksud;
d. Biaya pemeliharaan dan belanja modal bagi satker-satker yang menempati GKN dan/atau
satker yang menempati gedung Bersama:
1) Biaya pemeliharaan gedung/bangunan pada satker-satker yang menempati GKN
dan/atau satker yang menempati gedung bersama seluruhnya dialokasikan pada satker
GKN/KPTIK-BMN/satker yang sesuai dengan kepemilikan aset gedung/bangunan pada
Aplikasi SAKTI dan SIMKA;
2) Anggaran untuk renovasi atau penataan ruangan satker yang menempati GKN dan/atau
satker yang menempati gedung bersama (seperti renovasi ruang front office satker,
ruang pelayanan terpadu, ruang kerja pegawai/pejabat, ruang rapat internal, dan
sejenisnya) direncanakan dan dialokasikan pada masing-masing satker dengan terlebih
dahulu berkoordinasi dengan Kepala Rumah Tangga GKN/Kepala KPTIK-BMN dan/atau
kepala satker pemilik aset gedung/bangunan pada Aplikasi SAKTI dan SIMKA;
3) Biaya pemeliharaan gedung/bangunan tersebut merupakan biaya yang digunakan
untuk pemeliharaan rutin gedung/bangunan dalam negeri dengan maksud menjaga/
mempertahankan gedung dan bangunan kantor di dalam negeri agar tetap dalam
kondisi semula atau perbaikan dengan tingkat kerusakan kurang dari atau sama dengan
2%. Besaran satuan biaya pemeliharaan gedung/bangunan tersebut mengacu pada
Peraturan Menteri Keuangan mengenai Standar Biaya Masukan;
4) Dalam hal terdapat standarisasi layanan/fasilitas yang ditetapkan bagi satker vertikal,
alokasi biaya untuk penerapan standardisasi tersebut dibebankan kepada satker yang
bersangkutan.
e. Biaya pemeliharaan UPS 10KVA dan AVR dilaksanakan secara terpusat melalui koordinasi
dengan Bagian Umum Setditjen Perbendaharaan.
f. Penghematan utamanya pada belanja honorarium, perjalanan dinas dan penghapusan
kegiatan paket meeting (konsinyering);
g. Pembayaran uang harian perjalanan dinas dalam negeri (akun 524111, 524113) dibayarkan
maksimal sebesar 80% dari SBM, kecuali untuk pesera dari K/L lain dan/atau pihak lain dan
dalam rangka mutasi serta bantuan evakuasi non local;
h. Pengadaan bahan seminar kit dilakukan secara sederhana dan selektif serta dibatasi hanya
untuk masyarakat/publik;

13
i. Meminimalisasi pencetakan dokumen/media cetak (laporan, buletin, majalah, bahan ajar
dan sejenisnya) secara fisik, dan melakukan peralihan ke dalam media digital, kecuali apabila
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan diharuskan untuk dicetak secara fisik;
j. Pembangunan rumah dinas/rumah jabatan baru harus dilakukan secara ketat dan selektif
dengan prioritas lokasi dibangun di luar Pulau Jawa/remote area.
k. Anggaran untuk pembayaran honorarium satpam, petugas kebersihan dan pramubhakti
dilakukan sesuai kondisi existing.

3. Langkah-langkah Percepatan Pelaksanaan Anggaran TA 2023


Masing-masing pengelola keuangan (baik pada level Kantor Pusat maupun Satker Vertikal) agar
segera:
a. Menyusun Rencana Kegiatan dan Rencana Penarikan Dana (RPD) yang komprehensif,
realistis dan disinergikan dengan procurement plan TA 2023;
b. Segera mengumumkan Rencana Umum Pengadaan (RUP) secara lengkap sebelum
berakhirnya TA 2022, dengan penyiapan dokumen pengadaan dan pelaksanaan persiapan
yang dianggap perlu;
c. Melakukan konsolidasi pengadaan barang/jasa serta melaksanakan proses pengadaan
barang/jasa pada bulan November dan Desember tahun 2022, sehingga tanda tangan
kontrak dapat dilakukan pada bulan Januari 2023;
d. Melakukan identifikasi kesiapan Sumber Daya Manusia (Pejabat Perbendaharaan);
e. Menjaga konsistensi antara realisasi pelaksanaan pekerjaan dengan rencana kebutuhan
yang telah ditetapkan dalam DIPA/RKA;
f. Memeriksa kembali RKA-K/L yang diterima dan melakukan revisi apabila diperlukan;
g. Agar segera mengusulkan penghapusan Barang Milik Negara untuk aset yang direkonstruksi.
h. Dalam pelaksanaan pengadaan kendaraan bermotor roda 4 dan roda 2 agar memperhatikan
spesifikasi teknis alat angkutan kendaraan bermotor (AADB) sesuai Surat Edaran Menteri
Keuangan nomor: SE-9/MK.1/2015 tentang Jumlah dan Spesifikasi Kebutuhan Rumah
Negara dan Kendaraan Dinas di Lingkungan Kemenkeu.

Selain percepatan, upaya perbaikan kualitas pelaksanaan anggaran agar dilakukan dengan cara:
a. Mempercepat pelaksanaan program/kegiatan/proyek:
1) Memastikan ketersediaan lahan telah clean and clear, khususnya untuk proyek
infrastruktur.
2) Melakukan percepatan penyelesaian dokumen pendukung, antara lain perijinan, yang
diperlukan untuk menghindari tertundanya pelaksanaan program/kegiatan.
3) Memastikan pelaksanaan program/kegiatan dan anggaran diterima/dimanfaatkan oleh
masyarakat (delivered) sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Mempercepat proses pengadaan barang/jasa (PBJ):
1) Mempercepat Penetapan Pejabat Perbendaharaan dan pejabat/panitia
pengadaan/unit layanan pengadaan.
2) Percepatan proses lelang agar kontrak dapat ditandatangani pada akhir tahun 2022.

14
c. Meningkatkan kualitas belanja melalui peningkatan efisiensi dan efektivitas (value for
money)

4. Langkah-Langkah Peningkatan Pencapaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) TA


2023
a. Revisi DIPA: Membuat perencanaan dan penganggaran yang lebih akurat serta membatasi
frekuensi revisi anggaran dengan melakukan revisi anggaran dalam hal pagu anggaran tetap
per triwulan;
b. Deviasi penarikan dana terhadap rencana halaman III DIPA: satker harus meningkatkan
komitmen dalam melaksanakan kegiatan/pencairan anggaran agar sesuai dengan yang telah
direncanakan dalam dokumen rencana penarikan dana serta mengajukan revisi DIPA apabila
terdapat perubahan. Deviasi penarikan dana terhadap rencana Halaman III DIPA agar
disesuaikan dengan ketentuan di dalam PER-5/PB/2022;
c. Penyerapan anggaran: Melakukan penyerapan anggaran sesuai target, yaitu:
1) Belanja Pegawai sebesar minimal:
a) 20% pada triwulan I;
b) 50% sampai dengan triwulan II;
c) 75% sampai dengan triwulan III; dan
d) 95% sampai dengan triwulan IV;
2) Belanja Barang sebesar minimal:
a) 15% pada triwulan I;
b) 50% sampai dengan triwulan II;
c) 70% sampai dengan triwulan III; dan
d) 90% sampai dengan triwulan IV;
3) Belanja Modal sebesar minimal:
a) 10% pada triwulan I;
b) 40% sampai dengan triwulan II;
c) 70% sampai dengan triwulan III; dan
d) 90% sampai dengan triwulan IV;
d. Belanja Kontraktual: PPK segera menyampaikan data kontrak ke KPPN paling lambat 5 (lima)
hari kerja sejak penandatanganan kontrak serta pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setelah
dana tersedia di dalam DIPA/POK;
e. Penyelesaian Tagihan: PPK dan PP SPM satker segera membuat atau memproses SPP dan
SPM untuk tagihan LS dari pihak ketiga sebelum 15 hari kerja sejak BAST, satker perlu
membuat norma waktu penyelesaian tagihan LS di PPK dan PPSPM sejak tanggal BAST dan
diselesaikan sebelum 15 hari kerja;
f. Pengelolaan UP dan TUP: Bendahara mengajukan penggantian uang persediaan (GUP) ke
KPPN agar dilakukan tepat waktu dalam rentang 30 hari dari tanggal SPM UP/GUP
sebelumnya. Pengajuan GUP tidak harus menunggu dana UP terpakai 100%, tetapi minimal
50% sudah bisa diajukan;
g. Dispensasi SPM: Dispensasi SPM dihitung berdasarkan rasio antara jumlah SPM yang
mendapatkan dispensasi keterlambatan pengajuan SPM melebihi batas waktu yang

15
ditentukan terhadap jumlah SPM yang disampaikan ke KPPN dan telah diterbitkan SP2D-nya
pada triwulan IV. Sehingga pengajuan SPM pada triwulan IV harus disampaikan tepat waktu;
h. Capaian Output: Capaian Output yang diinput pada aplikasi SAKTI harus tepat waktu
sebelum tutup buku dan memiliki nilai maksimal, dikarenakan Capaian Output dihitung
berdasarkan nilai komposit antara Nilai Kinerja Komponen Ketepatan Waktu (30%), dan
Komponen Capaian RO (70%).

5. Penggunaan Akun TA 2023


a. Penggunaan akun belanja modal
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 181/PMK.06/2018 tentang
Penatausahaan Barang Milik Negara pasal 40 ayat 2 disebutkan bahwa dalam nilai satuan
minimum kapitalisasi BMN mulai TA 2018 adalah sebagai berikut:
a.1. sama dengan atau lebih Rp1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk :
- Peralatan dan Mesin; atau
- Aset Tetap Renovasi peralatan dan mesin.
a.2. sama dengan atau lebih Rp25.000.000,- (dua puluh lima juta) untuk :
- Gedung dan Bangunan; atau
- Aset Tetap Renovasi Gedung dan Bangunan.
b. Penggunaan akun belanja persediaan
Dalam belanja barang persediaan agar menggunakan akun 521811 Belanja Persediaan. Hal
ini dikarenakan masih terdapat satker yang menggunakan akun selain 5218 untuk belanja
yang dari awal direncanakan membentuk persediaan, sehingga harus dibuat jurnal
reklasifikasi pada laporan keuangan atas akun Persediaan Belum Diregister.
c. Penggunaan akun belanja barang ekstrakomptabel
Berkenaan dengan telah ditetapkannya Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor Kep-331/PB/2021 tentang Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar,
terdapat kebutuhan pemutakhiran akun-akun yang digunakan dalam pelaksanaan anggaran.
Sehubungan dengan dampak pemutakhiran akun dimaksud terhadap Standar Struktur Biaya
lingkup Kementerian Keuangan, maka penggunaan akun barang ekstrakomptabel diatur
sebagai berikut:
1) Pencatatan dan pengalokasian akun belanja barang ekstrakomptabel, dilakukan pada
RO yang terkait belanja modal (seperti Gedung/Bangunan, Peralatan dan Fasilitas
Perkantoran, Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi, Kendaraan Bermotor, dll).
2) Penambahan akun belanja barang ekstrakomptabel pada Rincian Output (RO) yang
termasuk dalam Kelompok Rincian Output (KRO) Layanan Sarana dan Prasarana
Internal, tidak membutuhkan penyesuaian SSB.
3) Akun Belanja Ekstrakomptabel terdiri dari:
1) 521252 – Belanja Peralatan dan Mesin-Ekstrakomptabel
Akun ini digunakan untuk mencatat pengadaan Peralatan dan Mesin di bawah
nilai kapitalisasi.

16
i. Untuk pengadaan belanja peralatan dan mesin ekstrakomptabel perangkat
pengolah data dan komunikasi menggunakan Rincian Output (RO)
4715.CAN.001 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi.
ii. Untuk pengadaan belanja peralatan dan mesin ekstrakomptabel peralatan
fasilitas perkantoran menggunakan Rincian Output (RO) 4715.EBB.002
Peralatan Fasilitas Perkantoran.
2) 521253 – Belanja Gedung dan Bangunan-Ekstrakomptabel
Akun ini digunakan untuk mencatat pengadaan/renovasi gedung dan bangunan
di bawah nilai kapitalisasi menggunakan Rincian Output (RO) 4715.EBB.004
Gedung/Bangunan.
3) 521254 – Belanja Aset Tetap Lainnya- Ekstrakomptabel
Akun ini digunakan untuk mencatat pengadaan/pembelian aset tetap lainnya
antara lain berupa hewan, ikan, dan tanaman menggunakan Rincian Output (RO)
4715.EBB.002 Peralatan Fasilitas Perkantoran.

17
BAB V
PENJELASAN KERTAS KERJA RKA-K/L KANTOR WILAYAH DJPB

I. Dukungan Pendanaan Dalam Rangka Pembentukan Shadow Organization


Sesuai Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-2/PB/2023 tentang
Pembentukan shadow organization pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
struktur shadow organization Kanwil Ditjen Perbendaharaan terdiri dari:
a. Chief Executive Officer of Regional Treasury (CEO)
CEO dijabat oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dengan tugas:
1) memberikan arahan pelaksanaan tugas Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
dalam menjalankan peran sebagai treasurer, regional chief economist, dan financial advisor
pada SO Kanwil; dan
2) mengoordinasikan, mengonsolidasikan, dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas
seluruh organ SO Kanwil.
b. Operating Group (OP Group)
OP Group dipimpin oleh Kepala Bagian Umum sebagai Chief Operating Officer (COO) yang
memiliki 9 (Sembilan) Tim Kerja dengan susunan meliputi:
a) Division of Human Resource Development, terdiri dari:
a) Human Resource Management Team;
b) Organizational Management Team.
b) Division of Finance and Accounting
a) Budgeting and Treasury Team;
b) Accounting and Reporting Team.
c) Division of General Affair, Public Relation and Protocol
a) General Affair Team;
b) Public Relation Team;
c) Protocol Team.
d) Diviosion of Performance Management and Delivery Unit
a) Performance Management Team;
b) Delivery Unit Team.
c. Internal Control Unit (IC Unit)
IC Unit beranggotakan pejabat dan pegawai pada Seksi Kepatuhan Internal dengan tugas:
1) melakukan manajemen risiko atas pelaksanaan tugas SO Kanwil;
2) melakukan pemantauan pengendalian internal SO Kanwil;
3) melakukan pemantauan dan penegakan kode etik, dan manajemen pengaduan;
4) menyampaikan hasil pengawasan kepada CEO dan unit kepatuhan internal tingkat pusat;
dan
5) merumuskan rekomendasi dan tindak lanjut pengawasan kepada CEO dan unit kepatuhan
internal tingkat pusat.
d. Operational Treasury Service Group (OTS Group)
OTS Group dipimpin oleh Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I sebagai Chief of
Operational Treasury Service (COTS) dan Kepala Bidang Supervisi Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara dan Kepatuhan Internal sebagai Co-Chief of Operational Treasury
Services, dengan tugas:

18
1) melaksanakan tugas-tugas Kantor Wilayah DJPb di bidang layanan operasional
perbendaharaan dan standardisasi internal dan pengguna layanan; dan
2) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh CEO.
COTS membawai 2 (dua) Kelompok Tim Kerja yang terdiri dari 7 (tujuh) Tim Kerja, dengan
susunan meliputi:
1) Division of Budget Execution, beranggotakan pejabat dan/atau pegawai pada Bidang PPA I
dan/atau pejabat fungsional yang terdiri dari tim kerja sebagai berikut:
a) Budget Execution Services Team;
b) Spending Review Team;
c) Budget Execution Review Team;
d) Budget Execution Evaluation Team;
e) Operational Treasury Assistance.
2) Division of Standardization of Treasury Capacity, beranggotakan pejabat dan/atau pegawai
pada Seksi Supervisi Proses Bisnis dan Seksi Supervisi Teknis Aplikasi dan/atau Pejabat
Fungsional yang terdiri dari tim kerja sebagai berikut:
a) Standardization of Internal Treasury Capacity;
b) Standardization of External Treasury Capacity.
e. Regional Economic Group (RE Group)
RE Group dipimpin oleh Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II sebagai Chief of
Regional Economics (CRE) dan Kepala Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
sebagai Co-Chief of Regional Economics, dengan tugas:
1) melaksanakan tugas-tugas Kantor Wilayah DJPb di bidang analisis dan pembinaan ekonomi
regional dan akuntansi pemerintahan serta pengelolaan data analytics; dan
2) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh CEO.
CRE Group membawahi 2 (dua) Kelompok Tim Kerja yang terdiri dari 6 (enam) Tim Kerja, dengan
susunan meliputi:
1) Division of Regional Economics Analysis and Advisory, beranggotakan pejabat dan/atau
pegawai pada Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II dan/atau Pejabat Fungsional yang
terdiri dari Tim Kerja sebagai berikut:
a) Fiscal and Economics Analysis Team;
b) Investment and Micro, Small, and Medium Enterprise Team;
c) Partnership and Advisory Team.
2) Division of Accounting and Data Analytics, beranggotakan pejabat dan/atau pegawai pada
Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan dan/atau Pejabat Fungsional yang
terdiri dari Tim Kerja sebagai berikut:
a) Accounting and Reporting Team;
b) Government Finance Statistics Team;
c) Data Analytics Team.

Sehubungan dengan pembentukan shadow organization pada Kantor Wilayah Direktorat


Jenderal Pebendaharaan, telah dipetakan dukungan pendanaan dalam rangka pembentukan shadow
organization pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagai berikut:

19
Dukungan Pendanaan Shadow Organization pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Divisi Rincian Output (RO)
Chief Executive Officer (CEO)
Operating Group (OP Group) (Kepala Bag Umum)
Division of Human Resource Development
Human Resource Management Team 4719.EBC.001 Pengembangan SDM;
4715.EBD.003 Dokumen Pengelolaan Kinerja
Organisasi
Organizational Management Team 4715.EBD.003 Dokumen Pengelolaan Kinerja
Organisasi
Division of Finance and Accounting
Budgeting and Treasury Team 4715.EBD.001 Rencana Kerja dan Anggaran
Unit
Accounting and Reporting Team 4715.EBD.005 Laporan Keuangan Unit
Division of General Affair, Public Relation and Protcol
General Affair Team 4715.EBA.001 Kerumahtanggaan;
4715.EBA.994 Layanan Perkantoran;
4719.EBA.994 Layanan Perkantoran
Public Relation Team 4718.BMB.001 Pembinaan/Edukasi Publik dan
4718.BMB.002 Kehumasan
Protocol Team 4715.EBA.002 Dukungan Pimpinan dan
Keprotokoleran
Division of Performance Management and Delivery Unit
Performance Management Team 4715.EBD.003 Dokumen Pengelolaan
Kinerja Organisasi
Delivery Unit Team 4715.EBD.003 Dokumen Pengelolaan Kinerja
Organisasi
Internal Control Unit (IC Unit)
Seksi Kepatuhan Internal 4722.EBA.001 Rekomendasi Penerapan
Pengelolaan Risiko,
Pengendalian dan Pengawasan
Internal
Operational Treasury Services Group (OTS Group) (Kabid PPA I; Co: Kabid SKKI)
Division of Budget Execution (Bidang PPA I)
Budget Execution Services Team 6212.FAL.001 Pembinaan Pelaksanaan
Anggaran
Spending Review Team 6213.FAL.003 Reviu Belanja Pemerintah
Budget Execution Review Team 6213.FAL.003 Reviu Belanja Pemerintah;
6216.FAE.002 Rekomendasi Tarif SBM
Budget Execution Evaluation Team 6213.FAL.003 Reviu Belanja Pemerintah
Operational Treasury Assistance Team 6212.FAC.002 Bimbingan Teknis Pengelolaan
Keuangan BLU
6213.FAL.001 Monev Penerimaan dan
Pengeluaran Kas

20
Division of Standardization of Treasury Capacity (Seksi Supervisi Proses Bisnis dan Seksi
Supervisi Teknis Aplikasi)
Standardization of Internal Treasury 4719.EBA.003 Rekomendasi Pengelolaan
Capacity Team Organisasi;
4719.EBA.005 Standar Mutu Layanan - ISO
Mutu Layanan
Standardization of External Treasury 6213.FAC.001 Monev Pengembangan
Capacity Team Kompetensi KPA, PPK, PPSPM,
Bendahara dan Pengelola
Perbendaharaan
6213.FAL.001 Monev Penerimaan dan
Pengeluaran Kas
Regional Economics Group (Kabid PPA II; Co: Kabid PAPK
Division of Regional Economics Analysis and Advisory (Bidang PPA II)
Fiscal and Economics Analysis Team 6213.FAE.301 Regional Chief Economist (RCE)
dan ALCo Regional;
4803.ABA.001 Kajian atas Peluang Investasi
dan Pinjaman Daerah;
4804.FAE.002 Rekomendasi Outstanding
Pinjaman
Investment and Micro, Small, and 4803.FAE.001 Rekomendasi atas Kinerja
Medium Enterprise Team Investasi Pemerintah
Partnership and Advisory Team 6212.FAH.002 Komunikasi dan Edukasi Dalam
Rangka Penyusunan GFS;
6212.FAC.002 Bimbingan Teknis Pengelolaan
Keuangan BLU
6214.FAL.001 Koordinasi dan Rekonsiliasi
Penerimaan dan Pengeluaran
Kas
Divison of Accounting and Data Analytics (Bidang PAPK)
Accounting and Reporting Team 6212.FAH.003 Komunikasi dan Edukasi
Penyusunan LKKL dan LKBUN;
6215.FAH.003 Laporan Keuangan BUN
Government Finance Statistic Team 6212.FAH.002 Komunikasi dan Edukasi Dalam
Rangka Penyusunan GFS;
6215.FAH.001 Government Financial Statistic
(GFS)
Data Analytics Team 6215.FAH.001 Government Financial Statistic
(GFS)

21
II. Penjelasan RKA Kanwil DJPb T.A. 2023
Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
1. 4803.ABA Kebijakan Bidang Ekonomi dan Keuangan
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (CD)
Sasaran Program : Pengelolaan kas, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran belanja
pemerintah yang efektif, efisien, dan akuntabel
Indikator Kinerja Program : 1. Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang
2. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L
3. Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN
Output : Investasi Pemerintah
Indikator Output : Persentase pencapaian target penerimaan pokok dan bunga pinjaman
Kegiatan : Monev Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (4803)
Sasaran Kegiatan : Rekomendasi Kebijakan yang Kredibel untuk Peningkatan Kualitas Pengelolaan
Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
Indikator Sasaran Kegiatan : Rata-rata indeks kualitas Evaluasi Pelaksanaan Anggaran K/L
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Kebijakan Bidang Ekonomi dan Keuangan (4803.ABA)
Rincian Output (RO) : Kajian atas Peluang Investasi dan Pinjaman Daerah (4803.ABA.001)
Volume RO : 2
Satuan RO : Kajian

a. Dasar Hukum
1) Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2019 tentang Investasi Pemerintah;
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.05/2020 tentang Tata Cara Investasi
Pemerintah;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.01/2019 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

b. Gambaran Umum
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan unit satuan kerja vertikal
eselon II Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. Jumlah Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan di
seluruh Indonesia sesuai dengan PMK Nomor 262/PMK.01/2016 adalah sebanyak 34 Kanwil.
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas salah satunya adalah
menyelenggarakan fungsi pembinaan dan monitoring atas investasi pemerintah, pinjaman dan
kredit program di daerah.
Dalam menyelenggarakan fungsi pembinaan dan monitoring atas investasi pemerintah,
pinjaman dan kredit program di daerah tersebut, Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II
mempunyai tugas melaksanakan asistensi dan bimbingan teknis pelaksanaan investasi
pemerintah, pinjaman, dan kredit program. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang
Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II pada Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan
menyelenggarakan fungsi yang salah satunya adalah penyiapan bahan pembinaan, bimbingan

22
teknis, monitoring dan evaluasi atas investasi pemerintah, pinjaman, dan kredit program di
daerah.
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut di atas adalah Pengelolaan
Perbendaharaan dan Kekayaan Negara yang Akuntabel dan Produktif dengan Risiko yang
Terkendali. Dari target sasaran outcome tersebut, jumlah rincian output yang akan dicapai
sebanyak 2 Kajian.

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal Ditjen Perbendaharaan seperti
Direktorat Sistem Manajemen Investasi sebagai regulator, Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara maupun pihak eksternal seperti Pemerintah Daerah dimana terdapat lokasi Debitur KUR
dan pihak lainnya.
Manfaat yang bisa diterima oleh stakeholder internal dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
peningkatan wawasan, kompetensi dan keahlian SDM Kanwil Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dan KPPN sehingga mampu melaksanakan tugas sebagai pembina teknis, dan
validator pelaksanaan KUR/Penerusan Pinjaman. Disamping itu, dengan peningkatan kapabilitas
Pemerintah Daerah sebagai koordinator Debitur KUR di wilayahnya masing-masing.
Upaya lain yang dilaksanakan dalam menjaga sustainability pelaksanaan KUR/Penerusan
Pinjaman adalah dengan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan KUR/Penerusan
Pinjaman ke Pemerintah Daerah yang lokasinya terdapat Debitur KUR agar dapat dilakukan
monitoring kinerja pelaksanaan KUR yang akan menghasilkan laporan hasil monitoring dan
evaluasi pelaksanaan KUR/Penerusan Pinjaman yang akan disampaikan kepada Direktorat Sistem
Manajemen Investasi selaku pihak regulator.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Bidang Pelaksanaan Anggaran II Kanwil
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
2) Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Untuk mencapai output dalam kegiatan ini, akan dilakukan beberapa tahapan/komponen
masukan sebagai berikut:
a) Penyusunan Analisis Peluang Investasi Daerah dalam KFR, merupakan aktivitas yang
dilaksanakan untuk Penyusunan Analisis Peluang Investasi Daerah dalam KFR. Aktivitas
ini rencananya mulai dilaksanakan pada bulan Januari 2023 sampai dengan bulan Maret
2023.
Bentuk aktivitas yang dilakukan adalah Sosialisasi Penyusunan Analisis Peluang Investasi
Daerah dalam KFR yang lokasinya di wilayah kerja Kanwil Direktorat Jenderal
Perbendaharaan. Jenis biaya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan ini adalah
belanja bahan, belanja perjalanan dinas dalam kota dan belanja perjalanan dinas biasa.
b) Monitoring dan Evaluasi KUR/Penerusan Pinjaman, merupakan aktivitas yang
dilaksanakan Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam rangka Sosialisasi
Penyusunan Kajian Kebutuhan Pembiayaan PEMDA dalam rangka Pelaksanaan MoU

23
DJPb dan PT SMI. Dari pelaksanaan aktivitas ini diharapkan Kanwil Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dapat menghasilkan laporan atas Kajian Kebutuhan Pembiayaan
PEMDA dalam rangka Pelaksanaan MoU DJPb dan PT SMI.
Aktivitas ini direncanakan mulai dilaksanakan pada bulan Juli 2023 s.d. Agustus 2023.
Bentuk aktivitas yang akan dilakukan adalah penyelenggaraan monitoring dan evaluasi
ke Pemerintah Daerah yang terdapat lokasi Debitur KUR di dalam kota maupun di luar
kota. Jenis belanja yang diperlukan untuk mendukung kegiatan ini adalah belanja
perjalanan dinas biasa dan dalam kota.
Matriks pelaksanaan kegiatan dari aktivitas yang akan dilakukan dirinci sebagai berikut:
Tahun 2023
Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan Analisis Peluang Investasi


Daerah dalam KFR
2 Penyusunan Kajian Kebutuhan Pembiayaan
PEMDA dalam rangka Pelaksanaan MoU DJPb
dan PT SMI

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Pelaksanaan kegiatan ini akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan terhitung mulai tanggal
01 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023.

f. Rincian Anggaran Biaya


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan biaya sesuai dengan Rincian Anggaran Biaya
(RAB) sebagai berikut:

KODE URAIAN
Klasifikasi RO 4803.ABA Kebijakan Bidang Ekonomi dan Keuangan
Rincian Output 4803.ABA.001 Kajian atas Peluang Investasi dan Pinjaman Daerah
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Penyusunan Analisis Peluang Investasi Daerah dalam KFR
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta, panitia dan narasumber Sosialisasi
Penyusunan Analisis Peluang Investasi Daerah dalam KFR
> Sosialisasi Penyusunan Analisis Peluang Investasi Daerah dalam KFR
- Konsumsi Peserta Pemda/BUMD, Panitia dan Narasumber [30 ORG x 2
KEG x 1 HR x SBM]
Akun 522151 Belanja Jasa Profesi
Digunakan untuk honor narasumber yang berasal dari luar Kementerian
Keuangan (Tenaga Profesional).
- Honor Narasumber Tenaga Profesional [1 ORG x 2 KEG x 2 JAM x SBM]
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk transportasi, akomodasi dan uang harian para peserta dalam
rangka site visit potensi investasi yang lokasinya di luar kota / tidak satu kota
dengan Kanwil.
> Site Visit Potensi Investasi
- Transport [3 ORG x 3 LOK x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [3 ORG x 3 LOK x 1 FREK x 2 HR x SBM]
- Uang Harian [3 ORG x 3 LOK x 1 FREK x 3 HR x SBM]

24
KODE URAIAN
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk transportasi dan uang harian para peserta dalam rangka site
visit potensi investasi yang lokasinya satu kota dengan Kanwil, khusus satker
Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta.
- Transport Lokal [3 ORG x 5 LOK x 3 FREK x Rp150.000]
- Uang Harian Dalam Kota lebih dari 8 Jam [3 ORG x 5 LOK x 3 FREK x 1 HR x
SBM]
Penyusunan Kajian Kebutuhan Pembiayaan PEMDA dalam rangka Pelaksanaan
Sub Komponen B
MoU dan PT SMI
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta, panitia dan narasumber Sosialisasi
Penyusunan Kajian Kebutuhan Pembiayaan PEMDA dalam rangka Pelaksanaan
MoU dan PT SMI
> Sosialisasi Penyusunan Kajian Kebutuhan Pembiayaan PEMDA dalam rangka
Pelaksanaan MoU DJPb dan PT SMI
- Konsumsi Peserta Pemda/BUMD, Panitia dan Narasumber [30 ORG x 2
KEG x 1 HR x SBM]
Akun 522151 Belanja Jasa Profesi
Digunakan untuk honor narasumber yang berasal dari luar Kementerian
Keuangan.
- Honor Narasumber Eselon III [1 ORG x 2 JAM x 2 FREK x SBM]
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk transportasi, akomodasi dan uang harian peserta Kanwil
dalam rangka Penyusunan Kajian Kebutuhan Pembiayaan PEMDA dalam
rangka Pelaksanaan MoU dan PT SMI yang lokasinya di luar kota / tidak satu
kota dengan Kanwil.
- Transport [3 ORG x 2 LOK x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [3 ORG x 2 LOK x 1 FREK x 2 HR x SBM]
- Uang Harian [3 ORG x 2 LOK x 1 FREK x 3 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk transportasi petugas Kanwil dalam rangka Penyusunan
Kajian Kebutuhan Pembiayaan PEMDA dalam rangka Pelaksanaan MoU dan PT
SMI ke lokasi di dalam kota, khusus satker Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta.
- Transport Lokal [3 ORG x 3 LOK x 1 FREK x Rp150.000]
- Uang Harian Dalam Kota lebih dari 8 Jam [3 ORG x 3 LOK x 1 FREK x 1 HR x
SBM]

25
2. 4803.FAE Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (CD)
Sasaran Program : Pengelolaan kas, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban anggaran belanja
pemerintah yang efektif, efisien, dan akuntabel
Indikator Kinerja Program : 1. Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang
2. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L
3. Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN
Output : Investasi Pemerintah
Indikator Output : Persentase pencapaian target penerimaan pokok dan bunga pinjaman
Kegiatan : Monev Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (4803)
Sasaran Kegiatan : Rekomendasi Kebijakan yang Kredibel untuk Peningkatan Kualitas Pengelolaan
Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
Indikator Sasaran Kegiatan : Rata-rata indeks kualitas Evaluasi Pelaksanaan Anggaran K/L
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan (4803.FAE)
Rincian Output (RO) : Rekomendasi atas Kinerja Investasi Pemerintah (4803.FAE.001)
Volume RO : 2
Satuan RO : Rekomendasi

a. Dasar Hukum
1) Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2019 tentang Investasi Pemerintah;
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.05/2020 tentang Tata Cara Investasi
Pemerintah;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.01/2019 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

b. Gambaran Umum
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan unit satuan kerja vertikal
eselon II Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. Jumlah Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan di
seluruh Indonesia sesuai dengan PMK Nomor 262/PMK.01/2016 adalah sebanyak 34 Kanwil.
Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas salah satunya adalah
menyelenggarakan fungsi pembinaan dan monitoring atas investasi pemerintah, pinjaman dan
kredit program di daerah.
Dalam menyelenggarakan fungsi pembinaan dan monitoring atas investasi pemerintah,
pinjaman dan kredit program di daerah tersebut, Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II
mempunyai tugas melaksanakan asistensi dan bimbingan teknis pelaksanaan investasi
pemerintah, pinjaman, dan kredit program. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang
Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II pada Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan
menyelenggarakan fungsi yang salah satunya adalah penyiapan bahan pembinaan, bimbingan
teknis, monitoring dan evaluasi atas investasi pemerintah, pinjaman, dan kredit program di
daerah.

26
c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal Ditjen Perbendaharaan seperti
Direktorat Sistem Manajemen Investasi sebagai regulator, Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara maupun pihak eksternal seperti Pemerintah Daerah dimana terdapat lokasi Debitur KUR
dan pihak lainnya.
Manfaat yang bisa diterima oleh stakeholder internal dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
peningkatan wawasan, kompetensi dan keahlian SDM Kanwil Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dan KPPN sehingga mampu melaksanakan tugas sebagai pembina teknis, dan
validator pelaksanaan KUR/Penerusan Pinjaman. Disamping itu, dengan peningkatan kapabilitas
Pemerintah Daerah sebagai koordinator Debitur KUR di wilayahnya masing-masing.
Upaya lain yang dilaksanakan dalam menjaga sustainability pelaksanaan KUR/Penerusan
Pinjaman adalah dengan melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan KUR/Penerusan
Pinjaman ke Pemerintah Daerah yang lokasinya terdapat Debitur KUR agar dapat dilakukan
monitoring kinerja pelaksanaan KUR yang akan menghasilkan laporan hasil monitoring dan
evaluasi pelaksanaan KUR/Penerusan Pinjaman yang akan disampaikan kepada Direktorat Sistem
Manajemen Investasi selaku pihak regulator.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Bidang Pelaksanaan Anggaran II Kanwil
Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
2) Tahapan Pelaksanaan
Tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan pada tahun anggaran 2023 dalam rangka
pencapaian Rincian Output Rekomendasi atas Kinerja Investasi Pemerintah adalah sebagai
berikut:
a) Bimbingan Teknis/MoU Pelaksanaan KUR
merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk mengembangkan kapasitas dan
kapabilitas kelembagaan Pemerintah Daerah dan KPPN dalam rangka pelaksanaan KUR.
b) Monitoring dan Evaluasi KUR/Penerusan Pinjaman
merupakan aktivitas yang dilaksanakan Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan
dalam rangka monitoring dan evaluasi KUR/Penerusan Pinjaman pada Pemerintah
Daerah yang terdapat lokasi Debitur KUR baik yang berlokasi di dalam kota maupun di
luar kota. Dari pelaksanaan aktivitas ini diharapkan Kanwil Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dapat menghasilkan laporan monitoring dan evaluasi KUR/Penerusan
Pinjaman yang akan disampaikan kepada Direktorat Sistem Manajemen Investasi
sebagai pihak regulator.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun anggaran.

27
f. Biaya Yang Dibutuhkan
Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan biaya sesuai dengan Rincian Anggaran Biaya
(RAB) sebagai berikut.

KODE URAIAN
Klasifikasi RO 4803.FAE Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan
Rincian Output 4803.FAE.001 Rekomendasi atas Kinerja Investasi Pemerintah
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Bimtek/MoU Pelaksanaan KUR
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta, panitia dan narasumber Bimtek/MoU
Pelaksanaan KUR
> Pelaksanaan Bimtek
- Konsumsi Peserta Pemda [∑ Pemda dan KPPN x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Panitia dan Narasumber [20 ORG x 1 KEG x SBM]
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk transportasi, akomodasi dan uang harian para peserta KPPN
di luar kota / tidak satu kota dengan Kanwil sebagai peserta Bimtek/MoU
Pelaksanaan KUR. Biaya perjalanan dinas peserta dari KPPN lingkup Kanwil
DJPb dibebankan pada akun ini (full cost).
- Transport [∑KPPN Luar Kota x 1 ORG x 1 FREK x SBM]
- Akomodasi [∑KPPN Luar Kota x 1 ORG x 1 FREK x 1 HR x SBM]
- Uang Harian [∑KPPN Luar Kota x 1 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk transportasi para peserta KPPN yang lokasinya satu kota
dengan Kanwil sebagai peserta Bimtek/MoU Pelaksanaan KUR. Biaya
perjalanan dinas peserta dari KPPN lingkup Kanwil DJPb dibebankan pada akun
ini (full cost).
- Transport Lokal [∑KPPN Dalam Kota x 2 ORG x 1 FREK x Rp150.000]
Sub Komponen B Monitoring dan Evaluasi KUR/Penerusan Pinjaman
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk transportasi, akomodasi dan uang harian petugas Kanwil
dalam rangka monitoring dan evaluasi KUR/Penerusan Pinjaman ke ¼ Jumlah
Pemda luar kota (Maksimal 4 Pemda).
- Transport [1/4 ∑ Pemda (maks. 4) x 2 ORG x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [1/4 ∑ Pemda (maks. 4) x 2 ORG x 1 FREK x 1 HR x SBM]
- Uang Harian [1/4 ∑ Pemda (maks. 4) x 2 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk transportasi petugas Kanwil dalam rangka monitoring dan
evaluasi KUR/Penerusan Pinjaman ke lokasi di dalam kota.
- Transport Lokal [3 ORG x 2 FREK x Rp150.000]

28
3. 4804.FAE Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (CD)
Sasaran Program : Pengelolaan kas dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah yang
efektif, efisien, dan akuntabel guna mendukung akselerasi transformasi
ekonomi
Indikator Kinerja Program : 1. Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang
2. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L
3. Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN
Output : Investasi Pemerintah
Indikator Output : Persentase pencapaian target penerimaan pokok dan bunga pinjaman
Kegiatan : Pengelolaan Kas dan Pembiayaan Negara (4804)
Sasaran Kegiatan : Pengelolaan Kas Negara yang Optimal
Indikator Sasaran Kegiatan : Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan (4804.FAE)
Rincian Output (RO) : Rekomendasi Outstanding Pinjaman (4804.FAE.002)
Volume RO : 2
Satuan RO : Rekomendasi

a. Dasar Hukum
1) PP Nomor 2 tahun 2006 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Dan/Atau Penerimaan Hibah
Serta Penerusan Pinjaman Dan/Atau Hibah Luar Negeri;
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 259/PMK.05/2014 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pengelolaan Penerusan Pinjaman;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.01/2019 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

b. Gambaran Umum
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan unit satuan kerja vertikal
eselon II Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. Jumlah Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan di
seluruh Indonesia sesuai dengan PMK Nomor 262/PMK.01/2016 adalah sebanyak 34 Kanwil.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring, evaluasi, analisi,
kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang perbendaharaan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas
salah satunya adalah menyelenggarakan fungsi pembinaan dan monitoring atas investasi
pemerintah, pinjaman dan kredit program di daerah.
Dalam menyelenggarakan fungsi pembinaan dan monitoring atas investasi pemerintah,
pinjaman dan kredit program di daerah tersebut, Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II
mempunyai tugas melaksanakan asistensi dan bimbingan teknis pelaksanaan investasi
pemerintah, pinjaman, dan kredit program. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang
Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II pada Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan

29
menyelenggarakan fungsi yang salah satunya adalah penyiapan bahan pembinaan, bimbingan
teknis, monitoring dan evaluasi atas investasi pemerintah, pinjaman, dan kredit program di
daerah.
Dalam rangka menghasilkan rekomendasi outstanding pinjaman yang menjadi target Rincian
Output (RO) Tahun Anggaran 2023, Kanwil Ditjen Perbendaharaan melakukan rekonsiliasi
outstanding pinjamanan dengan para debitur penerusan pinjaman. Rekonsiliasi outstanding
pinjaman dilaksanakan oleh 19 (sembilan belas) Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan terdapat 15
(lima belas) Kantor Wilayah yang tidak melaksanakan rekonsiliasi karena tidak terdapat debitur
Pemda, BUMD dan Koperasi di wilayah kerja Kanwil bersangkutan. Kanwil Ditjen Perbendaharaan
yang melaksanakan rekonsiliasi outstanding pinjaman adalah Kanwil DJPb Provinsi Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara.

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal Ditjen Perbendaharaan seperti
Direktorat Sistem Manajemen Investasi sebagai regulator, Kanwil Ditjen Perbendaharaan sebagai
pihak yang melakukan monitoring dan evaluasi penerusan pinjaman, dan debitur penerusan
pinjaman. Dari kegiatan/aktivitas pelaksanaan rekonsiliasi outstanding pinjaman akan
menghasilkan laporan hasil rekonsiliasi pelaksanaan Penerusan Pinjaman yang akan disampaikan
kepada Direktorat Sistem Manajemen Investasi selaku pihak regulator.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Bidang Pelaksanaan Anggaran II Kanwil
Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
2) Tahapan Pelaksanaan
Agar target rincian output yang hendak dicapai pada tahun anggaran 2023 dapat tercapai,
berbagai tahapan pelaksanaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a) Layanan Pelaksanaan Rekonsiliasi Outstanding Pinjaman yang dilaksanakan antara
Kanwil Ditjen Perbendaharaan dengan para debitur penerusan pinjaman.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun anggaran.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan biaya sesuai dengan Rincian Anggaran Biaya (RAB)
sebagai berikut.
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 4804.FAE Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan
Rincian Output 4804.FAE.002 Rekomendasi Outstanding Pinjaman
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Layanan Pelaksanaan Rekonsiliasi Outstanding Pinjaman

30
KODE URAIAN
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta para debitur penerusan pinjaman dan
petugas rekonsiliasi Kanwil. (Daftar kanwil tercantum pada poin 3b)
- Konsumsi Peserta [∑ Debitur x 2 ORG x 2 FREK x SBM]
- Konsumsi Petugas Rekonsiliasi
1. ∑ Debitur >15 [6 ORG x 2 FREK x SBM]
2. ∑ Debitur 9-15 [5 ORG x 2 FREK x SBM]
3. ∑ Debitur 4-8 [4 ORG x 2 FREK x SBM]
4. ∑ Debitur 1-3 [3 ORG x 2 FREK x SBM]

31
4. 6212.FAC Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (CD)
Sasaran Program : Pengelolaan kas dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah yang
efektif, efisien, dan akuntabel guna mendukung akselerasi transformasi
ekonomi
Indikator Kinerja Program : 1. Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang
2. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L
3. Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN
Output : Kas Negara yang Memadai dan Resiko Keuangan Negara yang Terkendali
Indikator Output : 1. Indeks Digitalisasi Pengelolaan Kas Negara
2. Indeks Opini BPK atas LKPP
Kegiatan : Komunikasi, Edukasi, dan Standardisasi (6212)
Sasaran Kegiatan : Persepsi Positif Publik dan Standarisasi Kebijakan yang Berkualitas di Bidang
Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
Indikator Sasaran Kegiatan : 1. Indeks efektivitas komunikasi publik
2. Persentase Implementasi Jabatan Fungsional di Bidang Perbendaharaan
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara (6212.FAC)
Rincian Output (RO) : Bimbingan Teknis Pengelola Keuangan BLU (6212.FAC.002)
Volume RO : ∑ Peserta Satker BLU dan BLUD
Satuan RO : Orang

a. Latar Belakang
1) PP Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012;
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 129/PMK.05/2020 tentang Pedoman Pengelolaan Badan
Layanan Umum;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
5) Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-648/PB/2018 tanggal 20 Desember
2018 tentang Kerangka Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Tahun 2019.

b. Gambaran Umum
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan unit satuan kerja vertikal
eselon II Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. Jumlah Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan di
seluruh Indonesia sesuai dengan PMK Nomor 262/PMK.01/2016 adalah sebanyak 34 Kanwil.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring, evaluasi, analisi,
kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang perbendaharaan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas
salah satunya adalah menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum (BLU) di daerah.

32
Dalam menyelenggarakan fungsi pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum (BLU) di daerah tersebut, Beberapa Bidang pada Kanwil Ditjen
Perbendaharaan mempunyai tugas antara lain:
a) Penyiapan bahan pembinaan, dan bimbingan teknis pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum (BLU);
b) Penyiapan bahan asistensi dan bimbingan teknis pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD);
c) Penyiapan bahan analisis laporan keuangan Badan Layanan Umum (BLU);
d) Pengoordinasian pelaksanaan reviu atas Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU)

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal Ditjen Perbendaharaan seperti
Direktorat Pengelolaan Keuangan Layanan Umum (PPK-BLU) sebagai regulator Badan Layanan
Umum, Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan selaku pembina Badan Layanan Umum di
wilayah maupun pihak eksternal seperti Pemerintah Daerah selaku koordinator Satuan Kerja BLU,
Satker BLU dan BLUD serta pihak lainnya.
Manfaat yang bisa diterima oleh stakeholder internal dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
peningkatan wawasan, kompetensi dan keahlian SDM Pemerintah Daerah, Satker BLU dan Satker
BLUD sehingga mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum (BLU) di daerah.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Bidang Pelaksanaan Anggaran I,
Pelaksanaan Anggaran II, dan Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada Kanwil
Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
2) Tahapan Pelaksanaan
Agar target rincian output pada tahun anggaran 2023 dapat tercapai, berbagai tahapan
pelaksanaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a) Pembinaan Satker BLU
merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk mengembangkan kapasitas dan
kapabilitas pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum pada satuan kerja BLU. Bentuk
aktivitas yang dilakukan adalah asistensi dan supervisi melalui sosialisasi kepada satker
BLU dan kunjungan on the spot ke beberapa kabupaten yang terdapat satker BLU baik
yang lokasinya di luar kota (40% kabupate/kota yang lokasinya di luar kota) maupun ke
beberapa satker BLU di dalam kota.
b) Asistensi/Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Daerah
merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk menambah dan mengembangkan
kapasitas dan kapabilitas pengelolaan keuangan pada satker Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) yang terdapat di wilayahnya. Bentuk aktivitas yang akan dilakukan
antara lain berupa Focus Group Discussion (FGD) dan kunjungan site visit
asistensi/pembinaan ke beberapa satker BLUD di dalam kota maupun ke beberapa

33
kabupaten lokasi satker BLUD berada (secara sampling 20% dari jumlah pemda luar
kota).

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun anggaran.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan biaya sesuai dengan Rincian Anggaran Biaya
(RAB) sebagai berikut:

KODE URAIAN
Klasifikasi RO 6212.FAC Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara
Rincian Output 6212.FAC.002 Bimbingan Teknis Pengelola Keuangan BLU
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Pembinaan Satker BLU
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi panitia dan para peserta satker BLU
- Konsumsi Peserta [∑ Satker BLU x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Panitia [5 ORG x 1 KEG x SBM]
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk transport, akomodasi dan uang harian peserta ke Kab/Kota
luar kota yang memiliki BLU
- Transport [40% ∑Kab. luar kota yg memiliki BLU (maks 3) x 2 ORG x 1 FREK
x Tarif Riil]
- Akomodasi [40% ∑Kab. luar kota yg memiliki BLU (maks 3) x 2 ORG x 1
FREK x 2 hari x SBM]
- Uang Harian [40% ∑Kab. luar kota yg memiliki BLU x 2 ORG x 1 FREK x 3
HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk transport lokal ke satker BLU dalam kota
- Transport Lokal [1 BLU dalam kota x 2 ORG x 2 FREK x Rp150.000]
Sub Komponen B Asistensi/Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Daerah
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi panitia, narasumber dan peserta forum
komunikasi/FGD BLUD
- Konsumsi Peserta Forkom/FGD BLUD [∑ Satker BLUD x 2 ORG x 1 KEG x
SBM]
- Konsumsi Panitia dan Narasumber [20 ORG x 1 KEG x SBM]
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk transport, akomodasi, dan uang harian para peserta ke
pemda luar kota (sebanyak 20% dari jumlah pemda luar kota)
- Transport [20% ∑Pemda luar kota x 2 ORG x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [20% ∑Pemda luar kota x 2 ORG x 1 FREK x 1 HR x SBM]
- Uang Harian [20% ∑Pemda luar kota x 2 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk transport lokal peserta dari dalam kota
- Transport Lokal [2 ORG x 2 FREK x 2 HR x Rp 150.000]

34
5. 6212.FAH Pengelolaan Keuangan Negara
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (CD)
Sasaran Program : Pengelolaan kas dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah yang
efektif, efisien, dan akuntabel guna mendukung akselerasi transformasi
ekonomi
Indikator Kinerja Program : 1. Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang
2. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L
3. Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN
Output : Kas Negara yang Memadai dan Resiko Keuangan Negara yang Terkendali
Indikator Output : 1. Indeks digitalisasi pengelolaan kas negara
2. Indeks Opini BPK atas LKPP
Kegiatan : Komunikasi, Edukasi, dan Standardisasi (6212)
Sasaran Kegiatan : Persepsi Positif Publik dan Standarisasi Kebijakan yang Berkualitas di Bidang
Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
Indikator Sasaran Kegiatan : 1. Indeks efektivitas komunikasi publik
2. Persentase Implementasi Jabatan Fungsional di Bidang Perbendaharaan
Klasifikasi Rincian Output (KRO) Pengelolaan Keuangan Negara (6212.FAH)
Rincian Output 1 (RO) : Komunikasi dan Edukasi Dalam Rangka Penyusunan Government Finance
Statistics (GFS) (6212.FAH.002)
Volume RO 1 : 8
Satuan RO 1 : Laporan
Rincian Output 2 (RO) : Komunikasi dan Edukasi Penyusunan LKKL dan LKBUN (6212.FAH.003)
Volume RO 2 : 4
Satuan RO 2 : Laporan

a. Dasar Hukum
1) UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2) UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3) UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Keuangan Negara;
4) PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar;
6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 275/PMK.05/2014 tentang Manual Statistik Keuangan
Pemerintah Indonesia;
7) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
8) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
9) PMK Nomor 215/PMK.05/2016 tentang perubahan PMK Nomor 213/PMK.05/2013 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
10) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 189/PMK.05/2018 tentang Sistem Statistik Keuangan
Pemerintah Umum;
11) Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-42/PB/2014 tentang Penyusunan Laporan Keuangan
Kementerian Negara/Lembaga;
12) Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-211/PB/2018 tentang Kodefikasi
Segmen Akun pada Bagan Akun Standar.

35
b. Gambaran Umum
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan unit satuan kerja vertikal
eselon II Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. Jumlah Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan di
seluruh Indonesia sesuai dengan PMK Nomor 262/PMK.01/2016 adalah sebanyak 34 Kanwil.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring, evaluasi, analisi,
kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang perbendaharaan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Struktur pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan terdiri dari 1
bagian dan 4 bidang, yaitu Bagian Umum, Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I, Bidang
Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II, Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan,
Bidang Supervisi KPPN dan Kepatuhan Internal. Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan
mempunyai tugas antara lain melaksanakan penyusunan statistik keuangan sesuai dengan
Government Finance Statistics (GFS) dan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga
(LKKL) dan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN).

Dalam menyelenggarakan fungsi penyusunan statistik keuangan sesuai dengan GFS


tersebut, Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada Kanwil Ditjen
Perbendaharaan mempunyai tugas sebagai berikut:
1) penyiapan bahan penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah sesuai dengan
manual Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics);
2) penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah sesuai dengan manual Statistik
Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics).
Selain menyelenggarakan fungsi penyusunan statistik keuangan sesuai degan GFS, Kanwil
Direktorat Jenderal Perbendaharaan juga menyelenggarakan fungsi koordinasi, pembinaan,
asistensi dan bimbingan teknis terkait komunikasi dan edukasi penyusunan Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga (LKKL) dan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN), Bidang
Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis sistem akuntansi pemerintah pusat;
2) Penyiapan bahan bimbingan teknis dan/atau penyuluhan implementasi standar akuntansi
pemerintahan pada instansi pemerintah pusat;
3) Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) tingkat Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN);
4) Penyiapan bahan penyusunan laporan Gabungan Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN)
tingkat Unit Akuntansi Koordinator Kuasa Bendahara Umum Negara tingkat Kantor Wilayah
(UAKKBUN-Kanwil);
5) Penyiapan bahan penyusunan kertas kerja konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
Tingkat Wilayah (LKPP-TW);
6) Penyiapan bahan analisis atas laporan keuangan.

36
c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari rincian output Komunikasi dan Edukasi dalam rangka penyusunan
Government Financial Statistics (GFS) dan rincian output Komunikasi dan Edukasi Penyusunan
LKKL dan LKBUN sebagai berikut:
1) Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan dalam hal ini Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan sebagai pihak internal;
2) Kanwil Ditjen Perbendaharaan sebagai pihak internal;
3) KPPN selaku Kuasa BUN sebagai pihak internal;
4) Bank Indonesia sebagai pihak eksternal;
5) Pemerintah Daerah sebagai pihak eksternal.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
2) Tahapan Pelaksanaan
Agar target rincian output Komunikasi dan Edukasi dalam rangka penyusunan GFS yang
hendak dicapai pada tahun anggaran 2023 dapat tercapai, berbagai tahapan pelaksanaan
yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a) Forum Koordinasi dan Rekonsiliasi Data dengan Bank Indonesia
Merupakan aktivitas koordinasi dan rekonsiliasi data dengan Bank Indonesia dalam
bentuk Forum Group Discussion (FGD).
b) Pembinaan SAP pada Pemerintah Daerah
Merupakan aktivitas yang dilaksanakan dalam rangka menambah dan mengembangkan
wawasan, kompetensi, dan keahlian SAP bagi para peserta dari Pemerintah Daerah
dalam bentuk bimbingan teknis dan asistensi ke Pemda setempat.
Selain itu, agar target rincian output Komunikasi dan Edukasi Penyusunan LKKL dan LKBUN
dapat tercapai diperlukan tahapan pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:
a) Pendampingan Penyusunan dan Penyelesaian Permasalahan Laporan Keuangan
UAPPA-W dan BLU
Merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi dan mencari solusi atas
permasalahan penyusunan Laporan Keuangan UAPPA-W dan BLU dalam bentuk
asistensi pendampingan penyusunan dan penyelesaian permasalahan Laporan
Keuangan UAPPA-W dan BLU.
b) Sosialisasi dan Bimbingan Teknis UAPPA-W;
Merupakan aktivitas yang dilaksanakan dalam rangka menambah wawasan,
kompetensi, dan keahlian SDM terkait penyusunan Laporan Keuangan UAPPA-W dalam
bentuk penyelenggaraaan sosialisasi dan bimbingan teknis.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun anggaran.

37
f. Biaya Yang Dibutuhkan
Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan total anggaran sesuai dengan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) sebagai berikut.

KODE URAIAN
Klasifikasi RO 6212.FAH Pengelolaan Keuangan Negara
Komunikasi dan Edukasi dalam rangka penyusunan Government Financial
Rincian Output 6212.FAH.002
Statistics (GFS)
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Forum Koordinasi dan Rekonsiliasi Data dengan Bank Indonesia
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta Kanwil dan Bank Indonesia.
- Konsumsi Peserta [10 ORG x 2 KEG x SBM]
Sub Komponen B Pembinaan SAP pada Pemerintah Daerah
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta Pemda dan Kanwil
- Konsumsi Peserta [∑ Pemda x 2 ORG x 2 KEG x SBM]
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk pelaksanaan pembinaan/asistensi SAP ke Pemerintah
Daerah di luar kota.
- Transport [2 ORG x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [2 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
- Uang Harian [2 ORG x 1 FREK x 3 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk pelaksanaan pembinaan/asistensi SAP ke Pemerintah
Daerah di dalam kota.
- Transport Lokal Koordinasi Data [2 ORG x 2 FREK x Rp150.000]
Sub Komponen C Sosialisasi/Bimtek/Workshop/FGD dengan Pemda
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi panitia, narasumber dan para peserta Pemda
- Konsumsi Peserta [∑ Pemda x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Panitia [10 % ∑ Peserta x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Narasumber [2 ORG x 1 KEG x SBM]
Akun 522151 Belanja Jasa Profesi
Digunakan untuk honor narasumber yang berasal dari luar Kementerian
Keuangan.
- Honor Narasumber [2 ORG x 2 JAM x 1 KEG x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk transport narasumber
- Transport Lokal Narasumber [2 ORG x 1 KEG x SBM]
Rincian Output 6212.FAH.003 Komunikasi dan Edukasi dalam rangka Penyusunan LKKL dan LKBUN
Komponen 100 Tidak ada komponen
Pendampingan Penyusunan dan Penyelesaian Permasalahan Laporan
Sub Komponen A
Keuangan UAPPA-W dan BLU
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi panitia Kanwil dan peserta dari UAPPA-W dan
Satker BLU
- Konsumsi Peserta UAPPA-W [(∑ UAPPA-W) x 1 ORG x 2 KEG x SBM]
- Konsumsi Peserta [∑BLU x 1 ORG x 2 KEG x SBM]
- Konsumsi Panitia [10% Jumlah Peserta x 2 KEG x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota

38
KODE URAIAN
Digunakan untuk transportasi lokal dalam rangka pendampingan penyusunan
dan penyelesaian permasalahan Laporan Keuangan untuk UAPPA-W dalam
kota.
- Transport Lokal [2 ORG x 2 FREK x 2 HR x Rp150.000]
Sub Komponen B Sosialisasi dan Bimbingan Teknis UAPPA-W
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta, panitia dan narasumber serta
dokumentasi dan pelaporan.
- Konsumsi Peserta [∑ UAPPA-W x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Panitia [(10% ∑ Peserta x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Narasumber [3 Orang Narsum x 1 KEG x SBM]
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk belanja perjalanan dinas pejabat kanwil sebagai narasumber
dalam rangka memenuhi undangan/tindak lanjut permasalahan penyusunan
laporan keuangan UAPPA-W ke satker K/L di luar kota.
- Transport [1 ORG x 2 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [1 ORG x 2 FREK x 2 HR x SBM]
- Uang Harian [1 ORG x 2 FREK x 3 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan sebagai transport lokal khusus hanya untuk Kanwil DKI Jakarta
- Transport Lokal [2 ORG x 2 FREK x SBM]

39
6. 6212.FAL Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (CD)
Sasaran Program : Pengelolaan kas dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah
yang efektif, efisien, dan akuntabel guna mendukung akselerasi
transformasi ekonomi
Indikator Kinerja Program : 1. Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang
2. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L
3. Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN
Output : Kas Negara yang Memadai dan Resiko Keuangan Negara yang Terkendali
Indikator Output : 1. Indeks digitalisasi pengelolaan kas negara
2. Indeks Opini BPK atas LKPP
Kegiatan : Komunikasi, Edukasi, dan Standardisasi (6212)
Sasaran Kegiatan : Persepsi Positif Publik dan Standarisasi Kebijakan yang Berkualitas di Bidang
Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
Indikator Sasaran Kegiatan : 1. Indeks efektivitas komunikasi public
2. Persentase Implementasi Jabatan Fungsional di Bidang
Perbendaharaan
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan (6212.FAL)
Rincian Output (RO) : Pembinaan Pelaksanaan Anggaran (6212.FAL.001)
Volume RO : 8
Satuan RO : Kegiatan

a. Dasar Hukum
1) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah;
5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195/PMK.05/2018 tentang Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga;
6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
7) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
8) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4/PMK.07/2011 tentang Tata Cara Penyampaian
Informasi Keuangan Daerah.

b. Gambaran Umum
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan unit satuan kerja vertikal
eselon II Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. Jumlah Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan di
seluruh Indonesia sesuai dengan PMK Nomor 262/PMK.01/2016 adalah sebanyak 34 Kanwil.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring, evaluasi,
analisis, kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang perbendaharaan

40
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan
mempunyai fungsi salah satunya adalah menyelenggarakan pelaksanaan bimbingan teknis dan
supervisi atas pelaksanaan anggaran.
Dalam menyelenggarakan fungsi pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan anggaran tersebut, Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan, bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi di bidang pelaksanaan
anggaran pemerintah pusat, penganggaran, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta
melaksanakan penyusunan reviu atas pelaksanaan dan analisis kinerja anggaran belanja
pemerintah pusat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pembinaan Pelaksanaan
Anggaran I menyelenggarakan fungsi antara lain menyiapkan bahan pembinaan dan bimbingan
teknis pelaksanaan anggaran pemerintah pusat serta menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan anggaran belanja pemerintah pusat dalam rangka reviu belanja pemerintah
(spending review).
Dalam kaitannya dengan pembinaan pelaksanaan anggaran juga melibatkan Bidang
Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II yang mempunyai tugas melaksanakan asistensi dan
bimbingan teknis pelaksanaan anggaran daerah, investasi pemerintah, pinjaman, kredit program,
dana transfer, dan pelaksanaan anggaran daerah, serta melaksanakan Kajian Fiskal Regional,
analisi kinerja anggaran belanja daerah, koordinasi Kerjasama Ekonomi dan Keuangan Daerah,
serta layanan bersama Kementerian Keuangan di daerah. Dalam melaksanakan tugas terkait
pembinaan pelaksanaan anggaran, Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II
menyelenggarakan fungsi antara lain penyiapan bahan asistensi dan bimbingan teknis
pelaksanaan anggaran daerah, pelaksanaan fasilitasi penyampaian informasi keuangan daerah,
penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi dan analisis kinerja anggaran daerah, dan
pengoordinasian Kerjasama Ekonomi dan Keuangan Daerah.

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal Ditjen Perbendaharaan seperti Kanwil
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Pelaksanaan Anggaran maupun pihak eksternal
seperti Kementerian/Lembaga yang memiliki instansi vertikal di daerah, Pemerintah Daerah dan
pihak lainnya.
Manfaat yang bisa diterima oleh stakeholder internal dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
peningkatan wawasan dan pemahaman SDM dalam melaksanakan pembinaan pelaksanaan
anggaran baik untuk pemerintah pusat dan daerah. Sedangkan manfaat yang bisa diterima bagi
stakeholders eksternal dari pelaksanaan kegiatan ini adalah peningkatan wawasan, pengetahuan
dan pemahaman atas pentingnya kinerja pelaksanaan anggaran baik pusat dan daerah.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
2) Tahapan Pelaksanaan
Untuk mencapai Keluaran yang direncanakan, pekerjaan yang akan dilakukan pada tahun
anggaran 2023 pelaksanaannya diatur sebagai berikut:

41
a) Sosialisasi Peraturan/Kebijakan Pelaksanaan Anggaran
merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk mengembangkan kapasitas dan
kapabilitas pelaksanaan anggaran instansi vertikal Kementerian/Lembaga pemerintah
pusat satker mitra kerja KPPN setempat. Aktivitas ini rencananya mulai dilaksanakan
pada bulan Januari 2023 sampai dengan bulan Desember 2023. Bentuk aktivitas yang
dilakukan adalah sosialisasi peraturan/kebijakan pelaksanaan anggaran.
b) Pengkoordinasian Kerjasama Ekonomi dan Keuangan Daerah
merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk menambah dan mengembangkan
wawasan ekonomi dan keuangan daerah bagi Kanwil Ditjen Perbendaharaan,
Pemerintah Daerah dan pihak-pihak lainnya yang terlibat. Dari pelaksanaan aktivitas
ini diharapkan terciptanya koordinasi dan kerjasama yang dinamis antar pelaksana
ekonomi dan keuangan daerah. Bentuk aktivitas yang akan dilakukan adalah
penyelenggaraan rapat koordinasi yang melibatkan seluruh pemerintah daerah di
lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
c) Pembinaan dan Bimtek Pengelolaan Keuangan Daerah
merupakan aktivitas yang dilakukan memberikan pemahaman pengelolaan keuangan
daerah yang baik serta mendapatkan masukan terkait dengan kendala-kendala yang
dihadapi pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
Bentuk aktivitas lainnya adalah melalui sosialisasi dan inisiasi kerjasama pendanaan
pembiayaan ultra mikro ke pemerintah daerah.
d) Koordinasi Daerah Pelaksanaan Anggaran
Merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mengembangkan dan meningkatkan
koordinasi pelaksaan anggaran di daerah. Aktivitas ini akan dilaksanakan dalam
bentuk rapat koordinasi dengan perwakilan satker mitra kerja KPPN Tipe A1 Provinsi.
e) Penyerahan DIPA
Merupakan aktivitas yang dilakukan untuk melaksanakan penyerahan DIPA setelah
disahkan kepada satker mitra kerja KPPN Tipe A1 Provinsi. Bentuk aktivitas yang
dilakukan melalui rapat koordinasi yang melibatkan satker mitra kerja KPPN Tipe A1
Provinsi dan Pemerintah Daerah.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun anggaran mulai bulan Januari sampai
dengan Desember 2023.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan total anggaran sesuai dengan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) sebagai berikut.
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 6212.FAL Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan
Rincian Output 6212.FAL.001 Pembinaan Pelaksanaan Anggaran
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Sosialisasi Peraturan/Kebijakan Pelaksanaan Anggaran
Akun 521211 Belanja Bahan

42
KODE URAIAN
Digunakan untuk konsumsi peserta Kanwil, Satker Mitra Kanwil dan
Narasumber.
- Konsumsi Peserta [∑ SATKER x 1 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Panitia, Peserta Kanwil dan Narasumber [Σ ORG x 1 KEG x SBM]
1. Tipe Mega [15 Org x 1 Keg x SBM]
2. Tipe Large [14 Org x 1 Keg x SBM]
3. Tipe Medium [13 Org x 1 Keg x SBM]
4. Tipe Small [12 Org x 1 Keg x SBM]
Sub Komponen B Pengoordinasian Kerjasama Ekonomi dan Keuangan Daerah
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta Pemda, panitia Kanwil dan narasumber.
- Konsumsi Peserta [∑ PEMDA x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Panitia dan Narasumber [20 ORG x 1 KEG x SBM]
Akun 522151 Belanja Jasa Profesi
Digunakan untuk pembayaran honor narasumber yang berasal dari luar
Kemenkeu atau Local Expert.
- Honor Narasumber (Local Expert/Eksternal) [1 ORG x 2 JAM x 1 KEG x
SBM]
Sub Komponen C Pembinaan dan Bimtek Pengelolaan Keuangan Daerah
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta Pemda, konsumsi panitia dan narasumber.
- Konsumsi Peserta [∑ PEMDA x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Panitia dan Narasumber [Σ ORG x 1 KEG x SBM]
1. ∑ Pemda >10 [20 ORG x 1 KEG x SBM]
2. ∑ Pemda 6-10 [15 ORG x 1 KEG x SBM]
3. ∑ Pemda 1-5 [10 ORG x 1 KEG x SBM]
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk perjalanan dinas pembinaan ke Pemda luar kota.
- Transport [2 PEMDA Luar Kota x 2 ORG x 1 KL x Tarif Riil]
- Akomodasi [2 PEMDA Luar Kota x 2 ORG x 1 KL x 1 HR x SBM]
- Uang Harian [2 PEMDA Luar Kota x 2 ORG x 1 KL x 2 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk transport lokal ke pemda yang lokasinya satu kota dengan
Kanwil.
- Transport Lokal [2 ORG x 1 FREK x 2 HR x Rp150.000]
Sub Komponen D Koordinasi Daerah Pelaksanaan Anggaran
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi narasumber, panitia Kanwil dan peserta dari Satker
Provinsi (25% DIPA KPPN A1 Provinsi)
> Pelaksanaan Rakor Serta Sosialisasi
- Konsumsi Peserta [(25% dari ∑DIPA KPPN A1 Prov.) x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Panitia, Peserta Kanwil dan Narasumber [Σ ORG x 1 KEG x SBM]
1. Tipe Mega [15 Org x 1 Keg x SBM]
2. Tipe Large [15 Org x 1 Keg x SBM]
3. Tipe Medium [14 Org x 1 Keg x SBM]
4. Tipe Small [12 Org x 1 Keg x SBM]
Sub Komponen E Penyerahan DIPA
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi panitia, peserta kanwil dan narasumber pada
Rapat persiapan penyerahan DIPA serta untuk konsumsi peserta, panitia dan
narasumber pada Pelaksanaan Penyerahan DIPA
> Rapat Persiapan Penyerahan DIPA
- Konsumsi Panitia [Σ ORG x 1 KEG x SBM]

43
KODE URAIAN
1. Tipe Mega [20 Org x 1 Keg x SBM]
2. Tipe Large [16 Org x 1 Keg x SBM]
3. Tipe Medium [14 Org x 1 Keg x SBM]
4. Tipe Small [10 Org x 1 Keg x SBM]
> Pelaksanaan Penyerahan DIPA
- Konsumsi Satker [Σ UAPPA-W x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Pemda [Σ PEMDA x 3 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Panitia, Peserta Kanwil dan Narasumber [Σ ORG x 1 KEG x SBM]
1. Tipe Mega [20 Org x 1 Keg x SBM]
2. Tipe Large [16 Org x 1 Keg x SBM]
3. Tipe Medium [14 Org x 1 Keg x SBM]
4. Tipe Small [10 Org x 1 Keg x SBM]
Akun 521213 Honor Output Kegiatan
Digunakan untuk pembayaran honorarium panitia kegiatan yang berasal dari
Pemerintah Provinsi
- Panitia Kegiatan (Pemprov) [Σ ORG x 1 KEG x Rp300.000]
1. Tipe Mega [10 Org x 1 Keg x Rp300.000]
2. Tipe Large [9 Org x 1 Keg x Rp300.000]
3. Tipe Medium [8 Org x 1 Keg x Rp300.000]
4. Tipe Small [7 Org x 1 Keg x Rp300.000]
Akun 522151 Belanja Jasa Profesi
Digunakan untuk honor narasumber Gubernur pada kegiatan Penyerahan
DIPA
- Honor Narasumber (Gubernur) [1 Org x 2 JAM x 1 KEG x Rp1.000.000]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan sebagai transport lokal panitia kegiatan dari Kanwil DJPb
- Transport Lokal Panitia [Σ ORG x 1 KEG x Rp150.000]
1. Tipe Mega [20 ORG x 1 KEG x Rp150.000]
2. Tipe Large [16 ORG x 1 KEG x Rp150.000]
3. Tipe Medium [14 ORG x 1 KEG x Rp150.000]
4. Tipe Small [10 ORG x 1 KEG x Rp150.000]

44
7. 6213.FAC Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (CD)
Sasaran Program : Pengelolaan kas dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah
yang efektif, efisien, dan akuntabel guna mendukung akselerasi
transformasi ekonomi
Indikator Kinerja Program : 1. Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang
2. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L
3. Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN
Output : Kas Negara yang Memadai dan Resiko Keuangan Negara yang Terkendali
Indikator Output : 1. Indeks digitalisasi pengelolaan kas negara
2. Indeks Opini BPK atas LKPP
Kegiatan : Monev Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (6213)
Sasaran Kegiatan : Rekomendasi Kebijakan yang Kredibel untuk Peningkatan Kualitas
Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
Indikator Sasaran Kegiatan : 1. Rata-rata indeks kualitas Evaluasi Pelaksanaan Anggaran K/L
2. Persentase BLU yang Kinerjanya Baik
3. Persentase Pencapaian Target Pendapatan BLU
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara (6213.FAC)
Rincian Output (RO) : Monev Pengembangan Kompetensi KPA, PPK, PPSPM, Bendahara, dan
Pengelola Perbendaharaan (6213.FAC.001)
Volume RO : ∑ Pejabat Fungsional Perbendaharaan Terbuka di Lingkup Kanwil
Satuan RO : Orang

a. Dasar Hukum
1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
3) Peraturan Menteri Pendayaguanaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI nomor 51
Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Pembina Teknis Perbendaharaan Negara
4) Peraturan Menteri Pendayaguanaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI nomor 52
Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Analis Perbendaharaan Negara
5) Peraturan Menteri Pendayaguanaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI nomor 53
Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Analis Pengelolaankeuangananggaran Pendapatan
Dan Belanja Negara
6) Peraturan Menteri Pendayaguanaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI nomor 54
Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Pranata Keuangananggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara
7) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148/PMK.05/2019 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Pembina Teknis Perbendaharaan Negara
8) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.05/2019 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Analisis Perbendaharaan Negara
9) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150/PMK.05/2019 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Analis Pengelola Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
10) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 151/PMK.05/2019 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Pranata Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

45
b. Gambaran Umum
Pembentukan jabatan fungsional di bidang perbendaharaan menjadi salah satu isu utama
seiring belum optimalnya kinerja pelaksanaan APBN yang berdampak pada output delivery. Sejak
tahun 2018 dengan ditetapkannya Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 53 dan 54 Tahun 2018,
telah dibentuk Jabatan Fungsional Bidang Perbendaharaan Terbuka (JF Perbendaharaan Terbuka)
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan serta meningkatkan
kualitas perencanaan pembangunan sehingga APBN dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat. JF Perbendaharaan Terbuka terdiri atas Pranata Keuangan
APBN (PK APBN) dan Analis Pengelolaan Keuangan APBN (APK APBN). PK APBN dengan kriteria
kategori keterampilan, menjalankan tugas sebagai PPK, PPSPM, Bendahara Pengeluaran,
Bendahara Pengeluaran Pembantu, Bendahara Penerimaan, Penyusun Laporan Keuangan (LK),
serta PPABP, sedangkan APK APBN dengan kriteria kategori keahlian menjalankan tugas sebagai
PPK, PPSPM, Penyusun LK, serta PPABP.
Selanjutnya, sebagai upaya intensifikasi pelaksanaan tugas di bidang pembinaan dan
supervisi pengelolaan APBN, telah dibentuk Jabatan Fungsional Tertutup Bidang Perbendaharaan
di lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan melalui Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 53 dan
54 Tahun 2018 yang terdiri dari Jabatan Fungsional Analisis Perbendaharaan Negara (APN) dan
Jabatan Fungsional Pembina Teknis Perbendaharaan Negara (PTPN). Jabatan Fungsional APN
adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk:
melaksanakan analisis pelaksanaan anggaran; pengelolaan kas; sistem manajemen investasi;
pembinaan pengelolaan keuangan BLU, laporan keuangan BLU; dan pembinaan pengelolaan
perbendaharaan, sedangkan Jabatan Fungsional PTPN adalah jabatan yang mempunyai ruang
lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan pembinaan/bimbingan
teknis di bidang perbendaharaan negara.
Dalam rangka standardisasi kompetensi dan menjaga kualitas kinerja pejabat fungsional
sebagaimana tersebut di atas, diperlukan upaya penilaian secara periodik dan berkelanjutan oleh
Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. Penilaian
dilakukan melalui mekanisme sidang pleno pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan c.q. Bidang SKKI
sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung kegiatan penilaian angka kredit yang
dilaksanakan bersama dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (cross program). Dalam
rangka mendukung kegiatan penilaian angka kredit, alokasi pada DIPA Kanwil Ditjen
Perbendaharaan diperuntukan untuk konsumsi kegiatan, sedangkan belanja perjalanan dinas
peserta KPPN telah dialokasikan pada DIPA KPPN pada Rincian Output (RO) 6213.FAC.001 Monev
Pengembangan Kompetensi KPA, PPK, PPSPM, Bendahara, dan Pengelola Perbendaharaan.

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal yaitu pejabat fungsional DJPb maupun
eksternal yaitu satuan kerja dan para pejabat fungsional K/L mitra kerja Kanwil DJPb dan Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara.

46
d. Strategi Pencapaian Keluaran
1) Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan
pada Bidang Supervisi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara dan Kepatuhan Internal.
2) Tahapan Pelaksanaan
Untuk mencapai target rincian output yang direncanakan, pekerjaan yang akan dilakukan
pada tahun anggaran 2023 pelaksanaannya diatur sebagai berikut:
a) Koordinasi penilaian angka kredit.
Belanja tersebut disediakan untuk penyediaan belanja bahan berupa konsumsi dalam
rangka penilaian angka kredit di Kanwil DJPb.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun anggaran mulai bulan Januari s/d
Desember 2023 disesuaikan dengan kebutuhan dan keperluan.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan biaya sesuai dengan Rincian Anggaran Biaya
(RAB) sebagai berikut.
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 6213.FAC Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara
Monev Pengembangan Kompetensi KPA, PPK, PPSPM, Bendahara, dan
Rincian Output 6213.FAC.001
Pengelola Perbendaharaan
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Koordinasi Penilaian Angka Kredit
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi panitia Kanwil dan peserta KPPN.
Alokasi belanja perjalanan dinas peserta KPPN lingkup Kanwil DJPb telah
dialokasikan pada DIPA masing-masing KPPN pada RO 6213.FAC.001 Monev
Pengembangan Kompetensi KPA, PPK, PPSPM, Bendahara, dan Pengelola
Perbendaharaan.
- Konsumsi Peserta [∑ KPPN x 2 ORG x 2 FREK x SBM]
- Konsumsi Panitia [Σ ORG x 2 FREK x SBM]
1. Tipe Mega [10 Peserta Kanwil x 2 FREK x SBM]
2. Tipe Large [9 Peserta Kanwil x 2 FREK x SBM]
3. Tipe Medium [8 Peserta Kanwil x 2 FREK x SBM]
4. Tipe Small [7 Peserta Kanwil x 2 FREK x SBM]

47
8. 6213.FAE Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (CD)
Sasaran Program : Pengelolaan kas dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah
yang efektif, efisien, dan akuntabel guna mendukung akselerasi
transformasi ekonomi
Indikator Kinerja Program : 1. Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang
2. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L
3. Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN
Output : Kas Negara yang Memadai dan Resiko Keuangan Negara yang Terkendali
Indikator Output : 1. Indeks digitalisasi pengelolaan kas negara
2. Indeks Opini BPK atas LKPP
Kegiatan : Monev Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (6213)
Sasaran Kegiatan : Rekomendasi Kebijakan yang Kredibel untuk Peningkatan Kualitas
Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
Indikator Sasaran Kegiatan : 1. Rata-rata indeks kualitas Evaluasi Pelaksanaan Anggaran K/L
2. Persentase BLU yang Kinerjanya Baik
3. Persentase Pencapaian Target Pendapatan BLU
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan (6213.FAE)
Rincian Output (RO) 1 : Regional Chief Economist (RCE) dan ALCo Regional (PU) (6213.FAE.301)
Volume RO : 1
Satuan RO : Rekomendasi

a. Dasar Hukum
1) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah;
5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 195/PMK.05/2018 tentang Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga;
6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
7) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
8) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 4/PMK.07/2011 tentang Tata Cara Penyampaian
Informasi Keuangan Daerah.

b. Gambaran Umum
Kajian Fiskal Regional (KFR)
Dalam rangka pelaksanaan tugas bidang pembinaan pelaksanaan anggaran daerah, yang
dilakukan oleh Kantor Wilayah DJPb yang memiliki fungsi pembinaan, koordinasi, dan supervise
serta menjadi representasi Kementerian Keuangan di daerah sebagai pengelola fiskal, perlu
dilakukan penyusunan KFR. Dalam rangka mewujudkan RCE yang handal, dilakukan penajaman

48
fungsi penyusunan KFR dengan diarahkan pada analisis fiskal dan makroekonomi yang dapat
digunakan dalam pencapaian tujuan kebijakan fiskal.
KFR yang telah dilaksanakan oleh Kanwil DJPb selanjutnya dilakukan restrukturisasi,
penyempurnaan, dan pengembangan berbasis analisis tematik dan project based serta
penguatan sinergi antar unit pengelola fiskal di pusat dan daerah, dengan fokus penajaman pada
4 aspek:
1) Simplifikasi analisis fiscal regional dengan menggabungkan analisis kinerja APBN, APBD,
dan Konsolidasian;
2) Penguatan analisis dan interpretasi data melalui penajaman analisis permasalahan dan
solusinya, termasuk analisis atas capaian output belanja;
3) Dilakukan percepatan penyususan melalui KFR Preliminary dengan mengutamakan
identifikasi dan analisis permasalahan dan solusi; serta
4) Penyusunan analisis tematik pada setiap penyusunan KFR.
Alco Regional
ALCo dan CPIN Regional merupakan struktur ALCo pada tingkat provinsi yang memiliki
hubungan kerja dalam mendukung peran ALCo & CPIN pada tingkat pusat berdasarkan data dan
informasi yang bersifat local dan regional. Tujuan pelaksanaan ALCo dan CPIN sebagai berikut:
1) Meningkatkan dukungan data yang memiliki konteks regional terkait ALCo.
2) Meningkatkan peran Kanwil sebagai representasi Menteri Keuangan dan sebagai RCE.
3) Meningkatkan kualitas CPIN.
4) Meningkatkan koordinasi dan sinergi antar unit vertical Kementerian Keuangan di daerah,
mensinergikan analisis data pusat dan data regional, serta memperkuat koordinasi
kebijakan dan pelaksanaan anggaran pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal dan eksternal Ditjen Perbendaharaan.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan
pada Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I, Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II,
Supervisi KPPN dan Kepatuhan Internal, dan Bagian Umum.
2) Tahapan Pelaksanaan
Untuk mencapai target rincian output yang direncanakan, pekerjaan yang akan dilakukan
pada tahun anggaran 2023 pelaksanaannya diatur sebagai berikut:
a) Koordinasi Pelaksanaan Tugas RCE & ALCo
Rencana aktivitas ini akan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan diseminasi, sharing
session, Focus Group Discussion (FGD), maupun kegiatan sejenis lainnya, dengan
melibatkan seluruh Anggota Tim Adhoc RCE.

49
e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Pelaksanaan kegiatan ini akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan terhitung mulai tanggal
01 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan biaya sesuai dengan Rincian Anggaran Biaya
(RAB) sebagai berikut:
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 6213.FAE Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan
Rincian Output 6213.FAE.301 Regional Chief Economist (RCE) dan ALCo Regional (PU)
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Koordinasi Pelaksanaan Tugas RCE & ALCo
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta dan panitia kegiatan koordinasi.
- Konsumsi [10 ORG x 4 KEG x 1 HR x SBM]
522151 Belanja Jasa Profesi
Digunakan untuk honor narasumber non Kemenkeu (Local Expert RCE)
- Honor Narasumber [1 ORG x 2 JAM x 2 KEG x Rp900.000
524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk transportasi, akomodasi dan uang harian pejabat/pegawai
ke 3 lokasi yang tidak sekota dengan Kanwil.
- Transport [2 ORG x 3 LOK x 4 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [2 ORG x 3 LOK x 4 FREK x 2 HR x SBM]
- Uang Harian [2 ORG x 3 LOK x 4 FREK x 3 HR x SBM]
524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk transportasi dan uang harian para pejabat/pegawai dalam
rangka koordinasi pelaksanaan tugas RCE & ALCo khusus Kanwil DJPb Provinsi
DKI Jakarta ke 3 lokasi yang satu kota dengan Kanwil
- Transport Lokal [2 ORG x 3 LOK x 4 FREK x Rp150.000]
- Uang Harian Dalam Kota Lebih dari 8 Jam
[2 ORG x 3 LOK x 4 FREK x 1HR x SBM]

50
9. 6213.FAL Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (CD)
Sasaran Program : Pengelolaan kas dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah yang
efektif, efisien, dan akuntabel guna mendukung akselerasi transformasi
ekonomi
Indikator Kinerja Program : 1. Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang
2. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L
3. Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN
Output : Kas Negara yang Memadai dan Resiko Keuangan Negara yang Terkendali
Indikator Output : 1. Indeks digitalisasi pengelolaan kas negara
2. Indeks Opini BPK atas LKPP
Kegiatan : Monev Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (6213)
Sasaran Kegiatan : Rekomendasi Kebijakan yang Kredibel untuk Peningkatan Kualitas
Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko
Indikator Sasaran Kegiatan : 1. Rata-rata indeks kualitas Evaluasi Pelaksanaan Anggaran K/L
2. Persentase BLU yang Kinerjanya Baik
3. Persentase Pencapaian Target Pendapatan BLU
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan (6213.FAL)
Rincian Output (RO) 1 : Monev Penerimaan dan Pengeluaran Kas (6213.FAL.001)
Volume RO 1 : 2
Satuan RO 1 : Kegiatan
Rincian Output (RO) 2 : Review Belanja Pemerintah (6213.FAL.003)
Volume RO 2 : 4
Satuan RO 2 : Dokumen

a. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2018 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Keuangan;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 3/PMK.02/2013 tentang Tata Cara Penyetoran
Penerimaan Negara Bukan Pajak Oleh Bendahara Penerimaan;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.05/2017 tentang Rencana Penarikan Dana,
Rencana Penerimaan Dana, dan Perencanaan Kas;
5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas PMK Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.07/2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Insentif Daerah;
7) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2020 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Dana Desa;
8) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
9) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

51
b. Gambaran Umum
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan unit satuan kerja vertikal
eselon II Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. Jumlah Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan di
seluruh Indonesia sesuai dengan PMK Nomor 262/PMK.01/2016 adalah sebanyak 34 Kanwil.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring, evaluasi, analisi,
kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang perbendaharaan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai fungsi
sebagai berikut:
1) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan anggaran;
2) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
3) Pemberian pembinaan terkait dengan kewenangan dan pelaksanaan teknis
perbendaharaan dan Bendahara Umum Negara (BUN).
Dalam menyelenggarakan fungsi-fungsi tersebut, pada Bidang Pembinaan Pelaksanaan
Anggaran I Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan, bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi di bidang pelaksanaan anggaran
pemerintah pusat, penganggaran, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta
melaksanakan peyusunan reviu atas pelaksanaan dan analisis kinerja anggaran belanja
pemerintah pusat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pembinaan Pelaksanaan
Anggaran I menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis bidang penganggaran dan Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP);
2) Penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran pemerintah
pusat;
3) Penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis, serta monitoring dan evaluasi
pengelolaan kas;
4) Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Dalam kaitannya dengan pencapaian rincian output Review Belanja Pemerintah, Kanwil
Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan anggaran;
2) Penyusunan reviu belanja pemerintah (spending review) dan reviu pelaksanaan anggaran;
3) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dana transfer.
Dalam menyelenggarakan fungsi-fungsi tersebut, pada Bidang Pembinaan Pelaksanaan
Anggaran I Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan, bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi di bidang pelaksanaan anggaran
pemerintah pusat, penganggaran, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta
melaksanakan peyusunan reviu atas pelaksanaan dan analisis kinerja anggaran belanja
pemerintah pusat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pembinaan Pelaksanaan
Anggaran I menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran belanja pemerintah
pusat dalam rangka reviu belanja pemerintah (spending review);
2) Penyiapan bahan penyusunan reviu pelaksanaan anggaran dan analisis kinerja anggaran
belanja pemerintah pusat.

52
Dalam menyelenggarakan fungsi-fungsi tersebut, pada Bidang Pembinaan Pelaksanaan
Anggaran II Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan
asistensi dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran daerah, investasi pemerintah, pinjaman,
kredit program, dana transfer, dan pelaksanaan anggaran daerah, serta melaksanakan Kajian
Fiskal Regional, analisis kinerja anggaran belanja daerah, koordinasi Kerjasama Ekonomi dan
Keuangan Daerah, serta layanan bersama Kementerian keuangan di daerah. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II menyelenggarakan
fungsi:
1) Penyiapan bahan penyusunan Kajian Fiskal Regional;
2) Penyiapan bahan asistensi dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran daerah;
3) Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi dana transfer di daerah;
4) Pelaksanaan fasilitasi penyampaian informasi keuangan daerah.

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1) Dalam kaitannya dengan pencapaian target rincian output monev penerimaan dan
pengeluaran Kas, pihak internal Ditjen Perbendaharaan seperti Kanwil Direktorat Jenderal
Perbendaharaan selaku pembina Kuasa BUN di daerah, KPPN selaku Kuasa BUN, satker
vertikal Kementerian/Lembaga, dan unit-unit terkait pengelola Penerimaan Negara
(Penerimaan Pajak/Penerimaan Negara Bukan Pajak) seperti instansi vertikal Direktorat
Jenderal Pajak, instansi vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dan Bank/Pos Persepsi;
2) Penerima manfaat kegiatan Review Belanja Pemerintah ini adalah pihak internal Ditjen
Perbendaharaan seperti Kanwil DJPB, KPPN maupun pihak eksternal seperti satker unit
vertikal Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, dan pihak-pihak lainnya. Manfaat yang
bisa diterima oleh stakeholder baik internal maupun eksternal adalah tersedianya data dan
informasi dari pelaksanaan spending review, review pelaksanaan anggaran, monitoring dan
evaluasi pelaksanaan anggaran, penyusunan KFR, penyusunan profil keuangan daerah, serta
monitoring atas Dana Transfer dan Dana Desa. Data dan informasi tersebut bukan hanya
sebagai umpan balik atas permasalahan pelaksanaan anggaran yang ada namun juga
berguna dalam rangka evaluasi atas kinerja pelaksanaan anggaran di daerah.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Kanwil Ditjen Perbendaharaan pada Bidang
Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I dan Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II.
2) Tahapan Pelaksanaan
Agar target rincian output pada tahun anggaran 2023 dapat tercapai, berbagai tahapan
pelaksanaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a) Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Kas
Merupakan kegiatan dalam rangka pembinaan penyusunan Rencana Pencairan Dana
(RPD) pada satuan kerja pada satker yang berlokasi di dalam kota maupun di luar kota.
b) Koordinasi Pelaksanaan Akhir Tahun Anggaran dengan Unit Lain

53
Merupakan kegiatan koordinasi pelaksanaan akhir tahun anggaran bersama unit eselon
I/eksternal lainnya seperti Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
dan Bank/Pos Persepsi.
c) Monitoring dan Evaluasi PNBP
Merupakan kegiatan yang dilakukan Kanwil Ditjen Perbendaharaan dalam rangka
monitoring dan evaluasi sebagai bentuk pembinaan kepada satker PNBP mitra Kanwil
Ditjen Perbendaharaan yang berlokasi di dalam kota maupun di luar kota.
d) Pelaksanaan Spending Review
merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk mendapatkan masukan/solusi atas
permasalahan pelaksanaan anggaran terutama dalam kaitannya dengan spending
review. Bentuk aktivitasnya adalah penyusunan spending review, rakor serta sosialisasi
yang mengundang satker lingkup KPPN Provinsi.
e) Review Pelaksanaan Anggaran
merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk mendapatkan saran/masukan serta
mencari solusi atas permasalahan terkait dengan pelaksanaan anggaran. Bentuk
aktivitas yang akan dilakukan adalah penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD)
yang melibatkan peserta dari Kanwil Ditjen Perbendaharan, KPPN, dan satker K/L
provinsi.
f) Evaluasi Pelaksanaan Anggaran
merupakan aktivitas yang dilakukan untuk menyajikan penilaian kepada satker dalam
rangka evaluasi pelaksanaan anggaran. Bentuk aktivitasnya adalah pelaksanaan Focus
Group Discussion (FGD) yang mengundang peserta perwakilan dari satker-satker
lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
g) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran
Merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan informasi agar bisa
mendapatkan solusi atas hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan anggaran.
h) Pengumpulan Informasi/Penajaman Data Fiskal Regional/Penyusunan KFR
Merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh informasi atau penajaman data
fiskal regional dalam rangka penyusunan Kajian Fiskal Regional (KFR). Bentuk aktivitas
yang dilakukan melalui FGD yang mengundang ekonom Kemenkeu/Eksternal.
i) Publikasi Kajian Fiskal Regional
aktivitas yang dilakukan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan atas publikasi
Kajian Fiskal Regional. Bentuk aktivitas ini adalah Rakor serta sosialisasi yang
mengundang peserta dari pemerintah daerah, K/L unit terkait, KPPN serta narasumber
ekonom Kemenkeu/Eksternal.
j) Pengumpulan konfirmasi informasi pengelolaan keuangan daerah dan Penyusunan
Profil Keuangan Daerah
Aktivitasi ini diselenggarakan dalam rangka mengumpukan konfirmasi terkait informasi
pengelolaan keuangan daerah sebagai dasar penyusunan profil keuangan daerah.
Bentuk aktivitas ini adalah rapat biasa.
k) Monitoring atas Dana Transfer dan Dana Desa

54
Aktivitas ini diselenggarakan dalam rangka mendapatkan informasi sebagai dasar
evaluasi atas pelaksanaan dana transfer dan dana desa di daerah dengan melakukan
monev ke beberapa pemda luar kota.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun anggaran dimulai dari bulan Januari
2023 sampai dengan Desember 2023.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan total anggaran sesuai dengan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) sebagai berikut:
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 6213.FAL Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan
Rincian Output 6213.FAL.001 Monev Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen B Koordinasi Pelaksanaan Akhir Tahun Anggaran dengan Unit Lain
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi pelaksanaan rapat koordinasi pelaksanaan akhir
tahun anggaran dengan unit lain seperti Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai, dan Bank/Pos Persepsi.
- Konsumsi Peserta [∑ Bank/Pos) x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Pegawai Kanwil [10 ORG x 1 KEG x SBM]
Sub Komponen C Monitoring dan Evaluasi PNBP
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk monitoring dan evaluasi petugas Kanwil ke Satker PNBP di
dalam kota
> Pembinaan Satker PNBP
- Transport Lokal [2 ORG x 4 FREK x 1 HR x Rp150.000]
Rincian Output 003 Review Belanja Pemerintah
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Pelaksanaan Spending Review
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi panitia, peserta kanwil dan narasumber pada Rapat
penyusunan Spending Review serta untuk konsumsi peserta, panitia dan
narasumber pada Pelaksanaan Rakor serta Sosialisasi
> Penyusunan Spending Review, Pelaksanaan Rakor Serta Sosialisasi
- Konsumsi Peserta Satker [20% dari Jumlah DIPA x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Panitia, Peserta Kanwil dan Narasumber [Σ ORG x 1 KEG x SBM]
1. Tipe Mega [15 ORG x 1 KEG x SBM]
2. Tipe Large [14 ORG x 1 KEG x SBM]
3. Tipe Medium [12 ORG x 1 KEG x SBM]
4. Tipe Small [10 ORG x 1 KEG x SBM]
Sub Komponen B Review Pelaksanaan Anggaran
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta dan panitia pelaksanaan FGD serta
pencetakan/penggandaan/laminasi dokumen FGD. Kegiatan ini agar
dilaksanakan secara hybrid.
> Pelaksanaan FGD
- Konsumsi Peserta KPPN [∑KPPN x 1 Org x 2 KEG x SBM]
- Konsumsi Peserta Satker [∑ DIPA PROV/UAPAA-W x 2 ORG x 2 KEG x SBM]

55
KODE URAIAN
- Konsumsi Panitia [20% ∑ Peserta/ORG x 2 KEG x SBM]
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk transportasi, akomodasi dan uang harian peserta ke KPPN
yang lokasinya di luar kota.
- Transport [∑ KPPN LUAR KOTA x 1 ORG x 2 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [∑ KPPN LUAR KOTA x 1 ORG x 2 FREK x 1 HR x SBM]
- Uang Harian [∑ KPPN LUAR KOTA x 1 ORG x 2 FREK x 2 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan dalam rangka transport lokal peserta ke KPPN di dalam kota.
- Transport Lokal [∑ KPPN Dalam Kota x 1 ORG x 2 FREK x 1 HR x Rp150.000]
Sub Komponen C Evaluasi Pelaksanaan Anggaran
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi pelaksanaan FGD terdiri dari panitia, reviewer, dan
peserta Satker.
> Pelaksanaan FGD
- Konsumsi Peserta Satker [Σ Cluster SATKER x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
1. Tipe Mega [40 Satker x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
2. Tipe Large [35 Satker x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
3. Tipe Medium [30 Satker x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
4. Tipe Small [25 Satker x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Panitia [10% ∑ Peserta x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Reviewer [4 Org x 1 KEG x SBM]
Sub Komponen D Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk monitoring dan evaluasi petugas Kanwil ke KPPN di luar kota
- Transport [2 ORG x 1 FREK x SBM]
- Akomodasi [2 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
- Uang Harian [2 ORG x 1 FREK x 3 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk monitoring dan evaluasi petugas Kanwil ke KPPN yang satu
kota dengan Kanwil
- Transport lokal [2 ORG x 1 FREK x Rp150.000]
Sub Komponen E Pengumpulan Informasi/Penajaman Data Fiskal Regional/Penyusunan KFR
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi rapat.
- Konsumsi [20 ORG x 2 KEG x SBM]
Akun 522151 Belanja Jasa Profesi
Digunakan untuk honorarium local expert/pihak eksternal
- Honor Narasumber [1 ORG x 2 JAM x 2 KEG x Rp1.000.000]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk tranport lokal narasumber/local expert
- Transport Lokal [2 ORG x 2 FREK x Rp150.000]
Sub Komponen F Publikasi Kajian Fiskal Regional
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta Pemda, K/L, KPPN, Panita dan Narasumber
Pelaksanaan Rakor serta Sosialisasi
> Pelaksanaan Rakor serta Sosialisasi
- Konsumsi Peserta Pemda [∑ Pemda x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Peserta K/L Unit Terkait [10 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Peserta KPPN [∑ KPPN x 1 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Panitia dan Narasumber [Σ ORG x 2 KEG x SBM]
1. ∑ Pemda >10 [20 ORG x 2 KEG x SBM]
2. ∑ Pemda > 6-10 [15 ORG x 2 KEG x SBM]

56
KODE URAIAN
3. ∑ Pemda > 1-5 [10 ORG x 2 KEG x SBM]

Akun 522151 Belanja Jasa Profesi


Digunakan untuk honorarium narasumber yang merupakan local expert/pihak
eksternal.
- Honor Narasumber setara Pejabat Es. II (local expert/Eksternal) [2 ORG x 2
JAM x 1 KEG x Rp1.000.000]
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk transportasi, akomodasi dan uang harian peserta yang berasal
dari KPPN Luar Kota. Biaya perjalanan dinas peserta dari KPPN dibebankan pada
akun ini (full cost).
- Transport [∑KPPN Luar Kota x 1 ORG x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [∑KPPN Luar Kota x 1 ORG x 1 FREK x 1 HR x SBM]
- Uang Harian [∑KPPN Luar Kota x 1 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk transportasi lokal peserta yang berasal dari KPPN sekota
dengan Kanwil. Biaya perjalanan dinas peserta dari KPPN dibebankan pada
akun ini (full cost).
- Transport lokal Peserta KPPN [∑KPPN Dalam Kota x 1 ORG x 1 FREK x
Rp150.000]
Pengumpulan Konfirmasi Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Sub Komponen G
Penyusunan Profil Keuangan Daerah
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta
- Konsumsi [Σ ORG x 2 KEG x SBM]
1. ∑ Pemda >10 [20 ORG x 2 KEG x SBM]
2. ∑ Pemda > 6-10 [15 ORG x 2 KEG x SBM]
3. ∑ Pemda > 1-5 [10 ORG x 2 KEG x SBM]
Sub Komponen H Monitoring atas Dana Transfer dan Dana Desa
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk transportasi, akomodasi dan uang harian pembinaan
KPPN/Monev ke Pemda
> Perjalanan Dinas Pembinaan KPPN/Monev ke Pemda
- Transport [25% ∑Pemda Luar Kota x 3 ORG x 2 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [25% ∑Pemda Luar Kota x 3 ORG x 2 FREK x 1 HR x SBM]
- Uang Harian [25% ∑Pemda Luar Kota x 3 ORG x 2 FREK x 2 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk transportasi lokal pembinaan ke KPPN/Monev ke Pemda di
dalam kota
- Transport lokal [3 ORG x 2 FREK x 2 HR x Rp150.000]

57
10. 6214.FAL Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (CD)
Sasaran Program : Pengelolaan kas dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah yang
efektif, efisien, dan akuntabel guna mendukung akselerasi transformasi
ekonomi
Indikator Kinerja Program : 1. Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang
2. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L
3. Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN
Output : Kas Negara yang Memadai dan Resiko Keuangan Negara yang Terkendali
Indikator Output : 1. Indeks digitalisasi pengelolaan kas negara
2. Indeks Opini BPK atas LKPP
Kegiatan : Pengelolaan Kas dan Pembiayaan Negara (6214)
Sasaran Kegiatan : Pengelolaan Kas Negara yang Optimal
Indikator Sasaran Kegiatan : 1. Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat
2. Indeks Efektivitas Pengelolaan Kas, Pinjaman dan Hibah
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan (6214.FAL)
Rincian Output (RO) : Koordinasi dan Rekonsiliasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas (6214.FAL.001)
Volume RO : 1
Satuan RO : Dokumen

a. Dasar Hukum
1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas PMK Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.05/2019 tentang Dana Perhitungan Fihak
Ketiga;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.01/2017 tentang Tata Cara Tuntutan Ganti
Kerugian Negara Terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

b. Gambaran Umum
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan unit satuan kerja vertikal
eselon II Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. Jumlah Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan di
seluruh Indonesia sesuai dengan PMK Nomor 262/PMK.01/2016 adalah sebanyak 34 Kanwil.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring, evaluasi, analisi,
kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang perbendaharaan berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas
salah satunya adalah menyelenggarakan fungsi pelaksanaan konsolidasi data perhitungan fihak
ketiga (PFK).

58
Dalam menyelenggarakan fungsi pelaksanaan konsolidasi data perhitungan fihak ketiga
(PFK) tersebut, Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan, bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi di bidang pelaksanaan anggaran
pemerintah pusat, penganggaran, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta
melaksanakan penyusunan reviu atas pelaksanaan dan analisis kinerja anggaran belanja
pemerintah pusat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pembinaan Pelaksanaan
Anggaran I pada Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi antara
lain penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis pelaksanaan anggaran pemerintah pusat
dan penyiapan bahan pembinaan, dan bimbingan teknis, serta monitoring dan evaluasi
pengelolaan kas.

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal Ditjen Perbendaharaan seperti Kanwil
Ditjen Perbendaharaan, KPPN dan pihak lainnya. Manfaat yang bisa diterima oleh stakeholder
internal dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terbentuknya kesepahaman atas koordinasi data
terkait perhitungan fihak ketiga dan tuntutan ganti rugi.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan
pada Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I.
2) Tahapan Pelaksanaan
Untuk mencapai target rincian output yang direncanakan, pekerjaan yang akan dilakukan
pada tahun anggaran 2021 pelaksanaannya diatur sebagai berikut:
a) Koonsolidasi data perhitungan fihak ketiga dan tuntutan ganti rugi
merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk menciptakan koordinasi yang dinamis
antara Kanwil selaku pembina KPPN dan KPPN selaku Kuasa BUN dalam sinkronisasi
data terkait data perhitungan fihak ketiga dan tuntutan ganti rugi. Bentuk aktivitas yang
dilakukan adalah asistensi dan supervisi melalui FGD konsolidasi data perhitungan fihak
ketiga dan tuntutan ganti rugi dengan peserta dari Kanwil DJPb dan KPPN serta
narasumber terkait.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun anggaran mulai bulan Januari s/d
Desember 2023 disesuaikan dengan kebutuhan dan keperluan.

59
f. Biaya Yang Dibutuhkan
Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan total anggaran sesuai dengan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) sebagai berikut.
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 6214.FAL Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan Pembiayaan
Rincian Output 6214.FAL.001 Koordinasi dan Rekonsiliasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Konsolidasi Data Perhitungan Fihak Ketiga dan Tuntutan Ganti Rugi
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk ATK dan bahan habis pakai.
- ATK dan Bahan Habis Pakai [1 THN x Tarif Cluster]
1. Tipe Mega [1 THN x Rp.2.500.000]
2. Tipe Large [1 THN x Rp.2.000.000]
3. Tipe Medium [1 THN x Rp.1.500.000]
4. Tipe Small [1 THN x Rp.1.000.000]

60
11. 6215.FAH Pengelolaan Keuangan Negara
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (CD)
Sasaran Program : Pengelolaan kas dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah yang
efektif, efisien, dan akuntabel guna mendukung akselerasi transformasi
ekonomi
Indikator Kinerja Program : 1. Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang
2. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L
3. Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN
Output : Kas Negara yang Memadai dan Resiko Keuangan Negara yang Terkendali
Indikator Output : 1. Indeks digitalisasi pengelolaan kas negara
2. Indeks Opini BPK atas LKPP
Kegiatan : Penyelenggaraan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara (6215)
Sasaran Kegiatan : Pertanggungjawaban Keuangan Negara yang Transparan dan Akuntabel
Indikator Sasaran Kegiatan : 1. Persentase instansi Pemerintah Pusat (K/L) yang mendapatkan opini WTP
2. Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah
ditindaklanjuti
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Pengelolaan Keuangan Negara (6215.FAH)
Rincian Output (RO) 1 : Government Financial Statistic (GFS) (6215.FAH.001)
Volume RO 1 : 4
Satuan RO 1 : Laporan
Rincian Output (RO) 2 : Laporan Keuangan BUN (6215.FAH.003)
Volume RO 2 : 4
Satuan RO 2 : Laporan

a. Dasar Hukum
1) Peraturan Pemerintah Nomor 90 tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
2) UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3) UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4) UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Keuangan Negara;
5) PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
6) PMK Nomor 215/PMK.05/2016 tentang perubahan PMK Nomor 213/PMK.05/2013 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
7) PMK Nomor 221/PMK.05/2016 tentang perubahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
216/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan
Bendahara Umum Negara;
8) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.01/2019 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan;
9) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
10) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 275/PMK.05/2014 tentang Manual Statistik Keuangan
Pemerintah Indonesia;
11) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 189/PMK.05/2018 tentang Sistem Statistik Keuangan
Pemerintah Umum.

61
b. Gambaran Umum
1) Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan unit satuan kerja vertikal
eselon II Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. Jumlah Kanwil Direktorat Jenderal
Perbendaharaan di seluruh Indonesia sesuai dengan PMK Nomor 262/PMK.01/2016 adalah
sebanyak 34 Kanwil. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi, pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan
teknis, monitoring, evaluasi, analisi, kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban
di bidang perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kanwil Direktorat
Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas salah satunya adalah melaksanakan
penyusunan statistik keuangan sesuai dengan Government Finance Statistics (GFS).
Dalam menyelenggarakan fungsi penyusunan statistik keuangan sesuai dengan GFS tersebut,
Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan
mempunyai tugas sebagai berikut:
a) penyiapan bahan penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah sesuai dengan
manual Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics);
b) penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah sesuai dengan manual Statistik
Keuangan Pemerintah (Government Finance Statistics).
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut di atas adalah Persepsi Positif
Publik dan Standarisasi Kebijakan yang Berkualitas di Bidang Pengelolaan Perbendaharaan.
Dari target sasaran outcome tersebut, jumlah rincian output yang akan dicapai sebanyak 204
laporan.
2) Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi, pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring,
evaluasi, analisis, kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang
perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan fungsi koordinasi, pembinaan, asistensi dan bimbingan teknis terkait
komunikasi dan edukasi penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL) dan
Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN), Bidang Pembinaan Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Kanwil Ditjen Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:
a) Penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis sistem akuntansi pemerintah
pusat;
b) Penyiapan bahan bimbingan teknis dan/atau penyuluhan implementasi standar
akuntansi pemerintahan pada instansi pemerintah pusat;
c) Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi penyusunan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) tingkat Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN);
d) Penyiapan bahan penyusunan laporan Gabungan Kuasa Bendahara Umum Negara
(BUN) tingkat Unit Akuntansi Koordinator Kuasa Bendahara Umum Negara tingkat
Kantor Wilayah (UAKKBUN-Kanwil);
e) Penyiapan bahan penyusunan kertas kerja konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat Tingkat Wilayah (LKPP-TW);
f) Penyiapan bahan analisis atas laporan keuangan.

62
c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal Ditjen Perbendaharaan seperti
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Kanwil DJPB, KPPN selaku Kuasa BUN maupun
pihak-pihak terkait lainnya.
Manfaat yang bisa diterima oleh stakeholder internal dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
terjalinnya koordinasi dan rekonsiliasi data, terlaksananya pembinaan SAP pada Pemerintah
Daerah, serta tersusunnya Laporan Statistik Keuangan Pemerintah (GFS) secara efektif dan efisien.
Sedangkan manfaat yang bisa diterima oleh stakeholder eksternal dari pelaksanaan kegiatan ini
adalah terjalinnya koordinasi dan rekonsiliasi data dalam rangka penyusunan Laporan Statistik
Keuangan Pemerintah (GFS) serta peningkatan wawasan dan pengetahuan tentang Statistik
Keuangan Pemerintah sebagai hasil dari sosialisasi/bimtek/workshop/FGD yang diselenggarakan.
Manfaat yang bisa diterima oleh stakeholder internal dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
tersusunya Laporan Keuangan BUN yang akuntabel, transparan dan tepat waktu dengan
menggunakan biaya yang efisien. Dari Laporan Keuangan BUN yang disusun diharapkan dapat
menghasilkan indeks opini BPK atas LKBUN Wajar Tanpa Pengecualian.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Bidang Pembinaan Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan pada Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
2) Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
a) Koordinasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan atau BLUD; merupakan aktivitas
yang dilaksanakan untuk koordinasi dan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah dan atau BLUD dengan peserta dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan dengan
Pemerintah Daerah dan atau manajemen BLUD. Bentuk aktivitas yang dilakukan adalah
koordinasi data ke beberapa pemda baik dalam kota maupun luar kota.
b) Penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah; merupakan
aktivitas yang dilaksanakan untuk menyusun Laporan Statistik Keuangan Pemerintah
Tingkat Wilayah (Governent Financial Statistics). Dari pelaksanaan aktivitas ini
diharapkan dapat tersusunnya Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah
yang akurat dan tepat waktu. Bentuk aktivitas yang akan dilakukan adalah penyusunan
laporan.
c) Penyusunan LK (Koordinator) Kuasa BUN Tingkat Wilayah; merupakan aktivitas yang
dilaksanakan untuk mengkompilasi Laporan Keuangan Kuasa BUN (KPPN) menjadi
Laporan Keuangan Kuasa BUN Tingkat Wilayah. Bentuk aktivitas yang dilakukan adalah
penyusunan Laporan Keuangan (Koordinator) Kuasa BUN Tingkat Wilayah.
d) Pembinaan UAKBUN D (KPPN); merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk membina
KPPN selaku Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara Daerah (UAKBUN D) dalam
rangka meningkatkan kapasitas KPPN dalam menghasilkan Laporan Keuangan Kuasa
Bendahara Umum Negara (BUN) Daerah. Dari pelaksanaan aktivitas ini diharapkan SDM
KPPN memiliki pemahaman, kemampuan, kompetensi dan keahlian dalam
melaksanakan penyusunan Laporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN)

63
Daerah. Bentuk aktivitas yang akan dilakukan adalah kunjungan pembinaan (site visit)
ke KPPN baik dalam kota maupun luar kota di lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
e) Koordinasi UAKBUN-D (KPPN); merupakan aktivitas koordinas yang dilakukan untuk
memvalidasi dan memverfikasi Laporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara
(BUN) Daerah yang telah dikompilasi dengan data/saran/masukan dari seluruh KPPN
lingkup Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Bentuk aktivitas lainnya adalah melalui
sosialisasi dan inisiasi kerjasama pendanaan pembiayaan ultra mikro ke pemerintah
daerah. Jenis belanja yang diperlukan adalah belanja bahan dan belanja perjalanan.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Pelaksanaan kegiatan ini akan diselesaikan dalam periode waktu mulai tanggal 01 Januari 2023
sampai dengan 31 Desember 2023.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan total anggaran sesuai dengan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) sebagai berikut.
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 6215.FAH Pengelolaan Keuangan Negara
Rincian Output 6215.FAH.001 Government Financial Statistic (GFS)
Komponen 100 Tidak Ada Komponen
Sub Komponen A Koordinasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dan atau BLUD
Akun 524111 Belanja Perjalanan Biasa
Digunakan untuk transportasi, akomodasi dan uang harian peserta ke lokasi yang
tidak sekota dengan Kanwil
- Transport [25% ∑Pemda Luar Kota x 2 ORG x 2 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [25% ∑Pemda Luar Kota x 2 ORG x 2 FREK x 1 HR x SBM]
- Uang Harian [25% ∑Pemda Luar Kota x 2 ORG x 2 FREK x 2 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan dalam rangka transport lokal peserta ke lokasi di dalam kota.
- Transport Lokal Koordinasi Data [2 ORG x 2 FREK x Rp150.000]
Sub Komponen B Penyusunan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk Kearsipan dan Dokumentasi
> Pelaksanaan Kearsipan dan Dokumentasi
- Dokumentasi/Penggandaan/Laminasi [1 THN x Rp4.000.000]
RO 003 Laporan Keuangan BUN
Komponen 100 Tidak Ada Komponen
Sub Komponen B Pembinaan UAKBUN D (KPPN)
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk transportasi, akomodasi dan uang harian peserta ke KPPN luar
kota
- Transport [(25% ∑KPPN Luar Kota) x 2 ORG x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [(25% ∑KPPN Luar Kota) x 2 ORG x 1 FREK x 2 hari x SBM]
- Uang Harian [(25% ∑KPPN Luar Kota) x 2 ORG x 1 FREK x 3 hari x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan dalam rangka transport lokal peserta ke KPPN di dalam kota.
- Transport Lokal [(∑ KPPN Dalam Kota) x 2 ORG x 1 FREK x Rp150.000]

64
KODE URAIAN
Sub Komponen C Koordinasi UAKBUN-D (KPPN)
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi peserta dan panitia koordinasi UAKBUN-D
- Konsumsi Peserta KPPN [∑ KPPN x 1 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Peserta Kanwil [Σ ORG x 1 KEG x SBM]
1. Tipe Mega [11 ORG x 1 KEG x SBM]
2. Tipe Large [10 ORG x 1 KEG x SBM]
3. Tipe Medium [9 ORG x 1 KEG x SBM]
4. Tipe Small [8 ORG x 1 KEG x SBM]
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk transportasi, akomodasi dan uang harian peserta KPPN Luar
Kota. Biaya perjalanan dinas peserta dari KPPN dibebankan pada akun ini (full
cost).
- Transport [(∑ KPPN Luar Kota) x 1 ORG x 1 FREK x SBM]
- Akomodasi [(∑ KPPN Luar Kota) x 1 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
- Uang Harian [(∑ KPPN Luar Kota) x 1 ORG x 1 FREK x 3 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk transportasi peserta KPPN dalam kota. Biaya perjalanan dinas
peserta dari KPPN dibebankan pada akun ini (full cost).
1. Transport Lokal [(∑ KPPN Dalam Kota) x 2 ORG x 1 FREK x Rp150.000]

65
12. 6216.FAE Pemantauan dan Evaluasi Serta Pelaporan
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko (CD)
Pengelolaan kas dan pertanggungjawaban anggaran belanja pemerintah
Sasaran Program : yang efektif, efisien, dan akuntabel guna mendukung akselerasi transformasi
ekonomi
1. Indeks optimalisasi kas terhadap bunga utang
Indikator Kinerja Program : 2. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran K/L
3. Indeks opini BPK atas LKPP dan LK BUN
Output : Kas Negara yang Memadai dan Resiko Keuangan Negara yang Terkendali
1. Indeks digitalisasi pengelolaan kas negara
Indikator Output :
2. Indeks Opini BPK atas LKPP
Kegiatan : Perumusan Kebijakan dan Keputusan Administratif (6216)
Kebijakan dan Keputusan Administratif di Bidang Pengelolaan
Sasaran Kegiatan :
Perbendaharaan, Kekayaan Negara, dan Risiko yang kredibel
1. Indeks penyelesaian kebijakan / regulasi prioritas
Indikator Sasaran Kegiatan :
2. Nilai kinerja regulasi
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan (6216.FAE)
Rincian Output (RO) : Rekomendasi Tarif Standar Biaya Masukan (6216.FAE.002)
Volume RO : 1
Satuan RO : Rekomendasi

a. Dasar Hukum
1) Peraturan Pemerintah Nomor 90 tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.02/2014 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.02/2013 Tentang Pedoman Standar Biaya, Standar
Struktur Biaya, Dan Indeksasi Dalam Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

b. Gambaran Umum
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan unit satuan kerja vertikal
eselon II Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan. Jumlah Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan di
seluruh Indonesia sesuai dengan PMK Nomor 262/PMK.01/2016 adalah sebanyak 34 Kanwil.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi,
pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring, evaluasi, analisi,
kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang perbendaharaan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I
mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi di
bidang pelaksanaan anggaran pemerintah pusat, penganggaran, dan Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP), serta melaksanakan penyusunan reviu atas pelaksanaan dan analisis kinerja

66
anggaran belanja pemerintah pusat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pembinaan
Pelaksanaan Anggaran I pada Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan menyelenggarakan
fungsi yang salah satunya adalah penyiapan bahan sumbangan penyusunan standar biaya.

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal Ditjen Perbendaharaan seperti Kanwil
DJPB maupun pihak eksternal seperti Direktorat Jenderal Anggaran sebagai regulator,
Kementerian Negara/Lembaga dan pihak lainnya. Manfaat yang bisa diterima oleh stakeholder
baik internal maupun eksternal dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dapat disusunnya
rekomendasi tarif Standar Biaya Masukan sebagai bahan penyusunan Standar Biaya Masukan
yang relevan, wajar dan dapat diandalkan sehingga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan
penyusunan anggaran untuk Tahun Anggaran berikutnya.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I
Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
2) Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Survei Bahan Sumbangan Standar Biaya Masukan; merupakan aktivitas yang
dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan informasi harga yang terkait dengan belanja
barang (baik operasional maupun non operasional) dan belanja modal sebagai sumbangan
standar biaya masukan yang akan direkomendasikan kepada Direktorat Jenderal Anggaran
agar dapat disusun Standar Biaya Masukan untuk Tahun Anggaran berikutnya. Bentuk
aktivitas yang dilakukan adalah survey ke responden penyedia barang dan jasa setempat
terkait dengan elemen standar biaya masukan.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Pelaksanaan kegiatan ini akan diselesaikan dalam periode waktu satu tahun anggaran mulai bulan
Januari 2023 sampai dengan Desember 2023.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan total anggaran sesuai dengan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) sebagai berikut.
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 6216.FAE Pemantauan dan Evaluasi Serta Pelaporan
Rincian Output 6216.FAE.002 Rekomendasi Tarif Standar Biaya Masukan
Komponen 100 Tidak Ada Komponen
Sub Komponen A Pelaksanaan Survei Bahan Sumbangan Standar Biaya Masukan
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk transportasi, akomodasi dan uang harian peserta ke lokasi
yang tidak sekota dengan Kanwil
- Perjalanan Dinas Dalam Rangka Penyusunan Masukan Standar Biaya [1
THN x Tarif Cluster]

67
KODE URAIAN
1. Tipe Mega [1 THN x Rp12.500.000]
2. Tipe Large [1 THN x Rp10.000.000]
3. Tipe Medium [1 THN x Rp7.500.000]
4. Tipe Small [1 THN x Rp5.000.000]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dalam Kota
Digunakan untuk transportasi ke lokasi dalam kota
- Perjalanan Dinas Dalam Kota [2 ORG x 4 FREK x Rp150.000]

68
Program Dukungan Manajemen

13. 4715.EBA Layanan Dukungan Manajemen Internal


Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen
Perbendaharaan
Program : Program Dukungan Manajemenen (WA)
Sasaran Program : 1. Organisasi dan SDM yang Optimal
2. Sistem Informasi yang Andal dan Terintegrasi
3. Pengendalian dan Pengawasan Internal yang Bernilai Tambah
Indikator Kinerja Program : 1.1 Indeks kepuasan pengguna layanan
1.2 Tingkat Kualitas Pengelolaan SDM Kemenkeu
1.3 Tingkat Implementasi Kemenkeu Satu
1.4 Nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi
2.1 Tingkat downtime sistem TIK
2.2 Persentase penyelesaian proyek strategis TIK
3.1. Indeks integritas
Output : Tata Kelola Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Indikator Output : Tingkat Kualitas Pengelolaan SDM
Kegiatan : Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum (4715)
Sasaran Kegiatan : Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum yang Efisien, Efektif dan
Akuntabel
Indikator Sasaran Kegiatan : 1. Persentase kualitas pelaksanaan anggaran
2. Persentase Kualitas Pengelolaan BMN dan Pengadaan
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Layanan Dukungan Manajemen Internal (4715.EBA)
Rincian Output (RO) 1 : Kerumahtanggaan (4715.EBA.001)
Volume RO 1 : 1
Satuan RO 1 : Layanan
Rincian Output (RO) 2 : Dukungan Pimpinan dan Keprotokoleran (4715.EBA.002)
Volume RO 2 : 1
Satuan RO 2 : Layanan
Rincian Output (RO) 3 : Layanan Perkantoran (4715.EBA.994)
Volume RO 3 : 1
Satuan RO 3 : Layanan

a. Dasar Hukum
1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2019 tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.
4) PP Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedelapan Belas Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.

69
b. Gambaran Umum
1) Barang Persediaan
Dalam melaksanakan tugas dan menyelenggarakan fungsi kantor dibutuhkan
ketersediaan bahan pendukung berupa Alat Tulis Kantor (ATK) dan supplies komputer untuk
menjamin kelancaran operasional pelayanan Kanwil DJPb.
2) Keprotokoleran
Dalam melaksanakan tugas dan menyelenggarakan fungsi kantor dibutuhkan koordinasi
yang kuat antara pimpinan instansi di Kanwil DJPb dengan pimpinan di Kantor Pusat DJPb,
KPPN, dan stakeholder Kanwil DJPb. Koordinasi dibutuhkan dalam rangka peningkatan
produktivitas dan pemecahan masalah yang terjadi pada instansi vertikal yang membutuhkan
kebijakan pimpinan pada Kantor Pusat DJPb. Selain itu, anggaran dukungan pimpinan dan
keprotokoleran dibutuhkan dalam rangka membina kerjasama kelembagaan dengan
pemerintah daerah dan stakeholder yang berada di wilayah kerja Kanwil DJPb.
3) Operasional Perkantoran
a) Pemeliharaan
Layanan Perkantoran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan operasional sehari-hari perkantoran, penyelenggaraan operasional, dan
pemeliharaan perkantoran. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Pengelola Barang, setiap Pengguna
Barang, atau Kuasa Pengguna Barang bertanggung jawab atas pemeliharaan Barang Milik
Negara/Daerah yang berada di bawah penguasaannya. Pemeliharaan merupakan
kegiatan atau tindakan agar semua barang selalu dalam kedaan baik dan siap untuk
digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Pemeliharaan dilakukan terhadap
BMN tanpa mengubah, menambah atau mengurangi bentuk ataupun kontruksi asal,
sehingga dapat dicapai pendayagunaan barang yang memenuhi persyaratan, baik dari
segi unit pemakaian maupun dari segi keindahan.
Tujuan pemeliharaan adalah untuk mengoptimalkan usia pakai BMN, menjamin
keselamatan para pengguna BMN, dan memberikan kenyamanan bagi segenap pegawai
maupun pengguna layanan. Dalam rangka penyelenggaraan tugas sehari-hari, Kanwil
DJPb menempati gedung kantor. Untuk menjaga kondisi gedung kantor agar tetap
nyaman dan aman di tempati, maka diperlukan biaya pemeiliharaan. Pemeliharaaan juga
dilakukan terhadap bangunan berupa rumah jabatan Kepala Kanwil DJPb.
b) Honorarium PPNPN
Sesuai surat Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
nomor B/185/M.SM.02.03/2022 tanggal 31 Mei 2022 tentang Status Kepegawaian di
Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat, Tata Kelola PPNPN pada instansi vertikal DJPb
diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
i. Mulai tanggal 28 November 2023, status kepegawaian di lingkungan instansi
pemerintah hanya terdiri dari 2 (dua) jenis kepegawaian, yaitu PNS dan PPPK.
ii. Jabatan ASN yang dapat diisi oleh PPPK meliputi Jabatan Fungsional dan Jabatan
Pimpinan Tinggi.

70
iii. Selain status kepegawaian sebagaimana dimaksud poin (a) harus dilakukan dengan
mekanisme tenaga alih daya (outsourcing) melalui penyedia badan usaha atau
penyedia perorangan.
iv. Selama jangka waktu 1 Januari 2023 s.d. 28 November 2023 satker vertikal dihimbau
untuk tidak melakukan rekruitmen PPNPN baru dan mengoptimalkan tenaga
existing.
v. Setelah tanggal 28 November 2023, dalam hal satuan kerja membutuhkan tenaga
lain seperti pengemudi, pramubakti, satuan pengamanan dan sejenisnya agar
melakukan perikatan dengan mekanisme outsourcing baik dengan pemilihan
penyedia badan usaha maupun penyedia perorangan.
vi. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, honorarium PPNPN telah dialokasikan
untuk 1 (satu) tahun anggaran, tetapi hanya dapat direalisasikan untuk pembayaran
honorarium PPNPN bulan Januari s.d. November 2023, sedangkan mekanisme
pembayaran tenaga outsourcing bulan Desember 2023 akan diatur melalui nota
dinas/juknis lebih lanjut.
vii. Akselerasi dan langkah strategis penyelesaian pegawai non-ASN akan diatur lebih
lanjut oleh Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan c.q. Bagian Umum Setditjen.
c) Jamuan Tamu
Dalam rangka menjaga tata kelola dalam pelaksanaan APBN, alokasi anggaran
jamuan tamu digunakan untuk membiayai pengeluaran berupa pengadaan bahan
makanan/konsumsi dalam rangka menjamu tamu kedinasan yang berkunjung/datang
dengan bukti melampirkan surat tugas/daftar buku tamu (pimpinan).
c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari KRO Layanan Dukungan Manajemen Internal adalah pihak internal
yaitu pimpinan dan seluruh pejabat/pegawai Kanwil DJPb, serta pihak eksternal yaitu satker-
satker kementerian negara/lembaga, perbankan dan pemerintah daerah yang menjadi mitra
kerja Kanwil DJPb serta pimpinan Kementerian Keuangan.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Bagian Umum Kanwil Direktorat Jenderal
Perbendaharaan sebagai supporting unit.
2) Tahapan Pelaksanaan
RO Kerumahtanggaan
Untuk mencapai output dalam kegiatan ini, akan dilakukan beberapa tahapan/komponen
sebagai berikut:
a) Perencanaan kebutuhan
Menyusun daftar ATK dan supplies komputer sesuai kebutuhan, menyusun perkiraan
biaya pengadaan, menyusun rencana pengadaan ATK dan supplies komputer sesuai
dengan periode waktu kebutuhan;
b) Pengadaan ATK dan supplies komputer
Pengadaan ATK dan supplies computer dilakukan berdasarakan daftar kebutuhan KPPN
dan anggaran yang disusun;

71
c) Penyimpanan ATK dan supplies komputer
Penyimpanan ATK dan supplies komputer perlu diperhatikan dalam rangka efektifitas
kerja dan menghemat tempat penyimpanan. Dalam melakukan penyimpanan perlu
mempertimbangkan lokasi penyimpanan, kondisi dan sifat barang yang akan disimpan
serta jangka waktu penyimpanan.
d) Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan terjadwal dengan tujuan agar setiap barang tetap
dalam kondisi baik sehingga jika diperlukan, kondisi barang tersebut masih dalam
keadaan yang baik untuk digunakan.
e) Pengadministrasian
Administrasi ATK dan supplies komputer yang ada dalam tempat penyimpanan harus
dicatat lalu lintas keluar masuknya secara teratur sehingga komposisi persediaan dapat
diketahui secara pasti dan dapat dilakukan pelacakan arah mengalirnya dan unit/seksi
penerima barang. Dengan demikian laporan dapat disusun secara tepat.

RO Dukungan Pimpinan dan Keprotokelaran


Aktivitas koordinasi antara Kanwil DJPb dengan pihak di luar Kanwil DJPb, Kantor Pusat DJPb,
pemerintah daerah maupun mitra kerja Kanwil DJPb dapat disebabkan oleh pemicu yang
berasal dari internal dan eksternal Kanwil DJPb.
Pemicu yang berasal dari dalam dapat berupa kendala/masalah yang muncul sebagai akibat
yang muncul atas aktivitas pelayanan/operasional Kanwil DJPb atau implementasi aturan.
Tahapan kegiatan koordinasi pada RO dukungan pimpinan dan keprotokelaran atas pemicu
yang berasal dari internal Kanwil DJPb adalah sebagai berikut:
a) Identifikasi pemicu
Melakukan identifikasi atas permasalahan yang muncul dan mencoba mencari alternatif
solusi atas permasalan yang muncul. Apabila ternyata masalah/kendala yang muncul
harus dikoordinasikan secara langsung dan membutuhkan kebijakan dan arahan dari
Kantor Pusat DJPb maka akan dilakukan koordinasi;
b) Menginformasikan substansi bahan koordinasi
Kanwil DJPb mengungkapkan data, situasi dan kondisi yang dihadapi kepada Kantor
Pusat DJPb. Kanwil DJPb menyampaikan bahwa kondisi tersebut tidak dapat
diselesaikan sepihak oleh level Kanwil DJPb sehingga membutuhkan arahan dari Kantor
Pusat DJPb. Dan menyampaikan maksud Kanwil DJPb untuk melakukan koordinasi;
c) Koordinasi dalam rangka pemecahan masalah
Kanwil DJPb melakukan konsultasi ke Kantor Pusat DJPb sehubungan dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi Kanwil DJPb serta tugas-tugas tambahan yang diberikan
oleh Kantor Pusat DJPb/Kanwil DJPb.
d) Eksekusi Masalah
Berdasarkan arahan dari pimpinan, maka Kanwil DJPb menindaklanjuti keputusan hasil
konsultasi.

72
Tahapan kegiatan pada RO dukungan pimpinan dan keprotokoleran di atas juga dapat
diimplementasikan Pimpinan Kanwil DJPb untuk Koordinasi/Rapat/Pembinaan dengan KPPN
lingkup Kanwil DJPb atau dengan stakeholder lainnya.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun anggaran mulai bulan Januari s/d
Desember 2022 disesuaikan dengan kebutuhan dan keperluan.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan total anggaran sesuai dengan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) sebagai berikut.
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 4715.EBA Layanan Dukungan Manajemen Internal
Rincian Output 4715.EBA.001 Kerumahtanggaan
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Tanpa Sub Komponen
Akun 521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi
Digunakan untuk membiayai kegiatan berupa persediaan barang dalam rangka
koordinasi.
- ATK dan Supplies Komputer [1 THN x Tarif Cluster]
1. Tipe Mega [1 THN x Rp77.000.000]
2. Tipe Large [1 THN x Rp67.200.000]
3. Tipe Medium [1 THN x Rp61.600.000]
4. Tipe Small [1 THN x Rp50.400.000]
Akun 522151 Belanja Jasa Profesi
Digunakan untuk membiayai kegiatan Pelantikan/Pengambilan Sumpah
Jabatan.
- Honorarium Rohaniawan dalam rangka Pelantikan [3 ORG x 2 KEG x
Rp400.000]
Rincian Output 4715.EBA.002 Dukungan Pimpinan dan Keprotokoleran
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Tanpa Sub Komponen
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk konsultasi ke Kantor Pusat atau koordinasi/rapat/
pembinaan/konsultasi ke KPPN/Stakeholder di Luar Kota dalam rangka
mendukung kegiatan Kepala Kantor apabila ada kegiatan yang tidak dibiayai
oleh pengundang atau bersifat insidentil.
> Konsultasi ke Pusat
- Transport [2 ORG x 2 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [2 ORG x 2 FREK x 2 HR x SBM]
- Uang Harian [2 ORG x 2 FREK x 3 HR x SBM]
> Koordinasi/Rapat/Pembinaan/Konsultasi
- Transport [50% Σ KPPN Luar Kota x 2 ORG x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [50% Σ KPPN Luar Kota x 2 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
- Uang Harian [50% Σ KPPN Luar Kota x 2 ORG x 1 FREK x 3 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk koordinasi/rapat/pembinaan/konsultasi di dalam kota dalam
rangka mendukung kegiatan Kepala Kantor apabila ada kegiatan yang tidak
dibiayai oleh pengundang atau bersifat insidentil.

73
KODE URAIAN
- Transport Lokal dalam rangka Koordinasi [2 ORG x 12 FREK x Rp150.000]
Rincian Output 4715.EBA.994 Layanan Perkantoran
Komponen 002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor
Sub Komponen A Keperluan Sehari-Hari Perkantoran
Akun 521111 Belanja Keperluan Perkantoran
Digunakan untuk kebutuhan biaya keperluan sehari-hari perkantoran berupa
barang habis pakai yang secara langsung menunjang penyelenggaran
operasional untuk memenuhi kebutuhan minimal agar suatu kantor dapat
memberikan pelayanan secara optimal, terdiri atas: alat tulis kantor (ATK),
barang cetak, alat-alat rumah tangga, langganan surat kabar/berita/majalah,
dan air minum pegawai
- Keperluan Sehari-hari Perkantoran [∑ ORG jika > 40 X 1 Tahun x SBM ]
1. Satker sampai dengan 40 pegawai [Sesuai SBM]
2. Satker lebih dari 40 pegawai [∑ Pegawai x Tarif SBM]
- Kertas Berharga/Materai [1 Tahun x Tarif Cluster]
1. Tipe Mega [1 THN x 4.000.000]
2. Tipe Large [1 THN x 3.500.000]
3. Tipe Medium [1 THN x 3.000.000]
4. Tipe Small [1 THN x 2.500.000]
> Honorarium dan Lembur PPNPN
- Honor Satpam [∑ ORG X 13 BLN x SBM]
- Honor Supir [∑ ORG X 13 BLN x SBM]
- Honor Pramubhakti [∑ ORG X 13 BLN x SBM]
- Lembur Satpam, Sopir, dan Pramubhakti [∑ PPNPN ORG x 2 JAM x 60 HR
x Rp13.000]
- Uang Makan Lembur Satpam, Supir, dan Pramubhakti
[∑PPNPN ORG x 60 HR x Rp30.000]
Standar jumlah Satpam = 5 orang, Sopir = 2 orang, Pramubhakti = 2 orang
atau mengacu jumlah existing pada tahun 2021 (SE-29/MK.1/2020)
Akun 521119 Belanja Barang Operasional Lainnya
Digunakan untuk belanja barang operasional lainnya seperti
dokumentasi/pencetakan/penggandaan/laminasi dan kearsipan
/perpustakaan
- Dokumentasi/Pencetakan/Penggandaan/Laminasi [1 THN x Tarif Cluster]
1. Tipe Mega [1 Tahun x Rp4.000.000,00]
2. Tipe Large [1 Tahun x Rp3.500.000,00]
3. Tipe Medium [1 Tahun x Rp3.000.000,00]
4. Tipe Small [1 Tahun x Rp2.500.000,00]
- Pelaksanaan Kearsipan dan Perpustakaan [1 THN x Tarif Cluster]
1. Tipe Mega [1 Tahun x Rp4.000.000,00]
2. Tipe Large [1 Tahun x Rp3.500.000,00]
3. Tipe Medium [1 Tahun x Rp3.000.000,00]
4. Tipe Small [1 Tahun x Rp2.500.000,00]
Akun 522192 Belanja Jasa Penanganan Pandemi COVID-19
Digunakan untuk biaya rapid tes antigen/disinfektan
- Biaya Rapid test antigen, Disinfektan (Jasa Pihak ke-3)
[∑ Pegawai x 1 KL x Tarif Kemenkes]
1. Pulau Jawa dan Bali [Rp99.000]
2. Luar P. Jawa dan Bali [Rp109.000]
Sub Komponen B Langganan Daya dan Jasa
Akun 521114 Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat

74
KODE URAIAN
Digunakan untuk biaya pengiriman surat dinas pos pusat
- Pos/Pengepakan/Pengiriman/Pengangkutan [1 THN x Tarif]
*Realisasi Tahun 2021 ditambah 20%
Akun 522111 Belanja Langganan Listrik
Digunakan untuk biaya langganan listrik
- Langganan listrik [1 THN x Tarif]
*Realisasi Tahun 2021 ditambah 20%
Akun 522112 Belanja Langganan Telepon
Digunakan untuk biaya langganan telepon
- Langganan Telepon [1 THN x Tarif]
*Realisasi Tahun 2021 ditambah 20%
Akun 522113 Belanja Langganan Air
Digunakan untuk belanja langganan air
- Langganan Air [1 THN x Tarif]
*Realisasi Tahun 2021 ditambah 20%
Sub Komponen C Pelaksanaan Operasional Kantor
Akun 521115 Honor Operasional Satuan Kerja
Digunakan untuk pembayaran honor pengelola keuangan, honor tim SAI dan
honor output kegiatan
> Honor Pengelola Keuangan
- KPA [1 Orang x 12 BLN x Cluster Besaran Pagu]
- PPK [1 Orang x 12 BLN x Cluster Besaran Pagu]
- PPSPM [1 Orang x 12 BLN x Cluster Besaran Pagu]
- Bendahara [1 Orang x 12 BLN x Cluster Besaran Pagu]
- Staff Pengelola Keuangan [1 Orang x 12 BLN x Cluster Besaran Pagu]
> Honor Tim SAI
- Penanggung Jawab [1 Orang x 12 BLN x Rp300.000]
- Koordinator [1 Orang x 12 BLN x Rp250.000]
- Ketua/Wakil Ketua [1 Orang x 12 BLN x Rp200.000]
- Anggota/Petugas [1 Orang x 12 BLN x Rp150.000]
> Honor Output Kegiatan
- Honor Pejabat PBJ [1 ORG x 12 BLN x Rp680.000,00]
- Honor Penyimpan dan Pengurus BMN [1 ORG x 12 BLN x Rp.300.000]
Akun 521119 Belanja Barang Operasional Lainnya
Digunakan untuk pengadaan seragam dan konsumsi rapat/jamuan tamu
> Pengadaan Seragam
- Seragam Pegawai [∑ PEG x 1 STEL x SBM]
- Seragam Satpam [∑ ORG x 1 STEL X SBM]
- Seragam Sopir [∑ ORG x 1 STEL X SBM]
- Seragam Pramubakti [∑ ORG x 1 STEL X SBM]
> Penyelenggaraan Rapat
- Konsumsi rapat/jamuan tamu [12 BLN x Rp1.680.000]
*Khusus Kanwil DIY, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulsel dan Sumut
Rp5.000.000. Kanwil NTB, Papua, Jawa Tengah, Sumbar dan Sulut
Rp2.500.000
Akun 521113 Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh
Digunakan untuk pengadaan obat-obatan, jasa dokter, peningkatan
kebugaran dan penambah daya tahan tubuh pegawai
> Penambah Daya Tahan Tubuh Pegawai
- Obat-obatan [∑ Peg X Rp200.000]

75
KODE URAIAN
*Khusus Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat Rp250.000
- Dokter [1 ORG x 12 BLN x Rp1.000.000]
*Khusus Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat Rp1.200.000
- Peningkatan Kebugaran [1 ORG x 12 BLN x Rp250.000]
*Khusus Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat Rp300.000
- Penambah Daya Tahan Tubuh Akhir Tahun Anggaran [∑ PEG x 15 HR x Tarif
SBM Penambah Daya Tubuh]
Sub Komponen D Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
Akun 523121 Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
Digunakan untuk biaya pemeliharaan peralatan dan mesin
- Kendaraan Roda 6 [∑ Unit x SBM]
- Kendaraan Jabatan [∑ Unit x SBM]
- Kendaraan Roda 4 [∑ Unit x SBM]
- Kendaraan Roda 2 [∑ Unit x SBM]
- Inventaris Kantor [∑ PEG x SBM]
- Personal Komputer/Laptop [∑ PEG x SBM]
- Printer [50% ∑ PEG x SBM]
- UPS [∑ unit x Rp200.000]
- Mesin Fotocopy [∑ Unit x Rp1.000.000]
- Tabung Pemadam Api [∑ Unit x Rp300.000]
- AC Split/Window/Standing Floor [∑ Unit x Rp610.000]
- AC Sentral [∑ Unit x Rp75.000.000]
- Genset [∑ unit x SBM Genset sesuai Kapasitas]
- Lift [∑ Unit x Rp20.000.000]
- Pemeliharaan Partisi & Meja Layanan FO Khusus satker yg menempati
GKN [1 THN x Rp20.000.000]
*Khusus Papua & Papua Barat Rp22.000.000
Sub Komponen E Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Akun 523111 Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Digunakan untuk pemeliharaan gedung kantor dan bangunan termasuk
pemeliharaan halaman kantor
- Pemeliharaan Gedung Kantor Bertingkat
[Luas Gedung (M2) x Tarif SBM x 75%]
- Pemeliharaan Gedung Kantor Tidak Bertingkat
[Luas Gedung (M2) x Tarif SBM x 75%]
- Pemeliharaan Halaman Kantor [Luas Halaman (M2) x Tarif SBM x 75%]
Akun 523119 Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Lainnya
Digunakan untuk belanja pemeliharaan rumah jabatan dan halaman rumah
jabatan kepala KPPN
- Pemeliharaan Gedung Kantor Lainnya [Luas Gedung (M2) x Tarif SBM x
75%]
- Pemeliharaan Rumah Jabatan Kakanwil [Luas Gedung (M2) x Tarif SBM x
75%]
- Pemeliharaan Halaman Rumah Jabatan Kakanwil [Luas Halaman (M2) x
Tarif SBM x 75%]
- Pemeliharaan Rumah Jabatan Kepala KPPN [Luas Gedung (M2) x Tarif
SBM x 75%]
- Pemeliharaan Halaman Rumah Jabatan Kepala KPPN [Luas Halaman (M2)
x Tarif SBM x 75%]

76
14. 4715.EBB Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/Satker : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Dukungan Manajemenen (WA)
Sasaran Program : 1. Organisasi dan SDM yang Optimal
2. Sistem Informasi yang Andal dan Terintegrasi
3. Pengendalian dan Pengawasan Internal yang Bernilai Tambah
Indikator Kinerja Program : 1.1 Indeks kepuasan pengguna layanan
1.2 Tingkat Kualitas Pengelolaan SDM Kemenkeu
1.3 Tingkat Implementasi Kemenkeu Satu
1.4 Nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi
2.1. Tingkat downtime sistem TIK
2.2. Persentase penyelesaian proyek strategis TIK
3.1. Indeks integritas
Output : Tata Kelola Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Indikator Output : Tingkat Kualitas Pengelolaan SDM
Kegiatan : Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum (4715)
Sasaran Kegiatan : Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum yang Efisien, Efektif dan Akuntabel
Indikator Sasaran Kegiatan : 1. Persentase kualitas pelaksanaan anggaran
2. Persentase Kualitas Pengelolaan BMN dan Pengadaan
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Layanan Sarana dan Prasarana Internal (4715.EBB)
Rincian Output (RO) 1 : Kendaraan Bermotor (4715.EBB.001)
Volume RO 1 : Jumlah Kendaraan
Satuan RO 1 : Unit
Rincian Output (RO) 2 : Peralatan Fasilitas Perkantoran (4715.EBB.002)
Volume RO 2 : Jumlah Peralatan
Satuan RO 2 : Unit
Rincian Output (RO) 3 : Gedung/Bangunan (4715.EBB.004)
Volume RO 3 : Luas Gedung/Bangunan
Satuan RO 3 : M2
Rincian Output (RO) 4 : Tanah (4715.EBB.005)
Volume RO 4 : Luas Tanah
Satuan RO 4 : M2

a. Dasar Hukum
1) PMK 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam
Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas PMK Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;

b. Gambaran Umum
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah Pengelola Barang, setiap Pengguna Barang, atau Kuasa Pengguna Barang
bertanggung jawab atas pemeliharaan Barang Milik Negara/Daerah yang berada di bawah
penguasaannya. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka (1)

77
memperoleh atau menambah nilai aset tetap/aset lainnya, (2) memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi, dan (3) melebihi batas minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang
ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan ketentuan Pasal 40 ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Menteri Keuangan nomor
181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara disebutkan bahwa Nilai Satuan
Minimum Kapitalisasi BMN adalah sebagai berikut:
Sama dengan atau lebih Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk:
a. Peralatan dan Mesin; atau
b. Aset Tetap Renovasi Peralatan dan Mesin
Sama dengan atau lebih Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) untuk:
a. Gedung dan Bangunan; atau
b. Aset Tetap Renovasi Gedung dan Bangunan
Nilai satuan minimum kapitalisasi BMN sebagaimana dimaksud tidak diperlukan untuk:
a. BMN berupa tanah;
b. BMN berupa jalan, irigasi, dan jaringan;
c. BMN berupa konstruksi dalam pengerjaan;
d. BMN berupa aset tetap lainnya, seperti koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian;
Dalam kaitannya dengan aktivitasi Pengelola Keuangan, BMN, dan Umum yang Efisien dan
Akuntabel diperlukan adanya klasifikasi rincian output berupa Layanan Sarana dan Prasarana
Internal dengan rincian outputnya adalah Kendaraan Bermotor, Peralatan Fasilitas Perkantoran,
Gedung/Bangunan dan Tanah. Oleh karena itu, dalam melaksanakan operasionalisasi kantor
dibutuhkan adanya perhitungan biaya untuk rincian output tersebut sebagai penunjang
terlaksananya kegiatan pekantoran. Rincian output ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu 12
bulan sesuai dengan jumlah unit dan/atau luas Gedung/bangunan serta tanah yang memerlukan
biaya tersebut, sehingga volume outputnya adalah jumlah unit dan luas.

Rincian Output Kendaraan Bermotor


Digunakan dalam rangka pengadaan kendaraan bermotor berupa Kendaraan Jabatan,
Kendaraan Operasional Roda 4, serta Kendaraan Operasional Roda 2 sepanjang RKBMN pada
tahun pengadaan telah disetujui dan memenuhi SBSK.
Rincian Output Peralatan Fasilitas Perkantoran
Digunakan dalam rangka pengadaan peralatan perkantoran berupa meubelair seperti meja
kerja, kursi pegawai, penataan layout ruangan kantor dalam rangka Fresh Office, serta sarana
kantor lainnya yang berfungsi mendukung pelaksanaan perkantoran.
Rincian Output Gedung/Bangunan
Digunakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan prasarana perkantoran seperti
pembangunan gedung kantor dan rumah dinas, renovasi gedung/bangunan, pengadaan rumah
dinas, renovasi prasarana kantor lainnya (lapangan, pagar, halaman kantor, dll).
Mengacu pada Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor ND-
1273/PB.1/2022 tanggal 31 Maret 2022 dilakukan penyesuaian Standar Struktur Biaya Lingkup
Kementerian Keuangan sebagai berikut:

78
a) Pencatatan dan pengalokasian akun belanja barang ekstrakomptabel, dilakukan pada RO
yang terkait belanja modal (seperti Gedung/Bangunan, Peralatan dan Fasilitas Perkantoran,
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi, Kendaraan Bermotor, dll).
b) Penambahan akun belanja barang ekstrakomptabel pada Rincian Output (RO) yang termasuk
dalam Kelompok Rincian Output (KRO) Layanan Sarana dan Prasarana Internal, tidak
membutuhkan penyesuaian SSB.

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal yaitu pegawai pada Kantor Wilayah
lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan serta pihak eksternal mitra kerja Kantor Wilayah
lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan seperti satker, bank/pos dan pemda. Manfaat yang
diterima dari stakeholder internal dan eksternal dari pelaksanaan kegiatan ini adalah tersedianya
sarana dan prasarana internal yang baik.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan kegiatan ini adalah kombinasi antara swakelola dan pelaksanaan
kontraktual oleh pihak ketiga.
2) Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Untuk mencapai rincian output dalam kegiatan ini, akan dilakukan hanya satu
tahapan/komponen masukan saja dan pelaksanaan pembayarannya secara sekaligus/termin
sesuai peraturan pengadaan yang berlaku.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Pelaksanaan kegiatan ini akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan terhitung mulai tanggal
01 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan total anggaran sesuai dengan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) sebagai berikut.
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 4715.EBB Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Rincian Output 4715.EBB.001 Kendaraan Bermotor
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Tanpa Sub Komponen
Akun 532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Rincian Output 4715.EBB.002 Peralatan Fasilitas Perkantoran
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Tanpa Sub Komponen
Akun 521252 Belanja Peralatan dan Mesin - Ekstrakomptabel
Digunakan untuk pengadaan peralatan dan mesin di bawah nilai kapitalisasi
Akun 532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Digunakan untuk pengadaan peralatan dan mesin di atas nilai kapitalisasi

79
KODE URAIAN
Rincian Output 4715.EBB.004 Gedung/Bangunan
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Tanpa Sub Komponen
Akun 521253 Belanja Gedung dan Bangunan - Ekstrakomptabel
Digunakan untuk pengadaan/renovasi gedung dan bangunan di bawah nilai
kapitalisasi
Akun 531111 Belanja Modal Tanah
Digunakan untuk pengadaan tanah
Akun 533111 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Digunakan untuk pengadaan gedung dan bangunan
Akun 533121 Belanja Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan
Digunakan untuk renovasi gedung dan bangunan
Akun 536121 Belanja Penambahan Aset Tetap Lainnya
Belanja Modal setelah perolehan Aset Tetap Lainnya dan/atau Aset Lainnya
yang memperpanjang masa manfaat/umur ekonomis, atau yang
kemungkinan besar memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang
dalam bentuk peningkatan kapasitas, produksi atau peningkatan standar
kinerja. Untuk penambahan nilai Aset Tetap Renovasi yang nantinya akan
diserahkan kepada entitas lain berupa Gedung dan Bangunan mengikuti
ketentuan batasan minimal kapitalisasi.
Rincian Output 4715.EBB.005 Tanah
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Tanpa Sub Komponen
Akun 531111 Belanja Modal Tanah
Digunakan untuk pengadaan tanah

80
15. 4715.EBD Layanan Manajemen Kinerja Internal
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen
Perbendaharaan
Program : Program Dukungan Manajemenen (WA)
Sasaran Program : 1. Organisasi dan SDM yang Optimal
2. Sistem Informasi yang Andal dan Terintegrasi
3. Pengendalian dan Pengawasan Internal yang Bernilai Tambah
Indikator Kinerja Program : 1.1 Indeks kepuasan pengguna layanan
1.2 Tingkat Kualitas Pengelolaan SDM Kemenkeu
1.3 Tingkat Implementasi Kemenkeu Satu
1.4 Nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi
2.1 Tingkat downtime sistem TIK
2.2 Persentase penyelesaian proyek strategis TIK
3.1. Indeks integritas
Output : Tata Kelola Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Indikator Output : Tingkat Kualitas Pengelolaan SDM
Kegiatan : Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum (4715)
Sasaran Kegiatan : Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum yang Efisien, Efektif dan
Akuntabel
Indikator Sasaran Kegiatan : 1. Persentase kualitas pelaksanaan anggaran
2. Persentase Kualitas Pengelolaan BMN dan Pengadaan
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Layanan Manajemen Kinerja Internal (4715.EBD)
Rincian Output (RO) 1 : Rencana Kerja dan Anggaran Unit (4715.EBD.001)
Volume RO 1 : 1
Satuan RO 1 : Dokumen
Rincian Output (RO) 2 : Dokumen Pengelolaan Kinerja Organisasi Unit (4715.EBD.003)
Volume RO 2 : 1
Satuan RO 2 : Dokumen
Rincian Output (RO) 3 : Laporan Keuangan Unit (4715.EBD.005)
Volume RO 3 : 2
Satuan RO 3 : Laporan

a. Dasar Hukum
1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah;
2) Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
3) Peraturan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerjadan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
4) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di
Lingkungan Kementerian Keuangan.
5) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 300/KMK.01/2022 tentang Manajemen Kinerja di
Lingkungan Kementerian Keuangan.
6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
7) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

81
8) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedelapan Belas Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;
9) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.01/2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
10) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
11) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar AKuntansi Pemerintah.
12) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 tentang Pedoman Rekonsiliasi dalam
Rangka Penyusunan LKBUN dan LKKL.
13) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntasni dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
14) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman penyusunan dan
Penyampaian LKKL.

b. Gambaran Umum
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan instansi vertikal unit eselon
I Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Direktur Jenderal Perbendaharaan. Saat ini jumlah Kantor Wilayah lingkup Direktorat Jenderal
Perbendaharaan di seluruh Indonesia adalah sebanyak 34 Kanwil sesuai PMK Nomor
262/PMK.01/2016.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi, pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring,
evaluasi, analisis kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang
perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain melaksaakan
tugas pokok dan fungsinya sehari-hari, khususnya pada Bagian Umum juga melaksanakan urusan
kepegawaian dan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM), keuangan, tata usaha, rumah tangga,
kehumasan, dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), protokoler pimpinan, dan pengelolaan
kinerja tercakup dalam aktivitas Pengelolaan Organisasi dan SDM. Dalam kaitannya dengan
aktivitasi Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum diperlukan adanya klasifikasi rincian output
berupa Layanan Manajemen Kinerja Internal dengan rincian outputnya adalah Rencana Kerja dan
Anggaran Unit. Oleh karena itu, dalam melaksanakan operasionalisasi kantor dibutuhkan adanya
perhitungan biaya gaji dan tunjangan yang masih diperhitungkan secara desentralisasi yaitu biaya
Penyusunan Rencana Program dan Penyusunan Rencana Anggaran. Rincian output ini akan
dilaksanakan dalam kurun waktu 12 bulan sesuai dengan proses penyelesaian
Renstra/Renja/RKA-KL yang memerlukan biaya tersebut, sehingga volume outputnya adalah
jumlah Dokumen.
Salah satu implementasi atas azas penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good
governance) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014, setiap instansi pemerintah diwajibkan menyusun Laporan Kinerja (LAKIN) sebagai
pertanggungjawaban atas pencapaian tujuan/sasaran strategis instansi. Dikaitkan dengan
pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting), setiap unit
penyelenggara negara harus dapat mempertanggungjawabkan berbagai kinerja yang telah diraih

82
dikaitkan dengan penyediaan anggaran yang dialokasikan serta pencapaian visi misi organisasi
dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan.
Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan sebagai unit instansi vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan (DJPb) berkewajiban untuk menyusun laporan pertanggungjawaban kinerja
yang berisi berbagai capaian kinerja yang telah dilaksanakan dalam tahun 2023 sebagai bentuk
keterbukaan informasi dan pertanggungjawaban atas pencapaian kinerja dan pelaksanaan
program/kegiatan DJPb. Melalui LAKIN yang disusun diharapkan dapat tercipta transparansi dan
akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Kanwil DJPb. LAKIN Kanwil DJPb Tahun 2023
diharapkan secara eksternal dapat digunakan sebagai media pertanggungjawaban kinerja kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dan secara internal dapat digunakan oleh seluruh jajaran
pegawai DJPb untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja seiring dengan bertambahnya
tantangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di masa yang akan datang.
Pengelolaan anggaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring anggaran selama
satu tahun anggaran yang selanjutnya dipertanggungjawabkan kepada stakeholder. Dana yang
tersedia dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA), harus dikelola sesuai rencana yang telah
ditetapkan dan dapat dipertanggungjawabkan. Pelaksanaan anggaran menggunakan prinsip
hemat, efisien, dan tidak mewah dengan tetap memenuhi output sebagaimana telah
direncanakan dalam DIPA. Kualitas pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran selama satu
tahun, tercermin dari opini yang diberikan oleh BPK.
Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan sebagai unit instansi vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan (DJPb) merupakan satu entitas akuntansi sekaligus juga berperan sepagai Unit
Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran tingkat Wilayah (UAPPA-W), Sebagai UAPPAW. Kanwil
DJPb tidak hanya berkewajiban untuk menyusun laporan keuangan sebagai satuan kerja tetapi
juga harus mengkonsolidasikan Laporan Keuangan satuan kerja KPPN dalam lingkup wilayah
kerjanya.
Dalam rangka menyusun laporan keuangan BA 015.08 lingkup wilayah kerjanya maka perlu
dilakukan koordinasi penyusunan laporan keuangan. Pelaksanaan koordinasi penyusunan
laporan keuangan tingkat wilayah dilakukan sebanyak dua kali dalam setiap tahun untuk
penyusunan laporan keuangan tingkt wilayah periode semesteran dan tahunan. Untuk Tahun
2023, pelaksanaan penysuuanan Laporan Keuangan Tingkat Wilayah direncanakan akan
dilakukan dengan metode online (1 frekuensi) dan metode off line (1 frekuensi).
Dengan adanya kegiatan koordinasi penyusunan Laporan Keuangan ini diharapkan
mendorong peningkatan/perbaikan Laporan Keuangan BA 015 Kementerian Keuangan sesuai
dengan ketentuan perundangan serta tingkat penyelesaian temuan hasil pemeriksaan BPK yang
ditindaklanjuti telah sesuai dengan rekomendasi BPK dan ketentuan yang berlaku.
Dalam kaitannya dengan Manajemen Kinerja, sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 300/KMK.01/2022 tentang Manajemen Kinerja di Lingkungan Kementerian
Keuangan, Kepala Kanwil DJPb merupakan Manajer Kinerja pada Unit Pemilik Kinerja (UPK) Two
dan dalam pelaksanaan tugasnya didukung oleh Koordinator Kinerja Organisasi (KKO) UPK-Two.
KKO UPK-Two memiliki tugas antara lain membantu Manajer Kinerja melakukan pengawasan dan
evaluasi atas efektivitas penerapan manajemen kinerja organisasi di lingkungan UPK-Two dan
mengkoordinasikan edukasi dan/atau sosialisasi manajemen kinerja organisasi di lingkungan
UPK- Two. Ruang lingkup evaluasi efektivitas dan koordinasi edukasi dan/atau sosialisasi tersebut

83
adalah meliputi internal Kanwil DJPb serta Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di
lingkup wilayah kerja masing-masing Kanwil DJPb.
Pelaksanaan evaluasi efektivitas serta edukasi dan/atau sosialisasi tersebut dilaksanakan
oleh Bagian Umum c.q. Subbagian Penilaian Kinerja kepada para pengelola kinerja organisasi
internal Kanwil DJPb dan KPPN di wilayah kerjanya, dengan output berupa evaluasi atas Laporan
Langkah-Langkah Peningkatan Kualitas Pengelolaan Kinerja yang ditetapkan secara triwulanan
serta pelaksanaan pembinaan Manajemen Kinerja Organisasi yang diinisiasi oleh Kanwil DJPb.

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal seperti Kantor Pusat DJPb, Kanwil DJPb,
seluruh pegawai, maupun pihak eksternal seperti Kementerian/Lembaga, dan Pemerintah
Daerah.
Manfaat yang diterima dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1) Belanja Bahan untuk penyelesaian Renstra/Renja/RKA-KL;
2) Meningkatkan akuntabilitas Kanwil DJPb;
3) Umpan balik untuk peningkatan kinerja Kanwil DJPb;
4) Mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab Kanwil DJPb;
5) Mendorong Kanwil DJPb untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintah dan
pembangunan secara baik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6) Mendorong peningkatan/perbaikan kualitas Laporan Keuangan;
7) Meningkatkan akuntabilitas laporan keuangan;
8) Meningkatkan kualitas implementasi Manajemen Kinerja di Kanwil DJPb dan KPPN di
wilayahnya;
9) Mendorong peningkatan/perbaikan kualitas Laporan Kinerja Kanwil DJPb dan KPPN di
wilayahnya;
10) Mempertahankan capaian opini WTP dari BPK.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Bagian Umum Kanwil Direktorat Jenderal
Perbendaharaan sebagai supporting unit.
2) Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Untuk mencapai rincian output dalam kegiatan ini, akan dilakukan hanya satu
tahapan/komponen masukan saja dan pelaksanaan pembayarannya melalui pegawai atau
stakeholder sesuai peraturan yang berlaku dengan rincian belanja sebagai berikut:
a) Belanja Penyelesaian Renstra/Renja/RKA-KL
Belanja tersebut disediakan Pemerintah untuk menunjang terlaksananya kegiatan
Penyelesaian Renstra/Renja/RKA-K/L Tahun 2023 dihitung sesuai kebutuhan biaya
untuk kegiatan.
b) Perencanaan Kinerja; merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk Merencanakan dan
menyusun dokumen perjanjian kinerja seluruh pegawai pada Kanwil DJPb. Aktivitas ini
rencananya mulai dilaksanakan pada bulan Januari 2023.

84
Bentuk aktivitas yang dilakukan adalah penyusunan dan penandatanganan kontrak
kinerja serta gugus kendali mutu dan arahan dari pemilik peta strategi (Kepala Kanwil
DJPb). Jenis biaya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan ini adalah belanja bahan.
c) Monitoring Capaian Kinerja; berdasarkan komitmen kinerja/kontrak kinerja yang telah
ditetapkan dilaksanakan monitoring atas capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan
perilaku pegawai untuk kemudian dijadikan bahan dalam melakukan dialog kinerja,
bimbingan dan konsultasi. Jenis biaya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan ini
adalah belanja bahan.
d) Pembinaan Manajemen Kinerja Organisasi; selaku KKO UPK-Two, Bagian Umum c.q.
Subbagian Penilaian Kinerja melaksanakan pembinaan terkait implementasi
manajemen kinerja pada KPPN di wilayah kerjanya. Adapun output pembinaan tersebut
adalah hasil evaluasi pada masing-masing KPPN serta umpan balik atas efektivitas
pelaksanaan pembinaan tersebut. Pelaksanaan kegiatan pembinaan dapat
dilaksanakan dengan metode rapat di Kanwil DJPb dan/atau pembinaan on the spot
sebagai bentuk quality assurance atas pengukuran kinerja KPPN. Jenis belanja yang
diperlukan untuk mendukung kegiatan ini adalah belanja bahan dan belanja perjalanan
dinas (paket meeting dan/atau perjalanan dinas biasa).
e) Penetapan Hasil Kinerja dan Evaluasi; Setelah tahun pelaksanaan komitmen
kinerja/kontrak kinerja berakhir, hasil penilaian kinerja ditetapkan dan menjadi acuan
dalam evaluasi kinerja dan penataan organisasi/pegawai. Hasil kinerja disusun dalam
bentuk Laporan Kinerja. Bentuk aktivitas yang dilakukan melalui DKO dan penyusunan
laporan kinerja. Jenis belanja yang diperlukan adalah belanja bahan.
f) Koordinasi Penyusunan Laporan Keuangan; akan dilakukan satu kali melalui metode
hybrid.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun anggaran mulai bulan Januari s/d
Desember 2023 disesuaikan dengan kebutuhan dan keperluan.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan total anggaran sesuai dengan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) sebagai berikut.
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 4715.EBD Layanan Manajemen Kinerja Internal
Rincian Output 4715.EBD.001 Rencana Kerja dan Anggaran Unit
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Pengelolaan Keuangan
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk biaya pencetakan dalam rangka penyelesaian
LHP/LAKIN/ RKAKL/SAI
- Penyelesaian RKA-K/L [1 THN x Rp2.500.000]
- Penyelesaian LHP dan SAI [1 THN x Rp3.000.000]
Akun 522151 Belanja Jasa Profesi
Digunakan untuk koordinasi dengan Dinas PU setempat dalam rangka
kebutuhan pembuatan dokumen Analisis Tingkat Kerusakan (ATK) /
Rincian Anggaran Biaya (RAB) yang diterbitkan oleh Dinas Pekerjaan Umum
atas usulan rehabilitasi gedung kantor, rumah dinas, ataupun bangunan
lainnya. Akun ini harus direalisasikan untuk penilaian awal kondisi fisik

85
KODE URAIAN
gedung/bangunan sebagai dasar perekaman data usulan renovasi
gedung/bangunan pada aplikasi SIMKA.
- Honor Narasumber (Dinas PU) [1 ORG x 1 JAM x Rp900.000]
Rincian Output 4715.EBD.003 Dokumen Pengelolaan Kinerja Organisasi Unit
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Penyusunan Pengelolaan Kinerja
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk membiayai konsumsi kegiatan rakor penyusunan
pengelolaan kinerja bagi peseta KPPN dan Kanwil dan kebutuhan
pencetakan laporannya.
Pelaksanaan Rakor Penyusunan Pengelolaan Kinerja agar berkoordinasi
lebih lanjut dengan Bagian OTL Setditjen c.q. Subbagian Pengelola Kinerja
Organisasi (PKO)
> Rakor Penyusunan Pengelolaan Kinerja
- Konsumsi Peserta KPPN [∑ KPPN x 1 ORG x 1 KEG x 1 HR x SBM]
- Konsumsi Peserta Kanwil [10 ORG x 1 KEG x 1 HR x SBM]
- Pengelolaan Kinerja, DAMS dan ABK [12 BLN x Rp500.000]
*pencetakan LAKIN Tahunan, Kontrak Kinerja, LCK, DKO
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk perjalanan dinas dalam rangka rakor penyusunan
pengelolaan kinerja untuk peserta KPPN di luar kota ke Kanwil, biaya
perjalanan dinas tersebut dibebankan pada DIPA Kanwil (full cost).
> Rakor Penyusunan Pengelolaan Kinerja (Peserta Full Cost di Kanwil)
- Transport [Σ KPPN Luar Kota x 1 ORG x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [Σ KPPN Luar Kota x 1 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
- Uang Harian [Σ KPPN Luar Kota x 1 ORG x 1 FREK x 3 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk perjalanan dinas dalam rangka rakor penyusunan
pengelolaan kinerja untuk peserta KPPN setempat ke Kanwil (full cost)
- Transport Lokal [Σ KPPN Dalam Kota x 1 ORG x 1 FREK x Rp150.000]
(Peserta Full Cost di Kanwil)
Rincian Output 4715.EBD.005 Laporan Keuangan Unit
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Pengelolaan Keuangan Dan Perbendaharaan
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk biaya konsumsi peserta Kanwil dan KPPN dalam rangka
kegiatan penyusunan laporan keuangan tingkat wilayah
> Rakor Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat UAPPA-W
- Konsumsi Peserta KPPN [∑ KPPN x 2 ORG x 1 KEG x 2 HR x SBM]
- Konsumsi Peserta Kanwil [10 ORG x 1 KEG x 2 HR x SBM]
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk biaya perjalanan dinas peserta KPPN yang ada di luar kota
dalam rangka kegiatan penyusunan laporan keuangan tingkat wilayah.
Biaya perjalanan dinas tersebut dibebankan pada DIPA Kanwil
> Rakor Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat UAPPA-W (Peserta Full
Cost Kanwil)
- Transport [Σ KPPN Luar Kota x 2 ORG x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [Σ KPPN Luar Kota x 2 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
- Uang Harian [Σ KPPN Luar Kota x 2 ORG x 1 FREK x 3 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk biaya perjalanan dinas peserta KPPN yang ada di dalam
kota dalam rangka kegiatan penyusunan laporan keuangan tingkat
wilayah. Biaya perjalanan dinas tersebut dibebankan pada DIPA Kanwil
- Transport Lokal [Σ KPPN Dalam Kota x 2 ORG x 1 FREK x Rp150.000]
(Peserta Full Cost Kanwil)

86
16. 4718.BMB Komunikasi Publik
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/Satker : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen
Perbendaharaan
Program : Program Dukungan Manajemenen (WA)
Sasaran Program : 1. Organisasi dan SDM yang Optimal
2. Sistem Informasi yang Andal dan Terintegrasi
3. Pengendalian dan Pengawasan Internal yang Bernilai Tambah
Indikator Kinerja Program : 1.1 Indeks kepuasan pengguna layanan
1.2 Tingkat Kualitas Pengelolaan SDM Kemenkeu
1.3 Tingkat Implementasi Kemenkeu Satu
1.4 Nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi
2.1 Tingkat downtime sistem TIK
2.2 Persentase penyelesaian proyek strategis TIK
3.1. Indeks integritas
Output : Tata Kelola Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Indikator Output : Tingkat Kualitas Pengelolaan SDM
Kegiatan : Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik (4718)
Sasaran Kegiatan : Persepsi Positif dan Dukungan Publik terhadap Kementerian Keuangan
Indikator Sasaran Kegiatan : Indeks Efektivitas Ekosistem Kehumasan
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Komunikasi Publik (4718.BMB)
Rincian Output (RO) 1 : Pembinaan/Edukasi Publik (4718.BMB.001)
Volume RO 1 : 1
Satuan RO 1 : Kegiatan
Rincian Output (RO) 2 : Kehumasan (4718.BMB.002)
Volume RO 2 : 1
Satuan RO 2 : Kegiatan

a. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2012 tentang Pedoman Layanan Informasi
Publik di Lingkungan Kementerian Keuangan.

b. Gambaran Umum
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan instansi vertikal unit eselon
I Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Direktur Jenderal Perbendaharaan. Saat ini jumlah Kantor Wilayah lingkup Direktorat Jenderal
Perbendaharaan di seluruh Indonesia adalah sebanyak 34 Kanwil sesuai PMK Nomor
262/PMK.01/2016.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi, pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring,
evaluasi, analisis kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang
perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain melaksaakan
tugas pokok dan fungsinya sehari-hari, khususnya pada Bagian Umum juga melaksanakan urusan

87
kepegawaian dan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM), keuangan, tata usaha, rumah tangga,
kehumasan, dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), protokoler pimpinan, dan pengelolaan
kinerja tercakup dalam aktivitas Pengelolaan Organisasi dan SDM.
Dalam rangka memberikan informasi terkait Kementerian Keuangan pada umumnya dan
khususnya perbendaharaan negara serta tugas pada KPPN kepada mitra kerja dan masyarakat
umum maka perlu adanya kegiatan kehumasan dalam rangka memberikan informasi secara lebih
terstruktur dan dapat lebih mudah dicerna/diterima oleh masyarakat luas. Penyampaian
informasi dapat diberikan pada saat Hari Oeang, Hari Bhakti Perbendaharaan, Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan atau pada momen yang lain dengan berbagai media.
Bentuk-bentuk kegiatan kehumasan yang dilakukan diantaranya adalah mengadakan
seminar dengan mengundang satker, olahraga bersama dengan Eselon I lingkup Kemenkeu,
satuan kerja, dan perbankan mitra kerja KPPN, dan sosialisasi tentang APBN dan Perbendaharaan
ke institusi pendidikan. Untuk melaksanaan tugas kehumasan maka diperlukan alokasi dana yang
dianggarkan pada Rincian Output (RO) Pembinaan/Edukasi Publik.

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal Ditjen Perbendaharaan yaitu Kanwil
Ditjen Perbendaharaan dan pihak eksternal adalah segenap pengguna layanan (stakeholder)
Kanwil DJPb.
Manfaat yang diterima dari RO ini adalah:
1) membangun citra organisasi dimata masyarakat;
2) Menyebarluaskan informasi tentang Perbendaharan Negara dan APBN kepada masyarakat
luas.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini dapat dilakukan secara swakelola ataupun dengan
menunjuk pihak ketiga sebagai pelaksana kegiatan.
2) Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Untuk mencapai rincian output dalam kegiatan ini, akan dilakukan hanya dalam satu
tahapan/sub komponen saja yaitu Pelaksanaan Kehumasan dan Edukasi Publik.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Pelaksanaan kegiatan ini akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan terhitung mulai tanggal
01 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan total anggaran sesuai dengan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) sebagai berikut.

88
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 4718.BMB Komunikasi Publik
Rincian Output 4718.BMB.001 Pembinaan/Edukasi Publik
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Tanpa Sub Komponen
Akun 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Digunakan untuk publikasi dan komunikasi kepada masyarakat melalui
media setempat atau media online dalam rangka menyampaikan informasi
terkait keuangan.
- Pembinaan dan Edukasi Publik [1 KEG x Tarif Cluster]
1. Tipe Mega [1 KEG x Rp4.000.000]
2. Tipe Large [1 KEG x Rp3.500.000]
3. Tipe Medium [1 KEG x Rp3.000.000]
4. Tipe Small [1 KEG x Rp2.500.000]
- Biaya Pengelolaan Museum Perbendaharaan (Khusus Kanwil DJPb Prov.
Jawa Barat) [12 Bulan x Rp1.000.000]
Rincian Output 4718.BMB.002 Kehumasan
Komponen 100 Tidak ada komponen
Sub Komponen A Tanpa Sub Komponen
Akun 521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya
Digunakan untuk menyampaikan segala informasi penting mengenai
organisasi kepada publik. Dengan penyampaian informasi ini diharapkan
publik dapat memahami sudut pandang organisasi tentang suatu isu atau
permasalahan tertentu.
- Kehumasan [1 KEG x Tarif Cluster]
1. Tipe Mega [1 KEG x Rp8.000.000]
2. Tipe Large [1 KEG x Rp7.000.000]
3. Tipe Medium [1 KEG x Rp6.000.000]
4. Tipe Small [1 KEG x Rp5.000.000]

89
17. 4719.EBA Layanan Dukungan Manajemen Inetrnal
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/Satker : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Dukungan Manajemenen (WA)
Sasaran Program : 1. Organisasi dan SDM yang Optimal
2. Sistem Informasi yang Andal dan Terintegrasi
3. Pengendalian dan Pengawasan Internal yang Bernilai Tambah
Indikator Kinerja Program : 1.1 Indeks kepuasan pengguna layanan
1.2 Tingkat Kualitas Pengelolaan SDM Kemenkeu
1.3 Tingkat Implementasi Kemenkeu Satu
1.4 Nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi
2.1 Tingkat downtime sistem TIK
2.2 Persentase penyelesaian proyek strategis TIK
3.1. Indeks integritas
Output : Tata Kelola Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Indikator Output : Tingkat Kualitas Pengelolaan SDM
Kegiatan : Pengelolaan Organisasi dan SDM (4719)
Sasaran Kegiatan : Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkinerja Tinggi
Indikator Sasaran Kegiatan : 1. Nilai Kualitas Pengelolaan Kinerja berbasis SFO
2. Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Layanan Dukungan Manajemen Internal (4719.EBA)
Rincian Output (RO) : Rekomendasi Pengelolaan Organisasi (4719.EBA.003)
Volume RO 1 : (Jumlah KPPN x 2) + 1
Satuan RO 1 : Dokumen
Rincian Output (RO) 2 : Standar Mutu Layanan – ISO Mutu Layanan (4719.EBA.005)
Volume RO 2 : (Jumlah KPPN x 2) + 2
Satuan RO 2 : Dokumen
Rincian Output (RO) 3 : Layanan Perkantoran (4719.EBA.994)
Volume RO 3 : 1
Satuan RO 3 : Layanan

a. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
2) Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi;
3) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
6) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 845/KMK.01/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Manajemen Risiko di Lingkungan Kementerian Keuangan.
7) PP Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedelapan Belas Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;

90
b. Gambaran Umum
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan instansi vertikal unit eselon
I Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Direktur Jenderal Perbendaharaan. Saat ini jumlah Kantor Wilayah lingkup Direktorat Jenderal
Perbendaharaan di seluruh Indonesia adalah sebanyak 34 Kanwil sesuai PMK Nomor
262/PMK.01/2016.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi, pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring,
evaluasi, analisis kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang
perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada Bidang
Supervisi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Kepatuhan Internal
mempunyai tugas melaksanakan pembinaan proses bisnis, supervisi, implementasi, dan
bimbingan teknis operasional aplikasi pada KPPN, melaksanaan koordinasi mutu layanan dan
inovasi, penilaian kinerja dan pemenuhan standar tata kelola KPPN, melaksanakan pemantauan
pengendalian intern, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak
lanjut hasil pemeriksaan, melaksanakan perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis,
pembinaan pertanggungjawaban bendahara dan pengelolaan rekening pemerintah, monitoring
dan evaluasi pelaksanaan manajemen hubungan pengguna layanan (customer relationship
management) serta pelaporan pelaksanaan tugas Pembina Pengelola Perbendaharaan (treasury
management representative).

Dalam menjalankan tugas pokok Bidang Supervisi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dan Kepatuhan Internal menyelenggarakan fungsi yang terkait dengan rincian
output ini adalah sebagai berikut:
1) Penyiapan bahan pembinaan proses bisnis pelayanan perbendaharaan;
2) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pemenuhan standar tata kelola Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN);
3) Penyiapan bahan koordinasi inovasi layanan dan manajemen mutu layanan;
4) Penyiapan bahan supervisi layanan dan teknologi informasi;
5) Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanan pemantauan pengendalian intern,
pengelolaan risiko, dan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin pegawai di lingkungan
Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);
6) Pengoordinasian pelaksanaan Program Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBK/WBBM).
Dalam kaitannya dengan aktivitasi Pengelolaan Organisasi dan SDM diperlukan adanya
klasifikasi rincian output berupa Layanan Dukungan Manajemen Inetrnal dengan rincian
outputnya adalah Layanan Perkantoran. Oleh karena itu, dalam melaksanakan operasionalisasi
kantor dibutuhkan adanya perhitungan biaya gaji dan tunjangan yang masih diperhitungkan
secara desentralisasi yaitu biaya lembur, uang makan lembur dan uang makan pegawai. Rincian
output ini akan dilaksanakan dalam kurun waktu 12 bulan sesuai dengan jumlah pegawai yang
memerlukan biaya tersebut, sehingga volume outputnya adalah 12 bulan layanan.

91
c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal Ditjen Perbendaharaan seperti Kanwil
DJPB selaku pembina Kuasa BUN di wilayah, KPPN dan pihak stakeholder yang mendapatkan
pelayanan perbendaharaan KPPN.
Manfaat yang dapat diterima oleh stakeholders dari pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai
berikut:
1) Peningkatan kualitas layanan sebagai dampak dari terlaksananya supervisi proses bisnis
KPPN serta koordinasi inovasi layanan KPPN dengan baik;
2) Meningkatnya standar mutu layanan sebagai dampak dari terlaksanakannya monitoring
dan evaluasi implementasi ISO mutu layanan, peningkatan supervisi teknis aplikasi pada
KPPN serta terwujudnya standarisasi mutu teknologi informasi KPPN
3) Peningkatan wawasan dan kemampuan KPPN dalam menyelenggarakan pelayanan yang
andal dengan mendapatkan Predikat Zona Integritas melalui penerapan Wilayah Bebas
dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM).

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Bidang Supervisi Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan dan Kepatuhan Internal Kanwil DJPb.
2) Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Untuk mencapai rincian output dalam kegiatan ini, akan dilakukan dalam beberapa
tahapan/sub komponen sebagai berikut:
a) Pelaksanaan Supervisi Proses Bisnis KPPN; merupakan aktivitas yang dilaksanakan
untuk mendapatkan informasi terkait dengan pelaksanaan proses bisnis pada KPPN di
wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Aktivitas ini rencananya mulai
dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2023.
Bentuk aktivitas yang dilakukan adalah pembinaan dalam bentuk monitoring dan
evaluasi ke KPPN baik di luar kota maupun di dalam kota. Jenis biaya yang diperlukan
untuk mendukung kegiatan ini adalah belanja perjalanan dinas.
b) Koordinasi Inovasi Layanan; merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk
mengembangkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan Kantor Pelayanan
Perbendaharan Negara dalam rangka mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM). Aktivitas ini rencananya mulai
dilaksanakan pada bulan Juni 2023.
Bentuk aktivitas yang dilakukan adalah workshop/sosialisasi dengan Kanwil sebagai
pihak penyelenggara yang mengundang satker KPPN yang akan mewujudkan
WBK/WBBM. Jenis biaya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan ini adalah belanja
bahan dan belanja perjalanan dinas.
c) Monitoring dan Evaluasi Implementasi ISO; merupakan aktivitas yang dilaksanakan
untuk mendapatkan informasi terkait dengan Implementasi ISO mutu layanan pada
KPPN di wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Aktivitas ini rencananya mulai
dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2023.

92
Bentuk aktivitas yang dilakukan adalah pembinaan dalam bentuk monitoring dan
evaluasi ke KPPN baik di luar kota maupun di dalam kota. Jenis biaya yang diperlukan
untuk mendukung kegiatan ini adalah belanja perjalanan dinas.
d) Pelaksanaan Supervisi Teknis Aplikasi; merupakan aktivitas yang dilaksanakan oleh
Bidang Supervisi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara dan Kepatuhan Internal
pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk melaksanakan supervisi teknis aplikasi pada
KPPN di wilayah kerjanya. Aktivitas ini direncanakan dilaksanakan pada bulan
September sampai dengan Desember 2023.
Bentuk aktivitas yang akan dilakukan adalah pelaksanaan supervisi teknis aplikasi ke
KPPN pada wilayah kerja Kanwil Ditjen Perbendaharaan. Jenis belanja yang diperlukan
untuk mendukung kegiatan ini adalah belanja perjalanan.
e) Workshop/Sosialisasi WBK/WBBM; merupakan aktivitas yang dilaksanakan untuk
mengembangkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan Kantor Pelayanan
Perbendaharan Negara dalam rangka mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM). Aktivitas ini 4719rencananya mulai
dilaksanakan pada bulan Juni 2023.
Bentuk aktivitas yang dilakukan adalah workshop/sosialisasi dengan Kanwil sebagai
pihak penyelenggara yang mengundang satker KPPN yang akan mewujudkan
WBK/WBBM. Jenis biaya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan ini adalah belanja
bahan dan belanja perjalanan dinas.
f) Monitoring Akselerasi Zona Integritas WBK/WBBM; merupakan aktivitas yang
dilaksanakan oleh Bidang Supervisi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara dan
Kepatuhan Internal pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk melaksanakan
monitoring akselerasi pembentukan Zona Integritas WBK/WBBM pada KPPN di
wilayahnya. Dari pelaksanaan aktivitas ini diharapkan Kanwil Ditjen Perbendaharaan
dapat memperoleh informasi serta asistensi terkait dengan akselerasi pembentukan
Zona Integritas WBK/WBBM pada KPPN di wilayah kerjanya.
Aktivitas ini direncanakan dilaksanakan pada Juni 2023. Bentuk aktivitas yang akan
dilakukan adalah penyelenggaraan monitoring terhadap akselerasi Zona Integritas
WBK/WBBM pada KPPN yang melaksanakannya. Jenis belanja yang diperlukan untuk
mendukung kegiatan ini adalah belanja perjalanan.
g) Gaji dan Tunjangan
i. Belanja Uang Makan PNS
Belanja Uang Makan PNS disediakan Pemerintah untuk menambah tingkat
kesejahteraan PNS. Alokasi dana Belanja Uang Makan PNS Tahun 2023 dihitung
dengan perhitungan sebagai berikut:
• Golongan I dan II ∑ Pegawai x 19 Hari x 12 Bulan x Rp35.000,00
• Golongan III ∑ Pegawai x 19 Hari x 12 Bulan x Rp37.000,00
• Golongan IV ∑ Pegawai x 19 Hari x 12 Bulan x Rp41.000,00
i. Belanja Uang Lembur PNS
Belanja uang lembur dan uang makan lembur PNS Tahun 2023 dialokasikan dengan
perhitungan sebagai berikut:
• Uang Lembur Golongan I ∑ Pegawai x 2 Jam x 30 Hari x Rp13.000,00

93
• Uang Lembur Golongan II ∑ Pegawai x 2 Jam x 30 Hari x Rp17.000,00
• Uang Lembur Golongan III ∑ Pegawai x 2 Jam x 30 Hari x Rp20.000,00
• Uang Lembur Golongan IV ∑ Pegawai x 2 Jam x 30 Hari x Rp25.000,00
• Uang Makan Lembur Gol. I ∑ Pegawai x 30 Hari x Rp35.000,00
• Uang Makan Lembur Gol. II ∑ Pegawai x 30 Hari x Rp35.000,00
• Uang Makan Lembur Gol. III ∑ Pegawai x 30 Hari x Rp37.000,00
• Uang Makan Lembur Gol. IV ∑ Pegawai x 30 Hari x Rp41.000,00

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Pelaksanaan kegiatan ini akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan terhitung mulai tanggal
01 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan total anggaran sesuai dengan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) sebagai berikut.
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 4719.EBA Layanan Dukungan Manajemen Inetrnal
Rincian Output 4719.EBA.003 Rekomendasi Pengelolaan Organisasi
Komponen 100 Tidak Ada Komponen
Sub Komponen A Pelaksanaan Supervisi Proses Bisnis KPPN
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk perjalanan dinas ke KPPN yang ada di luar kota dalam rangka
pelaksanaan supervisi proses bisnis di KPPN
- Transport [Σ KPPN Luar Kota x 4 ORG x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [Σ KPPN Luar Kota x 4 ORG x 1 FREK x 4 HR x SBM]
- Uang Harian [Σ KPPN Luar Kota x 4 ORG x 1 FREK x 5 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk perjalanan dinas ke KPPN yang ada di dalam kota dalam
rangka pelaksanaan supervisi proses bisnis di KPPN
- Transport Lokal [Σ KPPN Dalam Kota x 4 ORG x 1 FREK x 4 HR x Rp150.000]
- Uang Harian Dalam Kota Lebih dari 8 Jam [Σ KPPN Dalam Kota x 4 ORG x 1
FREK x x 4 HR x Rp150.000]
(Supervisi dilakukan 2 kali, 1 kali on the spot, 1 kali on the desk)
Sub Komponen B Koordinasi Inovasi Layanan
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk biaya konsumsi peseta Kanwil dan KPPN dalam rangka
koordinasi pelaksanaan WBK/WBBM/KWT/KPT
> Koordinasi Kanwil Dalam Rangka WBK/WBBM/KWT/KPT
- Konsumsi Peserta KPPN [∑ KPPN x 2 ORG x 1 FREK x SBM]
- Konsumsi Peserta Kanwil [10 ORG x 1 FREK x SBM]
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk biaya perjalanan dinas peserta KPPN yang ada diluar kota
dalam rangka koordinasi pelaksanaan WBK/WBBM/KWT/KPT. Biaya
perjalanan dinas peserta KPPN dibebankan pada DIPA Kanwil (Full Cost)
> Koordinasi Kanwil Dalam Rangka WBK/WBBM/KWT/KPT (Peserta Full Cost di
Kanwil)
- Transport [Σ KPPN Luar Kota x 1 ORG x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [Σ KPPN Luar Kota x 1 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
- Uang Harian [Σ KPPN Luar Kota x 1 ORG x 1 FREK x 3 HR x SBM]

94
KODE URAIAN
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk biaya perjalanan dinas peserta KPPN yang ada di dalam kota
dalam rangka koordinasi pelaksanaan WBK/WBBM/KWT/KPT. Biaya
perjalanan dinas peserta KPPN dibebankan pada DIPA Kanwil DJPb (full cost)
- Transport Lokal [Σ KPPN Dalam Kota x 1 ORG x 1 FREK x Rp150.000]
(Peserta Full Cost di Kanwil)
Rincian Output 4719.EBA.005 Standar Mutu Layanan – ISO Mutu Layanan
Komponen 100 Tidak Ada Komponen
Sub Komponen A Monitoring dan Evaluasi Implementasi ISO
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk biaya perjalanan dinas ke KPPN yang ada di luar kota dalam
rangka kegiatan monitoring dan evaluasi implementasi ISO
- Transport [2 ORG x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [2 ORG x 1 FREK x 1 HR x SBM]
- Uang Harian [2 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk biaya perjalanan dinas ke KPPN yang ada di dalam kota
dalam rangka kegiatan monitoring dan evaluasi implementasi ISO
- Transport Lokal [2 ORG x 1 FREK x Rp150.000]
(Workshop/sosialisasi agar dilakukan secara online)
Sub Komponen B Pelaksanaan Supervisi Teknis Aplikasi
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk kegiatan supervisi teknis aplikasi ke KPPN yang ada di luar
kota
- Transport [Σ KPPN Luar Kota x 2 ORG x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [Σ KPPN Luar Kota x 2 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
- Uang Harian [Σ KPPN Luar Kota x 2 ORG x 1 FREK x 3 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk kegiatan supervisi teknis aplikasi ke KPPN yang ada di dalam
kota
- Transport Lokal [Σ KPPN Dalam Kota x 2 ORG x 1 FREK x 2 HR x Rp150.000]
- Uang Harian Dalam Kota Lebih dari 8 Jam [Σ KPPN Dalam Kota x 2 ORG x 1
FREK x 2 HR x SBM]
(Supervisi dilakukan 2 kali, 1 kali on the spot, 1 kali on the desk)
Rincian Output 4719.EBA.994 Layanan Perkantoran
Komponen 001 Gaji dan Tunjangan
Sub Komponen A Tanpa Sub Komponen
Akun 511129 Belanja Uang Makan PNS
Digunakan untuk pembayaran uang makan pegawai
- Golongan I dan II [∑Pegawai x 19 Hari x 12 Bulan x Rp35.000]
- Golongan III [∑Pegawai x 19 Hari x 12 Bulan x Rp37.000]
- Golongan IV [∑Pegawai x 19 Hari x 12 Bulan x Rp41.000]
Akun 512211 Belanja Uang Lembur
Digunakan untuk pembayaran uang lembur pegawai KPPN
- Uang Lembur Gol. I dan II [∑ Pegawai x 2 Jam x 30 Hari x Rp17.000]
- Uang Lembur Gol. III [∑ Pegawai x 2 Jam x 30 Hari x Rp20.000]
- Uang Lembur Gol. IV [∑ Pegawai x 2 Jam x 30 Hari x Rp25.000]
- Uang Makan Lembur Gol. I dan II [∑ Pegawai x 30 Hari x Rp35.000]
- Uang Makan Lembur Gol. III [∑ Pegawai x 30 Hari x Rp37.000]
- Uang Makan Lembur Gol. IV [∑ Pegawai x 30 Hari x Rp41.000]

95
18. 4719.EBC Layanan Manajemen SDM Internal
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/Satker : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Dukungan Manajemenen (WA)
Sasaran Program : 1. Organisasi dan SDM yang Optimal
2. Sistem Informasi yang Andal dan Terintegrasi
3. Pengendalian dan Pengawasan Internal yang Bernilai Tambah
Indikator Kinerja Program : 1.1 Indeks kepuasan pengguna layanan
1.2 Tingkat Kualitas Pengelolaan SDM Kemenkeu
1.3 Tingkat Implementasi Kemenkeu Satu
1.4 Nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi
2.1 Tingkat downtime sistem TIK
2.2 Persentase penyelesaian proyek strategis TIK
3.1. Indeks integritas
Output : Tata Kelola Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Indikator Output : Tingkat Kualitas Pengelolaan SDM
Kegiatan : Pengelolaan Organisasi dan SDM (4719)
Sasaran Kegiatan : Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkinerja Tinggi
Indikator Sasaran Kegiatan : 1. Nilai Kualitas Pengelolaan Kinerja berbasis SFO
2. Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Layanan Manajemen SDM Internal (4719.EBC)
Rincian Output (RO) : Pengembangan SDM (4719.EBC.001)
Volume RO : Jumlah Pegawai
Satuan RO : Orang

a. Dasar Hukum
1) Peraturan Menteri Keuangan nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan.
2) Keputusan Menteri Keuangan nomor 982/KMK.01/2017 tentang Program Pengembangan
Kompetensi Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Keuangan.
3) Keputusan Menteri Keuangan nomor 312/KMK.01/2011 tentang Nilai – Nilai Kementerian
Keuangan.
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
5) Keputusan Menteri Keuangan nomor 36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Transformasi
Kelembagaan Kemenkeu Tahun 2014 – 2025.
6) KMK No. 7/KMK.01/2016 tentang Penghargaan Bagi PNS di Lingkungan Kementerian
Keuangan
7) Surat Edaran Menteri Keuangan nomor SE-32/MK.1/2020 tentang Panduan Lanjutan Sistem
Kerja Kementerian Keuangan pada Masa Transisi Dalam Tatanan Normal Baru.
8) Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor KEP-637/PB/2017 tentang Grand Design
Budaya Organisasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Tahun 2018 – 2022.

b. Gambaran Umum
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan instansi vertikal unit eselon
I Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Direktur Jenderal Perbendaharaan. Saat ini jumlah Kantor Wilayah lingkup Direktorat Jenderal

96
Perbendaharaan di seluruh Indonesia adalah sebanyak 34 Kanwil sesuai PMK Nomor
262/PMK.01/2016.
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi, pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring,
evaluasi, analisis kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang
perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain melaksaakan
tugas pokok dan fungsinya sehari-hari, khususnya pada Bagian Umum juga melaksanakan urusan
kepegawaian dan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM), keuangan, tata usaha, rumah tangga,
kehumasan, dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), protokoler pimpinan, dan pengelolaan
kinerja tercakup dalam aktivitas Pengelolaan Organisasi dan SDM.
Tantangan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) ke depan akan semakin besar seiring
semakin cepatnya perubahan teknologi informasi, organisasi serta ekspektasi layanan yang tinggi
serta penerapan kondisi adaptasi kebiasaan baru (new normal) dituntut mampu mengikuti
cepatnya perubahan teknologi, tingginya tuntutan layanan, serta gerak dinamis organisasi. Untuk
menjawab tantangan tersebut serta mendukung pencapaian sasaran strategis Direktorat
Jenderal Perbendaharaan (DJPb), telah disusun rancang bangun pengelolaan SDM jangka
menengah yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-
637/PB/2017 tentang Grand Design Budaya Organisasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Tahun 2018 – 2023.
Sebagai tindak lanjut dari KMK No. 7/KMK.01/2016 tentang Penghargaan Bagi PNS di
Lingkungan Kementerian Keuangan maka perlu dilakukan pemberian apresiasi terhadap pegawai
dengan kinerja terbaik di Lingkungan KPPN. Pemilihan pegawai terbaik ini didasarkan atas
beberapa kriteria yang telah ditentukan disamping adanya pegawai yang telah menunjukkan
kedisiplinan yang tinggi, menjaga integritas, loyalitas terhadap organisasi dan senantiasa memiliki
semangat untuk mengembangkan diri dalam pencapaian kinerja yang lebih baik.
Dalam rangka memacu semangat meningkatkan kemampuan SDM baik dalam penguasaan
tugas sehari-hari maupun softskill pegawai maka diperlukan juga pelatihan bagi para pegawai
dengan kegiatan pelatihan maupun capacity building. Kegiatan peningkatan kapasitas SDM dan
organisasi dapat dilakukan dalam bentuk in house training atau studi banding serta kegiatan
lainnya sebagaimana petunjuk dan arahan dari Bagian Sumber Daya Manusia Setditjen
Perbendaharaan.

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal seluruh pegawai pada Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Manfaat yang diterima dari stakeholder internal dari
pelaksanaan kegiatan ini adalah:
1) Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan pegawai dalam pelaksanaan tugas dan
pekerjaan sehari-hari.
2) Meningkatkan loyalitas dan kerjasama antar pegawai dalam mencapai tujuan bersama.
3) Meningkatkan soft skills pegawai dalam pelayanan prima kepada stakeholder.
4) Menciptakan sinergi antar seksi lingkup Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan
dengan Eselon I lain lingkup Kementerian Keuangan, serta dengan pegawai
Kementerian/Lembaga lain, serta dengan pemerintah daerah setempat.

97
d. Strategi Pencapaian Keluaran
1) Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Bagian Umum Kanwil Direktorat Jenderal
Perbendaharaan sebagai supporting unit bekerja sama dengan K/L lainnya serta pihak ketiga.
2) Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Untuk mencapai rincian output dalam kegiatan ini, akan dilakukan dalam beberapa
tahapan/sub komponen sebagai berikut:
a) Peningkatan Kualitas/Kapasitas SDM; dapat dilaksanakan melalui beberapa rangkaian
kegiatan seperti pelatihan service excellent dan capacity building.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Pelaksanaan kegiatan ini akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan terhitung mulai tanggal
01 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan total anggaran sesuai dengan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) sebagai berikut.
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 4719.EBC Layanan Manajemen SDM Internal
Rincian Output 4719.EBC.001 Pengembangan SDM
Komponen 100 Peningkatan Kualitas SDM
Sub Komponen A Tanpa Sub Komponen
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk konsumsi dan pembelian barang habis pakai dalam rangka
internalisasi pegawai serta pemberian apresiasi kepada pegawai
- Konsumsi [(∑ PEG + 5 ORG) x 1 FREK x Tarif SBM]
- Barang Habis Pakai [(∑ PEG + 5 ORG) x 1 FREK x Rp50.000]
* Khusus Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat Rp100.000
Akun 522151 Belanja Jasa Profesi
Digunakan untuk pembayaran honor narasumber dalam rangka peningkatan
kualitas SDM pegawai KPPN
- Honor Narasumber Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM [1 ORG x 1 JAM
x 1 FREK x Rp900.000]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk transportasi dalam kota narasumber kegiatan peningkatan
kualitas SDM
- Transport Narasumber Kegiatan Peningkatan Kualitas SDM [1 ORG x 1
FREK x 150.000]

98
19. 4722.EBA Pengelolaan Risiko, Pengendalian, dan Pengawasan Internal
Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Keuangan (015)
Unit Eselon I/Satker : Direktorat Jenderal Perbendaharaan (08) / Kanwil Ditjen Perbendaharaan
Program : Program Dukungan Manajemenen (WA)
Sasaran Program : 1. Organisasi dan SDM yang Optimal
2. Sistem Informasi yang Andal dan Terintegrasi
3. Pengendalian dan Pengawasan Internal yang Bernilai Tambah
Indikator Kinerja Program : 1.1 Indeks kepuasan pengguna layanan
1.2 Tingkat Kualitas Pengelolaan SDM Kemenkeu
1.3 Tingkat Implementasi Kemenkeu Satu
1.4 Nilai Evaluasi Reformasi Birokrasi
2.3 Tingkat downtime sistem TIK
2.4 Persentase penyelesaian proyek strategis TIK
3.1. Indeks integritas
Output : Sistem Pengendalian dan Pengawasan Institusi
Indikator Output : Indeks Integritas
Kegiatan : Pengelolaan Risiko, Pengendalian, dan Pengawasan Internal (4722)
Sasaran Kegiatan : Pengelolaan Risiko, Pengendalian, dan Pengawasan Internal yang Efektif
Indikator Sasaran Kegiatan : Indeks Efektivitas UKI
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : Layanan Dukungan Manajemen Internal (4722.EBA)
Rincian Output (RO) : Rekomendasi Penerapan Pengelolaan Risiko, Pengendalian dan Pengawasan
Internal (4722.EBA.001)
Volume RO : 2
Satuan RO : Laporan

a. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
2) Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi;
3) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah;
4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan;
5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
6) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 845/KMK.01/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Manajemen Risiko di Lingkungan Kementerian Keuangan.

b. Gambaran Umum
Kantor Wilayan Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan instansi vertikal unit eselon
I Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Direktur Jenderal Perbendaharaan. Saat ini jumlah Kantor Wilayah lingkup Direktorat Jenderal
Perbendaharaan di seluruh Indonesia adalah sebanyak 34 Kanwil sesuai PMK Nomor
262/PMK.01/2016.

99
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi, pembinaan, supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring,
evaluasi, analisis kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban di bidang
perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada Bidang
Supervisi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Kepatuhan Internal
mempunyai tugas melaksanakan pembinaan proses bisnis, supervisi, implementasi, dan
bimbingan teknis operasional aplikasi pada KPPN, melaksanaan koordinasi mutu layanan dan
inovasi, penilaian kinerja dan pemenuhan standar tata kelola KPPN, melaksanakan pemantauan
pengendalian intern, pengelolaan risiko, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak
lanjut hasil pemeriksaan, melaksanakan perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis,
pembinaan pertanggungjawaban bendahara dan pengelolaan rekening pemerintah, monitoring
dan evaluasi pelaksanaan manajemen hubungan pengguna layanan (customer relationship
management) serta pelaporan pelaksanaan tugas Pembina Pengelola Perbendaharaan (treasury
management representative).
Dalam menjalankan tugas pokok Bidang Supervisi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dan Kepatuhan Internal menyelenggarakan fungsi yang terkait dengan rincian
output ini adalah sebagai berikut:
1) Penyiapan bahan pembinaan proses bisnis pelayanan perbendaharaan;
2) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pemenuhan standar tata kelola Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN);
3) Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanan pemantauan pengendalian intern,
pengelolaan risiko, dan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin pegawai di lingkungan
Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);
4) Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan,
dan perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis di lingkungan Kantor Wilayah.

c. Penerima Manfaat
Penerima manfaat kegiatan ini adalah pihak internal Ditjen Perbendaharaan seperti Kanwil
DJPB selaku pembina Kuasa BUN di wilayah dan KPPN dan pihak stakeholder yang mendapatkan
pelayanan perbendaharaan KPPN.
Manfaat yang bisa diterima oleh stakeholder internal dari pelaksanaan kegiatan ini adalah
terwujudnya lingkungan pengendalian internal yang baik dengan tingkat risiko yang rendah serta
terciptanya kepatuhan internal yang baik sesuai dengan praktik clean and good governance.

d. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan secara swakelola melalui Bidang Supervisi Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan dan Kepatuhan Internal Kanwil DJPb.
2) Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Untuk mencapai rincian output dalam kegiatan ini, akan dilakukan dalam beberapa
tahapan/sub komponen sebagai berikut:
a) Pelaksanaan Manajemen Risiko dan Kepatuhan Internal
merupakan aktivitas yang dilaksanakan dalam rangka penyusunan profil resiko pada
Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN di wilayah kerja Kanwil Ditjen

100
Perbendaharaan. Bentuk aktivitas yang dilakukan adalah rapat koordinasi dengan
Kanwil sebagai pihak penyelenggara yang mengundang satker KPPN.
b) Pemantauan Kode Etik dan Kepatuhan Pegawai
merupakan aktivitas yang dilaksanakan oleh Bidang Supervisi Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara dan Kepatuhan Internal pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan
untuk melaksanakan pemantauan kode etik dan kepatuhan pegawai pada KPPN di
wilayahnya. Dari pelaksanaan aktivitas ini diharapkan Kanwil Ditjen Perbendaharaan
dapat memperoleh penilaian atas kepatuhan pegawai terhadap kode etik pada KPPN di
wilayah kerjanya. Bentuk aktivitas yang akan dilakukan adalah penyelenggaraan
pemantauan/monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan atas pengendalian
intern/pengujian kepatuhan.

e. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Pelaksanaan kegiatan ini akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan terhitung mulai tanggal
01 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023.

f. Biaya Yang Dibutuhkan


Untuk pencapaian output kegiatan, dibutuhkan total anggaran sesuai dengan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) sebagai berikut.
KODE URAIAN
Klasifikasi RO 4722.EBA Layanan Dukungan Manajemen Internal
Rincian Output 4722.EBA.001 Penerapan Pengelolaan Risiko, Pengendalian dan Pengawasan Internal
Komponen 100 Tidak Ada Komponen
Sub Komponen A Pelaksanaan Manajemen Risiko dan Kepatuhan Internal
Akun 521211 Belanja Bahan
Digunakan untuk belanja konsumsi pelaksanaan kegiatan koordinasi
manajemen risiko dan kepatuhan internal dengan KPPN.
Alokasi belanja perjalanan dinas peserta KPPN lingkup Kanwil DJPb telah
dialokasikan pada DIPA masing-masing KPPN pada RO 4715.EBD.003
Dokumen Pengelolaan Kinerja Organisasi Unit.
> Rapat Penyusunan Profil Risiko
- Konsumsi Peserta KPPN [∑ KPPN x 2 ORG x 1 KEG x SBM]
- Konsumsi Peserta Kanwil [∑ ORG x 1 KEG x SBM]
1. Tipe Mega [15 ORG x 1 KEG x SBM]
2. Tipe Larga [11 ORG x 1 KEG x SBM]
3. Tipe Medium [9 ORG x 1 KEG x SBM]
4. Tipe Small [7 ORG x 1 KEG x SBM]
Sub Komponen B Pemantauan Kode Etik dan Kepatuhan Pegawai
Akun 524111 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
Digunakan untuk perjalanan dinas ke KPPN yang ada di luar kota dalam rangka
pemantauan kode etik dan kepatuhan pegawai
- Transport [25% Σ KPPN Luar Kota x 2 ORG x 1 FREK x Tarif Riil]
- Akomodasi [25% Σ KPPN Luar Kota x 2 ORG x 1 FREK x 1 HR x SBM]
- Uang Harian [25% Σ KPPN Luar Kota x 2 ORG x 1 FREK x 2 HR x SBM]
Akun 524113 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota
Digunakan untuk perjalanan dinas ke KPPN yang ada di dalam kota dalam
rangka pemantauan kode etik dan kepatuhan pegawai
- Transport Lokal [Σ KPPN Dalam Kota x 2 ORG x 1 FREK x Rp150.000]

101
DAFTAR PUSTAKA

- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 232/PMK.02/2020 tentang Perubahan Kedua atas


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMK.02/2013 tentang Pedoman Standar Biaya,
Standar Struktur Biaya, dan Indeksasi dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga

- Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor: SE-9/PMK.1/2015 tentang Jumlah dan Spesifikasi
Kebutuhan Rumah Negara dan Kendaraan Dinas di Lingkungan Kementerian Keuangan

- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan

- Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk


Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.02/2022 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2023

- Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 142/PMK.02/2018 tentang


Perubahan atas PMK Nomor 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran

- Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor B/185/M.SM.02.03/2022 tanggal 31 Mei 2022 hal Status Kepegawaian di
Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

- Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor: SE-12/MK.1/2022 tentang Standar Struktur Biaya di
Lingkungan Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2023

- Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor: SE-9/MK.1/2022 tentang Panduan Teknis


Penyusunan Anggaran Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2023

- Instruksi Menteri Keuangan Nomor: 595/IMK.01/2019 tentang Pelaksanaan Efisiensi


Perjalanan Dinas Dalam Negeri, Rapat Dalam Kantor di Luar Jam Kerja, dan Honorarium Jasa
Profesi di Lingkungan Kementerian Keuangan

- Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor: ND-4641/PB.1/2022 hal


Penyampaian Standar Struktur Biaya (SSB) di Lingkungan Kementerian Keuangan dan
Mekanisme Usul Revisi SSB di Lingkungan DJPb TA 2023

102
103

Anda mungkin juga menyukai