Pembina
Direktur Jenderal Perbendaharaan
Pengarah
Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Ketua Tim
Syafriadi, Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana
Editor
Sigid Mulyadi
Andhita Vidya Putri
Reviewer
Wiwik Septi Y. (KPPN Bekasi )
KPPN Jakarta I
KPPN Jakarta III
Kontributor
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Provinsi Sulawesi Selatan
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Provinsi Jawa Timur
Marwanto Harjowiryono
Dengan jumlah pegawai yang mencapai lebih dari 7000 orang maka
peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan negara bagi para pejabat/
pegawai menjadi sebuah tantangan untuk diwujudkan Ditjen Perbendaharaan.
Salah satu upaya yang dilakukan Ditjen Perbendaharaan selain melalui
pendidikan dan pelatihan adalah melalui penerbitan Buku Pedoman ini.
Semoga bermanfaat.
Haryana
DISCLAIMER ....................................................................................................v
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN........................vii
KATA PENGANTAR...................................................................................................ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat............................................................................2
C. Ruang Lingkup ......................................................................................3
REFERENSI..................................................................................................................59
A. Latar Belakang
A. Dasar Hukum
B. Tugas
Fungsi Manajemen Satuan Kerja baik pada Seksi MSKI maupun PDMS
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
mempunyai tugas:
1. Melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan;
2. Supervisi teknis Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)
dan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI);
3. Asistensi teknologi informasi dan komunikasi eksternal;
4. Melakukan penyelenggaraan fungsi manajemen hubungan pengguna
layanan (customer relationship management);
5. Melakukan pelaksanaan tugas Pembina Pengelola Perbendaharaan
(treasury management representative);
1. Dasar Hukum
a. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 151/PB/2013
tentang Standard Operating Procedure (SOP) Piloting Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara;
b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 58/PB/2013
tentang Data Supplier dan Kontrak;
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.05/2015 sebagaimana
terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 131/PMK.05/2016 tentang Pelaksanaan Piloting Sistem
Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI);
d. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 281/PB/2015
tentang Pelaksanaan SAKTI Tahap II sebagaimana terakhir diubah
dengan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor 462/PB/2016.
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-50/PB/2016
tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Tugas Manajemen Satuan Kerja
pada KPPN;
b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-38/PB/2016
tentang Pembina Pengelola Perbendaharaan.
1. Dasar Hukum
4. Poin-poin penting
a. Pelaksana yang ditunjuk sebagai CSO/SSO diutamakan memiliki
sertifikat Penyuluh Perbendaharaan/Treasury Management
Representative (TMR).
b. Selalu meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam hal:
1) Berkomunikasi secara lisan dan tulis
5. Laporan
a. CSO menyusun laporan kegiatan yang terdiri dari:
1) Laporan Daftar Pertanyaan/Permintaan Yang Sudah Terselesaikan
pada Satuan Kerja
2) Laporan Daftar Pertanyaan/Permintaan Yang Belum Terselesaikan
pada Satuan Kerja
b. SSO menyusun laporan secara triwulanan yang meliputi:
1) Hasil monitoring, review, dan analisis kinerja/ permasalahan
satuan kerja serta rekomendasi tindak lanjut
2) Pelaksanaan asistensi, pelatihan, sosialisasi, dan/atau bimbingan
teknis; dan
3) Laporan Hasil Survei Kepuasan Masyarakat
c. Seksi MSKI/PDMS menyusun Laporan Rekap Layanan Perbendaharaan
secara triwulanan
d. Laporan-laporan tersebut diatas disusun menjadi satu Laporan
Manajemen Satuan Kerja yang disampaikan secara triwulanan kepada
Kantor Wilayah c.q. Bidang Supervisi KPPN dan Kepatuhan Internal
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 277/PMK.05/2014 tentang
Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana, dan Perencanaan
Kas
b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-50/PB/2016
tentang Pedoman Tugas Manajemen Satuan Kerja pada KPPN
5. Poin-poin penting
a. Dalam rangka menjaga kesinambungan pelayanan perbendaharaan
yang optimal, setiap pelaksana maupun Kepala Seksi MSKI diwajibkan
meningkatkan kompetensi;
b. Poin-poin analisa RPD antara lain:
1) Kesesuaian rencana dan pagu DIPA yang ada
2) Perbandingan rencana dengan satker yang memiliki karakter yang
sama
3) Ketepatan waktu penyampaian
4) Kesesuaian RPD Bulanan dengan realisasi
5) Kendala dan permasalahan
6) Tren/pola penyerapan
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Sertifikasi Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola APBN
b. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 126/PMK.05/2016
tentang Tata Cara Pelaksanaan Sertifikasi Bendahara Pada Satuan
Kerja Pengelola APBN
c. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 37/PB/2016
tentang Petunjuk Teknis Sertifikasi Bendahara pada Satuan Kerja
Pengelola APBN
d. Keputusan Ketua Unit Penyelenggaran Sertifikasi Bendahara Nomor
608/PB.7/2016 tentang Penetapan Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara sebagai Tempat Uji Kompetensi tahun 2016
e. Surat Keputusan Penetapan KPPN sebagai TUK
4. Poin-poin penting
1. Dasar Hukum
2. Pengertian
3. Pelaksanaan Tugas
5. Poin-Poin Penting
a. Dalam rangka pelaksanaan tugas, TMR harus mematuhi tata tertib
sebagai berikut:
1) Setiap pelaksanaan tugas pembinaan dan bimbingan teknis
yang dilaksanakan di luar meja layanan (over the counter), harus
berdasarkan surat tugas yang ditetapkan oleh Kepala Kanwil Ditjen
Perbendaharaan atau Kepala KPPN sesuai dengan kewenangannya
2) Setiap TMR tidak diperkenankan menyusun dokumen terkait
pelaksanaan tugas kebendaharaan Satker
3) Setiap TMR tidak diperkenankan meminta fasilitas dalam bentuk
apapun dari Satker
4) Setiap TMR dilarang menerima gratifikasi sebagaimana diatur
dalam peraturan perundangan-undangan yang mengatur
mengenai gratifikasi
5) Setiap TMR harus selalu menjaga nama baik Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dan berpegang teguh kepada kode etik pegawai
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
6) Setiap TMR harus selalu meningkatkan kemampuan dan keahlian
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas
7) Setiap TMR harus menyusun pelaporan pelaksanaan tugas dan
menyampaikan pelaporan tersebut secara berjenjang sesuai
ketentuan
b. Mekanisme Pelaporan pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara
1) Setiap TMR pada KPPN dalam melaksanakan tugasnya diwajibkan
menyusun laporan
7. Laporan
Rekapitulasi Laporan TMR
8. Sanksi
TMR yang melanggar tata tertib pelaksanaan tugas, dikenai sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Kode
Etik Pegawai Ditjen Perbendaharaan dan/atau disiplin Pegawai Negeri
Sipil.
1. Dasar Hukum
a) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2013
tentang Pedoman Pembinaan Pelaksanaan Anggaran Daerah
b) Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional
1. Dasar Hukum
A. Dasar Hukum
B. Tugas
E. Pengertian
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2016
Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
b . Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-796/PB/2016
tentang Pedoman Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perbandaharaan
2. Pelaksanaan Tugas
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
435/PMK.09/2012 tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian
Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan
c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 32/KMK.09/2013 tentang
Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern dan Pedoman
Teknis Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian
Keuangan
d. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2016
Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
e. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 800/PB/2016
tentang Pelaksanaan Pemantuan Pengendalian Intern di Lingkungan
Ditjen Perbendaharaan
2. Pelaksanaan Tugas
a. Pemantauan Pengendalian Intern dilaksanakan dengan 2 (dua) cara,
yaitu:
1) Pemantauan berkelanjutan
Pemantauan berkelanjutan (ongoing monitoring) adalah
pemantauan atas pengendalian intern yang melekat dalam aktivitas
operasi normal suatu entitas, yaitu meliputi aktivitas pengelolaan
dan pengawasan rutin dan tindakan lainnya yang dilaksanakan
oleh pemilik pengendalian dalam rangka pelaksanaan tugasnya
2) Evaluasi terpisah yang terdiri dari :
a) Pemantauan pengendalian utama Pemantauan pengendalian
6. Poin-Poin Penting
8. Aplikasi
a. Aplikasi OMSPAN
b. Aplikasi E-Rekon L/K
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2016
Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
b. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 525/PB/2016
tentang Pemantauan terhadap Pematuhan Kode Etik dan Disiplin
Pegawai di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan
2. Pelaksanaan Tugas
5. Laporan
a. Laporan pemantauan terhadap kepatuhan kode etik dan disiplin
pegawai (untuk kepala KPPN dengan tembusan subbag/seksi terkait)
b. Laporan semesteran Pelaksanaan pemantauan terhadap kepatuhan
kode etik dan disiplin pegawai (untuk kepala kanwil)
D. Pengendalian Gratifikasi
1. Dasar Hukum
a. PMK Nomor 7/PMK.09/2017 tentang Pedoman Pengendalian
Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Keuangan
b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2016
Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c. Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-4358/PB/2017 tentang
Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan
2. Pelaksanaan Tugas
a. Sebagai Unit Pengendali Gratifikasi (UPG), UKI mempunyai fungsi
pelayanan dan informasi pengendalian gratifikasi di unit kerja masing-
masing
b. UKI sebagai UPG mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk:
1) memberikan informasi dan data terkait perkembangan
pelaksanaan pengendalian Gratifikasi kepada pimpinan unit kerja
2) menerima laporan adanya Gratifikasi dan melakukan pencatatan
kelengkapan laporan Gratifikasi
3. Laporan
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-20/PB/2016 Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas
Unit Kepatuhan Internal Di Lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-3/PB/2013
tentang Pengelolaan Pengaduan di Lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
2. Pelaksanaan Tugas
a. Pengelolaan Pengaduan pada masing-masing UKI dilaksanakan oleh
Petugas Pengelola Pengaduan
b. Petugas Pengelola Pengaduan ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Jenderal Perbendaharaan untuk UKI-E1, Keputusan Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk UKI-W, dan
Keputusan Kepala KPPN untuk UKI-P
c. Pengaduan diterima oleh UKI melalui saluran:
1) Kantor Pusat, melalui saluran Telepon, Layanan Pesan Singkat,
Surat Elektronik, Surat, Tatap Muka dan Aplikasi Pengaduan
internal Direktorat Jenderal Perbendaharaan
2) Kantor Vertikal, melalui saluran pengaduan yang tersedia di unit
kerja masing-masing.
3) Aplikasi Whistleblowing System yang dikelola Inspektorat Jenderal
Kementerian Keuangan
4) Media massa yang terdiri dari media cetak, radio, televisi dan
internet
d. Prosedur dan alur Pengaduan
Standar layanan minimum dalam mengelola pengaduan :
1) Memberikan kode register pengaduan kepada pelapor
2) Merespon pengaduan paling lambat dalam 2 hari kerja setelah
3. Laporan
Laporan bulanan pengaduan UKI KPPN ke UKI Kanwil DJPb.
F. Investigasi Internal
1. Dasar Hukum
2. Pelaksanaan Tugas
a. Dalam rangka pelaksanaan tugas monitoring dan evaluasi tindak
lanjut hasil audit APF, UKI-E1 melakukan koordinasi dengan APF
terkait rencana audit, monitoring dan review yang akan dilaksanakan
di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan pada setiap awal
tahun berkenaan
b. Dalam pelaksanaan audit oleh APF, UKI memiliki peran pada tahapan:
1) Sebelum Pelaksanaan Audit (Pre-Examination)
2) Saat Pelaksanaan Audit (Under-Examination)
3. Laporan
Tanggapan/jawaban atas Laporan Hasil Audit
1) Dasar Hukum
H. Zona Integritas
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2016
Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
b. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
KEP-814/PB/2016 tentang Pedoman Akselerasi Pembangunan Zona
Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi, dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani pada KPPN
2. Pelaksanaan Tugas
a. Zona Integritas dilaksanakan melalui pembentukan Wilayah Bebas
dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM)
b. UKI-E1, UKI-W dan UKI-P melakukan supervisi, koordinasi,
pemantauan, dan evaluasi dalam upaya pembangunan Zona Integritas
pada unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
435/PMK.09/2012 tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian
Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan
3. Laporan Berkala
Laporan pemantauan pengendalian utama dilakukan setiap bulan.
1. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.01/2016 tentang
Manajemen Risiko Di Lingkungan Kementerian Keuangan
b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 845/KMK.01/2016 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Manajemen Risiko Di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
c. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
KEP-796/PB/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
4. Poin-Poin Penting
a. Setiap pimpinan dan pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan harus menerapkan manajemen risiko dalam setiap
pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran organisasi
b. Penerapan manajemen risiko dikembangkan melaui budaya sadar
risiko, pembentukan struktur manajemen risiko, penyelenggaraan
proses manajemen risiko
c. Manfaat penerapan manajemen risiko mengurangi kejutan,
meningkatnya kesempatan memanfaatkan peluang, meningkatnya
kualitas perencanaan dan meningkatnya peluang pencapaian kinerja,
meningkatkan hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan,
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, meningkatkan
reputasi organisasi, meningkatkan rasa aman bagi pimpinan dan
seluruh pegawai, meningkatkan akuntabilitas dan governance
organisasi
5. Laporan Berkala
Bentuk laporan manajemen risiko meliputi :
a. Laporan pemantauan terdiri atas laporan pemantauan triwulanan dan
tahunan.
b. Laporan manajemen risiko insidental, disusun apabila terdapat
kondisi abnormal yang perlu dilaporkan kepada pimpinan dan adanya
1. Dasar Hukum
1. Dasar Hukum
4. Poin-poin penting
a. Identifikasi alur kerja yang dapat dilakukan simplifikasi, dalam proses
bisnis yang dijalankan
b. Peningkatan awareness akan tuntutan/kebutuhan proses bisnis dalam
unitnya yang berasal dari satker, usulan internal, dan stakeholder
lainnya
1. Dasar Hukum
1. Dasar hukum
2. Pelaksanaan Tugas
Peran MSKI disini adalah sebagai Tim Audit Mutu Internal (AMI) yang
akan menentukan apakah SMM ISO 9001:2008 KPPN telah dilaksanakan
dan dipelihara secara cukup baik.
Susunan Tim AMI :
a. Kepala Seksi MSKI/Kepala Seksi Veraki sebagai Koordinator
b. Pelaksana seksi MSKI/Veraki sebagai anggota
c. Kepala seksi/Subbagian/pelaksana dari masing-masing perwakilan
seksi/subbagian sebagai anggota
3. Prosedur Kerja
a. Perencanaan
1) AMI dilaksanakan sesuai dengan jadwal audit internal yang sudah
dibuat koordinator AMI dan disetujui oleh WM
2) AMI dilaksanakan minimal 2 kali dalam setahun.
b. Persiapan
1) Koordinator AMI menyusun jadwal audit tahunan dan
menyampaikan kepada WM untuk disetujui .
2) Koordinator AMI membuat dan menyerahkan pemberitahuan
audit kepada auditor yang ditunjuk dan seksi kerja yang akan
diaudit melalui form program audit
3) Auditor yang ditunjuk bertanggung jawab untuk menyiapkan
formulir cek list audit dan formulir laporan hasil audit.
4. Laporan/Formulir
a. Jadwal AMI tahunan
b. Program AMI
c. Cecklist AMI
d. Pelaksanaan AMI
e. Laporan hasil AMI
1. Dasar hukum
2. Pelaksanaan tugas