Anda di halaman 1dari 78

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS

MANAJEMEN SATKER &


KEPATUHAN INTERNAL
PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS
MANAJEMEN SATKER & KEPATUHAN INTERNAL
ii Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal
Tim Penyusun

PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS


MANAJEMEN SATKER & KEPATUHAN INTERNAL

Pembina
Direktur Jenderal Perbendaharaan

Pengarah
Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Ketua Tim
Syafriadi, Kepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana

Editor
Sigid Mulyadi
Andhita Vidya Putri
Reviewer
Wiwik Septi Y. (KPPN Bekasi )
KPPN Jakarta I
KPPN Jakarta III

Kontributor
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Provinsi Sulawesi Selatan
Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Provinsi Jawa Timur

Bagian Organisasi dan Tata Laksana


Sekretariat Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Perbendaharaan iii


iv Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal
DISCLAIMER

“ Buku ini disusun berdasarkan peraturan


yang masih berlaku. Apabila terdapat
perubahan peraturan atau dicabutnya
peraturan atau adanya peraturan baru,
maka agar berpedoman pada
peraturan terbaru

tersebut.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan v


vi Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal
Sambutan
Direktur Jenderal Perbendaharaan

Peran penting KPPN adalah melaksanakan kewenangan perbendaharaan


dan Bendahara Umum Negara (BUN), penyaluran pembiayaan atas beban
anggaran, serta penatausahaan penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui
dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Agar peran di atas terlaksana dengan baik, Kantor Pusat Ditjen


Perbendaharaan telah menerbitkan peraturan ataupun surat dinas yang
memberikan pedoman dalam melaksanakan tugas.

Kebijakan dan peraturan yang beragam yang menjadi dasar dalam


pelaksanaan tugas dan fungsi KPPN akan lebih mudah dipedomani oleh
pejabat/pegawai KPPN baik yang baru dilantik ataupun yang baru menempati
posisinya apabila terkompilasi dan disusun dalam sebuah buku.

Dalam prosesnya, penyusunan buku pedoman pelaksanaan tugas KPPN


ini telah mengacu pada beragam peraturan dan kebijakan yang berlaku. Materi
yang tercantum didalamnya juga telah disesuaikan dengan kondisi riil yang
dijalankan.

Karena itu, saya menyambut baik upaya Kantor Pusat Ditjen


Perbendaharaan untuk menyusun Buku Panduan Pelaksanaan Tugas KPPN.
Saya harapkan buku ini tidak hanya akan bermanfaat bagi pejabat/pegawai
KPPN tetapi bisa berguna bagi seluruh pejabat/pegawai Ditjen Perbendaharaan.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan vii


Dengan demikian, pada gilirannya kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi
Ditjen Perbendaharaan akan semakin meningkat dan akan bermuara pada
pencapaian visi yaitu Menjadi Pengelola Perbendaharaan yang Unggul di
Tingkat Dunia.

Jakarta, September 2017

Direktur Jenderal Perbendaharaan

Marwanto Harjowiryono

viii Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas


terbitnya Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas KPPN ini. Bahwasanya setiap
pekerjaan membutuhkan pedoman agar hasil kerja sesuai dengan kualitas yang
ditetapkan. Begitu juga dengan pelaksanan tugas di KPPN.

Dengan jumlah pegawai yang mencapai lebih dari 7000 orang maka
peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan negara bagi para pejabat/
pegawai menjadi sebuah tantangan untuk diwujudkan Ditjen Perbendaharaan.
Salah satu upaya yang dilakukan Ditjen Perbendaharaan selain melalui
pendidikan dan pelatihan adalah melalui penerbitan Buku Pedoman ini.

Penyusunan Buku Pedoman ini merupakan salah satu inovasi yang


bertujuan memudahkan para pejabat/pegawai KPPN di seluruh Indonesia
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, disamping itu buku ini merupakan
upaya pemetaan dan inventarisasi berbagai tugas dan peraturan terkait KPPN,
dimana dengan sebuah buku yang komprehensif memuat intisari berbagai
aturan pelaksanaan tugas dan fungsi terupdate tentunya akan lebih mudah
dipedomani dibandingkan harus mencari dan membaca masing-masing aturan
pelaksanaan itu sendiri.

Sejalan dengan semangat Perbendaharaan Go Green, khususnya untuk


mengurangi penggunaan kertas maka buku ini juga hadir dalam bentuk
electronic book (e-book). Diharapkan dengan bentuk e-book para pembaca
sekalian dapat menyimpannya di gawai sehingga memudahkan untuk dibaca
setiap saat.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan ix


Selamat menikmati buku ini. Diharapkan Buku Pedoman pelaksanaan
tugas KPPN ini dapat dijadikan salah satu rujukan bagi seluruh pejabat/
pegawai Ditjen Perbendaharaan dalam peningkatan kinerja sesuai dengan
tugas dan fungsi yang diemban.

Semoga bermanfaat.

Jakarta, September 2017

Sekretaris Ditjen Perbendaharaan

Haryana

x Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


Daftar Isi

DISCLAIMER ....................................................................................................v
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN........................vii
KATA PENGANTAR...................................................................................................ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat............................................................................2
C. Ruang Lingkup ......................................................................................3

BAB II URAIAN TUGAS & FUNGSI MANAJEMEN SATKER.................5


A. Dasar Hukum ........................................................................................5
B. Tugas ....................................................................................................5
C. Uraian Jabatan Pelaksanaan Tugas Manajemen Satker.......6
D. SOP Pelaksanaan Tugas Manajemen Satker.............................6

BAB III PELAKSANAAN TUGAS MANAJEMEN SATUAN KERJA........9


A. Supervisi Teknis Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara (SPAN) dan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat
Instansi (SAKTI).................................................................................9
B. Asistensi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Eksternal................................................................................................10
C. Melakukan Penyelenggaraan Fungsi Manajemen
Hubungan Pengguna Layanan (Customer Relationship
Management) ......................................................................................11
D. Pengelolaan Layanan Perbendaharaan dan Rencana
Penarikan Dana .................................................................................15
E. Fasilitas Sertifikasi Bendahara ...................................................18
F. Pelaksanaan Tugas Pembina Pengelola Perbendaharaan
(Treasury Management Representative) .................................20
G. Fasilitasi Kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan
Pihak Lainnya .....................................................................................22
H. Monitoring Penerimaan Dana Transfer...................................23

Direktorat Jenderal Perbendaharaan xi


BAB IV TUGAS & FUNGSI KEPATUHAN INTERNAL...............................25
A. Dasar Hukum ........................................................................................25
B. Tugas ....................................................................................................25
C. Uraian Jabatan ......................................................................................26
D. SOP Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal ..........................27
E. Pengertian ..............................................................................................28

BAB V PELAKSANAAN TUGAS KEPATUHAN INTERNAL...................31


A. Penerapan Manajemen Risiko .....................................................31
B. Pemantauan Pengendalian Intern .............................................33
C. Penerapan dan Pemantauan Kode Etik dan Disiplin
Pegawai .................................................................................................39
D. Pengendalian Gratifikasi ................................................................41
E. Pengelolaan Pengaduan .................................................................43
F. Investigasi Internal ..........................................................................44
G. Penunjukan Ahli dan Koordinasi Bantuan Hukum ............45
H. Zona Integritas ...................................................................................46
I. Pelaksanaan Tugas Laporan Bulanan Pemantauan
Pengendalian Utama KPPN ...........................................................47
J. Pelaksanaan Tugas Penyusunan Laporan Pelaksanaan
Manajemen Risiko pada KPPN ....................................................49
K. Pelaksanaan Pemeriksaan Aparat Pengawas
Fungsional ............................................................................................52
L. Melakukan Perumusan Rekomendasi Perbaikan Proses
Bisnis ......................................................................................................53
M. Koordinasi Pemberian Keterangan Saksi/Ahli Keuangan
Negara ....................................................................................................54
N. Koordinasi Manajemen Mutu Layanan ...................................55
O. Langkah Peningkatan Pelaksanaan Tugas Kepatuhan
Internal ..................................................................................................56
P. Penyusunan Konsep Tanggapan LHP Aparat Pengawas
Fungsional ............................................................................................57

REFERENSI..................................................................................................................59

xii Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016


tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, KPPN memiliki fungsi manajemen satker dan fungsi
kepatuhan internal. Fungsi dimaksud pada KPPN Tipe A1 dilaksanakan oleh
Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal (MSKI) sedangkan pada KPPN
Tipe A2 fungsi manajemen satker dilaksanakan oleh Seksi Pencairan Dana dan
Manajemen Satker (PDMS) dan fungsi kepatuhan internal oleh Seksi Verifikasi,
Akuntansi dan Kepatuhan Internal (Veraki).

Bila dipetakan, Seksi baik pada KPPN A1 maupun A2 yang mempunyai


fungsi manajemen satker memiliki tugas: melakukan pembinaan dan bimbingan
teknis pengelolaan perbendaharaan, fungsi customer service, supervisi teknis
SPAN dan helpdesk SAKTI, pemantauan standar kualitas layanan KPPN dan
penyediaan layanan perbendaharaan.

Seiring dengan terjadinya berbagai perubahan dan tuntutan bagi


instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan dalam rangka mewujudkan visi
untuk menjadi pengelola perbendaharaan negara yang unggul di tingkat
dunia, Ditjen Perbendaharaan telah mengeluarkan beberapa ketentuan baru

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 1


baik menyangkut proses bisnis dan pelayanan perbendaharaan serta kinerja
dan tata kelola KPPN. Dengan beragamnya pedoman pelaksanaan tugas yang
telah diterbitkan, insan perbendaharaan dituntut dapat memahami tugas
yang diemban. Pemahaman pelaksanaan tugas masing-masing pegawai dapat
beragam mengingat jumlah peraturan yang telah diterbitkan dari tahun ke
tahun. Dengan demikian, perlu disusun pedoman pelaksanaan tugas KPPN,
diantaranya Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Satker.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan sekaligus manfaat dari Buku Pedoman ini adalah:


a. Memberikan pedoman bagi Kepala Seksi MSKI atau PDMS yang baru
dilantik maupun bagi pegawai yang baru menempati posisi di seksi
MSKI atau PDMS dalam merumuskan berbagai langkah strategis
pelaksanaan tugas manajemen satker.
b. Mewujudkan pelaksanaan tugas dan fungsi KPPN secara lebih efektif
dan efisien serta untuk peningkatan kinerja para pejabat/pegawai
KPPN agar semakin optimal.
c. Memberikan informasi mengenai peraturan, kebijakan, maupun surat
dinas terkait pelaksanaan tugas manajemen satker.
d. Mengupayakan pemetaan dan inventarisasi berbagai tugas dan
peraturan yang terkait pelaksanaan tugas manajemen satker dalam
rangka penyempurnaan proses revisi dan harmonisasi peraturan
selanjutnya.
e. Memberikan pedoman dalam menyusun berbagai rencana aksi dan
tahapan kegiatan, baik yang bersifat teknis maupun non teknis untuk
mewujudkan dan meningkatkan koordinasi yang efektif dan efisien
kepada seluruh stakeholders.
f. Meningkatkan kinerja layanan di tingkat KPPN kepada para pemangku
kepentingan baik internal maupun eksternal Kementerian Keuangan.
g. Mencapai target kinerja sesuai dengan yang telah ditetapkan.

2 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


C. Ruang Lingkup

Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter ini memiliki ruang


lingkup untuk pelaksanaan tugas dan fungsi Seksi Manajemen Satker dan
Kepatuhan Internal dan/atau Seksi PDMS.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 3


4 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal
BAB II
URAIAN TUGAS & FUNGSI MANAJEMEN SATKER

A. Dasar Hukum

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
2. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 50/PB/2016
tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Tugas Manajemen Satuan Kerja
Pada KPPN.

B. Tugas

Fungsi Manajemen Satuan Kerja baik pada Seksi MSKI maupun PDMS
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
mempunyai tugas:
1. Melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan;
2. Supervisi teknis Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN)
dan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI);
3. Asistensi teknologi informasi dan komunikasi eksternal;
4. Melakukan penyelenggaraan fungsi manajemen hubungan pengguna
layanan (customer relationship management);
5. Melakukan pelaksanaan tugas Pembina Pengelola Perbendaharaan
(treasury management representative);

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 5


6. Pengelolaan layanan perbendaharaan dan rencana penarikan dana;
7. Fasilitasi sertifikasi bendahara;
8. Fasilitasi kerjasama dengan pemerintah daerah dan pihak lainnya;
9. Monitoring penerimaan dana transfer.

C. Uraian Jabatan Pelaksanaan Tugas Manajemen Satker

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 811/KM.1/2017


tentang Uraian Jabatan bagi Jabatan Struktural Instansi Vertikal di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, maka uraian tugas dan kegiatan
Kepala Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Intenal/Pencairan Dana dan
Manajemen Satker terkait Pelaksanaan Tugas Manajemen Satker yaitu:
1. Melakukan persetujuan/penolakan Tambahan Uang Persedian (TUP)
2. Melaksanakan fungsi customer service SPAN dan SAKTI
3. Melaksanakan pemantauan standar kualitas layanan KPPN (survei
kepuasan pengguna layanan)
4. Melakukan penyusunan laporan TMR
5. Melakukan penyusunan laporan CSO dan SSO
6. Melakukan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan
7. Melakukan Fasilitasi Sertifikasi Bendahara
8. Melakukan monitoring penerimaan dana transfer
9. Melakukan penerbitan Kartu Identitas Petugas Satuan Kerja
10. Melakukan penyusunan laporan rencana penarikan dana satuan kerja

D. SOP Pelaksanaan Tugas Manajemen Satker

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor


KEP-287/PB/2015 Tentang Standar Operasional Prosedur Pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara, Standar Operasional Prosedur (SOP)
dalam rangka pelaksanaan tugas manajemen satker adalah sebagai berikut:

6 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


1. Penyampaian Rencana Penarikan Dana (RPD) Harian atau
pemutakhirannya tingkat KPPN;
2. Penerbitan Surat Permohonan Pembuatan User Password Aplikasi OM
SPAN pada KPPN;
3. Penatausahaan Revisi DIPA Petikan pada KPPN yang berasal dari Ditjen
Anggaran;
4. Penatausahaan Revisi Anggaran Petikan pada KPPN yang berasal dari
Kanwil Ditjen Perbendaharaan;
5. Layanan informasi perbendaharaan pada KPPN;
6. Penyusunan Laporan Hasil Layanan Customer Service Officer (CSO);
7. Penyusunan Laporan Hasil Pemantauan Standar Kualitas Layanan KPPN;
8. Penerbitan dan Penggantian Kartu Identitas Petugas Satker (KIPS)
Pengantar SPM/Pengambil SP2D pada KPPN;
9. Persetujuan/Penolakan Permintaan Tambahan Uang Persediaan (TUP)
pada KPPN;
10. Penerbitan Surat Pemberitahuan Pengajuan Penggantian Uang Persediaan
(GUP) pada KPPN;
11. Penerbitan Surat Pemberitahuan Pemotongan Dana Uang Persediaan
(UP) Satuan Kerja melalui penyetoran langsung dengan Surat Setoran
Bukan Pajak (SSBP);
12. Laporan Monitoring Pengembalian/Penolakan SPM pada petugas Front
Office KPPN;
13. Penerbitan Surat Teguran kepada Satker atas pengembalian/penolakan
SPM pada petugas Front Office KPPN;
14. Penyusunan Kompilasi Laporan Konfirmasi Transfer (LKT) dan Laporan
Rekapitulasi Transfer (LRT).

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 7


8 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal
BAB III
PELAKSANAAN TUGAS MANAJEMEN SATUAN KERJA

A. Supervisi Teknis Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara


(SPAN) dan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI)

1. Dasar Hukum
a. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 151/PB/2013
tentang Standard Operating Procedure (SOP) Piloting Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara;
b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 58/PB/2013
tentang Data Supplier dan Kontrak;
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223/PMK.05/2015 sebagaimana
terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 131/PMK.05/2016 tentang Pelaksanaan Piloting Sistem
Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI);
d. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 281/PB/2015
tentang Pelaksanaan SAKTI Tahap II sebagaimana terakhir diubah
dengan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor 462/PB/2016.

2. Prosedur atau alur kegiatan


a. Supervisi Teknis SPAN:
1) Memastikan Standar Operasional Prosedur dijalankan oleh

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 9


masing-masing user SPAN sesuai modul yang dijalankan
2) Proses troubleshooting aplikasi SPAN sesuai arahan Dit. SITP

b. Supervisi Teknis SAKTI:


1) Asistensi piloting SAKTI sesuai periode yang ditentukan
2) Memastikan pengelolaan Sistem Administrasi SAKTI sesuai
dengan ketentuan yang mencakup pengguna modul SAKTI, Set-
up Data dan Konfigurasi Sistem, serta Pengelolaan Database dan
Jaringan
3. Kegiatan Rutin Harian
a. Mengelola basis data SAKTI KPPN sebagai satker
b. Monitoring SOP SPAN & SAKTI
c. Troubleshooting Aplikasi SPAN & SAKTI
d. Menatausahakan user OM SPAN Satuan Kerja
4. Poin-poin penting
a. Dalam rangka supervisi teknis SPAN & SAKTI, Seksi MSKI
melakukan koordinasi dengan Direktorat SITP melalui sarana
HAI-DJPBn (via e-mail dan website)
b. Dalam proses pelaksanaan piloting, KPPN akan dibantu oleh
Tim Pendampingan bersama trainer lokal peserta ToT dan
EUT Sakti pada masing-masing unit.
c. Setelah pelaksanaan piloting SAKTI, peraturan maupun
ketentuan dalam rangka supervisi teknis akan diterbitkan
selanjutnya

B. Asistensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Eksternal

1. Dasar Hukum
a. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-50/PB/2016
tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Tugas Manajemen Satuan Kerja
pada KPPN;
b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-38/PB/2016
tentang Pembina Pengelola Perbendaharaan.

10 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


2. Prosedur atau alur kegiatan
a. Pelaksanaan asistensi yang dilakukan di meja layanan dalam bentuk
bimbingan teknis
b. Kegiatan asistensi yang dilakukan diluar meja layanan berdasarkan
surat tugas

3. Kegiatan Rutin Harian

Pelaksanaan asistensi aplikasi pendukung kegiatan pelaksanaan anggaran


satuan kerja pada meja layanan front office yang dilakukan oleh petugas
CSO.

C. Melakukan Penyelenggaraan Fungsi Manajemen Hubungan


Pengguna Layanan (Customer Relationship Management)

1. Dasar Hukum

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-50/PB/2016


tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Tugas Manajemen Satuan Kerja
Pada KPPN

2. Prosedur atau alur kegiatan


a. Menatausahakan data satuan kerja dan melakukan analisis atas
kinerja pelaksanaan anggaran satuan kerja
b. Melakukan interaksi langsung dengan satuan kerja yang lebih tepat
sasaran dan sesuai dengan kebutuhan satuan kerja
c. Membantu pelaksanaan dan pelaporan terkait program sertifikasi
bendahara
d. Melaksanakan tindak lanjut dan koordinasi atas permasalahan,
pernyataan dan/atau masukan, dan pembinaan satuan kerja

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 11


3. Kegiatan Rutin harian
a. Kepala Seksi bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh
aktivitas CRM antara lain:
1) Mengkoordinasikan langkah tindak lanjut atas permasalahan/
pertanyaan/ masukan;
2) Memastikan validitas dan kelengkapan data yang diinput pada
aplikasi HAI-DJPb;
3) Melakukan monitoring penyelesaian tindak lanjut melalui
dashboard Monitoring HAI-DJPb.
b. Pelaksana:
1) Customer Service Officer (CSO) memberikan layanan helpdesk
kepada satuan kerja pada front office KPPN, menyampaikan
informasi dan langkah terkait kepada SSO untuk tindakan lanjutan,
serta menginput data layanan pada HAI-DJPb ;
2) CSO melakukan layanan dengan tahapan meliputi:
a) Menerima pertanyaan, permintaan, dan/atau masukan dari
satuan kerja secara langsung di meja layanan front office
KPPN dan sarana komunikasi lainnya;
b) Menjawab pertanyaan dan layanan helpdesk aplikasi;
c) Menyampaikan informasi-informasi dan langkah tindak lanjut
yang diperlukan kepada SSO;
d) Menginput data layanan pada HAI-DJPb yang terdiri dari:
• data satuan kerja yang dilayani
• pertanyaan dan permintaan yang sudah terselesaikan
beserta jawaban dan langkah tindak lanjut
• pertanyaan dan permintaan yang belum terselesaikan dan/
atau masukan
e) Melakukan monitoring proses pengajuan pencairan dana
melalui aplikasi Online Monitoring SPAN;
f) Menyampaikan dan mengumpulkan survey kepuasan
masyarakat kepada satuan kerja secara triwulanan;

12 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


g) Menyampaikan informasi layanan terkait dengan
penyelenggaraan sertifikasi bendahara, yang meliputi
pengumuman, pendaftaran, ujian, dan penerbitan sertifikasi
bendahara

c. Satker Support Officer (SSO) mereviu dan menganalisis kinerja satuan


kerja, mengkoordinasi langkah tindak lanjut atas hasil review dan
analisis, melaksanakan pembinaan dengan asistensi, bimbingan
teknis, dan lainnya kepada satuan kerja, serta menatausahakan data
satuan kerja dengan perekaman update data.
d. SSO melakukan layanan dengan kegiatan meliputi:
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembinaan, bimbingan teknis,
serta monitoring dan evaluasi;
2) Menatausahakan data satuan kerja baik dengan melakukan input
data baru dan update kartu kendali satuan kerja melalui dashboard
Monitoring HAI-DJPb;
3) Melakukan pengolahan data hasil survei kepuasan masyarakat
dan menyusun laporan hasil survei secara triwulanan.
4) Review dan analisis data satuan kerja;
5) Monitoring dalam rangka pengukuran kinerja satuan kerja dan
identifikasi permasalahan satuan kerja;
6) Mengkoordinasi dan melaksanakan pembinaan dalam rangka
penyelesaian permasalahan dan peningkatan kualitas satker
melalui asistensi aplikasi, bimbingan teknis, sosialisasi dan
lainnya; dan
7) Menyusun laporan.

4. Poin-poin penting
a. Pelaksana yang ditunjuk sebagai CSO/SSO diutamakan memiliki
sertifikat Penyuluh Perbendaharaan/Treasury Management
Representative (TMR).
b. Selalu meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam hal:
1) Berkomunikasi secara lisan dan tulis

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 13


2) Pemahaman dan penguasaan proses bisnis aplikasi pendukung
(SPAN, SAKTI, MPN G2, dan aplikasi satuan kerja)
3) Pemahaman dan penguasaan peraturan maupun pedoman
perbendaharaan lainnya.
c. Selalu memastikan terciptanya hubungan baik dengan satuan kerja.
d. Petunjuk teknis, format kuisioner, metode pengolahan data dan
pelaporan survey kepuasan masyarakat mengacu pada Keputusan
Menteri Keuangan tentang pedoman survey kepuasan masyarakat
terhadap penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan
Kementerian Keuangan.
e. Pelaksanaan tugas manajemen satker dapat dibantu seksi lain apabila
diperlukan

5. Laporan
a. CSO menyusun laporan kegiatan yang terdiri dari:
1) Laporan Daftar Pertanyaan/Permintaan Yang Sudah Terselesaikan
pada Satuan Kerja
2) Laporan Daftar Pertanyaan/Permintaan Yang Belum Terselesaikan
pada Satuan Kerja
b. SSO menyusun laporan secara triwulanan yang meliputi:
1) Hasil monitoring, review, dan analisis kinerja/ permasalahan
satuan kerja serta rekomendasi tindak lanjut
2) Pelaksanaan asistensi, pelatihan, sosialisasi, dan/atau bimbingan
teknis; dan
3) Laporan Hasil Survei Kepuasan Masyarakat
c. Seksi MSKI/PDMS menyusun Laporan Rekap Layanan Perbendaharaan
secara triwulanan
d. Laporan-laporan tersebut diatas disusun menjadi satu Laporan
Manajemen Satuan Kerja yang disampaikan secara triwulanan kepada
Kantor Wilayah c.q. Bidang Supervisi KPPN dan Kepatuhan Internal

14 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


6. Aplikasi
a. Aplikasi HAI DJPb
b. Dashboard Monitoring HAI DJPb
c. Aplikasi OMSPAN
d. Aplikasi Satuan Kerja

D. Pengelolaan Layanan Perbendaharaan dan Rencana Penarikan Dana

1. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 277/PMK.05/2014 tentang
Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana, dan Perencanaan
Kas
b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-50/PB/2016
tentang Pedoman Tugas Manajemen Satuan Kerja pada KPPN

2. Penyediaan layanan perbendaharaan, meliputi:


a. Pengelolaan dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja
b. Monitoring Uang Persediaan/Tambahan Uang Persediaan (UP/TUP)
satuan kerja
c. Monitoring perencanaan kas satuan kerja
d. Monitoring pelaksanaan rekonsiliasi dan penyampaian laporan
keuangan satuan kerja
e. Monitoring penyelesaian tagihan kontraktual
f. Monitoring rencana penarikan dana dan estimasi penerimaan
g. Monitoring penolakan Surat Perintah Membayar (SPM)
h. Monitoring data kontrak dan supplier
i. Monitoring penyelesaian Retur Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
j. Monitoring revisi anggaran
k. Monitoring Laporan Pertanggungjawaban Bendahara dan pengelolaan
basis data satuan kerja

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 15


3. Prosedur atau alur kegiatan
a. Layanan Perbendaharaan :
1) Pelaksanaan pemberian ijin dan perpanjangan TUP satuan
kerja, penerbitan Kartu Identitas Pengenal Satuan Kerja (KIPS),
penerbitan Personal Identification Number Pejabat Penandatangan
Surat Perintah Membayar (PIN-PPSPM) dan perbaikan basis data
satuan kerja
2) Dalam rangka pengelolaan UP/TUP pada satuan kerja, KPPN
melakukan monitoring atas pengelolaan UP/TUP yang dilakukan
satuan kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Rencana Penarikan Dana/Penerimaan Dana:
1) Penerimaan Rencana Penarikan Dana (RPD) Bulanan/Harian dan/
atau Rencana Penerimaan Dana tingkat Satker
2) Pemutakhiran RPD dan/atau Rencana Penerimaan Dana tingkat
Satker
3) Melakukan monitoring batas waktu penyampaian SPM sesuai
dengan data renkas harian satker melalui aplikasi konversi
4) Analisis dan reviu kesesuaian terhadap rencana penarikan Dana
Bulanan yang telah disampaikan oleh Satker dengan realisasi
satuan kerja
5) Penyampaian/pemutakhiran RPD Bulanan dan/atau Harian
tingkat KPPN kepada Kanwil DJPB dan Direktur Pengelolaan Kas
Negara

4. Kegiatan Rutin Harian


a. Pelaksanaan pemberian ijin dan perpanjangan TUP satuan kerja
b. Penerbitan dan penggantian Kartu Identitas Pengenal Satuan Kerja
(KIPS)
c. Penerbitan Personal Identification Number Pejabat Penandatangan
Surat Perintah Membayar (PIN-PPSPM)
d. Perbaikan basis data satuan kerja
e. Setiap akhir hari kerja, melakukan unggah ADK RPD Harian tingkat

16 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


KPPN ke dalam File Transfer Protocol (FTP) melalui aplikasi konversi
f. Melakukan monitoring penyampaian RPD Harian tingkat satker
melalui modul perencanaan kas pada Online Monitoring SPAN (OM-
SPAN)
g. Penatausahaan RPD/Rencana Penerimaan Dana bulanan dan/atau
harian Satuan Kerja
h. Mengirimkan data GPP/DPP/BPP satker ke DSP
i. Melakukan monitoring penggunaan UP dan TUP melalui aplikasi
OMSPAN
j. Membuat surat teguran atas keterlambatan penggantian uang
persediaan dan pertanggungjawaban TUP.
k. Membuat surat pemberitahuan pengenaan sangsi pemotongan dana
UP
l. Melakukan reviu atas pengelolaan UP/TUP triwulanan yang meliputi
ketepatan waktu pertanggungjawaban, frekuensi pertanggungjawaban
UP, besaran prosentase revolving UP, dan pengenaan sangsi pengenaan
UP
m. Menyusun laporan monitoring pengembalian/penolakan SPM pada
petugas konversi

5. Poin-poin penting
a. Dalam rangka menjaga kesinambungan pelayanan perbendaharaan
yang optimal, setiap pelaksana maupun Kepala Seksi MSKI diwajibkan
meningkatkan kompetensi;
b. Poin-poin analisa RPD antara lain:
1) Kesesuaian rencana dan pagu DIPA yang ada
2) Perbandingan rencana dengan satker yang memiliki karakter yang
sama
3) Ketepatan waktu penyampaian
4) Kesesuaian RPD Bulanan dengan realisasi
5) Kendala dan permasalahan
6) Tren/pola penyerapan

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 17


6. Laporan
a. Kertas Kerja Reviu dan analisis ringkas reviu
b. Laporan data pengelolaan UP
c. Laporan monitoring pengembalian/penolakan SPM pada petugas
konversi
7. Aplikasi
a. Aplikasi OMSPAN
b. Tool ME Budget Execution
c. Aplikasi Konversi
d. Aplikasi PIN PPSPM KPPN

E. Fasilitas Sertifikasi Bendahara

1. Dasar Hukum
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Sertifikasi Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola APBN
b. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 126/PMK.05/2016
tentang Tata Cara Pelaksanaan Sertifikasi Bendahara Pada Satuan
Kerja Pengelola APBN
c. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 37/PB/2016
tentang Petunjuk Teknis Sertifikasi Bendahara pada Satuan Kerja
Pengelola APBN
d. Keputusan Ketua Unit Penyelenggaran Sertifikasi Bendahara Nomor
608/PB.7/2016 tentang Penetapan Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara sebagai Tempat Uji Kompetensi tahun 2016
e. Surat Keputusan Penetapan KPPN sebagai TUK

2. Prosedur atau alur kegiatan

KPPN selaku Tempat Uji Kompetensi (TUK) dalam kegiatan Sertifikasi


Bendahara melaksanakan prosedur atau kegiatan sebagai berikut:
a. Menyebarkan informasi jadwal pelaksanaan Ujian Sertifikasi

18 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


berdasarkan rencana pelaksanaan/jadwal Ujian Sertifikasi yang telah
ditetapkan oleh Unit Penyelenggara
b. Menerima pendaftaran calon peserta Ujian Sertifikasi
c. Membantu pelaksanaan Ujian Sertifikasi
d. Melakukan verifikasi administratif pendaftaran peserta Ujian
Sertifikasi
e. Menyampaikan daftar calon peserta Ujian Sertifikasi yang lulus
verifikasi administratif kepada Unit Penyelenggara
f. Memastikan lokasi pelaksanaan Ujian Sertifikasi telah sesuai dengan
kondisi lingkungan kerja profesi Bendahara
g. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan Ujian Sertifikasi
kepada Unit Penyelenggara
h. Menyampaikan hasil Ujian Sertifikasi kepada peserta Ujian Sertifikasi
berdasarkan hasil Ujian Sertifikasi yang telah ditetapkan oleh Unit
Penyelenggara

3. Kegiatan Rutin Harian

Mengumumkan pendaftaran bendahara tersertifikasi, menerima dan


melakukan verifikasi administratif pendaftaran calon peserta Ujian
Sertifikasi

4. Poin-poin penting

a. KPPN selaku TUK harus memenuhi persyaratan teknis yaitu:


1) Mampu memfasilitasi ketersediaan ruangan yang dapat digunakan
untuk pelaksanaan ujian dengan kondisi yang mendukung
pelaksanaan ujian
2) Mampu memfasilitasi ketersediaan peralatan pendukung
pelaksanaan Ujian Sertifikasi yang memadai
3) Memiliki 1 (satu) orang pegawai yang memahami skema dan
ketentuan terkait pelaksanaan Sertifikasi

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 19


b. Dalam pelaksanaan sertifikasi, TUK menggunakan Aplikasi SIMSERBA
(Sistem Informasi Manajemen Sertifikasi Bendahara)
c. Selain proses sertifikasi, KPPN sebagai TUK melakukan fasilitasi
perpanjangan, penggantian dan pencabutan sertifikat bendahara

F. Pelaksanaan Tugas Pembina Pengelola Perbendaharaan (Treasury


Management Representative)

1. Dasar Hukum

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-38/PB/2016


tentang Pembina Pengelola Perbendaharaan (Treasury Management
Representative)

2. Pengertian

Pembina Pengelola Perbendaharaan (Treasury Management


Representative) adalah pelaksana pada Kanwil Ditjen Perbendaharaan
dan KPPN yang memiliki sertifikat pendidikan dan pelatihan TMR

3. Pelaksanaan Tugas

Tugas TMR pada KPPN mencakup seluruh layanan perbendaharaan


kepada Satker meliputi:
a. Pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan perbendaharaan
b. Pembinaan dan bimbingan teknis layanan perbendaharaan lainnya

4. Mekanisme Pelaksanaan Tugas


a. Pembinaan dan bimbingan teknis yang dilaksanakan pada meja
layanan, merupakan pembinaan dan bimbingan teknis dalam rangka
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kanwil Ditjen Perbendaharaan
dan KPPN.

20 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


b. Pembinaan dan bimbingan teknis yang dilaksanakan di luar meja
layanan (over the counter), dapat diselenggarakan berdasarkan
inisiatif dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan, KPPN, dan/atau Satker.

5. Poin-Poin Penting
a. Dalam rangka pelaksanaan tugas, TMR harus mematuhi tata tertib
sebagai berikut:
1) Setiap pelaksanaan tugas pembinaan dan bimbingan teknis
yang dilaksanakan di luar meja layanan (over the counter), harus
berdasarkan surat tugas yang ditetapkan oleh Kepala Kanwil Ditjen
Perbendaharaan atau Kepala KPPN sesuai dengan kewenangannya
2) Setiap TMR tidak diperkenankan menyusun dokumen terkait
pelaksanaan tugas kebendaharaan Satker
3) Setiap TMR tidak diperkenankan meminta fasilitas dalam bentuk
apapun dari Satker
4) Setiap TMR dilarang menerima gratifikasi sebagaimana diatur
dalam peraturan perundangan-undangan yang mengatur
mengenai gratifikasi
5) Setiap TMR harus selalu menjaga nama baik Direktorat Jenderal
Perbendaharaan dan berpegang teguh kepada kode etik pegawai
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
6) Setiap TMR harus selalu meningkatkan kemampuan dan keahlian
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas
7) Setiap TMR harus menyusun pelaporan pelaksanaan tugas dan
menyampaikan pelaporan tersebut secara berjenjang sesuai
ketentuan
b. Mekanisme Pelaporan pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara
1) Setiap TMR pada KPPN dalam melaksanakan tugasnya diwajibkan
menyusun laporan

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 21


2) Laporan disampaikan oleh TMR kepada Kepala KPPN melalui
seksi yang melaksanakan fungsi pembinaan dan bimbingan teknis
secara bulanan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
3) KPPN menyampaikan rekapitulasi laporan dimaksud secara
bulanan kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan c.q. Kepala Bidang
Supervisi KPPN dan Kepatuhan Internal paling lambat tanggal 15
bulan berikutnya.

6. Kegiatan rutin harian


a. Layanan Konsultasi Perbendaharaan yang dilaksanakan pada ruang
Mini Treasury Learning Center (terjadwal/sewaktu-waktu)
b. Kegiatan pendampingan/dukungan layanan konsultasi
perbendaharaan pada counter Customer Service Officer maupun SSO di
Front Office.

7. Laporan
Rekapitulasi Laporan TMR

8. Sanksi

TMR yang melanggar tata tertib pelaksanaan tugas, dikenai sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Kode
Etik Pegawai Ditjen Perbendaharaan dan/atau disiplin Pegawai Negeri
Sipil.

G. Fasilitasi Kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Pihak Lainnya

1. Dasar Hukum
a) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2013
tentang Pedoman Pembinaan Pelaksanaan Anggaran Daerah
b) Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional

22 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


2. Prosedur atau alur kegiatan
a) Kegiatan penyusunan Kajian Fiskal Regional oleh Kanwil Ditjen
Perbendaharaan dalam hal ini apabila pegawai KPPN disertakan
dalam Tim Penyusunan
b) Langkah-langkah pengumpulan data dari Pemerintah Daerah
berdasarkan surat tugas Kanwil Ditjen Perbendaharaan

3. Kegiatan yang mendukung

Dalam rangka memudahkan fasilitasi kerjasama, KPPN perlu untuk


meningkatkan komunikasi dan menciptakan hubungan baik dengan
Pemerintah Daerah dalam wilayah kerjanya.

H. Monitoring Penerimaan Dana Transfer

1. Dasar Hukum

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang


Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa

2. Prosedur atau alur kegiatan


a. Penerimaan Lembar Konfirmasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa
(LKT) serta Lembar Rekapitulasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa
(LRT) dari Kepala Daerah dalam wilayah kerjanya;
b. Penyampaian LKT dan LRT kepada Kepala Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 23


24 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal
BAB IV
TUGAS & FUNGSI KEPATUHAN INTERNAL

A. Dasar Hukum

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
2. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-20/PB/2016 tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit
Kepatuhan Internal di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

B. Tugas

Pelaksanaan fungsi Kepatuhan Internal berdasarkan Peraturan Menteri


Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai tugas:
1. Melakukan pemantauan pengendalian intern
2. Pengelolaan risiko
3. Pengelolaan pengaduan
4. Pengelolaan kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin
5. Tindak lanjut hasil pemeriksaan
6. Melakukan perumusan rekomendasi perbaikan proses bisnis
7. Koordinasi pemberian keterangan saksi/ahli keuangan negara
8. Pelaksanaan program Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi
Bersih Melayani (WBK/WBBM).

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 25


C. Uraian Jabatan

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 811/KM.1/2017


tentang Uraian Jabatan bagi Jabatan Struktural Instansi Vertikal di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, maka uraian tugas
dan kegiatan Kepala Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal/
Pencairan Dana dan Manajemen Satker terkait Pelaksanaan Tugas
Kepatuhan Internal yaitu:
1. Menyusun rencana pemantauan, pelaksanaan pemantauan, dan
penyusunan laporan dan rekomendasi hasil pemantauan pengendalian
internal di lingkungan KPPN
2. Mengoordinasikan dan melakukan monitoring atas tindak lanjut
rekomendasi hasil pemantauan pengendalian internal di lingkungan
KPPN
3. Menyusun rencana pemantauan, pelaksanaan pemantauan, dan
penyusunan laporan dan rekomendasi hasil pemantauan kepatuhan
kode etik di lingkungan KPPN.
4. Mengoordinasikan dan melakukan monitoring atas tindak lanjut
rekomendasi hasil pemantauan kepatuhan kode etik dan disiplin
pegawai di lingkungan KPPN.
5. Menghimpun, mereviu dan merekapitulasi serta menyajikan usulan
profil risiko dari Unit Pengelola Risiko (UPR) KPPN.
6. Melakukan pemantauan penanganan risiko di Unit Pengelola Risiko
(UPR) KPPN secara berkala.
7. Melakukan pemantauan perkembangan Indikator Risiko Utama (IRU)
secara berkala.
8. Menyusun laporan hasil pemantauan penanganan risiko dan
perkembangan indikator risiko utama (IRU) secara berkala.
9. Melakukan reviu profil risiko KPPN.
10. Melakukan pembinaan dan koordinasi penerapan manajemen risiko
pada KPPN.
11. Melakukan internalisasi budaya sadar risiko.
12. Melakukan pengelolaan pengaduan.

26 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


13. Melakukan penanganan atas dugaan pelanggaran kode etik dan
disiplin pegawai.
14. Melakukan penyusunan laporan hasil penanganan atas dugaan
pelanggaran kode etik dan disiplin pegawai.
15. Melakukan pengujian kepatuhan atas pelaksanaan tugas dan fungsi.
16. Melakukan koordinasi pelaksanaan fungsi Unit Pengendali Gratifikasi
(UPG).
17. Melakukan koordinasi dan evaluasi tindak lanjut hasil pemeriksaan.
18. Melakukan koordinasi pemberian keterangan saksi/ahli keuangan
negara.
19. Melakukan koordinasi penanganan masalah hukum.
20. Melakukan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan program
pembangunan zona integritas dan WBK/WBBM

D. SOP Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor


KEP-287/PB/2015 Tentang Standar Operasional Prosedur pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara, Standar Operasional Prosedur (SOP)
dalam pelaksanaan fungsi kepatuhan internal, meliputi:
1. Penyusunan rencana pemantauan pengendalian intern di lingkungan
KPPN;
2. Penyusunan Laporan Hasil Pemantauan, Pengendalian Intern,
Kepatuhan Kode Etik, dan Disiplin Pegawai;
3. Penyusunan Laporan Hasil Pengelolaan Risiko pada KPPN;
4. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Manajemen Risiko pada KPPN;
5. Penyusunan Keputusan Kepala KPPN tentang Pelaksana Pemantauan
pada KPPN;
6. Pelaksanaan pemantauan pengendalian utama dan observasi
pengendalian utama pada KPPN;
7. Penyusunan Laporan Bulanan Pemantauan Pengendalian Utama pada
KPPN;

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 27


8. Pelaksanaan Pemantauan Efektivitas Implementasi dan Kecukupan
Rancangan (EIKR) pada KPPN;
9. Penyusunan Keputusan Kepala KPPN tentang Pengelola Pengaduan
KPPN;
10. Penyusunan Laporan Bulanan Pengaduan KPPN;
11. Pelaksanaan Pemeriksaan Aparat Pengawas Fungsional pada KPPN;
12. Pelaksanaan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan Aparat
Pengawas Fungsional pada KPPN;
13. Penandatanganan/pembaruan Pakta Integritas Pejabat/Pegawai
lingkup KPPN;
14. Penandatangan/pembaruan Pakta Integritas Mitra Kerja KPPN;
15. Penanganan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Disiplin Pegawai pada
KPPN;
16. Pengelolaan Pengaduan/Keberatan Masyarakat yang diterima melalui
sarana pengaduan pada KPPN

E. Pengertian

1. UKI pada tingkat KPPN, yang selanjutnya disebut sebagai UKI-P


adalah:
a. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal pada KPPN, yang
melaksanakan tugas kepatuhan internal pada KPPN Tipe A1 dan
KPPN Khusus Pinjaman dan Hibah;
b. Seksi Verifikasi, Akuntansi, dan Kepatuhan Internal, yang
melaksanakan tugas kepatuhan internal pada KPPN Tipe A2 dan
KPPN Investasi; dan
c. Seksi Pelaporan dan Kepatuhan Internal, yang melaksanakan
tugas kepatuhan internal pada KPPN Penerimaan
2. UKI-P mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Melaksanakan kegiatan:
1) Penerapan Manajemen Risiko
2) Melaksanakan pemantauan pengendalian internal pada
lingkup unit kerjanya masing-masing

28 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


3) Pemantauan terhadap Kepatuhan Kode Etik dan Disiplin
Pegawai;
4) Penanganan terhadap dugaan pelanggaran Kode Etik dan
Disiplin Pegawai
5) Pengendalian Gratifikasi
6) Pengelolaan Pengaduan
7) Monitoring dan Evaluasi Tindak Lanjut Hasil Audit
8) Penugasan saksi untuk pejabat/pegawai di lingkungan unit
kerjanya masing-masing
9) Zona integritas
b. Melakukan koordinasi dengan UKI-E1 melalui UKI-W sehubungan
dengan:
1) Permohonan penunjukan saksi/ahli
2) Permohonan bantuan hukum terhadap tuntutan, proses
beracara di peradilan, dan penanganan permasalahan hukum
bagi pejabat/pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan untuk perkara selain permasalahan hukum
keuangan negara.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 29


30 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal
BAB V
PELAKSANAAN TUGAS KEPATUHAN INTERNAL

A. Penerapan Manajemen Risiko

1. Dasar Hukum
a. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2016
Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
b . Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-796/PB/2016
tentang Pedoman Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perbandaharaan
2. Pelaksanaan Tugas

Penerapan Manajemen Risiko pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan


diwujudkan melalui:
a. Pengembangan Budaya Sadar Risiko
Bentuk Budaya Sadar Risiko dikembangkan sesuai dengan:
1) Nilai-nilai Kementerian Keuangan dalam pelaksanaan kegiatan
pencapaian tujuan organisasi
2) Diwujudkan dengan adanya pemahaman dan pengelolaan risiko
sebagai bagian dari setiap proses pengambilan keputusan di
seluruh tingkatan organisasi
b. Penyelenggaraan Proses Manajemen Risiko
Penyelenggaraan proses manajemen risiko diterapkan melalui
tahapan:

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 31


1) Komunikasi dan konsultasi, bertujuan untuk mendapatkan dan
menyebarkan informasi terkait penerapan manajemen risiko
sehingga terdapat kesamaan persepsi pada seluruh pihak dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
2) Penetapan konteks, bertujuan untuk memahami dan menetapkan
lingkungan dan batasan dalam menjalankan manajemen risiko
pada masing-masing UPR
3) Identifikasi risiko, yang terdiri dari :
a) Identifikasi risiko, yang dilakukan dengan cara
mengidentifikasi kejadian, penyebab, dan konsekuensi
peristiwa risiko yang dapat menghalangi, menurunkan, atau
menunda pencapaian tujuan organisasi
b) Analisis risiko, bertujuan untuk menentukan level risiko
c) Evaluasi risiko, yang dilakukan untuk membantu dalam
pengambilan keputusan mengenai perlu tidaknya dilakukan
upaya penanganan risiko lebih lanjut serta penentuan
prioritas penanganannya
4) Penanganan Risiko bertujuan untuk menurunkan level risiko
5) Pemantauan dan reviu, yang dilakukan terhadap seluruh aspek
dari Proses Manajemen Risiko. Pelaksanaan proses manajemen
risiko dituangkan dalam Piagam Manajemen Risiko
c. Pembentukan Struktur Manajemen Risiko
Struktur Manajemen Risiko dibentuk dalam rangka pengendalian dan
pengawasan pengendalian terhadap penerapan Manajemen Risiko di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang terdiri dari :
1) Komite Manajemen Risiko yang terdiri dari :
a) Direktur Jenderal Perbendaharaan selaku ketua
b) Sekretaris DJPb selaku ketua pelaksana harian
c) Para pejabat eselon II kantor pusat selaku anggota
2) Unit Pemilik Risiko (UPR) yaitu unit organisasi pemilik peta
strategi yang bertanggung jawab melaksanakan manajemen risiko
yang meliputi tingkat unit eselon I, unit eselon II dan KPPN
3) Unit Kepatuhan Manajemen risiko yang dilaksanakan oleh UKI
DJPb

32 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


B. Pemantauan Pengendalian Intern

1. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
435/PMK.09/2012 tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian
Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan
c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 32/KMK.09/2013 tentang
Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern dan Pedoman
Teknis Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian
Keuangan
d. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2016
Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
e. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 800/PB/2016
tentang Pelaksanaan Pemantuan Pengendalian Intern di Lingkungan
Ditjen Perbendaharaan

2. Pelaksanaan Tugas
a. Pemantauan Pengendalian Intern dilaksanakan dengan 2 (dua) cara,
yaitu:
1) Pemantauan berkelanjutan
Pemantauan berkelanjutan (ongoing monitoring) adalah
pemantauan atas pengendalian intern yang melekat dalam aktivitas
operasi normal suatu entitas, yaitu meliputi aktivitas pengelolaan
dan pengawasan rutin dan tindakan lainnya yang dilaksanakan
oleh pemilik pengendalian dalam rangka pelaksanaan tugasnya
2) Evaluasi terpisah yang terdiri dari :
a) Pemantauan pengendalian utama Pemantauan pengendalian

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 33


utama dilaksanakan untuk memastikan pengendalian utama
yang ditetapkan dalam suatu kegiatan telah berjalan sesuai
dengan sistem, prosedur, proses bisnis dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku
b) Pemantauan efektivitas implementasi dan kecukupan
rancangan Pemantauan efektivitas implementasi dan
kecukupan rancangan dilaksanakan untuk memastikan
efektivitas pelaksanaan dan kecukupan rancangan
pengendalian dalam mendukung pencapaian tujuan kegiatan
b. Pelaksana Pemantauan pada Unit Kepatuhan Internal tingkat KPPN
(UKI-P) dilaksanakan oleh Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan
Internal pada KPPN tipe A1 dan KPPN Khusus Pijaman dan Hibah
atau Seksi Verifikasi dan Akuntansi dan Kepatuhan Internal pada
KPPN tipe A2 dan KPPN Khusus Investasi atau Seksi Pelaporan dan
Kepatuhan Internal pada KPPN Khusus Penerimaan. Masing-masing
UKI-P memiliki tugas sebagai berikut:
1) Menyusun jadwal dan perencanaan sumber daya pemantauan
KPPN
2) Melaksanakan pemantauan pengendalian intern, termasuk
memantau tindak lanjut atas hasil pemantauan terhadap unit
kerja KPPN
3) Menindaklanjuti hasil evaluasi dan pembinaan kegiatan
pemantauan pengendalian intern dari kantor wilayah
4) Menyampaikan laporan kegiatan pemantauan pengendalian
intern KPPN.
c. Dalam pelaksanaan tugas pemantauan pengendalian intern, UKI-P
menyampaikan laporan hasil pemantauan pengendalian intern
kepada pimpinan UKI-W dan UKI-W menyampaikan laporan hasil
pemantauan pengendalian intern kepada pimpinan UKI-E1

34 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


3. Tahapan Pelaksanaan Pemantauan Pengendalian Intern

Pelaksanaan pemantauan pengendalian intern dilaksanakan melalui


tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Penetapan pegawai pada UKI sebagai Pelaksana Pemantauan yang
ditugaskan oleh pimpinan unit kerja untuk melaksanakan pemantauan
pengendalian intern
b. Penetapan kegiatan yang akan dilakukan pemantauan pengendalian
intern yang dituangkan dalam Rencana Pemantauan Tahunan (RPT)
dan penyusunan perangkat pemantauan oleh UKI-E1 untuk masing-
masing kegiatan
c. Pelaksanaan pemantauan pengendalian intern dengan perangkat
pemantauan dan frekuensi yang telah ditetapkan
d. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan pemantauan pengendalian
intern sesuai jadwal dan disampaikan kepada pihak yang telah
ditetapkan
e. Evaluasi atas pelaksanaan pemantauan pengendalian intern secara
berjenjang
f. Kegiatan yang dituangkan dalam RPT meliputi kegiatan:
1) Pemantauan Pengendalian Utama (PPU)
2) Pemantauan Efektivitas Implementasi dan Kecukupan Rancangan
(EIKR) Pengendalian Intern

4. Prosedur atau alur kegiatan


Pemantauan Pengendalian Utama
a. Kepala Seksi MSKI/VeraKI menugaskan pelaksana untuk menyusun
konsep nota dinas permintaan dokumen kegiatan dalam periode 1
(satu) tahun sebagaimana rencana pemantauan pengendalian intern
(pemantauan) yang telah disampaikan kepada Subbagian Umum/
seksi terkait, melaksanakan pemantauan pengendalian utama
(pemantauan) dan/atau observasi pengendalian utama (observasi)
sesuai frekuensi yang telah ditentukan.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 35


b. Kepala Seksi MSKI/VeraKI menerima dan meneliti konsep nota
dinas, menandatangani konsep/net nota dinas permintaan dokumen,
meneruskan nota dinas permintaan dokumen kepada pelaksana
pemantauan untuk disampaikan kepada Kepala Subbagian/Kepala
Seksi terkait.
c. Pelaksana pemantauan menerima mengagenda dan menggandakan
nota dinas, mendistribusikan nota dinas kepada Kepala Subbagian/
Kepala Seksi terkait, serta tembusan kepada Kepala KPPN,
mengadministrasikan nota dinas sebagai arsip.
d. Kepala Seksi/Kepala Subbagian terkait menerima dan meneliti nota
dinas dari Seksi MSKI/VeraKI, mempedomani nota dinas untuk
mengumpulkan seluruh dokumen yang dimintakan dalam proses
pemantauan sesuai frekwensi pemantauan, mendisposisikan nota
dinas kepada Pelaksana Subbagian/Seksi terkait dan menugaskan
untuk mengumpulkan dokumen berdasarkan permintaan dalam nota
dinas sesuai frekwensi pemantauan.
e. Pelaksana Seksi/Subbagian terkait menerima nota dinas dari Kepala
Subbagian/ seksi terkait, mengumpulkan seluruh dokumen yang
diminta dalam nota dinas sesuai frekwensi pemantauan, menyerahkan
seluruh dokumen kepada Pelaksana Seksi MSKI/VeraKI ketika
diminta.
f. Pelaksana pemantauan menerima seluruh dokumen dari pelaksana
Subbagian/Seksi terkait, mengupdate masukan terhadap pelaksanaan
pemantauan dari CSO, menyiapkan seluruh perangkat pemantauan,
melaksanakan pemantauan dan/atau observasi sesuai frekwensi
pemantauan, menyusun Daftar Uji Pengendalian Utama (DUPU)
dan/atau Tabel Observasi Pengendalian Utama (TOPU) berdasarkan
hasil pemantauan dan/atau observasi, menyusun konsep/net
Laporan Hasil Pengujian Pengendalian Utama (LHPPU) beserta
lampirannya berdasarkan DUPU, dan/atau TOPU yang telah disusun,
menyampaikan DUPU dan/atau TOPU, dan konsep LHPPU beserta
Lampirannya kepada Kepala Seksi MSKI/VeraKI.

36 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


g. Kepala Seksi MSKI menerima dan meneliti DUPU dan/atau TOPU,
serta konsep LHPPU beserta lampirannya, menandatangani LHPPU,
menyampaikan DUPU/TOPU, dan LHPPU beserta lampirannya kepada
Pelaksana Pemantauan untuk diadministrasikan.
h. Pelaksana Pemantauan menerima DUPU dan/atau TOPU, LHPPU
serta lampirannya, mengagendakan LHPPU serta lampirannya,
menyampaikan LHPPU serta lampirannya kepada Kepala KPPN
sebagai laporan dan mengarsipkan DUPU dan/atau TOPU, serta
LHPPU dan lampirannya.

Pemantauan Efektivitas Implementasi dan Kecukupan Rancangan

Pemantauan EIKR terdiri dari 4 tahapan yaitu evaluasi pengendalian


tingkat entitas (EPITE), pemantauan efektivitas implementasi (PEI),
Evaluasi Kecukupan Rancangan (EKR), penyusunan kesimpulan mengenai
efektivitas pengendalian intern secara keseluruhan.
a. EPITE dilaksanakan minimal sekali dalam dua tahun atau apabila
terdapat perubahan yang mempengaruhi entitas seperti perubahan
pimpinan, perubahan proses bisnis dan perubahan struktur organisasi.
Langkah pelaksanaan EPITE :
1) Menyusun program kerja
2) Melaksanakan evaluasi dengan tehnik :
• Review dokumen
• Wawancara
• Survey
• Observasi
3) Menarik kesimpulan
b. PEI dilaksanakan sekali dalam setahun. Langkah-langkah dalam PEI
meliputi :
1) Melakukan pengujian terhadap atribut pengendalian
2) Melakukan pengujian untuk meyakinkan bahwa pengendalian
telah dijalankan sesuai rancangan
3) Menarik kesimpulan efektivitas implementasi

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 37


c. EKR dilaksanakan minimal sekali dalam setahun. EKR dilaksanakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menelaah dokumen identifikasi “apa yang bisa salah” dan
rancangan pengendalian yang ada
2) Mengevaluasi adanya potensi kesalahan signifikan yang belum
diidentifikasi
3) Mengevaluasi ketepatan rancangan pengendalian.
4) Menarik kesimpulan kecukupan rancangan pengendalian
d. Penyusunan Kesimpulan Efektivitas Pengendalian Intern.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Mengevaluasi dan menentukan tingkatan temuan
2) Merumuskan kesimpulan efektivitas pengendalian intern
3) Menyusun laporan hasil kesimpulan
e. Pernyataan Efektivitas Pengendalian intern oleh manajemen
Jenis pernyataan yang dibuat manajemen adalah sebagai berikut :
1) Pengendalian intern efektif
2) Pengendalian intern efektif dengan pengecualian
3) Pengendalian intern mengandung kelemahan material

5. Kegiatan Rutin Harian

Pelaksanaan Pemantauan Pengendalian Utama dilakukan setiap periode


sesuai kegiatan yang akan dipantau.

6. Poin-Poin Penting

Pemantauan pengendalian Utama dilaksanakan dalam rangka memastikan


semua SOP dijalankan dengan benar sekaligus meminimalkan risiko yang
mungkin terjadi.

38 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


7. Laporan
a. TPPU, DUPU, TOPU, LHPPU
b. Laporan EIKR, EPITE, PEI, EKR

8. Aplikasi
a. Aplikasi OMSPAN
b. Aplikasi E-Rekon L/K

C. Penerapan dan Pemantauan Kode Etik dan Disiplin Pegawai

1. Dasar Hukum
a. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2016
Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
b. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 525/PB/2016
tentang Pemantauan terhadap Pematuhan Kode Etik dan Disiplin
Pegawai di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan

2. Pelaksanaan Tugas

Pemantauan kode etik dan disiplin dilaksanakan dengan ketentuan


sebagai berikut :
a. Pelaksanaan pemantauan kode etik dan disiplin pegawai dapat
dilakukan melalui pemantauan rutin dan pemantauan lainnya.
b. Pemantauan rutin dilakukan oleh UKI kepada pegawai dan
dilaksanakan minimal satu kali dalam triwulanan. Pemantauan rutin
dilaksanakan dengan metode sidak.
c. Pemantauan lainnya dilaksanakan secara insidentil atau sesuai
instruksi pimpinan. Pemantauan lainnya dilakukan dalam hal :
1) Pemantauan kepatuhan kode etik dan disiplin pegawai
dilaksanakan dengan metode sidak
2) Pemantauan terhadap tindak lanjut penanganan dugaan

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 39


pelanggaran kode etik dan disiplin pegawai dengan metode Desk
Review.
3) Adanya instruksi pimpinan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
dilaksanakan dengan metode sidak, blind surveillance, atau bentuk
lain.
Dalam melakukan pemantauan metode sidak, UKI menyampaikan
surat tugas sidak kepada unit kerja yang dipantau.
d. Objek Pemantauan rutin :
1) Pegawai, meliputi pemantauan kedisiplinan pegawai, etika dalam
penampilan, bersikap dan berperilaku.
2) Ruang Kerja, meliputi pemantauan kebersihan, kerapian,
kenyamanan dan kondisi ruang kerja.
3) Komputer meliputi pemantauan isi dan aplikasi yang terdapat
pada komputer inventaris kantor. Bisa dilakukan terhadap sampel
komputer secara acak.

3. Prosedur dan alur kegiatan :


a. Persiapan
Menyiapkan dokumen yang diperlukan antara lain surat tugas sidak,
perangkat pemantauan dan menyiapkan peralatan pemantauan
seperti kamera, alat tulis dan voice recorder
b. Pelaksanaan
1) Mendatangi seksi/subbag yang akan dipantau tanpa
pemberitahuan sebelumnya
2) Menyampaikan surat tugas kepada pimpinan seksi/subbagian
3) Melakukan pemantauan sesuai perangkat yang dibuat
4) Meminta data yang diperlukan
5) Mengolah data yang diperoleh
c. Pelaporan
Menyiapkan bahan penyusunan laporan, menyusun laporan dan
menyampaikan laporan pada pihak terkait

40 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


4. Poin-Poin Penting
a. Temuan dugaan pelanggaran dalam pemantauan kode etik dan disiplin
pegawai harus disampaikan kepada pimpinan unit yang bersangkutan
b. Penyampaian temuan dilakukan dengan nota dinas yang memuat
hasil pemantauan dan rekomendasi tindak lanjut

5. Laporan
a. Laporan pemantauan terhadap kepatuhan kode etik dan disiplin
pegawai (untuk kepala KPPN dengan tembusan subbag/seksi terkait)
b. Laporan semesteran Pelaksanaan pemantauan terhadap kepatuhan
kode etik dan disiplin pegawai (untuk kepala kanwil)

D. Pengendalian Gratifikasi

1. Dasar Hukum
a. PMK Nomor 7/PMK.09/2017 tentang Pedoman Pengendalian
Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Keuangan
b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2016
Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
c. Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-4358/PB/2017 tentang
Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan

2. Pelaksanaan Tugas
a. Sebagai Unit Pengendali Gratifikasi (UPG), UKI mempunyai fungsi
pelayanan dan informasi pengendalian gratifikasi di unit kerja masing-
masing
b. UKI sebagai UPG mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk:
1) memberikan informasi dan data terkait perkembangan
pelaksanaan pengendalian Gratifikasi kepada pimpinan unit kerja
2) menerima laporan adanya Gratifikasi dan melakukan pencatatan
kelengkapan laporan Gratifikasi

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 41


3) meminta keterangan kepada pelapor dalam hal diperlukan
4) menentukan dan memberikan rekomendasi atas penanganan
gratifikasi yang tidak dianggap suap terkait kedinasan
5) menyampaikan rekapitulasi laporan semesteran pengendalian
Gratifikasi masing-masing unit bersangkutan dengan
melampirkan data/berkas yang terkait secara berjenjang kepada
UPG Koordinator
6) menindaklanjuti rekomendasi dari UPG Koordinator atau KPK
dalam hal penanganan dan pemanfaatan gratifikasi
7) memantau tindak lanjut atas rekomendasi dan pemanfaatan
Gratifikasi yang diberikan oleh UPG Koordinator atau KPK
8) memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada UPG Koordinator
dalam hal terjadi pelanggaran Peraturan Menteri Keuangan
RImengenai Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian
Keuangan oleh pegawai di unit kerja berkenaan
9) berkoordinasi dengan UPG secara berjenjang untuk melakukan
sosialisasi/internalisasi atas ketentuan Gratifikasi dan penerapan
pengendalian Gratifikasi
10) berkoordinasi dengan UPG secara berjenjang untuk memantau
tindak lanjut atas pemanfaatan penerimaan Gratifikasi yang
ditetapkan menjadi milik negara atau milik Pelapor/penerima
Gratifikasi
11) berkoordinasi dengan UPG secara berjenjang untuk melakukan
monitoring dan evaluasi penerapan ketentuan pengendalian
Gratifikasi di lingkungan Kementerian Keuangan;
12) melakukan koordinasi dan konsultasi dengan UPG Koordinator
dalam pelaksanaan pengendalian Gratifikasi.

3. Laporan

UPG KPPN menyusun laporan bulanan penanganan gratifikasi dan dikirim


secara elektronik kepada UPG Kanwil

42 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


E. Pengelolaan Pengaduan

1. Dasar Hukum
a. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-20/PB/2016 Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas
Unit Kepatuhan Internal Di Lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan
b. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-3/PB/2013
tentang Pengelolaan Pengaduan di Lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan

2. Pelaksanaan Tugas
a. Pengelolaan Pengaduan pada masing-masing UKI dilaksanakan oleh
Petugas Pengelola Pengaduan
b. Petugas Pengelola Pengaduan ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Jenderal Perbendaharaan untuk UKI-E1, Keputusan Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk UKI-W, dan
Keputusan Kepala KPPN untuk UKI-P
c. Pengaduan diterima oleh UKI melalui saluran:
1) Kantor Pusat, melalui saluran Telepon, Layanan Pesan Singkat,
Surat Elektronik, Surat, Tatap Muka dan Aplikasi Pengaduan
internal Direktorat Jenderal Perbendaharaan
2) Kantor Vertikal, melalui saluran pengaduan yang tersedia di unit
kerja masing-masing.
3) Aplikasi Whistleblowing System yang dikelola Inspektorat Jenderal
Kementerian Keuangan
4) Media massa yang terdiri dari media cetak, radio, televisi dan
internet
d. Prosedur dan alur Pengaduan
Standar layanan minimum dalam mengelola pengaduan :
1) Memberikan kode register pengaduan kepada pelapor
2) Merespon pengaduan paling lambat dalam 2 hari kerja setelah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 43


pengaduan diterima
3) Melakukan konfirmasi hasil tindak lanjut kepada pelapor
4) Menyampaikan informasi perkembangan penyelesaian tindak
lanjut pengaduan apabila diminta pelapor
e. Tindak lanjut terhadap pengaduan yang diterima oleh UKI dapat
berupa:
1) Pengumpulan bahan dan keterangan;
2) Investigasi;
3) Penerusan kepada atasan langsung untuk dilakukan pemeriksaan;
4) Penerusan kepada pihak eksternal; dan/atau
5) Diarsipkan

3. Laporan
Laporan bulanan pengaduan UKI KPPN ke UKI Kanwil DJPb.

F. Investigasi Internal

1. Dasar Hukum

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2016


Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

2. Pelaksanaan Tugas
a. Dalam rangka pelaksanaan tugas monitoring dan evaluasi tindak
lanjut hasil audit APF, UKI-E1 melakukan koordinasi dengan APF
terkait rencana audit, monitoring dan review yang akan dilaksanakan
di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan pada setiap awal
tahun berkenaan
b. Dalam pelaksanaan audit oleh APF, UKI memiliki peran pada tahapan:
1) Sebelum Pelaksanaan Audit (Pre-Examination)
2) Saat Pelaksanaan Audit (Under-Examination)

44 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


3) Setelah Pelaksanaan Audit (Post-Examination)
c. Pada tahapan Sebelum Pelaksanaan Audit, UKI-W/UKI-P melakukan
penyampaian informasi adanya penugasan audit oleh APF kepada
UKI-E1 melalui sarana tercepat (telepon, fax dan email)
d. Pada tahapan Saat Pelaksanaan Audit, UKI-W/UKI-P menginformasikan
kepada UKI-E1 dan/atau Direktorat/ Bagian di lingkungan Kantor
Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan apabila :
1) pada saat pelaksanaan audit dan/atau pada saat penyusunan
konsep tanggapan terdapat potensi permasalahan/temuan yang
memerlukan koordinasi lebih lanjut dan/atau asistensi dari
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan
2) pelaksanaan proses audit tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
e Pada tahapan Setelah Pelaksanaan Audit, UKI masing-masing unit
kerja:
1) mengkoordinasikan penyusunan tanggapan/jawaban atas
Laporan Hasil Audit
2) menyampaikan tanggapan/jawaban atas Laporan Hasil Audit
kepada APF dengan tembusan kepada UKI-E1

3. Laporan
Tanggapan/jawaban atas Laporan Hasil Audit

G. Penunjukan Ahli dan Koordinasi Bantuan Hukum

1) Dasar Hukum

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2016


Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 45


2) Pelaksanaan Tugas
a) Dalam hal terdapat permasalahan hukum yang melibatkan pejabat/
pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, UKI-P
dan UKI-W harus melaporkan kepada UKI-E1 secara berjenjang.
Permasalahan hukum tersebut adalah yang terkait dengan pelaksanaan
tugas kedinasan berupa tuntutan, gugatan, kegiatan beracara di
peradilan, serta permasalahan hukum lainnya selain permasalahan
Hukum Keuangan Negara
b) Dalam hal terdapat permasalahan hukum yang berkaitan dengan
Hukum Keuangan Negara, UKI-P dan UKI-W melakukan koordinasi
dengan Direktorat Sistem Perbendaharaan (c.q Subdirektorat
Pembinaan Proses Bisnis dan Hukum)

H. Zona Integritas

1. Dasar Hukum
a. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2016
Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
b. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
KEP-814/PB/2016 tentang Pedoman Akselerasi Pembangunan Zona
Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi, dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani pada KPPN

2. Pelaksanaan Tugas
a. Zona Integritas dilaksanakan melalui pembentukan Wilayah Bebas
dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
(WBBM)
b. UKI-E1, UKI-W dan UKI-P melakukan supervisi, koordinasi,
pemantauan, dan evaluasi dalam upaya pembangunan Zona Integritas
pada unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

46 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


3. Prosedur atau alur kegiatan
a. Pengajuan Unit Kerja
b. Pencanangan pembangunan Zona Integritas
c. Pelaksanaan pembangunan Zona Integritas
d. Pelaporan hasil pelaksanaan pembangunan Zona Integritas
e. Reviu laporan hasil pembangunan Zona Integritas
4. Kegiatan Rutin Harian
a. Pelaksanaan Koordinasi pembangunan Zona Integritas dengan Kanwil
Ditjen Perbendaharaan pada setiap tahapan
b. Internalisasi peraturan tentang pembangunan Zona Integritas
c. Mempersiapkan data sebagai bahan laporan perkembangan proses
pembangunan Zona Integritas.
5. Poin-poin penting
a. Seksi MSKI berperan dalam Tim Kerja Akselerasi Pembangunan Zona
Integritas sebagai koordinator
b. Tim Kerja bertanggung jawab terhadap proses pembangunan
c. Dalam pelaksanaan kegiatan, KPPN agar mengacu kepada parameter
komponen pengungkit dan parameter komponen hasil sesuai
Kepdirjen Perbendaharaan Nomor KEP-814/PB/2016.

I. Pelaksanaan Tugas Laporan Bulanan Pemantauan Pengendalian


Utama KPPN

1. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 152/KMK.09/2011 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
435/PMK.09/2012 tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian
Intern di Lingkungan Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 47


c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 32/KMK.09/2013 tentang
Kerangka Kerja Penerapan Pengendalian Intern dan Pedoman
Teknis Pemantauan Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian
Keuangan.
d. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-20/PB/2016 Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas
Unit Kepatuhan Internal Di Lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan

2. Prosedur atau alur kegiatan


a. Kepala Seksi MSKI/VeraKI menginstruksikan pelaksana pemantauan
untuk menyusun Laporan Bulanan Pemantauan Pengendalian Utama
(Laporan Bulanan).
b. Pelaksana Pemantauan mengumpulkan bahan untuk penyusunan
Laporan Bulanan yaitu seluruh LHPPU yang diterbitkan selama
bulan berkenaan, mengupdate penyelesaian tindak lanjut temuan
hasil pemantauan yang telah dilaporkan dalam LHPPU selama bulan
berkenan berdasarkan hasil koordinasi dengan Subbagian/Seksi
terkait (apabila terdapat temuan), menyusun konsep Laporan Bulanan
berdasarkan kompilasi LHPPU dan update penyelesaian tindak lanjut
temuan hasil pemantauan selama bulan berkenaan, menyusun konsep
surat pengantar penyampaian Laporan Bulanan kepada Bidang SKKI
Kanwil Ditjen Perbendaharaan selaku UKI-W, menyampaikan konsep
Laporan Bulanan dan konsep surat pengantar kepada Kepala Seksi
MSKI/VeraKI.
c. Kepala Seksi MSKI/VeraKI menerima dan meneliti konsep Laporan
Bulanan dan konsep surat pengantar dari pelaksana pemantauan,
memverifikasi kesesuaian konsep Laporan Bulanan dengan kompilasi
LHPPU dan update penyelesaian tindak lanjut temuan hasil temuan
pemantauan selama bulan berkenaan, memberikan perbaikan/
arahan terhadap konsep Laporan Bulanan, apabila diperlukan,
menandatangani Laporan Bulanan dan memaraf konsep surat
pengantar, menyampaikan Laporan Bulanan dan konsep surat

48 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


pengantar kepada Kepala KPPN.
d. Kepala KPPN menerima dan meneliti Laporan Bulanan dan Konsep
surat pengantar, melakukan konfirmasi kepada Kepala Seksi MSKI/
VeraKI terkait Laporan Bulanan, apabila diperlukan, menandatangani
surat pengantar, meneruskan Laporan Bulanan dan surat pengantar
kepala Pelaksana Subbagian TURT untuk diadministrasikan.
e. Pelaksana Subbagian TURT menerima, mengagendakan, serta
mendistribusikan Laporan Bulanan beserta surat pengantarnya
kepada Kepala Bidang SKKI Kanwil Ditjen Perbendaharaan, Kepala
Seksi MSKI/VeraKI (sebagai pertinggal), mengarsipkan Laporan
Bulanan beserta surat pengantarnya.

3. Laporan Berkala
Laporan pemantauan pengendalian utama dilakukan setiap bulan.

J. Pelaksanaan Tugas Penyusunan Laporan Pelaksanaan Manajemen


Risiko pada KPPN

1. Dasar Hukum
a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.01/2016 tentang
Manajemen Risiko Di Lingkungan Kementerian Keuangan
b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 845/KMK.01/2016 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Manajemen Risiko Di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
c. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
KEP-796/PB/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan

2. Prosedur atau Alur Kegiatan


a. Kepala Seksi MSKI/VeraKI menugaskan kepada pelaksana menyiapkan
bahan hasil pelaksanaan manajemen risiko pada KPPN yang telah
dilakukan;

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 49


b. Pelaksana menyiapkan bahan hasil pelaksanaan manajemen risiko
pada KPPN yang telah dilakukan kepada Kepala Seksi MSKI/VeraKI,
kemudian mengompilasi bahan pelaksanaan manajemen risiko
termasuk pelaksanaan manajemen risiko pada KPPN yang telah
dilakukan sebelumnya, selanjutnya menyusun hasil kompilasi bahan
pelaksanaan manajemen risiko kemudian membantu menyusun surat
pengantar dan laporan pelaksanaan manajemen risiko pada KPPN
untuk disampaikan pada Kepala Seksi MSKI/VeraKI;
c. Kepala Seksi MSKI menerima konsep surat pengantar laporan
pelaksanaan manajemen risiko pada KPPN berserta bahan-bahan
hasil kompilasi laporan pelaksanaan manajemen risiko pada KPPN,
selanjutnya membandingkan hasil pelaksanaan risiko pada KPPN yang
telah dilakukan dengan hasil pelaksanaan manajemen risiko pada
KPPN yang telah dilakukan sebelumnya, selanjutnya menyampaikan
surat pengantar dan laporan hasil pelaksanaan manajemen risiko
pada KPPN kepada Kepala Kantor
d. Kepala Kantor menerima konsep surat pengantar dan laporan hasil
pelaksanaan manajemen risiko pada KPPN beserta hasil kompilasi
laporan hasil pelaksanaan manajemen risiko pada KPPN, selanjutnya
memeriksa laporan dan menandatangani surat pengantarnya dan
meneruskan kepada pelaksana Subbagian Umum untuk diproses lebih
lanjut.
e. Pelaksana Subbagian Umum menerima surat pengantar dan laporan
hasil pelaksanaan manajemen risiko pada KPPN yang telah ditetapkan,
selanjutnya menatausahakan surat pengantar dengan member
nomor agenda pada aplikasi monitoring penyelesaian pekerjaan dan
membubuhi cap dinas pada surat pengantar, menggandakan dan
mengirim laporan hasil pelaksanaan manajemen risiko pada KPPN
dan surat pengantar pada unit terkait menatausahakan sebagai arsip
kantor.

50 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


3. Kegiatan rutin harian
a. Pemantauan berkelanjutan
Pemantauan dilakukan harian dan menjadi bagian dalam proses bisnis
organisasi
b. Pemantauan berkala
Dilakukan secara triwulanan pada bulan April, Juli, oktober dan Januari
tahun berikutnya. Pemantauan berkala untuk memantau rencana aksi
penanganan risiko, analisis status Indikator Risiko Utama (IRU), serta
tren perubahan besaran/level risiko.

4. Poin-Poin Penting
a. Setiap pimpinan dan pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan harus menerapkan manajemen risiko dalam setiap
pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian sasaran organisasi
b. Penerapan manajemen risiko dikembangkan melaui budaya sadar
risiko, pembentukan struktur manajemen risiko, penyelenggaraan
proses manajemen risiko
c. Manfaat penerapan manajemen risiko mengurangi kejutan,
meningkatnya kesempatan memanfaatkan peluang, meningkatnya
kualitas perencanaan dan meningkatnya peluang pencapaian kinerja,
meningkatkan hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan,
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, meningkatkan
reputasi organisasi, meningkatkan rasa aman bagi pimpinan dan
seluruh pegawai, meningkatkan akuntabilitas dan governance
organisasi

5. Laporan Berkala
Bentuk laporan manajemen risiko meliputi :
a. Laporan pemantauan terdiri atas laporan pemantauan triwulanan dan
tahunan.
b. Laporan manajemen risiko insidental, disusun apabila terdapat
kondisi abnormal yang perlu dilaporkan kepada pimpinan dan adanya

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 51


permintaan dari pimpinan untuk memberikan masukan
c. Loss Event Database, merupakan dokumen yang memuat risiko yang
terjadi, dampak yang ditimbulkan dan upaya yang telah dilakukan.

K. Pelaksanaan Pemeriksaan Aparat Pengawas Fungsional

1. Dasar Hukum

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2016


Tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
2. Prosedur atau alur kegiatan
a. Menerima dan meneliti surat tugas pemeriksaan dari Aparat Pengawas
Fungsional
b. Menginformasikan dan menyampaikan surat tugas pemeriksaan
oleh Aparat Pengawas Fungsional kepada Bidang SKKI Kanwil Ditjen
Perbendaharaan dan Setditjen Perbendaharaan melalui sarana
tercepat (telepon,fax, dan email)
c. Melaksanakan pengumpulan dan meneliti dokumen pendukung untuk
pemeriksaan Aparat Pengawas Fungsional dan/atau menghubungi
Subbagian/Seksi terkait sesuai substansi pemeriksaan.
d. Mengoordinasikan pelaksanaan pemeriksaan oleh aparat pengawas
fungsional dan/atau melaksanakan pendampingan terhadap
Subbagian/ Seksi terkait saat pelaksanaan pemeriksaan oleh Aparat
Pengawas Fungsional, sampai dengan pembahasan Daftar Hasil
Pemeriksaan (DHP)/konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Aparat
Pengawas Fungsional.
e. Menerima DHP/konsep LHP dan bahan-bahan pendukung untuk
penyusunan konsep laporan tanggapan
f. Menyusun konsep laporan tanggapan berdasarkan berdasarkan DHP/
konsep LHP Aparat Pengawas Fungsional
g. Mentausahakan BAP dan DHP/konsep LHP yang telah memuat konsep
tanggapan

52 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


3. Laporan Berkala
Tanggapan Laporan Hasil Pemeriksaan

L. Melakukan Perumusan Rekomendasi Perbaikan Proses Bisnis

1. Dasar Hukum

Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-262/PMK.05/2016


tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Ditjen
Perbendaharaan

2. Prosedur atau alur kegiatan


a. Kegiatan pemantauan proses bisnis yang ada baik pada sistem,
prosedur, dokumen, peralatan dan output yang dihasilkan
b. Melakukan inventarisasi kebutuhan yang berasal dari satker, usulan
internal, dan stakeholders KPPN lainnya

3. Kegiatan Rutin Harian


a. Pengamatan pelaksanaan proses bisnis
b. Melakukan analisis perbaikan proses bisnis berdasarkan proses bisnis
existing dan tuntutan kebutuhan
c. Menugaskan pelaksana untuk membuat proposal perbaikan proses
bisnis
d. Meneliti dan menyampaikan proposal rekomendasi perbaikan proses
bisnis kepada Kepala KPPN/Kanwil/Kantor Pusat

4. Poin-poin penting
a. Identifikasi alur kerja yang dapat dilakukan simplifikasi, dalam proses
bisnis yang dijalankan
b. Peningkatan awareness akan tuntutan/kebutuhan proses bisnis dalam
unitnya yang berasal dari satker, usulan internal, dan stakeholder
lainnya

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 53


M. Koordinasi Pemberian Keterangan Saksi/Ahli Keuangan Negara

1. Dasar Hukum

Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 46/PB/2016


tentang Pedoman Pemenuhan Pemanggilan Sebagai Saksi/Ahli dan
Penanganan Masalah Hukum bagi Pejabat/Pegawai/Mantan Pegawai di
Lingkungan Ditjen Perbendaharaan

2. Prosedur atau alur kegiatan


a. Mekanisme pemenuhan pemanggilan sebagai saksi dan ahli;
b. Permohonan bantuan hukum;
c. Permintaan dokumen;
d. Penyelesaian masalah hukum.

3. Kegiatan Rutin Harian


a. Senantiasa melakukan koordinasi dengan Kanwil dan/atau Kantor
Pusat Ditjen Perbendaharaan mengenai perkara dan dokumen yang
diperlukan serta status dokumen
b. Berperan aktif dalam memberikan dukungan teknis dan administratif
kepada Pejabat/Pegawai yang memberikan keterangan/kesaksian
kepada institusi penegak hukum.

4. Kegiatan-kegiatan yang mendukung

Memperkaya pengetahuan dan meningkatkan pemahaman peraturan


perundang-undangan dan ketentuan dalam proses bisnis terkait

54 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


N. Koordinasi Manajemen Mutu Layanan

1. Dasar hukum

Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan Nomor SE-6/PB/2016 tentang


penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 Pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara

2. Pelaksanaan Tugas

Peran MSKI disini adalah sebagai Tim Audit Mutu Internal (AMI) yang
akan menentukan apakah SMM ISO 9001:2008 KPPN telah dilaksanakan
dan dipelihara secara cukup baik.
Susunan Tim AMI :
a. Kepala Seksi MSKI/Kepala Seksi Veraki sebagai Koordinator
b. Pelaksana seksi MSKI/Veraki sebagai anggota
c. Kepala seksi/Subbagian/pelaksana dari masing-masing perwakilan
seksi/subbagian sebagai anggota

3. Prosedur Kerja
a. Perencanaan
1) AMI dilaksanakan sesuai dengan jadwal audit internal yang sudah
dibuat koordinator AMI dan disetujui oleh WM
2) AMI dilaksanakan minimal 2 kali dalam setahun.
b. Persiapan
1) Koordinator AMI menyusun jadwal audit tahunan dan
menyampaikan kepada WM untuk disetujui .
2) Koordinator AMI membuat dan menyerahkan pemberitahuan
audit kepada auditor yang ditunjuk dan seksi kerja yang akan
diaudit melalui form program audit
3) Auditor yang ditunjuk bertanggung jawab untuk menyiapkan
formulir cek list audit dan formulir laporan hasil audit.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 55


c. Pelaksanaan
1) Setiap pelaksanaan AMI dimulai dengan pertemuan pembukaan
dipimpin oleh koordinator AMI
2) Auditor melaksanakan audit
3) Hasil audit didokumentasikan dalam formulir cek list audit dan
formulir pelaksanaan audit dan diserahkan kepada auditee
4) Laporan hasil audit disimpan oleh koordinator AMI dan digunakan
sebagai bahan rapat tinjauan manajemen
d. Tindak lanjut hasil audit
Auditor yang menerbitkan temuan yang akan meninjau hasil perbaikan
tang telah dilaksanakan oleh auditee.
e. Penyimpanan hasil audit

4. Laporan/Formulir
a. Jadwal AMI tahunan
b. Program AMI
c. Cecklist AMI
d. Pelaksanaan AMI
e. Laporan hasil AMI

O. Langkah Peningkatan Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal

1. Dasar hukum

Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-5245/PB/2017 perihal Langkah-


Langkah Peningkatan Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal (surat
berganti-ganti setiap tahun)

2. Pelaksanaan tugas

Untuk mendukung pelaksanaan tugas UKI di lingkungan DJPb, telah


disusun langkah-langkah peningkatan pelaksanaan tugas kepatuhan
internal untuk diimplementasikan oleh kanwil dan KPPN

56 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


3. Langkah-langkah :
a. Menerapkan dengan cermat SOP KPPN KEP 287/PB/2015
b. Berkomitmen untuk meningkatkan integritas dan profesionalisme
dalam pelaksanaan tugas melalui mitigasi terhadap segala potensi
yang dapat mengakibatkan kerugian negara
c. Melaksanakan langkah-langkah peningkatan pelaksanaan tugas
kepatuhan internal sebagaimana timeframe pelaksanaan masing-
masing kegiatan.
d. Menyampaikan progres status pelaksanaan kegiatan dan dokumen
pendukungnya secara hirarkis setiap triwulan
4. Laporan

Laporan langkah-langkah peningkatan pelaksanaan tugas kepatuhan


internal

P. Penyusunan Konsep Tanggapan LHP Aparat Pengawas Fungsional

Melakukan penyusunan konsep tanggapan Hasil Pemeriksanaan (LHP)


dari aparat pengawasan fungsional, dengan langkah-langkah sbb:
1. Mempelajari LHP KPPN;
2. Menyiapkan bahan tindak lanjut LHP beserta dokumen pendukung.
3. Menghimpun dan mengkompilasi tanggapan LHP dari para Seksi;
4. Membahas dan menyusun konsep tanggapan LHP;
5. Mengirimkan dan menatusahakan tanggapan LHP.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 57


58 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal
REFERENSI
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 277/PMK.05/2014 tentang Rencana
Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana, dan Perencanaan Kas;
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 845/KMK.01/2016 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Manajemen Risiko di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 597/KM.1/2013 tentang Uraian
Jabatan Struktural Instansi Vertikal di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.01/2016 tentang
Manajemen Risiko di Lingkungan Kementerian Keuangan;
8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 50/PB/2016 tentang
Pedoman Umum Pelaksanaan Tugas Manajemen Satuan Kerja Pada KPPN;

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 59


9. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-38/PB/2016
tentang Pembina Pengelola Perbendaharaan (Treasury Management
Representative);
10. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 247/PB/2016
tentang Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
11. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 428/PB/2016
tentang Layanan Pengguna Terintegrasi HAI-DJPBN;
12. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 525/PB/2016
tentang Pemantauan terhadap Kepatuhan Kode Etik dan Disiplin Pegawai
di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan;
13. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 593/PB/2016
tentang Tata Cara Pengumpulan Bahan dan Keterangan, dan Investigasi
Internal di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan;
14. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 800/PB/2016
tentang Pedoman Pelaksanaan Pemantauan Pengendalian Intern di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
15. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 814/PB/2016
tentang Pedoman Akselerasi Pembangunan Zona Integritas Menuju
Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
pada KPPN;
16. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 287/PB/2015
tentang Standar Operasional Prosedur pada Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara;
17. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 796/PB/2016
tentang Pedoman Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Ditjen
Perbendaharaan;
18. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 593/PB/2016
tentang Tata Cara Pengumpulan Bahan Keterangan;

60 Pedoman Pelaksanaan Tugas Manajemen Sakter & Kepatuhan Internal


19. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 3/PB/2013
tentang Pengelolaan Pengaduan di Lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
20. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 20/PB/2016
tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Kepatuhan Internal di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
21. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 6/PB/2016
tentang Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara;
22. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 46/PB/2016
tentang Pedoman Pemanggilan Sebagai Saksi/Ahli dan Penanganan
Masalah Hukum Bagi Pejabat/Pegawai/Pensiunan/Mantan Pegawai di
Lingkungan Ditjen Perbendaharaan;
23. Surat Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Nomor S-10463/PB.1/2016
tanggal 21 Desember 2016 tentang Langkah-Langkah Penerapan
Manajemen Risiko Tahun 2017.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan 61


www.djpbn.kemenkeu.go.id
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Jakarta 2017

Anda mungkin juga menyukai